Kamis, 10 November 2011 14 Dzulhijjah 1432 H/15 Cap Gwee 2562 Terbit Pertama: 29 November 1998
Eceran Rp 2.500,http://www.equator-news.com
Kalimantan Barat Sebenarnya
Kasus Jhon Hards Belum Tuntas Belum ada Reaksi IDI dan RSSA dikaitkan ke peralatan bedah di RS Soedarso. Kalau bicara lengkap atau tidak lengkapnya peralatan medis di rumah sakit maka di RSSA atau rumah sakit yang ada di Kalbar juga tidak lengkap, apalagi ilmu
PONTIANAK. Kuitansi liar yang dibuat dokter spesialis bedah saraf dan bedah tulang belakang, Dr Jhon Hards SpBS terhadap pasien di Rumah Sakit St Antonius (RSSA), Tety Yulianti, belum ditindaklanjuti kasusnya. Masalah itu tak relevan
kedoteran berkembang terus dan penyakit terus bertambah jumlahnya, kata dr Gede Sandjaja SpOB, Direktur RSUD Soedarso Pontianak kepada wartawan usai menghadiri paripurna di Gedung DPRD Kalbar, Rabu (9/11).
Pernyataan ini sekaligus menghapus dalih Jhon yang menyatakan akibat minimnya alat bedah syaraf maka pasien diarahkan dirawat di RSSA. Semuanya itu relatif, tinggal bagaimana dokter sepesialis tersebut menggunakan alat yang ada itu sebaik mungkin dalam mengobati pasien, kata Gede. Gede keberatan jika RS Soedarso
dikaitkan dengan persoalan itu. Untuk kasus yang menimpa pak Jhon Hards, biarlah RSSA dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI, red) yang menanganinya, kata Gede. Dia mengingatkan, kalau ada peralatan bedah yang dirasakan kurang maka bidang bersangkutan mengusulkan kepada pihak RSUD Soedarso Pontianak, dan nanti pihak manajemen akan mengusulkan
untuk dibeli sesuai kemampuan keuangan daerah. Yang jelas RSUD Soedarso adalah rumah sakit pemerintah. Kita tidak bisa melengkapi semua peralatan medis yang dibutuhkan secara detail karena APBD Kalbar sangat terbatas. Apalagi semua harus direncanakan dengan baik sesuai skala prioritas, jelas Gede.
Halaman 7
Religi
Adab Berdakwah Hj Yati Aryati Saad Dalam beberapa tahun terakhir ini, melalui media massa televisi, koran, radio, internet, video, bermunculan sejumlah pendakwah dengan cara atau pola berdakwah masing-masing. Pada satu sisi tentunya kita sangat berbahagia melihat perkembangan dakwah Islam saat ini, tetapi pada sisi yang lain, pola dakwah yang disajikan, penampilan pendakwah, tampaknya sudah ada yang menyimpang dari ajaran Islam, dari apa-apa yang mereka dakwahkan, sehingga dapat saja akhirnya merusakkan perilaku pendengar, pemirsa, atau pembacanya.
Truk bermuatan tepung pewarna dan makanan ringan diamankan di Polsek Pontianak Timur, Rabu (19/11). SYAMSUL ARIFIN
Petugas Amankan 6,5 Ton Tepung Pewarna
Halaman 7
Pendidikan
APBD Kalbar Gagal Realisasikan 20 Persen Anggaran Pendidikan PONTIANAK. Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya mengaku anggaran yang dialokasikan pada sektor pendidikan sebesar 20 persen, seperti yang diamanahkan undang-undang, sangat berat dilakukan. Untuk mencapai 20 persen memang sangat berat, Christiandy Sanjaya kalau volume kita Rp 2 triliun lebih, maka sekitar Rp 400 miliar yang harus dialokasikan. Sedangkan kita tidak membina SD dan SMP. Dan itu yang paling banyak, mungkin itu di kabupaten/kota, kata Christiandy kepada wartawan usai paripurna di DPRD Kalbar, Rabu (9/11). Menurut Christiandy, fungsi pendidikan tidak
Kebakaran menghanguskan tiga rumah di Jalan Karimata Pontianak Kota, Rabu (9/11) pagi. SYAMSUL ARIFIN
Sekali Jilat, Tiga Rumah Hangus PONTIANAK. Rumah milik Agus, Ali dan Dewi di Jalan Karimata, Pontianak Kota hangus dilalap si jago merah, Rabu (9/11) pagi. Tidak ada korban jiwa. Api turut menghanguskan dua sepeda motor
milik Agus. Kebakaran sempat menjadi tontonan warga. Pemadam kebakaran kewalahan menuju ke lokasi kebakaran. Api menghanguskan tiga rumah. Para pemilik rumah menangis
Injet-injet Semut Kasus Jhon Hards Belum Tuntas -- Kok senyap, ada apa ya?
- Bang Meng
PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALBAR CABANG PONTIANAK
HIMBAUAN PT PLN CABANG PONTIANAK
HUMAS PT PLN CABANG PONTIANAK
Untuk pelayanan pengaduan pelanggan melalui SMS anda dapat mengirim kan SMS ke:
No. HP. 08115718811 Tekad PLN memberikan pelayanan yang terbaik untuk kepuasan pelanggan
Harga Eceran :
Mempawah Rp 2.500,-
salat Dhuha, tiba-tiba dari atas ada bunyi seperti orang lewat di atas seng. Sayapun kaget, ternyata api dari rumah sebelah yang semakin besar. Saya langsung keluar
Halaman 7
Halaman 7
Ribuan Tabung Gas Elpiji Asal Jakarta Disita
Halaman 7
Dihimbau kepada pelanggan yang budiman, untuk dapat melunasi rekening listrik tepat waktu, dari tanggal 01 s/d 20 setiap bulannya. Rekening yang dibayar adalah satu-satunya sumber pendapatan PT PLN (Persero) Disamping itu juga, untuk menghindari sanksi pemutusan sementara dan biaya keterlambatan maupun pemutusan rampung. Pembayaran dapat dilakukan di Kantor PT PLN (Persero) dan PPOB yang tersebar di seluruh Wilayah Kalbar. Demikian himbauan ini, agar menjadi perhatian demi keamanan dan kenyamanan kita bersama.
histeris melihat rumahnya jadi arang. Warga sekitar berusaha membantu pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Saya tengah mengaji habis
PONTIANAK. Jajaran Polsek Pontianak Timur mengamankan truk bermuatan 6,5 ton tepung pewarna aluminium dan snack yang tidak dilengkapi dokumen, Rabu (9/11) di Jalan Tanjung Raya II. Barang bukti berikut sopir diamankan guna proses penyelidikan lebih lanjut. Hasil pemeriksaan sementara, diketahui barang berasal dari Balai Karangan. Melewati daerah Sungai Ambawang, satu unit truk tersebut hendak menuju gudang di Jalan A Yani II. Ketika melintas di Jalan Tanjung Raya II kepergok anggota patroli yang langsung melakukan pemeriksaan lantaran tampak mencurigakan. Ternyata truk memuat 250
Truk pengangkut ribuan tabung gas elpiji tanpa dokumen diamankan Direktorat Reskrimsus Polda Kalbar-SYAMSUL ARIFIN
PONTIANAK. Sebanyak 1.800 tabung gas elpiji disita Direktur Reserse dan Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Kalbar akibat tidak mengantongi dokumen, Selasa (7/11) di Bundaran Jalan Arteri Supadio. Kasubag Industri dan Perdagangan (Indag) Reskrimsus Polda Kalbar, AKBP Erdi Chaniago mengatakan, penangkapan ratusan tabung gas kosong tersebut bermula dari informasi bongkar muat tabung gas dari pelabuhan Dwikora Pontianak. Tabung gas tersebut dibawa ke sebuah rumah di Jalan Arteri Supadio (jalan Soekarno Hatta) dan digerebek polisi pada saat bongkar muat dari tronton.
Dari informasi tersebut Tim Reskrimsus langsung mendatangi lokasi. Ratusan tabung gas kosong ukuran tiga kilogram sedang dibongkar. Rencananya akan diangkut ke Kabupaten Sanggau menggunakan damp truk KB 9851 HP. Setelah kami lakukan pemeriksaan, ternyata tabung gas itu atau dalam pengangkutan tabung gas itu tanpa dokumen, ungkap Erdi didampingi Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Mukson Munandar. Dijelaskan Erdi, tabung gas tersebut berasal dari Jakarta. Sebelum diangkut dan didistribusikan ke kota tujuan, tabung-tabung gas itu dititipkan di sebuah rumah yang diduga sebagai gudang sementara.
Menurut keterangan karyawan atau pekerja yang sudah dimintai keterangan, tabung gas itu milik pengusaha dari Sanggau dan akan dikirim ke Sanggau, jelasnya. Erdi mengatakan, penangkapan tabung gas kosong tersebut, selain diduga tanpa dokumen juga adanya dugaan bahan baku yang digunakan tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Sehingga dapat meledak. Kita juga melakukan pemeriksaan terhadap bahan bakunya atau desain industri, apakah standar Nasional Indonesia apa tidak. Kalau ternyata tidak memenuhi standar kan bisa mengakibatkan bencana,
Halaman 7
Memoar JC Oevaang Oeray (2) Oleh Syafaruddin Usman MHD
Selain syarat-syarat ideologis, Penpres 7/1959 juga mewajibkan semua partai memiliki unit di tingkat provinsi dan cabang paling sedikit seperempat dari semua daerah tingkat satu dan tingkat dua sebelum 5 Juli 1959.
Singkawang Rp 2.500,-
Bengkayang Rp 2.500,-
Kemelut Berujung Terbentuknya Dua Faksi Dalam peraturan selanjutnya [Mengenai Pengawasan Partai-partai, Peraturan Presiden 13/60], syarat ini diubah lagi, sehingga hanya partai dengan paling sedikit 150.000 anggota sebelum 5 Juli 1959 yang dapat diizinkan. Semua partai diwajibkan menyerahkan daftar semua organisasi aďŹ liasinya ditambah daftar semua anggota sekurangkurangnya enam bulan sekali.
Sambas Rp 2.500,-
Landak Rp 3.000,-
Setelah selama beberapa bulan tercekam ketakutan besar mengenai eksistensinya, partai-partai bersama-sama menarik napas lega dengan diumumkannya Penpres 7/1959. Pada Januari dan Februari 1960, para pemimpin partai sekali lagi mulai berbicara secara terbuka tentang masalah politik. Masih merasa jengkel karena pemerintah sering menggunakan
Sanggau Rp 3.000,-
Dekrit Presiden, partai-partai bergabung untuk mencegah disetujuinya Anggaran Belanja Nasional 1960, rancangan undang-undang pertama yang diserahkan kepada parlemen sejak UUD 1945 diberlakukan kembali pada Juli 1959. Partai-partai menyerang anggaran belanja 1960 dengan alasan-alasan yang masuk akal. Anggaran itu mengusulkan pen-
Sintang Rp 3.000,-
Melawi Rp 3.000,-
geluaran sebesar Rp 46 miliar, lebih dari dua kali lipat pendapatan Rp 22 miliar yang dikumpulkan pada 1959. Bersamaan dengan anggaran belanja, pemerintah juga mengusulkan kenaikan pajak yang mencolok dan sejumlah besar hal-hal baru. Partai-partai menyetujui kenaikan antara Rp 33 sampai Rp 36 miliar tetapi tidak
Kapuas Hulu Rp 3.000,-
Halaman 7
Ketapang Rp 3.000,