Harian Jurnal Asia Edisi Jumat, 02 September 2016

Page 1

Hal. 4

Hal. 11

Hal. 18

CPO Fund Diminta untuk Benahi Jalan dan Pelabuhan

Sengketa Pajak Inalum, Pemprovsu Harus Perkuat Bukti

Pemerintah Harus Menjamin Harga Rumah Turun

Hal. 9

Hal. 15

Hal. 19

Tes BNN untuk Pilkada Bakal Tak Cuma Urine

Data Ekonomi Kondusif, IHSG Melemah

Daging Impor Kerbau India Tuai Polemik

harianjurnalasia

@jurnalasiacom

+JurnalAsiaHarian

Jumat, 2 September 2016

HarianJurnalAsia

0852 9776 1000

info@jurnalasia.com

jurnalasia.com

(061) 663 5 664

Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)

Nomor 1.170 Tahun V

Gatot Enam Jam Menunggu Hakim Mendadak Sakit Karena Kelelahan

Jurnal Asia | Ant: Septianda Perdana

SIDANG KORUPSI BANSOS SUMUT. Mantan Gubernur Sumut yang menjadi terdakwa kasus korupsi Gatot Pujo Nugroho (tengah) dikawal petugas ketika keluar dari ruang sidang di Pengadilan Negeri Tipikor Medan, Sumatera Utara, Kamis (1/9). Sidang dalam kasus dugaan dana hibah serta bantuan sosial (bansos) Pemerintah Sumatera Utara tahun 2013 dengan agenda pemeriksaan saksi tersebut ditunda karena terdakwa sakit.

Awas Teror Bom Susulan Orangtua Minta Maaf, IAH Dikawal 30 Pengacara Medan | Jurnal Asia Gagalnya serangan pelaku teror di Gereja Stasi Santo Yosep Medan harus diwaspadai. Bukan tidak mungkin, pengantin-pengantin lainnya (bomber) sudah disiapkan oleh jaringan teroris, untuk aksi yang berikut. Aparat keamanan diminta jangan lengah.

Seperti dikatakan Mantan teroris Khairul Gazali, yang mengingatkan aparat kepolisian dan intelijen negara mengantisipasi adanya se­ rangan susulan lebih besar menyusul kegagalan IAH (17), dalam me­ lakukan percobaan bom bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep Medan. “Masih banyak Ivan­Ivan lain­ nya yang sudah direkrut dan dicuci otaknya untuk dijadikan bom pengantin. Mereka melakukan ama­ liyat jihad. Tindakan dan perbuatan mereka memalukan,” ujar Khairul Gazali di Medan, Kamis (1/9). Gazali mengungkapkan, sel per­ gerakan jihad sudah lama aktif di

Medan. Ini sudah terlihat dari berbagai peristiwa yang pernah mengguncang seperti, Komando Jihad di tahun 1976, pembajakan Garuda Woyla tahun 1981, dan aksi peledakan bom gereja tahun 2000 lalu. “Selain itu, perampokan Lippo Bank tahun 2003, perampokan Bank Sumut tahun 2009, perampokan Bank CIMB tahun 2010, hingga pe­ nyerangan Polsek Hamparan Perak tahun 2010 silam. Yang terakhir ini, percobaan bom bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep Medan,” katanya. Menurutnya, anak remaja yang termasuk masih duduk di sekolah umum menjadi target sasaran dok­

trin kelompok radikalisme itu. Ka­ langan remaja lebih mudah dicuci otaknya karena masih labil. Ada ratusan orang yang sudah direkrut dan didoktrin untuk melakukan teror. “Ivan Armadi sebagai salah satu pemuda korban pencucian otak yang berbaiat dengan pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Abu Bakar Al Baghdadi. Dalam rekaman video, dia memegang bendera ISIS,” sebutnya. Orangtua Pelaku Minta Maaf Di sisi lain, Orang tua dari Ivan Armadi Hasugian (17) warga Jalan Setiabudi, Gang Sehati No.26 Lingkungan 11 Kelurahan Tanjung Sari

Medan, Kecamatan Medan Selayang, yang merupakan peneror bom bunuh diri menyatakan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia terkhususnya Sumatera Utara. Ayah kandung tersangka, M Ha­ sugian, mengatakan pihak keluarga sama sekali tidak tau kenapa insiden yang terjadi pada, Minggu (28/08). Tidak ada keinginan keluarga untuk memecah belah umat beragama. “Karena saya bersaudara ada empat orang, dua kristen dan dua muslim. Sedangkan ibunya ada sembilan bersaudara, dan hanya dia saja yang muslim. (Bersambung ke halaman 11)

Hasil Hisab dan Rukyat

Kemenag Tetapkan Idul Adha 12 September Medan | Jurnal Asia Tim Hisab dan Rukyat Provinsi Sumut bersama Balai Besar BMKG wilayah I Medan, menggelar pe­ ngamatan Rukyatul Hilal awal Dzul­ hijjah 1437 H di Anjungan Lantai 9 Gedung Pemprovsu, Kamis (1/9). Berdasarkan hasil pengamatan hilal tidak terlihat karena tinggi hilal masih minus sehingga Hari Raya Idul Adha diperkirakan jatuh pada Senin, 12 September 2016. Hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur Sumut diwakili Sekda Provsu H Hasban Ritonga, Kepala Kantor Kemenag RI Sumut selaku Ketua Tim Hisab dan Rukyat Provsu H Tohar Bayoangin, mewakili Kepala BMKG wilayah I Medan Sunardi dan para alim ulama. Ijtimak atau konjungsi Awal Dzul­ hijjah 1437H di wilayah Indonesia terjadi pada Kamis (1/9) pukul

16:02:57. Ketika terbenam matahari pada hari terjadinya ijtimak, di seluruh Indonesia tinggi hilal masih berada antara ­01° 34' 27" (Jayapura, Papua) sampai dengan ­00° 11' 29" (Pantai Lhoknga Aceh) di bawah ufuk mar'i. Maka tanggal 1 Dzulhijjah 1437 H jatuh pada Sabtu tanggal 3 September 2016, berdasarkan pada kriteria Ikmal Dzulqa'dah 1437 H. Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha 1437 H jatuh pada Senin 12 September 2016. Sekda Hasban Ritonga me ­ ngatakan, esensi pelaksanaan ruk­ yat merupakan pertanda untuk mengawali bulan Dzulhijjah yang berkaitan dengan jemaah haji wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah dan hari raya Idul Adha yang jatuh pada 10 Dzulhijjah. (Bersambung ke halaman 11)

Medan | Jurnal Asia Terlalu lama menunggu bisa membuat seseorang merasa jenuh. Terlebih lagi jika hal yang ditunggu tidak sesuai dengan yang diinginkan. Ternyata, imbas dari aktivitas pasif itu bisa berdampak terhadap kondisi kesehatan. Hal inilah yang dialami Mantan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujonugroho. Persidangan atas dirinya dalam kasus dana hibah dan bantuan sosial (Bansos) Pemprovsu tahun 2012­2013 terpaksa ditunda, lantaran kondisi kesehatannya menurun akibat kelelahan menunggu jadwal sidang. Semula Gatot yang tiba ke Pengadilan Negeri Medan, Senin (1/9) Pukul 11:00 WIB tampak bugar. Tapi ia tak sendirian. Sang istri, Sutiyas, dan juga anaknya turut ambil bagian dalam menunggu. Untuk mengisi kegiatan menunggu tersebut, terlihat ketiganya berbincang. Namun karisma mantan orang nomor satu di Sumut itu perlahan sirna. Betapa tidak, setelah lebih dari enam jam menunggu, persidangan tak kunjung digelar. Benar saja, pesona senyum yang kerap diperlihatkannya disela­ sela perbincangan itu berganti menjadi pucat pasi akibat kelelahan. Penantian Gatot pun terjawab. Majelis Hakim baru memulai persidangan pukul 18:00 WIB. Namun sidang yang seyogianya menghadirkan mantan Kesbangpolinmas, Edy Sofyan sebagai saksi harus ditunda. “Sidang kita tunda hingga Senin depan (5/9) untuk mendengarkan kembali keterangan para saksi,” ucap Ketua Majelis Hakim Janiko Girsang di Ruang Cakra I PN Medan. (Bersambung ke halaman 11) Indeks Saham Nama IHSG

Tutup

(-/+)

Kurs Tengah %

3,063.31

­22.19

­0.72

Nikkei 225

16,926.84

39.44

0.23

Hang Seng 23,162.34

185.46

0.81

EURO STOXX 3,015.53

­7.60

­0.25

Dowjones Nasdaq

Kurs

5334,547 ­51,530 ­0,960

Shanghai

S&P

Mata uang

2,151.25

­11.00

­0.51

18,239.00

­70.00

­0.38

4,749.75

­18.25

­0.38

USD AUD EUR GBP HKD JPY MYR NOK NZD PGK

13,269.00 10,001.53 14,809.55 17,446.75 1,710.60 12,859.45 3,259.01 1,592.64 9,629.33 4,186.87

Bulan Ini Harga Beras Diprediksi Naik Jakarta | Jurnal Asia Pemerintah diminta mewaspadai kenaikan harga beras di bulan September 2016, menyusul indikasi kenaikan harga gabah di bulan Agustus 2016 baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga rata­rata gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada bulan Agustus 2016 sebesar Rp 4.480 per kilogram (kg), atau naik 2,38% dibandingkan sebulan sebelumnya. Sedangkan harga rata­rata gabah kering giling di tingkat petani tercatat sebesar Rp 5.405 per kg, atau naik 0,46% dibandingkan Juli 2016. Di tingkat penggilingan, harga rata­rata GKP pada Agustus 2016 tercatat Rp 4.564 per kg atau naik 2,37% dibandingkan sebulan sebelumnya. Adapun harga rata­rata GKG harganya Rp 5.514 per kg, atau naik 0,75% dibandingkan Juli 2016. “Di tingkat petani, harga gabah kan naik. Itu indikasi harga beras di bulan September, mungkin itu yang perlu diwaspadai,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, di Jakarta, Kamis (1/9). BPS mencatat, pada bulan Agustus harga GKP di tingkat petani yang tertinggi terjadi di Kalimantan Tengah mencapai Rp 8.000 per kg. Sementara yang terendah terjadi di Sulawesi Tenggara mencapai Rp 3.300 per kg. Harga GKG di tingkat petani yang tertinggi terjadi di Sumatera Barat mencapai Rp 5.937 per kg, dan terendah di Jawa Barat mencapai Rp 2.800 per kg. Berdasarkan Inpres nomor 5 tahun 2015, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) GKP di tingkat petani sebesar Rp 3.700 per kg, dan di tingkat penggilingan sebesar Rp 3.750. Adapun HPP GKG di tingkat penggilingan mencapai Rp 4.600 per kg. (ant/bc)

Jurnal Asia | Ant: Abriawan Abhe

PeTUGAS Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan melakukan pemantauan hilal (bulan) menggunakan teropong untuk menentukan hari Idul Adha 1437 Hijriyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (1/9). Pemantauan hilal yang dilakukan menggunakan teropong tersebut memastikan Idul Adha 1437 Hijiriyah jatuh pada 12 September 2016.

Aturan Pembatasan Keramba Apung Terbit Oktober Maraknya keramba apung di sejumlah danau Indonesia, jadi penyebab kerusakan ekosistem, seperti kematian ikan massal dan sedimentasi danau yang mengkhawatirkan. Seperti yang terjadi di Danau Toba, Sumatera Utara. Jurnal Asia | Ant: Edy Rega

PeKeRJA mengambil ikan jenis nila yang mati secara tiba­tiba di sejumlah keramba di perairan Danau Toba, di Kecamatan Haranggaol, Simalungun, kemarin.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Subiyakto mengatakan, aturan pembatasan jaring keramba apung akan dirilis

paling lambat pada Oktober nanti. “Bentuknya Permen (Peraturan Menteri), bulan depan Oktober akan keluar. Bukan moratorium keramba, tapi pembatasan. Keram­ ba jumlahnya diatur agar sustain atau sesuai daya dukung danau,” jelas Slamet di kantornya, Gedung Minabahari IV, Jakarta, Kamis (1/9). Dia mencontohkan, untuk Danau Toba dengan luas 1.130 kilometer persegi, seharusnya keramba idealnya berkapasitas 50.000 ton ikan setahunnya, namun kapasitas keramba yang ada saat ini mencapai 83.000 ton. Lebih parah lagi, sambung S l a m e t , ke l e b i h a n k a p a s i t a s keramba yang terjadi di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Dari kapasitas

ideal hanya 2.000 ton ikan keramba dalam setahun, saat ini diisi dengan keramba kapasitas 25.000 ton per tahun. Slamet menjelaskan, realisasi pembatasan keramba di lapangan, selain dengan tidak memperpanjang izin keramba yang sudah habis, juga dilakukan dengan penertiban keramba yang menyalahi aturan. “Misal keramba sesuai aturan harusnya daya tampungnya 10.000 ton, tapi ternyata di lapangan ada 30.000 ton, yah yang 20.000 ton keramba ini akan dikosongkan dulu. Ada tahapannya nanti, kita koordinasi dengan Pemda, mereka kan yang berikan izin keramba di perairan umum wilayahnya,” pungkasnya. (ant/bc)

Jurnal Asia | Mansyur

PeKeRJA sedang melakukan pekerjaan menggiling padi di Desa Tambak Rejo, Percut Sei Tuan, Deliserdang.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Harian Jurnal Asia Edisi Jumat, 02 September 2016 by Harian Jurnal Asia - Medan - Issuu