Sabtu, 2 April 2011 28 Rabiulakhir 1432 H/29 Jie Gwee 2562 Terbit Pertama: 29 November 1998
Eceran Rp 2.500,http://www.equator-news.com
Kalimantan Barat Sebenarnya
April, Panas Paling Ekstrem
Politik
SK Yasyir Menggantung
Terik menyengat mencapai titik tertinggi. Riskan terjadi kebakaran lahan. Warga diminta berhemat menggunakan air. BMKG memperkirakan kemarau tak berlangsung lama.
KETAPANG. Setelah kalah di kandang sendiri pada Pilkada Bupati, Yasyir Ansyari tak serta-merta bisa menggantikan Ir Gusti Kamboja, sebagai Ketua DPRD Ketapang sebagaimana keinginan Partai Golkar Ketapang. Seharusnya sudah disahkan sejak 28 MaYasyir Ansyari Dok/Equator ret kemarin. Kami dari Golkar merasa dirugikan, kata Samsidi,BA, Wakil Ketua DPD II Partai Golkar Ketapang bidang hubungan pemerintahan, DPRD dan Parpol, Jumat (1/4). Tampaknya, proses pengangkatan Yasyir Ansyari bakal panjang. Tim veriďŹ kasi Gubernur belum juga menggelar rapat membahas usulan tersebut. Surat Keputusan (SK) pengesahan menggantung. Karena sudah habis tenggang waktunya, jangka waktu di DPRD tujuh hari, ke Bupati tujuh hari dan di Gubernur 14 har, tambah Samsidi. Menurut dia, persoalan Yasyir Ansyari dan Ir Gusti Kamboja tak ubahnya seperti pergantian
PONTIANAK. Badan Meteorologi, Klimatologi dan GeoďŹ sika (BMKG) Supadio memprediksi hingga 5 April 2011 di Kalbar tidak ada curah hujan. Suhu rata-rata mencapai 34 derajat Celsius. Awan komulusnimbus tak sempat terbentuk sehingga sulit terjadi hujan. Curah hujan yang kurang saat ini karena pengaruh tekanan rendah di atas wilayah Kalimantan. Akibatnya pembentukan awan konvektif tertarik ke atas, jelas Toni Kurniawan, Prakirawan BMKG Supadio ditemui Equator di ruang kerjanya, Jumat (1/4). Menurut Tony, awan konvektif tersebut terjadi karena penguapan udara akibat pemanasan matahari. Setelah awan tersebut terkumpul dan membesar, maka muncul awan komulusnimbus atau awan yang menghasilkan hujan. Tetapi, karena awan konvektif itu tertarik, awan cumulusnimbus pun tidak sempat terbentuk. Tidak akan terjadi hujan di Kalbar. Tetapi kondisi ini diprediksikan tidak akan berlangsung lama. Sebenarnya di Kalbar tidak mengenal kemarau, hanya curah hujan yang kurang, jelas Toni. Akibat curah hujan yang kurang ini, cuaca di daerah Khatulistiwa menjadi sangat panas dan banyak lahan kering yang mudah terbakar. Suhu di Kalbar mencapai 34 derajat Celsius. Panas seperti ini yang paling ekstrem. Kondisi cuaca ini patut diwaspadai karena lahan sangat kering sehingga mudah terbakar. Ini patut diwaspadai, karena kalau terbakar akan menimbulkan kabut asap. Tetapi saat ini kabut asap belum terlalu parah, visibility (jarak pandang, red) dari pukul 06.00 hingga 07.00 berkisar 500-600 meter, pukul 07.00 ke atas sudah normal kembali, ungkap Toni. Menghadapi musim kemarau, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak berusaha agar air yang didistribusikan ke pelanggan tetap lancar. Sumber air yang di
Halaman 7
Kesehatan
Musim Pancaroba Dinkes Pantau Jentik PONTIANAK. Pada 2010 lalu, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kalbar merenggut 589 pasien. Malah di 2009 mencapai 9000 kasus hingga ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Diperlukan antisipasi dengan mengaktifkan pemantauan jentik secara berkala. Pemantauan jentik telah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota. Ini untuk mengantisipasi terjadinya kasus DBD yang pernah menjadi KLB di Kalbar, kata dr Andy Jap, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat ditemui Equator, Jumat (1/4). Andy juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengantisipasi DBD melalui penyiapan abate. Stok abate untuk Kalbar cukup. Hingga minggu ke 9 tahun 2011, terdapat 24 kasus DBD dengan tingkat kematian 0 (nol), diantaranya di Kota Pontianak 2 orang, Kabupaten Sambas 7 orang, Kota Singkawang 4 orang dan Kabupaten Kubu Raya 11 orang. Di musim pancaroba seperti ini, Andy Jap menekankan agar masyarakat dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan, agar tidak terkena penyakit diare atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Halaman 7
Kuliner
Kerapu Saus Asam Pedas
CUACA panas enaknya makan ikan, tentu saja. Tapi bukan sembarang ikan yang disuguhkan chef dapur resto Hotel Mercury, Arif Friatna, yang menemukan resep selera Pontianak. Bahannya pun dari perairan Kalbar, ikan kerapu yang gurih itu. Tapi jangan membayangkan asam pedas biasanya yang berkuah itu. Yang ini adalah, Kerapu Saus Asam Pedas. Jadi, rasa gurih kerapu digoreng kipas lantas disiram dengan saus asam pedas, wuiihh....., makjreng! Nikmati rasa pedas cabai Pontianak, plus lengkuas dan serai diiris halus ditumis dengan bawang putih, aromanya sedap. Ini resep baru saya ciptakan di Pontianak, kata Arif buat penggemar sensasi asam dan pedas. Yang menarik sensasinya, ada adopsi selera
Lahan gambut di kawasan PT PSP Desa Galang terus membara hingga kemarin (1/4). ALFY SHANDY
Lahan Terbakar, Warga Siap-siap Mengungsi MEMPAWAH. Kebakaran lahan 315 hektar beserta pohon sawit milik PT Pinyuh Sungai Purun (PSP) mulai mengancam pemukiman. Warga di Jalan Jeruk, Desa Sungai Purun Besar yang berdekatan lokasi ke-
bakaran, resah. Mereka mempersiapkan diri untuk mengungsi. Dari informasi yang diterima, beberapa warga di Jalan Jeruk perbatasan antara Desa Purun Besar dan Segedong mengaku siap mengungsi.
Halaman 7
Halaman 7
Distop Warga
Pedagang Jual Beras Jawa SUNGAI RAYA. Jatah pembagian Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin) dari Pemerintah Pusat disarankan menggunakan beras lokal. Upaya ini dipercaya dapat menciptakan pasar yang sistemik bagi hasil pertanian. Bila Raskin menggunakan beras lokal, berarti program Raskin turut membantu menciptakan ketahanan pangan di daerah, kata Muda Mahendrawan SH, Bupati Kubu Raya kepada Equator, Jumat (1/4). Muda menjelaskan, bila hal tersebut terwujud, para petani tidak perlu lagi mengkhawatirkan pangsa pasar, karena sudah tersedia. Mereka juga akan berlomba-lomba menanam padi, karena pemerintah dapat membelinya dengan harga yang pantas. Kalau Raskin dari beras petani lokal, sudah berapa banyak petani yang akan diuntungkan dan tetap
Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga didorong untuk memanfaatkan beras lokal. Selain itu, Pemkab Kubu Raya melalui Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) juga terus memperluas pangsa pasar dari hasil
PONTIANAK. Operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Company Open Company Operate (COCO) di persimpangan Jalan Ahmad Yani I-Parit H Hussein II terhenti 3,5 jam setelah ditutup sejumlah warga, Jumat (1/4). Penutupan ini buntut tidak diperpanjangnya hubungan kerja delapan pekerja outsourcing di SPBU tersebut. Ini respons kita terhadap keluhan kawankawan yang diputus hubungan kerjanya secara sepihak, kata Muhlis, Ketua Ikatan Pemuda Paris Dua (Iparda) kepada Equator, kemarin. Penutupan berlangsung mulai pukul 13.15. Tidak ada aktivitas di SPBU itu karena warga memasang pagar penghalang di jalan masuk dan keluar SPBU. Penutupan ini yang ke tiga kalinya dilakukan warga. Sebelumnya, warga sempat menutup SPBU tersebut pada Selasa (29/3), dan Rabu malam (30/3) mulai pukul 24.00 hingga 06.00. Puluhan aparat kepolisian dari Polsek Selatan terlihat turun ke lokasi SPBU. Kapolsek Selatan, AKP A HaďŹ dz juga terlihat datang ke lokasi. Delapan pekerja outsourcing yang tidak diperpanjang kontraknya itu rata-rata tinggal di daerah Parit H Husein II. Sebagian mereka mengaku kecewa dengan pemutusan hubungan kerja tersebut. Kita harapkan supaya mereka diperpanjang
Halaman 7
Halaman 7
Pedagang beras di pasar Mawar. SYAMSUL ARIFIN menjaga produksinya, kata Muda. Untuk 2010 saja, alokasi Raskin mencapai 156 kilogram per Rumah Tangga Sasaran (RTS) per tahun atau 13 kilogram per bulan per RTS untuk 12 bulan. Sedangkan pada 2011 ini
dibutuhkan sekitar 8 ribu ton Raskin. Upaya memperbesar pangsa pasar dari petani Kubu Raya dengan memanfaatkan program Raskin ini merupakan rencana kesekian kalinya yang akan ditempuh Pemkab Kubu Raya. Sebelumnya, para
Penyiapan Energi Listrik
PLTU Tanjung Gundul Masuk Proses Pembebasan Lahan
Injet-injet Semut Kekeringan melanda Kalbar -- Sedia air sebelum kemarau.
- Bang Meng
DOK/EQUATOR
Dahlan Iskan (kiri) dan staf PT PLN (Persero)
Mempawah Rp 2.500,-
Warga yang mengaku terancam dengan kobaran api jumlahnya kurang lebih enam kepala keluarga (KK). Mereka bermukim di pinggiran hutan dan bekerja sebagai petani sayur.
Raskin Disarankan Beras Lokal SPBU Paris II
Halaman 7
Harga Eceran :
Mereka khawatir kobaran api membakar rumahnya. Apalagi kondisi tiupan angin pada siang hari sangat kencang, kata Safruddin, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Pontianak, kepada Equator, Jumat (1/4).
Singkawang Rp 2.500,-
Bengkayang Rp 2.500,-
Kamis, 14 Oktober 2010, Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan telah meninjau proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Dusun Parit Baru, Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, dan PLTU di Dusun Tanjung Gundul, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang. Sesuai kontrak, PLTU Tanjung Gundul akan selesai pertengahan Maret 2012
Sambas Rp 2.500,-
Landak Rp 3.000,-
nanti. Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan karena sudah membayar uang jaminan sebesar Rp 100 miliar kepada PLN. Jalan masuk ke lokasi PLTU, baru setengah jadi. Saat ini tengah dilakukan penyelesaian. Untuk PLTU ini, PLN masih harus membebaskan tanah lagi di sekitar lokasi yang siap dibangun. Pembangunan pembangkit itu terus berproses. Khusus di Tanjung Gundul, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Bengkay-
Sanggau Rp 3.000,-
Sintang Rp 3.000,-
ang, Alzirwan, mengungkapkan, pihak PLN meminta bantuan pada pemerintah daerah untuk menjadi panitia pembebasan lahan pembangunan PLTU Tanjung Gundul. Untuk pembangunan PLTU Tanjung Gundul membutuhkan lahan seluas 50 hektar, namun yang terealisasi hanya 45 hektar saja. Karena lima hektarnya bermasalah, baik itu SPT maupun Akta Tanahnya, jelas Alzirwan ditemui di ruang kerjanya, Jalan Guna Baru Trans Rangkang Beng-
Melawi Rp 3.000,-
kayang, Kamis (31/3). Alzirwan mengakui, dalam mengurus pengadaan lahan ini ibarat separuh badan ke sel, dan separuh lagi ke keluarga. Apabila melakukan kesalahan walau sedikitpun akan berakibat fatal. Karena itu, ia selalu mengingatkan kepada rekannya di tim sembilan untuk tidak neko-neko. Kita harus transparan dan sesuai aturan yang berlaku. Bagi pemilik lahan yang telah disepakati pembelian tanahnya
Kapuas Hulu Rp 3.000,-
Halaman 7
Ketapang Rp 3.000,