Harian Equator 13 Juli 2011

Page 1

Rabu, 13 Juli 2011 12 Sya ban 1432 H/ 13 Lak Gwee 2562 Terbit Pertama: 29 November 1998

Eceran Rp 2.500,http://www.equator-news.com

Kalimantan Barat Sebenarnya

Kimha Dituntut 7,6 Tahun Penjara Dua orang sudah divonis penjara. Giliran Kimha yang dituntut. Tersisa satu orang lagi, pemenang tender Baju Hansip. Selain kurungan badan, Jaksa meminta Rp 1,934 miliar dikembalikan ke negara.

Perkebunan

PONTIANAK. Setelah tiga kali mangkir, Cornelius Kimha akhirnya hadir dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Pontianak, Selasa (12/7) pagi. Terdakwa korupsi pengadaan baju Hansip ini dituntut pidana penjara 7,6 tahun. Bahwa dalam pengadaan baju hansip terdakwa sebagai pengguna anggaran. Terdakwa tidak menyusun HPS, menyalahgunakan kewenangan bertentangan dengan Kepres Nomor 80/2003, kata Tri Lestari, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam persidangan kemarin. Persidangan dipimpin Hakim Ketua Yunus Sesa SH MH dibantu hakim anggota Agung Purbantoro SH MH dan Imam Supardi SH MH, serta Panitera Pengganti, Irma H SH. JPU menyatakan, sesuai fakta persidangan Kimha memenuhi unsur perbuatan melawan hukum. Terdakwa dinilai menyalahgunakan kewenangan sebagai pengguna anggaran ketika proyek pengadaan baju Hansip sedang berjalan, yakni tanpa membuat HPS (Harga Perkiraan Sementara) hingga menimbulkan kerugian negara. Perbuatan terdakwa, menurut JPU, turut memperkaya orang lain. Kerugian negara yang diakibatkan mencapai Rp 1,934 miliar. Sangat menguntungkan penyedia jasa secara mencolok. JPU menyatakan semua tuntutan telah sesuai fakta persidangan, yakni berdasar keterangan saksi dan terdakwa. Adapun hal yang dianggap memberatkan terdakwa yakni tidak membantu pemerintah dalam menuntaskan tindak pidana korupsi. JPU, dalam salinan tuntutannya menuntut terdakwa dengan pidana penjara 7,6 tahun dan denda Rp 200 juta subsidair tiga bulan kurungan. Terdakwa dikenai kewajiban mengganti uang kerugian negara Rp 1,934 miliar. Penggantian tersebut menjadi Halaman 7

Para kepala pengamanan Kebun inti PTPN 13 Kembayan. M KHUSYAIRI

Produksi Sawit Meningkat, Petani Dukung PTPN XIII KEMBAYAN. Kebun inti dan plasma milik PTPN XIII di unit Kembayan, Distrik Kalbar II Parindu, cukup membanggakan. Kondisi kebun semakin membaik, produksi semakin meningkat. Hal ini tak terlepas dari komitmen karyawan dan petani plasma. Untuk meningkatkan keberhasilan di kebun PTPN tersebut. Hanya saja, beberapa infrastruktur meliputi sarana kantor milik plasma perlu kiranya secepatnya dibangun, agar lebih representatif dan memadai. Lain-lainnya, sudah dalam kondisi baik. Hanya sedikit saja, yakni kantor plasma mesti secepatnya dibangun. Kita berharap ada perhatian khusus dari para direksi sebagai pemegang kebijakan, pinta Abdul Ami, salah seorang petani plasma di Kelompu, Kembayan, Selasa (12/7). Halaman 7

Hukum

Suasana sidang Yansen di PN Sanggau, kemarin (12/7).M KHUSYAIRI

Jaksa Tuntut Mantan Bupati Sanggau 4,6 Tahun Penjara SANGGAU. Mantan Bupati Sanggau periode 2003-2008, Yansen Akun Efendy dituntut 4,6 tahun penjara, subsider 3 bulan kurungan serta denda uang sebesar Rp 50 juta dalam perkara penyimpangan pengadaan tanah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kecamatan Meliau tahun 2007, Selasa (12/7) dalam sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Sanggau. Sidang dipimpin Hakim Ketua Ketua Lie Sony, SH dengan hakim anggota Lanora Siregar, SH serta Edy Alex Serayox, SH MH. Jaksa Penuntut Umum (JPU), Ruliyan Prayudi, SH dan Amirudin SH. Halaman 7

Ekonomi

Warga bantu polisi memotong ayam ilegal.CAHYONO

1085 Ekor Ayam Malaysia Dimusnahkan BENGKAYANG. Sebanyak 1085 ekor ayam potong asal Malaysia yang diselundupkan pasangan suami istri warga Singkawang, dimusnahkan, Selasa (12/7) di halaman belakang Polres Bengkayang. Pemusnahan barang bukti ini hasil tangkapan petugas Polres Bengkayang Kamis (30/6). Ayam asal negeri jiran tersebut tidak dilengkapi sertiďŹ kat dari negara asal. Tersangka tidak dapat menunjukkan dokumen dari karantina hewan saat memasuki wilayah NKRI. Halaman 7

Injet-injet Semut Hildi Protes Pusat Bagi Rata Hasil Laut -- Pemerintah pusat jangan jadi kapal kerok.

- Bang Meng

Harga Eceran :

Mempawah Rp 2.500,-

Fadel Muhammad didampingi Wagub Kalbar dan Bupati Kayong Utara H Hildi Hamid meninjau Unit Pengolahan Ikan (UPI) PT Industri Perikanan Sukadana di Teluk Batang, Senin (11/7). KAMIRILUDDIN

Hildi Protes Pusat Bagi Rata Hasil Laut SUKADANA. Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid keberatan hasil laut dari daerahnya dibagi sama rata ke daerah lain oleh pemerintah pusat. Keberatan tersebut pun disampaikan langsung kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr Ir Fadel Muhammad ketika peresmian Unit Pengolahan Ikan (UPI) PT Industri Perikanan Sukadana di Kecamatan Teluk Batang, Senin (11/7).

Tolong Pak Menteri (Fadel Muhammad, Red), kami memiliki potensi dan hasil laut yang luar biasa. Namun, kami merasa dirugikan dengan kebijakan pemerintah pusat yang membagi hasil laut ini sama rata dengan daerah lain. Bogor yang tidak punya laut namun mendapatkan bagian sama seperti Kayong Utara, kata Hildi di sela sambutan. Sebelumnya, keberatan

ini juga telah disampaikan di jajaran eksekutif Kayong Utara kunjungan anggota DPD RI, Erma Suryani Ranik (asal Kalbar), Sara Lery Boik (asal NTT ), dan Iskandar Muda Baharudin Lopa (asal Sulbar), beberapa hari lalu. Hildi pun berharap supaya DPD RI menyikapi persoalan ini untuk disuarakan di pemerintah pusat. Tolong DPD RI ikut mendorong dan menyuarakan masalah ini di

pusat, pinta Hildi. Di hadapan Menteri Fadel Muhammad dan pejabat daerah lainnya, dengan tegas H Hildi mengungkapkan, dalam bagi hasil sumber daya alam seperti sektor kehutanan dan pertambangan dibagi secara proporsional. Hanya saja, untuk sektor kelautan, diakuinya, kurang adil karena dibagi secara merata di seluruh Indonesia. Halaman 7

Gejolak Msia, Disnakertrans Khawatir

OSO Bertekad Bangun Pabrik Aluminium Terbesar di Asia

PONTIANAK. Memanasnya kondisi perpolitikan di Malaysia beberapa pekan terakhir membuat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalbar khawatir. Warga Kalbar yang bekerja di negeri jiran itu diharapkan dapat memosisikan diri di tempat yang aman. Saya harap TKI kita yang bekerja disana tidak ikut-ikutan aksi di Malaysia, imbuh Jakuri Suni, Kepala Disnakertrans Kalbar kepada Equator, Selasa (12/7). Meski mengaku tidak memiliki data pasti berapa jumlah TKI asal Kalbar yang bekerja di Malaysia, namun Jakuri berharap para TKI itu dapat menjaga keselamatan mereka masing-masing. Jangan ikut-ikutan, tegasnya. Tak hanya para TKI, Jakuri juga berharap Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkan para TKI ke negeri jiran itu juga dapat berpartisipasi dalam menjaga keselamatan para TKI yang diberangkatkan. Ini sebagai bentuk pelayanan mereka kepada para TKI. PJTKI harus memberikan imbauan kepada para TKI yang diberangkatkan agar menjaga keselamatan masing-masing. PJTKI tentu memiliki kontak dengan TKI yang mereka berangkatkan, tukas Jakuri. Seperti diketahui, tak kurang dari 1667 demonstran, termasuk 16 anak-anak, ditahan polisi setelah bentrok dengan polisi Halaman 7

SUKADANA. Pengusaha sukses asal Kalbar, DR H Oesman Sapta Odang (OSO) bertekad membangun pabrik aluminium terbesar di Asia yang berlokasi di Kabupaten Kayong Utara. Rencana itu disampaikan OSO ketika hadir bersama Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr Ir Fadel Muhammad dalam acara peresmian Unit Pengolahan Ikan (UPI) PT Industri Perikanan Sukadana di Kecamatan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara, Senin (11/7). Kita perlu mendirikan pabrik, supaya kita tidak lagi ekspor hasil tambang kita ke negara lain. Sebab, ekspor hasil tambang sangat merugikan, karena pajak orang atau negara lain yang menikmatinya bukan kita, tegas OSO dengan suara khasnya yang serak-serak basah. Dikatakan putra kelahiran Sukadana ini, di Indonesia terma Halaman 7

H Oesman Sapta Oedang (OSO) berpidato di hadapan pejabat dan masyarakat Kayong Utara. KAMIRILUDDIN

Menengok Kondisi Fasilitas Publik di Kota Pontianak (1) Oleh Anton Perdana

Ruas Jalan Ahmad Yani over kapasitas. Volume kendaraan dengan luas ruas jalan tidak berimbang. Padatnya arus lalu lintas membuat pejalan kaki tersisih dan sulit menyeberang.

Singkawang Rp 2.500,-

Bengkayang Rp 2.500,-

Hak Pejalan Kaki Diabaikan Sumi, 47, warga Pontianak Barat harus mengurut dada, tatkala menyeberangi ruas Jalan Ahmad Yani. Pasalnya seorang pengemudi jazz warna merah menghidupkan klakson mobilnya, sewaktu Sumi hendak melintas. Wanita setengah baya ini terperanjat. Ia kembali ke posisi semula di tepi jalan yang dipenuhi rumput. Sumi harus kembali mengumpulkan keberaniannya menyeberangi Jalan Ahmad Yani yang padat

Sambas Rp 2.500,-

dilalui kendaraan. Sawan gak nyeberang jalan dek (takut juga menyeberang jalan, red), tutur Sumi, seraya menganggukkan kepalanya berkali-kali pada Equator. Namun Sumi tak punya pilihan, lantaran di sekitar kawasan tersebut, tidak terdapat jembatan penyeberangan fasilitas bagi pejalan kaki. Mau bagaimana lagi, saya ke sini menggunakan opelet, akunya. Peristiwa serupa juga terjadi

Landak Rp 3.000,-

Sanggau Rp 3.000,-

di sekitar kawasan Masjid Mujahidin, hingga perempatan traďŹƒc light depan Kantor Pajak Wilayah Kalbar dan BPN Kota Pontianak. Pada saat siswa masuk dan keluar sekolah, kawasan ini selalu mengalami kemacetan. Para petugas lalu lintas pun harus berjibaku, mengatur para pejalan kaki dengan pengendara motor, dan pengemudi mobil yang hendak saling mendahului. Hasilnya, Halaman 7

Sintang Rp 3.000,-

Warga terlihat kesulitan menyeberangi jalan Ahmad Yani persis di depan mulut Jalan Media dengan Jalan Perdana.ANTON PERDANA

Melawi Rp 3.000,-

Kapuas Hulu Rp 3.000,-

Ketapang Rp 3.000,


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.