Vol. IV No. 15
11 - 24 Desember 2009 C1-113
THE NEXT Tri Hita Karana Praja Nugraha untuk Puspem Badung
Bali Update
22
Best of The Best Diraih Four Seasons Jimbaran
Art & Cultural Dialogue
Meneg LH Kagumi konsep THK
Save Our Destination
23
24
Gaun Malam yang Seksi
Entertainment 26 Corner
z
Aktivitas Tahun Baru 2010
Tren Wisata Belanja Positif Tapi Pemda Kurang Proaktif Pertumbuhan pusat penjualan oleh-oleh makin marak di kota-kota wisata Bali. Tengok saja pasar seni sudah tumbuh hampir di semua kawasan objek wisata. Counter di mal-mal atau ruko yang khusus menjual produk khas Bali, pusat belanja seperti Krisna, Erlangga, Joger, atau Cening Ayu telah menjadi inspirasi bagi tumbuhnya usaha sejenis. Yang paling fenomenal, Pasar Seni Sukawati, saat ini telah diikuti dengan Pasar Seni Pagi, dan beroperasinya Pasar Seni Sukwati II Guwang, Pasar Seni Sukawati III (Cemengawon) dan Pasar Seni Desa Pekraman Sukawati, hanya 50 – 300 meter dari Pasar Seni Sukawati (pusat) di sebelah Pasar Umum, Sukawati. al ini memang telah menjadi paket wisata yang diminati oleh wisatawan yang berwisata ke Bali. Lantas, apakah fenomena ini mempercepat diversitas munculnya paket wisata belanja (shoping tours) yang akan memperkaya atraksi wisata di Bali? Agus Gede Oka Wahyoga, Operational Manager Biwa Tour & Travel mengungkapkan bahwa pihaknnya setuju jika kegiatan wisata belanja dapat dijadikan
H
sebuah daya tarik tersendiri bagi Bali. Namun tentu saja hal ini haruslah dapat dikembangkan dan dikelola dengan baik. Hal ini penting menurutnnya karena selama ini semuanya terkesan berjalan sendiri - sendiri, bahkan saling menjatuhkan satu sama lain. “Jika ingin mengembangkan wisata belanja, bisa meniru konsep yang ditawarkan oleh Singapura yang serempak menyediakan bigsale untuk periode – periode tertentu,” katannya.
Penganugrahan THK Award 2009 · Emerald untuk Bali Tropic dan Griya Santrian · Melia Bali raih Hotel of the Year 2009 Penganugrahan Tri Hita Karana (THK) Awards & Accreditation 2009 berlangsung meriah. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan Menteri Lingkungan Hidup menyerahkan penghargaan itu kepada hotel, DTW, sekolah, perguruan tinggi dan kantor pemerintah. Acara ini digelar di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Jumat (4/12).
H
adir pula I Gede Ardika Member of World Committee on Tourism Ethics yang juga mantan Menbudpar RI dan Prof Dr Emil Salim, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI yang konsen terhadap lingkungan dan pelestarian budaya untuk memberikan dukungan kepada penyelenggaraan kegiatan THK ini. Pada penyelenggaraan tahun ini, Griya Santrian berhasil meraih
Emerald, sebuah penghargaan tertinggi untuk kedua kalinya. Penghargaan ini diberikan karena hotel yang berlokasi di Sanur itu, secara terus menerus tiga kali mendapat medali emas. Medali Emerald juga diberikan kepada Bali Tropic untuk kategori Boutique. Hanya saja medali ini baru kali pertama diraih hotel yang berlokasi di Tanjung Benoa ini. Untuk Kategori Hotel Bintang 5/ 5 plus, medali emas diraih oleh tujuh peserta yaitu Four Seasons at Jimbaran, Intercontinental Bali Resort, Melia Benoa, Novotel Bali Nusa Dua, Nusa Dua Beach, St Regis, dan The Laguna. Untuk kategori Hotel Bintang 4, medali emas diraih oleh Harris Resort Kuta, Mercure Resort Sanur, Novotel Bali Benoa, dan Risata Bali. Sedangkan Puri Santrian, Santika Premiere, dan Grand Istana Rama masing-masing meraih perak. Halaman 27
Penganugrahan THK ................
Disamping itu Bali harus memiliki area khusus dari masing-masing daerah untuk dapat menawarkan kekhasan dari daerah tersebut. Sebenarnnya desa Celuk, Sukawati, telah memulai hal itu, namun belakangan desa yang tadinya menjadi sentra kerajinan perak, di kawasan Gianyar, sekarang merambah ke pusat oleh – oleh khas Bali yang menjual kacang, brem, dan lain-lain yang sudah di luar dari konteks sentra kerajinan perak. Tanpa Perencanaan Sekarang ini lanjut Yoga panggilan akrabnnya, ia menilai di Bali banyak tumbuh pusat oleh - oleh yang mana itu berkembang secara alamiah. Akan tetapi jika itu tanpa perhatian pengaturan yang baik dari pemerintah akan menjadi pusat oleh - oleh yang sifatnya terkesan Halaman 27
Trend Wisata ................................
Artshops di sepanjang jalan kawasan wisata diserbu wisatwan asing maupun nusantara
Pusat Belanja, Atraksi Alternatif Di tengah pesatnya pertumbuhan bisnis wisata Bali, sejumlah kalangan masyarakat berkali-kali mengingatkan, akan tiba masanya wisatawan akan jenuh. Mengacu pada sejumlah kasus yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional maupun global, dimana pada akhirnya arus wisatawan akan merosot secara drastis jika tidak ada diversifikasi atraaksi atau daerah tujuan wisata (DTW). “Jika atraksi dan objek wisatanya itu-itu saja dari tahun ke tahun , yang namanya manusia akhirnya pasti akan bosan, hanya tunggu waktu saja bisa dalam waktu dekat, bisa sekian tahun lagi,” demikian antara lain diingatkan oleh seorang pengamat, belum lama berselang. itunjuknya sebagai contoh, kasus kian merosotnya jumlah wisatawan ke Hawaii dari tahun ke tahun. Sampai akhir tahun 1970an, kawasan pulau di lautan pasifik itu tercatat sebagai objek wisata paling ramai di dunia, tapi setelah kurang adanya pelestarian alam dan budaya, serta terlambatnya upaya pengembangan atraksi alternatif, kini Hawaii hanya menjadi kenangan masa lalu di peta wisata internasional. Di tingkat nasional, Lombok yang gencar dipromosikan sebagai beyond Bali dengan
D
slogan, “Di Lombok Anda bisa Melihat Bali, tapi di Bali Anda Tidak Bisa Melihat Lombok”, sampai saat ini belum mampu mencapai target kunjungan wisatawan yang signifikan. Seperti yang dicatat pengamat, karena kurang beragamnya atraksi wisata yang ditawarkan. Di tingkat lokal, kasus Sangeh bisa jadi contoh. Kini salah satu objek wisata unggulan Badung utara makin merana sepi, antara hidup dan mati. Atraksi Alternatif Bertolak dari contoh kasus tersebut dan untuk mengantisipasi
munculnya kasus Sangeh yang lain, pemangku bisnis wisata Bali dituntut lebih aktif dan kreatif mengembangkan objek dan atraksi alternatif. Salah satu atraksi yang makin prospektif, paket wisata belanja (shoping tours), kini hanya tinggal dikelola dan dikemas lebih professional. Misalnya, menjamurnya pasar-pasar seni di lingkungan DTW atau jalur lintasan wisatawan, seperti Legian, Kuta, Nusa Dua, Jimbaran, Taman Ayun (Badung), Sanur, Kumbasari , Jalan Gajah Mada – Sumatra (Denpasar), Batubulan, Celuk, Tegal Tamu, Sukawati – Guwang, Ubud, Goa Gajah, Tampaksiring (Gianyar), Tanah Lot, Alas Kedaton (Tabanan), Kamasan (Klungkung), Candidasa, Padangbai (Karangasem), Kintamani (Bangli) dan Lovina (Buleleng). Selain kawasan tersebut, pertumbuhan pusat belanja (mall) dan ruko-ruko yang khusus menyasar wisatawan juga makin marak. Halaman 27
Pusat Belanja ...........................
C12-59
22
Vol. IV No. 15, 11 - 24 Desember 2009
Masyarakat Badung Tanam 99.146 Pohon
Tri Hita Karana Praja Nugraha Untuk Puspem Badung Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, Mangu Praja Mandala, Sempidi satu – satunya pusat pemerintahan di Bali yang mendapatkan penghargaan Tri Hita Karana (THK) Praja Nugraha. Penghargaan itu diterima Bupati Badung, AA Gde Agung, SH pada acara penganugrahan Tri Hita Karana Tourism Awards and Accreditions yang diserahkan oleh Menteri Budaya dan Pariwisata (Menbudpar) yang diwakili oleh Prof. DR Gede Pitana, bertempat di Gedung Ksirarnawa Art Centre. Denpasar, Jumat ( 4/12). Hadir pula dalam acara tersebut Gubernur Bali yang diwakili Sekda Propinsi Bali Drs. I Nyoman Yasa, Msi, Mantan Menteri Lingkungan hidup, Prof DR. Emil Salim, Mantan Menteri Pariwisata Gede Ardika, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Bali Ny. Bintang Puspayoga, dan Jenderal Manager Bali Travel News I Nyoman (image/015) Wirata.
Hari Aids Bagikan Flyer
BADUNG – Ketog semprong, masyarakat menanam pohon. Dan, sebanyak 99.146 pohon ditanam secara serentak di kawasan Petang, Badung utara. Tanaman yang dipilih merupakan pohon langka yang terdiri dari tanaman mahoni, jati, gmelina, jempinis, albesia, kejimas dan tanaman multi porpose trees spesies, mangga, manggis, durian dan lainnya. Kegiatan yang langsung dipimpin Bupati Badung AA. Gde Agung ini dipusatkan di Subak Sekarsari Desa Sulangai, Kecamatan Petang baru-baru ini. Kegiatan dalam rangka memperingati hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam nasional di Kabupaten Badung melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai dari Pejabat Pemkab Badung, siswa SD, SMP, SMA di Kec. Petang serta masyarakat Desa Sulangai. Hadir pula Kepala PPLH Regional Bali Nusra, Sudirman untuk memberikan dukungan dan semangat. Bupati Badung A.A. Gde Agung memimpin langsung penanaman 99.146 pohon Bupati Gde Agung mengatakan, kegiatan di wilayah Kabupaten Badung menanam ini tidak hanya terbatas pada pencanangan kali ini saja, namun terus berkelanjutan demi kelangsungan Kelompok Tani Munduk Pangsut Petang. Kategori kelompok hidup saat ini dan generasi mendatang. “Kegiatan menanam pencinta alam diraih Relawan Siswa Peduli Sampah Plastik pohon tak hanya satu orang satu pohon, kalau bisa satu orang SMAN 1 Mengwi, Sispala Sakura SMAN 1 Kuta Utara, lima pohon,” katanya. Hal ini merupakan strategi Sispala SMKN 1 Petang masing-masing meperoleh juara I, pengembangan hutan rakyat di Badung melalui II dan juara III. Kategori Kader Konservasi Alam juara I, II, pengembangan hutan dan kebun yang bernilai ekonomis dan dan III masing-masing diraih Yulius Sukristanto SMAN 1 ekologis untuk pemulihan lahan yang marginal/kritis sekaligus Abiansemal, I Ketut Sujana SMAN 1 Mengwi, dan I Wayan Sudama SMAN 1 Kuta Utara. Sedang untuk kategori memberdayakan masyarakat pedesaan. Pada kegiatan tersebut Bupati Gde Agung menyerahkan Penyuluh Kehutanan diraih I Made Subawa Penyuluh hadiah kepada juara lomba penghijauan dan konservasi alam Kehutanan Desa Getasan Petang, Ishak Y Walaka Penyuluh tahun 2009. Untuk kategori Kelompok Tani Penghijauan juara Kehutanan Kelurahan Tanjung Benoa, dan I Wayan Wirata I, II dan III masing-masing diraih oleh Kelompok Tani Sekarsari Penyuluh Kehutanan Desa Pangsan Petang yang masing(image/015) Petang, Kelompok Tani Temu Dewi Kuta Selatan dan masing mendapat juara I, II dan juara III.
Bupati Tabanan Tanam 2.480 Pohon Cempaka DENPASAR – Bertepatan hari AIDS se-dunia yang jatuh pada Selasa (1/12), KPA Kota Denpasar membagikan 6000 flyer (brosur) dan 100 bunga mawar kepada pengguna jalan. Penyebaran flyer dilakukan di beberapa titik dan tempat umum diantaranya seputaran kawasan Patung Catur Muka (JL. Gajah Mada – Udayana – Veteran – Surapati), Jl. Kamboja, Jl. Dewi Sartika dan di Terminal Ubung. Selain itu beberapa kegiatan juga digelar seperti; Advokasi dalam bentuk press conference, Promosi dan Sosialisasi serta berbagai jenis lomba seperti lomba kesenian kontemporer, poster dan flyer. Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Sri Armini mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat agar lebih mengenal dan mengetahui tentang HIV / AIDS. Kegiatan ini juga mempunyai tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan akses universal seluruh unsur masyarakat khususnya mereka yang memerlukan sehingga mampu memperoleh akses informasi, pencegahan dan dukungan. “Dengan begitu, nantinya diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kepedulian berbagai elemen masyarakat seperti pemerintah, swasta, bidang pendidikan, (image/015) LSM dan sebagainya,” katanya.
TABANAN – Pencanangan program “one ma one tree” di daerah lumbung beras, Tabanan ditandai dengan penanaman pohon langka. Kegiatan menanam pohon cempaka itu diawali oleh Bupati Tabanan, N. Adi Wiryatama kemudian diikuti oleh Ketua DPRD Kabupaten Tabanan Ketut Suryadi, Unsur Muspida, pejabat dilingkungan Pemkab Tabanan dan masyarakat Desa Tua Marga, belum lama ini. Nyoman Sunarta, ketua panitia yang juga Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tabanan mengatakan selain sebagai upaya menekan dampak negatif pemanasan global kegiatan ini juga sebagai bentuk sosialisasi dari program pemerintah pusat yang pelaksanaannya didasarkan atas Kepres Nomor 24 tahun 2008. “Kegiatan ini untuk menumbuhkan kesadaran semua elemen masyarakat untuk ikut menyelamatkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global,” ucapnya. Di samping itu, tambahnya, kegiatan ini sebagai usaha untuk mencegah terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan bencana alam lainya yang disebabkan oleh rusaknya ekosistem bumi. Pada kesempatan itu ditanam 2.480 bibit pohon yang di tanam. Maka, mulai Pebruari hingga Nopember 2009, sudah ada sekitar 15.500 bibit yang di tanam dengan lokasi menyebar diseluruh desa di Tabanan. Disela-sela kegiatan tersebut, Bupati Tabanan Adi Wiryatama mengaku jauh sebelum program ini digelontorkan pemerintah pusat, dirinya sudah menanam bibit bambu di daerah atas seluas 40 hektar. “Dan kalau tidak ada halangan, kami akan menghijaukan sekitar 400 hektar hutan didaerah atas,” ujarnya. Dengan penanaman bibit bambu seluas 400 hektar antara hutan lindung dengan hutan rakyat, diharapkan akan terbentuk grren belt yang membentang dari daerah timur sampai barat. “Disamping dalam upaya penyelamatan lingkungan,
Inovasi Produksi Ingka HUT ke-24 INNA Putri Bali Hotel, Cottages & Spa, Nusa Dua Nusa Dua - Perayaan puncak HUT ke-24 INNA Putri Bali Hotel, Cottages & Spa, Nusa Dua berlangsung meriah dalam suasana keakraban, pada Kamis (3/11). Di samping dimeriahkan hiburan bondres, music tari sekar jagat, juga ada prosesi arakan nasi tumpeng yang di kemas dalam bentuk seni pertunjukan, hingga pengumuman karyawan teladan, harapan I, dan II serta kesetiaan 15 tahun. Serangkaian kegiatan telah dilaksanakan menyongsong HUT, diantaranya pertandingan tenis meja, bola tangan, merias wajah, catur, bulu tangkis, water Blow, tenis lapangan, jalan gembira keluarga, dan kunjungan social ke Panti asuhan dll. Hadir saat itu Direktur Utama PT. Hotel Indonesia Natour IGK Heryadi Angligan, General Manager yang baru yaitu I Wayan Wela beserta jajaran, pimpinan unit beserta jajaran, perwakilan dari BTDC, para rekanan, seluruh karyawan dan karyawati INNA Putri Bali, tamu langganan yang telah ber kali-kali menginap di hotel bersangkutan dan undangan lainnya. IGK Heryadi Angligan dalam sambutannya mengajak para karyawan lebih meningkatkan kinerja sehingga INNA Putri Bali selalu eksis dalam menghadapi persaingan yang (Image/008) makin ketat.
BADUNG – Sejumlah perempuan tampak tekun mereka bukanlah lagi ngayah atau mesuka duka seperti yang biasa dilakukan dalam kesehariannya. Melainkan sedang mengikuti pelatihan menginovasi hasil produksi ingka (tempat makanan). Lewat kegiatan ini para perempuan diberi keterampilan untuk menghias ingka menjadi benda yang lebih cantik dan menarik, sehingga lebih laku dipasaran. Kegiatan yang digelar Pemerintah Kab. Badung melalui Kantor Pemberdayaan Perempuan (PP) bertempat di Kantor Camat Kuta Utara barubaru ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan. Luh Suryaniti, S.Sos Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung mengatakan, ingka yang merupakan barang murah dan mudah diperoleh perlu diolah supaya menjadi barang yang lebih menarik dan tepat pakai. Melalui pelatihan ini, ia berharap dapat mendorong dan meningkatkan kualitas hidup perempuan dan meningkatkan profesionalisme perempuan dalam berusaha meningkatkan pendapatan keluarga. Ketua Pelaksana Gusti Ayu Wangi, S.E melaporkan bahwa kegiatan Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang peserta yang berasal dari 6 kelurahan/desa di Kec. Kuta Utara. Dalam pelatihan tersebut melibatkan instruktur yang berasal dari (image/015) Balai Latihan Kerja (BLK) Prov. Bali.
Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama menanam satu dari 2.480 pohon Cempaka
menanam pohon bambu ini juga dalam upaya pelesatrian sumber mata air di daerah atas untuk penyediaan air bagi aktivitas petani di daerah bawah,” ungkapnya. (image/015)
2010, Perbaikan Jalan di Karangasem Mengawali tahun 2010 jalan provinsi yang ada di wilayah administratif Kabupaten Karangasem akan segera diperbaiki. Bahkan, pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) telah mengalokasikan anggaran untuk perbaikan itu. Demikian dikemukakan I Putu Suardhika, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali di Denpasar beberapa waktu lalu. Lebih lanjut dikatakannya, perbaikan yang dilaksanakan terdiri dari peningkatan kualitas jalan meliputi jalan jurusan Rendang – Subagan, jurusan Klungkung – Besakih, dan jurusan Selat – Pasar Agung; pemeliharaan badan jalan meliputi jalan lingkar Pesangkan Karangasem dan jurusan Amlapura – Seraya – Culik – Kubutambahan, dan perbaikan sebagian jalan meliputi ruas jalan Paksabali, ruas jalan Pura Batumadeg dan ruas jalan Pura Pengubengan. Menurut Suardhika, rencana perbaikan telah disiapkan sejak lama. Namun, karena semuanya harus dibahas terlebih dahulu melalui mekanisme anggaran pemerintah, Pemprov Bali tidak bisa mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat. Masyarakat Karangasem tidak perlu khawatir karena anggaran sudah ketok palu dan perbaikan pasti akan dilaksanakan dalam tahun anggaran 2010. “Dana untuk itu sudah ada kok,” tambahnya seraya menegaskan bahwa tidak benar Pemprov lebih mengutamakan mall daripada perbaikan jalan seperti yang dikatakan salah satu anggota DPRD Karangasem di koran terbitan Rabu, 2 Desember (image/015) 2009 lalu.
Vol. IV No. 15, 11 - 24 Desember 2009
23
Mengembangkan Subak Sebagai Warisan Budaya Dunia
Petani membajak sawah
anyak ahli asing yang menaruh minat yang besar pada warisan budaya Bali. Diantara warisan budaya yang sangat tersohor tersebut adalah eksistensi sistem subak. Ahli asing yang terpanggil untuk melestarikan subak dan menjadikannya sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) adalah Prof.Dr. J Stephen Lansing. Seorang antropolog dari The University of Arizona, USA. Ia cukup
B
© doc
lama mengadakan penelitian di Bali, dan tinggal di kawasan Batur, Kintamani. Sehingga ia kenal sangat baik dengan Jro Gde dan Jro Alit di Pura Ulun Danu Batur. Mungkin dari keterangan pihak Jro Gde dan Jro Alit di Batur, ia mendapatkan banyak masukan tentang subak dan tentang budaya Bali pada umumnya. Tatkala ia mendengar bahwa Unesco ingin mengundang beberapa warisan budaya Bali se-
bagai warisan budaya dunia, maka Prof. Lansing langsung tergerak untuk ikut melibatkan diri. Jauh-jauh dari Amerika Serikat, ia terbang ke Bali dengan biaya sendiri (bukan dengan biaya pemerintah Indonesia), untuk dapat ikut terlibat dalam proyek besar ini. Kebetulan ia memiliki penelitian yang lokasinya di Bali. Maka dana proyek itulah yang ikut dimanfaatkan, agar bisa ikut terlibat dan membantu membuat dan memperbaiki proposal. Yakni sebuah bendel usulan yang berisi berbagai informasi untuk meyakinkan Unesco, agar sistem subak di Bali dapat dijadikan WBD. Kepada koleganya di Bali yakni Prof.Dr. Wayan Windia, ia menyatakan sangat senang dapat ikut terlibat dalam bidang riset yang ditekuni sejak lama di Bali, yakni sistem subak. Prof. Lansing ikut dilibatkan sebagai panitia pengarah dalam pembuatan proposal tsb. Di Bali, Prof. Lansing terus menerus ditemani oleh Dr.Ir. Alit Artha Wiguna (koordinator penulisan proposal) dari Balai Pengkajian Tekniologi Pertanian (BPTP), Deptan. Sementara itu, dalam tugasnya untuk menata proposal WBD, Prof. Lansing dibantu juga oleh
Balinese Food Festival
The Best of The Best Diraih Four Seasons Jimbaran
Balinese Food Festival 2009 di Art Center
reatif dan penuh inovatif. Orang-orang p e r h o t e l a n i n i ta k hanya mampu menyajikan menu makanan yang enak, tetapi juga mampu menciptakan makanan baru yang memiliki rasa tak kalah menawan. Penyajiannya pun tak kalah menarik. Tampilan menu di setiap stand dirancang penuh kreasi, sehingga menu itu tak hanya mampu menggoyang lidah tetapi juga menjadi tontonan segar. Maka wajar, kalau kuliner Bali harus dilestarikan serta dipromosikan ke kancah internasional. Begitulah suasana Bali Food Festival 2009 yang digelar serangkaian dengan Penganugrah a n Tr i H i t a K a r a n a ( T H K ) Aw a r d s b e r t e m pa t d i l a n t a i Bawah Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Ju-
K
© doc
mat (4/12). Peserta yang terdiri dari sejumlah chef tampak berupaya maksimal menunjukkan keunggulan masing-masing. Berbagai menu baru mampu mereka ciptakan, dengan selera yang tak kalah menariknya. Misalnya, Sofitel menyajikan “Bumbung Kokak Sambel Kecemcem”, Bali Tr o p i c m e n y a j i k a n m a k a n a n penutup “Kuluban Don Suji” dan Nusa Dua Beach menyajikan makanan “Brengkes udang Manis”. Uniknya, setiap peserta lomba menyediakan satu set up penyajian makanan dan minuman khas Bali, dengan hiasan yang disesuaikan dengan tema. Minuman yang disajikan dari bahan tradisional Bali dan memenuhi standard kesehatan dan kebersihan baik dalam pengola-
han maupun penyajian. Klasifikasi makanan yang dihidangan terdiri dari makanan pembuka (appetizer), makanan berkuah (soup), nakanan utama (main course), dan makanan penutup (dessert). Setelah melakukan penilian, dewan juri yang merupakan kerjasana antara Bali Travel News dengan ICA (Indonesian Chef Association) Bali ini akhirnya menetapkan Hotel Four Seasons Jimbaran sebagai pemenang “the best taste” (rasa), Hotel Nusa Dua Beach sebagai “the best service” (pelayanan) dan Hotel Four Seasons Jimbaran sebagai “the b e s t p e r f o r m a n c e ” (penyajian). Sementara hotel yang betul-betul memenuhi ketiga kreteria itu yang berhak mendapat “Best of The Best” adalah Hotel Four Seasons Jimbaran. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Emil Salim. Tahun ini Balinese Food Festival diikuti 18 hotel di Bali. Ada pun pesertanya yaitu Ayana Resort & Spa, Bali Tropic Resort & Spa, Furama Villas & Spa, Grand Istana Rama, Griya Santrian Hotel, Intercontinental Bali Resort, Melia Benoa, Melia Bali Villas & Spa Resort, Novotel Bali Nusa Dua, Novotel Bali Benoa, Nusa Dua Beach Hotel & Spa, Nusa Lembongan Resort, Puri Santrian Resort, Sofitel Seminyak Bali, The Laguna Resort & Spa, Warwick Ibah Luxury Villas & Spa, Waka Di Ume Resort & Spa, dan Four Seasons Resort Wisnu Wardana, Sekretaris THK Awards yang juga Pemimpin Redaksi BTN mengatakan, BFF ini bertujuan untuk melestarikan serta mempromosikan kuliner Bali di kancah internasional lewat hotel, selain sebagai bentuk kegiatan offprint Bali Travel News. (image/015)
C3-123
Prof.Dr. Gde Parimartha, dan Prof.Dr Wayan Windia, dari Univ. Udayana. Dalam percakapan dengan penulis, ia mengatakan bahwa ia sudah mengadakan kontak dengan konsultan Unesco yang mengurus masalah WBD. Berbagai komentar dan pertanyaan yang dilansir oleh konsultan sudah diadopsi dengan cermat. Ia berharap agar perbaikan proposal yang telah dilakukannya, akhrnya dapat diterima oleh Unesco. Dengan demikian sistem subak di Bali dan sekitarnya, akan dapat ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia. Adapun kawasan subak yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai WBD oleh Unesco adalah Subak Jatiluwih (Tabanan), dan juga kawasan di sekitarnya. Bahkan hingga ke kawasan hutan di Gunug Batukaru. Diyakini bahwa subak akan tetap lestari kalau
ada air irigasi. Air irigasi datangnya dari kawasan hutan dan gunung. Oleh karenanya seluruh sistem yang ada di kawasan itu (hutan, gunung, lembah, sungai, pura, dll) harus dianggap sebagai WBD, kalau ingin melestarikan Subak Jatiluwih. Namun menurut catatan penulis bahwa yang paling penting adalah rencana kerja/rencana aksi (action plan) yang direncanakan oleh pemda di Bali, kalau Unesco telah menetapkan kawasan itu sebagai kawasan WBD. Sebab Unesco tidak akan memberian uang cash untuk pelestarian. Unesco hanya memberikan penguatan psikologis terhadap kawasan yang ditetapkan sebagai WBD. Untuk itu peranan Pemda di Bali sangat penting artinya agar subak dapat terus lestari dan berlanjut di Bali. - Wayan Windia (Koordinator Aspek Pawongan, THK Awards).
Sampah Plastik di Bali
© sana
araknya industri pariwisata dan terus meningkatnya populasi di Bali mengakibatkan peningkatan jumlah sampah secara besar-besaran. Layanan pengelolaan sampah yang ada belum memadai dan tingkat kesadaran public masih terbatas. Padahal menurut R Sudirman, Kepala Pusat Pengelola Lingkungan Hidup Bali - Nusra, sebenarnya program belanja dengan tidak menggunakan plastik, sudah digalakkan Kementrian Lingkungan Hidup sejak 2007. Namun hal ini belum jalan secara maksimal, karena respon pemerintah daerah masih kurang. “Masalah kronis sampah plastik ini harus diwaspadai,” katanya. Hal ini penting menjadi perhatian mengingat diperkirakan lebih dari satu juta mamalia air dan burung laut mati akibat sampah plastik setiap tahunnya. Bahkan sampah plastik menjadi penyebab banjir karena menyumbat sungai dan saluran pembuangan air. Tak hanya itu, kantung plastik yang
M
dibuang sembarangan menjadi tempat berkembang-biaknya nyamuk dan serangga lainnya yang membawa penyakit. Disadari atau tidak, sebenarnnya, tambah Sudirman, kita mengkonsumsi sampah setiap hari. “Pembakaran sampah pada suhu rendah menghasilkan residu racun yang kemudian terserap di dalam tanah, air dan makanan kita,” ujarnnya. Mengingat jenis sampah ini hampir digunakan oleh semua komponen, di sinilah peranan semua pihak diperlukan dalam menangani sampah plastik yang tersebar bebas di lingkungan kita. Dirinya mengaku sempat melakukan penelitian di Bali, jumlah sampah sampah plastik yang dihasilkan per-harinnya sungguh mengerikan. “Per-hari, sampah plastik yang dihasilkan Bali mencapai satu setengah lapangan bola. Itu baru yang dikeluarkan supermarket-supermarket besar di seluruh Bali, belum lagi pengusaha kecil dan masyarakat lainnya,” katanya. Diakui bahwa sekarang ini banyak pihak yang melakukan gerakan anti sampah plastik, tetapi itu hanya bergerak pada acara-acara penting saja. Artinya, hanya sesaat dan belum menjadi budaya bagi masyarakat. “Mestinya hal ini harus terus dilakukan. Faktanya yang baru menyadarai hal ini hanya baru pemulung saja,” katannya. Mungkin Bali dan Indonesia pada umumnnya patut mencontoh negara-negara seperti Cina, Irlandia, Hongkong, Taiwan dan negara lainnya yang telah melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai demi kelangsungan dan kelestarian lingkungan hidup. (image/015/008)
26
Vol. IV No. 15, 11 - 24 Desember 2009
Acuan Pemanfaatan Penyu agi masyarakat Hindu Kepala Biro Humas dan Protokol di Bali, pemanfaatan Setda Provinsi Bali I Putu penyu untuk upacara Suardhika,SH,MM di Denpasar bekeagamaan (persembahan suci) berapa waktu lalu. Mengenai permohonan kuota dan usaha pelestaraian lingkungan merupakan dua pilihan yang harus 1.000 penyu setahun kepada Menteri Kehutanan dilakukan. baru merupaSebab, kedukan estimasi anya betulmengacu pada betul memjumlah Desa berikan manPakraman di faat baik lahir Bali yang jumm a u p u n lahnya mencabathin. Untuk pai 1.400-an. itu, pemerin“Dengan kata tah Bali tetap lain, Kuota tegas yakni 1.000 itu bukan terkait dengan harga mati. Pepemanfaatan manfaatannya penyu untuk tetap akan upacara keagmenyesuaikan amaan di Bali, dengan pelakGubernur Bali sanaan upakara Made Mangku yang diperlukan Pastika akan masyarakat di tetap menmasing-masing gacu pada Desa Pakraman Bhisama PHDI yang tersebar di Pusat Nomor seluruh Bali, 05/Bhisama/ serta mengikuti Sabha Pandita © doc Bhisama PHDI PHDIP/VIII/ I Putu Suardhika,SH,MM Pusat,” katanya 2005 tentang Tata Penggunaan Sumber Daya seraya menambahkan Gubernur Hayati Langka atau Terancam punya komitmen dalam pelestariPunah dalam Upakara Keagamaan an penyu sebagai hewan langka Hindu. Penegasan itu disampaikan yang harus dilindungi. (image/015)
B
Prof Dr Emil Salim:
Subak dan Banjar Karakter Pariwisata Bali ali hendaknya mengukur kemajuan pariwisata tertuju pada kualitas bukan pada kuantitas. Kalau wisatawan berkualitas maka, pengeluaran spendingnya tinggi dan masa tingalnya lebih lama. Dan turis yang berkualitas tidak akan merusak lingkungan hidup. Kalau hanya mengejar jumlah kunjungan saja, maka sembarang turis yang didapat sehingga keluarlah tipe-tipe turis yang tidak akan peduli pada lingkungan. “Jadi usul saya supaya fokus pada kualitas turis. Karena kualitas turis lebih memahami kalau tidak boleh merusak lingkungan,” kata Emil Salim kepada Image di Sanur, baru-baru ini. Banyak juga yang mengklaim kerusakan lingkungan terjadi karena investor. Tetapi, sesungguhnya investor itu tergantung pada adanya izin. Dan izin itu harus ada syarat. Intinya dalam syarat perizinan harus ketat. Misalnya jika pengusaha itu membangun tidak tepat maka yang dipersoalkan apakah para pengusaha itu membangun sesuai dengan izin. Kalau tidak sesuai izinnya harus ditindak. Dan kalau izin dari pemerintah itu keliru, DPRD yang harusnya menggugat. “Agar ada check in balance, sehingga betul-betul ada kontrol,” tegasnya. Bali itu tourismenya naik, tetapi kalau dibandingkan dengan Malay-
B
© doc
Emil Salim
sia dan lainnya itu pendapatan yang diperoleh per orang wisatawan lebih tinggi di sana ketimbang di Indonesia. Itu berarti tipe wisatawan yang ditarik adalah bukan quality tourism melainkan quantity tourism. Jenis wisatawan seperti itu memang punya pengaruh merusak lingkungan yang lebih besar dibandingkan dengan quality tourism. “Karena itu arah kebijakan itu perlu kita tembak pada meningkatkan tourism dari mereka yang naik kualitasnya, spendingnya bisa lebih besar dan tinggalnya bisa lebih
lama. Dan yang lebih penting lagi memahami bahwa tidak boleh merusak lingkungan. Kalau lingkungan rusak daya tarik menjadi hilang,” paparnya. Bali itu kan pulau, tegasnya, kalau jumlah orang naik tetapi space tidak bertambah, maka tekanan pada ruang itu menjadi semakin timbul. Maka yang paling penting adalah kita perlu melihat ke tahun 2020 ke depan. Walau Bali sudah mempunyai RTRW, tetapi berdasarkan tren, arah dan angkaangka yang dilihat, semua itu akan mengancam keberlanjutan subak dan banjar. Padahal kedua itu adalah inti dari karakter masyarakat Bali. “Daya tarik Bali adalah justru masyarakatnya yang mempunyai kultur, roh budaya berbeda dengan masyarakat lain. Karena itu maka hal ikhwal yang bersangkutan dengan jiwa roh Bali itu harus kita pertahankan,” ajaknya. Pakar lingkungan ini kemudian mengajak untuk mempertahankan subak dan banjar, maka perlu juga didorong soal kualitas wisatawan perlu ditingkatkan. Selain itu wisata, desa, subak dan banjar harus diadaptasi dengan perubahan keadaan wisatawan. “Intinya jati diri Bali itu harus dipertahankan. Karena di dalam perbedaan itu letak bhineka itu sendiri,” ucapnya. (image/015)
Gaun Malam yang Glamor dan Seksi dari Yono MEMILIH gaun malam ternyata bukan perkara mudah. Gaun Malam yang cantik tentu dapat menjadi kebanggaan anda. Untuk menjaga tetap rapi dan tidak rusak, bukan hal yang mudah. Hal ini disebabkan bahan dan model gaun malam yang dipakai untuk membuat gaun malam adalah bahan-bahan yang sangat halus dan butuh perawatan khusus. Selain itu, desain gaun dan harganya yang mahal, akan sayang bila pakaian busana malam Anda menjadi rusak. Yono, desainer muda Bali mencoba menawarkn gaun-gaun malam yang seksi dan glamor.
erancang mode yang satu ini cukup dikenal di Bali, karena garapan busananya yang apik. Selain talented merancang busana, Yono juga bisa memecah pola dan menjahitnya sendiri dengan jahitan yang sangat rapi dan berkualitas tinggi. Ia mengaku mempelajari semuanya dengan otodidak, karena ia tumbuh-besar di lingkungan ke-
P
luarga yang hidup dari jahit- menjahit. Untuk kali ini Yono menampilkan gaya busana “Evening Avant Garde”, pria kelahiran Jakarta 18 September 1973 ini memang senang berekspresi dengan kecantikan perempuan. Makanya gaun malam rancangan yang bertema “Princess in Paradise” di ajang Bali in Fashion kali ini menggunakan bahan satin, sutra, dan organza silk. Bersiluet H,A, dan Y. Busana gaun pesta yang cantik elegan, dan feminin, bisa jadi pilihan Anda. Karena umumnya gaun atau busana malam Anda jarang digunakan, maka Anda harus memperhatikan teknik penyimpanannya agar pakaian Anda tidak bolong dimakan ngengat atau berjamur. Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi perhatian saat akan menyimpan pakaian pesta. Sebaiknya pakaian pesta disimpan dengan digantung, sehingga tetap rapi saat akan dipakai dan dapat dikontrol dengan mudah. Kecuali bila pakaian terbuat dari rajutan atau bahan jersey, karena dengan digantung dapat
menyebabkan baju menjadi melar atau merusak desain gaun malam. Hanger (gantungan pakaian) yang dipakai sebaiknya yang terbuat dari bahan yang lembut, misalnya hanger yang dilapisi busa. Atau Anda dapat melapisi hanger yang akan pakai dengan busa. Hal ini berfungsi agar hanger tidak meninggalkan bekas pada pakaian. Masukkan pakaian yang telah digantung dalam plastik atau kantong penyimpanan yang didapat saat membeli baju agar baju Anda tidak terkena debu. Untuk mengusir ngengat, Anda dapat menggunakan akar wangi atau pengharum pakaian. Keluarkan pakaian Anda setelah disimpan beberapa lama (misalnya setelah 1 bulan) agar pakaian tidak menjadi bau dan Anda dapat memeriksa pakaian Anda. Lalu kapan saat yang tepat untuk menggunakan desain gaun cantik yang Anda miliki? Jawabannya tentu saat menghadiri acara formal. Satu hal yang pasti, jangan takut untuk mengenakannya. Selain membuat Anda terlihat sempurna, gaun malam juga akan memberi bonus pada tampilan keseluruhan. Dalam arti, Anda akan terlihat cantik, feminin, romantis, sekaligus seksi. Ingin tampil sensual dengan punggung terbuka? Gunakan saja gaun backless. Namun, pastikan kulit punggung Anda mulus terawat. Gunakan lotion sebelumnya agar kulit punggung terlihat lembap dan bersinar. Tambahkan kalung rantai sebagai aksesori. Jangan lupakan stola maupun jaket untuk melindungi tubuh dan terpaan angin malam. Penampilan feminin juga bisa Anda dapatkan dari gaun bermotif floral. Jika Anda memilih gaun ini, pilih yang memiliki detail minimalis. Anda bisa coba menggarap baju-baju pesta Anda. Memilih gaun malam ada tipstipsnya. Kenali bentuk tubuh Anda
sebelum memilih gaun malam. Bila Anda memiliki tubuh berbentuk buah pir, sebaiknya memilih gaun berpotongan empire. Karena selain membuat siluet tubuh terlihat lebih proporsional, jenis potongan ini juga menegaskan bentuk pinggang. Sebaiknya jika tubuh Anda berbentuk apel, siasati dengan menggunakan gaun bervolume di bagian bawah. Tujuannya jelas, menjadikan tubuh bagian atas seimbang dengan bagian pinggul yang sempit. Untuk mereka yang tidak ingin tampil terlalu terbuka, pilih leher berbentuk hati, cheongsam, maupun klasik. Sementara, tampilan yang lebih seksi diberikan garis leher halter, stapless, maupun sabrina. Jenis bentuk leher ini direkomendasikan bagi mereka yang berbahu indah dan berleher jenjang. Anda memiliki perut dan pinggang yang ramping? Tunjukkan lewat gaun ber-bustier. Jenis gaun ini akan membuat pinggang dan perut Anda makin terekspos. Baju Korea nan ramping sangat pas buat Anda. Tapi hati-hati juga memilihnya di fashion store. Tata rambut dengan gaya sanggul kasual, tambahkan clutch dan stiletto, dan
Anda pun siap beraksi. Bila kaki merupakan bagian terbaik dari tubuh Anda, jangan siasiakan dengan mengenakan gaun panjang. Sebaliknya kenakan gaun berpotongan pendek. Tidak ingin tampil terlalu seksi? Pastikan potongan gaun jatuh beberapa sentimeter di atas lutut, atau kenakan saja gaun panjang dengan belahan samping. Seksi tapi tidak kentara. Kali ini pilihan gaun malam ala Yono, mungkin bisa menawarkan sensasi tersendiri di acara pesta yang Anda kunjungi. (osi)
Vol. IV No. 15, 11 - 24 Desember 2009
27
Lolec
Membangun Sektor Pertanian Berlandaskan Sistem Kebudayaan Oleh : Wayan Windia embangun sector pertanian adalah pekerjaan yang tidak mudah. Karena kondisi dan eksistensi sector pertanian sangat komplek, dan jauh tertinggal dari sector lainnya. Oleh karenanya, membangun pertanian harus dengan pola pikir yang holistic, dan berlandaskan pada sistem kebudayaan. Kenapa harus dengan sistem kebudayaan ? Karena aktivitas pertanian sejatinya adalah sebuah aktivitas budaya. Itulah sebabnya, dalam bahasa inggeris disebutkan sebagai agriculture. Jadi, dalam aktivitas pertanian, pada dasarnya terbersit aktivitas kebudayaan. Apa wujud dari sistem kebudayaan itu ? Wujud kebudayaan ada tiga. Yakni Wujud pola pikir/ nilai/konsep, wujud social, dan wujud kebendaan/artefak. Hal ini bermakna bahwa dalam proses pembangunan pertanian, harus dimulai dengan pola pikir, aktivitas social, kebendaan yang jelas dan terprogram. Apakah yang harus dikerjakan pada masing-masing apek/wujud kebudayaan itu, agar sector pertanian di Bali bisa menarik dan berlanjut ? Namun sebelum kita berbiacara tentang program pembangunan pertanian yang berlandaskan sistem kebudayaan, maka kita perlu tahu terlebih dahulu tentang permasalahan pembangunan per-
M
Dari Halaman 21
Penganugrahan THK .................. Sementara untuk Hotel Bintang 1,2,3, medali emas diraih oleh Puri Lumbung Cottages Buleleng, medali perak diraih Inna Sindhu Beach, All Seasons Resort Legian, Damai Lovina Villas, Puri Dalem dan Warwick Ibah, sementara Dewi Sinta Hotel, Restoran & Spa meraih medali perunggu. Medali emas dan perak untuk hotel melati masingmasing diraih oleh Villa Kubu dan The Ulin Villas. Sementara untuk kategori DTW (Daerah Tuajuan Wisata), Sangeh Badung dan Waterbom Bali berhasil mendapatkan emas. Sedangkan Alas Kedaton Tabanan dan Art Centre hanya berhasil meraih perak. Untuk kategori Kawasan Khusus medali emas diraih BTDC. Sedangkan untuk kategori kantor pemerintahan, medali emas diraih Pemkab Badung. Untuk kategori sekolah, medali emas masing-masing diraih SMA N 1 Kintamani Bangli, SMA N 1 Sidemen Karangasem, SMA N 1 Sukawati Gianyar, SMA N 1 Tembuku Bangli, SMA N 2 Amlapura, dan SMA N 2 Bangli.
tanian di Bali. Yakni sebuah sector, yang banyak disebut sebagai sector yang hampir bangrut. Berbagai indicator menunjukkan sector pertanian kita hampir bankrut adalah sebagai berikut. Sumbangan sektor pertanian pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali terus merosot, dan kini hanya tinggal sekitar 19%. Orang yang bekerja di sektor pertanian paling besar yakni sekitar 48%. Pertumbuhannya paling kecil, yakni sekitar 2,1 %. Nilai tambah di sektor pertanian paling kecil, yakni sekitar 2,5 juta. Nilai Tukar Petani (NTP) sangat kecil, yakni hanya sedikit di atas nilai 100. Tenaga kerja yang ingin masuk ke sektor pertanian masih besar yakni sekitar 2%. Sementara itu pajak PBB ditingkatkan dengan semenamena, ada yang hingga 1000%. Input yang diperlukan petani dinilai masih mahal dan langka. Nilai outputnya pada saat panen cendrung selalu rendah, dan tidak sebanding dengan nilai input yang dikeluarkan. Air irigasi yang diperlukan banyak diambil oleh sektor lain, diantaranya oleh hotel, rafting, PDAM, dll. Air irigasi yang tersedia umumnya penuh dengan limbah plastik, sampah, dan rongsokan rumah tangga. Jaringan irigasinya banyak yang dimacetkan oleh pembangunan properti yang dilakukan di kawasan lebih di hulu. Tempat mengadu bagi petani sudah tidak jelas, karena lembaga Sedahan Agung telah diamputasi,
Sementara SMK Par Klungkung, hanya mampu meraih medali perak. Untuk tingkat SMP, nilai emas masing-masing diraih SMP N 1 Blahbatuh, SMP N 1 Dawan, SMP N 2 Pekutatan Jembrana, SMP N 3 Gianyar, dan SMP N 4 Mendoyo. Sedangkan SMP Harapan Nusantara, SMP N 1 Selat Karangasem, SMP N 2 Banjarangkan dan SMP N 5 Amlapura hanya mampu meraih medali perak. Sementara Universitas Warmadewa, STP Nusa Dua dan UNDIKNAS berhasil meraih emas untuk kategori universitas. Sementara UNHI Denpasar hanya mampu meraih medali perak. Penganugrahan THK Awards 2009 Jumat (4/12) ini merupakan penyerahan awards yang kesepuluh. Tahun ini pesertanya menurun dari 112 peserta (2008) menjadi 52 peserta (2009). Namun mulai tahun ini, team assessor mendapat tugas menilai sekolah dan kantor pemerintah. “Tahun ini fokus penilaiannya pada akreditasi, bukan semata-mata awards,” kata Wisnu Wardana, Sekretaris Tim THK Awards yang juga Pemimpin Redaksi BTN. (BTN/budarsana)
dan kini menjadi sub-ordinat oleh dinas-dinas tertentu. Petani juga harus siap setiap saat menghadapi resiko dan ketidak-pastian. Akhirnya petani menjadi frustasi. Mereka terpaksa dan dipaksa harus menjual lahan sawah warisan dan sawah kecintaannya. Setiap tahun rata-rata lahan sawah di Bali berkurang sekitar 750 ha. Lalu proses pemiskinan masyarakat akan semakin kencang dan terjal. Sektor pertanian dan petani menjelma menjadi sektor yang terpinggirkan. Semestinya sektor yang terpinggirkan seperti sektor pertanian, harus mendapatkan perhatian yang sepadan dan sungguh-sungguh dari pemerintah. Landasan Sistem Kebudayaan Membangun sektor pertanian berlandaskan sistem kebudayaan, pada dasarnya memandang program pembangunan dari tiga aspek/wujud. Diantaranya adalah dari aspek kebendaan/artefak adalah diperlukan adanya pembangunan industri hilir (dengan demikian ada jaminan pasar bagi produk pertanian tertentu), perlu Dari Halaman 21
Pusat Belanja .............................. Tapi, seperti keluhan yang telah laten, masalah utama yang perlu jadi perhatian dan harus dicarikan solusi secepatnya, oleh instansi terkait, adalah masalah parkir, keamanan, dan kebersihan (toilet). Masalah parkir yang paling krodit terjadi di kawasan Legian dan Kuta, Kumbasari, Jalan Gajahmada – Sumatra, Pasar Seni Ubud, dan Sukawati. Di luar pusat-pusat Dari Halaman 21
Trend Wisata ................................ sementara. Di samping itu, menurutnya, pemerintah harus terjun dengan memberikan kemudahan – kemudahan terutama di bidang permodalan, pengelolaan parkir, hingga penyediaan Sumber Daya Manusia yang memadai. Sementara itu, Kadek Darmayasa Karang, Operational Manager Suar Nusa Jaya Tour & Travel menilai, kegiatan wisata belanja ini memang telah berkembang. Namun yang menjadi permasalahan sekarang adalah kurang terkendalinnya perkembangan “dan penataan keberadaan artshopartshop ini, sehingga menyebabkan produk inti yang ingin ditampilkan seolah menjadi tersisih. Ditunjuknya contoh, saat masuk ke sebuah kawasan wisata, pemandangan deretan artshop menjadi pemandangan lumrah bagi wisatawan sebelum mereka dapat menikmati produk inti dari suatu destinasi. “Bahkan yang lebih parah lagi,
ada subak abadi, pengembangan agrowisata berbasis subak, pengembangan kawasan hutan di kawasan Bali Tengah (hulu), pembangunan pertanian yang terintegrasi secara maksimal, dll. Sementara itu dari aspek sosial, diperlukan adanya pengembangan koperasi-tani (koptan) yang berbasis subak, perlu ada komisi irigasi dan dewan air, perlu ada program pendampingan dengan memanfaatkan sarjana pertanian, dll. Selanjutnya dalam aspek pola pikir, perlu adanya kebijakan umum pemda yang memihak sektor pertanian yang diwujudkan dalam APBD, perlu ada gerakan cinta produk pertanian lokal, dll. Wacana publik tentang sektor pertanian tak pernah berhenti. Karena sektor ini sangat penting bagi perut masyarakat, namun pemerintah selalu resisten untuk memperhatikan sektor ini dengan sungguh-sungguh. Fenomena ini tampaknya sangat sesuai dengan teori pembangunan. Bahwa pemerintah selalu enggan untuk membangun pertanian, karena hasilnya tidak secara instan dapat
dilihat. Berbeda halnya dengan pembangunan di sektor sekunder dan tersier. Pengarang buku Asian Drama, Gunnar Myrdal telah sejak lama mengkonstatir bahwa pembangunan di sektor pertanian akan selalu mengundang pro dan kontra. Karena ada kepentingan yang berbeda antara masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, dan masyarakat yang bekerja tidak di sektor pertanian. Umumnya, pemerintah cendrung memihak masyarakat di sektor non-pertanian. Oleh karenanya pembangunan di sektor pertanian akan berjalan sangat lambat dan sangat lama. Namun akan sangat menentukan, apakah sebuah bangsa akan dapat eksis atau tidak, ditengah-tengah pergaulan internasional. Harga diri sebuah bangsa akan ditentukan oleh apakah bangsa itu sudah bisa makan secara mandiri atau tidak. Selanjutnya, akan dilihat bagaimana ketahanan pangan bangsa tersebut. Wajarlah, bagaimana bangsa kita dihargai, kalau makan saja tidak cukup.—
belanja (mall) seperti sejumlah keluhan yang dicatat selama ini, masalah kebersihan dan keamanan (toilet) harus lebih dapat prioritas perhatian lebih. Di samping pasar-pasar seni di sejumlah kawasan makin marak, pengelolaan pusat belanja yang khusus menyasar wisatawan, menunjukkan tren pertumbuhan wisata belanja makin prospektif. Mencermati performance sejumlah ruko di Kuta, Nusa Dua, Jimbaran, Sanur dan Ubud, tak beda dengan
pemandangan pusat belanja di Jakarta, Bandung, Surabaya, Batam, Singapura, Bangkok, atau Hong Kong. Sehingga hal itu jelas mengindikasikan pertumbuhan atraksi wisata belanja ke depan makin prospektif. Fenomena ini selain menjadi peluang bisnis bagi pemain baru sektor wisata, juga menambah ragam atraksi wisata, khususnya untuk menambah daya tarik paket wisata kota (city tour).
keberadaan pedagang acung juga sangat meresahkan, sehingga merusak konsep Sapta Pesona,” kata Kadek. Disamping itu menjamurnya pasar seni atau pusat oleh-oleh yang ada belakangan ini terkesan di paksakan oleh kehendak orangorang yang memiliki obsesi untuk mendapatkan rezekinya dari wisatawan yang datang ke Bali. “Kami bilang dipaksakan karena tempat-tempat yang ada tidak sesuai atau tidak memback-up object wisata. Seharusnya kedua hal ini harus bersinergi dengan tujuan wisata tersebut sehingga membuat kesan bagi para wisatawan kalau berbelanja seharusnya ditempat itu,” ujarnnya. Di sinilah, menurutnya, Pemda setempat yang menjadi motivator untuk membuat atau meberikan izin pusat-pusat perbelanjaan di Bali harus memperhitungkan sarana dan prasarannya sehingga bisa membuat para wisatawan benarbenar merasa aman dan nyaman berbelanja di Bali.
Selama ini memang terkesan, maraknya pertumbuhan pusatpusat belanja terutama yang khusus menjual oleh-oleh khaas Bali tumbuh liar alias tanpa perencanaan dan penataan dari instansi terkait secara lebih proaktif. Pengelolaan areal parkir yang kurang baik misalnya, selama ini selalu menimbulkan kemacetan lalulintas. Juga masalah kebersihan (limbah sampah) dan sarana toilet, disamping jadi sumber keluhan wisatawan juga sering merugikan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dari segi produk mereka sepakat bahwa Bali memiliki kekhasan produk yang dapat bersaing dengan daerah lain. Yang terpenting dari semua ini, menurut mereka adalah adanya sinergi yang baik antara Pemerintah Swasta dan Stakeholder pariwisata untuk dapat menjadikan Bali sebagai destinasi wisata yang tidak saja baik dan memuaskan bagi para wisatawan tapi juga baik dan menguntungkan bagi masyarakat pemilik seni (image/008) budaya itu sendiri.
(Image/Pus)
28
Vol. IV No. 15, 11 - 24 Desember 2009
Wisata Belanja Harus Mengacu Budaya Kegiatan wisata belanja memang telah menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang berkembang secara alami yang kerap dilakukan wisatawan saat berkunjung ke suatu destinasi, tak terkecuali Bali. Bahkan jika dibandingkan dengan Eropa, Asia, Amerika, dan Inggris, Bali merupakan satu destinasi yang paling komplit. Sebab, apapun yang dicari ada di Bali. Mulai dari culture, store, dan keindahan alam. “Artinya, kalau wisatawan datang dengan satu keluarga semuanya menjadi happy, any body happy. Bukan hanya liburan saja, tetapi juga untuk bisnis hingga memanjakan keinginan untuk berbelanja,” ucap Ida Bagus Ngurah Wijaya Ketua Bali Tourism Board (BTB) Bali kepada Image Bali Travel News.
H
al ini menurutnya, sudah barang tentu tak terlepas dari industri pariwisata yang merupakan sebuah industri kreatif bagi Bali. “Karena kalau tidak kreatif kita pasti akan ketinggalan, semua daya kreasi orang Bali berasal dari kreativitas yang semuanya bersumber pada budaya,” ujarnya. Untuk itu, ajak Wijaya, kita harus berhati-hati karena budaya itulah modal kita. Tanpa culture Bali itu sama dengan destinasi lain seperti Singapura, Thailand, Malaysia dan lainnya. Intinya culture membuat Bali itu berbeda. Jangan Kebablasan. Berangkat dari sinilah yang membuat hasil-hasil karya seniman-seniman Bali menjadi diminati oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. “Beragam pilihan produk seni dapat ditemukan di Bali dan sangat sesuai pula dengan kantong wisatawan,” katanya. Hal itu membuktikan, bahwa Bali itu untuk semua orang, tidak hanya untuk orang kaya, para pelajar pun datang ke Bali. Karena mereka akan mendapat kenang-kenangan pertama yang mereka beli dan mereka akan ingat seumur hidup. Semua itu tak hanya ada di artshoparshop tetapi juga banyak yang mendapatkan dari rumah-rumah penduduk secara langsung. Dengan bebasnya para wisatawan membeli souvenir, tentu
akan terjadi persaingan antara pedagang dan perajin. Mungkin yang di tempat perajin langsung itu harganya lebih murah dan di toko lebih mahal. Karena
itu pemerintah harus membuat aturan untuk hal ini dan harus dapat tetap mementingkan kode etik. Nah, untuk itu harus ada asosiasi yang harus melakukan semuanya namun tetap berkoordinasi dengan pihakpihak terkait. Terkait dengan tempat shoping tradisional seperti pasar yang kumuh dan semrawut, Wijaya mengatakan, untuk pasar-pasar tradisional yang dijadikan tempat shoping memang keadaannya masih belum menarik. Hal itu karena pasar itu milik masyarakat yang semestinya mereka sendiri yang mengaturnya. Kalau tempat
shoping mereka nyaman, pasti akan dikunjungi banyak orang. Wijaya kemudian mencontoh tempattempat shoping di by pas banyak toko-toko besar memiliki fasilitas yang lengkap seperti areal parkir, lingkungan bersih, ada AC dan lainnya. “Semua orang akan pergi ke sana karena nyaman. Itu adalah pengelolanya yang benar,” ucapnya. Namun demikian besar harapan Ngurah Wijaya kegiatan wisata shoping itu jangan menjadi kebablasan karena ke depan akan sangat berbahaya. Karena wisatawan yang datang itu bukan hanya shoping saja, tetapi juga melihat pemandangan. “Itu sama halnya dengan mata air yang dimatikan. Maka harus ada tempat-tempat shoping secara khusus.,” ujarnya. Sebagai organisasi pariwisata, pihaknya h a n y a menghimbau Ida Bagus Ngurah Wijaya s a j a , bahwa turis itu datang bukan karena shoping saja. tetapi, karena Bali itu memiliki culture dan pemandangan alamnya. Sadar Wisata. Sementara itu, Kadisparda Bali IB. Subhiksu mengakui, selama ini kegiatan wisata belanja memang telah berkembang secara alami di Bali. Bahkan kegiatan ini sangat diminati oleh tak saja wisatawan domestik tapi juga mancanegara seperti Jepang, Korea, dan China. Disinilah ia mengatakan bahwa sebenarnnnya akses direct flight untuk mendatangkan wisatawan ini
sangat diperlukan. Untuk sekarang ini, lanjutnya, kita masih kalah dari segi kenyamanan. Hal tersebut perlu dipikirkan, seperti soal parkir, penataan barang. Di Bali perlu ada penataan yang lebih bagus sehingga wisatawan merasa nyaman. Soal harga mungkin menjadi hal ketiga. Karena kalau sudah nyaman mereka tidak akan mempertimbangkan harga. “Soal jalanan macet dan parkir semrawut di kawasan objek wisata memang menjadi keluhan wisatawan saat ini,” terangnya. Untuk itu, pihaknya akan selau melakukan koordinasi dengan dinas kabupaten kota untuk menanggulangi hal tersebut. Satu hal lagi, kalau kalangan masyarakat sudah tahu budaya dan pemandangan alam yang menjadi ikon wisata Bali, mestinya potensi itu jangan ditutup. Hal itu memang banyak terjadi belakangan ini seperti kawasan Tegalalang,
banyak toko yang menutup view sawah bertingkat di sana, sehingga daya tariknya menjadi hilang. Demikian juga di objek-objek wisata lain, mestinya objek utamanya yang bisa mereka lihat terlebih dahulu baru kemudian souvenirnya. Kondisi seperti itu memang terjadi di Bali kini. Bukan seperti di Thailand atau daerah tujuan wisata lain. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya sudah mengadakan gerakan sadar wisata sebagai wujud pembinaan bagi masyarakat, sehingga apa yang menjadi ikon kawasan wisata bisa dipelihara dengan baik. Semua orang yang mestinya ikut terpanggil menjaga hal tersebut mulai dari masyarakat hingga pemerintah. Tapi selama ini terkesan tak ada koordinasi antara pihak pemerintah kabupaten dengan provinsi. (image/015/008)
Charity Program RBBR
Desa Tianyar Perlu Bantuan Private Sector Keberadaan Desa Tianyar di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, ke depannya masih memerlukan bantuan dan sentuhan industri pariwisata (privat sector) khususnya hotel melalui program Coorporate Social Responsbility (CSR). Karena desa dengan jumlah penduduk 13 ribu jiwa, 3899 kepala keluarga, hampir 90 persen kepala keluarganya tergolong dalam kategori rumah tangga miskin (RTM). Hampir 90 persen kepala keluarga di desa kami masuk kategori RTM. Program CSR ini sangat membantu masyarakat kami, apalagi di musim kemarau seperti sekarang masyarakat sulit bercocok tanam karena lahannya gersang dan tandus. Kedepan kami berharap agar bantuan hotel melalui program CSR diarahkan untuk pengadaan sarana dan prasarana seperti air bersih, listrik untuk memperkuat ekonomi juga memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” kata I Gede Suada, SH, Perbekel desa Tianyar di sela-sela Charity Program Ramada Bintang Bali Resort (RBBR) di Dusun Paleg, Desa Tianyar (3/12). Hadir pula
“
dalam charity program Ramada Peduli yakni Camat Kubu I Wayan Sutapa dan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Karangasem yang diwakili Kepala Bidang Bantuan Sosial kabupaten Karangasem I Wayan Tantra. Charity program yang mengusung tema Ramada Peduli dilakukan meyambut ulang tahun ke -19 RBBR Kuta pada tanggal 5 Desember 2009. Pada acara tersebut manejemen hotel menyerahkan berbagai paket bantuan berupa 150 paket sembako, 150 amplop senilai Rp 20.000, 150 paket makanan ringan (snack), 150 paket pakaian layak pakai dan pemeriksaan kesehatan gratis kerjasama RBBR dengan Kuta Clinic dan RS. Surya Husada.
“Dipilihnya dusun Paleg di desa Tianyar karena survey tim Human Resources RBBR dan masukan Dinas Sosial Karangasem desa tersebut dianggap layak dan paling membutuhkan karena tingginya angka kemiskinan,” kata Made Sukarma Financial Controller RBBR yang dipercayakan manajemen sebagai ketua rombongan menyerahkan bantuan Ramada Peduli. Ditambahkan, tahun 2008 RBBR juga melakukan kegiatan serupa di Karangasem, hanya bantuannya tidak diserahkan kepada masyarakat tapi ke panti asuhan. “Ini akan menjadi program regular tiap menjelang ulang tahun, sekaligus sebagai wujud kepedulian hotel kami terhadap masyarakat sebagai penopang pariwisata Bali,” ungkapnya seraya menjelaskan charity program Ramada Peduli 2009 diikuti seluruh department di RBBR. Dalam sambutan Camat Kubu menyampaikan terima kasih atas bantuan sembako dan pelayanan
Tim Charity Program Ramada Peduli foto bersama dengan para penerima bantuan sembako usai menerima bantuan di wantilan dusun Paleg desa Tianyar Kecamatan Kubu, Karangasem. Turut mendampingi Kabid Bansos Dinas Sosial, Camat Kubu dan Perbekel Desa Tianyar.
kesehatan gratis yang diberikan manajemen RBBR di tengah kesulitan ekonomi yang dialami warga Tianyar. “Atas nama warga, kami ucapkan terima kasih kepada manejemen RBBR yang telah memberi bantuan sembako dan pelayanan kesehatan gratis kepada warga kami. Ke depan kami berharap agar hotel-hotel di Bali dapat melakukan hal serupa untuk
membantu keberadaan warga kami yang hampir sebagian besar hidup dibawah garis kemiskinan. Kalau boleh program bedah rumah dari hotel-hotel bisa masuk ke wilayah kami,”pintanya. Rangkaian ulang tahun ke-19 RBBR ditutup dengan pemotongan tumpeng dan party bersama seluruh karyawan malam ini (5/ 12) di RBBR Kuta. (kmb/*)