2 minute read

KONSULTASI FOMO SkincareViral bagi Kesehatan Kulit Generasi

produkkecantikanyangberorientasipada tren, bukan atas dasar kebutuhan apalagi atas dasar anjuran kesehatan yang benar. Seseorang yang mengalami FOMO, akan memilikikepuasantersendirijikamemiliki banyakbarangyangdiulasdimediasosial.

Dalam beberapa kasus, skincare viral memberi dampak positif dalam peningkatan kesehatan kulit, tetapi tidak jarang karena pengetahuan yang minim dan niatan untuk ikutan tren yang tinggi skincareviral justru membawa dampak negatif bagi kesehatan kulit. Hal ini berujung pada permasalahan kulit seperti mengalamibreakout, beruntusan, bahkan jerawatyangmeradang.Budayakonsumtif juga menjadi efek domino yang ditimbulkan oleh fenomena FOMO tersebut.

Advertisement

FenomenaFOMO(FearofMissing

Out) atau dalam bahasa

Indonesianya berarti takut ketinggalan terhadap hal viral telah menyebar ke seluruh lini kehidupan, termasuk dalam aspek skincaredan make-updi kalangan anak muda.Hilir mudik informasi terkait hal-hal yang harus dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan kulitagarterlihatcantik dan berkilau.Kemudianhalinimenjaditren yang digandrungi banyak generasi muda.

Hal ini banyak dimanfaatkan oleh para pemilik brand skincare maupun kosmetik untuk membuat konten dan mengklaim bahwa produknya dapat membantu merawat kulit dan mempercantik diri. Kondisi tersebut nyatanya menjadi pendorong para generasi muda dalam membeli

Atasdasarpermasalahanini,lantas bagaimana ilmu kesehatan masyarakat memahami fenomena FOMO skincare viral terhadap kesehatan generasi muda? Apayangharusdilakukan,untukmencegah perilaku FOMO yang dapat membahayakan kesehatan? Dan langkah seperti apa yang harus diambil untuk merawat diri di tengah gempuran sosial danmaraknyatrenskinacareviraldimedia sosial? (Kerina Jefani)

Jawaban:

Bagaimana ilmu kesehatan masyarakat memahami fenomena FOMO skincare viral terhadapkesehatangenerasimuda?

Pola hidup, budaya, modernisasi bahkantarafekonomimenjadifaktoryang dapat menggambarkan kesehatan seseorang.FOMOskincareviraldipandang dalamduasisiberbeda.Disatusisi,FOMO menggiring generasi muda untuk peduli terhadapkesehatankulit.Doronganuntuk tampilcantikmemberikandampakuntuk mereka lebih memeperhatikan kondisi kulitnya. Kepekaan ini kemudian menggiringmerekauntukmengikutitrentren dan memberli skincareviral agar mendapatkan kondisi kulit yang didambakan. Akan tetapi, jika keadaan FOMO ini tidak dilandaskan dengan pengetahuan yang cukup dan memadai tentang skincareyang dibeli, maka produk itu justru dapat membahayakan si pemakai.

Perilaku FOMO terhadap skincareviral memberi stimulus kepada generasi muda untuk selalu membeli produk-produkyangviral.Padahaldalam anjuranpemakaianobat,perawatan,dan pencegahan semua harus dilandaskan pada kebutuhan tubuh dan dosis yang tepat. Jika sikap FOMO hanya diorientasikan pada kecemasan dan ketakutan atas takut tertinggal, maka secaratidaklangsungprodukyangdibeli bisa jadi produk yang sebenarnya justru membahayakanbagikondisikulitsaatini. Bagaimana langkah yang harus diambil untukmerawatdiriditengahgempuran sosial dan maraknya tren skincareviral di media sosial?

Dalam keilmuan toksikologi, yaituilmuyangmempelajaridampakdari penggunaan bahan-bahan kimia pada manusia, hewan dan lingkungan manganjurkan langkah awal berupa kenali jenis dan permasalahan kulit dahulu.Halinidilakukansebabjenisdan permasalahankulitsetiaporangberbeda. Oleh sebab itu, penanganannya pun berbeda. Langkah selanjutnya adalah mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam skincaretersebut, sebabdapatdipakaiuntukpermasalahan kulityangsedangdialami,ataudapatkan bahan-bahan tersebut membantu merawat dan meregenerasi sel-sel kulit agarlebihsehat.Hindaripemakaianzatzat yang dapat merusak kulit, seperti merkuri, fregance, alkohol kadar tinggi dan lainnya. Kemudian, hindari pemakaian produk yang isi kandungan bahannya tidak dapat digabungkan dalam satu waktu, dan jika perlu berkonsultasidengandokterspesialiskulit atau klinik yang dapat memberi arahan terhadap pemakaian skincaresesuai kebutuhan tubuh.

Apa yang harus dilakukan, untuk mencegahperilakuFOMO skincareviral yang dapat membahayakan kesehatan?

Selain dampaknya terhadap kesehatan, fenomena FOMO juga merupakan stimulus untuk individu berperilakukonsumtif,karenapembelian skincareyang dilakukan didasari oleh ‘takut ketinggalan’. Langkah yang lebih bijak untuk mengantisipasi ini adalah dengan mengalihkan perilaku-perilaku tersebut ke arah yang lebih positif. Contohnya dengan memperbaiki gaya hidupmenujupolahidupsehat.

Untuk merawat tubuh maupun kulit, pola hidup sehat dengan rajin makan buah dan sayur, tidak begadang, rajinolahraga,menjagaasupanmakanan, serta minum air putih yang cukup merupakan representasi dari perawatan tubuh maupun kulit yang ideal. Jika hal ini dilangsungkan secara terus menerus, maka ketergantungan terhadap produkproduk viral demi mendapatkan kulit yang sehat dapat diminimalisir.

Oleh: Joy Prima

This article is from: