32
Vol. IV No. 3
Vol. IV No. 3, 5 - 25 Juni 2009
Kapusreg Bali dan Nusra tentang RTRW:
Jangan Merusak Kehidupan Manusia dan Makluk Lain
A
pa saja dokumen teknis itu? Daya dukung dan daya tampung. Sehingga kalau menentukan hutan ini sebagai objek wisata apakah daya dukung sanggup atau tidak. Kalau bisa sebagai pariwisata ya silahkan jalankan. “Jangan sampai kemudian sebagai hutan lindung lalu digunakan sebagai pariwisata. Ini yang sering terjadi. Akan hancur Bali jadinya,” tandas Sudirman sembari mengingatkan agar mengacu pada dokumen teknis dalam rangka menyusun RTRWP. “Artinya ada pegangan dokumen teknis untuk menyusun itu,”sebutnya menilai yang sering melakukan kekeliruan itu adalah yang biasa merubahrubah yang sudah sesuai menjadi tidak sesuai. “Inilah yang sering dilakukan,”imbuhnya. Secara nasional kan sudah ada pemetaan. Dan tinggal dijabarkan di tingkat provinsi. Saat ini lanjutnya semua orang sudah banyak memberi masukan. Biarkan saja mereka memberi masukan dulu, lalu dikaji lagi, dikritis lagi oleh yang lain. Semua orang berhak memberi masukan. Silahkan saja. Asalkan tim penyusun RTRWP sigap juga. “Jangan sampai rumusan itu tidak diakomodir dan
Bagi penghuni kota metro, Kopi Bali House (KBH), sudah jadi trademark tersendiri untuk makanan dan minuman. Selain karena berlokasi di kawasan yang sangat strategis — Jalan Bypass Ngurah Rai — KBH juga masih berada dalam lingkaran kawasan wisata Sanur. Tak sedikit yang berkomentar bahwa KBH identik dengan tempat kumpul-kumpul para pebisnis/pengusaha, eksekutif muda, termasuk selebritis ibukota yang plesiran di Bali pasti mampir ke restoran yang bernaung di bawah produk Kopi Bali Cap Kupu-Kupu Bola Dunia yang sudah mendunia itu.
© poll
Sudirman
Sebagai orang pusat yang ada di daerah Anda melihatnya bagaimana? “Kalau saya melihat, terkait tata ruang harus ada dokumen teknis sebagai pertimbangan untuk menentukan tata ruang.
KBH: One Stop Restaurant & Coffee Gallery
jadi masalah,” ungkapnya meminta kalau beri masukan yang resmi dong, kepada Bappeda. Kalau saya ikuti aturan yang ada, sesuai dengan tata ruang nasional dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal dalam menjaga Bali. Kapusreg mengingatkan beberapa hal yang mesti diperhatikan yakni pertimbangkan kebijakan nasional dan kearifan lokal. Kedua harus ada dokumen teknis dalam menentukan pelaksanaan peraturan tata ruang. Dokumen teknis berupa daya dukung dan daya tampung bagi Bali. Daya dukung adalah kemampuan lahan daerah dalam rangka pengembangan kegiatan lain. Yang paling penting adalah mencari masukan sebanyak mungkin tapi secara formal. “Jangan semaunya sendiri,”ungkapnya memberi contoh apa yang dilakukan kampus Udayana adalah sesuatu yang positif. Melakukan kajian melalui kegiatan ilmiah. Dikaji pasal per pasal. Daya dukung lingkungan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makluk hidup lainnya. Daya tampung katanya, kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan atau komponen yang ada didalamnya. Kalau di situ ada daerah, dimasukan satu kegiatan apakah bisa mendukung perikehidupan manusia. Artinya, mengubah/nggak tata kehidupan manusia, mengubah/nggak pola kehidupan makluk hidup lain yang ada di situ. “Artinya pengaturan tata ruang itu jangan sampai merusak
T
ak hanya tempat makannya yang nyaman, tetapi berbagai jenis menu makanan dan minuman tersedia di KBH dengan berbagai cita rasa lokal, nasional dan asing. Ada balinesse food, indonesian food, european food. Ada juga fasilitas meeting dengan kapasitas 50 seats. Dan, salah satu coffee shop yang menawarkan pengalaman yang lengkap tentang kenikmatan dari kopi legendaries di Bali hanya ada di KBH. Khusus untuk kopi, KBH merupakan coffee house, reaturant,
5 - 25 Juni 2009 C3-80
retail outlet, training center dan tempat bersantai yang nyaman. Aroma biji kopi bakar yang segar akan menyambut langkah anda ketika baru menginjakkan kaki pertama kali di Kopi Bali. Di sini tersaji berbagai kopi pilihan terbaik Indonesia, bahkan dunia. Dan, semuanya dikemas dengan citarasa kopi asli yang sempurna manakala melihat berbagai souvenir yang terbuat dari kopi, gallery lukisan dari kopi, parfum dari kopi. Arsitektur bangunan dan furniture-nya tak kalah menarik melengkapi kunjungan anda untuk bersantai sambil menikmati berbagai menu pilihan yang kreatif untuk appetizers, soup, crisp salads, sandwiches, burger, pizza dan pasta, beragam makanan Indonesia dan juga internasional. Di samping itu, tersedia juga pilihan roti dan pie. Di bagian lain, tersedia juga kopi kemasan di samping beragam produk seperti cangkir kopi, buku, berbagai souvenir dan bingkisan produk kami.
Salmon Thai Sauce
kehidupan manusia dan makluk lainnya. Atau terjadinya degradasi. Misalnya kawasan Kuta, tak diperbolehkan lagi untuk membangun sehingga tidak kesulitas untuk mendapat air bawah tanah,”jelasnya seraya memastikan agar pembangunan diarahkan kepada daerah-daerah yang daya tampung dan daya dukungnya masih memungkinkan. Tata ruang Bali itu diperuntukan pada komponen-komponen yang daya dukung dan daya tampung
PKB Ke-31 dan Arti Sebuah Tema
From Hot to Frozen
masih diperbolehkan. “Jangan yang sudah tak mampu dipaksakan,” tegasnya. Untuk itu perlu ada kajian lingkungan hidup strategis yang intinya mengharuskan salah satunya adanya daya dukung dan daya tampung. Dalam pengamatan Pusreg Bali dan Nusra terkait tata ruang Bali secara keseluruh masih
KBH juga memberi kesempatan melakukan pelatihan baik formal maupun informal bagi group dan perseorangan untuk memperoleh cangkir kopi yang nikmat dari proses awal produksi. Untuk eventevent tertentu, KBH mendapat orderan untuk menyajikan kenikmatan kopi asli bagi costumer. KBH menyediakan juga berbagai jenis souvenir yang terbuat dari coffee seperti parfum, lukisan, candle. “Singkatnya semua souvenir terbuat coffee,” kata Agung Bolin, Restaurant Manager KBH. Cara penyajian dan kenikmatan produks yang ditunjukkan KBH memang tak kalah dengan coffee brand asing seperti starbucks, excelso. “Ya,..kualitas penyajian dan rasanya memang dirancang sama dengan brand asing,” ungkap Bolin sembari menyebutkan beberapa pihak dalam dan luar negeri meminta agar coffee Bali di franchise-kan. “Management dan owner masih mempertimbangkan soal itu. Karena soal rasa dan penyajian mestinya sama dengan yang di Bali,” sebutnya Coffee Bali tak hanya menyediakan coffee Bali dan Indonesia semata. Ada juga makanan dan minuman Eropa, bahkan Chinese Food.. Berbagi jenis minum dan juice dengan cita rasa yang sama dengan restoran ber brand asing. Edisi depan bertema ’Kopi Luwak Andalan (image/013) KBH’. sangat lemah. “Pengawasan masih sangat lemah terkait penggunaan fungsinya. Untuk itu setelah jadi Perda mestinya tegakkan pengawasan dan harus konsisten. Jangan seperti yang terjadi selama ini sudah jalur hijau tapi tetap dilanggar,” tandasnya. (image/poll/ habis)
Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Bali dan Nusra Kementerian Lingkungan Hidup RI Jl. Ir. Juanda Renon Denpasar - Bali, Telpon (0361) 244172, Fax. (0361) 233448
Gagasan Kuhn untuk Kadin ke Depan (1)
Jangan Dibiarkan Stakeholder Jalan Sendiri Kendati Musyawarah Provinsi Kamar Dagang dan Industri (Musprov Kadin) Bali baru dihelat September mendatang, sejumlah anggota yang nota bene para pengusaha di Pulau Dewata mulai membicarakan kiprah dan peran wadah organisasi satu-satunya bagi pengusaha tersebut di masa mendatang. Kasak-kusuk mengenai pengganti Gede Wiratha, yang sudah dua periode memegang jabatan ketua umum pun mulai nyaring diwacanakan. Sebab, UU dan AD/ART Kadin hanya mentoleransi dua kali masa jabatan. Untuk mengetahui apa dan bagaimana peran serta kiprah Kadin, siapa kandidat yang layak menakhodai Kadin Bali ke depan, berikut buah pikiran anggota Dewan Pertimbangan Kadin Bali, Panudiana Kuhn kepada ImageBali Travel News belum lama ini.
S
ecara nasional, kata Kuhn yang saat ini sebagai Ketua Apindo Bali, kiprah dan peran Kadin sangat bagus dan berkembang. Semua program jalan. Anggotanya aktif. Komunikasi antarpengurus dan para pengusaha berjalan harmonis. Komunkasi dengan pemerintah pusat pun terjalin sangat baik sehingga beberapa agenda pemerintah yang bersentuhan langsung dengan bisnis, termasuk perekonomian tanah air Kadin senantiasa dilibatkan. Bahkan saat pemerintah punya agenda kunjungan ke luar negeri, Kadin selalu diajak. Selain itu beberapa kebijakan strategis lintassektoral dan antardepartemen, pendapat Kadin selalu didengar. Ada sejumlah bukti yang dirasakan sampai ke daerah-daerah berkenaan dengan masukan dan saran pengusaha Indonesia yang dijadikan bagian terpenting dalam kebijakan strategis pemerintah
terkait dengan perekonomian di tanah air, termasuk hal-hal yang berhubungan dengan investasi. “Itu sesungguhnya peran dan kiprah Kadin yang sudah terbukti dan tak terbantahkan karena Kadin merupakan wadahnya para pengusaha mulai dari pengusaha kecil sampai pengusaha menengah ke atas. “Mestinya, irama dan akselerasi peran yang dimainkan pusat itu diikuti oleh pengurus di daerah,” kata pria yang akrab disapa Kuhn itu. Lantas bagaimana dengan Kadin Bali? “Gak berkembang, gak jalan. Hubungannya dengan pemerintah daerah pun pasang surut, dan lebih dominan surutnya,” jawabnya. Kok bisa? “Pertanyaan saya, apakah 46 stakeholder yang tergabung dalam Kadin Bali saat ini merasa memiliki Kadin atau kagak?. Apa yang bisa dijual dari saat ini? Gak ada ‘kan? Mengapa? Karena anggota merasa tak memiliki Kadin,” ujarnya dengan nada tanya sembari menjelaskan
selama ini yang terjadi adalah asosiasi berjalan sendiri-sendiri dan apa yang menjadi kebutuhan mereka tak terwadahi dengan baik sehingga mereka lebih cenderung memperkuat diri-sendiri. Selain itu ada beberapa problem mendasar yang mengganjal sehingga peran dan fungsinya tak berjalan maksimal seperti tidak mandiri, SDM kesekretariatan yang belum professional, sekretariat yang belum representatif dan belum menjadi mitra pemerintah efektif. “Beda dengan Kadin Pusat, yang sungguh-sungguh jadi mitranya Presiden. Mestinya, Ketua Kadin di daerah menjadi mitra gubernur, bupati/walikota,” ujar Kuhn. Hal itu, menurut Kuhn, kapan dan di mana saja bisa membangun komunikasi mengingat posisi antarpengusaha (anggota kadin), dan antara Kadin dengan kepala daerah adalah sejajar. Karenanya, harus saling merangkul. Dengan demikian
Art & Culture 23 Dialogue
Deklarasi Budaya Bali
Save Our 24 Destination
Spirit Luncurkan HAPE TV
Mestinya Check Cross Dulu
Simpang 26 Enam
Profile
30
z Kunjungan Wisman ke Bali Kuartal I
Kali Ini, Pawai tanpa Presiden P
PKB 2009 dalam Rancangan - Pasti Beda dengan Pasar Malam!
Sejak Pesta Kesenian Bali (PKB) I digelar tahun 1979 dan dipusatkan di Taman Budaya Denpasar — popular disebut Art Center — tampak berjalan seperti air selama sebulan bertepatan dengan libur sekolah. Dan, selalu menampilkan 5 program pokok: pawai, pagelaran, parade/lomba, pameran, dan serasehan. Karenanya, terkesan monoton alias tidak ada hal yang baru, termasuk dalam PKB ke-31 tahun ini.
M
ungkin saja karena terus bertahan dengan lima kegiatan pokok tadi sehingga dalam sepuluh tahun terakhir ini PKB menjadi sorotan publik. Selain dikesankan monoton, kerap juga dibilang semrawut, kotor, bahkan tak beda jauh dengan pasar
malam. Jumlah pedagang kaki lima yang menonjolkan pernak-perniknya lebih banyak ketimbang pagelaran seni. Orang yang datang orientasinya untuk belanja atau sekedar memenuhi hasrat material. Bukan untuk menikmati seni. Lantas bagaimana dengan PKB 2009?
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dr. IB. Sedhawa, M.Si., mengatakan, mulai tahun 2009 ini, fungsi PKB sebagai tempat mengekspresikan diri secara estetika, sosial, dan budaya akan dikembalikan. Semua komunitas seni dan tradisi bebas mengekspose diri, baik dari komunitas seni pinggiran, pedalaman, maupun dari komunitas Halaman 31 PKB 2009......................................................................
esta Kesenian Bali (PKB) ke-31 tahun 2009 dilaksanakan mulai 13 Juni – 11 Juli 2009. Kelihatannya, PKB kali ini agak berbeda. Boleh juga dikatakan, ada nuansa baru yang rada-rada tak lazim jika dibandingkan dengan 30 tahun (30 kali) sebelumnya. Apa itu? Selain pembukaan pawai tidak lagi di depan monumen perjuangan rakyat Bali Bajra Sandhi, Renon, Presiden RI atau pejabat yang mewakili tidak diundang dalam pawai yang menandai perhelatan akbar tahunan seni dan budaya Bali yang digagas oleh Gubernur Bali (1978-1988) Prof. Dr. IB Mantra, dan pertama kali digelar tahun 1979. Kasubdin Kesenian dan Film Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Made Santa, S.E., M.Si., membenarkan saat pawai Presiden tidak diundang sehingga kemungkinan pawai yang 30 kali sebelumnya dibuka Presiden, kali ini oleh Gubernur. “Presiden RI dijadwalkan hadir di Panggung Terbuka Ardha Candra Art Center, Taman Budaya, Sabtu (13/6) malam. Setelah membuka, Presiden diharapkan menonton sendratari Bima Swarga,”, kata Made Santa yang juga sekretaris panitia PKB 2009 memastikan pawai PKB ke-31 akan dilepas Gubernur Bali di depan Banjar Kayumas Kaja di Jalan Surapati. Kenyataan itu sempat mengundang beragam pendapat dari kalangan seniman, budayawan, pelaku pariwisata dan akademisi. Bahkan sejumlah politisi pun ikut urun pendapat. Komentar mereka, “Boleh saja tanpa Presiden, tetapi jangan sampai dilandasi pertimbangan politis hanya gara-gara saat itu sedang dalam suasana
kampanye Pilpres. Misalnya, panitia – termasuk Gubernur – takut momentum itu ‘dimanfaatkan’ untuk kampanye Capres.” Panudiana Kuhn, anggota Dewan Pertimbangan Kadin Bali yang juga the owner sejumlah akomodasi berbintang di Bali dan luar Bali mengatakan ada atau tidak Presiden pada pawai pembukaan sebetulnya tak jadi soal dan hal biasa, yang terpenting pesta rakyat tersebut sungguh-sungguh melibatkan masyarakat untuk menikmati manfaatnya. “Kalau saya, itu soal biasa. Intinya partisipasi masyarakat Bali, dan ada manfaatnya untuk mereka,” ujar Kuhn sembari bernada-canda mengatakan, “Kalau perlu undang semua Capres-Cawapres sekali kampanye di pawai pembukaan PKB.” Ternyata, pandangan pengusaha dan seniman beda. Bagi I Made Sidia, seniman dalang dan dosen ISI Denpasar, “Pawai PKB tanpa dibuka presiden PKB, sungguh terasa kurang sreg.” Menurutnya, kehadiran orang nomor satu di Indonesia pada pembukaan pawai akan memberi greget dan peningkatan mutu yang luar biasa. “Seperti zaman dulu, jika menggelar suatu upacara dihadiri sang raja sebagai penguasa wilayah memberi restu upacara yang digelar. Nah, rakyat kemudian senang dan bangga karena aktivitas yang dilakukan sudah mendapatkan restu. Entah itu ada kritik, masukan atau bantuan itu soal nanti. Sebagai seniman saya bangga kalau presiden yang membuka event seni dan budaya Bali tersebut,” ujarnya. Halaman 31 Kali Ini ......................................................................
Kilas Balik PKB untuk Mulat Sarira T
ak terasa setahun sudah kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30, dan pada 13 Juni digelar lagi PKB ke31 sebulan penuh. Sayang, walau telah mengapai usia ke-31, tiap kali PKB dilaksanakan nyaris tak pernah luput dari noda yang mewarnai kemeriahan ajang pentas seni dan budaya Bali yang dicetuskan oleh Ida Bagus Mantra (Gubernur Bali 1978-1988) itu. Buktinya? Berikut kilas balik PKB sebagai bahan mawas diri (mulat sarira) untuk PKB tahun ini dan
seterusnya yang bahan-bahgannya dipetik dari hasil rumusan pengawas independen PKB ke-30 lalu, yang dilengkapi juga dengan hasil wawancara dari sejumlah narasumber. PKB ke-30 lalu memang membikin kaget dan sedih banyak orang. Selain karena sulit membedakan dengan pasar malam, juga dinodai oleh adanya peristiwa pembunuhan sehingga menjadi sangat kontras dengan perhelatan akbar yang mengedepankan seni, budaya, dan estetika tersebut. Di samping noda
darah manusia, PKB 2008 yang menampilkan 5 kegiatan pokok (pawai, pagelaran, parade/lomba, pameran, sarasehan) itu dinilai masih dominan yang diskonteks dengan tema pokok Citta Wretti Nirodha (pengendalian diri menuju keseimbangan-keharmonisan). Banyak kalangan — apakah itu seniman dan pelaku seni, budayawan, peserta, dan Halaman 31 Kilas Balik ...............................................................
© bud
Presiden RI membuka PKB pada pawai seni budaya Bali tahun lalu
© poll
Kuhn
Kadin akan dihidupin oleh anggotanya. “Jadi, konsep dari, oleh dan untuk anggota mesti terlihat nyata,” ungkapnya. Edisi depan mengupas tema ‘Ketua Kadin mesti Bermitra, Bukan Bermusuhan dengan Pemerintah’. C12-59