Hal. 4
Hal. 6
Hal. 9
Tim Gabungan Gerebek PKL Sutomo dan Perjuangan
Pencairan Relokasi Mandiri Sinabung Ricuh
BNN Waspadai Narkoba Berbentuk Permen Anak
Hal. 5
Hal. 8
Hal. 12
IPTI Sumut Diharap Jadi Wadah Lahirkan Pemimpin Berkarakter
Polrestabes Medan Ringkus 5 BNN Gadungan
Meditasi Itu Santai dan Menyenangkan
harianjurnalasia
@jurnalasiacom
+JurnalAsiaHarian
Rabu, 19 Oktober 2016
HarianJurnalAsia
0852 9776 1000
info@jurnalasia.com
jurnalasia.com
(061) 663 5 664
Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)
Nomor 1.209 Tahun V
Kerja ke Malaysia 3 TKW Aceh Disiksa Banda Aceh | Jurnal Asia Dinas Sosial Aceh membawa pulang tiga tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja sebagai pembantu di Malaysia. Satu di antaranya masih trauma berat akibat kekerasan yang diterimanya selama di sana dan dibuang di tengah jalan. Ketiga TKW tersebut yaitu Suriati asal Pidie, Mariani asal Bireuen dan Wahyuni asal Pidie Jaya. Tak lama setelah mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, Mereka bertiga dibawa ke Pen dopo untuk bertemu dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Pertemuan dengan orang nomor satu di Tanah Rencong berlangsung sejak pukul 16.30 WIB, Selasa (18/10). Pantauan wartawan, Wahyuni, TKW asal Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya terlihat masih trauma berat. Ia hanya duduk mematung di depan gubernur. Untuk bersalaman, harus ada orang lain yang memegang tangannya. Air mineral yang diberi oleh beberapa perempuan yang mendampinginya, hanya dipegang saja. "Besok silakan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan penyem-
buhan trauma," kata Gubernur Aceh dalam sambutannya. Tidak banyak informasi yang diketahui soal Wahyuni. Kepala Dinas Sosial Aceh, Al-Hudri, mengatakan, Wahyuni dibuang di tengah jalan oleh majikannya sebelum akhirnya ditemukan oleh polisi Malaysia. Ia kemudian diboyong ke KBRI di Kuala Lumpur. "Ia tidak punya identitas apaapa. Informasi tentang dia juga kita belum tahu karena dia tidak ngomong apa-apa. Masih trauma," kata Al-Hudri. Sementara dua TKW lainnya dibawa pulang karena selama bekerja di Malaysia tidak pernah dibayar gaji. Mereka juga sering dimarah-marahi sama majikannya. Suriati dan Mariani kemudian mengadu ke KBRI di Kuala Lumpur. Pihak KBRI beberapa minggu lalu menghubungi Pemerintah Aceh. Setelah semua dokumen lengkap, hari ini mereka dibawa pulang ke kampung halaman. "Masih ada tiga orang lagi di sana (KBRI). Sekarang masih diurus dokumen-dokumennya untuk dibawa pulang," jelas Al-Hudri. (dtc) Jurnal Asia | Ant: Ampelsa
Ultimatum Menpan RB Tanpa Proses Pengadilan
PNS Pungli Langsung Dipecat Jakarta | Jurnal Asia Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Asman Abnur mengultimatum, setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terbukti melakukan pungutan liar atau ditangkap tangan lakukan pungli, akan langsung dipecat dari jabatannya tanpa menunggu proses pengadilan. “Kalau ada PNS yang lakukan pungli, maka resiko ditanggung sendiri. Kalau terbukti, kita langsung pecat, tanpa menunggu putusan pengadilan,” ujar MenPAN-RB Asman Abnur di Kantor KemenPAN-RB, Jakarta, Senin (18/10). Pihaknya, kata Asman tengah
menyiapkan aturan untuk memecat PNS, yang melakukan pungli tanpa melalui pengadilan sehingga proses pemberian sanksi akan lebih cepat. Aturan akan segera dibuat karena sebagai respon atas perintah Presiden Joko Widodo agar PNS yang lakukan pungli dikenakan
sanksi pemecatan. “Saya lagi membahas dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk membuat aturan bagaimana memecat PNS pungli,” tandas dia. Lebih lanjut, Asman mengatakan bahwa, dalam penyusunan sanksi terhadap PNS, pihaknya akan memperhatikan prosedur yang ada. Pasalnya, sanksi terhadap PNS sudah diatur dalam PP 53/2010 tentang Disiplin PNS. “Ini yang akan kami formulasikan aturannya agar prosesnya lebih cepat. Apalagi untuk memecat PNS ada prosedur yang harus dilewati. Selain itu mereka juga diberi kesempatan untuk mengajukan banding. Nah yang begitu-begitu
harus dikaji lagi agar aturan yang dibuat dasarnya kuat,” tandasnya. Asman mengatakan, kini tidak ada lagi istilah pegawai Papua, pegawai Aceh, pegawai Sumatera Barat (Sumbar), pegawai Riau. “ASN adalah pegawai nasional. Saya lapor kepada Presiden dan Wapres, kita mulai dari IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri),” kata Asman. “Saya lapor bagaimana kalau IPDN jadi contoh atau role model pertama untuk menjadikan ASN perekat nasional. Jadi orang Papua tidak kita langsung pulangkan ke Papua tapi kita tempatkan jadi sekcam (sekretaris camat) di Semarang atau di Bandung.” Dia mengaku, telah menyam-
paikan hal itu kepada beberapa kepala daerah. “Bahwa jangan ada lagi kita ribut soal putra asli, putra tiruan atau putra yang dari daerah lain. Tapi ini ASN yang profesional,” ujarnya. “ASN yang bisa menyelesaikan permasalahan pemerintahan yang kita hadapi yang luar biasa beratnya sekarang. Jadi kita tidak boleh terkotak-kotak.” Dirinya juga menginginkan agar ASN tidak lagi terkesan lambat serta membuat ruwet. “Saya ingin ASN tidak boleh kalah dengan swasta, pegawai bank. Harus penuh kepastian dan perofesional. Tentu, gajinya tidak boleh kalah juga,” ucapnya. (Bersambung ke halaman 11)
Halangi OTK Boyong Suami dari Rumah
rumah tersebut. Tiga orang pelaku datang mengendarai mobil Terios, bertengkar hebat dengan suami korban, Syaiful Rizal, yang ditaksir berusia tiga puluh tahun. “Siang itu, ada keributan di rumahnya. Karena kebetulan rumah saya pas di seberang rumah mereka, lalu saya intip melalui pintu. Rupanya suami dia diborgol mau dibawa. Tapi saya gak tahu gara-gara apa,” ujarnya. Suami korban yang meronta ketika akan dibawa pelaku, tiba tiba melarikan diri dari sergapan pelaku, Linda mengatakan melihat Syaiful kabur, ketiga orang pelaku dengan posisi siaga mengeluarkan sepucuk senjata api. “Istrinya memang dari awal
menghalangi-halangi ketika sang suami mau dibawa. Lantas salah seorang pelaku mengarahkan senjata ke suami korban yang lari,” kata wanita berbadan gempal. Nahas, begitu pelatuk ditarik pelaku, proyektil peluru malah mengenai Indri, kebetulan sedang menggendong anak. Dari jarak dekat, sekitar lima meter, Linda mengatakan, sontak korban roboh diterjang timah panas. Peluru menembus dari pipi hingga ke bagian tengkuk lehernya. Suami yang mendengar tembakan, hanya bisa berlari menjauh, tak kuasa juga menolong sang istri. Usai menembak korban, dengan mengendarai mobil Terios silver, para pelaku tancap gas meninggalkan
lokasi kejadian. Beberapa orang warga, langsung menolong perempuan sekarat itu. “Sudah ngorok, pas saya bantu angkat. Ada juga tiga orang saja yang berani mendekat, karena memang disini lokasinya sepi,” kata Agus (25) warga setempat. Tak lama berselang, suami korban yang sebelumnya kabur, seketika kembali ke rumah. Agus mengatakan dengan menangis histeris, melihat sang istri sudah tergeletak bersimbah darah, sambil menggendong buah hati mereka. Syaiful kemudian memeluk dan lekas membawanya ke Rumah Sakit Adam Malik. “Suaminya datang lagi dengan tangan terborgol, sebelah kirinya
saja tapi yang diborgol,” katanya. Selanjutnya, menggunakan mobil Mitsubishi Pajero, yang dikemudikan Syaiful, korban diantar ke RS Adam Malik. Namun sudah terlambat, nyawa ibu rumah tangga tersebut tak lagi tertolong. Petugas Polrestabes Medan, Polsek Sunggal dan Polsek Delitua yang mendapat kabar ini kemudian turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan. Sejumlah warga sekitar juga mengerumuni TKP, bahkan masih terlihat ceceran darah segar dan proyektil peluru teronggok di jalan depan rumah. Namun anehnya warga tidak ada yang mengenali identitas IRT ini, begitu pun dengan Kepling setempat. (Bersambung ke halaman 11)
Langgar Aturan Pilkada di Medsos
Calon Kepala Daerah Bisa Gugur karena Relawan KPU mewajibkan seluruh calon kepala daerah menyetorkan akun media sosial (medsos) selama pelaksanaan masa kampanye Pilkada 2017 serentak. Tentu saja pemilik akun medsos itu harus resmi dan bisa dipertanggungjawabkan. Jurnal Asia | Ant: Lucky
SEJUMLAH mahasiswa dan dosen mengikuti sosialisasi Pemilihan kepala daerah yang di gelar oleh KPU Kota Tangerang di Kampus STMIK Raharja, Tangerang, Banten, Selasa (18/10).
“Akun medsos itu salah satu sarana yang bisa dimanfaatkan pasangan calon untuk berkampanye. Peraturan KPU mengatur, seluruh pasangan calon dan tim sukses
yang memiliki akun medsos supaya dilaporkan ke KPU dan dicatatkan ke KPU supaya resmi. Wajib melaporkan (akun medsos). Selain itu, relawan (yang memiliki akun medsos) sebagai bagian Tim Kampanye harus daftar kepada KPU,” ucap Ketua KPU Juri Ardiantoro usai meresmikan Rumah Pintar Pemilu di kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Selasa (18/10). Pencatatan akun resmi medsos calon kepala daerah dan tim suksesnya oleh KPU bertujuan agar bisa memonitor penggunaan medsos saat masa kampanye. Juri mewanti-wanti pemanfaatan teknologi internet melalui Twitter, Instagram, Facebook dan medsos lainnya untuk berkampanye dapat
Indeks Saham Nama IHSG
Tutup 5430,048
(-/+) 19,750
Kurs Tengah % 0,360
Shanghai
3,083.88
42.71
1.40
Nikkei 225
16,963.61
63.49
0.38
Hang Seng 23,394.39
356.85
1.55
EURO STOXX 3,046.23
37.51
1.25
S&P Dowjones Nasdaq
2,134.50
11.50
0.54
18,092.00
79.00
0.44
4,832.75
29.50
0.61
Mata uang USD AUD EUR GBP HKD JPY MYR NOK NZD PGK SGD
Kurs 13,044.00 10,000.20 14,373.20 15,951.53 1,681.28 12,562.25 3,097.98 1,598.89 9,366.91 4,115.87 9,402.44
Poldasu Tindak Gangguan Investasi Penerima dan Pemberi Suap Dipidana
Gendong Anak, IRT Tewas Didor Medan | Jurnal Asia Suara desing peluru memecah keheningan di Perumahan Tor Ganda Blok E, Lingkungan I, Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Selasa (18/10) siang. Seorang ibu rumah tangga muda, Indri Wahyuni (27) terkapar bersimbah darah, sambil memeluk anak perempuannya berusia dua tahun, di selokan persis depan rumah mereka. Insiden maut ini berlangsung di Blok E nomor 21 berlantai dua tipe 72 cluster yang dikontrak. Baju korban dibasahi darah segar, setelah peluru menembus pipinya. Salah seorang saksi mata, Linda (28) warga sekitar mengatakan, sebelum kejadian terdengar kegaduhan di
TKW ACEH KORBAN KEKERASAN DI MALAYSIA. Gubernur Aceh, Zaini Abdullah (kanan) berbicara dengan dengan salah seorang Tenaga Kerja Wanita asal Kabupaten Pidie Jaya, Propinsi Aceh, Wahyuni (kiri) yang diduga korban kekerasan di Malaysia, saat tiba di pendopo gubernur, Banda Aceh, Selasa (18/10). Wahyuni, salah seorang dari tiga TKW yang berhasil dipulangkan pemerintah Aceh dari Malaysia itu mengalami trauma dan hanya membisu. Ia berhasil diselamatkan polisi Malaysia dalam kondisi pingsan di salah satu sudut kota Kuala Lumpur.
digunakan secara bijak serta tidak keluar koridor dari aturan KPU. “Apakah medsos digunakan kampanye sebagaimana mestinya atau sebaliknya. Kontennya harus sesuai kaidah kampanye,” kata Juri menegaskan. “Para calon, tim kampanye dan relawan harus membaca betul aturan apa yang boleh dan tidak boleh saat menjalankan kampanye. Karena pelanggaran oleh tim sukses, calon ataupun relawan itu bisa berakibat pidana atau hukuman administratif yang bisa membatalkan pasangan calon. Jadi harus hati-hati dan pelajari betul aturan kampanye,” tutur Juri menambahkan. (Bersambung ke halaman 11)
Medan | Jurnal Asia Kepolisian Daerah Sumatra Utara memastikan akan menindak tegas seluruh gangguan terhadap investasi di provinsi ini. Adapun, berbagai gangguan ini dinilai mampu menyebabkan ongkos ekonomi tinggi bagi para investor dan pengusaha. Kapolda Sumut Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel mencontohkan yang baru-baru ini menghambat aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Belawan. “Itu kan memengaruhi biaya logistik dan performa daya saing Indonesia di mata internasional. Mohon maaf kepada dunia usaha di pelabuhan dan pihak angkutan jasa bongkar muat. Kami tidak melarang aktivitas, tapi ini harus diberantas karena mengganggu,” papar Rycko, Selasa (18/10). (Bersambung ke halaman 11)
Acara Hajatan Geger di Pagar Merbau
69 Keracunan, 1 Tewas Deli Serdang | Jurnal Asia Sebanyak 69 orang warga dari Desa Sumberjo Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), kritis akibat keracunan. Seorang di antaranya dilaporkan tewas di Rumah Sakit Umum (RSU) Grand Medistra. Korban meninggal dunia itu adalah Misriani (45). “Kami sedang melakukan koordinasi dengan pihak dinas kesehatan untuk mengetahui penyebab puluhan warga yang keracunan itu. Sampel muntahan korban keracunan itu sudah diambil dan diteliti ke laboratorium kesehatan,” ujar Kapolres Deliserdang, AKBP Robert Da Costa, Selasa (18/10). Robert mengatakan, puluhan warga itu mengalami muntah - muntah dan mencret di Hari Minggu (16/10). Sebelum kejadian itu, Sabtu (15/10) malam, ada seorang warga yang melakukan hajatan tujuh bulanan. Makanan yang dibagi-bagikan ke warga dimakan keesokan harinya. “Saat mengalami mual dan mencret, warga tidak langsung berobat melainkan mengonsumsi obat yang dibeli dari warung. Ternyata, kondisi warga itu semakin memburuk, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit, Senin (17/10) malam. Kasus ini masih diselidiki,” katanya. Menurutnya, korban keracunan sedang menjalani perawatan di RSU Sari Mutiara, Grand Medistra dan RSU Lubuk Pakam. Bahkan, petugas kesehatan juga membuka posko buat masyarakat jika masih ada yang mengalami keracunan tersebut. (Bersambung ke halaman 11)