BY HMFT
GOOGLE HOME Saatnya Suaramu Genggam Kendali
3D PRINT BUILDING Wujudkan Hunian Memikat Secepat Kilat
scan to read online
NOVEMBER 2017 E D I S I # 4
CYBERTECTURE EGG Gedung Canggih Era Millennials
cover image by engadget.net
SALAM REDAKSI
Pada dasarnya, rumah merupakan tempat bernaung dan berlindung bagi semua makhluk hidup. Rumah juga merupakan tempat untuk bersosialisasi, belajar dan beraktualisasi diri. Rumah adalah tempat kita tumbuh dan berkembang menjadi individu yang seutuhnya. Tidak terlepas dari pengaruh zaman, teknologi mengubah rumah menjadi sumber informasi dan komunikasi. Seluruh pertanyaan dapat dijawab tanpa harus mencari informasi di luar. Teknologi bisa memberi kenyamanan terhadap penghuni rumah tanpa harus meminta. Semuanya merupakan pengaruh positif yang harus kita syukuri dengan masuknya teknologi ke dalam rumah.
Pimpinan Redaksi M. Brahma Waluya Desain & Layouting Fizri Adiyesa Joshua Eendi Rangga Priandana
Namun, semua itu harus diimbangi dengan ekosistem dan lingkungan yang sehat. Rumah harus dibangun se-eďŹ sien mungkin untuk mengurangi carbon footprint. Tidak lupa pula, ditambahkan ruang terbuka hijau yang memberi penghuni r u m a h ke s e j u k a n d a l a m p a d a t n y a kehidupan. Semua teknologi ini terangkum dalam artikel yang kami tulis. Tujuannya adalah untuk membuka wawasan pembaca terhadap perkembangan teknologi yang ada di rumah saat ini.
M. Brahma Waluya
Web Programmer Joshua J. Damanik Erland Rachmad R. Edit & Proofreading AďŹ f Hamzens Publikasi Rizky Cahya Kirana
TIM REDAKSI
DAFTAR ISI
06 GOOGLE HOME “ saatnya suaramu genggam kendali “
10
NEST THERMOSTAT “ inovasi canggih sebuah termostat “
18 LITER OF LIGHT “ terangi kampung halaman dengan teknologi ramah lingkungan “
14
SMART LAMP “ terangkan rumahmu dengan lampu cahaya unik “
24 3D PRINT BUILDING “ wujudkan hunian memikat secepat kilat ”
28 MICRO DWELLING “ hunian mini dengan efisiensi raksasa “
32 CYBERTUCTURE EGG “ gedung canggih era millenials “
PAG E 0 6 | D E V I C E
“ saatnya suaramu genggam kendali “
Pernahkan terpikir di benakmu untuk menyuruh lampu menyala sendirinya? Menentukan suhu kamar seperti komandomu? Atau bahkan memilih salah satu program serial di TV tanpa perlu mencari di mana remote TV-nya? Mungkin sebaiknya kamu harus kenal dengan produk Google yang satu ini. ‘Google Home’.
iďŹ xit-pwa.appspot.com/guide/72684
D
irilis di AS pada November 2016, dan Inggris pada April 2017 lalu, Google Home pada dasarnya adalah sebuah smart speaker dikembangkan oleh perusahaan Google yang mengintegrasikan beberapa tur mulai dari streaming, hingga otomasi kendali di rumahmu. Beberapa streaming yang mungkin ialah Google Play Music, YouTube Music, Spotify, TuneIn, Pandora, dan iHeartRadio. Dengan kendali suara yang diterima oleh Google Home, kamu juga dapat mengatur beberapa peralatan di dalam rumah dari produksi yang telah bekerja sama seperti penerangan oleh Philips Hue, thermostat oleh Nest, dan beberapa produk dari Samsung Smart Things. Meminjam teknologi dari Chromecast, Google home juga dapat tersambung dengan banyak speaker di dalam rumah secara wireless dan menjangkau tidak hanya satu ruangan. Dengan begitu, maka bukan mustahil lagi bila ibumu memanggilmu turun dari lantai dua untuk mengatakan bahwa sarapan sudah siap, ataupun membangunkanmu di pagi hari hanya dengan berkata lembut dari dapur. Tidak hanya menerima perintah suara, produk yang berbasiskan Google Assistant ini dikabarkan memungkinkan adanya obrolan dua arah. Jadi, kamu tidak perlu khawatir saat bosan di rumah, karena Google Home akan menemanimu setiap saat.
“ OK Google “
Butuh hiburan yang tidak biasa? Tenang, Gummi Hafsteinsson - Direktur Manajemen Produksi Google Home mengatakan bahwa perusahaannya me-libatkan salah satu penulis dari ďŹ lm animasi Pixar ternama dalam penambahan elemen humor pada assistant. Bila kamu sedang tidak mood, Google Home sudah menyiapkan ratusan lelucon untuk memperbaiki harimu. Hebat, bukan? Mengedepankan unsur simplisitas, asisten cerdas ini memiliki bentuk silindris modular dengan tinggi 5,62 inchi dan diameter 3,79 inchi. Terdapat pula 4 buah LED di bagian atas dengan warna seragam sebagai indikasi daya. Lapisan datar di atas adalah panel sensor kapasitf, yang dapat digunakan untuk menjeda lagu, mengatur volume suara, memanggil Google Assistant, dan banyak lainnya. Pada saat rilisnya, Google Home datang dengan tujuh pilihan warna menarik meskipun tetap mempertahankan warna putih dari sebagian besar atas badannya. Google Home dapat ada di rumahmu dengan harga US$129, atau dalam rupiah s e t a ra d e n g a n 1 , 7 2 j u t a . N a m u n , sepertinya kamu masih harus bersabar karena produk ini belum ditentukan tanggal rilisnya di berbagai belahan dunia , kecuali AS dan Inggris.
“ Play some music “
PAG E 1 0 | D E V I C E
Sumber : thespacestation.co.uk
“ inovasi canggih dalam sebuah thermostat “ Berawal dari keluarnya penemu iPod, Tony Fadell, dari Apple Inc. Sebuah perjalanan keliling dunia membuka matanya pada suatu permasalahan pelik, masalah yang dialami oleh hampir semua rumah di dunia. Ia bertekad untuk menjadi yang pertama dalam membawa perubahan tersebut. Tekadnya diwujudkan dengan mendirikan perusahaan bernama Nest Labs, yang berfokus pada pengembangan thermostat dan smoke alarm.
N
est lahir dari kreasi antara thermostat dan Internet of Things (IoT). Menyandang gelar sebagai thermostat tercanggih, nest memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki thermostat lainnya.
Thermostat adalah pengatur suhu ruangan. Berbeda dengan AC yang merupakan alat pendingin itu sendiri, thermostat hanya kontroller yang mengatur AC dan heater di dalam rumah.
“
Apa yang membuat thermostat ini berbeda dari thermostat lainnya? Machine learning adalah resep rahasianya. Algoritma ini sangatlah cerdas dan dapat beradaptasi dengan aktivitas yang sering berubah-ubah.
�
Pagi harimu akan disambut dengan suasana hangat. Siang yang panas akan menjadi sejuk. Dan malam harinya kamu akan tertidur lelap dengan suhu yang pas. Nest akan terus mengatur temperaturnya sesuai dengan aktivitas sehari-hari dan membuatmu merasa nyaman. Bagaimana cara nest melakukan itu?
Nest mempelajari kebiasaanmu dan mengatur programnya setiap saat agar sesuai dengan kenyamananmu. Yang perlu kamu lakukan hanyalah mengatur suhu secara manual selama satu minggu pertama, fase ini adalah tahap nest belajar. Minggu berikutnya, nikmati harimu karena nest sudah bisa memprediksi suhu yang kamu inginkan.
Sumber : mms.businesswire.com
Selain dari segi perangkat lunaknya, nest juga unggul dari segi perangkat kerasnya. Nest menggunakan control wheel sebagai interface manualnya. Cukup putar atau tekan untuk mengubah suhu dan mengganti mode heating ke cooling maupun sebaliknya. Di layarnya yang bulat, ditampilkan berbagai informasi seperti suhu, cuaca, pemakaian energi, dan pengaturan jadwal. Cukup hebat bukan untuk sebuah thermostat?
Sumber : therankr.com
Tidak hanya machine learning, nest juga memiliki ďŹ tur IoT yang diintegrasikan kedalam sebuah aplikasi yang bernama Nest App. Dengan aplikasi ini, kamu dapat mengatur suhu di dalam rumah saat sedang dalam perjalanan pulang. Tidak perlu khawatir tagihan listrik akan jebol karena aplikasi ini juga dapat memonitor penggunaan e n e r g i d a l a m re n t a n g w a k t u seminggu.
Sumber: 1. www.nest.com/thermostat/ 2. www.nest.com/app 3. www.telegraph.co.uk/
PAG E 1 4 | D E V I C E
Sumber : elvidis.be
“ terangkan rumah impianmu dengan lampu cahaya unik “
Semua mahkluk hidup memiliki tempat perlindungan yang disebut juga rumah. Rumah melambangkan gaya hidup dari masing-masing orang yang menempatinya. Semua bagian dari rumah menjadi bagian penting , yang menjadikan kehidapan manusia lebih indah. Kenya- manan hidup kita bergantung juga pada rumah yang di- diami. Hiasilah rumah anda dengan lampu pintar yang anda bisa kostumisasi sendiri dengan warna-warna unik
N
anoleaf Aurora adalah produk pertama yang diluncurkan oleh Nanoleaf. Nanoleaf Aurora juga dikenal sebagai Nanolight yang diluncurkan pada Januari 2013. Visi dari Nanoleaf Aurora adalah untuk menciptakan dunia yang lebih baik dengan konversasi dan memelihara planet ini. Nanoleaf Aurora adalah sebuah lampu pintar yang bisa dikendalikan lewat smartphone anda. Dengan banyak warna yang unik, maka Nanoleaf Aurora laku di pasar lampu. Tidak hanya itu saja, lampu ini dapat dikoneksikan pada Google Home As- sistant. Lagu yang anda putar pun saat dikoneksikan pada lampu ini akan mengubah warna lampu sesuai dengan tem- po dan jenis lagu tersebut. Dengan LED sebagai dasar lampu ini, maka listrik akan jauh lebih hemat, terang, dan lampu akan bertahan cukup lama dibandingkan lampu konvesional lainnya. Nanoleaf yang berbentuk segitiga dapat membentuk apapun, hanya imaginasi yang mem- batasi kreasi yang dapat dibentuk
P
hilips Hue, produk dari Philips, memiliki visi bahwa lampu bukan hanya sekedar cahaya saja. Sehingga Philips Hue dibuat dengan kontrol wireless yang dapat dikendalikan oleh Hue Tap Switch. Philips Hue juga dapat dikoneksikan pada Apple HomeKit, yang dapat mengendalikan lampu dengan hanya suara saja, atau dikenal sebagai voice control. Sama seperti dengan Nanoleaf Aurora, dia dapat memainkan cahaya dengan hanya musik yang tersambung pada lampu. Lampu Philips Hue juga dapat menjadi sebuah alarm lampu yang dapat menyala dengan sendirinya saat waktu yang sudah diatur sebelumnya. Tidak hanya berbentuk lampu bohlam saja tetapi ada lampu meja dan lampu atap yang unik. Philips Hue sendiri merupakan lampu yang hemat listrik.
Sumber : store.apple.com
H
oli SmartLamp merupakan produk dari Holi. Visi dari Holi adalah untuk membuat tidur anda lebih nyaman. Membuat tidur lebih dan bangun terasa lebih bersemangat. Tidur merupakan aktivitas penting yang mempunyai dampak pada kegiatan sehari-hari juga perasaan. Tidur membuat perasaan orang lebih tenang dan bahagia. Tidak hanya berperan sebagai lampu, tetapi juga berperan sebagai lampu alarm yang berbunyi. Sehingga saat pada waktunya akan berbunyi juga akan mengeluarkan cahaya unik. Seperti halnya dengan Nanoleaf Aurora dan Philips Hue, Holi SmartLamp juga dapat disambungkan dengan musik, sehingga nyala lampu akan sesuai dengan musik yang bermain.
Sumber : motorsportnetwork.com
Holi SmartLamp terdiri dari 18 LED yang mempunyai warna putih dan RGB (merah-hijau-biru), maka memiliki banyak kombinasi warna dan lebih hemat. Holi SmartLamp dapat dikendalikan lewat software yang tersedia di smartphone.
PAG E 1 8 | G R E E N T E C H
Bayangkan jika seandainya kamu sedang berada di dalam rumah dengan pencahayaan yang cukup minim. Satu-satunya yang menyinari area dalam rumah hanyalah lampu yang ditenagai oleh listrik. Namun, tiba-tiba sumber tenaga listrik rusak. Bagaimanakah kamu beraktivitas di dalam rumah tanpa pencahayaan yang cukup? Nah, ternyata ada orang yang menemukan solusinya. Bahkan, ada yang membuat gerakan agar orang-orang menggunakan cara ini untuk mengurangi penggunaan listrik sebagai sumber energi pencahayaan. Nama gerakan tersebut adalah Liter of Light.
L
iter of Light merupakan sebuah gerakan bertujuan untuk membuat sumber penerangan pada atap rumah tanpa mengeluarkan biaya yang besar dan tahan lama. Dengan teknologi yang dinamakan dengan Solar Light Bulb, gerakan ini telah membantu menyinari lebih dari 200.000 rumah di seluruh dunia.
Teknologi ini pertama kali dibuat oleh Alfredo Moser yang berasal dari Brazil. Inspirasinya muncul saat negaranya sering sekali mengalami mati listrik pada tahun 2002. Saat itu tempat-tempat yang mempunyai energi hanyalah pabrik, bukan rumah para penduduk. Lalu, ia berpikir untuk membuat sebuah alternatif pada saat-saat genting. Misalkan seandainya ada pesawat yang ingin mendarat, bagaimana memberikan tanda lokasi untuk pesawat tersebut mendarat.
Pada saat itu bosnya memberikan sugesti untuk menggunakan plastik botol bekas, mengisinya dengan air, lalu menggunakannya sebagai lensa untuk memfokuskan cahaya matahari ke rumput kering agar dapat membuat api dan memberikan sinyal kepada pilot pesawat. Ide ini melekat di kepala Moser, dan ia mulai bermain dengan botol dan refraksi cahaya. Lalu, ia berhasil membuat lampu tanpa membuat gambar desain sedikit pun. Ia memasang lampu buatannya di rumah tetangganya dan juga di supermarket lokal.
Mengikuti metode yang digunakan Moser, MyShelter Foundation mulai membuat lampu sederhana tersebut pada Juni 2011. Lalu mereka juga mengajari orang-orang untuk membuat lampu tersebut sendiri.
Namun ada orang yang tertarik dengan penemuan Moser, yaitu Illac Angelo Diaz. Diaz adalah direktur eksekutif dari MyShelter Foundation di Filipina. MyShelter Foundation merupakan sebuah proyek yang men-spesialisasi diri dalam bidang konstruksi bangunan alternatif seperti membuat rumah dengan material seperti bambu, ban bekas, atau kertas.
Pada November 2013, angin topan Yolanda terjadi di Filipina. Gerakan Liter of Light pun memasang Solar Light Bulb namun dengan inovasi baru, yaitu dengan memasang solar panel dan LED pada atas botol. Hal ini membuat Solar Light Bulb dapat menyala juga pada malam hari dengan bantuan tenaga yang diserap solar panel pada siang hari.
Di Filipina, penggunaan listrik masih termasuk cukup mahal. Ide lampu yang dibuat Moser ini cukup laku pada orangorang yang hidup miskin, sehingga lampu ini sudah dipasang di 140.000 rumah. Bahkan ide ini sudah tersebar ke negaranegara lain seperti Bangladesh, Tanzania, Fiji, dan juga daerah-daerah Asia.
Sumber : 1. www.instructables.com/id/How-to-build-a-SOLAR-BOTTLE-BULB/ 2. www.literoflight.org 3. www.bbc.co.uk/news/magazine-23536914 Sumber gambar : www.wame2015.org
3D Print miniature ‌. sudah biasa
bagaimana kalau
3D PRINT Sumber : pinterest.com
BUILDING?
PAG E 2 4 | T E C H N O LO G Y
3D PRINT BUILDING “ wujudkan hunian memikat secepat kilat “
Jika ingin membangun rumah, biasanya kita perlu mempersiapkan banyak hal seperti berkonsultasi ke perusahaan konstruksi, menyiapkan alat dan bahan konstruksi, dan masih banyak lagi hingga pembangunannya baru akan selesai sekitar 1 bulan atau lebih tergantung desain rumah yang diinginkan. Bayangkan jika kita dapat mendesain dan membangun rumah hanya dalam kurang dari seminggu. Keren, kan?
Sekarang, pembangunan rumah sudah dapat dikerjakan dengan 3D Printer. Tunggu, jangan mengira rumah yang dimaksud hanya berbentuk miniatur karena 3D Printer yang digunakan dalam proses ini hingga seukuran crane!
A
pis Cor merupakan perusahaan pertama yang mengembangkan 3D Printer mobile untuk konstruksi bangunan. Perusahaan yang didirikan oleh Nikita Chen-yun-tai ini memulai operasi pertamanya dekat daerah Moscow, Rusia hanya dalam 1 hari. Biaya yang diperlukan untuk membangun rumah ini yaitu 10.000 USD atau sekitar 135 juta IDR. Sebelum konstruksi dimulai, 3D Printer diprogram terlebih dahulu untuk membangun rumah sesuai desain. Setelah diprogram, 3D Printer akan membentuk semen berlapis-lapis sehingga terbentuk dinding-dinding rumah. Pengecatan, pemasangan jendela, dan atap tetap dilakukan oleh pekerja konstruksi untuk membuat rumah tampak lengkap. Meskipun proses pembangunan rumah dengan 3D Printer ini terdengar sederhana, pihak Apis Cor mengklaim rumah ini dapat bertahan hingga 175 tahun. Rumah ini juga diklaim ramah lingkungan karena dalam proses pembentukan rumah, material yang digunakan tidak terbuang percuma.
Sumber gambar : www.apis-cor.com
Rumah yang dibangun dengan 3D Printer ini dapat mencapai luas 64 m2 dengan tingkatan sebanyak 3 lantai. Uniknya, dasar rumah yang dibangun tidak hanya berbentuk segiempat yang biasa kita lihat melainkan segala bentuk seperti lingkaran dan bentuk unik lainnya seperti pada operasi pertamanya di Rusia. Konstruksi dengan 3D Printer sebenarnya sudah dilakukan sebelum Apis Cor, hanya saja 3D Printer saat itu terbatas pada ukuran rumah yang diinginkan. Bentuk 3D Printer yang digunakan saat itu masih menyerupai gerbang sehingga jika ingin membangun rumah dengan ukuran yang besar, maka ukuran 3D Printernya pun harus besar juga. Berbeda dari konstruksi pihak sebelumnya, bentuk 3D Printer yang digunakan Apis Cor menyerupai crane sehingga mampu menjangkau hingga 3 lantai dan luas area pencetakan berukuran 132 m2 dengan ukuran 3D Printer yang sama. Oleh karena itu, dari segi biaya instalasi, Apis Cor unggul dari kompetitornya. Rencananya, Apis Cor akan memulai lagi operasinya di benua Eropa, Asia, Afrika, Amerika, dan Australia. Penulis pun mengharapkan Apis Cor merambah hingga ke Indonesia. Unik bukan? Mempunyai rumah hanya dalam waktu 1 hari dengan menggunakan 3D Printer terdengar canggih bagi penulis. Hal lain yang perlu diingat, mereka juga berambisi untuk proyek kolonisasi ke Mars, lho! Ambisi yang luar biasa sehingga penulis pun tidak sabar untuk melihat proyek Apis Cor ini tercapai.
“ hunian mini dengan efisiensi raksasa “
PAG E 2 8 | T E C H N O LO G Y
Tinggal di kota yang sempit dan padat memang terlihat tidak menyenangkan. Tapi apa daya, kita termasuk didalamnya. Dua juta jiwa saling berebut lahan untuk menetap. Lahan yang terbatas dan harga yang tinggi menjadi penghalang. Itulah kondisi Kota Bandung saat ini. Kota kembang yang kini telah berubah menjadi kota metropolitan.
K
arena sempitnya lahan di kota ini, micro dwelling menjadi alternatif bagi arsitek dan insinyur ďŹ sika bangunan dalam mendesain rumah yang simpel dan minim ukuran. Beberapa arsitek maupun insinyur mulai meluncurkan prototype mereka sendiri, seperti Kasita dan Kodasema. Walapun ukuran micro dwelling tidak lebih dari 33 m2, semua ruangan ada didalamnya. Mulai dari bagian depan yang difungsikan sebagai teras. Dindingnya berupa kacakaca berukuran besar sehingga memberi suasana ruang terbuka di dalam rumah. Ruang tamunya memiliki sofa yang dapat diubah menjadi kasur. Dapurnya dilengkapi dengan berbagai peralatan memasak seperti kompor, oven, dan sebuah tempat cuci piring. Di bagian belakang, terdapat kamar mandi lengkap dengan shower. Seluruh komponennya didesain dengan ukuran yang pas dan diletakan di tempat yang sesuai. “Desainnya yang cerdas memberi inspirasi untuk memaksimalkan setiap inci dalam ruangan dan memastikan perabot yang terpasang dapat menyesuaikan kebutuhan penghuni secara efektif,â€? ujar Tim Kodasema.
Sumber : inhabitat.com
Mungkin dari segi arsitektur, desain tersebut sudah memadai. Namun bagaimana dengan kenyamanan penghuninya? Apakah mereka nyaman dengan suhu di dalamnya? Apakah ruangan cukup terang untuk beraktiďŹ tas? Apakah bising dari luar bisa terdengar hingga ke dalam? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, ada tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu termal, pencahayaan, dan akustik.
Dengan mempertimbangkan ketiga aspek tersebut, desainer micro dwelling membuat langit-langit setinggi 3 meter untuk memperbesar space agar rumah terlihat lebih luas. Space yang luas akan memberi sirkulasi udara yang baik dalam ruangan. Pada dinding dipasang kaca kecil yang memanjang hingga ke bagian belakang untuk menerangi bagian yang tidak terkena sinar matahari. Dindingnya terbuat dari struktur baja dilapisi panel komposit dari aluminium untuk meredam bising yang masuk ke dalam ruangan. Selain dari segi desainnya, rumah ini juga dilengkapi dengan sistem automasi terkini seperti si asisten pintar amazon echo, nest thermostat, smoke detector, lampu LED, kamera pengawas yang dipasang pada kipas, dan juga bel yang menggunakan video call. Canggihnya lagi, kaca teras dapat mengatur sendiri tingkat keburamannya tergantung seberapa silau cahaya matahari yang masuk. “Kami memberikan sebuah pengalaman automasi hunian yang terintegrasi secara lengkap,” ujar tim kasita. “Kasita mudah digunakan dan sudah terintegrasi sejak hari pertama.” Untuk karyawan ataupun pengusaha yang sering berpindah kota karena pekerjaan, mencari rumah baru yang nyaman itu membuang waktu. Untuk itu micro dwelling ini menjadi solusi yang tepat karena dapat dibawa kemana saja, dan kamu tidak perlu berbenah ataupun mendekorasi ulang lagi. Karena desainnya modular, rumah ini dapat diangkut menggunakan truk dan ditempatkan di lokasi baru dengan bantuan crane.
Mungkin konsep micro dwelling dapat menjadi salah satu solusi untuk hunian yang sempit dan semakin padatnya penduduk di Kota Bandung, sehingga footprint atau luas tanah yang dibutuhkan untuk membangun rumah menjadi lebih kecil. Dengan semakin kecilnya footprint, taman dan ruang hijau dapat diperbanyak untuk mengimbangi suasana indoor dan outdoor.
Sumber : kasita.com
“Kasita didesain untuk orang-orang yang berbeda di tempat tinggal yang berbeda pula,” ujar tim kasita. “Dari mahasiswa yang membutuhkan asrama, traveller, hingga yang menikmati pensiunan — Kasita adalah tempat tinggal yang tepat.”
PAG E 3 2 | T E C H N O LO G Y
“ gedung canggih era millenials “ Batasan dari karya manusia hanyalah imajinasi dari manusia itu sendiri, pernyataan ini mungkin berlaku untuk James Law dan tim nya – James Law Cybertecture International – yang sedang berusaha menciptakan mahakarya terbaru mereka. Cybertecture Egg, bangunan hasil kombinasi teknologi, material terbarukan, dan desain unik yang hampir mustahil untuk diwujudkan, akan menjadi salah satu kebanggan baru dunia.
Sumber: 1. www.jameslawcybertecture.com/index.php?section=Company 2. www.nbmcw.com/articles/architects-project-watch/612-the-cybertecture-egg-new-jewel-in-mumbai.html 3. www.posts.architecturelive.in/cybertecture-the-new-hybrid-in-architecture/ 4. www.greenpacks.org/2011/02/01/indias-mumbai-to-get-the-cybertecture-egg/
Sumber : jameslawcybertecture.com
“D
i abad ke-21 ini, bangunan-bangunan akan benar-benar berbeda dari saat abad ke-20. Baja, beton dan kaca akan digantikan oleh material baru yang dikembangkan dengan kombinasi teknologi, multimedia, kecerdasan, dan interaktivitas. Dengan memahami perubahan ini, lahirlah wujud baru dari arsitektur –yaitu Cybertecture.” Hal ini dinyatakan oleh James Law, Chairman dari James Law Cybertecture International. Firma berbasis arsitektur modern yang berdiri di Hongkong ini berfokus di pengembangan Cybertecture, konsep revolusioner yang mulai dikembangkan sejak tahun 2001. Cybertecture adalah suatu konsep inovatif dan revolusioner yang menggabungkan material fisik dengan perangkat-perangkat lunak komputer sehingga menciptakan sebuah “technology empowered buildings”. Konsep ini merupakan bentuk nyata integrasi teknologi kedalam struktur ruang. Material fisik yang digunakan pun tidak hanya berbahan dasar beton atau baja, tetapi juga menggunakan bahan material baru yang lebih ramah lingkungan. Cybertecture juga memiliki desain yang unik dan berkelas sehingga menambah nilai estetika dari konsep arsitektur ini. Cybertecture Egg sendiri merupakan turunan dari konsep Cybertecture tersebut. Proyek pertama yang dibangun menggunakan konsep ini adalah sebuah perkantoran yang berlokasi di Mumbai, India. Bekerjasama dengan Vijay Associates (Wadhwa Developers), proyek besar ini akan menciptakan bangunan dengan total luas area 32.000 m2 dengan tinggi sekitar 62 meter yang terdiri dari 17 lantai, dimana 3 diantaranya terletak dibawah tanah. Selain di India, konsep Cybertecture Egg juga direncanakan akan dibangun di Dubai dalam waktu dekat.
Keunikan yang paling menonjol dari Cybertecture Egg adalah desainnya. Bentuk telur ini sebenarnya terbukti dapat mengurangi 10 - 20 % total luas permukaan dibandingkan bangunan biasa, sehingga penggunaan materialnya lebih hemat. Namun, inspirasi dari bentuk desain yang seperti telur ini ternyata berasal dari Planet Bumi, atau istilahnya ”derived from the planet earth itself” . Sumber : es.gutbilder.com
Inspirasi ini memberikan arti filosofis berupa harapan agar bangunan tersebut bisa mewakili sifat Planet Bumi yang mampu memberikan ekosistem yang baik dan berkelanjutan, sehingga bisa menjadi tempat terbaik untuk berkembang dan bekerja. Salah satu bentuk perwujudan filosofi ini adalah sistem “Cybertecture Health” yang terdapat pada kamar kecil untuk mengecek keadaan tubuh peghuni bangunan, seperti tekanan darah dan berat badan. Data ini disimpan sebagai track record pengguna. Selain itu, dengan bantuan inovasi dan teknologi, bangunan ini juga mempermudah jaringan komunikasi antar pengguna di seluruh bagian kantor. Pemanfaatan energi dalam gedung yang menggunakan teknologi solar-photovoltaic panel dan turbin angin membuktikan konsep ramah lingkungan benar-benar secara serius diterapkan. Tidak hanya itu, bangunan ini juga memanfaatkan taman vegetasi alami sebagai penyejuk ruangan dan sistem Greywater recycling untuk sistem drainase air.
Sumber : cursodehistoriadaarte.com.br
Cybertecture Egg merupakan salah satu bentuk inovasi masa depan yang berusaha untuk menciptakan atmosfir untuk beraktivitas yang lebih baik. Konsep ini mungkin dapat menjawab kebutuhan m a n u s i a a b a d ke - 2 1 y a n g m e n u n t u t lingkungan pekerjaan untuk berkembang agar mampu memenuhi kebutuhan kehidupan modern.
MARS
COLONIZATION
POSSIBLE FUTURE FOR HUMANITY
“You want to wake up in the morning and think the future is going to be great - and that's what being a spacefaring civilization is all about. It's about believing in the future and thinking that the future will be better than the past. And I can't think of anything more exciting than going out there and being among the stars.” — ELON MUSK, CEO AND LEAD DESIGNER, SPACEX
In 2024, the second spaceship along with it’s crew is targeted to build a propellant depot and preparing for future crew flights. In the future, human will be able build a thriving city and eventually a self-sustaining civilization on Mars. Dare to be the first colony on mars ?
Sumber : theodysseyonline.com/mars-life
In 2022, Space X will send their first cargo spaceship to Mars. Their mission is to confirm water resources and identify hazards along with putting in place initial power, mining, and life support infrastructure.
20:08
EDISI BERIKUTNYA
September lalu, Apple meluncurkan model smartphone terbaru dengan nama iPhone X. Di dalamnya ditanamkan chip A11 Bionic yang kemampuannya semakin mirip dengan kecerdasan manusia. Bagaimana teknologi canggih seperti iPhone X dibuat? Apa yang menjadikan iPhone X spesial dan begitu cerdas?
Menurut Elon Musk, pada tahun 2037 akan terjadi perubahan besar terhadap cara menyetir. Semuanya akan beralih ke mobil autonomous, dimana kendali setir ada di bawah kecerdasan buatan. Bagaimana jika terjadi cyber attack pada mobil tersebut? Temukan jawabannya hanya di Giant Leaps edisi selanjutnya !
Giant Leaps merupakan badan media non-proďŹ t yang berada dibawah naungan Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT) ITB. Dengan bertujuan memasyarakatkan teknologi untuk masyarakat Indonesia, kami hadir dengan berbagai media sebagai sarana penyalur teknologi yaitu Media Sosial, Majalah, dan Website. Informasi dan artikel yang kami bawakan berkon- sep Technology, Life, and Future. Untuk kerja sama dan pemasangan iklan bisa hubungi kontak kami dibawah ini. Let’s take a small steps to make a giant leaps!
Rooster Gedung TVST, Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganeca No. 10, Bandung, Jawa Barat, 40132. Brahma - 081221454360
BY HMFT
Copyright © Giant Leaps 2017 All Rights Reserved