Puisi
Dini Hari
Nyatanya Oleh: Gerry Maulana Thiar
Kekasih, Memekik di dalam kalbu ternyata perih Sebab banyak hal yang sulit kuhindari Hingga akhirnya tak sengaja Tanpa sengaja kupantik datangnya kangen
Dan sadar... Nyatanya, merdeka itu percuma Percuma jika tanpa cinta Nyatanya, damai itu sia-sia Sia-sia jika tanpa tanpa cinta
Yogyakarta, 25 Juli 2016
Kemarin Oleh: Rissa Risyana Rusman
Kamu adalah angin Menawarkan kesejukan Namun beriringan dengan badai Tapi, demi damainya hati ini Ku persilahkan anganmu masuk dalam kalbu Menyelusup rongga dada yang penuh sesak Tangisan kemarin biar kamu terka Entah rindu atau pilu
Bandung, 25 Juli 2016
Ilusi Oleh: Suci Intani
Ruang kosong menusuk kalbu, Hinggap jiwa mencapai asa, Kangen, ku rindu dekap hangat mu, Dekap hangat penuh damai,
Kangen, Suaramu menghias kalbuku, Membawa damai dalam jiwa, Namun, sayang semua itu ilusi,
Ilusi dengan kepak rasa rindu, Meredam kosongnya kalbu, Membuncahkan damai seakan nyata, Kangen Bima, 25 Juli 2016
Dipaksa ke Masa Lalu Oleh: Gerry Maulana Thiar
Di tengah sayup-sayup nada jatuhnya hujan Di tengah samarnya suara dinamo kipas angin yang tua Laptop sialan ini membuatku mengumpat, “Bangsat!� Masih saja barang ini menyimpan banyak memori Pikirku, telah hilang semua tentang kamu
Dibawa lagi aku kembali Ke masa lalu Membayangkanmu
Dipaksa aku untuk tengok jendela Jendela yang penuh debu Namun ada gurat tanda hati hasil tanganmu
Yogyakarta, 25 Juli 2016
Rinai Oleh Suci Intani
Kamu menengok tetesan hujan, Tak peduli rinai membasahi jendala mu, Tak peduli suara nyaring kipas angin mu,
Bangsat, Hujan mampu mendistraksi otakmu, Mampu meninggalkan laptop yg terus bersua,
Bangsat, Hujan membuatmu pilu, Hujan membuatmu bergetar, Bergetar karna merindu
Bima, 25 Juli 2016
Kenanglah Oleh Rissa Risyana Rusman
Jariku menari-nari di atas laptop Mengetik puisi ini Seperti kipas angin Yang menari-nari di sudut kamar Semoga kamu membacanya Karena puisi ini adalah perantara Saat kata tak lagi terucap Maka ku sampaikan lewat puisi
Kamu, Di manapun kamu berada saat ini Dengan siapa pun kamu saat ini Kapan pun kamu memejamkan matamu Bangsat! Kamu menjelma bagai hujan di balik jendela Penuh dengan kenangan
Bandung, 25 Juli 2016