Giant Leaps #3 Januari 2017

Page 1

2017



tim Redaksi Pimpinan Redaksi Arda Putra Ryandika

Design & Layouting Ivan Wirawan

Abdurrahman Saleh A.

Fizri Adiyesa

Fathurrahman Feradi

Rizky Cahya Kirana

Reyhan Ramadhan

Helga Salim

Erland Rachmad R.

Melvin

Aisyah Salsabila Q.

Erick Alexander

Joshua Effendi

Editor Julya Fransisca

Web Programmer Brahma Waluya

Joshua Julian D.

Cover : Theguardian.com

Giant Leaps - Edisi #3 Energi Penuh Inovasi


4 Daftar Isi

6 Bladeless Turbine, The Saphonian

8 Power Paper

10 Smart Glass

16 Beta.Ray : Wajah Baru Teknologi Surya

22 Panen Energi di Luar Angkasa, Mungkinkah?

Teknologi yang mengubah kehidupan manusia

DAFTAR ISI


Baterai : Tonggak Transformasi teknologi

30 Di Gym Ini, Anda Adalah Pembangkit Listriknya!

32 Biofuel di Indonesia

35

Proyek 35000 MW, Bagaimana dengan Mereka yang di Pelosok?

38

Avatar, Menyibak Realita Di Balik Fantasi

42 20 Contact Us!

46


BLADELESS TURBINE Kincir angin dengan baling-baling, jelas sudah biasa. Saatnya beralih ke yang tidak biasa.


PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Baru) sudah sering kita pelajari sejak zaman SD. Namun, jangan salah sangka. PLTB yang kali ini sangat berbeda.

THE SAPHONIAN

Sekilas, benda di atas memang terlihat seperti parabola TV kabel. Namun lagi-lagi, jangan salah sangka. Selamat berkenalan dengan bladeless wind turbine alias kincir angin tanpa baling-baling. Alat ini, yang dikenal sebagai The Saphonian, digagas oleh Saphon Energy, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang energi.

Sekarang, bayangkan Anda sedang menonton acara televisi kesayangan Anda, tetapi tiba-tiba layar menjadi buram karena gangguan sinyal. Menyebalkan, ya? Tapi, tidak seperti kincir konvensional, Saphonia bergerak membentuk angka 8. Akibatnya, gangguan sinyal elektromagnetik yang ditimbulkan lebih kecil sehingga tidak akan mengganggu sinyal televisi Apa sih keunggulan Saphonian diband- maupun radio di sekitarnya. Ternyata beingkan kincir konvensional? Seperti yang nar ‘kan, Saphonian memang cocok diterlihat di foto, alat tersebut tidak memili- gunakan di daerah penuh penduduk? ki baling-baling seperti kincir angin pada umumnya. Sehingga, biaya pembuatan- Namun, agar alat ini dapat digunakan nya lebih murah karena lebih sederhana secara luas, diperlukan keahlian khudaripada kincir angin konvensional. Se- sus. Sebab belum banyak orang yang lain itu, kamu jelas tidak akan menemu- tahu tentang pembuatannya. Tenang kan burung yang mati akibat menabrak saja, dengan efisiensi dua kali lebih bebaling-baling kincir. Mungkin terdengar sar daripada kincir konvensional, alat ini simpel, namun kenyataannya pada kincir jelas worth it dan bisa diandalkan untuk angin konvensional sering lho ditemukan memenuhi kebutuhan listrik di daerahmu. burung yang mati karena (mungkin) men- Tentunya, kalau daerah tempat tinggalmu coba hinggap di baling-baling kincir. memang berangin, ya.

7


POWER paper Dengan teknologi yang semakin memasyarakat, konsumsi gadget pun semakin meningkat. Laptop, smartphone, tablet, dan lain-lain kini menjadi kebutuhan sekunder yang harus dipenuhi. Karena gadget zaman sekarang tidak bertahan lama, otomatis kita juga harus siap sedia dengan charger ataupun powerbank. Tapi, kalau harus dibawa ke mana-mana, pastinya berat ‘kan?

Usut punya usut, ternyata kertas ajaib ini sebenarnya juga terbuat dari selulosa, bahan biasa untuk pembuat kertas. Bedanya, selulosa ini dipecah dan diberi tekanan tinggi, sehingga diameter helaian selulosa tadi menjadi sekitar 20 nanometer saja. Karena terdapat cairan elektrolit di dalamnya, helaian selulosa ini pun akan menghasilkan listrik. Proses yang jelas sangat sulit, namun brilian! Jika dibandingkan dengan charger biasa, Bagaimana jadinya kalau charger power paper ini lebih kecil, lebih murah, menjadi lebih ringan? Bagaimana bisa diliÂŹpat, dan tahan air.

kalau mereka menjadi selembar Apa sampai di situ saja? Eits, belum! kertas, seperti “Power Paperâ€? yang Ternyata, power paper godokan Labosuper ajaib ini? ratorium Elektronika Organik Universitas Linkoping, Swedia ini sudah punya perPower paper adalah si kertas ajaib yang formance bagus, lho! Di antaranya : dapat mengisi baterai gadget. Dengan hanya ditempel ke gadget, gadget *Charge dan kapasitansi terbesar : langsung di-charging dan siap beropera- 1 Coulomb dan 2 Farad si kemÂŹbali! Wah, kenapa bisa secanggih *Arus terukur terbesar : 1 Ampere itu, ya? *Transduktansi terbesar : 1 Siemens

8


Walaupun masih dalam tahap pengembangan, power paper ini sudah menawarkan fungsi yang menjanjikan. Tidak heran, pemerintah Swedia rela merogoh kocek sebesar 34.000.000 krona atau sekitar Rp51 triliun supaya Universitas Linkoping bisa melanjutkan proyek ini. Bayangkan saja kalau kelak power paper akhirnya bisa dipakai masyarakat. Kita bisa menggunakan mobil tanpa perlu bahan bakar dan menyalakan lampu-lampu di gedung cukup dengan menempel kertas. Di masa depan nanti, bukan tidak mungkin charger atau powerbank dengan model yang seperti sekarang tidak akan lagi eksis. Karena bentuknya yang kecil, tipis, Dunia secanggih abad ke-22 ala Dorae- dan ringan, power paper jadi lebih mon tinggal selangkah di depan mata. mudah hilang dan robek. Oleh kare-

POWER PAPER

na itu, dibutuhkan perawatan ekstra agar benda ini tahan lama.



SMART GLASS


Kini, Jendela Pun Harus “Cerdas” Rumah dengan desain penuh jendela kini semakin digandrungi masyarakat. Selain lebih memanjakan mata, rumah dengan model seperti ini menghemat biaya yang diperlukan untuk pencahayaan dalam rumah. Sayangnya, pada saat cuaca terik, panas matahari yang masuk akan sangat mengganggu aktivitas penghuni. Pendingin ruangan Anda pun harus bekerja keras untuk menjaga suhu ruangan tetap nyaman. Lagi-lagi, Anda harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar tagihan listrik.

SMART TINT

Sama dengan Sonte Film, film Smart Tint juga dapat dikendalikan melalui aplikasi smartphone. Namun, Smart Tint memiliki pilihan warna yang lebih variatif sehingga lebih menarik bagi konsumen. Tidak hanya itu, Smart Tint juga dapat dikendalikan tanpa memerlukan aplikasi smartphone, yaitu dengan tombol switch. Smart Tint menjadi sangat diminati karena selain cocok diterapkan di smart home system, film ini juga efektif menyerap sinar UV dan Tetapi, tenang saja! Seiring perkemban- panas matahari berlebih hingga 98%! gan zaman, jendela pun sudah dirancang menjadi semakin “cerdas”. Sekarang, sudah dikembangkan material yang dapat menyerap panas yang menimpa jendela. Akibatnya, kalor yang masuk ke ruangan tidak berlebihan dan Anda dapat tetap nyaman di dalam rumah. Terdapat berbagai macam produk yang

INVISISHADE

SONTE FILM Bahan ini dapat dipasang dengan sangat mudah tanpa harus mengganti jendela. Cukup potong film sesuai ukuran jendela, kemudian tempelkan ke kaca dan pasangkan sejenis “clip” pada film tersebut. Clip ini terhubung melalui kabel dari film ke sebuah trafo yang terintegrasi dengan Wi-Fi. Dengan sistem online seperti ini, Anda bisa mengendalikan paparan matahari melalui aplikasi smartphone. Saat panas matahari yang masuk sudah berlebihan, film dapat diatur menjadi buram. Demikian sebaliknya.

ditawarkan oleh InvisiShade. Di antaranya adalah kaca jendela, yang selain dapat diatur tingkat kebeningannya, juga tersedia dalam berbagai jenis warna, coating (pelapis), dan kemampuan peredaman suara. Di samping itu, InvisiShade juga telah merancang film pelapis jendela yang disebut self adhesive film. Semuanya, tentu saja, dapat dikendalikan secara manual dengan saklar, remote control, atau melalui aplikasi dari perangkat gadget Anda.

SONTE FILM

7



Walaupun masih belum menguntungkan, renewable energy harus terus dikembangkan sebagai satusatunya jalan keluar disaat dunia mengalami krisis energi nanti.



Beta.ray Wajah Baru Teknologi Surya


Kebutuhan energi adalah permasalahan pelik yang tidak pernah lepas dari perkembangan teknologi. Manusia selalu mencari sumber energi baru, salah satunya matahari. Kini, telah muncul sebuah inovasi dari seorang arsitek berkebangsaan Jerman dengan tujuan yang sederhana: memanfaatkan sebanyak mungkin energi yang diberikan matahari untuk menggerakkan aktivitas manusia.

Oleh Reyhan R.


Sejak penemuan efek photovoltaic pada tahun 1839, ilmuwan di seluruh penjuru dunia telah berusaha keras menemukan berbagai cara untuk memanfaatkan energi matahari. Alasannya jelas: energi yang dihasilkan matahari sangat besar. Dalam satu jam, bumi menerima energi sebesar 430 quintillion joule (430Ă—1018) dari matahari. Sebagai perbandingan, energi yang digunakan seluruh umat manusia selama satu tahun adalah 410 quintillion joule. Matahari memancarkan lebih banyak energi dalam satu jam daripada yang kita butuhkan selama satu tahun! Selain itu, matahari adalah sumber energi “abadiâ€?; peradaban manusia akan musnah lama sebelum energi matahari habis. Sayangnya, masih terdapat berbagai kendala dalam memanfaatkan potensi energi matahari. Panel surya pada umumnya hanya dapat mengonversi kurang dari 20% energi matahari yang diterimanya menjadi energi listrik. Panel surya juga umumnya membutuhkan area yang sangat luas agar dapat menangkap banyak cahaya matahari. Dampaknya adalah pembangkit listrik

tenaga surya hanya dapat dibangun di tanah lapang yang luas. Teknologi surya juga umumnya mahal sehingga tidak dapat diterapkan dengan mudah. Semua kendala ini menyebabkan energi matahari tidak dapat bersaing dengan bahan bakar fosil yang notabene jauh lebih murah.

Konsep sederhana untuk peningkatan efisiensi Agar energi matahari dapat menjadi lebih ekonomis, teknologi surya perlu menangkap dan mengonversi cahaya matahari dengan lebih efisien. Salah satu caranya adalah dengan memfokuskan cahaya matahari yang diterima panel surya. Inilah gagasan yang diutarakan Andre Broessel, seorang arsitek berkebangsaan Jerman. Broessel mengajukan sebuah prototipe pembangkit listrik surya bernama Beta.ray. Teknologi ini menggunakan sebuah “kolektor� lensa berbentuk bola yang dapat menangkap cahaya matahari lebih baik dari panel surya konvensional. Sederhananya, alat ini seperti kacamata berbentuk bola. Dengan kolektor ini, panel surya bahkan dapat beroperasi ketika pagi dan sore hari, dan ketika cuaca mendung. Berkat teknologi ini, panel Beta.ray tidak memakan banyak tempat seperti panel surya pada umumnya. Akibatnya, panel


Anda dapat membeli panel Beta.ray (kanan) untuk dipasang di atap gedung-gedung bertingkat, atau Beta. ey (kiri-bawah) untuk ditaruh di dalam rumah Anda.


Beta.ray dapat digunakan di berbagai tempat. Tidak hanya atap gedung dan lapangan terbuka seperti panel surya pada umumnya, Beta.ray dapat dipasang di ruang sempit, permukaan miring, tembok gedung, dan tempat-tempat lain yang terpapar cahaya matahari. Tidak hanya sebagai pembangkit listrik untuk bangunan, Beta.ray juga dapat digunakan sebagai stasiun pengisian daya untuk mobil listrik. Masih merasa panel Beta.ray terlalu besar? Mungkin Anda ingin menghemat


listrik di rumah yang tidak terlalu luas? Broessel juga menyediakan panel surya skala kecil yang dapat Anda letakkan di dalam rumah! Panel kecil yang diberi nama Beta.ey ini adalah charger surya yang dapat mengisi daya gadget Anda melalui port USB 2.0. Beta.ey dapat mengisi daya smartphone, music player, tablet, bahkan laptop. Dengan panel surya kecil ini, Anda dapat memanfaatkan energi matahari tanpa perlu memasang panel besar di rumah Anda.

Mengubah muka teknologi surya Hal lain yang menarik dari Beta.ray adalah desainnya yang elegan. Panel surya umumnya memiliki desain yang datar dan “membosankan� sehingga kurang disukai. Karena desain kolektor bola Broessel lebih menarik, teknologi ini lebih mudah diintegrasikan secara estetik dengan lingkungannya. Panel Beta. ray juga dapat diubah menjadi lampu hias dengan menggunakan lampu LED. Prinsipnya sama dengan fungsinya sebagai pemfokus cahaya matahari, hanya terbalik: kolektor bola dapat membiaskan cahaya LED menjadi sinar-sinar yang indah. Teknologi Beta.ray gagasan Broessel ini hanyalah satu dari sekian banyak inovasi di bidang teknologi surya. Desain panel surya yang semakin efisien ditambah dengan meningkatnya kesadaran akan perlunya sumber energi yang terbarukan dan ramah lingkungan membuat pembangkit listrik surya menjadi lebih kompetitif. Dengan teknologi surya, membangun gedung yang mandiri energi dan tidak memerlukan pasokan listrik (off-grid) bukanlah hal yang tidak mungkin – termasuk untuk rumah Anda.

Sumber: http://www.businessinsider.com/ http://www.alternative-energy-news.info/ http://newatlas.com/ https://www.solarcostguide.com/

21



PANEN ENERGI DI LUAR ANGKASA,

MUNGKINKAH? Panen energi di luar angkasa bukan wacana baru. Sejak tahun 2012, NASA bahkan sudah mengumumkan ide ini ke khalayak ramai—sebuah proyek yang mereka rancang untuk menjawab demand energi di Bumi yang semakin tidak terkendali setiap tahunnya. Sepintas memang kedengaran sedikit gila. Namun, dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, tidak ada yang tidak mungkin.


Oleh : Julya Fransisca Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Semua yang kita nikmati sekarang, bahkan denyut jantung kita sendiri, adalah hasil dari perubahan bentuk energi dari satu wujud ke wujud lain. Dengan demikian, sudah pasti seluruh materi di dunia ini menyimpan energi. Masalahnya, dibutuhkan usaha yang tidak mudah untuk “menarik keluar� energi ini supaya bisa digunakan. Selalu ada kendala, entah dari segi biaya, waktu, modal alat, besar energi yang didapat, pertimbangan mengenai dampak lingkungan, hingga sifat alamiah dari bahan itu sendiri. Kendala-kendala inilah yang menyebabkan minyak, gas, dan batubara masih menang jauh dibanding energi nuklir, energi matahari, atau energi alternatif yang sedang dikembangkan. Karena itu pulalah, bahan-bahan ini masih menjadi rebutan di pasaran.

sangat penting. Jika selama eksplorasi di tempat-tempat tersebut, ditemukan cadangan minyak, cadangan gas, uranium, atau bahan bakar lain yang bisa diandalkan, masalah energi yang kita alami akan menemui titik terang. Kedua, panen energi di luar angkasa bisa jadi lebih efisien. Energi matahari, misalnya. Selama ini, pembangkitan energi menggunakan tenaga surya selalu terkendala oleh iklim dan cuaca. Saat kondisi berawan, mendung, hingga hujan, pemanenan energi nyaris mustahil dilakukan. Belum lagi dengan kondisi sel surya yang rata-rata belum bisa melampaui angka efisiensi sebesar 20%.

Sekarang, bayangkan seandainya pemanenan energi tenaga surya dilakukan di luar angkasa. Di Bulan, misalnya, yang tidak dilindungi atmosfer. Tidak ada awan atau hujan yang mengganggu sinar maNamun, bagaimana bila bahan-bahan tahari mencapai sel surya. Dengan ini, tersebut sudah tidak tersedia? Dengan energi yang didapatkan bisa jauh lebih peningkatan kebutuhan energi yang se- besar, bukan? makin tidak masuk akal, apakah kita haPertanyaannya sekarang: bagaimana rus diam saja? cara membawa semua hasil panen energi Panen energi di luar angkasa, bagi saya, ini ke Bumi? adalah topik yang sangat menarik. Meskipun bukan opsi yang populer, ide ini tidak Disimpan di baterai bisa kita abaikan. Bagaimanapun, suatu Seperti biasa, energi yang dihasilkan disihari manusia mungkin saja bisa meng- mpan dalam baterai. Baterai dibawa dari huni Bulan atau planet lain. Saat itu terja- Bumi, diisi, dikembalikan ke Bumi untuk di, jangan harap bisa terus mengandalkan digunakan, lalu dibawa lagi ke luar angkasumber energi dari Bumi untuk bertahan sa untuk diisi ulang. Sejauh ini, cara yang hidup. paling mungkin adalah dengan menggunakan pesawat. Hanya saja, bayangAda beberapa alasan yang membuat pe- kan seberapa banyak bahan bakar yang manenan energi dari luar angkasa bisa dibutuhkan pesawat untuk melakukan mengatasi krisis energi di Bumi. Pertama, perjalanan bolak-balik mengantarkan cadangan alam di luar angkasa yang be- baterai ini. Bayangkan seberapa besar, lum terjamah. Itulah sebabnya, mempe- berat, dan banyaknya baterai yang harus lajari struktur Bulan, Mars, dan planet lain dibawa pulang oleh pesawat. Belum lagi,


Bagaimanapun, suatu hari manusia mungkin saja bisa menghuni Bulan atau planet lain. Saat itu terjadi, jangan harap bisa terus mengandalkan sumber energi dari Bumi untuk bertahan hidup.


isi baterai tentu terus berkurang tergantung lama perjalanan kembali ke Bumi. Dihitung bagaimanapun, cara seperti ini lebih banyak ruginya.

langsung dibawa pulang ke Bumi. Lagi-lagi, kalau bukan dengan pesawat, ya dengan konveyor. Namun, membangun tambang di luar angkasa bukan perkara mudah. Jika ada error atau masalah teknis, sulit bagi manusia untuk turun langsung ke lapangan melakukan penanganan. Belum lagi emisi yang dihasilkan dari penggunaan bahan-bahan ini. Bumi hanya akan bertambah panas.

Menggunakan konveyor luar angkasa bisa jadi lebih baik. Konveyor dapat menyalurkan baterai dari Bumi ke lokasi pemanenan energi di luar angkasa, juga sebaliknya. Dengan menggunakan robot atau alat-alat terotomasi, pembangunan konveyor ini bisa dilakukan tanpa terken- Kabel-kabel dari luar angkasa dala faktor manusia. Namun, bahan baku Dibandingkan bolak-balik memindahkan yang dibutuhkan sangat banyak. baterai, menyalurkan energi langsung menggunakan kabel akan jauh lebih muDibawa pulang mentah-mentah dah. Bahan yang didapat diproses menMinyak mentah, gas, batu bara, atau ma- jadi energi listrik. Kemudian, kabel-kabel terial untuk pembangkit nuklir, semua disusun dari pusat penyaluran energi di


Bumi menuju ke tempat pemanenan energi di luar angkasa. Hasil energi yang didapat ditampung, kemudian disalurkan melalui kabel langsung ke Bumi. Prinsipnya kira-kira sama dengan penyaluran listrik seperti yang dilakukan PLN. Namun, dengan kondisi yang ekstrim di luar angkasa sana (seperti temperatur, tekanan, dan lain-lain), sistem penyaluran listrik ini harus dirancang dengan sangat hati-hati. Jadi, jangan bayangkan pembangkit, trafo, dan gardu-gardu yang modelnya akan sama seperti di Bumi.

Disalurkan langsung ke Bumi Dibanding kedua cara di atas, cara yang ini adalah yang paling sulit digapai dengan teknologi kita saat ini. Seandainya pengisian energi sudah bisa dilakukan secara wireless, tentu Anda juga tidak perlu lagi menggunakan charger kabel untuk mengisi ulang ponsel atau laptop Anda (Anda bahkan bisa dengan mudah meminjam dan mencuri isi baterai dari ponsel teman Anda!). Transmisi energi secara wireless harus mempertimbangkan banyak hal, seperti (1) apakah energi yang ditransmisikan terfokus ke pusat energi di Bumi, (2) apakah ada gangguan bila penyaluran dilakukan dari ruang hampa ke udara di Bumi, juga (3) apakah hasil energinya ada yang “bocor� ke lingkungan dan mungkin membahayakan manusia. Kalau hanya mengandalkan imajinasi, pertanyaan mengenai pemanenan energi di luar angkasa ini bisa dijawab asal-asalan. Namun, dalam realisasinya, batu sandungan yang dihadapi banyak sekali. Seluruh aspek seperti biaya hingga bagaimana ide Anda dikerjakan harus dipertimbangkan dengan sangat matang. But no pain, no gain. Tanpa usa-

ha berkesinambungan untuk memajukan teknologi, ide manusia hanya akan berakhir dalam angan-angan. Sumber : ww.wikipedia.com www.nss.org www.nasa.gov


Di Israel, perpaduan antara teknologi dan seni menghasilkan solar panel yang berbentuk seperti pohon



baterai : tonggak transformasi teknologi dan energi Dari seluruh teknologi yang kini beredar, baterai mungkin merupakan buah kejeniusan manusia yang paling manis. Sejak pertama kali ditemukan hingga sekarang, baterai telah mengalami transformasi dari sebuah penyimpan energi berukuran raksasa menjadi si kecil berukuran tipis dengan performance mumpuni. Perjalanan yang harus ditempuh tentu tidak mudah.


1798 M (Voltaic Pile) 250 SM - 250 M (Parthian Battery) Bangsa Iran ternyata sudah mengenal baterai sejak sebelum zaman sejarah. Menggunakan batangan besi dan tembaga dengan campuran cuka, mereka menciptakan Parthian battery, baterai tertua yang pernah ditemukan oleh manusia. Baterai kuno ini ditemukan tenggelam di bawah tanah selama ribuan tahun. Meskipun begitu, Count Alessandro Volta dikenal sebagai penemu baterai pertama yang dapat menghasilkan arus konsisten.

Alessandro Volta “membuat ulang� baterai buatan bangsa Iran. Ia menyiapkan lempengan tembaga dan seng sebagai elektroda, kemudian melengkapinya dengan larutan asam sulfat sebagai elektrolit. Rancangannya inilah yang dikenal sebagai sel Volta, sang pelopor baterai.

1836 m (Volt Battery) John F. Daniell mendesain ulang sel Volta dengan meningkatkan efisiensi dan mengurangi korosi (pengikisan) lempeng elektroda. Dia menggunakan kepingan tembaga dengan campuran tembaga sulfat di bagian paling bawah, kemudian memasukkan kepingan seng yang digantung di bagian atas dengan mengisi larutan seng sulfat secara perlahan. Karena larutan tembaga sulfat lebih berat dibandingkan seng sulfat, larutan seng sulfat akan seperti “mengapung� di gelas.

1868 M (Wet Cell) Georges Leclanche mendesain wet cell, sejenis baterai yang awalnya ia rancang untuk keperluan sistem telegram. Berbeda dengan baterai generasi sebelumnya, baterai Leclanche dapat diisi ulang. Dengan kelebihan ini, tidak heran pada zaman dahulu baterai Leclanche digunakan pula pada telepon.

1888 M (Dry Cell) Dr. Carl Gassner, sebaliknya, mendesain dry cell, baterai yang terbuat dari karbon dan seng. Baterai ini yang kira-kira sudah menyerupai baterai yang kita kenal luas sekarang.


Di Gym Ini, Anda Adalah Pembangkit Listriknya! Kemajuan teknologi berbanding lurus dengan konsumsi energi listrik. Kini, di samping menghadapi era kejayaan teknologi, manusia juga menghadapi ancaman krisis energi. Hebatnya, manusia kian pintar memanfaatkan peluang. Dengan memanfaatkan hukum kekekalan energi, energi terbuang bisa diputar-balik menjadi energi yang kembali berdayaguna. Prinsip itu yang kira-kira dimanfaatkan oleh sebuah gym yang bertempat di Cadbury House Club, Congresbury, Inggris. Dengan menggunakan alat-alat fitness yang sekaligus berfungsi sebagai pembangkit listrik, gym ini dapat memperoleh pasokan listrik dari pelanggan yang menggunakan alat-alat fitness mereka. Alat - alat tersebut mencakup sepeda statis, cross trainers, dan mesin ‘vario’. Alat - alat tersebut bekerja dengan memakai dinamo atau sel penahan.



Energi listrik dihasilkan ketika pemakai alat memutar generaÂŹtor (pembangkit) yang terdapat pada alat. Generator berÂŹputar, menghasilkan induksi magnetik, dan menimbulkan arus listrik. Arus listrik tersebut kemudian disimpan di dinamo yang terhubung langsung dengan catu daya gym. Dengan prinsip kerja ini, hanya dibutuhkan daya listrik kurang dari 30% dibandingkan alat-alat biasa yang tidak menggunakan generator. Di samping itu, sekitar 100 Watt per jam daya listrik dapat dihasilkan dari aktivitas pemakai alat di gym ini. Dari segi bisnis, sistem pembangkit listrik ini sangat menguntungkan karena dapat mengurangi biaya listrik yang diperlukan oleh gym. Sistem ini juga bersifat ramah lingkungan karena otomatis mengurangi konsumsi energi listrik yang kian hari kian membengkak. Nah, apakah gym ini menginspirasi Anda? Kira-kira, kapan model gym seperti ini akan nge-trend di Indonesia? Sumber : dailymail.co.uk


biofuel in indonesia BY: RIZKY CAHYA KIRANA

Indonesia menempati peringkat kelima dari delapan negara penghasil biofuel terbesar di dunia dengan produksi 2,4 juta ton pertahun.

35


Berada di garis khatulistiwa memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Dengan intensitas sinar matahari yang stabil sepanjang tahun, tidak heran berbagai macam tanaman tumbuh dengan subur di negeri ini. Tidak hanya tanaman untuk kebutuhan pangan, tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi juga berlimpah ruah. Kelapa sawit, misalnya, yang tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk industri kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk produksi bahan bakar biofuel. Tidak hanya kelapa sawit—tanaman lain seperti tebu, jarak, hingga jagung pun kini berpeluang besar menjadi sumber bahan bakar biofuel. Banyak eksperimen yang dilakukan untuk menemukan pengganti yang sempurna bagi bahan bakar fosil. Namun,

image source: biofuel sudah menempati posisi istimewa karena dihasilkan dari bahan-bahan organik. Tanaman-tanaman yang mengandung minyak, lemak, nira, hingga selulosa dapat diolah menjadi biofuel. Dengan sumber yang begitu berlimpah, tidak heran Indonesia sudah menduduki


menjadi solusi dari permasalahan energi di Indonesia.

: www.bp.com peringkat ke-5 dari 8 negara penghasil biofuel terbesar di dunia, dengan total produksi sebesar 3.5% dari biofuel yang dipasok di seluruh dunia. Tentu saja, potensi sebesar ini tidak dapat dianggap angin lalu saja. Sebab, ini sekaligus dapat

Namun, angka produksi tersebut toh belum memotivasi. Setiap tahun, angka kebutuhan dan impor bahan bakar fosil di Indonesia masih saja meningkat. Meskipun begitu, tahun 2016 sudah digodok rencana untuk meningkatkan produksi biofuel di Indonesia menjadi 20% dengan dibarengi subsidi. Hal tersebut diharapkan dapat menggenjot produksi biofuel serta menurunkan persentase impor bahan bakar fosil.


https://cdns.klimg.com

Proyek 35000 MW, Bagaimana dengan Mereka yang di Pelosok? Pemerintah berkomitmen untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35.000 MW dalam jangka waktu 5 tahun (20142019). Selama lima tahun ke depan, pemerintah bersama PLN dan swasta akan membangun 109 pembangkit, masing-masing terdiri dari 35 proyek oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta/ IPP (Independent Power Producer) dengan total kapasitas 25.904 MW. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6-7% dalam setahun, penambahan kapasitas listrik di dalam negeri membutuhkan sedikitnya 7.000 MW per tahun.

Artinya, dalam jangka waktu lima tahun ke depan, penambahan kapasitas sebesar 35.000 MW menjadi suatu keharusan. Komitmen pemerintah kembali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo saat memberi pengarahan kepada direksi dan jajaran PLN beberapa waktu lalu. “Target 35.000 MW bukan target mainmain, itu realistis. Jadi harus dicapai dengan kerja keras,” tandas Joko Widodo. “Listrik yang cukup, adalah kunci bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat dapat tercapai jika ketersediaan listrik merata di setiap daerah di Indonesia. Namun, pada peta sebaran pembangkit dan jaringan transmisi di samping terlihat setengah daya total pembangkit masih terpusat di Jawa dan Bali, yaitu sebesar 18.697 MW (5.000 MW dari PLN & 13.697 MW dari swasta/IPP). Padahal,


Peta Persebaran Pembangkit dan Jaringan Transmisi Proyek 35000 MW di Indonesia http://www.aktual.com/wp-content/uploads/2015/08/76-20agus2015-listrik.jpg

rasio elektrifikasi di kedua daerah ini sudah melebihi 90%. Hal ini menunjukkan pembangunan proyek 35.000 MW masih terpusat di daerah metropolitan. Pada gambar persebaran pembangkit dan jaringan transmisi di atas, daerah Indonesia Timur khususnya di pelosok hanya akan mendapat tambahan 1.162 MW atau sebesar 3% dari total daya pembangkit yang dicanangkan. Sangat disayangkan, harapan masyarakat di pelosok untuk memperoleh manfaat dari listrik sepertinya masih belum terpenuhi. Yang ditakutkan adalah mereka akan semakin tidak produktif, bahkan tidak mampu beradaptasi dengan era teknologi terkini. Memang benar jika semakin berkembang suatu daerah maka kebutuhan listrik yang harus dipenuhi semakin besar. Anggapan ini terbukti dengan daerah Jawa & Bali yang masih diberikan jatah daya lebih banyak daripada daerah lainnya. Selain itu, kondisi seperti ini pun dianggap dapat meningkatkan per-

tumbuhan ekonomi nasional. Namun, telah disebutkan sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat tercapai jika merata di setiap daerah. Megaproyek ini tidak memenuhi pemerataan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di setiap daerah, tetapi hanya memperbesar kesenjangan pemenuhan kebutuhan listrik. Yang maju semakin maju, yang tertinggal semakin tertinggal. Itulah gambaran saat megaproyek ini rampung. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa megaproyek 35000 MW ini memang seharusnya tidak dilakukan. Rampungnya megaproyek ini hanya akan dinikmati lagi oleh masyarakat metropolitan. Alangkah baiknya jika pemerintah bisa membangun sumber tenaga listrik di daerah pelosok atau setidaknya mengalirkan listrik ke daerah tersebut dari pembangkit yang sudah ada. Sehingga, setiap rakyat di Indonesia dapat menikmati manfaat listrik dan menjadi lebih produktif.

39


Dengan menggunakan Thermostat, kita bisa mengurangi pemakaian energi kita di rumah, sehingga menjadi lebih efisien



AVATAR,

Menyibak Realita di Balik Fa


Bagaimana jika Avatar ada? Seberapa besar keuntungan bila ada Avatar di dunia nyata? Seberapa besar energi yang dapat disimpan bila ada Avatar di kehidupan nyata?

Avatar: The Last Airbender atau yang lebih kita kenal dengan Avatar: The Legend of Aang adalah serial televisi Amerika yang ditayangkan dari tahun 2005 hingga 2008. Serial legendaris ini menceritakan tentang petualangan seorang Avatar bernama Aang

ntasi

dan teman-temannya untuk menyelamatkan dunia dari Raja Api yang keji. Dalam serial ini, Avatar adalah sebutan untuk orang terpilih yang mampu mengendalikan empat elemen utama: air, tanah, api, dan udara.


Pengendalian Air

Pengendali air kebanyakan berasal dari Suku Air. Mereka mewarisi kemampuan hid

mengontrol uap, air, dan es, serta dapat memanfaatkannya untuk menyerang ma buhkan luka. Tetapi seandainya pengendali air benar-benar ada, kita tidak perlu lagi

hal untuk kulkas, pemanas air, atau dispenser. Cukup dengan pengendalian air, kita

oleh air panas dan mengawetkan makanan dengan mudah. Di samping itu, kita tidak

kekurangan listrik selama kemarau karena pasokan air untuk membangkitkan listri mudah dikendalikan.

Pengendalia

Pengendali u Pengendalian Api Pengendali api berasal dari Negara Api. Mereka mempelajari pengendalian api dari para naga dan dapat menyemburkan api untuk melawan musuh bahkan pada cuaca yang dingin sekalipun. Jika para pengendali api benar-benar ada, maka krisis bahan bakar tidak akan terjadi lagi. Sebab, kita tidak akan lagi membutuhkan minyak atau elpiji untuk menyalakan kompor. Cukup minta tolong kepada saudaramu yang pengendali api, semua akan beres. Bayangkan penghematan yang dihasilkan jika dalam 1 bulan kita mengonsumsi gas sebesar 12 kg seharga Rp120.000,00 sampai Rp130.000,00—

Pengembara mempelajari son terbang.

liki kemamp

gerakan udar

dengan kece

yang tegak lu

ran angin un

gendali udara

itan listrik de

lebih mudah

lagi menggu gan mudah angin.

dalam setahun, kita sudah menghemat uang sebesar Rp1.440.000,-sampai Rp1.560.000,-.

44


Pengendalian Tanah Pengendali tanah berasal dari Kerajaan

drokinetik untuk

aupun menyemmembayar ma-

a bisa memper-

k perlu lagi takut

ik dapat dengan

an Udara

udara berasal dari kalangan

a Udara. Mereka meniru dan pengendalian udara dari biPara pengendali udara memi-

puan untuk memperbanyak

ra dalam pertempuran, berlari

epatan tinggi, berlari di bidang

urus, dan menciptakan pusa-

Bumi. Mereka mewarisi kemampuan geokinetik untuk mengontrol tanah, mengubah tanah menjadi pasir isap, melunakkan

tanah,

dan

membuat

lubang untuk memerangkap lawan. Seandainya pengendali tanah benar-benar ada, para pekerja bangunan tidak perlu repot-repot menggunakan alat untuk mengubah konstruksi tanah. Kita juga tidak perlu lagi menunggu lama untuk menyelesaikan bangunan, bendungan, atau jembatan. Cukup menggunakan jasa pengendali tanah, semua akan teratasi. bila menggunakan avatar sebagai pengendali tanah.

ntuk menjerat lawan. Jika pen-

a benar-benar ada, pembangk-

engan tenaga udara akan jauh

Hidup akan sangat mudah bila ada Avatar dan para pengendali di kehidupan kita. Kita tidak

h. Kendaraan juga tidak perlu

perlu lagi khawatir soal krisis listrik, BBM, dan

unakan BBM karena bisa den-

uang. Perekonomian kita pun menjadi lebih

dipacu menggunakan tenaga

mudah maju. Tentunya, jika kita tidak egois dengan pengendalian yang kita miliki, ya.

Sumber : https://id.wikipedia.org/ www.google.com/


Edisi Berikutnya Hunian Masa Depan Berkembangnya teknologi juga akan berpengaruh kepada perkembangan arsitektur. Perpaduan antara teknologi dan arsitektur dapat menghasilkan karya yang mencengangkan. Penasaran seperti apa hunian atau bangunan di masa depan? Simak di Giant Leaps edisi selanjutnya!

Contact us! Giant Leaps merupakan badan media nonprofit yang berada dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT) ITB. Dengan bertujuan memasyarakatkan teknologi di Indonesia, kami hadir sebagai sarana penyalur teknologi di berbagai media seperti majalah, website, dan media sosial. Technology, Life, and Future merupakan topik utama yang kami kupas. Untuk kerja sama dan pemasangan iklan, hubungi kontak di bawah ini. Let’s take a small step to make a giant leap!

Rooster Gedung TVST, Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganeca No. 10, Bandung, Jawa Barat, 40132. Arda - 082295001909




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.