Warta IATMI IATMIIATMI Program OPEC Diganggu Produksi Minyak AS Oleh: Irfan Danu Rahatwan (TK’15) Organization
of
the
Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sejumlah negara produsen
minyak
non-OPEC
lainnya
sedang
berupaya
melakukan pemangkasan produksi minyak. Namun, ditengah upaya ini, Amerika Serikat (AS) justru terus
memproduksi
minyak
shalenya. Padahal, banyak pihak telah mengingatkan bahwa peningkatan output di Amerika Serikat dapat menggagalkan upaya OPEC dan negara produsen minyak lainnya untuk menyeimbangkan pasar minyak global dengan memangkas produksi. Produksi minyak di AS sendiri menurut Reuters naik hingga sekitar 10 persen sejak pertengahan tahun 2016 hingga 9.43 juta bph terhitung pada bulan Agustus 2017, walaupun produksinya menjadi menurun 2 bulan terakhir. Namun level output ini mendekati output produsen minyak terbesar dunia, Rusia dan Arab Saudi. Seperti diketahui, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sejumlah negara produsen minyak non-OPEC lainnya menyelenggarakan pertemuan pada 25 Mei 2017 lalu. Dalam pertemuan tersebut disepakati perpanjangan masa kesepakatan pemangkasan output hingga Maret 2018. Pemanjangan pemangkasan ini tidak diikuti dengan penambahan besaran pemangkasan. Tentu saja apa yang dilakukan AD tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar karena dianggap bertolak belakang dengan ekspektasi sebagian pelaku pasar, dan dapat mengganggu stabilitas pasar minyak global. Namun menurut Menteri Perminyakan Kuwait sebagai salah satu anggota OPEC, Essam El-Marzouq, stabilitas akan tetap terjaga dengan mengedepankan