Harian Jurnal Asia Edisi Senin, 04 Juli 2016

Page 1

Hal. 3

Hal. 5

Hal. 8

Gubsu Terkejut dengan Harga Daging Sapi

Sejumlah Kawasan di Medan Akan Dibangun Fly Over

Bocah Tewas di Penutupan Ramadhan Fair ke-13

Hal. 4

Hal. 6

Hal. 16

Lebaran, Cuaca Diprediksi Cerah

Pesanan Kamar Hotel di Berastagi dan Danau Toba Meningkat

Brexit Buat Bankir Takut Krisis 2008 Terulang Kembali

harianjurnalasia

@jurnalasiacom

+JurnalAsiaHarian

HarianJurnalAsia

Senin, 4 Juli 2016

0852 9776 1000

info@jurnalasia.com

jurnalasia.com

(061) 663 5 664

Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)

Nomor 1.123 Tahun IV

H-2 Idul Fitri, 150 Pemudik Tewas Antisipasi Pelaku Kriminal, Sniper Jaga Sumut Medan | Jurnal Asia Kementerian Perhubungan mencatat sejak H-7 hingga H-4 Lebaran 2016 sudah terdapat 150 jiwa pemudik meninggal akibat kecelakaan. Mayoritas sebesar 80 persen kecelakaan melibatkan 80 pengendara motor. Sedangkan untuk pengamanan Lebaran dan antisipasi kejahatan, pihak Poldasu juga menerjunkan penembak jitu (sniper). Tindakan tembak tempat jadi atensi polisi bagi pelaku kriminal. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan pada era mudik H-7 hingga H+7 Lebaran tahun 2015, terdapat 760 jiwa meninggal akibat kecelakaan. Ia mengklaim akan terus melakukan perbaikan untuk menekan angka kecelakaan dan kemacetan. “Tidak mungkin jika tidak ada kecelakaan, memang harus dikurangi secara bertahap,” ujarnya di Pusat Koordinasi Monitoring

Kementerian Perhubungan Jakarta Pusat, Minggu (3/7). Ia juga menyarankan kepada petugas kepolisian di jalur mudik untuk lebih tegas terhadap pemudik yang menyalahi aturan. Salah satunya adalah kelengkapan surat terutama Surat Izin Mengemudi (SIM) yang harus dimiliki oleh pengendara. Menurut Jonan, jika pengemudi tidak memiliki SIM sebaiknya tidak ditilang namun tidak diperbolehkan melanjutkan perjalanan. “Kalau kedapatan tidak punya SIM jangan ditilang tapi langsung tidak boleh lanjutkan perjalanan, SIM itu kan penting,” tambahnya. Meski demikian, Jonan menambahkan akan menjadikan perjalanan mudik tahun ini sebagai b a h a n e va l u a s i u n t u k t a h u n berikutnya. Hal ini karena perintah dari Presiden Joko Widodo untuk menekan angka kematian dan kemacetan kala mudik berlangsung. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan Direktorat Perhubungan Darat, sejak H-12 hingga H-3 siang hari sudah terdapat 2.498.746 kendaraan bermotor, mobil dan bus yang meninggalkan Jakarta. Salah satu jalur yang saat ini dipadati oleh kendaraan motor, mobil dan bus adalah jalur Ciasem. Jalur ini merupakan jalur yang digunakan pemudik untuk menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. (Bersambung ke halaman 11)

Jurnal Asia | Ant: Rosa Panggabean

KEMACETAN H-3 LEBARAN. Foto Aerial suasana ribuan motor memadati jalan dua arah jalur pantura di pertigaan Losari , Cirebon, Jawa Barat, Minggu (3/7). H-3 Lebaran menjadi puncak arus mudik, sementara kemacetan tak kunjung terurai meskipun polisi telah memberlakukan sistem buka tutup jalan dan sistem lawan arah. Indeks Saham

Daging Sapi Tembus Rp130 Ribu/Kg

Nama

Jelang Lebaran Harga Komoditas “Menggila”

Jurnal Asia | Ant: Irwansyah Putra

HARGA DAGING TERUS MEROKET H-3 LEBARAN. Hal tersebut juga diikuti kenaikan harga beragam komoditas lainnya. Seperti harga daging di Medan mencapai Rp130 ribu perkilogramnya. Medan | Jurnal Asia H-3 Lebaran, Minggu (3/7), harga sejumlah komoditas pangan semakin “menggila”. Kenaikan harga diperkirakan lebih dari 100 persen, kondisi tersebut

disinyalir karena semakin banyaknya permintaan dari konsumen untuk kebutuhan Lebaran. Pantauan Jurnal Asia di sejumlah pasar tradisional sekitar Medan, harga yang

melambung tinggi terjasi pada komoditas sayuran. Cabai merah dan cabai rawit misalnya, masing-masing mencapai Rp40 ribu sampai Rp42 ribu per kilogram (kg) padahal beberapa hari sebelumnya dikisaran Rp27 ribu hingga Rp30 ribu per kg. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah sekitar Rp4.000 per kg, dari biasanya Rp28 ribu menjadi Rp32 ribu per kg sama halnya dengan harga bawang putih yang masih tinggi yakni Rp32 ribu per kg. Tomat yang sebelumnya hanya Rp6.000 per kg, kini berada di level Rp8.000-Rp10.000 per kg. Kentang juga mengalami kenaikan harga sekitar Rp4.000, dari Rp8.000 per kg menjadi Rp12.000 per kg. Harga ayam ras juga mahal dikisaran Rp33 ribu padahal untuk harga normal sekitar Rp23-Rp25 ribu per kg. Begitu juga dengan gula pasir sekitar Rp18.000 per kg. Ramses seorang pedagang di Pusat Pasar mengatakan, dalam sehari harga komoditas sayuran dapat naik signiikan. Menurutnya, kondisi ini selalu terjadi mendekati hari besar keagamaan terutama pada saat Lebaran. “Kalau sudah mau Lebaran seperti ini, konsumen bakal beli meskipun harganya tinggi. Begitupun, pedagang tidak asalasalan menaikkan harga, harga disesuaikan dengan pengambilan barang dari distributor,” katanya, Minggu (3/7). Sementara itu, Andi seorang pedagang ayam di Pasar VIII Tembung mengatakan, untuk ayam ras, saat ini stoknya masih

mencukupi. Meski begitu, harga pengambilan ayam di distributor terus mengalami kenaikan. “Mau gimana lagi, harga naik ya pedagang naikkan harga. Hari ini, (red,Minggu), harganya Rp33 ribu per kg padahal Minggu kemarin hanya Rp27 ribu per kg,” ucapnya. Demikian juga halnya harga daging sapi segar, di Pasar Pagi Jalan Sentosa Baru tembus Rp130 ribu. “Harga semua pada naik bang. Tapi tradisinya ini, udah dianggap biasa. Harga daging kami jual Rp130 ribu/kg. Bakal naik lagi nanti pas sehari jelang Lebaran,” jelas Anto, salah satu pedagang kepada wartawan, Minggu (3/7). Menurut Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, potensi kenaikan harga pangan menjelang Lebaran pasti terjadi terutama pada komoditas pangan. Ini disebabkan sejumlah kebutuhan pangan banyak mengandalkan pasokan dari petani langsung. Bukan hanya itu, sambungnya, tidak ada keseimbangan antara persediaan dan permintaan. Dari sisi persediaan bahan pokok kerap mengalami gangguan, sehingga hal ini yang menjadi masalah krusial dalam pengendalian inlasi. “Masyarakat kita harus diedukasi untuk lebih bijaksana dalam membelanjakan uang. Spekulan kerap memanfaatkan keuntungan di saat setiap perayaan hari besar keagamaan,” tukasnya. (netty)

Uang Pemudik Sebagian Besar Habis di Jalan Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono menyatakan para pemudik akan lebih banyak menghabiskan dana di perjalanan mudik dibanding dengan yang dibawa ke kampung halaman. Hal ini berdasarkan riset IDEAS bahwa selama mudik Lebaran 2016, dari total peredaran uang untuk mudik sebanyak Rp 184 triliun, hanya Rp 60 triliun saja yang bisa dibawa ke daerah. “Jadi tidak ada setengahnya yang sampai ke keluarga di kampung. Sebagian besar habis untuk transportasi perjalanan dan biaya tak

terduga lain-lain,” kata Yusuf, dalam diskusi “Ekonomi Mudik dan Pelepasan Program Mudik Berkah” di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (3/7). Nilai perkiraan tersebut menurutnya muncul dari perhitungan perputaran uang di 20 wilayah mudik secara nasional misalnya Jabodetabek, Makasar, dan kota lainnya. “Ini jelas mengindikasikan mudik itu mahal,” ujar Yusuf. Yusuf menilai, bagaimana menurunkan biaya mudik tergantung pada kebijakan pemerintah. Misalnya memulai me ngembangkan transportasi berbasis rel yang lebih optimal. Sayangnya, Yusuf menilai pemerintah lebih banyak fokus pada perbaikan jalan setiap tahun saat momen Lebaran, ketimbang memulai jangka panjang untuk pembangunan transportasi berbasis rel. “Yang paling banyak kita lihat

fokusnya transportasi berbasis jalan. Merawat jalur Pantura itu proyek setiap tahun, itu entah berapa puluh kali jalan diplester. Di APBN itu triliunan angkanya, signiikan. Belum ditambah infrastruktur jalan tol yang sangat masif, seperti trans-Jawa,” ujar Yusuf. Dampak pada fokus pengembangan transportasi berbasis jalan menurutnya tidak menyelesaikan masalah. Selain menambah jumlah penggunaan kendaraan pribadi, juga menimbulkan kemacetan. “Enggak pernah menyelesaikan masalah mudik, mudik jadi macet, biaya mahal, pemudik semakin banyak gunakan kendaraan pribadi. Menurut saya kita harus berpindah ke transportasi berbasis rel yang kami pandang membuat mudik jauh lebih murah dan aman, biaya yang ada akan lebih terpangkas,” ujar Yusuf. (kcm)

Jurnal Asia | Ant: Iggoy el Fitra

PEMUDIK bersiap menaiki bus, di terminal Bus NPM, Padang, Sumatera Barat, Minggu (3/7). Mudik menggunakan bus dari Padang masih menjadi pilihan bagi pemudik yang akan pulang ka kampung ke daerah-daerah di Pulau Jawa maupun ke kota-kota di Sumatera.

Tutup

(-/+)

Kurs Tengah %

IHSG

4971,581 -45,070 -0,900

Shanghai

2,932.48

Nikkei 225

+2.87

0.10

15,682.48 +106.56

0.68

Hang Seng Index20,794.37+358.25 1.75 EURO STOXX 502,883.06 +18.32

0.64

S&P 500

2,102.95

+4.09

0.19

Dowjones

17,949.37

+19.38

0.11

4,862.57

+19.89

0.41

Nasdaq

Mata uang

USD AUD EUR GBP HKD JPY NOK NZD PGK SGD

Kurs

13.300,00 10.038,00 14.832,00 17.773,00 1.763,00 131,01 1.646,00 9.606,00 4,163.25 9.951,00

Jadwal Imsakiyah 1437 H Rmd 27 28 29 30

Tgl Imsak 2-Jul 4:48 3-Jul 4:48 4-Jul 4:48 5-Jul 4:48

Subuh 4:58 4:58 4:58 4:58

Zuhur 12:32 12:32 12:32 12:32

Ashar 15:58 15:58 15:58 15:58

Magrib 18:42 18:42 18:42 18:43

Isya 19:57 19:57 19:57 19:57

Untuk Wilayah Medan dan Sekitarnya

Hikmah Ramadhan Menyambut Idul Fitri Oleh : Hosen Hutagalung MA Dosen FAI UMSU

D

ALAM Kitab Mausuu’atul Aadaab AlIslaamiyyah, Syekh Abdul Azis bin Fathi As-Sayyid Nada menjelaskan adab berhari raya secara rinci. Lalu apa saja adab yang perlu diperhatikan saat berhari raya? Pertama, niat yang benar. Niat yang benar merupakan dasar dari semua urusan. ‘’Wajib bagi seorang Muslim menghadirkan niat yang benar dalam segala perkara berkaitan dengan hari raya, seperti berniat ketika keluar rumah untuk shalat demi mengikuti Nabi SAW,’’ ungkap Syekh Sayyid Nada. Kedua, mandi. Pada hari Idul Fitri hendaknya setiap Muslim mandi. Sehingga, kata Syekh Sayyid Nada, dapat berkumpul bersama kaum Muslimin lainnya dalam keadaan bersih dan wangi. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, bahwa ia mandi pada hari raya Idul Fitri, sebelum berangkat ke tempat shalat. (HR Malik dalam kitab al-Muwaththa). Ketiga, memakai wewangian. Saat akan shalat Idul Fitri, hendaknya setiap Muslim memakai wewangian dan dalam keadaan bersih. Keempat, memakai pakaian baru.Menurut Syekh Sayyid Nada, jika seseorang mampu, disunahkan memakai pakaian baru pada hari raya Idul Fitri. Hal itu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT dan menunjukkan kegembiraan pada hari raya. Ibnu Umar RA memakai pakaian terbaiknya pada kedua hari raya. (HR Al-Baihaki). Masih ingat lirik lagu di masa anak-anak dahulu “baju baru alhamdulilah, untuk dipakai dihari raya, tak punya pun tak apaapa masih ada baju yang lama”. (Bersambung ke halaman 11)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.