Hal. 3
Hal. 9
Hal. 12
Transaksi Ekspor ke Tiongkok Capai USD73 Juta
PPP Resmi Pecat Haji Lulung
Malaysia Klaim Mampu Perang Lawat Korut
Hal. 9
Hal. 11
Hal. 19
Polisi Selidiki Penolakan Shalat Jenazah
SPBU Wajib Miliki Dispenser Gas
Perkebunan Sawit Dirundung Masalah
harianjurnalasia
@jurnalasiacom
+JurnalAsiaHarian
Selasa, 14 Maret 2017
HarianJurnalAsia
0852 9776 1000
info@jurnalasia.com
jurnalasia.com
(061) 663 5 664
Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)
Nomor 1.329 Tahun V
Demokrat Akhirnya ‘Mendukung’ Ahok Anggota Dibebaskan untuk Memilih
Jurnal Asia | Ant: Haidz Mubarak A
DEKLARASI GERASI UNTUK BASUKI-DJAROT. Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (kedua kiri), Sekretaris Dewan Pembina DPP Demokrat Ratna Ajeng Suminar (kiri), dan Ketua Gerakan Relawan Agus-Sylvi (Gerasi) Hendra Surachmat (tengah) melambaikan “salam dua jari” saat deklarasi Gerasi untuk Basuki-Djarot di Jakarta, Senin (13/3). Gerakan Relawan Agus-Sylvi mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Basuki-Djarot pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
Polrestabes Medan Kalah Telak Prapid
Indeks Saham
Siwaji Raja Segera Bebas Medan | Jurnal Asia Drama kasus pembunuhan pengusaha Air Softgun, Indra Gunawan alias Kuna (45) yang tewas ditembak di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kesawan kini memasuki babak baru. Bahkan rangkaian penyidikan oleh polisi mencapai anti-klimaks. Pasalnya, gugatan Raja, salah satu tersangka dimenangkan oleh PN Medan dan kabarnya ia pun segera bebas dari tahanan hari ini. Hal ini diketahui Senin (13/3), pasca Pengadilan Negeri Medan mengabulkan gugatan Pra-Peradilan (Prapid) Siwaji Raja. Setelah 5 0 hari mendekam di sel tahanan Polrestabes Medan, berkat adanya
putusan Prapid ini, pengusaha tambang batubara ini akan segera menghirup udara bebas. Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel yang mendengar mengenai putusan Prapid yang
memenangkan terduga otak pelaku Siwaji Raja, Senin siang menyambangi Polrestabes Medan untuk menggelar rapat evaluasi selama 2 jam lebih. ”Keputusan Prapid ini hal yang biasa, bukan yang luar biasa, dalam proses peradilan,” ujar Rycko kepada wartawan. Atas putusan Prapid ini, dirinya menegaskan akan memerintahkan jajaran penyidik untuk melakukan evaluasi secara komperhensif. “Kita harus melakukan evaluasi secara menyeluruh atas proses penyidikan dan pembuktian yang sudah kita lakukan,” ungkap dia. “Makanya apa yang harus kita
lakukan adalah dengan mela kukan evaluasi, karena bisa saja ada pembuktian yang belum tersampaikan di sidang sehingga hakim belum tahu,” sambungnya. Rycko menjelaskan, saat ini pihaknya belum memutuskan langkah yang akan mereka lakukan, pasca putusan PN Medan tersebut. Namun demikian, pihak kepolisian menurutnya tetap menghormati putusan hakim. “Apapun keputusan hakim harus dihormati sebagai sebuah sistem peradilan di Indonesia,” demikian Kapolda. Senada juga disampaikan Kapolrestabes Medan Kombes Pol San-
di Nugroho, namun dirinya belum dapat memastikan, Siwaji Raja bisa langsung meninggalkan sel. ”Memang benar kami dengar dari anggota bahwa tuntutan prapid keluarga Raja dikabulkan. Namun secara resmi kami belum terima salinan hasil putusan prapid,”jelas dia. Lebih jauh, atas putusan tersebut, Kapolrestabes akan mengevaluasi kejadian yang lalu dengan hasil penyidikan. Hasil evaluasi ini nantinya akan disampaikan ke Kapoldasu untuk menentukan langkah yang akan ditempuh dalam penyidikan kasus ini. (Bersambung ke halaman 11)
Laporan Aparat Menyiksa Tahanan Meningkat
Jurnal Asia | Ant: Rahmad
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian menindak tegas anggotanya yang terbukti menyiksa tahanan. Pasalnya, beberapa bulan terakhir pengaduan kasus penyiksaan tahanan oleh anggota kepolisian dan petugas lembaga pemasyarakatan (lapas) terus meningkat.
BEBERAPA narapidana berada di Lapas Kelas IIA Lhokseumawe, Provinsi Aceh. KontraS mencatat laporan aparat yang melakukan penyiksaan terhadap tahanan semakin meningkat.
Kepala Divisi Advokasi Hukum KontraS, Arif Nurikri, mengatakan,
evaluasi dan koreksi terhadap proses penyelidikan dan penyidikan perkara di institusi penegak hukum masih minim. Selain itu, aparat penegak hukum enggan menghukum pelaku praktik penyiksaan. “KontraS mendesak Kapolri mengambil langkah-langkah darurat guna menindaklanjuti kasus penyiksaan tahanan oleh aparat penegak hukum. Langkah darurat ini meliputi penindakan tegas terhadap ang gota yang terbukti bersalah terhadap metode penggalian informasi maupun pengumpulan alat bukti,” ujar Arif di kantor KontraS, Jalan Kramat Raya II, Jakarta Pusat, Senin (13/3). Selain itu, Kapolri harus memastikan tidak akan ada penolakan terhadap laporan pidana yang diajukan keluarga korban. Proses
Jakarta | Jurnal Asia Pasca pertemuan SBY-Jokowi kemarin di Istana Negara, sinyal-sinyal politik yang semula memanas mulai mereda. Hal ini ditandai dengan adanya dukungan dari pengurus pusat Partai Demokrat, secara terang-terangan mendukung Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta. Seperti terlihat pada Senin (13/3), Politikus Partai Demokrat yang juga Sekretaris Dewan Pembina di DPP Demokrat, Ratna Ajeng Suminar, hadir dalam acara deklarasi Gerakan Relawan Agus-Sylvi (Gerasi) yang dihadiri oleh cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ajeng menyebut bahwa dukungannya kepada Ahok-Djarot karena partai sudah membebaskan kadernya untuk memilih pilihan mereka masing-masing. “Kita sudah dibebaskan memilih,” kata Ajeng di lokasi acara deklarasi, Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/3). Ajeng pun menjelaskan mengapa akhirnya dia memilih mendukung pasangan Ahok-Djarot seusai pasangan AgusSylvi kalah di putaran pertama. Menurutnya, program Ahok-Djarot sudah jelas dan sudah terbukti hasilnya. “Programnya sudah jelas, kita sudah lihat pasti ada. Sudah teruji, (jadi) kenapa harus pilih yang lain. Mulai KJS, (Kartu) Jakarta Pintar. Sudah jelas Jakarta bersih, Kalijodo lainnya sudah terlihat,” ujar Ajeng. “Loh kenyataan, sudah ada buktinya. Bukan menjamin tapi sudah dilakukan,” lanjutnya. Sementara, Ketua Gerasi Hendra Surachmat mengklaim bahwa dia membawa puluhan ribu massa yang awalnya mendukung Agus-Sylvi beralih ke Ahok-Djarot. Jumlah tersebut berasal dari puluhan ormas dan LSM yang bergabung dalam Gerasi. (Bersambung ke halaman 11)
hukum, kata Arif, harus transparan dan akuntabel. KontraS juga meminta Ke menterian Hukum dan HAM mengevaluasi tempat-tempat penahanan.”Penyidik, jaksa, dan hakim harus memaksimalkan penerapan sanksi yang berat terhadap pelaku penyiksaan. Ini penting agar memberikan efek jera,” katanya. KontraS juga meminta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengevaluasi kewenangan lembaganya terkait hambatan mengajukan pelaporan korban penyiksaan maupun kewenangan pengajuan restitusi bagi korban penyiksaan. “Karena seringkali bermasalah saat hendak diajukan bersama dalam proses penuntutan oleh institusi Kejaksaan,” ujar Arif. (mtv)
Nama IHSG
Tutup 5409,372
(-/+) 18,700
Kurs Tengah % 0,350
Shanghai
3,237.02
24.26
0.76
Nikkei 225
19,633.75
29.14
0.15
Hang Seng 23,829.67
261.00
1.11
EURO STOXX 3,419.64
3.37
0.10
S&P Dowjones Nasdaq
2,372.50
0.75
0.03
20,893.00
1.00
0.00
5,388.50
6.50 +0.12
Mata uang USD AUD EUR GBP HKD JPY MYR NOK NZD PGK SGD
Kurs 13,364.00 10,100.52 14,290.14 16,262.67 1,721.20 11,636.56 3,002.82 1,554.91 9,259.93 4,220.24 9,464.61
Markas Polisi Sasaran Teror Bom Panci Jakarta | Jurnal Asia Jaringan terorisme internasional di Indonesia semakin lihai dalam beraksi. Karena itu, setiap markas kepolisian diharapkan lebih waspada. Apalagi para pelaku memiliki target untuk melaksanakan teror menggunakan bom panci. Teror bom panci untuk markas polisi terungkap pasca pemeriksaan intensif, yang dilakukan penyidik Densus 88 Antiteror terhadap dua tersangka kasus teror bom panci di Taman Pandawa Kelurahan Arjuna Kecamatan Cicendo Bandung Jawa Barat. Sebelumnya, polisi menangkap dua tersangka, yakni A alias Abu Muslim alias Abu Abdullah dan S alias Sholeh alias Abu Fursan, alias Zalzalat alias Gungun. Sementara pelaku utamanya, Yayat Cahdiyat sendiri tewas pasca baku tembak di kelurahan Arjuna Senin (27/2). “Motivasinya tetap berkaitan dalam rangka melakukan aksi balasan terhadap upaya-upaya yang dilakukan petugas dalam rangka melakukan penangkapan tersangka teror,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rali Amar di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (13/3). Aksi balas dendam ini kata mantan Kapolda Banten ini, ditunjukkan dalam rangka melancarkan serangan balik ke markas kepolisian. “Ada beberapa target sebagi sasaran dalam aksi teror ini antara lain adalah kantor kepolisian, Polda Jawa Barat, Polres Cianjur, Pol lalu lintas di Buah Batu Kota Bandung dan Geger Kalong,” sambungnya. Boy sendiri belum mengetahui apakah bom panci berdaya ledak rendah yang meledak di Taman Pandawa ini adalah bentuk kelalaian dari Yayat. Sebab Taman Pandawa tidak masuk ke dalam list kelompok ini dalam melancarkan aksi jihadnya. (Bersambung ke halaman 11)