H M P P L I TB
i
H M P P L I TB
1
AK SA RA m
u
l
Bismillahirrahmanirrahim!
anda telah lahir salah satu gerbong pergerakan
Sembah syukur kepada Gusti Allah SWT pemilik
itu, majalah riset “The Planners� yang akan mem-
semesta, atas kesempatan sehingga niat baik bisa
bantu kita membumikan di sanubari pribadi dan
terus kita tularkan, atas pertolongan sehingga kita
mengibarkan semangat ini ke seantero negeri.
mampu melewati proses panjang pembelajaran,
Terimakasih untuk segenap kontribusi, ba-
dan atas ridhoNya sehingga kita senantiasa men-
hwa kami percaya niat baik dan mimpi itu
gakui bahwa sebaik-baik hamba adalah yang beru-
harus tertunaikan dan semoga generasi beri-
saha sendiri, dengan tangan dan perbuatannya.
kutnya bisa mewarisi bara semangatnya. Bagai-
#KampungKota adalah jalan panjang perjuangan
manapun wadah karya ini juga harus menjadi
kita. Ia adalah narasi tiada henti untuk menjadi
angin segar bagi perkembangan riset warga
pengingat hari nanti, untuk menjadi sandungan
Pangripta Loka kedepan, tentu dengan sega-
bahwa perencana tiada terlepas dari asal mua-
la yang harus terus diperbaiki. Karena barang
sal mereka berada, yakni masyarakat itu sendiri
siapa yang tidak lebih baik dari sebelumn-
yang harus kita sambung lidah dan suaranya.
ya, sesungguhnya ia benar-benar kerugian.
Juga untuk menjadi benturan bahwa papan tu-
Selamat menyelami, jangan lupa bahagia.Berki-
lis dan buku-buku yang kita baca, tidak pernah
bar jaya, Pangripta Loka.
cukup menjelaskan keadaan, kecuali kita meli-
HMP! HMP! HMP!
hat sendiri gejala, membaca sendiri kondisi sekitar, dan berbuat sendiri dengan kemampuan. Terbentur dan terbentuk dimasa kemudian. Ibarat sebuah kereta pergerakan, di hadapan
Galih Norma Ramadhan Abdi Warga
a
2
TH E P LANNE RS
H M P P L I TB
3
CONTRIBUTOR: FALAH MAULUDI ANANDHYKA RAMADHAN CARLOS NEMESIS T. MAHENDRA AULIYA HARU SETIA N. PRAMADYA FAZRIANDI R.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
Aksara Mula
2
Redaksi
6
Sekilas: Tentang
Planologi, HMP & Karinov
TOPIK UTAMA 8
Dibalik Kampung Kota
13
Delineasi Wilayah
14 Prolog 16
Tantangan Hidup Kami Di Kampung Kota
18
Tempat Bermain
20
Motivasi Sekolah Anak Kampung Kota
25
Klise
26
Epilog
30
Ulasan
32
Perspektif Para Ahli
RESOLUSI 34
Kampung Warna Warni Jodipan
38
On Site Upgrading
41
Holbeck Urban Village
HIMPUN KARYA 43
Pembangunan Dengan Hati,Hati Siapa?
46
Kampung Pun Berhak Untuk Bermimpi
48
Festival Kampung Maroon
49
Urban Motion
52 Galeri 54
Lihatlah Dia, Kawanku!
56
Data Prestasi Lomba
6
TH E P LANNE RS
SEKILAS Tentang Planologi, HMP dan Karinov KHONSA INDANA Z. PERTUMBUHAN penduduk merupakan keja-
dian yang terjadi secara alamiah, tidak dapat dipungkiri setiap tahunnya pertumbuhan penduduk naik secara eksponensial. Sayangnya, ketersediaan sumber daya yang menunjang kehidupan di muka bumi tidak berbanding lurus dengan pertambahan penduduk. Sehingga penggunaan dari sumber daya alam yang ada perlu dioptimalkan agar tercipata keberlanjutan, salah satunya dilakukan melalui proses perencanaan dan pengelolaan yang baik. Adanya cabang keilmuan yang memberikan pemahaman mengenai perencanaan dan pengelolaan terkait sumber daya ialah ilmu perencanaan tata ruang atau biasa disebut dengan planologi. Tidak hanya mengenai pemanfaatan sumber daya, keilmuan planologi merupakan sebuah metadisiplin yang kompleks karena mencoba mengintegrasikan ilmu ekonomi, politik, sosial budaya, hukum, infrastruktur, transportasi menjadi satu solusi bersama yang 1959, ilmu perencanaan pertama kali dijadikan program studi di Indonesia, di Institut Teknologi Bandung
utuh. Perkembangan keilmuan planologi di Indonesia cenderung masih baru yaitu setelah kemerdekaan dan mulai resmi menjadi sebuah jurusan di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1959, yang saat ini kita kenal dengan nama
H M P P L I TB
7
Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota.
san Perencanaan Wilayah dan Kota. Organisasi
Prospek kerja untuk lulusan Progam Studi
ini mewadahi anggota nya untuk bisa menge-
Perencanaan Wilayah dan Kota tentunya san-
ksplorasi minat, bakat serta softskill yang diper-
gatlah beragam. Bekal pengetahuan metadisi-
lukan dalam rangka memenuhi profil sebagai
plin yang dikantongi oleh para lulusan Progam
lulusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Pada
Studi Perencanaan Wilayah dan Kota atau lebih
tahun ini HMP PL ITB mengusung tema Kam-
sering disebut sebagai Planner, menjadikan
pung Kota dengan visi: “Bersama Kita Berkarya
para planner memiliki perspektif yang luas ser-
Mewujudkan HMP yang Berdampak Nyata”.
ta pola pikir yang runut dalam menyelesaikan masalah.
Untuk mewujudkan visi tersebut dibentuklah badan kepengurusan himpunan, salah
Adapun selain hardskill, calon planner yang
satunya divisi Kajian, Riset dan Inovasi (Kari-
cakap memerlukan juga softskill yang nantinya
nov). Divisi Karinov merupakan wadah bagi
dapat menunjang proses interaksi dalam pe-
anggota HMP PL ITB yang ingin berkarya dan
rencanaan dengan berbagai pihak. Oleh kare-
berinovasi melalui kegiatan riset dan lomba.
na itu mahasiswa Program Studi Perencanaan
Adapun program utama dari divisi karinov ialah
Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung
Riset Himpunan yang mencoba memberikan
membentuk suatu wadah yang dapat menges-
pengalaman penelitian dan berkarya kepada
kalasi kapabilitas mahasiswa terkait softskill
seluruh anggota, dengan keluaran berupa pu-
berupa himpunan.
blikasi Majalah The Planners. Tahun ini kami
Himpunan Mahasiswa Planologi Pangripta
divisi karinov akan membawa tema riset Kam-
Loka (HMP PL) merupakan organisasi kemaha-
pung Kota dengan judul “Keberlanjutan Usia
siswaan yang beranggotakan mahasiswa juru-
Produktif di Kawasan Kampung Kota”.
Research is to see what everybody has seen and to think what nobody else has thought HMP PL
DIBALIK KAMPUNG KOTA TOPIK UTAMA
MOCHAMMAD IHSANUDDIN SALAH satu kawasan unik yang menyediakan
akses murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk tinggal di tengah perkotaan ialah Kampung Kota. Hal tersebut dijelaskan oleh Friedmann (Setiawan, 2010) bahwa Kampung Kota merupakan suatu cara yang dilakukan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memperoleh akses yang memun gkinkan mereka terlepas dari jeratan kemiskinan.
H HM MP P P L I TB
9
URBAN Pemandangan salah satu sudut Kampung Braga, dilihat dari kolong jembatan RW 08 & Rw 03
(Widjaja : 2013 hal 7). Namun, perlu diketahui bahwa proses pembangunan Kampung Kota yang demikian menyebabkan kawasan ini tidak mampu beradaptasi terhadap modernisasi yang cepat dari perkotaan, sehinga menimbulkan stagnansi dan akhirnya terjadi permasalahan-permasalahan. Adapun permasalahan utama yang jelas dapat dilihat pada kawasan Kampung Kota adalah kondisi kerentanan fisik, seperti kendala dalam pemenuhan akses terhadap sarana prasarana dasar, ketidakadaan ruang terbuka hijau, mapun masalah kepemilikan lahan. Permasalahan-permasalahan tersebut pada akhirnya akan berimbas kepada aspek sosial, ekonomi, dan juga lingkungan. Tuntutan penghidupan di kota besar menLingkungan Kampung Kota umumnya ter-
dorong warga Kampung Kota untuk mencari
bentuk secara alamiah dan tidak terencana,
nafkah di sekitar lingkungan Kampung Kota,
pembangunan yang terjadi di Kampung Kota
ketersediaan lapangan kerja yang banyak dan
tidak mengikuti aturan formal yang telah di-
beragam di perkotaan menjadikan salah satu
tetapkan. Sebagian besar proses pemban-
daya tarik utama bagi warga Kampung Kota,
gunan di Kampung Kota dilakukan secara
namun keterbatasan keahlian dan pendidikan
spontan oleh masyarakat (self-organized)
seringkali menjadikan warga Kampung Kota
berdasarkan kepentingan individual dan kese-
hanya sebatas pegawai bantuan dan berujung
pakatan sosial yang terjalin di antara warganya
pada ekspolitasi warga Kampung Kota.
10
TH E P LANNE RS
Keterbatasan kapasitas sosial masya-
terbuka hijau, dan fasilitas umum terutama
rakat Kampung Kota seperti pendidikan dan
kesehatan dan pendidikan (diperkuat dengan
keahlian, serta lingkungan yang tidak tera-
Goals 4 : Equality Education); dan meningka-
tur dan seolah terpisahkan dari lingkungan
tkan kesiapan masyarakat dalam menghada-
perkotaan sekitarnya, menyebabkan warga
pi dinamika ekonomi, sosial, dan lingkungan
Kampung Kota tidak bisa mengikuti perkem-
perkotaan (terkhusus untuk lingkungan, meli-
bangan perkotaan yang ada di sekitarnya, se-
hat seberapa siap masyarakat Kampung-Kota
hingga muncullah kerentanan sosial dalam
menghadapi bencana). Di Indonesia, pemerin-
warga Kampung Kota seperti diskriminasi, kri-
tah telah melakukan berbagai program yang
minalitas, dan konflik antar warga. Hal ini pun
mencoba mengintervensi kawasan kampung
didukung oleh kondisi kelembagaan dan pem-
di perkotaan, diantaranya kampung improve-
biayaan pada kawasan Kampung Kota yang
ment program (KIP tahun 1969), program pen-
minim, kapasitas pemimpin Kampung Kota
gentasan kemiskinan perkotaan (P2KP tahun
yang terbatas menyebabkan sulitnya kawasan
1998), Program Nasional Pemberdayaan Mas-
Kampung Kota untuk berkembang, selain itu
yarakat (PNPM), dll. Namun program-program
pembiayaan yang terbatas untuk perbaikan
ini dihadapkan pada kendala komitmen peme-
“Adapun permasalahan utama yang jelas dapat dilihat pada kawasan Kampung Kota adalah kondisi kerentanan fisik, seperti kendala dalam pemenuhan akses terhadap sarana prasarana dasar, ketiadaan ruang terbuka hijau, mapun masalah kepemilikan lahan.� Kampung Kota oleh pihak pemerintah kota, se-
rintah yang tidak kuat, kemudian pendekatan
ringkali hanya menjadi program yang bersifat
program yang tergesa-gesa dan tidak berke-
sementara dan terkadang kurang tepat guna.
lanjutan, serta perspektif program yang sempit
Berdasarkan kondisi Kampung Kota tesebut, negara-negara di dunia telah sepakat
dengan tidak mengaitkan isu pembangunan perkotaan dan lingkungan sekitar.
untuk memperbaiki kondisi yang ada di Kam-
Pengelolaan program dan kebijakan yang
pung-Kota secara umum. Kesepakatan itu
diterapkan pemerintah dalam Kampung Kota
tertuang ke dalam Sustainable Development
seringkali ditujukan pelaksanaanya pada mas-
Project, Goals ke-11 : Sustainable Cities and
yarakat berusia produktif sebagai sumber daya
Communities yang target utamanya yaitu me-
utama. Gambaran masyarakat usia produktif
ningkatkan kualitas kawasan kumuh (sanitasi,
di sebuah Kampung Kota ditunjukan dengan
energi, limbah, dan kepadatan bangunan); me-
kondisi keterbatasan pendidikan dan keahlian.
ningkatkan akses terhadap rumah layak, ruang
Walaupun pada saat ini banyak program
H M P P L I TB
11
yang mencoba meningkatkan kapasitas usia
sis karakteristik anak-anak Kampung Kota serta
produktif di Kampung Kota seperti pelatihan
lingkungannya. Adapun hal penting yang kami
dan penyuluhan. Namun bagaimana dengan
ingin cari tahu adalah pengaruh kepadatan
kondisi kelompok masyarakat usia anak-anak
ruang Kampung Kota terhadap psikologis anak
di sebuah Kampung Kota yang nantinya akan
dengan melihat ketersediaan ruang publik un-
menjadi penerus kelompok usia produktif ?
tuk tempat bermain. Kemudian yang kedua
Kelompok ini cenderung masih mendominasi
mengenai pengaruh kondisi ekonomi dan so-
jumlah penduduk di Indonesia. Pada usia ini,
sial Kampung Kota terhadap proses perkem-
anak-anak cenderung sedang mengenal lebih
bangan anak yang ditunjukkan melalui kondisi
jauh lingkungannya sehingga rentan terhadap
pendidikan formal, nonformal, dan informal
lingkungan yang kurang baik, tentunya berba-
anak-anak. Terakhir, dampak pola kehidupan
gai permasalahan Kampung Kota akan berim-
serta lingkungan Kampung Kota terhadap
plikasi besar terhadap kelompok ini.
anak-anak yang dilihat dari kondisi ketahanan
Dalam proses mencari tau hal tersebut,
diri anak-anak
kami Divisi Karinov mencoba membentuk tim
Dalam memahami karakteristik anak-anak
riset yang mencoba meneliti keberlanjutan
yang tinggal di Kampung Kota, Tim Riset Kari-
usia produktif di Kampung Kota melalui anali-
nov mencoba merumuskan deliniasi kawasan Kampung Kota yang berada di Kota Bandung. Berdasarkan dokumen dari Kementrian Pekerjaan Umum (2013), Kota Bandung memiliki setidaknya 29 kawasan Kampung-Kota yang berstatus kumuh dengan luasan total kurang lebih 253 hektar dan tersebar di 18 Kecamatan. Dari 29 kawasan tersebut, sebanyak 11 kawasan memiliki status kondisi ketidaklayakan yang tinggi, 17 kawasan sedang, dan 1 kawasan rendah.
12
TH E P LANNE RS
Adapun riset ini akan dilaksanakan pada satu kawasan yang dianggap mewakili dan feasible untuk diteliti. Berdasarkan berbagai tinjauan, diambilah kawasan Braga, Kecamatan Sumur Bandung sebagai lokasi penelitian. Hal tersebut didasari kepada beberapa pertimbangan, diantaranya:
strategis
3
Kawasan Braga merupakan lokasi strategis yang berada di pusat Kota Bandung. Kegiatan utama yang ada di sana mencakup pertokoan dan perdagangan. Jalan Braga pun sekarang sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata. Dari hal tersebut sangat terlihat kemungkinan segregasi kehidupan yang ada antara Kampung-Kota Braga dengan kawasan sekitarnya yang lebih modern.
1
pop. growth Kecamatan Sumur Bandung merupakan lokasi yang laju pertumbuhan penduduknya tertinggi ke-empat dari Kecamatan lain, yaitu sebesar 0,85, lebih kecil dari Kecamatan Gedebage (0,93), Cibiru (0,88), dan Panyileukan (0,87).
feasible Menurut Jabaril (2017), pengembangan suatu Kampung-Kota diperlukan usaha yang inten-
4
sif, dan salah satu upaya untuk menjaga upaya tersebut adalah dengan memulai dengan kawasan yang terdekat dengan tempat tinggal. Berdasarkan pendapat tersebut, Kawasan Braga terbilang cukup dekat dengan kampus ITB (berjarak Âą3 km), sehingga feasible untuk me-
spasial
lakukan penelitian dan pengembangan secara
Kawasan Kampung Kota Braga termasuk kedamemiliki kepadatan bangunan sebesar > 150
potensial
unit/Ha serta kepadatan penduduk rata-rata >
Menurut Jabaril (2017), kawasan Braga juga
750 jiwa/Ha, adapun lokasinya terletak di ban-
termasuk kedalam kawasan yang berpotensi
taran sungai cikapundung yang seringkali terja-
untuk diungkap potensi pengembangannya,
di banjir disaat hujan turun.
layaknya kampung kreatif Dago Pojok.
lam 29 permukiman kumuh di Kota Bandung,
2
intensif.
5
H M P P L I TB
13
DELINEASI WILAYAH
Gambar Citra satelit wilayah Kampung Braga
RW 08 Kelurahan Braga dipilih menjadi
gkaian kegiatan yang terdiri dari Seminar (Tiket
lokasi utama riset karena RW tersebut dian-
Kampung Kota), Kajian (Silat Kampung Kota),
ggap mewakili Kelurahan Braga karena me-
Kunjungan Lapangan (Xplor Kampung Kota),
miliki penduduk terpadat. Hal ini dapat di-
Diskusi Pakar dan Tokoh Masyarakat (Tanya
buktikan dengan jumlah penduduknya yang
Kampung Kota), serta menghimpun karya an-
mencapai 20% dari total keseluruhan pendu-
ggota HMP PL ITB mengenai Kampung Kota
duk di Kelurahan Braga yaitu sebanyak 1116
(Mimpi Kampung Kota). Seluruh kegiatan riset
orang. Jumlah anak-anak di RW 08 yang men-
tersebut dilakukan dengan metode wawanca-
jadi objek penelitian yaitu anak-anak SD dan
ra, observasi dan kuisioner yang representatif.
SMP ialah sebanyak 941 anak. Kegiatan riset yang diadakan oleh divisi karinov disampaikan melalui sebuah tema besar yaitu “Ekspedisi Kampung Kota�. Adapun Ekspedisi Kampung Kota merupakan ran-
14
TH E P LANNE RS
PROLOG KAMPUNG KOTA DINA OKTAVIA
H M P P L I TB
15
BENTUK-BENTUK pemukiman yang ada di ko-
ta-kota tidak hanya terdiri dari permukiman ‘formal’ yang dirancang dan direncanakan secara resmi dengan master plan, tetapi juga terdapat bentuk permukiman yang dianggap ‘informal’ dan sering disebut dengan kampung. Kampung di perkotaan adalah ciri kehidupan bermukim di Indonesia, yang dapat dianggap sebagai tatanan permukiman tradisional Indonesia sebelum masuknya perencanaan permukiman modern. Kampung yang ada di kota-kota ini lah yang akrab dengan sebutan Kampung Kota. Kampung Kota secara umum diketahui sebagai suatu pemukiman yang tumbuh di kawasan perkotaan secara organik dengan pe-
di dalamnya, yang masih nampak pada sistem
rencanaan yang relatif kurang baik. Kampung
sosial dan budaya yang mengikat. Akibatnya,
Kota juga bisa disebut dengan berbagai istilah
keberadaan kampung ini harus menjadi per-
akademik lainnya seperti Informal settlement/
hatian serius dalam proses perencanaan dan
pemukiman tak resmi, slums/kawasan kumuh,
penataan kota karena tempat tersebut telah
atau spontaneous settlement/ pemukiman
menjadi satu kesatuan dalam kehidupan per-
spontan. Adapun pengertian Kampung Kota
kotaan. Hal ini tentunya mendorong kampung
dalam kamus tata ruang adalah bagian dari
sebagai salah satu bagian pembentuk kota-ko-
kota, berupa kelompok perumahan, memili-
ta di Indonesia. Meskipun dasar pengertian
ki penduduk yang tinggi, kurang sarana dan
kampung kota belum pernah dapat dirumus-
prasarana, tidak terdapat luasan tertentu, dan
kan dan disepakati oleh semua pihak, namun
mengandung arti perumahan yang dibangun
yang menarik dari pendefinisian tersebut ada-
secara tidak formal.
lah sama-sama menyatakan bahwa kampung
Kampung merepresentasikan konsep hou-
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
sing autonomy dimana warganya mempunyai
dari kota itu sendiri. Sebagai kesatuan integral
kebebasan dan otoritas untuk menentukan
kota, maka kampung merupakan salah satu
sendiri lingkungan kehidupan mereka. Kam-
komponen dalam pembentukan struktur kota,
pung sebagai sebuah bagian di dalam kota
yaitu sebagai kawasan permukiman di dalam
yang memliki karakteristik tersendiri dimana
kota yang telah tumbuh sebelum perencanaan
kehidupan dan sifat pedesaan masih terdapat
diterapkan.
16
TH E P LANNE RS
Tantangan Hidup Kami di Kampung Kota
didapatkan di dalam rumah didominasi dari cahaya listrik/lampu dalam rumah. Dari Kampung Kota Braga dapat dilihat secara langsung badan Sungai Cikapundung yang mengalir membelah kedua wilayah kampung. Kondisi ini dimanfaatkan oleh hampir seluruh warga untuk langsung mengalirkan semua pembuangan limbah air ke sungai, baik limbah cuci untuk keperluan rumah tangga maupun limbah mandi dan kakus. Selain itu,
NABILA FISRA & KHONSA INDANA
aliran permukaan dari hujan yang mengalir di jalan gang langsung bermuara ke sungai. Hal
KAMPUNG Kota Braga RW 08 memiliki 6 RT, di
ini terjadi karena drainase yang ada saat ini
mana rata-rata anggota keluarga di dalam satu
belum cukup memadai bagi masyarakat sehin-
rumah berkisar antara 5 (lima) sampai 7 (tujuh)
gga air hujan lebih bersifat individu. Meskipun
anggota keluarga. Kampung Kota Braga RW 08,
demikian, pemenuhan kebutuhan sumber air
secara umum, merupakan wilayah permuki-
masyarakat secara umum sudah cukup terpe-
man warga berkepadatan penduduk relatif tin-
nuhi. Selain melalui sumber air yang dilayani
ggi. Rumah-rumah yang terbangun saling ber-
oleh Perusahaan Daerah dan Air Minum (PDAM)
himpitan dan tidak sedikit penduduk di sana
Kota Bandung, sebagian warga juga memakai
yang membangun rumahnya lebih dari satu
artesis milik pribadi sebagai sumber air bersih
lantai. Rumah-rumah yang saling berhimpitan
yang digunakan untuk kebutuhan sehari-ha-
membentuk struktur ruang Kampung Kota Bra-
rinya.
ga yang kontras dengan bangun-bangunan di
Kondisi fisik yang ada dan terjadi di Kam-
sekelilingnya. Kawasan Kampung Kota Braga
pung Kota Braga terkadang menyebabkan hal-
RW 08 seolah terkepung di antara menjulang
hal yang tidak diinginkan. Pemukiman dengan
tingginya pusat perbelanjaan, restoran, dan
ruang yang sempit, kurang pencahayaan, da-
cafĂŠ yang ada di Jalan Braga dan sekitarnya.
pat menimbulkan tingkat kelembaban yang le-
Secara mikro pun, rumah-rumah di Kampung
bih tinggi daripada rata-rata permukiman pada
Braga belum memperoleh pencahayaan yang
umumnya sehingga hal tersebut memicu warga
cukup. Bagaimana tidak, sejauh mata meman-
yang tinggal di sana rentan terserang penyakit
dang, ke luar pintu akan melihat pintu yang
pernapasan, seperti flu. Selain itu, faktor cuaca
lain dan ke luar jendela akan melihat jendela
juga menjadi salah satu pemicu terjadinya ben-
rumah lainnya, sehingga pencahayaan yang
cana di Kampung Kota Braga RW 08. Misalnya,
H M P P L I TB
17
ketika masuk musim hujan, masyarakat sudah
pak banjir, yaitu dengan meninggikan bagian
siaga dan terbiasa untuk menghadapi banjir
bawah pintu agar air tidak bisa masuk ke da-
akibat meluapnya sungai di kampung mereka.
lam rumah.
Meskipun tidak sering terjadi, tetapi mereka sudah menyadari bahwa bencana tersebut mungkin terjadi sewaktu-waktu jika sungai meluap. Saat banjir terjadi, penyebaran penyakit juga lebih mudah, terutama penyakit yang menyerang pencernaan seperti diare yang pernah terjadi ketika banjir melanda RW 8 Kampung Kota
Ingin mengenal lebih jauh tentang lingkungan dan tantangan hidup teman-teman di Kampung Braga? Ayo main kesana!
Braga. Namun warga mengakui, tidak sering terjadi penyakit yang sifatnya terlalu berbahaya yang menyerang kesehatan masyarakat selain yang disebabkan oleh pemicu dari cuaca atau kondisi fisik di Kampung Braga. Terdapat hal unik yang dilakukan masyarakat Kampung Kota Braga dalam upaya mengurangi dam-
Tabel 1. Tabel Kondisi Fasilitas Fasilitas
Kualitas
Jumlah
Lokasi
Keberadaan Puskesmas
Baik
1
RT 06
Keberadaan Sekolah
Baik
1
RT 05
Buruk
2
RT 04 & 06
Baik
2
RT 04 & 06
Cukup Baik
1
RT 05
Data kondisi fisik bangunan, utilitas serta
Keberadaan WC Umum
fasilitas umum
Keberadaan RTH
dan sosial dapat diuraikan
Keberadaan Sungai
dalam tabel berikut
Tabel 2. Tabel Kondisi Fisik Bangunan & Utilitas Fisik Bangunan dan Utilitas Keberadaan Puskesmas Keberadaan Sekolah Keberadaan WC Umum Keberadaan RTH Keberadaan Sungai
Kualitas
Lokasi
Baik
1
Baik
1
Buruk
2
Baik
2
Cukup Baik
1
Sumber : Hasil Observasi, 2017
18
TH E P LANNE RS
T E MP AT
B E R M A I N ELISTYA HESTIN
H M P P L I TB
HALO kak! Perkenalkan namaku Silvi. Saat ini
19
mencoba bermain bersama kami!
aku berusia 10 tahun dan aku duduk di kelas 4
Selain bermain kucing-kucingan, kami juga
SD. Aku tinggal di RT 06 RW 08 Kelurahan Braga.
sering bermain petak umpet, coklak, masak-ma-
Ohiya kak! Aku sering melihat mahasiswa seperti
sakan, ataupun bermain bola. Kami biasa ber-
kakak jalan-jalan di Braga ataupun nonton film
main sepulang sekolah ataupun pada hari Sabtu
di bioskop yang ada di Braga Mall, apakah kita
dan Minggu saat libur sekolah. Iya kak, sekolah
pernah bertemu kak? Ah ak rasa tidak. Aku han-
kami sekarang menerapkan full day school se-
ya melewati jalan itu saat berangkat dan pulang
hingga waktu bermain kami sangat terbatas. Tapi
sekolah, aku pun juga tidak pernah pergi ke Braga
kami juga senang karena di hari Sabtu dan Ming-
Mall. Tapi itu tidak membuatku sedih kak, karena
gu kami bisa bermain seharian! Jika kakak tahu
aku punya banyak teman disini! Mereka berna-
lingkungan kami mungkin akan berpikir bahwa
ma Refan, Inzi, Satriya, Sari, Luthfi, Safira, Rendi,
tidak ada lagi tempat bagi kami untuk bermain,
dan masih banyak lagi yang ingin aku kenalkan
tapi coba tebak dimana kamibemain? Kami san-
kepada kakak. Kami sering bermain bersama
gat suka bermain di lapangan RT 04 bersama-sa-
kak! Apakah kakak tahu permainan kucing-ku-
ma dan apabila bosan kami bermain diantara
cingan? Itulah permainan paling top disini! Saat
gang-gang rumah. Sering juga kami berkeliling
bermain kucing-kucingan aku sering menjadi ku-
sambil bermain sepeda bersama-sama. Kami
cing, kemudian teman-temanku yang lain saling
sangat senang bermain bersama sampai-sampai
mengumpan bola agar tida tertangkap olehku,
kita sering lupa waktu dan dimarahi oleh orang
nah jika bola itu berhasil kutangkap maka orang
tua kami! Tapi tidak apa-apa, kami tetap senang
terakhir yang mengumpan lah yang akan men-
bisa bermain bersama-sama seperti ini. Jadi, ka-
ggantikan posisiku. Seru kan kak? Kakak harus
pan kakak kesini? Yuk main bareng!
20
TH E P LANNE RS
MOT IVASI S EKOLAH AN A K KAMPUNG KOTA NATASHA ARNESTO & KHONSA INDANA
H M P P L I TB
21
PENDIDIKAN merupakan salah satu kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi oleh semua orang tanpa memandang identitas atau status yang dimilikinya. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 juga membagi jalur pendidikan menjadi alur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang kemudian berjenjang mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilasanakan terstruktur dan terjenjang. Pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal. Satuan pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, dan satuan pendidikan lainnya.
“One child, one teacher, one pen and one book can change the world� Malala Yousafzal
22
TH E P LANNE RS
KURSUS KOMPUTER Kursus komputer merupakan salah sau bentuk pendidikan informal
Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga maupun lingkungan dalam bentuk kegiatan belajar secara tidak terstruktur dan mandiri. Ketiga jalur pendidikan tersebut saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Orang tua dari anak-anak yang tinggal di Kampung Kota Braga RW 08 sadar akan pentingnya menempuh jenjang pendidikan agar anakanak mereka memiliki keterampilan dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri kelak. Hal tersebut dicerminkan dengan pandangan mereka terhadap pendidikan 12 tahun untuk jalur pendidikan formal. Para orang tua setuju dan mendukung pengadaan program tersebut, namun ada orang tua yang memandang bahwa perlu ada perbaikan metode pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan 12 tahun. Anak-anak dari para orang tua sendiri termotivasi untuk mendapatkan pendidikan atau bersekolah untuk menjadikan diri mereka lebih pintar sukses di masa mendatang. Selain itu, anak-anak Kampung Kota Braga RW 08 juga termotivasi dengan kegiatan bermain yang dapat mereka lakukan bersama teman-temannya keti-
ka mereka bersekolah. Ada juga beberapa anak yang belum memiliki motivasi yang berasal dari dirinya sendiri dan masih menganggap bahwa pendidikan yang mereka jalani merupakan keinginan orang tua mereka. Anak-anak yang menjalani jenjang pendidikan dasar rata-rata bersekolah di SD Merdeka dan SD Balong Gede. Sebagian lagi memilih SD Embon, SD Malateka, SDS Nugraha, atau SD Negeri maupun SD Swasta lainnya. Anak-anak yang menjalani jenjang pendidikan menengah rata-rata bersekolah di SMP Pasundan. Sebagian lagi bersekolah di SMPN 44, SMP 40 dan SMP 6. Dilihat dari rata-rata, anak-anak kampung kota mengikuti jenjang pendidikan dasar di SD Merdeka dengan jarak sekitar 350 m dan SD Balong Gede dengan jarak 1 km dari Kampung Braga. Dapat dikatakan anak Kampung Kota Braga RW 08 lebih memilih untuk bersekolah dekat dengan tempat tinggalnya. Moda transportasi yang menjadi pilihan utama untuk pergi ke sekolah adalah kendaraan motor baik milik pribadi maupun ojek konvensional maupun berbasis online. Penggunaan kendaraan bermotor berupa ojek berbasis online ternyata sudah menjadi pilihan moda transportasi yang diminati oleh para orang tua. Orang tua yang akan menjadi pemesan layanan ojek online untuk anak-anak yang masih bersekolah di SD.
H M P P L I TB
Latihan Menari di Sanggar Pada setiap bulannya Kampung Kota Braga mengadakan pentas seni untuk mempererat tali silaturahmi antar warga dan juga melestarikan kesenian sunda. Terkadang pentas seni ini juga diadakan jika ada perhelatan hari besar seperti HUT RI maupun HUT Kota Bandung. Dalam acara pentas seni tersebut anak-anak di Kampung Kota Braga baik laki-laki maupun perempuan menampilkan tarian tradisional. Jauh-jauh hari sebelum pentas tersebut dimulai mereka akan berlatih menari di ruang terbuka masing-masing RTnya. Latihan biasanya diadakan setiap sore setelah mereka pulang sekolah.
1
Mengaji Setelah Shalat Maghrib Pada masa kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung, beliau membuat suatu kebijakan untuk Kota Bandung yang disebut “Maghrib Mengaji�. Maghrib Mengaji merupakan program dimana seluruh masjid di Kota Bandung mengadakan kegiatan membaca Al-Quran bersama setelah shalat maghrib. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akhlak warga Kota Bandung. Tidak ada target khusus untuk program ini, sehingga pesertanya boleh dari kalangan orang tua maupun anak-anak. Di Kampung Kota Braga RW 08 sendiri, program ini juga dilaksanakan tepatnya di Masjid RT 06 setiap hari senin sampai jumat.
2
23
24
TH E P LANNE RS
Klub Futsal Berdasarkan hasil survey, hampir seluruh
Sedangkan untuk pendidikan informal sen-
anak laki-laki di Kampung Kota Braga RW 08
diri secara umum belum diterapkan oleh mas-
memilih sepak bola sebagai permainan yang
yarakat Kampung Kota Braga RW 08 terhadap
sering dimainkan. Hal ini bisa menjadi alasan
anak-anaknya.
3
mengapa beberapa di antara mereka mengikuti Klub Futsal yang berpusat di Kelurahan
Akhir kata, anak-anak Kampung Kota Braga
Braga. Namun tidak semua anak laki-laki men-
RW 08 sudah memahami pentingnya menun-
gikuti Klub Futsal, kebanyakan hanya yang su-
tut ilmu dan menerima pendidikan formal dan
dah berada di SMP maupun SMA. Latihan untuk
non formal sebagai sarana mengembangkan
Klub Futsal sendiri biasanya diadakan 2 kali se-
hard skill dan soft skill yang dapat mereka gu-
minggu yaitu pada hari senin dan jumat.
nakan di masa deoan. Orang tua para anak juga sudah menyadari pentingnya pendidikan
“Pendidikan memang tidak menjamin sukses, tapi tanpa pendidikan kehidupan ini akan menjadi lebih sulit�
untuk anak-anak mereka serta kendala yang mereka miliki untuk mengakses sarana pendidikan formal dan non formal. Para orang tua juga sudah menggunakan teknologi sebagai salah satu alternatif untuk mengakses institusi pendidikan seperti layanan ojek online.
KLISE
FALAH MAULUDI MENARA beton menjulang hampir mencakar
pung yang dermawan, mau menerima segala
langit, akarnya membentang sampai penjuru.
jenis manusia didalamnya, mengayomi mere-
Rumah-rumah semi dan non permanen terte-
ka, serta memberikan rasa hangat kepada me-
lungkup dibawah kaki menara beton, sungguh
reka yang tinggal. Kampung ini kuat walaupun
pemandangan yang timpang. Berhura-bahagia
mereka berdiri dibawah kaki sang menara be-
dan bersusah-sedih melambangkan si kaya
ton yang terus menginjak mereka. Mereka kuat
dan si miskin. Walaupun begitu mereka tak
karena mereka adalah bagian serta rasa dari
pantang menyerah untuk terus diperhatikan,
suatu kota.
mereka terus ada sedia di dalam hiruk pikuk kota, memberi warna dan rasa pada setiap ak-
Pic:
tifitas kota. Kampung Kota, merupakan kam-
Kampung Kota, Kampung Banceuy, Braga, Bandung
TH E P LANNE RS
EPILOG
26
Bermain kucing-kucingan di halaman rumah FITRAH RAMADHAN Topik-topik yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan pemaparan hasil analisis dari ketiga sasaran, yakni pengaruh ketersediaan ruang terbuka publik terhadap kondisi psikologis anak; pengaruh kondisi ekonomi dan sosial Kampung Kota terhadap proses pengembangan anak yang dilihat dari kondisi pendidikannya; dan pengaruh pola kehidupan, fisik, dan lingkungan Kampung Kota terhadap ketahanan diri anakanak dari bencana. Adapun terdapat beberapa hal menarik untuk kita simak dari pembahasan topik dan analisis tersebut.
H M P P L I TB
27
Dari topik yang pertama mengenai tantangan hidup di kampung kota, mencoba menjelaskan pengaruh pola kehidupan, fisik, dan lingkungan Kampung Kota terhadap ketahanan diri anak-anak dari bencana memiliki kondisi yang perlu diperhatikan. Secara umum, kondisi fisik Kampung Kota Braga memiliki kondisi kepadatan bangunan yang tinggi, rumah tidak tersusun dengan rapi, setiap bangunan memiliki lantai lebih dari satu, dan berdampingan dengan Sungai Cikapundung. Kondisi fisik tersebut membentuk pola kehidupan masyarakat yang unik dari kawasan yang lain. Kepadatan bangunan yang tinggi menyebabkan pencahayaan rumah menjadi tidak optimal, sehingga beberapa masyarakat Kampung Kota, terutama anak-anak, lebih suka berinteraksi dan bermain di luar daripada berada di rumah. Selain itu, struktur bangunan yang tidak memenuhi standar dan dekat dengan sungai menyebabkan Kampung Kota Braga memiliki sistem pembuangan yang langsung ke sungai, baik itu grey water ataupun black water. Ditambah lagi jika musim hujan, Sungai Cikapundung sering meluap dan menyebabkan banjir. Pada saat musim tersebut biasanya muncul penyakit musiman kepada warga seperti flu dan diare. Masyarakat Kampung Kota Braga sudah terbiasa dengan banjir tersebut, walaupun upaya preventif yang dilakukan hanya membangun tembok pembatas di lubang pintu agar air tidak masuk ke rumah.
“Semakin beragam aktivitasnya, semakin besar kesempatan anak untuk mengekplorasinya�
28
TH E P LANNE RS
Selain banjir, struktur bangunan yang rapat sangat rentan terhadap kebakaran walaupun sejauh ini belum pernah terjadi. Dapat disimpulkan, kondisi pola kehidupan warga, fisik dan lingkungan Braga rata-rata tidak mendukung terhadap daya tahan anak-anak dari bencana seperti banjir, kebakaran, dan penyakit. Topik yang kedua, yakni mengenai tempat bermain anak di kampung kota braga, mencoba menjelaskan pengaruh ketersediaan ruang terbuka publik terhadap kondisi psikologis berdasarkan perspektif anak-anak Kampung Kota Braga. Anak-anak Kampung Kota Braga rata-rata sering bermain di lapangan RT.04 RW.08 dan gang-gang. Menurut pandangan anak-anak, keberadaan ruang terbuka publik tersebut sudah cukup bagi mereka untuk berinteraksi dengan teman- teman. Namun, menurut pandangan orang tua dan standar yang berlaku, anak-anak yang sering bermain di gang menunjukkan bahwa memang ruang publik di kampung ini sangatlah kurang. Namun jika dilihat lebih lanjut lagi, anak-anak cenderung sudah adaptif dengan kondisi lingkungannya, sehingga merasa baik-baik saja dalam bermain (adapun jenis permainan yang dilakukan di tempat tersebut juga berupa permainan konvensional, yakni kucing-kucingan yang biasa dimainkan oleh anak-anak pedesaan). Dapat ditarik garis besarnya, bahwa sebenarnya dengan kondisi ruang publik yang dimiliki anak-anak Kampung Kota sekarang ini, anak-anak merasa cukup, tetapi jika dilihat dari sudut pandang orang tua,
H M P P L I TB
29
mereka merasa prihatin akan kurang optimalnya ruang yang bisa mereka gunakan di Kampung Kota Braga ini. Topik terakhir tentang motivasi sekolah anak kampung kota, mencoba menjelaskan pengaruh kondisi ekonomi orang tua dan sosial Kampung Kota terhadap proses pengembangan pendidikan anak. Ternyata kondisi ekonomi yang relatif standar untuk orang tua yang bekerja sebagai pedagang eceran, pengusaha kecil, dan pegawai swasta (dengan segala keterbatasannya) tidak membuat motivasi untuk menempuh pendidikan tinggi bagi anaknya itu berkurang. Hal tersebut terbukti dari setujunya para orang tua terhadap program pendidikan
gar, program maghrib mengaji, dan klub bela-
wajib 12 tahun dan bahkan berharap peme-
jar.
rintah terus memperbaiki program tersebut
Dari ketiga topik tersebut, dapat ditarik
agar mampu melayani masyarakatnya secara
suatu kesimpulan yang dapat melihat sebe-
maksimal, terutama dari pemenuhan kebu-
rapa besar tingkat keberlanjutan anak-anak
tuhan dasar pendidikan seperti uang SPP, dll.
Kampung Kota Braga dalam meneruskan ke-
Kondisi sosial Kampung Kota Braga pun relatif
hidupannya sebagai usia produktif Kota Ban-
mendukung kondisi anak-anak agar memiliki pendidikan yang kondusif. Hal tersebut terbukti dari banyaknya anak-anak yang menyatakan bahwa motivasi mereka belajar karena kemauan diri sendiri dan ada juga ajakan teman bermainnya, walaupun sebagian kecil masih menyatakan bahwa mereka bersekolah
dung. Secara umum, kondusifitas pendidikan anak-anak Kampung Kota sudah sangat baik. Namun, dari segi psikologis dan daya tahan terhadap bencana, anak-anak ini masih belum baik, sehingga dapat dikatakan bahwa hanya satu dari tiga topik yang telah tercapai kondisi
karena disuruh orang tuanya. Lingkungan so-
ideal. Hal tersebut akan berimplikasi kepada
sial Kampung Kota Braga sendiri pun mampu
masih belum mampunya anak-anak Kampung
memberikan pendidikan nonformal kepada
Kota Braga dalam melanjutkan kehidupannya
anak-anaknya, hal tersebut dibuktikan dengan
sebagai generasi produktif yang berkualitas ke-
adanya kegiatan rutin latihan menari di sang-
depannya.
30
TH E P LANNE RS
ULASAN ULASAN ULASAN FITRAH RAMADHAN
MELIHAT kepada dua hal yang belum tercapai,
Jabaril, seorang aktor community development
yakni psikologis anak dan daya tahan terhadap
Kota Bandung, di beberapa kawasan Kam-
bencana, penyebab kedua hal tersebut adalah
pung-Kota lain, seperti Cicadas, Manteos, dll.
2
kurangnya ruang terbuka publik untuk bermain
Pemerintah Kota juga sebaiknya member-
dan rendahnya utilitas dasar di kawasan terse-
lakukan program pemugaran yang bersifat fi-
but. Saran studi yang dapat diberikan kepada
sik, misalnya dengan cara Land Readjustment
kawasan Kampung Kota Braga adalah :
(menata lahan tanpa menggusur) agar ter-
Untuk masyarakat Kampung Kota Braga,
bentuk ruang bermain publik dan utilitas yang
sebaiknya masyarakat harus membuang rasa
memadai. Penataan lain yang bersifat non-fisik
“baik-baik saja� dalam menjalani kehidupan
seperti yang diterapkan pada Kampung Kota
di sana. Masyarakat harus bisa lebih terbuka
Dago Pojok sepertinya tidak sepenuhnya men-
dan kritis terhadap program-program pemuga-
jawab untuk permasalahan kawasan Braga ini.
ran yang telah direncanakan oleh pemerintah
Pasalnya Kampung Kota Braga memiliki Sungai
Kota kepada kawasan Kampung Kota Braga
Cikapundung yang mau tidak mau akan ber-
karena ini menyangkut kualitas kehidupan
fungsi dengan baik jika kondisi lingkungan fisik
anak-anaknya. Sedangkan untuk masyarakat
Braga di tata dengan baik pula.
1
luar Kampung Kota Braga, pihak ini bisa turut
3
Jika pemerintah dirasa belum mampu un-
berkolaborasi dengan stakeholder lain seperti
tuk melaksanakan Land Readjustment secara
pemerintah dan swasta dalam melakukan pe-
mandiri, pemerintah bisa menyerahkan/beker-
mugaran kawasan agar berjalan secara partisi-
jasama dengan pihak swasta untuk melaksa-
patif dan mampu diterima oleh masyarakat in-
nakannya agar program tersebut dapat terlak-
ternal, seperti yang dilakukan oleh Pak Rahmat
sana sesegera mungkin.
H M P P L I TB
ATAS:
Proses Pemugaran di Kampung Kota Jodipan
BAWAH: Land Readjusment
31
32
TH E P LANNE RS
Tizar M K Bijaksana Dosen Planologi ITB
Prinsip yang harus dipegang ketika turun ke masyarakat adalah utamanya untuk menghindari konflik. Kalau mau cari informasi lakukan triangulasi data. Orientasi mahasiswa dalam berkegiatan sebaiknya untuk memupuk sense of critics. Kalau mau melihat bagaimana Kampung Kota mempengaruhi keberlanjutan usia produktifnya bisa dilihat dari 2 perspektif waktu, yaitu siang dan malam. Karena kan kalau kampung kota di 2 waktu itu aktivitas nya berbeda-beda.
PERSPEKTIF PA R A A H L I Keberlanjutan Anak-Anak Usia Produktif Di Kampung Kota
KHONSA INDANA & HAMDI ALFANSURI
H M P P L I TB
Rahmat Jabaril Praktisi Kampung Kota Waktu saya pertama kali tiba di Dago Pojok karakteristik anak nya sangat beragam, ada yang suka tawuran, ada yang pemalu, ada juga yang ga mau sekolah. Tapi mereka punya satu kesamaan yaitu masih belum bisa untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi diri. Akhirnya saya adakan program pendidikan kreatif, tujuannya biar anak-anak bisa mengeksplor bakat mereka, mulai dari menggambar, mendongeng hingga menari. Anak-anak itu mudah ditempa, asalkan jangan pakai kekerasan.
33
34
TH E P LANNE RS
KAMPUNG
WA
JODI MOCHAMMAD IHSANUDDIN K. KAMPUNG Kota Jodipan merupakan salah satu
kampung kota yang berada di Kota Malang, Jawa TImur. Lokasinya berada pada pinggiran bantaran sungai yang diapit oleh 2 jalan raya yaitu Jalan Gatot Subroto dan Jalan Zaenal Zakse, terdapat pula 2 jembatan besar yang menjadi batas Kampung Kota Jodipan yaitu jembatan kereta api dan jembatan yang jalur Gatot Subroto. Perubahan Kampung Warna-warni Jodipan bermula dari tugas public relation Universitas
H M P P L I TB
35
warna yang akan diambil untuk mengecat sebuah kampung kota dipinggir bantaran sungai yang alhasil masing-masing mengajukan warna favoritnya kemudian menjadi gagasan cikal bakal Kampung Warna-Warni Jodipan. Pengecatan Kampung Jodipan dimulai dengan pembukaan Kampung Kota Jodipan pada tanggal 22 Mei 2016 yang dilanjutkan dengan proses pengecatan pada tanggal 6 Juni 2016 selama 45 hari hingga akhirnya diresmikan oleh pihak Walikota Malang pada tanggal 4 September 2016. Proses pengecetan Kampung Kota Jodipan menghabiskan cat sebanyak 2,5 ton. Dari sinilah Pemerintah Kota Malang ter-
ARNA
WARNI
IPAN
gagas untuk membuat program kampung kota tematik di Kota Malang yang akhirnya bermunculan seperti Kampung Putih, Kampung Batik, Kampung Duren, Kampung Heritage dan Kampung 3D yang berada di sebrang bantaran sungai Kampung Warna-Warni Jodipan. Setelah proses pengecatan selesai, Kampung Kota Jodipan mengalami perubahan
Muhammadiyah Malang untuk melakukan ne-
yang cukup signifikan, pada awalnya Kam-
gosiasi pada perusahaan terkait pendanaan se-
pung Kota Jodipan tidak direncanakan sebagai
buah kegiatan. Kelompok Nabila dkk mengam-
kampung kota wisata. Akan tetapi secara tidak
bil kasus CSR (Corporate Social Responsibility),
langsung banyak masyarakat yang melihat
pada awalnya dosen mereka menolak ide yang
hasil karya mereka dan senang mengunjungi
diajukan dan meminta untuk mencari ide lain.
dan berfoto di Kampung Kota Jodipan, sehin-
Ira salah satu anggota kelompok mengusulkan
gga sempat viral dan mengundang pengun-
untuk mengambil CSR perusahaan Cat PT IN-
jung untuk datang ke kampung tersebut. Pada
DANA PAINT yang jarang diketahui oleh orang.
awalnya masyarakat merasa terganggu dengan
Kemudian mereka mencari kegiatan dan lokasi
kondisi tersebut karena tidak bisa tidur siang
yang sesuai dengan CSR perusahaan tersebut,
dan suasana menjadi ramai, akan tetapi lama
sempat terjadi perdebatan mengenai pemilhan
kelamaan masyarakat dapat menerima dan
36
TH E P LANNE RS
“...lama kelamaan masyarakat dapat menerima dan merasakan keuntungan dari adanya pengunjung...� merasakan keuntungan dari adanya pengun-
diantara RT di kampung tersebut. Kemudian,
jung dengan bisa berjualan dan mendapatkan
di kampung tersebut tidak memiliki kelemba-
pemasukan tambahan diluar profesi utama
gaan pariwisata secara resmi. Namun, mas-
mereka yang hanya menjadi tukang beca, kuli
yarakat sekitar berinisiatif untuk membentuk
bangunan, atau karyawan dikarenakan keter-
suatu lembaga yang bertujuan untuk menge-
batasan kapasitas SDM.
lola pariwisata Kampung Warna-Warni Jodipan
Untuk menghindari pencemaran lingkun-
yang diketuai oleh salah satu tokoh masyarakat
gan berupa sampah yang ditimbulkan oleh
di kampung tersebut. Kemudian, pendapatan
pengunjung serta perilaku masyarakat yang
yang diperoleh dari biaya masuk dijadikan
masih sering membuang sampah sembaran-
oleh warga untuk membangun dan memper-
gan ke bantaran sungai, pihak RW menyedi-
baiki sejumlah infrastruktur penunjang pariwi-
kan pot-pot sampah di pinggiran gang serta
sata Kampung Warna-Warni Jodipan seperti
mewajibkan untuk membuang sampah pada
pengadaan lampu hias, pengadaan lapangan,
tempatnya. Dibentuk pengelola khusus Kam-
pengadaan payung hias dan lain sebagainya.
pung Warna-Warni Jodipan yang mengurus
Selain itu, terdapat juga bantuan dari Dinas
dan merawat Kampung Warna-Warni Jodipan
PU setempat dengan membangun pagar-pa-
dengan menggunakan dana iuran yang ditarik
gar pembatas di Kampung Warna-Warni Jodi-
dari pengunjung sebesar 2000 rupiah. Hal ini
pan ini. Kemudian, bagi pihak lain yang ingin
merupakan masukan dari pihak dosen Univer-
memberikan bantuan terhadap kampung ini
sitas Muhammadiyah Malang agar pengelolaan
juga terbuka lebar dimana pihak-pihak terse-
Kampung Kota Jodipan lebih baik. Pungutan
but dapat berperan serta dalam pengemban-
ini dilakukan oleh masing-masing RT sehingga
gan Kampung Warna-Warni Jodipan ini, seperti
terjadi perbedaan pendapatan yang diperoleh
contohnya adalah dari sejumlah mahasiswa
oleh satu RT dengan RT lainnya yang diindika-
Universitas Brawijaya yang memberikan ban-
sikan dapat menyebabkan kecemburuan sosial
tuan berupa perpustakaan mini bagi masya-
H M P P L I TB
37
rakat sekitar. Akan tetapi sarana seperti tempat
pung Kota Jodipan dengan Kampung 3D (baca
parkir bagi pengunjung masih menjadi kenda-
: tridi) sebagai akses pengganti jembatan jalan
la utama karena tidak direncanakan sebagai
Gatot Subroto yang berada di atas kedua kam-
kawasan wisata.
pung tersebut. Desas-desus mengenai pemin-
Terkait fasilitas yang ada pada Kampung
dahan kampung juga mulai tidak terdengar
Kota Jodipan, untuk fasilitas pendidikan non-
setelah kedua kampung tersebut menjadi war-
formal terdapat 1 TPQ (Tempat Pendidikan
na-warni dan indah untuk dikunjungi. Selain
Al-Quran) dari masyarakat setempat, 1 rumbel
itu terdapat universitas lain seperti Universitas
(rumah belajar) dari mahasiswa yang dahulu
Brawijaya yang masuk ikut membenahi dan
pernah KKN (Kuliah Kerja Nyata) di sana, dan
memberdayakan kampung warna-warni Jodi-
ada perpustakaan mini di ruang terbuka dari
pan bersama.
Universitas Brawijaya. Rumbel sendiri diisi dengan kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan, les bahasa inggris, dan latihan menari. Kemudian untuk fasilitas pendidikan formal, berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan bahwa terdapat beberapa sekolah yang berada di lingkungan Kampung Jodipan. Sekolah yang berada di dalam delineasi Kampung Jodipan yaitu hanya TK Muslimat NU 32. Namun terdapat 3 sekolah lain yang berada di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda yang berjarak Âą100 meter dari gapura atau pintu masuk Kampung Kota Jodipan, yaitu Sekolah Kristen Aletheia, TK Mardi Siwi dan SD Jodipan. Untuk ruang terbuka, terdapat 2 lapangan di Kampung Kota Jodipan. Di lapangan tersebut anak-anak biasanya bermain layang-layang, sepak bola, dan mobil-mobilan kecil buatan sendiri. Sedangkan mengenai fasilitas kebencanaan belum tersedia di Kampung Kota Jodipan. Kedepannya Kampung Kota Jodipan akan dibina oleh pemerintah salah satunya akan dibangun jembatan penghubung antara Kam-
ON SITE UPGRADING
38
TH E PLANNE RS
RUHKHIS MUHTADIN TIDAK bisa dikesampingkan, bahwa suatu kota
pada masanya akan memiliki constrain yang menganjurkan para penghuninya untuk menyesuaikan diri dengan berbagai cara. Keterbatasan budget dan kecenderungan masyarakat ke bawah untuk mendekati pusat keramaian akhirnya memuncukan over densitas yang salah satunya mengurangi efisiensi lahan produktif perkotaan. Berbagai alternatif pencegahan telah dilakukan demi normalisasi lahan dan penyehatan lingkungan urban, walau begitu hanya segelintir implikasi yang dapat diterima dengan layak. Selayaknya pembangunan serta perencanaan modern melibatkan elemen-elemen mikro, tanpa harus menyakiti kehidupan masyarakat yang menjadi objek perencanaan. Karenanya pendekatan yang bersahabat baik lewat pendekatan fisik maupun non-fisik wajib dilakukan dalam rangka penyesuaian tatanan dan pengelolaan urban. Memang tren pembangunan perkotaan di Indonesia saat ini masih kepada kota terbuka. Hal tersebut dapat dilihat dengan maraknya pembangunan di sepanjang jalan, dan itu tidak bagus. Kalau di luar negeri sepanjang jalan antar kota maupun sempadan sungai itu tidak ada bangunan-bangunan seperti ruko-ruko atau perumahan. Padahal hal tersebut akan
Jawaban Taktis
berdampak luas pada mobilitas penduduk per-
Ketidakteraturan Urban
kotaan, berkurangnya lahan hijau serta efisiensi ruang produktif. Dinas Tata Kota DKI tahun 1997 dalam Gusmaini (2012) telah menetapkan
H M P P L I TB
39
bahwa pemukiman kumuh merupakan tem-
adanya keberlanjutan dari program yang lebih
pat huni masyarakat berpenghuni padat, yang
bisa diandalkan karena pengaruh unsur spasial
mana kondisi sosial ekonomi umumnya ren-
sangat kental.
dah, jumlah rumah sangat padat, ukurannya di
Dalam beberapa situasi, penerapan On
bawah standard, prasarana lingkungan hampir
Site Upgrading membawa kelemahan berupa
tidak ada, tidak memilki persyaratan teknis dan
munculnya gentrifikasi yang hadir seiring upa-
kesehatan, umumnya dibangun diatas tanah
ya merevitalisasi permukiman kumuh yang ada
negara atau milik orang lain, tumbuh tidak te-
di perkotaan. Hal ini merupakan suatu proses
rencana dan biasanya berada di pusat-pusat
reinvestasi suatu lokasi di pusat kota yang
kota inilah akhirnya menjadi sumber masalah
dianggap kurang produktif. Namun proses ini
berantai dalam penataan ruang selanjutnya.
juga bukannya tanpa masalah. Bahkan bisa di-
Pada kondisi ideal suatu sistem peruma-
bilang cenderung menimbulkan masalah baru.
han dan permukiman dapat dinyatakan bahwa
Gentrifikasi biasanya diikuti dengan In-migra-
lokasinya minimal berada pada peruntukan
tion penduduk yang relatif mampu ke wilayah
perumahan dalam RUTR/RDTR Kota atau Ka-
tersebut sehingga lagi-lagi kaum miskin menja-
bupaten. Menciptakan kondisi yang lebih ideal
di kelompok yang tersingkirkan dalam hal ini.
untuk sistem perkotaan dalam pembangunan
Masyarakat miskin yang ada termarginalkan
dapat dilakukan dengan mempercantik kota
sehingga harus berpindah dari kawasan yang
tanpa harus menggusur, konsep On Site Upgra-
digentrifikasi.
ding menawarkan keunggulan membangun
Mencoba untuk merombak paradigma pe-
dan meremajakan kampung di tempat yang
nataan dari menggusur ke samping menjadi
sama serta tidak mencabut kehidupan mas-
menggeser ke atas, memang memilki efisiensi
yarakat di habitat aslinya. Sebenarnya wacana
yang lebih berbobot dengan prinsip relokasi
pembangunan perumahan bertingkat sudah
sementara dari pemda dengan cara memfasili-
berkembang sejak tahun 1990-an. Terdapat
tasi warga untuk melakukan konsolidasi lahan
beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh sis-
dan perencanaan hunian secara partisipatif
tem ini antara lain adalah adanya konsep Tri-
dibantu oleh para arsitek. Warga yang terkena
bina yang men-cover kebutuhan fisik, sosial,
tahap pertama difasilitasi untuk bisa bergeser
dan ekonomi, serta konsep upgrading yaitu
atau pindah sementara ke hunian warga lain
peremajaan lingkungan perumahan. Kekuatan
di sekitarnya agar lahan yang dibutuhkan siap
sistem ini dianggap sebagai program untuk
untuk dibangun. Pembangunan dan relokasi
mengurangi kemiskinan yang berhasil di dunia
kembali ketika 'Rumah Rakyat' tahap pertama
karena adanya insentif dari investasi yang ren-
sudah jadi, warga lama bisa kembali menem-
dah disebabkan keterlibatan masyarakat dan
pati unit baru pengganti miliknya kembali. Unit-
40
TH E P LANNE RS
unit hunian baru yang tersisa bisa diberikan bagi warga lain yang rumahnya terkena tahap berikutnya. jadi mereka cukup bergeser, tidak perlu dipindah jauh-jauh, secara paksa, tercerabut dari kehidupan asli mereka dan akhirnya terbentuklah lingkungan hunian di sepanjang sungai yang baik, bebas banjir, bersih, layak, hasil dari pembangunan kota yang manusiawi dan tetap patuh dan juga memenuhi berbagai regulasi yang ada. Contoh nyata dari permasalahan di atas adalah yang ada di sekitar kita yakni di Kota Yogyakarta. Remigius Edy, Ketua DPD REI DIY, menuturkan bahwa saat ini yang bisa menjadi solusi atas permasalahan seperti di atas adalah harus mulai direncanakannya pembangunan vertical housing di Yogyakarta. Menurutnya, vertical housing sangat cocok diterapkan di kota-kota yang semakin sempit lahannya. Satu cara untuk mensiasati harga tanah yang mahal dan berimbas juga pada pengurangan kemacetan. Sesuai dengan tujuannya, yaitu efektivitas, maka vertical housing biasanya membidik lokasi-lokasi yang dekat dengan pusat kegiatan. Sehingga penghuni yang tinggal di bangunan vertical housing tak perlu membuang waktu menuju tempat kegiatan. Akan tetapi ada hal penting yang
laman dan ruang keluarga, sehingga memun-
harus digarisbawahi adalah jika vertical hou-
gkinkan mereka melakukan sosialisasi secara
sing ingin diterapkan di suatu kota besar atau
maksimal. Mereka, terutama keluarga besar,
megapolitan perencanaannya harus matang,
merasa kurang nyaman tinggal di apartemen
terutama dari segi fisik bangunan dan budaya
yang ruangnya terbatas. Sebaliknya, mereka
penghuni bangunan. Umumnya masyarakat le-
lebih suka tinggal di rumah dengan konsep lan-
bih suka tinggal di rumah yang luas dengan ha-
ded housing ketimbang vertical housing.
HOLBECK URBAN VILLAGE HASNA LUTFIA K.
berkembang, Holbeck kemudian menjadi semakin terintegrasi dengan Kota Leeds. Sudah ber-
Holbeck urban village adalah suatu desa
munculan pabrik-pabrik mesin, seperti pabrik
yang terletak di kawasan Holbeck, di pu-
benang Mill John Marshall, pabrik lokomotif uap
sat Kota Leeds, Inggris. Nama Holbeck
pertama Matthew Murray Round Foundry di Wa-
sendiri diambil dari nama sungai yang me-
ter Lane, pabrik mesin Wordsworth dan Co di Sil-
lintasi ke sungai aire. Letak Holbeck diba-
ver Street milik Taylor, dan pabrik Tower Works.
tasi oleh stasiun kereta api Leeds City dan
Berkembangnya industri dengan kemun-
Sungai Aire di bagian utara; dibatasi jalan
culan pabrik-pabrik menyebabkan pasokan air
M621 di selatan; Jalan Victoria di bagian
semakin berkurang karena digunakan untuk me-
timur; dan jalan A643 di bagian baratnya.
menuhi kebutuhan pabrik dan pekerjaan lainn-
Awalnya Holbeck adalah sebuah desa
ya. Pada tahun 1832 dan 1849, Holbeck pun ikut
diluar kota Leeds. Desa ini berkembang man-
terkena wabah epidemi kolera (penyakit pada
diri dengan produksi tenun tangannya. Pro-
saluran pencernaan akibat bakteri, terjadi kare-
duk yang dibuat di desa ini kemudian dijual
na sanitasi yang tidak benar). Perubahan yang
ke Kota Leeds. Selain itu, industri di Holbeck
cepat dicatat oleh saksi mata kontemporer, Ed-
pun berkembang baik. Sebagai industri yang
ward Parsons: 'Holbeck adalah salah satu yang
paling ramai, salah satu yang paling kotor yang paling tidak menyenangkan, dan salah satu desa paling tidak sehat di daerah York ' (Parsons, 1834: 179).
Holbeck ban-
yak mengalami penurunan sejak saat itu.
Beberapa tahun terakhir ini, dilakukan
berbagai upaya untuk meregenerasi dan merevitalisasi HUV. Perencanaan yang dilakukan ikut melibatkan pendapat-pendapat dari penduduknya. Orang-orang dimintai pendapat mengenai draft perencanaan ‘Holbeck Urban Village Supplementary Planning Document’. Nantinya, rencana tersebut akan menggantikan ‘Holbeck Urban Village Revised Planning Framework’ yang sudah disetujui tahun 2006 lalu. Tujuan dari regenerasi ini ialah untuk menciptakan daerah yang berkembang dengan berbagai guna lahan namun tetap melindungi nilai sejarahnya yang unik. Banyak bangunan industi abad pertengahan abad ke-19 masih dipertahankan dan tidak berubah. Selain itu, dengan dilakukannya regenerasi ini diharapkan dapat menarik investor dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Tahun 2015, HUV dinobatkan sebagai
lingkungan terbaik di Inggris dan Irlandia pada Penghargaan Urbanisme 2015. Penghargaan ini merupakan penghargaan tahunan untuk melihat lingkungan perkotaan terbaik, paling berkelanjutan, atau paling diperbaiki lingkungannya.
HUV
terpilih sebagai pemenang karena inovasinya menggunakan dan memanfaatkan kembali bangunan-bangunan bersejarah.
H M P P L I TB
43
Pembangunan dengan Hati,
Hati Siapa? CARLOS NEMESIS
berlubang yang tidak pernah berkualitas baik. Tidak layak rasanya untuk masyarakat tinggal
JIKA kita seringkali berpergian pulang pergi
di daerah ini.
menaiki kereta, suara pengumuman kedatan-
Namun ada, ada masyarakat yang tinggal
gan kereta di Stasiun Bandung sudah akrab
bersama di daerah ini. Pada tanggal 26 Juli
rasanya. Seringkali kita mendatangi Stasiun
tahun 2016 warga RW 02 Kebon Jeruk men-
Bandung melalui pintu utara melalui Jalan Ke-
galami penggusuran yang dilakukan oleh PT
bon Kawung. Namun Anda sebagai warga Ban-
KAI dengan latar belakang bahwa tanah yang
dung, pernahkah melalui pintu selatan stasiun.
selama ini mereka tinggali merupakan tanah
Bagi anda yang pernah atau belum sudah tidak
ilegal. Merasa tidak diperlakukan dengan adil,
asing di telinga kita citra tempat di belakang
warga Kebon Jeruk bersama-sama berkumpul
stasiun bisa dikatakan buruk. Pada malam hari
dan mengajukan banding ke pengadilan. Tidak
banyak tuna susila yang berdiri di sepanjang
murah memang untuk mengajukan kasus ke
jalan stasiun belakang, truk-truk besar eks-
pengadilan, warga di sini harus berusaha le-
pedisi yang parkir di samping jalan, dan jalan
bih keras siang-malam untuk berdagang untuk
44
TH E P LANNE RS
menyisihkan uang penghidupannya agar bisa patungan mengajukan berkas ke pengadilan. Pada tanggal 31 Mei 2017 berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Klasis 1-A Bandung No : 380/PDT.G/2016/PN.BDG, bahwa PT KAI terbukti melakukan perbuatan melawan hukum dengan menggusur warga Kebon Jeruk. Bukti yang dimiliki oleh warga berupa pembayaran PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sejak tahun 1960-an. Sedangkan PT KAI hanya membuktikan foto copy hak pakai dari tanah yang sudah habis masa berlakunya. Mungkin bagi Anda yang tahu mengenai proses kepemilikan lahan, tentunya Hak Milik Bangunan merupakan hierarki tertinggi dari kepemilikan lahan, dan warga ini hanya memiliki Hak Guna Bangunan (HGB). Saya berusaha se-objektif mungkin menyampaikan apa yang saya temui dengan berusaha semaksimal mungkin tidak memihak. Bahwa kedua pihak ini merupakan akibat dari proses perencanaan yang tidak baik. Sebuah kasus nyata ketika development plan berbenturan dengan property right. Bahwa pengembangan Stasiun Kota Bandung nantinya akan menjadi lebih masif dengan konsep TOD (Transit Oriented Development) namun ada warga juga yang memiliki hak untuk hidup di sana. Usaha relokasi sudah pernah dilakukan, namun warga tidak dapat menerima usaha tersebut karena tempat yang tidak layak di rusun yang baru. Dalam berkomunikasi sudah sepatutnya kita memperhatikan tiga komponen penting, yakni : fakta, rasa, dan tujuan, karena kita se-
H M P P L I TB
45
dang berhadapan dengan manusia tentunya. sejahterakan seluruh pihak, rasanya hanyalah Fakta bahwa warga Kebon Jeruk sudah ting- sebatas rencana. Berikut adalah foto-foto dari gal lama dan memiliki Hak Guna Bangunan, perjuangan rakyat Kebon Jeruk yang saya turut ada nya fakta PT KAI melakukan pelanggaran berpihak di dalamnya. Bahwa disini terdapat sakarena sembarang menggusur. Namun terda- tu-persatu orang-orang yang memiliki cita akan pat fakta lain bahwa PT KAI memiliki rencana tempat tinggal yang layak dan bersahabat. Bapengembangan ke depan yang juga berman- gaimana rasanya sebuah gerakan bersama sufaat untuk orang pengguna moda transportasi dah jarang kita temui namun berhasil dilakukan kereta api. Rasa yang ada pada kasus ini bera- warga Kampung Kota Kebon Jeruk. Dalam progam, Dari sudut pandang warga, keterikatan sesnya sendiri warga Kebon Jeruk mengalami terhadap tempat ini tidak bisa sekejap dihilan- penekanan-penekanan oleh Polsuska (Aparat gkan, lingkungan komunal tidak bisa dirasakan Pengaman Stasiun), sampai kepada Surat Perdi tempat yang baru. Pada akhirnya tujuan dari ingatan Penggusuran kembali karena warga berpembangunan adalah menciptakan harmoni. sikukuh untuk membangun dan sudah berdiri Namun dalam tahapannya tidak selalu berja- beberapa bangunan di atas tanah ini. Hingga lan mulus bahkan menghalangi tujuan pem- akhirnya warga turun untuk berdemo ke depan bangunan itu sendiri.
stasiun menuntut adanya keadilan untuk bisa
Pembangunan kota yang mencoba men- hidup kembali dengan tenang.
46
TH E P LANNE RS
Kampung pun Berhak Untuk Bermimpi MAHENDRA AULYA BILA kita mendengar kata kampung kota, pasti-
wajar saja bila citra dari kampung kota, sebuah
lah pikiran kita akan mencitrakan hal-hal negatif
lingkungan yang ditinggali kaum urban, berko-
seperti padat, sesak, kumuh, tidak beraturan
notasi dengan hal-hal negatif.
dan hal-hal negatif lainnya. Hal tersebut terjadi
Kampung kota memang sering kali dipan-
karena perwujudan kampung kota di Indonesia
dang sebelah mata, dihubungkan dengan citra
pada umumnya sesuai dengan citra yang ditam-
yang negatif, dan diinjak oleh pembangunan
pilkan oleh pikiran-pikiran tersebut. Kampung
perkotaan yang gegap gempita. Sering mas-
kota sendiri merupakan kawasan permukiman
yarakat kampung kota dianggap tidak dapat
di kota yang orang-orang didalamnya masih
beradaptasi dengan pembangunan perkotaan.
mengimplementasikan dan masih berperilaku
Dan hasilnya, mereka sering tergusur, terping-
dengan budaya “kampung”. Budaya disana di-
girkan atau terabaikan. Padahal, sebagai warga
sebut budaya “kampung” karena orang-orang
negara yang memiliki kedudukan yang setara
yang bermukim di kampung kota umumnya
di mata hukum, mereka seharusnya memiliki
adalah kaum urbanisasi yang berasal dari desa/
hak dan kesempatan yang sama bukan dalam
kampung dan masih berperilaku seperti mereka
hal bertempat tinggal dan berkehidupan yang
berperilaku di kampungnya, dimana kita tahu
layak? Bahkan kampung kota seharusnya dijadi-
bahwa budaya “kampung” tersebut sejatinya
kan bagian yang penting dalam pembangunan
tidak cocok diterapkan secara mentah di dalam
suatu perkotaan. Dalam Kampung Kota sebagai
kehidupan perkotaan. Benturan dua budaya ter-
Sebuah Titik Tolak dalam Membentuk Urbanitas
sebutlah yang mengakibatkan pada umumnya
dan Ruang Kota Berkelanjutan, Agung Cahyo
dan pada seringnya masyarakat kaum urban
Nugroho berkesimpulan bahwa kampung kota
sering terpinggirkan dan tersisihkan sehingga
merupakan titik tolak dalam menemukan urba-
H M P P L I TB
47
nitas baru di Indonesia, karena mampu menjadi
tasi oleh UN-Habitat untuk menyelesaikan ma-
kunci dalam membina kehidupan perkotaan
salah permukiman kumuh di dunia.
yang lebih baik.
Selain dari dalam negeri, kita juga dapat me-
Perwujudan atau realisasi dari mimpi-mim-
nengok keberhasilan yang diterapkan di negara
pi dari kampung kota adalah salah satu pen-
lain dalam hal perbaikan kualitas kampung ko-
gakuan bahwa kehidupan dan pembangunan
tanya. Seperti contohnya Mumbai Slum Impro-
perkotaan mutlak membutuhkan dukungan
vement Programme di India dan Kenya Slum Up-
dari kelas masyarakat dibawahnya. Hal lain
grading Programme (KENSUP) yang dilakukan
yang menjadikan perwujudan mimpi tersebut
UN-Habitat di Kenya. Ada inovasi yang dimun-
penting adalah kedatangan kaum urban dari
culkan dari kedua program diatas, yaitu keterli-
desa yang secara terus menerus yang membuat
batan sektor privat dalam menjalankan program
pembangunan perkotaan kedepannya sudah
tersebut. Keterlibatan sektor privat ini sangat
tidak dapat mengelak lagi akan keberadaan,
membantu keberjalanan program karena hanya
keterlibatan, serta peran kampung kota ini. Data
oleh sudut pandang sektor privat, kelemahan
Bappenas menyebutkan, diprediksi pada tahun
dan kekurangan tertentu dari suatu program da-
2020 nanti 58 persen penduduk Indonesia akan
pat diketahui. Selain itu, sudut pandang lain dari
tinggal di kawasan perkotaan dan presentase itu
sektor privat adalah selalu menerapkan ekfek-
diprediksi akan terus bertambah hingga 70 per-
tifitas dan efisiensi dalam melakukan sesuatu.
sen pada tahun 2035.
Sehinga program dapat dijalankan dengan baik
Beberapa contoh program-program perbai-
dan tepat sasaran.
kan kampung kota yang dapat dijadikan alter-
Dari paparan diatas dapat kita ketahui sebe-
natif solusi untuk merealisasikan mimpi-mimpi
narnya tidaklah sulit mewujudkan mimpi-mim-
yang muncul dari tidurnya kampung kota seka-
pi yang dibangun untuk kampung kota. Sudah
ligus solusi untuk pembangunan perkotaan an-
banyak macam cara yang dilakukan mengha-
tara lain Model Penataan Kali Code Yogyakarta,
silkan keberhasilan dalam mewujudkan mimpi
Penataan Stren Kali Surabaya, Penataan Komu-
dari kebanyakan masyarakat kampung kota,
nitas Ciliwung Merdeka, dan Penataan Partisipa-
yaitu berkehidupan yang layak. Hanya dibutu-
tif Bungkutoko, Kendari. Solusi tersebut dipilih
hkan komitmen sepenuh hati dari pihak-pihak
dan dipandang sebagai solusi terbaik untuk
didalamnya untuk terus mewujudkan mimpi
merealisasikan mimpi-mimpi yang muncul dari
dari kampung kota – kampung kota lainnya. Me-
tidurnya kampung kota sekaligus solusi untuk
mang benar kampung kota berhak untuk ber-
pembangunan perkotaan karena menguntun-
mimpi, karena bermimpi adalah sebuah kebe-
gkan semua pihak yang terkait, menggunakan
basan untuk semua manusia. Tapi apakah kita
prinsip yang benar berupa penataan, partisipa-
mau membiarkan kampung kota tetap tertidur
tif, dan pemberdayaan serta diakui dan diadap-
hingga tak dapat mewujudkan mimpinya?
48
TH E P LANNE RS
Festival Kampung Maroon BANDUNG - Pada Minggu tanggal 12 No-
Acara ini tentu menjadi wahana masyarakat
vember 2017 telah dilaksanakan Festival
untuk bersilaturahmi serta mengeksplorasi
Kampung Maroon oleh Divisi Sosial
bakat dan kesenian. Pembangunan pojok
Masyarakat HMP PL ITB di Kampung Bra-
baca pun dinilai sangat bermanfaat guna
ga RW 07 Kota Bandung. Acara tersebut
meningkatkan minat baca terutama untuk
terbuka untuk masyarakat umum mulai
anak-anak RW 07 Braga.
pukul 18.30 sampai 22.00. Mata acara nya yakni Peresmian Pojok Baca, Lomba Fashion Show, Tari-tarian, Vocal Group, Angklung Interakatif, Penampilan Band, dan Paduan Suara. Menurut beberapa pendapat warga setempat, mereka sangat senang terhadap acara Festival Kampung Maroon ini, karena belum pernah diadakan sebelumnya.
URBAN MOTION VOL. 2.0 BANDUNG - Urban Motion adalah acara ber-
mengenai permasalahan dan solusi terkait
kala 2 tahunan yang diadakan oleh Himpunan
isu-isu keplanologian, membangkitkan karya
Mahasiswa Teknik planologi Pangripta Loka
keilmuan planologi bagi mahasiswa Indone-
(HMP-PL) Institut Teknologi Bandung. Acara
sia sebagai sarana penyikapan isu-isu terkait
tersebut mulai diadakan sejak tahun 2010.
keplanologian dengan alternatif rekomendasi
Urban Motion kembali diselenggarakan pada
solusi terhadap suatu permasalahan, dan
tahun 2017 dengan nama Urban Motion Vol.
sebagai bentuk eksistensi HMP PL ITB. Urban
2.0. Urban Motion bertujuan memperkenalkan
Motion Vol 2.0. mengangkat isu kampung kota
keilmuan planologi keypad masyarakat
yang konsidisinya saat ini merupakan fenome-
sehingga meningkatkan kesadaran masyarkat
na yang menyimpang dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Belum semua kata menerapkan perencanaan yang memperhitungkan keberadaan kampung kota. Urban Motion Vol 2.0 merupakan salah satu acara yang menyediakan informasi dan ide-ide solutif serta inovatif untuk penyelesaian masalah kampung kata, khususnya upaya-upaya dalam mencapai pemenuhan kriteria-kriteria yang ada pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Urban Motion Vol 2.0 digelar dengan empat rangkaian acara utama, yaitu acara Kompetisi, Pre-Event, Main Event, dan Post-Event. Kompetisi terdiri dari 5 jenis lomba yaitu lomba fotografi dan videografi dengan katagori peserta umum; lomba poster dan esai dengan
50
TH E P LANNE RS
katagori peserta siswa SMA; serta lomba karya
merintah, LSM, dan berbagai komunitas yang
tulis ilmiah dengan katagori peserta maha-
bergerak di bidang pengembangan kampung
siswa. Pre-Event sendiri terdiri dari beberapa
kota dan sudut pandang akademisi dalam
kegiatan, yaitu puzzle run yang merupakan
keilmuan planologi. Post Event yang menjadi
perlombaaan lari jarak dekat yang akan disisi-
rangkaian penutup acara Urban Motion Vol.
pi dengan games yang interaktif dan edukatif
2.0. yang diisi dengan acara exhibition dan
untuk memperkenalkan keberadaan kampung
concert. Exhibition merupakan pameran karya
kota kepada masyarakat oleh narasumber-na-
yang terkait dengan kampung kota maupun
rasumber yang mumpuni di bidangnya; Baazar
karya yang berhubungan dengan ranah plano-
yang menjadi ajang memasarkan prduk
logi. Karya yang dipamerkan merupakan hasil
buatan masyarakat Kampung Kota; Movie
rangkaian lomba berupa foto, paper, video,
Screening yang mempublikasikan acara Urban
esai, dan poster. Selain itu, terdapat pula
Motion Vol. 2.0 dan pembelajaran kampung
karya-karya dari HMP PL ITB sebagai penyelen-
kota melalui media film; dan Games yang diisi
ggara Urban Motion 2.0. Concert yang diisi
dengan permainan yang merupakan lanjutan
pertunjukkan musik yang ditampilkan oleh
dari kegiatan puzzle run serta hiburan dari
berbagai pengisi acara, baik dari perwakilan
penampilan warga kampung kota. Main Event
kampung kota, unit kegiatan mahasiswa di
acara Urban Motion diisi dengan seminar dan
ITB, anggota himpunan, performer yang bera-
talkshow mengenai pengenalan kampung
sal dari luar kampus, dan juga bintang tamu
kota dari berbagai sudut pandang meliputi pe-
terkemuka.
H M P P L I TB
Oleh: Anandhyka Ramadhan
51
52
TH E P LANNE RS
>GALERI Seminar Riset dan Inovasi
18 April 2017 Penyerahan Plakat Seminar Riset dan Inovasi kepada dosen Planologi ITB Bapak Tizar M. K. Bijaksana
18 April 2017 Survei riset majalah The Planners di Kampung Braga RW 08
September 2017 Pertunjukan anak anak kampung kota Braga di Festival Kampung Maroon
12 November 2017
H M P P L I TB
53
Pramadya Fazriandi Rusmana Tanpa Judul
The Journey to The East of Java “The Javu 2017”
21-25 Mei 2017 Mengunjungi Kampung Jodipan Malang
23 Mei 2017
54
Lihatlah Dia, Kawanku!
TH E P LANNE RS
pada siapa ia berkeluh meminggul dosa nan amat jenuh salahkah dia? perlukah dia? berdosa hanya sebesar puyuh menanggung seisi kota nan sungguh angkuh ia sungguh tangguh! kemana tuju ia mengharap atas semua kadas dan kurap hilirkah? kotakah? bila ia sudah lagi tak dianggap beserta kampungnya yang tak sedap siapakah yang harus hilap?! salah siapa ia begitu tak ber-uang, tak ber-moral, tak ber-ilmu ke-tak-ganteng-an-nya? buruk usahanya? bermodal seribu melawan pasar berduit biru harusnya kita tahu! lalu kenapa kenapa ia disana ia memilih? bisakah? lahir dari indung yang tak beda semua usaha tiada artinya percayalah wahai kawan ia mencoba namun tak mampu terkena imbas busuknya kota namun dihina oleh sang kota lalu apa? membuangnya!? menggusurnya!? satu hal yang membuat itu belum terjadi wahai kawan rajamu masih bingung siapa korban setelahnya. harusetia, 19 Juni 2017
H M P P L I TB
55
DATA PRESTASI LOMBA HMP PL PERIODE FEBRUARI-NOVEMBER 2017 No 1
Nama
NIM
Angga Safik
15413008
Fitrah Ramadhan
15415017
M. Danar
15415077
Sisilia Vidia
15415018
Syahri Ramadhan
15413093
Fatimatuz Zahro
15413110
Lathifah N Juhara
15413110
4
Nikmah Rima
5
Prestasi
Jenis
Kompetisi Indonesian-
Tingkat
Juara 1
Project
Juara 1
LKTI
Juara 3
LKTI
15414079
Juara 2
Esai
Eko Fajar Setiawan
15414035
Juara 1
LKTI
Eko Fajar Setiawan
15414035
Carlos Nemesis
15414065
Radesma Sypohira
15414006
M. Fariz Agung
15415003
Dzaki Naufal
15415032
Saghita Desiyana
15415026
8
Fakhrisya Ayutia Zahra
15414099
9
Carlos Nemesis
15414065
Juara 2
Project
CIVIL EXPO 2017
Nasional
10
Salma Ayu Ramadhani
15414
Juara 2
Maket
Young Leader of Energy Camp 2017
Nasional
11
Bernardus Andre
15414094
Juara 2
Esai
2
3
6
7
Presented Paper
Paper
Netherland Water Challenge Paper Accounting Week Universitas Andalas
Paper Acccounting Week Universitas Andalas Essay Competition Educreation UNY Indonesia CSR Exhibition International Seminar: Reconstructing Public Administration Reform
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional Nasional
Internasional
Competition of National EconoJuara 2
LKTI
mics Research and Innpvation
Nasional
(CONCERN) 2017 Juara Harapan
Project
ASEAN-ROK Vision Innovation Competition 2017
Kompetisi Ilmiah Nasional UNESA 2017
Internasional
Nasional
HMP PL ITB Badan Pengurus “Berkibar” 2017/2018