Minggu, 22 April 2012 30 Jumadil Awal 1433 H 2 Sie Gwee 2563 Eceran Rp 2.500,Terbit Pertama: 29 November 1998
Koran Utama di Kalbar http://www.equator-news.com
Perempuan-perempuan Perkasa Misdah: Perempuan Tak Sekadar Obyek Pontianak. Di negeri ini, di tanah Ibu Pertiwi yang memiliki RA Kartini, peluang bagi kaum perempuan lebih terbuka, diperhitungkan, dan sudah berperan cukup signiďŹ kan. Gambaran Kartini masa kini adalah sebuah indikator terwujudnya citacita dan harapan dari Kartini terdahulu. Sebagai pejuang kaum wanita pada zamannya. Tantangan Kartini sekarang jauh lebih kompleks di era global, ungkap Misdah kepada Equator, Sabtu (21/4). Kondisi ini sekaligus merupakan peluang bagi perempuan untuk lebih mampu menunjukan eksistensinya. Sehingga bisa berperan secara maksimal dalam kehidupan lingkungannya baik pribadi dan sosialnya. Sosok wanita yang mampu menjadi penerus Kartini masa kini adalah sosok wanita yg memiliki multiproďŹ l. Dalam artian, bahwa dalam kondisi apapun atau berperan dalam bidang apapun, wanita itu tetap bisa diandalkan oleh bangsa ini. Baik dalam
bidang politik, sosial, ekonomi dan pendidikan serta peran lainnya, ujar Misdah yang juga Dosen STAIN Pontianak ini. Tentu dengan syarat perempuan itu tidak meninggalkan kodratnya baik secara kondrati atau secara kondrat sosial dan agama. Kita bisa lihat kiprah wanita sekarang dan dahulu pasti berbeda. Dahulu wawasan sangat sederhana dan kesempatan juga terbatas. Perempuan tidak lagi sebagai objek tetapi sudah bisa berperan. Punya peluang mulai dari politik, sosial, ekonomi, pendidikan bahkan presiden, jelas ibu dua anak ini. Fungsi di Rumah Tangga Berbicara fungsi, dalam sebuah rumah tangga perempuan itu sebagai pendidik atau tarbiyah. Sebagai perempuan dituntut harus lebih cerdas, lebih tinggi ilmunya karena dia disiapkan untuk menjadi pendidik dalam rumahnya sendiri untuk anak-anaknya.
Halaman 6
SINGLE PARENT
Sukses Jadi Pengusaha MENJADI seorang ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya, bukan perkara gampang yang dijalani Fauziah Angrum, 51, yang akhirnya menjadi pengusaha yang sukses, keluarga yang berhasil. Suami saya meninggal Agustus 1999. Mulanya pasti bingung. Waktu itu empat anak saya yang besar baru kelas dua SMP, nomor dua kelas enam SD, nomor tiga kelas tiga SD, nomor empatnya masih TK.Ternyata ada lagi satu lahir setelah ayahnya tiada, ungkap Fauziah kepada Equator ditemui di kediamannya, kemarin. Antara mencari nafkah menghidupi keluarga dan mendidik anak, adalah posisi yang sulit. Istri Alm. Nawawi, warga Kauman, Kecamatan Benua Kayong, itu akhirnya mampu menghidupi kelima anaknya. Mulanya kebingungan menerpa Fauziah. Wanita asal Cianjur ini hanyalah seorang ibu rumah tangga, sementara suaminya guru agama yang bukan PNS, tanpa hak pensiun. Meski diakuinya, ketika suaminya masih hidup, ia pernah mencoba usaha pakaian. Kebetulan adik saya punya barang-barang dari Jakarta dan Bandung. Jadi dikirim sedikit-sedikit. Waktu itu suami saya masih hidup. Tapi saya pikir waktu itu hanya iseng-iseng saja.
Halaman 7
Fauziah: Apapun Dihadapi,
Saya Masih Punya Allah
Bergulat dengan Lumpur, Semen, Batu dan Pasir Rapiani Supir Oplet, Anaknya S2 KETIKA banyak perempuan terdidik menyerukan, persamaan hak, masalah gender, Lusiana Aka, 36, malah tak peduli dan bahkan tidak tahu apa makna emansipasi. Ketika banyak perempuan berpakaian indah dan mahal memperingati Hari Kartini 21 April kemarin, dia terus bekerja mengangkut pasir, mengaduk semen, mengecor beton di sebuah proyek perumahan, Sabtu (21/4). Mau tidak mau harus dikerjakan dek. Dengan begini ada tambahan untuk kebutuhan makan dan hidup seharihari, ujar Lusiana ditemui di tempatnya bekerja. Warga Kubu Raya ini menganggapnya sebagai suratan takdir, apakah itu takdir
Lusiana Aka dan Radiah
sebagai wanita, sama saja. Dengan cekatan perempuan perkasa ini mengaduk semen di bangunan ruko Jalan Perdana. Penghasilan suami saya tidak besar, apalagi dia kerjanya jauh di Pahauman sebulan sekali baru pulang. Ada bawa nafkah, tapi tidak mencukupi kehidupan kami, makanya saya bekerja mencari tambahan, tutur ibu dua anak yang duduk di kelas VIII SMP dan kelas II SD itu. Selain Lusiana ada juga Salmah, Radiah dan 13 perempuan lainnya bekerja sebagai buruh bangunan di situ. Posisi dan porsi kerjanya sama, tidak berbeda dengan pria, juga haknya mendapatkan upah Rp50 ribu per hari.
Halaman 6
ACE Hardware, Buka Gerai ke-60 di Pontianak
90 Menit, Ratusan Sepeda Ludes PONTIANAK. Pusat perlengkapan rumah dan gaya hidup yang sudah lama membuka gerai di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia, ACE Hardware, kemarin buka di lantai 2 Ayani Mega Mall. Ternyata konsumen di Kota Pontianak ini tahu barang dan kualitas. Tak ayal lagi, hanya dalam tempo 90 menit 170 unit sepeda ludes terjual. Bahkan banyak pengunjung yang tidak kebagian karena stok untuk hari pertama habis. Antusiasme pengunjung luar biasa. Tak kurang 70 buah sepeda Pixi dan 60 buah sepeda Poly habis terjual. Besok (Minggu,22/4, red) stok sepeda akan kita datangkan lagi. Harga terendah ini kita berlakukan dari tanggal 21 hingga 23 April 2012, ungkap Duty Maneger, Saefuddin kepada wartawan, Sabtu (21/4). Lanjutnya, untuk dua hari ke depan stok sepeda masih ada 200 buah. Siapa saja yang ingin membeli hari ini daftar dulu dan langsung dapat sepeda. Daftarnya dimulai pukul delapan pagi. Kalau barang habis, pembeli bisa in-
Injet-injet Semut Perempuan-perempuan Perkasa -- Surga pun di telapak kakinya.
- Bang Meng
Harga Eceran :
Mempawah Rp 2.500,-
Singkawang Rp 2.500,-
Bengkayang Rp 2.500,-
Sambas Rp 2.500,-
Landak Rp 3.000,-
Sanggau Rp 3.000,-
Antusiasme pengunjung membeli sepeda di ACE Hardware, lantai 2 Ayani Mega Mall, kemarin (21/4).KIKI SUPARDI dent. Kita harus datangkan barang dari Jakarta yang makan waktu 2-4 minggu baru sampai. Tetapi sekarang yang ada hanya sepeda Pixy untuk sepeda lipat stoknya lagi kosong, jelas Saefuddin.
Sintang Rp 3.000,-
Melawi Rp 3.000,-
Menurutnya, selain sepeda yang laris magic blender dan juice. Barang-barang yang ada di ACE Hadwere di tiga hari pertama ini dijual dengan harga rendah.
Kapuas Hulu Rp 3.000,-
Halaman 7
Ketapang Rp 3.000, -