Morpin edisi 64, April 2014.

Page 1

Media Kreatif dan Sikap Kritis Mahasiswa

Edisi 64/2014 G

Kunjungi juga kami di http://www.majalahopini.com

dari redaksi

Sepedaku Sayang, Sepedaku Malang

Salam hangat… Memasuki akhir bulan April, Morpin kembali hadir di tengah-tengah para pembaca. Pada edisi kali ini, akan dibahas mengenai “hilangnya” sepeda-sepeda yang biasa kita lihat di gedung A. Selain itu, Morpin akan memberikan laporan dalam upaya mengubah mindset warga Semarang, khususnya civitas akademik FISIP, terhadap penyebutan ikon dari Universitas Diponegoro. Selain itu ada laporan tentang rumah sakit jiwa terbesar di Jawa Tengah pasca pemilihan legislatif dan informasi-informasi menarik lainnya. Segala apresiasi, kritik serta saran akan kami hargai, Kami berharap Morpin dapat menambah informasi. Semoga Morpin dapat menjalankan fungsi-fungsi pers pada umumnya, terutama fungsi informasi dan fungsi kontrol sosial. Terima kasih. Salam. Red.

64/ 2014

@majalahopini

Bagi mahasiswa lama, sebagian besar sudah mengetahui akan adanya fasilitas sepeda yang tersedia di lobby di gedung A FISIP. Sepeda tersebut daluhu sempat dipergunakan untuk kegiatan pinjam meminjam bagi mahasiswa, hanya dengan syarat menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Namun bagaimana gerangan dengan mahasiswa yang baru, apakah mereka mengetahui keberadaan sepeda-sepeda tersebut? Sepeda merupakan alat transportasi yang mudah dan efisien bagi penggunanya. Dari kalangan tua hingga muda, semuanya bisa menggunakannya. Namun apa jadinya jika sepeda, yang notabene merupakan kendaraan dengan biaya paling minimal daripada yang lain, tidak difungsikan dengan maksimal? Hal inilah yang akan dibahas pada Morpin edisi kali ini. Opini berhasil mewawancarai Kasubag Umum dan Pengelolaan Aset FISIP, Jafar Latif, Rabu (16/4/2014). Ia mengatakan bahwa sepeda-sepeda tersebut sudah ada sejak setahun setelah rektor menjabat. Sepengetahuannya, sepeda tersebut merupakan bantuan dari Bank Mandiri dan BNI untuk memfasilitasi semua warga FISIP Undip. Jafar melanjutkan, bahwa awalnya sepeda-sepeda tersebut merupakan salah satu program dari rektor untuk semua fakultas. Pada tiap hari jumat, di pagi hari ada kegiatan bersepeda bersama kemudian diikuti dengan senam bersama. Setiap fakultas diberi fasilitas sepeda sebagai sarana transportasi untuk ke kampus. Proses peminjamannya hanya dengan menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) kemudian diberikan kepada satpam fakultas masing-masing. Siapa saja boleh mempergunakan sepeda tersebut, tak hanya mahasiswa saja tetapi juga dosen maupun karyawan. “Baru awal bulan April ini, ada seorang mahasiswa yang bertanya untuk peminjaman sepeda,” ungkap Jafar.

1


Wajar, jika mahasiswa baru tidak mengetahui sepeda-sepeda yang dulu terpampang di bawah tangga lantai satu lobby gedung A FISIP. Bagi mahasiswa lama pun kebanyakan sudah tak peduli atau bahkan tidak tahu di mana sepeda-sepeda tersebut sekarang berada. “Sejak tahun 2013 lalu, kami memindahkan sepeda-sepeda itu ke ruang A111, yang dahulu kelas sekarang menjadi gudang,� terang Jafar. Bukan untuk membuang, kata Jafar, tetapi memang tidak ada tempat untuk menaruh sepedasepeda tersebut. Apabila tetap ditempatkan di lobby, dikhawatirkan akan mengganggu pemandangan dan kenyamanan mahasiswa dalam beraktifitas di sekitarannya. Jafar mengeluhkan, sebagai staf sarana prasarana, ia juga mempunyai tanggung-jawab untuk mengontrol fasilitas lainnya, tidak hanya sepedasepeda itu saja. Sepeda-sepeda yang keadaannya masih bagus ditempatkan di dalam gudang, muncul kesan tidak layak apabila disimpan di sana. Kini, keadaannya berdebu dan kotor. Bukan tidak mungkin sepeda-sepeda yang terbengkalai tersebut lama-lama akan rusak. Publikasi dan Sosialisasi Memang, sepeda-sepeda yang difasilitasi kepada FISIP kurang diminati bahkan ada sebagian mahasiswa yang tidak tahu menahu soal sepeda itu. Jafar mengatakan bahwa masalah sosialisasi itu adalah tanggung jawab bidang kemahasiwaan, bukan

2

dirinya dari bidang sarana prasarana. Menurutnya, karena apapun yang berkaitan dengan informasi, kegiatan atau aktivitas mahasiswa, bidang kemahasiswaanlah yang lebih berhak untuk menyampaikan. “Tanggung jawab kami, sarana prasarana, pinjam-meminjam dan merawat sepedasepeda itu,� terangnya. Sebenarnya penyampaian mengenai sepeda, tidak perlu dari unit. Dari mahasiswa tingkat atas yang sebelumnya mengetahui sepeda-sepeda itu, langsung memberitahukan saja kepada rekan-rekan yang belum tahu tentang pogram sepeda yang dicanangkan oleh rektor dan bagaimana cara peminjamannya. Informasi dari mulut ke mulut. Karena sebagian dari mereka, apalagi mahasiswa baru belum mengetahuinya bahwa di FISIP ternyata memfasilitasi sepeda untuk diperbolehkan pinjam. Fasilitas yang sudah disediakan di FISIP, hendaknya sudah menjadi milik bersama. Merawat sarana dan prasarana. Saling andil dalam berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan bersama. Menurut Jafar, jika hal-hal kecil ini bisa dilakukan, seperti menjaga fasilitas di FISIP dengan baik, ia berharap bahwa sepeda-sepeda tersebut dapat befungsi baik. Dengan demikian mahasiswa akan semakin antusias untuk memakainya. Serta perlu juga diberikan tempat yang layak untuk penyimpanan sepeda-sepeda tersebut. Oleh: Ingrid Dyah, Chandra Laksmita, Intan Laraswari

64/ 2014


pojok opini “ Aku kaget lho kalau FISIP punya sepeda yang bisa dipinjem, aku pikir sepeda itu punya Universitas. Mungkin karna, aku mahasiswa baru jadi nggak tau tentang sepeda itu. Kalau misalkan ada sepeda di Fisip, aku sih mau banget minjem.” Putri Wulandari D3 Hubungan Masyarakat 2013

“Iya aku tau kok kalau di fisip ada sepeda. Aku pernah juga minjem tapi cuma sekali doang. Tapi entah kenapa tibatiba sepedanya udah nggak ada lagi. Mungkin, karna sepedanya bikin kotor lobi depan dan nggak teratur gitu makanya udah nggak dipake lagi.” Yolanda Permata Dinda D3 Manajemen Pemasaran 2011

“Iya tahu kalau ada sepeda FISIP, tapi kabarnya sekarang nggak jelas. Terkesan kayak dianggurin. Aku rasa banyak yang mau pinjem, tapi kayaknya kurang pengurusan dan sosialiasi penggunaan sepeda itu sendiri kurang.” Klaudia Molasiarani Ilmu Komunikasi 2012

“Nggak pernah denger kalo FISIP punya sepeda, tapi pernah liat sih diparkiran depan banyak sepeda. Entah itu punya karyawan atau mahasiswa. Fakultas atau dari senior nggak pernah kasih tahu juga kalo FISIP punya sepeda. Tahu FISIP ada sepeda sih bakal aku pinjem.” Sapto Setyo Nugroho Ilmu Pemerintahan 2013

“Dulu sih katanya emang ada sepeda di FISIP, tapi sekarang udah enggak ada, nggak tau deh pada kemana. Iya, pastinya kecewa banget udah nggak ada sepedanya. Seandainya masih ada sepedanya, bakal aku pinjem ya lumayan buat olahraga.“ Syifa Dwihastari Adminitrasi Publik 2013 “

64/ 2014

3


Universitas Kuda atau Universitas Diponegoro?

Liputan Khusus

Sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat juang Pangeran Diponegoro, Kota Semarang menggunakan nama Pangeran Diponegoro sebagai nama unversitas, stadion olahraga, instansi militer, dan sebagai nama jalan. Tidak hanya itu, kegagahannya juga diabadikan melalui karya seni berupa Patung Pangeran Diponegoro. Banyak spot yang menjadi tempat berdirinya Patung Pangeran Diponegoro. Salah satunya terletak di pintu masuk Universitas Diponegoro kawasan Tembalang, Semarang. Tempat tersebut “diberi penghargaan” sebagai tempat berdirinya Patung Pangeran Diponegoro yang kokoh. Patung Pangeran Diponegoro yang menunggangi kuda tersebut merupakan branding serta tanda memasuki kawasan Universitas Diponegoro. Namun, Patung Pangeran Diponegoro di kawasan Undip, yang merupakan simbol kebesaran sang pangeran, justru “dijuluki” patung kuda. Banyak elemen mulai dari supir angkot, warga Tembalang, hingga mahasiswa Undip sendiri sudah terbiasa menyebutnya dengan sebutan patung kuda. Padahal, patung tersebut bertujuan untuk merepresentasikan Universitas Diponegoro yang berjiwa selayaknya Pangeran Diponegoro. Sangat disayangkan jika mindset masyarakat telah terbiasa menyebut patung tersebut dengan sebutan patung kuda. Patung yang berdiri di antara pertigaan Jalan Ngesrep Timur 5 dan Jalan Setiabudi ini telah dibanding oleh masyarakat sekitar menjadi “patung kuda”. Bahkan, ketika memasuki jalan Ngesrep Timur V, kita dapat langsung melihat adanya pos ojek yang dinamai dengan “Pos Ojek Patung Kuda”. Kemudian memunculkan pertanyaan, mengapa Pangeran Diponegoro tidak lebih populer dibanding kudanya? Menurut Muhammad Bayu Widagdo, S.Sos, M.I.Kom, salah satu dosen Ilmu Komunikasi FISIP Undip, hal tersebut dikarenakan kudanya yang terlalu “besar” kemudian orang-orang lebih mudah menyebut patung kuda dibanding dengan Patung Pangeran Diponegoro, mahasiswa dan warga Tembalang juga sudah terbiasa menyebutnya patung kuda. “Sehingga, nanti jika mahasiswa ngomong 'Pak, Patung Diponegoro ya Pak' kan nanti lama-lama supir dan kernetnya juga akan terbiasa, sebenarnya kan soal pembiasaan,” tutur pria yang sering dipanggil Bayu tersebut.

4

Ia menambahkan bahwa fenomena ini selain menjadi tanggung jawab bersama, juga menjadi pekerjaan rumah bagi Humas Undip untuk menjadikan Patung Pangeran Diponegoro dengan brand yang jelas. Julukan patung kuda juga dianggapnya perlu diubah dengan cara pembiasaan dari diri kita dan hal ini perlu dijadikan persoalan oleh civitas akademika. Jika tidak dijadikan persoalan, civitas akademika akan menganggap penyebutan ini merupakan hal yang wajar. “Diprogramkan (penyebutan Patung Diponegoro) kan berarti niat, kalau hanya dijadikan masalah, trus sementara civitas akademika tidak mempermasalahkan, mungkin malah gak masalah ya. Itu nanti diprogramkan, kemudian pembiasaan, nanti lama-lama jadi terbiasa,” ucap dosen yang punya keahlian mendalang tersebut. Pria yang identik memakai topi tersebut mengatakan belum ada kebanggaan dari masyarakat sekitar termasuk mahasiswa Undip terhadap patung tersebut. Selain itu, kita dapat membuat acara yang berkaitan dengan Patung Pangeran Diponegoro dan menjadikan patung tersebut sebagai icon kebangaan Undip. “Kalau mau itu dijadikan ikon, apa sih ikon? Yang ada kebanggaan disitu. Seneng gak berfoto di gerbangnya Undip yang iconic gitu? Gak ada tuh. Pertanyaan kita bersama kan? Saya gak mencoba mempermasalahkan, tapi apakah ini masalah? Kan pertanyaan kita semua. Apakah harus kita dekatkan? Ya pikiran kita bersama aja, hanya membuka wacana bukan mencari masalah,” tutur Bayu. Kondisi Patung Pangeran Diponegoro sendiri memang memprihatinkan, seperti tidak terawat. Setiap hari ia beradu dengan asap kendaraan yang seakan tak peduli terhadap keberadaanya. Patung yang seharusnya berdiri gagah perkasa, sekarang tampak lusuh dengan coretan cat semprot oleh oknum tidak bertanggung jawab. Bahkan, kawasan yang seharusnya “sakral” itu seringkali menjadi tempat pengemis dan pedagang asongan “beraksi”. Patung yang harusnya merepresentasikan besarnya jasa pahlawan seorang Pangeran Diponegoro sekarang hanya sekedar pemanis yang terlupakan. Oleh: Indriastuti Septiyani dan Aditya Fahmi

64/ 2014


KAMMI SEMARANG:

Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Dijadikan Teladan

Sejauh mana KAMMI berkontribusi dalam hal tersebut? Kita (KAMMI) turut andil dengan berbagai peran yang mungkin bisa jadi terbatas, kita harus tetap berperan, sebagai mahasiswa, sebagai anggota KAMMI, sebagai pelajar juga. Yang pertama, mengusahakan kita untuk mampu memberikan suara, ikut serta (dalam pencoblosan), kalau dalam aspek kerjanya KAMMI kita juga membuat program-program, kita juga membuat campaign untuk tidak golput kalau di Jawa Tengah, kita membuat #OrakGolput, itu yang saat ini sedang kita campaign. Kemudian kita mencoba bicarakan bersama mengawal KPU, menyiapkan wacana-wacana baru. Kita mempunyai wacana baru yang kemudia kita lihat diaspek daerah, contohnya pilih caleg yang tidak cacat hukum dan tidak terlibat dalam kasus korupsi. Wacana-wacana ini kita ajukan ke masyarakat kemudian mengingatkan para caleg untuk tidak memasang reklame di pohon. Ada hubungan khusus antara KAMMI dengan kelompok yang mempunyai kepentingan di pagelaran tersebut ? Secara struktural kita tidak pernah terlibat dengan parpol dan saya yakin juga teman-teman GMNI dan HMI tidak terlibat, kalau misalnya kali ini di momen pemilu, kita bertemu dengan banyak parpol, itu adalah hal yang wajar dan lumrah dan hal itu saya akui, sayapun bertemu dengan banyak parpol untuk membicarakan bagaimana setiap calon itu tidak terlibat dalam kasus tertentu, tidak mencalonkan calon-calon yang salah. Kita berharap bagaimana organisasi mahasiswa itu menjaga ruh gerakan itu sebagai warnanya, kalau memang harus bertindak dijalanan ya memang harus bertindak dijalanan kalau memang harus bertindak sebagai gerakan independen ya maka harus bergerak sebagai gerkan independen. Saya memastikan bahwa KAMMI itu tidak terikat secara struktural, tidak punya kontrak apapun dengan parpol tertentu, kalau punyapun dalam koridor yang publik mengetahuinya misalkan KAMMI dan beberapa caleg melakukan MOU kontrak politik tidak korupsi. Kriteria pemimpin Indonesia 5 tahun ke depan versi KAMMI? Metode kepemimpinan yang ditunggu-tunggu sama Indonesia adalah pemimpin yang mampu memberikan contoh dan beberapa nama sudah bermuculan saat ini hanya saja apakah layak

64/ 2014

atau tidak (para calon pemimpin), itu yang belum kita uji. Di kalangan mahasiswa seharusnya lebih mampu lagi menilai siapa yang memang layak menjadi pemimpin, entah itu dengan duduk bersama mereka atau diskusi dengan kalangan akademisi, itulah yang mungkin bisa kita lakukan. Jadi kriteria yang paling penting itu adalah yang bisa dijadikan teladan atau contoh. Soal dominasi suatu kelompok di kampus? Itu bagus. Itu warna dinamika yang harus terjadi kalau misalnya tidak ada, teman-teman juga malah justru cara berpikirnya akan tumpul, bisa jadi tingkat berpikir kritisnya mahasiswa itu akan berkurang. Dengan tidak adanya dinamika, membuat teman-teman merasa nyaman, justru malah memperbesar tingkat apatis dalam hal dinamika kampus. Saya berpikir penguasaan kampus di masing-masing fakultas oleh teman-teman elemen gerakan mahasiswa itu jadi bagian strategi untuk menyusun dinamikanya dan saya meyakini bahwa temanteman gerakan minoritas di fakultas tertentu pun punya strategi untuk bergerak. Jadi dinamika cara berpikir para aktifis atau para pemimpin gerakan mahasiswa itu tingkat cara berpikirnya itu sampai bagaimana mempertahankan “kekuasaan� di masingmasing fakultasnya. Bagaimana kondisi mahasiswa saat ini? Jika kita lebih sedikit berbelok, membahas masalah pemilu dan pileg, saya mau ungkap sedikit kasus, dengan regulasi yang kemudian menyulitkan kita (mahasiswa) untuk mencoblos kemudian tingkat apatis yang sangat. Kita ini kan mahasiswa, berada dalam kalangan terdidik, memiliki pengetahuan yang bisa cukup diandalkan dibandingkan masyarakat yang lain di daerah kita atau bahkan di kampung kita sendiri, kita digadang-gadang sebagai calon pemimpin berikutnya dan kita dianggap sebagai kaum yang diwajibkan mengikuti mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, namun pada kenyataanya di pemilu 2014 besok, saya meyakini bahwa teman-teman tidak mampu atau tidak siap atau bahkan tidak niat untuk melakukan pencoblosan atau untuk pulang, mungkin nanti teman-teman yang pulang hanya temanteman yang memang niat mencoblos dan itu pun dengan logika yang masuk akal maksudnya dengan ongkos yang tidak tinggi. Banyak faktor yang kemudian kita mampu membicarakan solusi dari semua ini yaitu menyelesaikan satu persatu masalah tadi. Harapan KAMMI tentang Indonesia ke depan? Indonesia butuh pemimpin yang mampu memberikan tauladan jadi tidak sekadar pemimpin yang mampu mewujudkan aturan main trus kemudian curhat ketika gagal, tidak, bukan pemimpin yang seperti itu, jadi pemimpin yang mampu memberikan tauladan, turun tangan kemudian memberikan solusi lebih cepat, ini (pemimpin) yang harus kita cari. Oleh: Intan Laraswari, Indriastuti Septiyani, Gerry Maulana

5

Wawancara

Pemilu yang bagaimana yang diidamkan oleh bangsa Indonesia? Tentunya yang mampu mengakomodir setiap pihak, saya contohkan, jadi kalau kita berbicara dikalangan kampus, dikalangan mahasiswa. Pertama, mengakomodir suara mahasiswa kemudian tidak mengesampingkan beberapa aspek, kalau disudut pandang KAMMI, sudut pandang saat ini yang dibuat adalah ada politik islamis dan politik nasionalis, dalam statement KAMMI tidak ada yang bisa dikotak-kotakan karena politik yang sifatnya islamis bisa jadi nasional dan politik yang nasionalis belum tentu tidak bisa. Jadi saya berharap memang ketersediaan atau menyampaikan aspirasi pada setiap pihak itu bisa disetarakan.


Mengenal Lebih Dekat

RSJD

Nyemarang

Dr. Amino Gondohutomo

Pasca Pemilu Legislatif, 9 April 2014, banyak halhal yang ingin kita ketahui tentang nasib-nasib calon legislatif. Entah itu mereka yang lolos, maupun yang tak lolos. Mengaitkan dengan pemilu legislatif, Opini mencoba menelusuri Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr. Amino Gondhoutomo tentang kisahnya dalam menampung pasien-pasien calon anggota legislatif yang mengalami gangguan jiwa. Fessy Susilaningtyas, S.Sos, selaku Humas RSJD Dr. Amino Gondohutomo mengatakan bahwa tak ada peningkatan jumlah pasien yang signifikan pasca 9 April 2014 lalu. Ia pun tak memungkiri jika ada rasa heran ketika mengetahui tak ada peningkatan pasien karena gagal mendapatkan kursi di pemilu. Tak berhenti di situ, Opini mencoba menanyakan tentang seluk beluk dari salah satu rumah sakit jiwa yang terbesar di Jawa Tengah. Namun, bukan berarti banyak orang yang mengetahuinya. Banyak penduduk Semarang yang bahkan tak tahu keberadaan rumah sakit yang berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto nomor 347 itu. Berbicara soal sejarah, RSJD Dr. Amino Gondohutomo pertama kali berdiri tahun 1848 dengan nama Doorgangshuizen Sompok. Saat itu belokasi di Jl. Sompok, sebagai tempat penampungan bagi pasien psikotik akut. Tahun 1912, rumah sakit pindah ke gedung Kleedingmagazijn di Jl Cendrawasih, sebuah gedung tua yang dibangun kurang lebih pada tahun 1878. Namanua pun berubah menjadi, dengan nama Doorgangshuizen Tawang. Kemudian, pada tanggal 21 Januari 1928, Doorgangshuizen Tawang berubah status menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang dan menjadi milik Pemerintah Pusat. Mulai tanggal 1 Januari 2002 Rumah Sakit Jiwa ini akhirnya berubah nama menjadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo Semarang, Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan SK Gubernur No.440/09/2002. Dr. Amino Gondohutomo sendiri merupakan nama psikiater pertama di Indonesia kelahiran Surakarta Jawa Tengah. Tidak seperti bayangan kita, Rumah Sakit Jiwa mungkin seperti tempat pengobatan penyakit kejiwaan yang sedikit seram dan menakutkan. Nyatanya, saat berkunjung ke sana, Opini diterima baik oleh staf bagian dari rumah sakit dan pasien-pasiennya. Fessy Susilaningtyas, S.Sos, selaku Humas dari RSJD Dr. Amino Gondohutomo menerangkan, sistem perawatan dan pengobatan rumah sakit yang ada dari jaman

6

Belanda ini hampir sama dengan rumah sakit umum lainnya. Hanya saja penanganan nya tidak seperti mengobati orang-orang yang sakit fisik. “Kami tidak hanya memberikan obat, kami juga memberikan terapi seperti pelatihan keterampilan yakni menjahit, merajut, membuat taman, bertukang dan masih banyak lagi,� tuturnya. Tak hanya itu, rumah sakit ini juga memberikan hiburan bagi pasiennya dengan musik, olahraga bersama dan rekreasi. “Tak lupa juga kami memberikan spiritual therapy seperti pengajian dan kebaktian bagi pasien nasrani,� tambahnya. Ada sekitar 14 ruang instalasi, 3 klinik dan beberapa unit layanan lainnya di rumah sakit jiwa ini. Seperti rumah sakit pada umumnya, ada beberapa kelas ruangan pasien diantaranya ada kelas VIP, kelas 1, kelas 2 dan juga kelas 3. Fessy mengatakan kesembuhan adalah hal yang disepakati sebagai ukuran perbaikan. Sedikit berbeda dengan pasien yang terluka fisik, orang dengan masalah kejiwaan memerlukan pendekatan manusiawi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penanganan secara keseluruhan. Lalu bagaimana jika penanganan gangguan jiwa tidak respon dengan obat dan pendekatan manusiawi? Ia mengaatakan salah satu instalasi di sana, yaitu terapi kejang listrik (ECT) yang jadi pilihan terakhirnya. ECT merupakan intervensi non farmakologis yang menggunakan aliran listrik singkat untuk menimbulkan kejang buatan. Instalasi ini didukung oleh dokter-dokter terlatih dan teknisi elektromedik guna mencegah trauma fisik dan kejiwaan. RSJD Dr.Amino Gondohutomo berkomitmen dan senantiasa melihat pasien gangguan jiwa dengan berbagai sudut pandang. Karena memang sejatinya manusia dibangun dari sisi fisik maupun jiwa. Keduanya saling berkaitan satu sama lain. Oleh: Hilda Nurul, Tiffana P Amarselma, Gerry Maulana Thiar

64/ 2014


Di era teknologi yang serba canggih ini, kita dituntut untuk hidup serba praktis. Para ilmuwan di pelbagai negara berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi yang dapat membantu kehidupan manusia. Mulai dari Teknologi pendidikan, ekonomi, politik, sosial, bahkan hiburan membutuhkan teknologi canggih. Unik

era digital

Tidak hanya canggih, tetapi teknologi masa kini juga memiliki keunikan tersendiri. Meski unik, teknologi-teknologi ini sangat membantu kehidupan manusia sehari-hari yang sebelumnya tidak terpikirkan. Sehingga saat in kita benar-benar hidup di era teknologi. Berikut adalah 3 teknologi yang canggih nan unik yang dapat menambah informasi Anda:

Informasi Gaya Hidup

Masker Pemilih Mimpi

Sumber: health.detik.com

Teknologi ini ditemukan oleh Duncan Frazier dan Steve McGuigan dari Brooklyn, New York ini telah menciptakan sebuah masker tidur yang diklaim memungkinkan orang untuk mampu mengendalikan mimpinya. Uniknya, masker ini diciptakan bagi Anda yang ingin memilih mimpi seperti bertemu artis idola, mengendarai mobil impian, dan sebagainya. Masker ini dilengkapi dengan 6 lampu LED tersebut akan menghasilkan serangkaian cahaya yang memberitahukan tahapan REM yang terpanjang dan saat otak kita 'memasuki' mimpi akan ditandai dengan keenam lampu yang berkedip-kedip.

Alat elektronik dengan layar sentuh atau touch screen telah meluas dikalangan masyarat. Mulai dari handphone, televisi, hingga komputer menggunakan konsep touch screen. Salah satu perusahaan di Hongkong, menghadirkan teknologi yang canggih dan unik yaitu produk cermin revolusioner. Cermin ini memiliki tampilan program aplikasi digital dan dilengkapi dengan speaker stereo, WiFi, IP41 waterprofing, dan beragam lainnya. Cermin ini dapat memberikan informasi penting, seperti memantau kesehatan melalui sebuah pad sensor, dan juga mampu untuk berkomunikasi dengan komputer dan ponsel. Cermin revolusioner dapat digunakan dapat dikendalikan melalui remote control atau smartphone.

Cermin Layar Sentuh

Sumber: 1000unik.blogspot.com

Semprotan Pendingin

Sumber: www.unikdunia.com

Produk ini tergolong unik dan menarik karena fungsinya yang dapat menghilangkan gerah dan panas ditubuh. Teknologi temuan negara sakura ini terlihat sedikit aneh dan unik. Namun, patut untuk dicoba karena fungsinya yang dapat menghilangkan panas. Semprotan pendingin ini berbentuk seperti krim pencukur. Penggunaannya cukup disemprot pada bagian yang terasa gerah, seperti leher, lengan, tangan, kaki, dan sebagainya. Nah, unik bukan? Semprotan ini sangat cocok digunakan pada saat cuaca panas.

Itulah informasi mengenai teknologi yang unik dan menarik yang tentunya dapat menambah pengetahuan Anda. Kita seharusnya bersyukur hidup di zaman serba canggih dengan teknologi yang dapat membantu kehidupan kita.

Oleh: Naomi Simeon

64/ 2014

7


si opin

Ngopini Kantin darurat ditargetkan terealisasi minggu kedua di bulan April. Sekarang minggu ke berapa? Bulan Apa? Tak ada hadiah uang tunai bagi juara-juara dalam pemilihan Mas dan Mbak FISIP 2014. Mungkin uangnya ditabung buat acara lain. Pihak universitas dirikan Patung Diponegoro di kawasan Widya Puraya. Paling disebut patung kuda lagi.

coming soon! SEMINAR NASIONAL YELLOW JOURNALISM LPM OPINI

Pemimpin Umum: Nur Fajriani Falah Pemimpin Redaksi: Ayu Nabila Redaktur Pelaksana: Gerry Maulana Thiar Editor: Ibrahim M. Ramadhan & Yuli Kurniawaty Layout & Grafis: Gerry Maulana Thiar & Hilda Nurul Fathiya Chasani Reporter: Gerry Maulana Thiar, Yuli Kurniawaty, Ibrahim M. Ramadhan, Naomi Putri Bahari Simeon, Hilda Nurul Fathiya Chasani, Tiffana Puspa Amarselma, Indriastuti Septiyani, Chandra Laksmita, Intan Laraswari, Ingrid Dyah.

8

64/ 2014


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.