Hal. 3
Hal. 9
Hal. 19
Ekspor Sumut Belum Pulih
Ahok: Saya Diserang Isu Reklamasi
Industri Kakao Minta Permentan Impor PSAT Dievaluasi
Hal. 8
Hal. 17
Hal. 24
New Zone Dirazia 70 Pengunjung Diangkut
Dunia Industri Keluhkan Kualitas Tenaga Kerja RI
Ribuan Masyarakat Ikut Senam HaQi
harianjurnalasia
@jurnalasiacom
+JurnalAsiaHarian
Senin, 18 April 2016
HarianJurnalAsia
0852 9776 1000
info@jurnalasia.com
jurnalasia.com
(061) 663 5 664
Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)
Nomor 1.059 Tahun IV
Bahas Kerjasama Ekonomi
Jokowi Keliling Eropa
Jurnal Asia | Ant: Puspa Perwitasari
PRESIDEN BERTOLAK KE EROPA. Presiden Joko Widodo melambaikan tangan sebelum bertolak ke Eropa di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu (17/4). Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri Kabinet Kerja bertolak ke Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda dalam rangka memenuhi undangan sejumlah kepala negara untuk membahas kerjasama bidang ekonomi dan membangun perdamaian dunia dengan Uni Eropa (UE).
Jakarta | Jurnal Asia Presiden Joko Widodo (Jokowi) Minggu pagi bertolak ke Eropa untuk kunjungan selama beberapa hari ke sejumlah negara dan lembaga kerja sama di kawasan itu. Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang menumpang Pesawat Kepresidenan RI bertolak dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma sekitar pukul 08.30 WIB. Mendampingi Presiden Jokowi antara lain Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Sekretariat Presiden Kemensetneg Darmasjah Djumala, Tim Komunikasi Presiden Ary Dwipayana. Sebelumnya Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyebutkan Presiden akan melakukan kunjungan mulai 17 hingga 23 April 2016 ke Jerman, Inggris, Belgia dan Belanda. Menurut Pramono, kunjungan ke Eropa akan menitikberatkan pada hal kerja sama ekonomi, namun masalah perkembangan politik terakhir seperti Timur Tengah dan terorisme juga akan jadi pokok bahasan. "Kunjungan saat ini bukan kunjungan basa-basi, sehingga setiap kunjungan ke negara yang berkaitan dengan bisnis diminta sesuatu yang done, artinya sesuatu yang terlaksana bukan hanya sekadar kunjungan," tutur Pramono. Sementara Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan kunjungan Presiden ke Eropa banyak menyangkut aspek perdagangan. "Hasil konkrit yang akan dicapai adalah penuntasan tahap awal soal nego Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) UE-Indonesia," ucap Lembong. (Bersambung ke halaman 11)
Ekuador dan Nias Gempa Bersamaan 77 Korban Tewas, Indonesia Diimbau Waspada
Indeks Saham Nama
Medan | Jurnal Asia Negara Ekuador, Amerika Selatan dan wilayah Kepulauan Nias, diguncang gempa yang nyaris bersamaan pada Sabtu malam jelang Minggu dinihari kemarin. Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter (SR) di Ekuador yang menewaskan 77 orang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng yaitu Lempeng Nazca menyusup ke bawah Lempeng Amerika Selatan. Indonesia yang juga memiliki banyak subduksi lempeng aktif harus waspada.
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengingatkan Indonesia memiliki cukup banyak lempeng akti f sehingga potensi terjadinya gempa kuat akibat aktivitas subduksinya juga sangat besar. “Kita harus selalu waspada dan menyadari bahwa zona subduksi kita juga sangat aktif sehingga potensi terjadinya gempa kuat akibat aktivitas subduksi ini sangat besar,” ujar Daryono, Minggu (17/4). Subduksi lempeng aktif tersebar
di sejumlah titik wilayah Indonesia. Beberapa di antaranya terdeteksi di barat Sumatera, selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). “Selain itu di lengan utara Sulawesi juga ada subduksi lempeng, termasuk subduksi dobel di laut Maluku. Selain itu di utara Papua juga ada subduksi lempeng aktif. Kita harus selalu waspada,” imbau Daryono. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri memastikan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Ekuador selamat dari
bencana gempa. Saat disinggung mengenai adanya keterkaitan gempa Ekuador dengan Nias, ditampik oleh Sunardi, Kepala Bidang Data BMKG I Medan. “Tidak ada hubungannya gempa di wilayah Amerika Selatan itu dengan Nias. Tapi kalau potensi ada, karena daerah Sumut memang jalur gempa,” ujar Sunardi. Lebih lanjut ia juga menjelaskan, bahwa yang terjadi kemarin di Nias bukan gempa susulan, tapi aktivitas daerah patahan di daerah pantai barat dan patahan di Nias sendiri. (Bersambung ke halaman 11)
Kenaikan Kredit Macet di Sumut Level Berbahaya Tunggakan Bermasalah Meroket Medan | Jurnal Asia Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Dii A Johansyah memperingatkan bahwa rasio kredit bermasalah (NPL) di Sumut berada di level membahayakan. "Ada kenaikan NPL secara year on year sebesar 14,29 persen dan itu memang harus diwas padai," katanya di Medan, Minggu (17/4). Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sumatera Utara tren menguat atau sudah 8,72 persen pada posisi Februari 2016. Difi mengakui angka non performing loan (NPL) BPR di posisi Februari itu bahkan lebih tinggi dari Februari 2015. Dia mengaku, seperti perbankan umum, BPR juga mengalami gangguan kinerja dari terjadinya krisis
global. Krisis global membuat kinerja pe ngusaha terganggu sehingga antara lain berdampak pada kurang lancarnya pembayaran kredit. Untuk mencegah peningkatan kredit macet, perbankan Sumut diminta melakukan berbagai kebijakan. Mulai diminta semakin berhatihati dalam penyaluran kredit dan termasuk bijaksana dalam mengambil keputusan terhadap penunggak kredit. Dii juga mengakui, dibandingkan perbankan lainnya, kredit bermasalah di BPR lebih tinggi yang masih di bawah lima persen. Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, kinerja BPR maupun BPR syariah (BPRS) di Indonesia secara menyeluruh masih kurang bagus
dibandingkan bank umum. "Meski ada kecenderungan lebih membaik, tetapi kinerja BPR dinilai belum maksimal,"katanya. Kurang bagusnya kinerja BPR menurut Wahyu yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu antara lain diduga akibat pengelolaan manajemen yang kurang baik dan termasuk karena masih berorientasi beroperasi di sekitar kota. Hasil pengamatan, pengelolaan BPR/BPRS masih cenderung dikelola seperti usaha keluarga sehingga antara lain membuat analisis kredit kurang berjalan baik dan benar. Kemudian, karena cenderung beroperasi di sekitar kota, BPR/BPRS kalah bersaing dengan bank umum lainnya yang bahkan sudah terus mengembangkan kantornya hingga
ke pedesaan. "Masih harus ada dukungan kuat dan pengawasan ketat ke BPR/BPRS agar kelompok usaha bank i tu semakin sehat dan memberi kontribusi besar dalam perekonomian Sumut," ujar Wahyu. Kredit Capai Rp173 Triliun Penyaluran kredit perbankan di Sumatera Utara hingga Februari 2016 mencapai Rp173,84 triliun atau naik 5,38 persen dari periode sama tahun 2015 sebesar Rp164,96 triliun. “Kenaikan penyaluran kredit itu di tengah prediksi ada pertumbuhan pinjaman sebesar 12 hingga 14 persen secara nasional tahun ini,” kata Dii A Johansyah. Kenaikan kredit dipicu naiknya juga pinjaman dari semua jenis kredit mulai modal kerja, investasi dan konsumsi. Kredit modal kerja pada
Februari 2016 mencapai Rp82,75 triliun, disusul investasi Rp51,900 triliun dan konsumsi Rp39,17 triliun. Semua jenis kredit itu naik masing-masing 5,99 persen, 8,42 persen dan 0,38 persen dibandingkan periode sama 2015. "BI berharap penyaluran kredit Sumut naik lagi di tahun 2016 atau di atas tahun 2015 yang ma sih bertumbuh 7,45 persen dibandingkan 2014 atau Rp179,3 triliun," kata Dii A Johansyah. Diharapkan pertumbuhan kredit 2016 bisa mencapai 12-14 persen seperti yang diharapkan pemerintah secara nasional. Dia menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat BI memprediksi penyaluran kredit 2016 semakin membaik. (Bersambung ke halaman 11)
Awas! Ada Coretan Dinding Bisa Jadi Kode Maling Berhati-hatilah dengan aksi vandalisme atau mencoret-coret dinding yang kini marak di kalangan anak muda. Sebab, bisa jadi coretancoretan itu menjadi penanda atau kode rahasia bagi pelaku pencurian. Kasus ini bahkan sedang menjadi sorotan Mabes Polri.
Jurnal Asia | Int
SALAH satu coret-coretan yang menjadi contoh, bisa jadi kode bagi kawanan maling untuk melakukan aksi pencurian.
B aru-baru ini, Polres Solo mengungkap adanya kode rahasia yang termuat dalam coret-coretan di tembok, tiang listrik atau pun tiang telepon. Di balik vandalisme
itu ada kode yang menuntun ke rumah kosong yang bisa jadi sasaran maling. Kasubbag Humas Polresta Solo AKP Yiliantara Proriantara mengatakan, modus pencurian rumah kosong dengan memakai kode atau sandi itu juga sedang jadi sorotan Mabes Polri. ”Kode itulah yang menjadi panduan komplotan pencuri untuk beraksi,” paparnya. Yuli pun mengimbau warga atau tenaga keamanan di komplekskompleks perumahan untuk segera meng hapus coret-coretan yang masih baru. Atau, sebaiknya segera melapor ke polisi. ”Segera cat ulang tiang atau tembok jika melihat tanda atau sandi yang mencurigakan. Sebab, modus pencurian sekarang ialah dengan
memakai kode tersebut,” terangnya. Salah satu contoh kode rahasia yang dipakai komplotan pencuri rumah kosong ialah pemakaian tanda cross atau silang. Jika kode cross berwarna merah, berarti kawasan perumahan itu ada penjag anya. Sebaliknya, jika tak ada penjaganya, tanda silang akan berwarna putih. Setelah tanda silang, ada lagi kode untuk menggambarkan kondisi sasaran target. Salah satunya ialah ”PA” yang berarti “posisi aman”. Ada pun waktu-waktu yang dianggap aman untuk menjalankan aksi pencurian akan ditulis dengan kode angka. Jika lokasi target benar-benar aman, kode paling belakang ialah kalimat “STRONG” alias direkomendasikan. (Bersambung ke halaman 11)
Kurs Tengah
Tutup
(-/+)
%
IHSG
4823,568
8,720
0,180
Shanghai
3,078.12
-4.24
-0.14
Nikkei 225
16,848.03
-63.02
-0.37
Hang Seng 21,316.47
-21.34
-0.10
EURO STOXX 3,046.80
-14.06
-0.46
S&P 500
2,072.00
-4.50
0.22
Dowjones
17,814.00
-28.00
0.16
4,536.00
-10.25
0.23
Nasdaq
Mata uang USD AUD EUR GBP HKD JPY MYR NOK NZD PGK SGD
Kurs 13,166.00 10,154.30 14,820.98 18,625.30 1,697.16 12,003.48 3,381.98 1,598.49 9,056.91 4,295.92 9,666.68
Acara PPP Dibom Molotov Satu Kader Kubu Djan Faridz Tewas Yogyakarta | Jurnal Asia Kegiatan tabligh akbar bertajuk Jogja Kita Melawan, diselenggarakan oleh presidium Forum Komunikasi PPP Yogjakarta berujung tragis, pasca seorang peserta tewas terkena bom molotov, sedangkan beberapa orang lainnya luka parah. Acara ini sempat dihadiri Ketua Umum PPP H. Djan Faridz serta puluhan ribu massa, di lapangan Dengung Sleman, Minggu (17/4). Namun di akhir acara, seorang yang belum diketahui identitasnya melemparkan bom molotov ke arah iringiringan jamaah yang hendak pulang. Satu orang tewas dan beberapa diantaranya luka-luka akibat kejadian itu. Korban luka dibawa ke RSUD Sardjito Yogyakarta untuk mendapat perawatan intensif. Mendengar berita ini, Ketua Umum PPP Djan Faridz menyatakan kegeramannya atas ulah oknum tidak bertanggung jawab itu. “Saya mengutuk perbuatan biadab dari teroris tidak bertanggung jawab, yang telah melempar bom molotov kepada pejuang partai yang telah melakukan aksi damai, melawan kedzaliman di Lapangan Dengung Sleman,” ungkap Djan Faridz. (Bersambung ke halaman 11)
Sembunyi di Tiongkok
Eks Bos Bank Modern Segera Dibawa ke Indonesia Jakarta | Jurnal Asia Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia membenarkan Kejaksaan Agung sudah mengomunikasikan mengenai penangkapan terhadap Komisaris Utama Bank Modern Samadikun Hartono. "Iya, sudah ada komunikasi (dari kejaksaan soal penangkapan Samadikun Hartono) itu," kata Kepala Humas Imigrasi Kemeterian Hukum dan HAM Hero Santosa, di Jakarta, Minggu (17/4). Samadikun di tangkap oleh pihak berwenang di Tiongkok. Samadikun melarikan diri usai Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi dan memperberat hukuman menjadi 4 tahun. Dia merupakan Komut Bank Modern yang mendapat suntikan dari BLBI dan menyelewengkan dana itu sehingga merugikan uang negara mencapai Rp11,9 miliar. Kendati demikian, imigrasi belum mengetahui secara pasti keberadaan Samadikun. "Kalau itu tanyakan saja ke jaksa-nya," katanya. Untuk menangkap serta membawa pulang orang yang berada di luar negeri harus dengan prosedur tertentu. "'Kan tidak semudah itu jemput orang. Negara lain 'kan punya aturan sendiri," kata dia. (Bersambung ke halaman 11)