Ma’ruf Amin: Beda Capres tak Perlu Bertengkar Halaman 4
rabu, 21 november 2018 nomor 1.816 tahun vii
RP3.000 (Luar Kota + ongKos Kirim)
Digitalisasi Bikin 56 Persen Orang Hilang Pekerjaan harianjurnalasia
HarianJurnalAsia
jurnalasia.com
Halaman 11
Walubi Kota Medan Apresiasi Siswa dan Guru Halaman 12
KPK Sita Berkas di Kantor Dinas PUPR Halaman 18 Disandera di Arab Saudi
TKW Pulang Pasca 15 Tahun Ditahan Majikan Antara | Andika Wahyu WisataWan berfoto di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara). Menpar Arief Yahya menyatakan Danau Toba menjadi prioritas pertama pemerintah pusat sebagai Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN), bersama Labuan Bajo (NTT), Mandalika (Lombok), dan Borobudur (Jateng), yang diharapkan menjadi destinasi wisatawan internasional.
Danau Toba Rusak Parah Jakarta | Jurnal Asia Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menggelar rapat dengan World Bank di kantornya, kemarin. Dari rapat tersebut, terungkap kerusakan parah yang melanda Danau Toba, Sumatra Utara. “Danau Toba itu saya minta audit mereka, ternyata Danau Toba itu kerusakannya sangat parah,” sesal Luhut di hadapan awak media, usai rapat. Dikatakannya, kadar oksigen yang terkandung di Danau Toba, kini hanya tersisa pada 50 meter dari permukaan. Selebihnya, oksigen tidak ada lagi hingga dasar danau. “Tidak sehat sebetulnya itu harus dibersihkan. Keramba itu nggak bisa nggak, harus dibuang.
Kemudian ada peternakan babi buang limbah ke situ nggak boleh,” urainya. Selain itu, penyebab lain kerusakan Danau Toba adalah banyaknya rumah tangga yang membuang limbah di kawasan itu. Yang paling meresahkan, bisnis perhotelan di sekitar Danau Toba juga turut menyumbang limbahnya secara sembarangan. “Karena kalau nggak [ditegaskan], itu danau habis dan tujuan pariwisata tak tercapai. Rakyat situ akan menderita,” keluh Luhut. Merespons kondisi demikian, Luhut menegaskan pemerintah akan mengambil kebijakan dalam waktu dekat. Salah satu yang juga menjadi perhatian, yakni perihal perhutanan. (Bersambung ke halaman 11)
“Danau Toba itu saya minta audit mereka, ternyata Danau Toba itu kerusakannya sangat parah.” Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan
Antara | Lucky R Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) ‘overstayer’ (melebihi izin masa tinggal) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ‘undocumented’ (tanpa dokumen kependudukan lengkap) dari Jeddah, Arab Saudi, kemarin.
BIN:
Tak Ada Penurunan Grade
Seleksi CPNS Bakal Dirangking Jakarta | Jurnal Asia Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Syafruddin menyebutkan tak ada penurunan ambang batas penilaian (passing grade) untuk mengisi kekosongan formasi CPNS 2018. Syafrudin mengatakan solusi yang diambil yakni sistem rangking. “Jadi tidak ada menurunkan grade. Tidak ada. Gradenya tetap, tapi ini seleksi ketat, diranking sesuai kebutuhannya berapa. (Misalnya) 10, ya nomor 1 sampai 10, 11 tidak boleh, ya kira-kira gitu ya gambarannya,” ujarnya di Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Selasa (20/11). Syafrudin mengatakan pemerintah saat ini membutuhkan SDM khususnya ASN untuk melayani masyarakat. Seleksinya, kata dia harus dilakukan secara ketat. (Bersambung ke halaman 11)
indramayu | Jurnal asia Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Tegal Girang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Darkem (51) akhirnya bisa pulang ke rumahnya setelah 15 tahun lamanya tidak diperbolehkan pulang oleh majikannya di Arab Saudi. “Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang sudah membantu proses pemulangan ibu Darkem,” kata ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih di Indramayu, Selasa (20/11). (Bersambung ke halaman 11)
Antara | Kahie Kamaru MenteRi PAN RB, Syafruddin menyebutkan tak ada penurunan ambang batas penilaian (passing grade) untuk mengisi kekosongan formasi CPNS 2018.
50 Penceramah Berpaham Radikal Jakarta | Jurnal Asia Badan Intelijen Negara (BIN) mengatakan ada 50 penceramah yang menyebarkan paham radikal di 41 masjid. Para penceramah itu sudah didekati. “Tidak banyak, sekitar 50-an. Ini masih terus kita dekati mudah-mudahan ini bisa,” kata jubir Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto, di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11). Wawan mengatakan ada tiga kategori radikal, yakni rendah, sedang, dan tinggi. BIN punya pendekatan yang berbeda dari tiap kategori tersebut. “Kalau yang rendah ya masih dalam kategori yang masih ditolerir nilainya. Kalau sedang sudah mulai mengarah ke kuning, kuning itu perlu disikapi lebih. Tapi yang merah artinya sudah parahlah, ini perlu lebih tajam lagi untuk bagaimana menetralisir keadaan,” ujarnya. (Bersambung ke halaman 11)