Koran Utama di Kalbar
Jumat, 16 Maret 2012 23 Rabiul Akhir 1433 H/24 Jie Gwee 2563
Eceran Rp 2.500,-
http://www.equator-news.com
Terbit Pertama: 29 November 1998
SUDAH BERDAMAI
JANGAN MUDAH TERPROVOKASI LAGI Kapolda dan Pangdam Turun Bersama Tenangkan Massa
Pontianak. Sangat disesalkan, sebenarnya dua kelompok bertikai yakni mahasiswa Asrama Pangsuma dan Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar bersama Forum Pembela Islam (FPI) yang sudah berdamai di Mapolsekta Pontianak, terprovokasi dengan ribuan massa turun ke jalan, Kamis (15/3). Akibatnya, dua kelompok massa berhadapan secara masif yang dibatasi Jembatan Kapuas dengan penjagaan ketat aparat kepolisian dan TNI yang menurunkan pasukan dan panser. Sampai tadi malam, setelah
sempat dihentikan hujan petang, mereka saling siap adu jotos. Padahal, aparat keamanan sudah melepas tembakan beruntun ke udara untuk memisahkan mereka, yang sangat sangat mengganggu rasa aman masyarakat Kota Pontianak. Mengamankan situasi, Pangdam juga menurunkan tujuh truk pasukan dari Kota Singkawang. Pihak kepolisian juga menurunkan pasukan elit satu pesawat Hercules dari Mabes Polri ke Kota Pontianak. Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI
E. Hudawi Lubis, sudah meminta kelompok Ormas dan simpatisan FPI, agar tidak terpancing dengan isu yang merusak Kamtibmas. Jika ditemukan provokator itu, kami akan memproses sesuai hukum. Karena sudah merusak hubungan Kamtibmas di Kalbar, ujarnya. Pangdam bahkan sudah mendinginkan ratusan massa di perempatan Tanjung Raya, Pontianak Timur. Namun mereka terprovokasi oleh ratusan massa warga di
dusif, pesannya. H Darwis Mochtar, tokoh masyarakat Melayu Kabupaten Sambas yang juga ketua harian Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Sambas menegaskan, FPI Ormas yang me
Pontianak. Sekitar seribuan warga Dayak dari berbagai daerah di Kalbar memenuhi Rumah Betang di Jalan Sutoyo, sejak pukul 10.00 Kamis (15/3). Kebanyakan mereka membawa bambu runcing dan mandau, menuntut Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan. Kondisi sempat tegang ketika massa harus menunggu lama pertemuan tertutup antar pengurus Dewan Adat Dayak (DAD). Massa yang menggunakan ikat kepala kain merah dan pergelanggan tangan itu beberapa kali berteriak bubarkan FPI dan saling menyaut satu sama lain. Setelah pertemuan antar pengurus DAD Provinsi Kalbar itu selesai, kemudian datang Kapolda Kalbar Brigjen Pol Drs Unggung Cahyono dan Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Erwin Hudawi Lubis. Kondisi kembali tegang
Halaman 7
Halaman 6
Halaman 7
Kalangan se Kalbar Sepakat Aman Damai Sambas. Seluruh kabupaten/kota se Kalbar menyikapi insiden FPI dengan mahasiswa asrama Pangsuma, dengan menggelar pertemuan lintas etnis dan agama untuk Kalbar yang damai dan aman. Kapolres Sambas AKBP Pahala
Panjaitan mengajak masyarakat Sambas untuk tidak mudah terpancing isu yang tidak benar menyangkut insiden di Pontianak. Marilah kita bersama-sama saling menjaga kedamaian. Walaupun Ormas FPI belum terbentuk di sini, namun kita harus
bijak menyikapinya. Masyarakat Sambas tidak mudah terprovokasi karena insiden sudah dapat diselesaikan, kata Kapolres di hadapan tokoh lintas Etnis. Agar tidak menimbulkan keresahan, warga jangan cepat percaya
Pangdam XII Tanjungpura Mayjend TNI Erwin H Lubis Pangdam XII Tanjungpura Mayjend TNI Erwin H Lubis dan Kapolda Kalbar Brigjen Pol Unggung Cahyono men- dan Kapolresta Pontianak Kombes Pol Muharrom Riyadi gunjungi sekretariat FPI, di Pontianak Timur, mengim- mengunjungi rumah betang Pontianak.KIKI SUPARDI bau masyarakat menjaga Kamtibmas. SAMSUL ARIFIN
bila menerima Short Masage Service (SMS) menyesatkan. Kalau ada ajakan atau SMS hasutan segera dilaporkan kepada pihak yang berwajib, sehingga insiden ini tidak merebak. Kalbar akan menghadapi Pilgub, jadi kita perlu situasi kon-
Dayak Kalbar Tolak FPI
Kapolres Sambas AKBP Pahala Panjaitan mengajak masyarakat Sambas untuk tidak mudah terpancing isu yang tidak benar menyangkut insiden di Pontianak. M.RIDO MAWARDI
Kapolres Landak AKBP H.V Sihombing bersama Ketua DAD Kabupaten Landak Drs. Ludis mengumpulkan sejumalh tokoh dari Dayak dan MABM di Aula kantor Bupati Landak.ANTONIUS SUTARJO
Produktivitas Petani Kalbar
Pupuk Langka, Petani Terpojok Mayoritas petani di Kalbar masih sering mengeluhkan kelangkaan pupuk, khususnya jenis urea. Pemerintah daerah perlu secepatnya menangani masalah ini agar produktivitas petani tidak anjlok. Sudah hampir dua tahun ini pupuk langka. Hasil produksi padi kami menurun. Sekarang ini pupuh sulit diperoleh, ungkap Kudianto, petani padi di Kecamatan Salatiga Kabupaten Sambas kepada Equator, Rabu (14/3). Kalaupun ada, kata Kudianto, harganya tinggi karena harus membelinya di pasaran. Pupuk urea seharga Rp 105 ribu perkarung yang ukuran 50 kilogram. Pupuk Poska perkarungnya Rp 130 Ribu. Pupuk bantuan dari pemerintah yang diberikan melalui kelompok tani hanya pupuk alami. Kemudian bantuan berupa bibit padi unggul. Dari pemerintah seperti Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) belum ada memberikan fasilitas supaya kelompok tani mudah mendapatkan pupuk bersubsidi, katanya. Pupuk bagi petani sangat diperlukan.
PT PLN (Persero) Area Pontianak
Injet-injet Semut Sudah Berdamai, Jangan Mudah Terprovokasi Lagi -- Para elit, jangan biarkan rakyat bertikai.
- Bang Meng
Harga Eceran :
Mempawah Rp 2.500,-
Singkawang Rp 2.500,-
Bengkayang Rp 2.500,-
Sambas Rp 2.500,-
Landak Rp 3.000,-
Sanggau Rp 3.000,-
Semakin dibiarkan maka akan memperburuk produktivitas padi dan tanaman lainnya. Padi yang dipupuk dengan yang tidak, tampak jelas pertumbuhannya. Belum lagi hasilnya. Contohnya jeruk, jika dipupuk secara teratur maka buah yang dihasilkan relatif lebih besar dibandingkan apabila dibiarkan begitu saja. Banyak buahnya juga berbeda, karena jeruk harus di pupuk secara rutin. Terutama setelah panen. Sementara harga buah jeruk
Sintang Rp 3.000,-
Melawi Rp 3.000,-
tergantung pada ukuran. Begitu juga dengan tanaman padi, ujar Kudianto seraya berharap kelangkaan pupuk bisa segera diatasi. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Hazairin mengatakan pada 2012 ini Kalbar menyiapkan sekitar 120 ribu ton pupuk bersubsidi. Pupuk bersubsidi tersebut terdiri dari pupuk urea, NPK, SP36, ZA, HCL dan organik. Saya kira jumlah tersebut peningkatannya cukup signiďŹ kan. Jika masyarakat mengalami kesusahan mendapatkan pupuk bersubsidi dikarenakan mereka tidak memahami mekanismenya dalam mendapatkan pupuk, kata Hazairin kepada Equator, Rabu (14/3). Menurut Hazairin persediaan pupuk yang ada tidak bisa memenuhi areal keseluruhan. Sekarang baru disediakan separuhnya. Ini hanya diperuntukkan untuk petani yang menggunakan benih unggul. Termasuk juga untuk karet, jeruk, pakan ternak, dan ada juga untuk kolam atau tambak.
Kapuas Hulu Rp 3.000,-
Halaman 6
Ketapang Rp 3.000, -