Media Informasi Indonesia Climate Change Center
Foto: Budhi Marta Utama/ICCC
Edisi 4 - November 2013
SIAPKAH INDONESIA? Untuk sukses menurunkan emisi pada tahun 2020
Oleh: Dadang Hilman
Lahan gambut harus mendapat perhatian yang lebih serius untuk keberhasilan Indonesia dalam mengurangi emisi sebesar 26-41% pada tahun 2020. Jika tidak dikendalikan, maka gambut di Indonesia yang menyimpan hampir sepertiga karbon tanah dunia akan menjadi sumber yang sangat besar meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK). ejadian kebakaran hutan termasuk gambut yang rutin terjadi di Indonesia harus segera diatasi. Jika tidak, Indonesia akan dianggap gagal dan kredibilitasnya turun di mata dunia, khususnya untuk isu perubahan iklim yang saat ini sudah menjadi satu isu prioritas internasional.
K
Hiratsuka melakukan pengukuran ketersediaan biomassa di Kalimantan Timur pada hutan terbakar dan hanya menemukan sisa biomassa sebanyak 8-10 t/ha hingga 9-17 t/ha. Dua penelitian ini menunjukkan jumlah sisa biomassa hampir sama setelah terjadinya kebakaran.
Karakteristik emisi GRK dari kebakaran gambut sangat kompleks. Banyak faktor yang memengaruhi untuk mengukur jumlah emisi dari kebakaran gambut, mulai dari jumlah area yang terbakar, jenis api, struktur vegetasi, hidrologi, sejarah cuaca, jumlah biomassa yang terbakar, jenis biomassa yang terbakar hingga bagaimana biomassa tersebut terbakar.
Bisa dipastikan jika emisi dari hutan, termasuk kebakaran lahan gambut, merupakan salah satu target dalam menurunkan emisi GRK di Indonesia dan ini telah masuk dalam Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) penurunan emisi GRK. Dalam dokumen tersebut instansi pemerintah dan lembaga terkait harus melakukan upaya implementasi termasuk penanganan (kebakaran) lahan gambut.
Penelitian yang dilakukan oleh Englhart tahun 2013, menyatakan bahwa kebakaran lahan gambut telahmengakibatkan hilangnya 92% biomassa dari 154 t/ha gambut. Peneliti gambut Hishimoto dan
| Edisi 4 - November 2013
Kerangka kerja rinci (KKR) dan mekanisme kerja rinci (bersambung ke halaman 7)
1