WARTA 1 SPBU Pendatang Baru, Vivo, Belum Dapat Beroperasi
B
adan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia bertambah satu dengan kehadiran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan merek
Vivo.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Vivo,
Syahrial mengungkapkan, SPBU Vivo dioperatori oleh PT Nusantara Energy Plant Indonesia (NEPI). "Vivo adalah penyalur dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia," ujar Ego, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta pada Jumat lalu (22/9/2017). NEPI memiliki induk usaha di Singapura, yaitu Vitol Asia Pte Ltd. Perusahaan NEPI adalah investasi asing langsung di Indonesia, yang bisnisnya mencakup sektor energi, minyak dan gas (migas). Namun, Ego pun mengatakan nyatanya hingga kini Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo belum mengantongi izin penyaluran, meskipun sudah mengantongi izin usaha umum BBM. sehingga Vivo belum diperbolehkan beroperasi. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ESDM Nomor 16 Tahun 2011, semua lembaga penyalur harus mendapatkan Surat Keterangan Penyalur (SKP) dari Direktorat Jenderal Migas. Perusahaan yang memiliki induk di Singapura tersebut belum mendapatkan SKP dari Direktorat Jenderal Migas. Pasalnya, saat mengajukan permohonan penerbitan SKP, ada syarat yang belum terpenuhi. "Saat ini Vivo sudah mengajukan permohonan penerbitan SKP. Namun dikembalikan oleh Ditjen Migas karena belum memenuhi persyaratan yang dibutuhkan," jelas dia. Menurut Ego, pada Rabu 20 September 2017 instansinya telah meminta NEPI untuk menghentikan kegiatan uji coba penyaluran pada SPBU tersebut. "Ditjen Migas telah meminta PT NEPI untuk segera mengurus penyelesaian administrasi untuk mendapatkan SKP," dia menandaskan.