Hal. 4
Hal. 7
Hal. 11
68 Personel Poldasu Dipecat Selama 2016
Kunjungan ke Parapat Meningkat
Dengkul Perampok Perlu Ditembak Supaya Tobat
Hal. 5
Hal. 9
Hal. 21
Sumut Bakal Tak Punya Wagub
Indonesia Dilanda 2.342 Bencana
Sekolah Tak Terakreditasi Tak Bisa Gelar UN
harianjurnalasia
@jurnalasiacom
+JurnalAsiaHarian
Jumat, 30 Desember 2016
HarianJurnalAsia
0852 9776 1000
info@jurnalasia.com
Nomor 1.269 Tahun V
jurnalasia.com
(061) 663 5 664
Rp3.000 (Luar Kota + Ongkos Kirim) Jokowi Instruksi Penegak Hukum
Tindak Penyebar Berita Hoax dan Provokatif
Jurnal Asia | Ant: Widodo S. Jusuf
PReSIDeN KuNJuNgI MAKO PASPAMPReS. Presiden Joko Widodo (kedua kiri) menyimak penjelasan tentang sejumlah alat deteksi bahan-bahan berbahaya seperti racun yang digunakan untuk pengamanan VVIP di Markas Komando Paspampres di Jalan Tanah Abang II, Jakarta, Kamis (29/12). Dalam kesempatan itu Jokowi juga menyebut, banyaknya berita hoax di medsos bisa menganggu stabilitas keamanan Republik Indonesia.
OTT Pungli Jaring 5 PNS Disdik Karo
Adalah pihak Kepolisian Daerah Sumatera Utara, yang meringkus lima pegawai negeri sipil (PNS) di jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Karo atas dugaan tindak pidana korupsi. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut Kombes Pol Toga Panjaitan di Medan, Kamis
(29/12), mengatakan kelima PNS tersebut ditangkap di sebuah kafe di Kabanjahe, Kabupaten Karo, pada Rabu (28/12) sekitar pukul 14.45 WIB. Kelima PNS yang diamankan itu adalah BG yang saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
Sekolah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Kabanjahe, EP seorang guru Sekolah SMPN 1 Kabanjahe, dan EW yang merupakan pegawai Tata Usaha SMPN 1 Kabanjahe. Kemudian, TS, seorang wali peserta didik di SMPN 1 Kabanjahe dan FJG, seorang staf Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Kabupaten Karo. Kelima PNS tersebut diamankan atas dugaan tindak pidana korupsi yang masih didalami melalui penyelidikan lebih lanjut. “Statusnya belum ditetapkan dan tindak pidana apa dan pasal apa yang dilanggar belum bisa saya rinci,” katanya. Menurut dia dari kelima PNS tersebut, penyidik menyita uang
sebanyak Rp170,11 juta, enam unit telepon genggam, serta sejumlah dokumen dan dua blok kuitansi. Dugaan sementara, sumber uang itu berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang ditujukan untuk pembangunan Unit Sekolah Baru (USB). Kabid Humas Polda Sumut Kombes) Pol Rina Sari Ginting mengatakan uang senilai Rp170,11 juta tersebut ditemukan penyidik dalam tas ransel milik FJG yang diakuinya berasal dari Bendahara Dinas Pendidikan Karo berinisial HB. Sementara keterangan dari EW yang juga merangkap sebagai bendahara pembangunan USB, telah ditarik uang yang disimpan di salah
satu bank dengan nama produk Giro Dana BOS beserta bunganya meski proyek pembangunan USB hingga kini belum selesai. Dari pemeriksaan yang dilakukan, pihaknya menemukan adanya kesalahan dalam menjalankan pe tunjuk yang berpotensi menimbulkan kerugian negara. Berdasar keterangan dari seluruh para terperiksa, untuk sementara waktu belum ada kesinkronan informasi antara satu dengan yang lainnya. Untuk pembuktian kerugian negara, penyidik akan meminta perhitungan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sumut. (ant)
Indonesia Diklaim Butuh Banyak Tenaga Kerja Asing 2 Juta TKI di Malaysia, Mereka Tak Ribut Selama ini kehadiran tenaga kerja asing (TKA) dinilai sebagai momok bagi industri ketenagakerjaan Indonesia. TKA dianggap bisa mengurangi kesempatan pencari kerja dalam negeri.
Jurnal Asia | Ant: Prasetia Fauzani
PeTugAS Imigrasi mengamankan warga negara asing (WNA) asal Tiongkok saat menggelar razia di Kelurahan Baloweri, Kediri, Jawa Timur, Kamis (29/12).
Apalagi, bila merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2016, tingkat pengangguran di Indonesia naik menjadi 5,61%. Angka ini
menunjukkan bahwa tiap 100 orang yang bekerja ada 5 hingga 6 orang pengangguran. Sedangkan jumlah penganggur diper kirakan mencapai 7,03 juta orang. Masih banyak penduduk Indonesia yang membutuhkan pekerjaan. Belum lagi belakangan ini santer isu mengenai serbuan tenaga kerja Tiongkok yang diduga masuk secara ilegal. Isu yang beredar mencapai 10 juta orang. Namun, berdasarkan data BKPM, total jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia hanya 74.000 atau 0,062% dari total tenaga kerja sebesar 120 juta orang.
Indeks Saham Nama IHSG Shanghai Nikkei 225
Diduga Terkait Penyelewengan Dana BOS Medan | Jurnal Asia Dunia pendidikan sepertinya rentan dengan aksi suap menyuap serta pungutan liar. Buktinya, belum sampai sebulan Kepala Dinas Pendidikan di Tapanuli utara diciduk terkait pungli, giliran 5 PNS Disdik Karo yang diamankan. Barang buktinya pun fantastis, mencapai ratusan juta rupiah diduga sebagai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Jakarta | Jurnal Asia Presiden Joko Widodo meminta penegakan hukum yang tegas terhadap pemilik akun media sosial yang kerap menyebarkan ujaran kebencian bernada provokatif. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai antisipasi perkembangan media sosial di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/12). Awalnya Jokowi memaparkan bahwa saat ini ada 132 juta pengguna internet aktif di Indonesia. Angka itu setara 52% dari jumlah penduduk yang ada. Dari jumlah itu, terdapat 129 juta penduduk Indonesia yang memiliki dan aktif menggunakan akun media sosial. Mereka mengakses internet rata-rata selama 3,5 jam per hari melalui telepon genggam. “Oleh sebab itu perkembangan teknologi informasi yang pesat itu harus betul-betul kita arahkan, kita manfaatkan ke arah positif, ke arah untuk kemajuan bangsa kita,” kata Jokowi. Misalnya, kata dia, internet bisa dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan, menyebarkan nilai-nilai positif, optimisme, kerja keras, integritas, kejujuran, toleransi, perdamaian, solidaritas dan kebangsaan. Media sosial, menurut Jokowi, juga bisa dikembangkan ke arah produktif, mendorong kreativitas dan inovasi serta peningkatan kesejahteraan masyakarat. Namun, lanjut Jokowi, harus disadari bahwa teknologi informasi juga memberikan dampak negatif bagi masyarakat. “Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini banyak berseliweran informasi yang meresahkan, mengadu domba, memecah belah. Muncul ujaran-ujaran kebencian, pernyataan-pernyataan kasar, pernyataan-pernyataan mengandung itnah dan provokatif,” ucap Jokowi. (Bersambung ke halaman 11)
Maka dari itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tidak anti tenaga kerja asing. BKPM justru menganggap saat ini Indonesia masih bergantung pada tenaga kerja asing. Kepala BKPM Thomas Lembong menganggap keahlian (transfer of expertise) dan alih pengetahuan dari tenaga kerja asing kepada tenaga kerja Indonesia penting bila kita ingin maju. “Maaf ya, tapi justru sebenarnya kita butuh jauh lebih banyak tenaga kerja asing di Indonesia,” jelasnya. (Bersambung ke halaman 11)
Tutup
(-/+)
Kurs Tengah %
5302,566
93,120
1,790
3,096.10
-6.14
-0.20
19,145.14 -256.58
-1.32
Hang Seng 21,790.91
36.17
0.17
EURO STOXX 3,272.20
-6.52
-0.20
S&P Dowjones Nasdaq
2,246.25
1.00
0.04
19,772.00
-3.00
-0.02
4,924.75
1.00
0.02
Mata uang USD AUD EUR GBP HKD JPY MYR NOK NZD PGK SGD
Kurs 13,473.00 9,693.83 14,063.13 16,494.33 1,736.65 11,530.67 3,005.70 1,549.73 9,327.37 4,244.50 9,295.26
Direktorat Narkoba Poldasu ‘Lemah’ Ungkap Kasus Polrestabes Medan Sita BB Rp66 T Medan | Jurnal Asia Kinerja Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut menjadi perhatian serius dalam konferensi pers akhir tahun 2016, Kamis (29/12) di Aula Tri Brata Poldasu. Kinerja direktorat yang dipimpin Kombes Pol Edy Siswanto tersebut dinilai lemah mengungkap kasus-kasus besar. Selain itu, mereka juga dituntut mampu meringkus 11 tahanan yang kabur sejak 13 Juni 2016 silam. Sekadar mengingatkan, sudah enam bulan lamanya, mereka hanya mampu meringkus tiga tahanan, sementara delapan orang lainnya masih bebas berkeliaran. Kelemahan ini diakui Direktur Reserse Narkoba Kombes Pol Edy Siswanto ketika ditanya wartawan dalam acara tersebut. “Delapan lagi belum tertangkap, masih kita lakukan pengejaran,” kata Edy. Di kesempatan itu, Edy Siswanto berdalih kalau pihaknya sudah mendeteksi keberadaan lima tahanan lainnya. Namun saat mau ditangkap, kelima tahanan itu berhasil kabur. “Sudah pernah mau kita tangkap, namun lolos lagi. Makanya, ini jangan sampai lolos lagi. Sudah terdeteksi keberadaannya. Empat orang di Aceh, satu masih di Medan. Sedangkan tiga tahanan lagi masih terus kita selidiki keberadaannya, masih kita cari,” katanya. Edy Siswanto berjanji, pada Januari 2017 mendatang, ke-11 tahanan tersebut akan mereka tangkap lagi. “Mudahmudahan Januari nanti sudah kita amankan,” ucapnya. Untuk diketahui, 11 tahanan narkoba Polda Sumut kabur dari sel Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dit Tahti) yang berada di gedung Dit Reserse Narkoba dengan cara merusak jeruji, Senin, 13 Juni 2016 lalu. (Bersambung ke halaman 11)