Hal. 3
Hal. 8
Hal. 18
Tiongkok Bakal Jadi Investor Terbesar RI
Polisi Tembak 2 Rampok Purnawirawan Polri
Realisasi Pembangunan Rumah Sumut 6.912 Unit
Hal. 5
Hal. 9
Hal. 24
PKL Jalan Pelita dan Rakyat Meresahkan
Penghentian Kasus Kebakaran Hutan Tidak Serentak
Festival Danau Toba Diharap Dongkrak Pariwisata Sumut
harianjurnalasia
@jurnalasiacom
+JurnalAsiaHarian
HarianJurnalAsia
Selasa, 6 September 2016
0852 9776 1000
info@jurnalasia.com
jurnalasia.com
(061) 663 5 664
Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)
Nomor 1.173 Tahun V
Indeks Saham Nama
Kurs Tengah
Tutup
(-/+)
%
IHSG
5356,954
3,490
0,070
Shanghai
3,072.10
4.74
0.15
Nikkei 225
17,037.63
111.95
0.66
Hang Seng 23,649.55
382.85
1.65
EURO STOXX 3,079.81
0.07
0.00
S&P 500
2,179.98
9.12
0.42
Dowjones
18,491.96
72.66
0.39
5,249.90
22.69
0.43
Nasdaq
Mata uang USD AUD EUR GBP HKD JPY MYR NOK NZD PGK SGD
Kurs 13,197.00 10,011.91 14,729.19 17,557.31 1,701.70 12,693.71 3,240.73 1,589.09 9,654.94 4,162.02 9,712.25
Pertamina Tunggu Respon ESDM
Penerima Subsidi Elpiji 3 Kg Segera Diperketat
Jurnal Asia | Hery Chaniago
BArANG BuKTI NArKoBA. Petugas kepolisian mengintrogasi ke empat tersangka pembuat narkoba, saat gelar kasus di Mapolda Sumatera Utara, Medan, Senin (5/9) siang. Aparat membekuk para tersangka pembuat sabusabu yang dipesan seorang narapidana, dengan barang bukti beberapa jerigen cairan methanol sebagai salah satu bahan baku.
Medan Darurat Narkoba
Tiga Home Industry Sabu Digerebek Medan | Jurnal Asia Tiga lokasi home industry sabu dan ekstasi digerebek aparat kepolisian. dari lokasi terpisah, petugas menyita barang bukti narkoba bernilai miliaran rupiah, Senin (5/9). Untuk lokasi pertama dibongkar Direktorat Reserse Narkoba (Ditres Narkoba) Kepolisian Daerah Su matera Utara (Poldasu). Yang meng gerebek home industry sabu di Jalan Pukat Banting I/Rahayu,
Komplek Rahayu Mas No 3C, Ke camatan Medan Tembung. Dari lokasi, petugas menangkap tiga orang tersangka yang memiliki peran serta masingmasing. Ketiga tersangka yang diamankan yakni, Antoni (34) warga Jalan Pukat Banting I/Rahayu, Komplek Rahayu Mas No 3C, Kecamatan Medan Tembung, Danny Tong (51) warga Jalan Waringin No 46 A, Kecamatan Medan Tembung dan Jhonni (35) warga Jalan PWS Gang Sederhana No 5, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kecamatan Medan Petisah. Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, pengungkapan home industri sabu yang dikendalikan oleh Ega, warga
binaan yang mendekam di Blok T3 Kamar C Lapas Tanjunggusta itu, berdasarkan informasi dari masyarakat. Rina menuturkan, Ega memesan bahan utama untuk membuat sabu seperti metanol, cairan Hcl, cairan Eter, cairan tinner dan serbuk tepung, melalui transaksi online. Setelah barang itu dipesan, Ega kemudian menyuruh Jhonni mengambil bahan baku untuk membuat sabu tersebut yang dipesan melalui transaksi online. Kemudian oleh Jhonni, diko munikasi kepada Danny dan Antoni. Menurut Rina, bahan baku siap diolah menjadi kristal bening itu dibuat di kediaman Antoni. “Atas adanya
informasi dari masyarakat, Polda Sumut melakukan penggerebekan di rumah Toni (Antoni),” ujar Rina, Senin (5/9). Rina membeberkan, tepung dan cairan metanol itu diaduk men jadi satu. Setelah berhasil menyatukan larutannya, kemudian dimasak dengan menggunakan kompor listrik. Selanjutnya, hasil yang dimasak itu kemudian disaring. Menurut Rina, cairan hasil yang disaring berwarga orange itu nantinya akan menjadi sabu siap hisap. “Cairan itu yang dikeringkan dan akhirnya menjadi sabu. Dari Toni (Antoni), kemudian dikembangkan dan bergerak ke TKP kedua,” kata Rina.
Dalam pengungkapan ini, polisi mulanya tak mengetahui jika Ega merupakan dalang untuk meme rintahkan rekannya meracik sabu. Rina bilang, Danny dan Jhonni yang pertama kali diciduk pada Selasa (30/8) pukul 17.30 WIB. Dari keduanya, polisi merasa tak berpuas diri. Sebab, polisi terus melakukan penyelidikan dan pengembangan. “Saat digerebek, mereka se dang melakukan aktivitas. Ada barang bukti yang digunakan untuk me ngolah dan memasak sabu. Dari TKP pertama, kemudian TKP kedua juga ada ditemukan jerigen yang berisikan metanol,” sambung perwira menengah ini. (Bersambung ke halaman 11)
Di Aceh dan Sumatera
Jurnal Asia | Ant: Septianda Perdana
Ribuan Karung Pupuk Palsu Beredar Jakarta | Jurnal Asia Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menyita ribuan karung pupuk op losan beserta sejumlah barang bukti lainnya dari tiga pabrik berbeda. Penyitaan pupuk ini, selain karena tidak memenuhi standar nasional juga telah merugikan masyarakat karena merusak kualitas tanah dan tanaman serta mengganggu produktivitas pertanian. "Pupuk ini dikirim ke Aceh, Kalimantan dan Sumatra," sebut Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Fadil Imran, Senin (5/9). Sejauh ini, pihak kepolisisan sudah mengamankan dua orang tersangka yakni AM, 32, yang ber peran sebagai perantara pupuk oplosan dan A, 46, oknum yang
memproduksi pupuk oplosan. Satu orang lainnya, P alias EF, 50, yang merupakan pemilik usaha CV Ks yang bergerak di bidang produksi dan perdagangan pupuk nonsubsidi masih dalam pencarian. P alias EF secara rutin memesan dan membeli pupuk oplosan kepada A melalui perantara AM. Harga jual pupuk yang dipatok adalah Rp750 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan harga eceran tertinggi pupuk NPK di pasaran yang saat ini mencapai Rp2.300 per kilogram. Dalam proses produksi, pelaku hanya mencampur kapur tanah pertanian jenis mineral dolomit berkualitas rendah, tanah merah, air, dan pewarna kain untuk mengubah warna isik pupuk oplosan. Selain merugikan pelanggan,
tersangka juga disebut telah merugikan negara karena pupuk oplosan tersebut juga diduga menggunakan bahan dari pupuk bersubsidi yang diperuntukkan bagi sektor pertanian. "Kami akan terapkan undangun dang berlapis seperti perdagangan, per in dustrian, tanaman," sebut Fadil. Jangan Pakai Sembarang Pupuk Petani saat ini diminta berhati hati dalam menggunakan pupuk. Pasalnya, banyak pupuk palsu beredar yang dijual secara bebas dan disebut bersubdisi padahal merusak tanaman. Kepala Komunikasi Korporasi PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengimbau petani untuk senantiasa
menggunakan pupuk dengan merek dan isinya yang sudah terdaftar agar terjamin kualitas serta hasil pertaniannya bisa menghasilkan panen yang maksimal. Dengan harga yang kurang lebih sama, namun memberikan hasil pertanian yang sangat jauh per be daannya. Ia mengatakan, penggunaan pupuk kualitas rendah akan sangat merugikan bagi para petani karena kandungan unsur hara yang sangat rendah sehingga nyaris tidak bermanfaat sama sekali bagi tanaman. Menurutnya, urea bersubsidi yang diproduksi oleh Pupuk Indo nesia pasti menampilkan logo Pupuk Indonesia di bagian depan karung dan memiliki tulisan "Pupuk Ber subsidi Pemerintah".
Selain itu, Pada kemasan yang asli juga mencantumkan nomor call center, logo SNI, nomor izin edar pada bagian depan karung dan memiliki Bag Code dari pro du sennya. Butiran pupuk urea ber subsidi memiliki kandungan nitrogen sebesar 46% yang sesuai dengan anjuran dari pemerintah serta memiliki ciri khusus berwarna merah jambu. Saat ini, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk urea di kioskios resmi bagi petani yang sudah terdaftar adalah Rp 1.800 per kg atau Rp 90.000 per karung 50 kg. Untuk Pupuk NPK Bersubsidi yang diproduksi dan didistribusikan oleh Pupuk Indonesia, kemasan karung ini memiliki merk PHONSKA. (Bersambung ke halaman 11)
Soal Teror Bom Gereja Santo Yosep Medan
Pelaku Kontak Langsung Tokoh ISIS ASEAN Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan bahwa pelaku bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Ivan Armadi Hasugian (18), berhubungan langsung dengan Bahrun Naim, tokoh ISIS di Asia Tenggara. Ini merupakan modus baru, karena pelaku disebut Lone Wolf atau teror secara sendiri (self radikalisation).
“Ivan punya kontak langsung ke Bahrun Naim,” kata Tito dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR, di Jakarta, Senin (5/9). Dia mengatakan, peristiwa bom di Medan itu merupakan fenomena baru dalam gerakan terorisme ka rena merekrut pelaku bom dibawah umur 18 tahun, lalu diajari merakit bom dan melakukan operasi sendiri. Tito menyebut operasi itu adalah “lone wolf” namun melakukan kon tak langsung dengan Bahrun Naim. “Ini pola ‘lone wolf’, Ivan meru pakan ‘self radikalisation’ tidak ter kait jaringan apa pun namun punya kontak langsung dengan Bahrun Naim,” ujarnya. Kapolri mengatakan, Bahrun Naim merupakan tokoh ISIS di Asia
Jakarta | Jurnal Asia Kementerian ESDM berencana melakukan distribusi gas Elpiji 3 kilogram (kg) secara tertutup di beberapa wilayah di Indonesia. Penyaluran gas Elpiji 3 kg secara tertutup dilakukan untuk memberikan subsidi yang tepat sasaran. PT Pertamina (Persero) selaku distributor gas Elpiji 3 kg berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dalam melakukan penyaluran gas melon ini. Kementerian ESDM juga diminta melakukan pendataan terhadap penerima gas Elpiji 3 kg yang disubsidi pemerintah lewat APBN. “Namun demikian kami juga butuhkan kepastian dari Ditjen Migas atau Kementerian ESDM itu siapa sebenarnya nanti pihakpihak yang berhak mendapatkan Elpiji 3 kg. Karena selama ini kan peruntukannya itu masih umum, yaitu untuk kelompok usaha kecil dan mikro serta rumah tangga,” ujar VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (5/9). Wianda menambahkan, selama ini rencana pendistribusian Elpiji 3 kg tertutup belum terdata secara jelas. Jenisjenis penerima Elpiji 3 kg tertutup belum dideinisikan secara jelas. Sehingga ditakutkan penerima Elpiji subsidi ini kurang tepat sasaran. “Nah, belum dijabarkan secara detail bisnis rumah tangganya seperti apa. Tentunya jenisjenis atau kemudian deinisi pengguna Elpiji 3 kg-nya lebih lengkap ini. Kita perlukan dari Ditjen Migas sebelum bisa menemukan benarbenar angka volume Elpiji 3 kg itu yang harus benarbenar disubsidi itu berapa besar,” kata Wianda. (Bersambung ke halaman 11)
Jurnal Asia | Ant: Puspa Perwitasari
KAPoLrI Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) didampingi Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Syafruddin (kanan). Keduanya mengikuti rapat kerja dengan Komisi III di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/9), membahas penanganan kasus terorisme.
Teng gara yang terkait peristiwa bom di Mapolres Sulu, dan rencana teror pada akhir tahun 2015 namun berhasil digagalkan. Sebelumnya, IAH diamankan di Gereja Stasi Santo Yosep, Jl Dr Mansyur Medan, pada Minggu (28/8) pagi. Pemuda yang bulan Oktober nanti berusia 18 tahun ini diringkus je maat saat menyerang pastor dengan pisau, IAH pun diduga ingin meledakkan bom yang dibawanya. IAH menyamar sebagai jemaat dengan duduk mengikuti misa sekitar pukul 08.00 WIB, lalu menyerang Pastor Albert Pandiangan (60) ketika hendak memberikan khutbah, korban mengalami luka ringan di bagian ta ngan karena tusukan pisau. (ant)
TerPIdANA kasus dugaan korupsi dana hibah dan bansos Sumut yang juga mantan Kepala Badan Kese jahteraan Pembangunan dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Sumut Eddy Sofyan menjadi saksi ketika mengikuti sidang dalam agenda keterangan saksi di Pengadilan Negeri Tipikor Medan, Sumatera Utara, Senin (5/9).
Eddy Syoian Tuding Biro Keuangan Pemprovsu
Pencairan Dana Tanpa Koordinasi Medan | Jurnal Asia Sidang kasus korupsi bantuan dana hibah dan bansos tahun 20122013, dengan terdakwa mantan Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho kembali digelar di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (5/9). Mantan Kepala Badan Kesbangpollinmas, Eddy Syoian yang dihadirkan sebagai saksi mengungkapkan, bahwa dalam memberikan dana bantuan kepada lembaga penerima bansos dan dana hibah, Biro Keuangan Pemprovsu tidak pernah melakukan koordinasi dengan Kesbangpollinmas. “Setelah kita usulkan ke Biro Keuangan, kita tidak tahu lagi lembaga mana saja yang menerima bantuan. Biro Keuangan tidak pernah memberitahukan ke kita, majelis,” ujar Eddy. Ia menyebutkan, awalnya Pemprovsu menyerahkan 243 proposal ke Kesbangpol Linmas. Dari jumlah proposal tersebut, selanjutnya Kesbangpol Linmas melakukan veriikasi. “Dari jumlah itu, ada 193 proposal yang kita ajukan kembali, majelis. Dan ternyata yang dicairkan ada 143 proposal,” ujar Eddy lebih lanjut. Dari 143 proposal itu, tim melakukan veriikasi kembali. Dari jumlah itu diketahui ada 3 lembaga penerima hibah yang tidak memberikan laporan pertanggungjawaban. Ketiga lembaga itu masingmasing menerima bantuan Rp75 juta. “Panduan kita memveriikasi proposal juga berdasarkan Permendagri dan Pergub. Kemudian saya juga sudah perintahkan bawahan untuk mengecek tempat lembaga penerima hibah. Dan itu juga sudah ada berita acaranya,” ujarnya. Bukan hanya itu, terkait pertanggungjawaban lembaga penerima hibah, pihaknya juga sudah berulangkali menyurati lembaga tersebut, namun hingga Agustus 2014, ketiga lembaga itu juga tidak menyerahkan laporannya. (Bersambung ke halaman 11)