Harian Jurnal Asia Edisi Sabtu, 15 April 2017

Page 1

Sabtu, 15 April 2017

Nomor 1.355 Tahun V

Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)

200 CC Darah Kepala Kinara Menggumpal Operasi Sukses, Pelaku Belum Tertangkap Medan | Jurnal Asia Kinara (4), korban selamat dari pembunuhan sekeluarga di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, sukses menjalani operasi pembekuan darah di bagian kepala, yang dilaksanakan di RSUP Adam Malik. Sebelumnya, 200 cc darah menggumpal di kepalanya, akibat hantaman benda tumpul saat peristiwa maut menimpanya. Meski demikian, ia sering mengigau memanggil sang ibu yang telah tewas, akibat dibantai Andi Lala Cs. Kepala Sub Bagian Humas RSUP Haji Adam Malik Masahadat Ginting di Medan, mengatakan, operasi tersebut berlangsung selama enam jam, yakni mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Operasi yang dijalani balita itu, menurut dia, adalah operasi koreksi fraktur, yakni mengembalikan posisi tulang yang mengalami pergeseran ke posisi semula. “Dalam operasi yang dilakukan tim dokter di bagian kepala Kirana, berhasil membersihkan darah yang membeku 200 CC, akibat mengalami luka dan terjadi pembengkakan,” ujar Masahadat.

Ia menjelaskan, pascaoperasi yang dilakukan, Kirana banyak mengalami perubahan dan dia sudah bisa tersenyum, komunikasi, serta lancar meminum susu. Selain itu, Kinara juga sudah mulai lincah bergerak dan tidur semakin nyenyak. “Namun, Kirana yang baru selesai menjalani operasi yang ditangani dokter ahli bedah syaraf perlu banyak beristirahat untuk mengembalikan staminanya yang banyak terkuras,” ucapnya. Masahadat menambahkan, Kinara dirujuk dari RS Bhayangkara di Jalan Wahid Hasyim Medan ke RSUP Haji Adam Malik pafa Selasa (11/4) untuk menjalani operasi di bagian kepala. “Tim medis yang melakukan operasi terhadap Kinara adalah dokter spesialis ahli bedah saraf, dan operasi dilakukan di lantai 3 ruang IGT RSUP H Adam Malik,” katanya. Diketahui juga Kinara selalu menangis jika terbangun dari tidurnya dan selalu memanggil ibunya. Hal tersebut dikatakan Susiani (45) adik nenek Kinara yang menjaga korban. Kinara, anak yang masih berumur dibawah lima tahun itu, menurut dia,

selalu terbayang dengan ibunya Yani dan ayahnya Rianto yang menjadi korban pembunuhan. “Biasanya, Kinara tersentak bangun dan menangis saat tengah malam, serta mengigau memanggil ibunya yang telah meninggal dunia akibat peristiwa yang sangat tragis itu,” ujarnya. Susiani menjelaskan, ia terpaksa harus membujuk Kinara agar tidak lagi mengingat ibunya. Hal itu dilakukan untuk menenangkan puteri bungsu Rianto yang selamat dari pembunuahan tersebut. Rumah Masih Kosong Sementara itu, rumah korban pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, hingga kini masih belum ada yang menempati, baik pihak keluarga mau pun orang yang menyewa. Hal tersebut dikatakan Wagiman (66) orang tua dari korban pembunuhan Rianto (40), saat ditemui di Mabar, Jumat (14/4). Rumah milik Rianto yang semi permanen itu, menurut dia, memang keadaan kosong dan pintu pagar

terkunci dengan rapat, serta belum lagi dibersihkan oleh pihak keluarga, karena masih terpasang “police line”. Namun demikian, rumah yang menjadi saksi bisu peristiwa pembunuhan yang sadis itu sampai Jumat tidak ada terjadi hal-hal yang aneh. Ia menyebutkan, warga yang tinggal disamping rumah korban pembunuhan (Rianto) juga tidak ada yang mendengar suara histeris atau penampakan. Hal itu membuktikan bahwa korban pembunuhan tersebut adalah orang yang dikenal baik, tidak punya musuh, dan selalu bermasyarakat. “Rianto sejak dari kecil hingga dewasa, dan berumah tangga selalu patuh dengan kedua orang tuanya, serta sangat baik dengan saudara,” ucapnya. Wagiman menambahkan, sampai saat ini dirinya masih tetap terbayang dengan wajah Rianto yang merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara itu. Bahkan, ketika sedang makan dengan isterinya Murniati (58) di rumah, tetap saja teringat dengan anaknya yang telah tiada itu. Dan sulit

rasanya untuk melupakan anaknya yang selama ini selalu berbakti kepada ayah dan ibunya. “Saya selalu mendoakan Rianto dan keluarganya tenang di alam baqa, dan berada di sisi Allah SWT,” kata Wagiman. Sebelumnya warga Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, dikagetkan ditemuakan lima anggota keluarga ditemukan tewas pada Minggu pagi (9/4). Kelima korban tewas adalah Rianto (40) dan isterinya Yani (35), dua anaknya Naya (14) dan Gilang Laksono (10) dan mertuanya bernama Marni (50). Selain itu, puteri bungsu korban bernama Kirana (4) juga ditemukan kritis dan dibawa untuk menjalani perawatan di RS. Temuan atas peristiwa itu berawal dari kecurigaan warga karena korban tidak kunjung ke luar rumah dan lampu di rumah korban terus menyala meski telah siang. Setelah diperiksa, warga menemukan keluarga di rumah tersebut telah menjadi korban pembunuhan sehingga langsung melapor ke pihak kepolisian. (Bersambung ke halaman 15)

PNS Didorong Lakukan Investasi di Pasar Modal Halaman 2

Tiongkok Desak Perbaiki Ketakadilan Sejarah Guna Bentuk Negara Palestina Halaman 8

Jaga Empat Besar Halaman 17

Jurnal Asia | Ant: Septianda Perdana

KORBAN SELAMAT PEMBUNUHAN SEKELUARGA. Kinara (4) balita korban selamat pembunuhan sekeluarga menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Bhayangkara Polda Sumut, Medan, Sumatera Utara, kemarin. Kinara menjalani perawatan akibat mengalami luka di bagian kepala dalam peristiwa pembunuhan sekeluarga di Mabar Medan. Operasinya sukses dilaksanakan di RSUP Adam Malik.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.