Hal. 4
Hal. 9
Hal. 14
Polrestabes Medan Didesak Tangkap Pencuri Air
Survei SMRC: Kementrian Perikanan Terbaik
Sumut Peringkat Ketiga Peparnas 2016
Hal. 8
Hal. 12
Hal. 19
Aliran Sungai Denai Kembali Makan Korban
Ledakan Beruntun Hantam Taman Kota Jepang
Sektor Perikanan di Danau Toba Mulai Ditata
harianjurnalasia
@jurnalasiacom
+JurnalAsiaHarian
Senin, 24 Oktober 2016
HarianJurnalAsia
0852 9776 1000
info@jurnalasia.com
Instansi Pelayanan Publik Dibidik Timsus Saber Pungli Gerilya di Sumut Hal ini dilakukan pasca mengungkap pratik pungutan liar (pungli), dengan omset senilai setengah miliar di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB)/Jembatan Timbang Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut, Jalan Jamin Ginting Desa Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Jumat (21/10) lalu.
Polrestabes Medan mengaku telah membentuk tim khusus (timsus) sapu bersih (saber) pungli, dengan sasaran segala bentuk pungli di instansi pelayanan publik. “Tim terdiri dari pihak kepolisian, pihak pengawas pemerintah kota Medan, dan selanjutnya pihak instansi yang memiliki layanan
(061) 663 5 664
Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim)
Nomor 1.213 Tahun V
Medan | Jurnal Asia Bagi instansi pemerintahan atau oknum-oknum penegak hukum di Medan dan Sumatera Utara, yang suka melakukan pungli siap-siap digerebek. Karena timsus saber pungli sudah melakukan gerilya, memantau titik-titik yang diduga jadi ajang pemerasan masyarakat.
jurnalasia.com
p u b l i k ,” k a t a Ka p o l r e s t a b e s Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Minggu (23/10). Lanjut Mardiaz, untuk penindakan yang dilakukan tidak hanya tindakan represif saja, melainkan nantinya akan juga dilakukan tindakan sosialisasi dan pencegahan terhadap peraktek pungli. (Bersambung ke halaman 11)
Indeks Saham Nama IHSG
Kurs Tengah
Tutup
(-/+)
%
5409,243
5,550
0,100
Shanghai
3,090.94
+6.48
0.21
Nikkei 225
17,184.59
-50.91
-0.30
Hang Seng
23,374.
400.00
0.00
EURO STOXX 3,066.91
-9.72
-0.32
S&P 500 Dow j0nes Nasdaq
2,133.46
-7.88
-0.37
18,079.90
-82.45
-0.45
5,239.31
-2.52
-0.05
Mata uang USD AUD EUR GBP HKD JPY MYR NOK NZD PGK SGD
Kurs 13,020.00 9,923.86 14,193.76 15,928.02 1,678.13 12,499.41 3,101.86 1,585.82 9,332.75 4,108.30 9,335.68
Ombak Besar Menghadang
Belasan Ribu Nelayan Tidak Melaut Medan | Jurnal Asia Belasan ribu nelayan tradisional di pesisir Belawan, Kota Medan, Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara mengganggur akibat ombak besar yang terjadi beberapa hari terakhir. “Nelayan kecil tersebut takut menangkap ikan ke laut, karena ketinggian ombak yang mencapai 3 hingga 4 meter, dan juga sering terjadi badai,” kata Sekretaris DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut Pendi Pohan di Medan, Minggu (23/10). Ombak yang cukup besar itu, menurut dia, dapat membahayakan kese lamatan nelayan, sehingga mereka hanya berdiam diri di rumah dan memperbaiki jaring yang dalam keadaan rusak. “Para nelayan yang tidak melaut itu, terpaksa banyak menumpuk utang di kedai, karena mereka tidak memiliki uang,” ujar Pendi. Ia menyebutkan, nelayan yang tidak memilih turun ke laut, yakni nelayan pemancing, pukat cincin, dan beberapa nelayan penangkap ikan lainnya. Sebab, hingga kini masih terjadi cuaca ekstrem dan angin kencang di wilayah Pantai Timur dan Barat Sumatera. “Ombak dan badai yang cukup besar itu, dapat mengancam keselamatan para nelayan bila mereka nekad turun ke laut,” ucapnya. Pendi mengatakan, memang sebahagian nelayan ada yang pergi melaut, karena kapal mereka cukup besar dan mencapai diatas 20 gross
ton (GT), serta bisa mengatasi ombak yang cukup besar itu. Namun, nelayan kecil yang hanya memiliki kapal dibawah 5 GT, tidak mungkin pergi ke laut, karena memiliki risiko yang cukup besar terjadinya kecelakaan. “Jadi, sampai saat ini ribuan nelayan di Sumut masih menunggu cuaca ekstrem di laut secepatnya dapat berobah dan cuaca kembali seperti semula,” kata mantan Ketua DPC Kota Medan itu. Data yang diperoleh dari Pengurus DPD HNSI Sumut, jumlah nelayan di Sumatera Utara saat ini diperkirakan sekitar 385 ribu orang. Sedangkan nelayan di Kabupaten Serdang Bedagai mencapai lebih kurang 25.000 orang, Kota Medan sebanyak 23.000 orang, dan Kabupaten Tapanuli Tengah 18.000 orang. BMKG Imbau Waspada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geoisika (BMKG) mengimbau masyarakat di sejumlah daerah di Tanah Air mewaspadai hujan lebat dan dampak yang ditimbulkannya. “Dalam beberapa hari ke depan ada indikasi munculnya hujan lebat dan angin di beberapa daerah,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Dr Yunus S Swarinoto, di Jakarta, Minggu (23/10). Beberapa daerah yang memiliki potensi hujan lebat yang disertai kilat dan angin kencang yakni Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Riau, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua. (Bersambung ke halaman 11)
Jurnal Asia | Ant: Agus Bebeng
OrANGTUA siswa menunjukkan bukti pungutan uang di salah satu sekolah. Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan menuntut penghentian pemungutan di sekolah karena memberatkan para orang tua siswa.
Praktik Pungli di Pendidikan Kedua Tertinggi Jakarta | Jurnal Asia Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mencatat dugaan maladministrasi dengan pemberian imbalan atau indikasi pungutan liar (pungli) di sektor pendidikan tertinggi kedua setelah sektor penegakan hukum dengan persentase mencapai 45 persen pada 2016. “Baru-baru ini di sektor pendidikan cukup tinggi, kita menerima sekitar dua laporan per hari. Di Bandung, beberapa kepala sekolah di sekolah favorit dipecat karena menerima imbalan,” kata Anggota Ombudsman Alamsyah Saragih pada diskusi pemberantasan pungli di Jakarta, Minggu (23/10). Alamsyah mengatakan dugaan pemberian imbalan umumnya dilakukan orang tua murid pada musim penerimaan siswa baru yang ingin anaknya masuk ke sekolah favorit, terutama sekolah negeri. Ombudsman setidaknya menerima dua laporan setiap harinya terkait pemberian imbalan kepada kepala sekolah, khususnya tingkat SMP dan SMA di seluruh provinsi Indonesia. Berdasarkan klasiikasi sektor, Ombudsman mencatat dugaan maladministrasi tertinggi terjadi di sektor penegakan hukum, seperti pengadilan, kejaksaan, Kepolisian dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), yakni dengan persentase 51 persen. (Bersambung ke halaman 11) Jurnal Asia | Ant: Rahmad
leDAKAN BOM DI lAPAS lHOKSeUMAWe. Aparat Kepolisian menjaga ketat Tempat Kejadian Perkara (TKP) ledakan bom di dinding Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Minggu (23/10). Ledakan bom rakitan daya ledak tinggi yang membuat dinding LP jebol itu dilakukan oleh narapidana Fauzi (30) yang meledakkan dinding LP untuk kabur, sementara pelaku lainnya napi Tarmizi (37) kritis akibat terkena serpihan ledakan.
Napi Bom LP Lhokseumawe Gunakan Kaleng, Wayar, Pipa Plus Batre
Jurnal Asia | Ant: Sahrul Manda Tikupadang
NelAyAN menambatkan perahunya dipinggiran pantai, karena cuaca memburuk. Sebanyak belasan ribu nelayan di pesisir pantai Sumatera Utara untuk minggu ini tak melaut, lantaran gelombang tinggi air laut menghadang disertai cuaca yang cukup ekstrim.
lhokseumawe | Jurnal Asia Ledakan bom menguncang Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II / A Lhokseumawe, Provinsi Aceh, yang menghancurkan sebagian kecil pagarnya. Dalam kejadian pada Minggu sekitar pukul 14.30 WIB tersebut, dua napi dilarikan ke rumah sakit, serta satu diantaranya kritis, akibat terkena ledakan bom tersebut. Kapolres Lhokseumawe AKBP Hendri Budiman, mengatakan ke-
jadian tersebut sengaja dilakukan oleh napi yang ingin melarikan diri. Namun, pelakunya sendiri kritis akibat terkena dampak bom tersebut. “Untuk sementara, bom tersebut sengaja diledakkan untuk melarikan diri. Akan tetapi, pelaku yang berinisial F, justeru kritis akibat ledakan tersebut dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan,” ujar Kapolres. Lanjutnya lagi, sedangkan satu napi lainnya yang juga menjadi
korban dengan inisial T, hanya mengenai keningnya saja. Untuk korban dengan inisial dimaksud, masih dimintai keterangan terkait ledakan tersebut. AKBP Hendri Budiman menambahkan, berdasarkan hasil pe nye lidikan sementara dan se jumlah barang bukti yang dite mukan di lo kasi, pihaknya menyimpulkan, bah wa upaya peledakan dilakukan dari dalam dengan tujuan melarikan diri. (Bersambung ke halaman 11)
Pasca Amankan Satwa Terungkap
Pemilik Buaya di Binjai Ternyata Pengedar Sabu Abdul Haris Nasution, pemilik buaya muara sepanjang empat meter, seperti ketiban sial. Setelah hewan peliharaan selama 14 tahun itu disita petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumut, pria berusia 35 tahun itu kini ditangkap polisi dalam kasus narkoba. “Dia pengedar narkoba jenis sabu-sabu. Ada sebanyak 22 paket sabu-sabu yang disita dari tersangka saat penangkapan di rumahnya di Jl AR Hakim, Gang AR Hakim VI,
Kelurahan Nangka, Kecamatan Binjai Utara,” ujar Kasat Resnarkoba Binjai, AKP Maramonang Hasibuan, Minggu (23/10). Moramonang mengatakan, tersangka pengedar narkoba itu ditangkap berdasarkan laporan masyarakat. Di mana, banyak orang yang berdatangan ke rumah tersangka. Bahkan, kediaman tersangka juga sering dipergunakan untuk berpesta narkoba tersebut. “Pemeriksaan terhadap tersangka masih sedang dilakukan. Kita lanjutkan pemeriksaan untuk mengungkap pemasok barang haram itu kepada tersangka. Dia ini dicurigai memiliki banyak jaringan narkoba. Oleh karena itu, kasus ini dikembangkan terus,” katanya. Sebelumnya, Balai Konservasi
Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BKSDA Sumut) menyita seekor buaya dengan panjang lebih dari empat meter dan berat sekitar 160 kilogram (Kg) dari sebuah kandang milik seorang warga di Jl AR Hakim, Gang AR Hakim VI, Kelurahan Nangka, Kecamatan Binjai Utara, Senin (17/10) lalu. Proses evakuasi buaya yang dipelihara oleh seorang warga bernama Haris tersebut sempat mengalami kendala. Sebab, jalan menuju rumah Haris berada di dalam gang yang sangat sempit. Evakuasi yang berlangsung selama dua jam itu pun menggunakan dua pawang buaya. Satwa dilindungi itu kemudian dititip sementara ke ternak buaya di Asam Kumbang. (Bersambung ke halaman 11)
Jurnal Asia | Herry Chaniago
BUAyA yang sempat dipelihara selama 14 tahun oleh tersangka pengedar sabu, kini diboyong ke penangkaran Asam Kumbang, Sunggal, kemarin siang.
4,5 Tahun Disandera
WNI Bebas dari Perompak Somalia Jakarta | Jurnal Asia Kementerian Luar Negeri RI membenarkan adanya warga negara Indonesia yang bebas dari tawanan perompak Somalia, setelah ditawan selama kurang lebih empat tahun. “Berita itu benar. Menteri Luar Negeri akan beri pernyataan,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Lalu Muhammad Iqbal saat dikonirmasi, Minggu (23/10). Menurut Iqbal, Kemlu RI sedang menangani sejumlah hal terkait informasi tersebut, sejak beberapa hari lalu. Rincian lengkap mengenai penanganan WNI yang baru bebas tersebut akan disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi, Senin, 24 Oktober 2016. Dilansir dari lama Reuters, Sabtu, 23 Oktober 2016, perompak Somalia membebaskan 26 orang yang berasal dari Indonesia, Cina, Filipina, Kamboja, Vietnam, dan Taiwan. Para pelaut tersebut ditawan sejak Maret 2012, saat kapal yang mereka mereka naiki dibajak di dekat Seychelles, Samudera Hindia. (Bersambung ke halaman 11)
Famtrip Ajang Familiarkan Danau Toba di Eropa Jakarta | Jurnal Asia Dubes RI untuk Polandia, Peter F Gontha memang sangat agresif mempromosikan Wonderful Indonesia. Bukan saja untuk pasar Polandia, tetapi juga di negara Eropa Tengah dan Eropa Timur. Dan itu bukan sekedar wacana. Tetapi dia lakukan dengan mengirim Famtrip (familliarization trip, red) ke Danau Toba, Sumatera Utara. Sedikitnya 16 Tour Operator Polandia, Austria, Hungaria, Slovakia, Bulgaria serta perwakilan Emirates dibawa keliling danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia yang di tengahnya ada Pulau Samosir itu. “Ini danau? Saya kira lautan,” ujar Natalia Maria Swiechowicz, Travel Consultant Planet Escape Polandia, kemarin. Soal ukuran, Danau Toba memang terbilang sangat besar. Panjangnya mencapai 100 km, lebarnya 30 km. Ini juga danau terbesar nomor dua di dunia setelah Victoria Lake di Afrika. Kedalaman hampir mirip lautan, mencapai 700 meter. Fakta itu langsung menjadikan Danau Toba dinobatkan sebagai danau terdalam di dunia. “Indonesia sangat beruntung punya danau raksasa yang sangat indah. Kawasan bagus sekali, pantas dikembangkan menjadi world class tourism destination,” ujar Markus Klaus Ratzenbock, PIC Jetway Travel Lichz, Austria. (Bersambung ke halaman 11)