Harian Equator 8 Maret 2011

Page 1

Selasa, 8 Maret 2011

Eceran Rp 2.500,-

2 Rabiulakhir 1432 H/3 Jie Gwee 2562 Terbit Pertama: 29 November 1998

http://www.equator-news.com

Kalimantan Barat Sebenarnya

Hukum

Kalbar Lumpuh Total

Mulyono Divonis Seumur Hidup PONTIANAK. Masih ingat aksi kejahatan yang dilakukan Mulyono? Pria berusia 35 tahun ini diganjar vonis penjara seumur hidup karena terbukti membunuh Tuti Handayani, 19, pada 14 Juli 2010 di komplek Gedung Olahraga Pangsuma, Kelurahan Parit Tokaya Pontianak. Dari fakta dan keterangan saksi-saksi dalam persidangan, terdakwa Mulyono secara sah dan meyakinkan telah melakukan pembunuhan berencana dan menghilangkan nyawa orang lain, kata Yunus Sessa, Hakim Ketua dalam persidangan di PN Pontianak, Senin (7/3) kemarin. Yunus didampingi hakim anggota Agung Purbantoro dan Boko. Hadir dalam sidang tersebut JPU Linda Irmasari, serta Panitera Pengganti Agus Erwin H SH. Vonis hakim ini sesuai dengan dakwaan JPU kepada Mulyono yang menjerat dengan dakwaan berlapis primer Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan dakwaan subsider

Halaman 7

Kesehatan

Asap Tebal, Gunakan Masker PONTIANAK. Udara di Kota Pontianak dan beberapa kabupaten se-Kalbar cenderung kurang sehat pada jam-jam tertentu. Pemicunya pertambahan titik api (hotspot) yang mengakibatkan asap tebal sisa pembakaran lahan. Bagi pengendara sepeda motor gunakan masker atau sapu tangan yang dibasahi terlebih dahulu, kata drg Multi Junto M, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak kepada Equator, Senin (7/3). Menurut Multi, kalaupun masker dibagikan gratis namun semuanya tergantung kesadaran masyarakat untuk menggunakannya. Kalau bisa pakai sapu tangan karena setiap orang punya. Sapu tangan yang dibasahkan dapat membuat partikel debu menempel di sapu tangan, saran Multi.

Bensin Kritis, Depot Kosong Janji tinggal janji, stok SPBU kosong warga mulai resah. Titik lemah karena kuota minim, distribusi juga sering macet dan terhambat. Pemerintah tak becus urus rakyat.

PONTIANAK. Stok bensin bersubsidi di Kalbar dalam kondisi memprihatinkan. Masyarakat mengantre berjam-jam untuk mendapatkan minyak di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU). Banyak di antara mereka harus pulang tanpa hasil. Pantauan Equator, hingga pukul 19.00 kemarin, sejumlah SPBU tidak mendapatkan pasokan bensin. Sedangkan antrean kendaraan roda dua maupun roda empat sudah berjubel memanjang. Mayoritas ruas jalan utama di Kota Pontianak macet total. Di SPBU Company Open Company

Halaman 7

Ribuan Koperasi di Kalbar Tidak Aktif

Injet-injet Semut SMS berantai menebar maut - SMS = Suka Membantai Sesama

- Bang Meng

Harga Eceran :

Mempawah Rp 2.500,-

karena tidak ada bensin, kata Gusti kepada sejumlah wartawan yang menemuinya di SPBU Company Open Company Operate (COCO) Jalan Ayani I, sekitar pukul 12.00 kemarin. Gusti yang terjebak dalam antrean tidak bisa menghadiri pemakaman ayahnya. Saya awalnya minta tolong dibagi

Halaman 7

31 Orang Diamankan Polisi

Ekonomi

Halaman 7

PONTIANAK. Kelangkaan bensin telah menimbulkan dampak besar bagi masyarakat Kalbar. Gusti, tinggal di Gang Siaga Sejahtera Ayani II tak bisa melihat jenazah ayahnya yang meninggal, Minggu (6/3) di Mandor Kabupaten Landak. Ia terjebak macet dan tak mendapatkan bensin. Saya tidak bisa pulang ke Mandor

Jangan Terpancing SMS Pencurian Organ Tubuh

Halaman 7

PONTIANAK. Tercatat sebanyak 4240 ribu koperasi tersebar di seluruh Kalbar. Sebanyak 1990 di antaranya merupakan koperasi yang tidak aktif. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalbar melakukan pembenahan. Jika masih tak bisa aktif, maka koperasi tersebut terancam dibubarkan. Frans Suardi.BOY Bagi koperasi yang tidak aktif ini di tahun 2011 akan mendapatkan pembinaan dari agar mereka bisa aktif kembali. Kalau masih tidak bisa, mungkin bisa dimerger atau dibubarkan saja daripada hanya menjadi koperasi papan nama saja, jelas Drs Frans Suardi H, Kepala Dinas Koperasi, UMKM Kalbar ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/3) kemarin. Dijelaskan Frans, dari 3 ribuan koperasi yang ada di Kalbar ini, 25 persen yang dinilai tidak sehat karena laporan Rapat Anggota Tahunan

Ngantre Bensin, Tak Lihat Jenazah Ayah

Korban yang dibakar di dalam mobil menyisakan tulang belulang. M. Khusairy

MELIAU. Dua orang pedagang kelontong keliling, Muslimin alias Dodo alias Kodok, 35, dan Bobby, 25, keduanya asal Jawa Barat tewas mengenaskan, Minggu (6/3) sekitar pukul 12.00. Puluhan warga dari beberapa dusun di Desa Baru Lombak menghakimi dua korban tersebut. Muslimin dan Bobby dihabisi dengan cara sadis di rumah pasangan suami istri Widariyanto,

Dipaksa Mencicipi Otak MELIAU. Tindakan brutal massa telah memecah suasana Kalbar yang awalnya damai. Dalam kasus pembunuhan di Desa Baru Lombak, Meliau Kabupaten Sanggau, ternyata diiringi aksi lain, otak korban yang sudah meninggal dimakan para pelaku pembunuhan tersebut.

Menurut penuturan Bi, 40, salah seorang warga setempat, dirinya mengaku sempat mencicipi otak korban. Hal itu dilakukan, karena takut ancaman para pelaku. Saya pas pulang dari kebun. Langsung di stop, kamu dari mana dan apa yang dibawa. Saya jawab, bawa buah Su-

kun. Ini makan dulu. Kemudian saya tanya ini apa, otak orang. Makan jangan sampai tidak, tirunya ketika memberikan keterangan singkat di depan Kapolda Kalbar, Ketua Harian DAD Yakobus Kumis dan Kapolres Sanggau, kemarin.

Halaman 7

50, dan Ngatinem, 45, tepat di pertigaan wilayah Jalan Poros PT BHD, Baru Lombak dengan Nek Raong. Salah satu korban sempat ditembak menggunakan senapan Lantak oleh massa. Usai dibunuh hingga leher putus dan perut dibelah hingga usus terburai, jasadnya langsung dimasukan ke dalam mobil Carry milik korban yang biasa digunakan berdagang keliling. Kemudian didorong

sekitar 500 meter dari tempat kejadian perkara (TKP) awal. Warga kemudian membakar mobil berikut kedua jasad korban itu di tepi sungai. Jasad kedua korban itu, langsung dibawa menggunakan kendaraan ke Puskesmas Meliau untuk divisum. Kemudian diserahkan ke pihak keluarga kedua korban. Dari salah satu korban yang tersisa hanya se

Halaman 7

Giliran Sekadau, Polisi Brunei, dan Syafe i PONTIANAK. Keberingasan massa akibat terror SMS berantai tak bertanggung jawab yang menyebutkan pencurian organ tubuh manusia juga terjadi di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Empat warga diserang. Satu korban di antaranya, Susno, 35, tewas, Senin (7/3) sore. Satu disiram dengan cuka getah, dan dua orang lainnya berhasil melarikan diri. Mereka Syafe i di Mapolsek Am- bekerja sebagai sales buku. Dari keempat bawang. SAMSUL Halaman 7

Menelusuri Keberadaan Istana Kerajaan di Kalbar (bagian 73)

Tarbiayatul Islam Selamatkan Bidang Pengajaran Pada masa Sultan Mulia Ibrahim Syafiuddin tejadi kemunduran. Belanda mempersempit ruang gerak kerajaan. Inisiatif Imam Basyiuni Imran, pendidiSultan Muhammad Mulia kan kembali dibangkitkan. Ibrahim Syafiuddin.IST

Singkawang Rp 2.500,-

Bengkayang Rp 2.500,-

Sambas Rp 2.500,-

Raden Mulia Ibrahim bin Raden Achmad bin Sultan Muhammad Syafiuddin II diangkat menjadi Sultan Sambas ke 15 bergelar Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin pada 2 Mei 1931. Raden Mulia Ibrahim kala itu masih sangat muda. Maka pada

Landak Rp 3.000,-

10 Oktober 1926 dibentuk Majelis Kesultanan yang melaksanakan tugas-tugas Sultan Sambas pasca Muhammad Ali Syafiuddin II meninggal dunia. Majelis Kesultanan Sambas terdiri dari Controleur Sambas Van der Velden sebagai Ketua, Pangeran

Sanggau Rp 3.000,-

Sintang Rp 3.000,-

Bendahara Sri Maharaja dan Pangeran Laksamana sebagai anggota, Demang Kota Sambas Raden Tachmid Panji Anom sebagai penasihat. Majelis ini bertugas hingga 2 Mei 1931. Sebelumnya, pada 17 Juli 1915 Raden Much-

Melawi Rp 3.000,-

sin Panjianom dan Raden Abubakar Panjianom berangkat ke Serang Banten untuk menemani dan membawa Raden Mulia Ibrahim belajar di sekolah OSVIA. Sewaktu Raden Mulia Ibrahim baru duduk di tingkat 3, ia diminta pu

Kapuas Hulu Rp 3.000,-

Halaman 7

Ketapang Rp 3.000,


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.