4 minute read
Aspirasi
from Tabloid Edisi 78
Foto : Anggioto : Anggi
Advertisement
LINTAS AS : Sebuah truk melintasi jalan menuju tempat penampungan sampah akhir Kota Padang di Balai Gadang, Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Jumat (24/1/2020). Foto : Anggioto : Anggi
KERUK KERUK : Alat berat Bulldoser mengeruk sampah dari truk sampah ,, Jumat (24/1/2020).
Foto : Anggioto : Anggi
SIAGA SIAGA : Seorang bapak bersiaga untuk membuka pintu bak truk sampah yang ingin diturunkan, Jumat (24/1/2020). Foto : Anggioto : Anggi
MAKAN MAKAN : Beberapa ekor ternak sedang mencari makan ditumpukan sampah, Jumat (24/1/2020).
Foto : Anggioto : Anggi Foto : Anggioto : Anggi
PILIH PILIH : Beberapa pemulung terlihat memilih sampah untuk dimanfaatkan kembali, Jumat (24/1/2020). GIRING GIRING : Anak bermotor menggiring ternak keluar tempat penampungan sampah. Jumat (24/1/2020).
Nasi Sek, Hidangan Murah dan Nikmat Khas Pariaman Oleh : Fildzatil Arifa*
Foto : Rifa KHAS :KHAS : Nasi sek, makanan khas Pariaman yang mudah dijumpai di sepanjang Pantai Gandoriah *Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas AndalasUniversitas Andalas S umatra Barat dikenal dengan berbagai macam kuliner yang memiliki rasa yang khas dan kaya akan rempah-rempah. Berbagai wilayah di Sumatra Barat memiliki beragam kuliner khas daerahnya masingmasing, seperti Nasi Kapau Bukitinggi, Batiah Payakumbuh, dan masih banyak lagi lainnya. Begitu juga dengan Kota Pariaman. Kota yang terkenal dengan tradisi tabuiknya ini terletak 65 km dari Ibu Kota Sumatra Barat. Di sepanjang tepian Pantai Pariaman, terdapat berbagai macam hiburan, spot foto instagramable, dan tak terkecuali kulinernya yang sangat beragam.
Berbicara tentang kuliner, kota yang terkenal dengan sala lauaknya ini memang tidak pernah mengecewakan. Gulai kepala ikan menjadi salah satu yang paling dicari di Pariaman. Tidak lupa juga gorengan makanan laut, seperti udang, kepiting, cumi-cumi, dan lainnya. Selain banyaknya makanan yang disajikan, harga yang ditawarkan pun tidak akan merogoh kocek yang mahal. Salah satunya, nasi sek. Sekilas dari nama yang ambigu ini, banyak yang bertanya-tanya apa itu nasi sek. Nasi sek ini mulanya merupakan kepanjangan dari “nasi saratuih kanyang” atau dalam bahasa Indonesianya nasi seratus kenyang. Nasi sek ini terkenal dengan nama yang khas dan harga yang murah.
Konon katanya, nasi sek ini muncul di Kota Pariaman pada tahun 1980-an. Diperkenalkan pertama kali oleh Bupati Pariaman saat itu Anas Malik. Kian majunya perkembangan zaman, harga nasi sek pun tidak 100 rupiah lagi. Kini nasi sek dibandrol dengan harga sepuluh sampai lima belas ribu rupiah dan dengan harga terpisah sesuai dengan lauk yang dipesan. Selain harganya yang sudah berubah, kepanjangan nasi sek pun juga sudah berganti menjadi “nasi sepuluh ribu enak kenyang”.
Nasi sek ini tidak akan ditemui selain di pantai Kota Pariaman tepatnya Pantai Gandoriah. Pengunjung pantai biasanya akan menikmati nasi sek di tepi Pantai Gandoriah dengan disuguhi pemandangan pantai yang indah. Pedagang akan menyajikan nasi sek di piring yang berisi 10-15 buah, lalu disajikan lauk pauk khas Sumatra Barat di dalam beberapa piring kecil dan tidak lupa gorengan makanan laut khas Pariaman. “Biasanya kami akan menyajikan nasi sek dalam piring sebanyak 15 buah dan beberapa lauk pauk, pengunjung nanti bebas memilih berapa nasi dan lauk yg mereka ingin,” ujar Epi salah seorang pedagang nasi sek di tepi Pantai Gandoriah.
Nasi sek biasanya akan dihidangkan dengan lauk pauk khas Pariaman tentunya, seperti jengkol, gulai ikan, rendang, dan tidak lupa tentunya makanan-makanan laut khas tepi Pantai Pariaman, seperti udang, kepiting, cumicumi, dan sala lauak. Rasa yang ditawarkan pun tentunya tidak kalah enak dengan nasi padang atau nasi ampera yang biasa dijual di sekitarnya.
Sekilas nasi sek ini mirip dengan nasi kucing yang terkenal di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hal ini dikarenakan ukurannya yang sama-sama kecil dan dibungkus dengan daun pisang. Bedanya, nasi kucing dihidangkan di angkringan dan dengan lauk seperti tempe, tahu, ikan, dan sambal. Sedangkan nasi sek dibungkus oleh daun pisang yang berbentuk segitiga dan kadang dibuat seperti kerucut.
Nasi sek yang sebenarnya merupakan nasi putih biasa dengan bungkusan yang khas dan harga yang terjangkau ini tidak akan kita temui di kotakota lain di Sumatra Barat. “Nasi sek ini sebenarnya sama dengan nasi putih biasa, hanya saja dikemas dengan daun pisang yang membuatnya wangi dan menambah selera makan, selain itu nasi ini dibungkus kecil-kecil dan pembeli bebas mengambil berapa bungkus yang mereka mau,” tambah Epi.
Menu ini pun menjadi salah satu hidangan andalan promosi pemerintah Kota Pariaman untuk mempromosikan wisatanya. Untuk menikmati hidangan nasi sek ini kita wajib mengunjungi Kota Pariaman tepatnya Pantai Gandoriah. Di sepanjang tepi pantai Gandoriah, akan banyak tersedia pondok lesehan nasi sek yang menghadap ke laut.
Untuk menikmati nasi sek ini, biasanya akan dihidangkan dengan gaya lesehan khas orang Minang di tepi pantai dan makan menggunakan tangan. Menikmati hidangan nasi sek di siang hari akan menjadi agenda wajib beberapa wisatawan yang datang ke Pantai Gandoriah Pariaman. Hal itu pun akan lebih lengkap bila ditemani dengan segarnya air kelapa muda yang akan menemani rasa lapar.
Selain nasi sek, pedagang nasi sek biasanya juga menyediakan es kelapa muda yang segar untuk melengkapi nikmatnya duduk di tepi pantai. Tidak hanya es kelapa muda, minuman lain juga ikut tersedia seperti teh es dan minuman lain yang menyegarkan.
Jadi, selain menikmati keindahan Pantai Pariaman dan enaknya hidangan laut yang berjejeran di tepi Pantai Gandoriah. Nasi sek merupakan salah satu hidangan wajib yang harus dicicipi saat berkunjung ke Pariaman.