VIII
Vol. V No. 11
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
3600 Peserta Ramaikan ”Tour de Village” Ada ”Peken Budaya” di KK 2010 Lebih dari 3600 orang pecinta sepeda di Bali meramaikan fun bike menyambut HUT ke-44 Inna Grand Bali Beach (IGBB). Mereka berasal dari clubclub sepeda di berbagai daerah seperti Denpasar, Badung, Gianyar hingga Tabanan. Ada juga peserta perorangan dan keluarga. Dan yang membuat event tahunan ini menjadi lebih semarak, adanya puluhan peserta dari yogyakarta dengan busana khasnya dan puluhan wisatawan mancanegara berbaur denga masyarakat lokal.
M
EREKA itu repeater guest di Inna Grand Bali Beach. Ada juga yang dari Norwegia yang memang lama tinggal di Bali,” kata General Manager IGBB Sugeng Pramono seusai mendampingi Sekkot D e n p a s a r A . A . N g r. R a i Iswara membuka fun bike bersama Direktur Utama PT. Hotel Indonesia Natour, IGK. Heryadi Angligan, Minggu (3/9) bertempat di Lapangan sepak Bola Cottage Area IGBB. Menurut Sugeng, acara ini sebagai upaya untuk
Paling Favorit, Diserbu Pengunjung
A
© bud
Club sepeda di berbagai daerah dalam fun bike Hut-44 IGBB memasyarakatkan sepeda sebagai salah satu mode transportasi alternative sehari-hari, disamping sebagai olah raga yang menyehatkan. “Fun bike ini juga mendukung program pemerintah Kota Denpasar dalam mengurangi emisi guna menjaga lingkungan hidup yang bersih dan sehat,” ucapnya. Karena itulah, jelasnya, tema acara fun bike kali ini adalah “tour the village” yang khusus mengambil r u t e d i p e d e s a a n S a n u r, sehingga dapat melihat suasana tradisional desa yang ada di lingkungan kota. “Jika dulu arahnya ke timur, sekarang kita arahkan ke selatan, sehingga dapat menyaksikan aktivitas masyarakat desa yang asri,” imbuhnya. Jarak yang ditempuh sekitar 12 kilo meter, diawali
dari lapangan sepak bola IGBB menuju Jl. D. Toba, Jl. D. Tamblingan, Bali Hyatt, Jl. Mertasari, Sanur Beach, M e r c u r e H o t e l , J l . Ti r t a Empul, Pantai Mertasari, Pura Dalem Pengembak, Jl. D. Tempe, Jl. Tukad Balian, Jl. Tukad Bilok, Jl D. Buyan, dan kembali ke Lapangan Sepak Bola IGBB. Hadiah yang merebutkan sebuah sepeda motor dan puluhan sepeda serta hadiah hiburan menarik lainnya. “ Aw a l n y a k a m i s a n g a t pesimis, peserta yang ikut sedikit mengingat banyak ada event-event lain di bulan ini. Tapi, kami bersyukur mereka mau berpartisipasi. Lebihlebih dari management Garuda Indonesia, Manager dan stafnya juga terlibat,” paparnya seraya mengatakan puncak acara HUT jatuh pada 1 Nopember 2010 mendatang. (image/015)
Sahid Kuta Lifestyle Resort : Pusat Ritel Kontemporer AHID Kuta Lifestyle resort adalah sebuah gagasan pengembangan yang paling menarik yang diharapkan dapat merevitalisasi pantai Kuta. Proyek ini akan menggabungkan dua konsep yakni hotel dan ritel, yang dikenal dengan nama Beachwalk. The beachwalk merupakan pusat ritel kontemporer yang telah dirancang bagi pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Direktur utama PT. Indonesia Paradise Island Hariyadi B. Sukamdani mengatakan total investasi yang akan ditanamkan untuk mewujudkan Sahid Kuta Lifestyle, ini mencapai angka Rp. 600 milyar. Bangunan ini dilengkapi 200 unit kamar, yang akan dilengkapi dengan ballroom elegan dengan layanan personal dengan
S
fasilitas modern. Khusus beachwalk akan terdiri atas 200 toko ritel exclusive, dan restoranrestoran kombinasi baik merk merk terbaik di Bali, nasional maupun internasional. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2012. Sedangkan Beachwalk diperkirakan selesai setahun lebih awal yakni pada 2011” ucap Haryadi B. Sukamdani Menurutnya, PT. Indonesia Paradise Island bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Badung berencana menata kembali kawasan pejalan kaki umum, penanaman panorama dan membuat air mancur di kawasan tersebut. Keberadaan Sahid Kuta Lifestyle Resort merupakan upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan yang membentang pararel, menuju pantai Kuta yang terkenal dengan sunset-nya ini. Jalan akan dibagi menjadi tiga jalur. Akses
pejalan kaki yang terletak dibagian belakang melalui jalan poppies, sementara untuk parkir pengunjung disediakan parkir bawah tanah yang dapat menampung hingga seribu mobil dan motor . Dari desain yang unik dan ramah lingkungan ini, Hariyadi berharap akan membawa Sahid Kuta Lifestyle Resort menjadi ruang kesenangan multi-faced yang dapat mendukung kebutuhan masyarakat lokal maupun internasional. Bahkan ia optimistis bahwa pengembangan proyek bisnis prestisius tersebut bakal menaikkan revenue perusahaan .Sementara dari sisi okupansi kamar hotel, diperkirakan juga naik seiring dengan pertumbuhan pariwisata Bali yang diprediksi ke depannya di angka 15-20 (Image/014) persen.
PA acara paling favorit dan digandrungi dalam Kuta Karnival 2010 kali ini? Ya, Anda benar. ‘’Peken Budaya”!. Dari semua sajian acara tersebut, kuliner tradisional dan internasional yang paling semarak dan diserbu pengunjung. Puluhan stand kuliner menyajikan aneka makanan tradisional dan internasional. “Kami ingin menonjolkan menu tradisional agar lebih dikenal di mancanegara, oleh karena itu kami buatkan stand khusus dengan nama ‘peken budaya’,” katanya. Stand ‘peken budaya’ yang berjumlah enam unit tersebut diisi oleh ibu-ibu PKK Desa Adat Kuta, dengan menyajikan berbagai makanan khas Bali antara lain, nasi betutu, nasi be guling, jukut ares dan lainnya. Kuta Karnival 2010 yang menjadi momentum promosi dunia dibuka dengan menghadirkan ribuan cahaya lilin. Cahaya remang diiringi suara ombak, membuat suasana kawasan pantai dunia itu betul-betul menawan. Event tahunan itu menjadi tontonan menarik bagi ribuan wisatawan dari berbagai belahan dunia yang sedang berlibur di pulau dewata ini. Kesemarakan KK tahun ini mendapat pujian dari wisatawan asing termasuk Titien Soekarya, Staf Ahli Ekonomi dan Iptek Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang
mewakili Menbudpar membuka acara tersebut. Penyajian semua acara ditata sangat apik dan lebih melibatkan orang asing, sebagai bentuk promosi. Dikatakan, pertumbuhan kunjungan wisman mengalami lonjakan yang cukup baik. Disebutkan, pertumbuhan 2009 dibanding 2008 sebesar 13,40 persen. Sedangkan Bali, pertumbuhan di semester I mencapai 9,11 persen dibanding tahun lalu. “Mudah-mudah target jumlah kunjungan wisman tahun ini sebesar 7 juta bisa tercapai,” terang Titien Soekarya. KK 2010 menyajikan berbagai atraksi, seperti pagelaran sejuta lilin bagian dari acara gema perdamaian ,seni pertunjukan tradisional dan musik. Beach game, parade budaya hingga kuliner juga ada. Kegiatan ‘Paddle for Peace’ juga tetap digelar, serta diikuti dengan acara pelepasan tukik. Agenda lain, parade layang-layang serta kegiatan festival penjor. Pada saat pembukaan, selain dihadiri Titien Soekarya, juga dihadiri Sekda Propinsi Bali I Nyoman Yasa yang mewakili Gubernur Bali, Wakil Bupati Badung Ketut Sudikerta, Ketua Umum KK Morgan Made Suartha, Ketua PHRI Bali Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati, penasehat KK Made Supatra Karang dan sejumlah undangan (image/015) lainnya.
08 - 21 Oktober 2010
Turis Serbu Lepas Tukik Bali Update
II
3600 Peserta Ramaikan ”Tour de Village”
Bapak Angkat Percepat ”Denpasar Clean and Green” Save Our Destinations
IV
Page Advertorial
VIII
Kuta Ikon Pariwisata Bali Perhelatan Kuta Karnival (KK) yang kini memasuki usia ke -8 sebagai salah satu bukti eksistensi pariwisata Bali ke depan. Setiap event tahunan itu mampu menyedot ribuan wisatawan mancanegara untuk menyaksikan acara demi acara yang digelar. “Even ini adalah kegiatan strategis dalam memajukan pariwisata Kuta dan Bali di mata dunia internasional,” ujar penasehat KK 2010 Made Supatra Karang, belum lama ini.
UTA KARNIVAL ini dicetuskan karena adanya tragedi kemanusiaan Bom Bali 2002 silam. “Momentum inilah menjadi spirit untuk tetap digelar sehingga perhatian dunia internasional tak melupakan begitu saja Kuta dan Bali,” ucap Supatra Karang. Karena itu, KK tahun ini memilih tema “Heal The World “ yang bermakna pemulihan dunia khususnya dunia pariwisata dan budaya dari berbagai aspek kehidupan.
K
Aktivitas Agama di Pantai Kuta
Halaman II
© bud
Perkembangan MICE ................
Dari Bos Menjadi Jongos EIRING dengan semakin pesatnnya perkembangan kawasan ini serta mobilitas penduduk yang semakin meningkat, pada 1988 Kuta yang dulunya hanya terdiri dari satu kelurahan dimekarkan menjadi 3 desa adat yang disebut dengan Samigita (Seminyak, Kuta dan Legian). Semenjak sektor pariwisata berkembang, infrastruktur juga mulai dibenahi oleh pemerintah, Jalan Legian mendapat sentuhan lapisan aspal pertama kali tahun 1974, sedangkan listrik memasuki pemukiman
S
penduduk sejak tahun 1976. Masyarakat juga termotivasi belajar berbisnis. Bisnis rumah penginapan yang dikelola penduduk dengan nama pension, beach inn, homestay, accomodation, lodging house, dll. sempat mengalami perkembangan positif dan menggembirakan bagaikan jamur tumbuh dimusim hujan. ”Saat itu wisatawan berjalan kaki dari bandara ke Kuta dan dengan fasilitas seadanya kami berupaya melirik peluang ini,” cerita Rutha Ady. Faktor internal seperti keindahan alam pantai berpasir putih yang eksotik dan debur
ombak memikat wisatawan untuk melakukan aktivitas seperti surfing, berenang atau berjemur dan sebagainya. Halaman II
Perkembangan MICE ................
© edi
© edi
SURFING-Dengan ombaknya yang indah, besar dan menantang, maka surfer pun menjadikan tempat ini sebagai salah satu arena selancar.
Parade lilin membuka event Kuta Karnival 2010.
© bud
Suasana ‘peken budaya’ dalam Kuta Karnival
C12-59
II
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Bupati Panen Tembakau GIANYAR – Pariwisata dan pertanian harus dapat berjalan selaras serasi dan saling mendukung. Alasan itulah yang membuat Bupati Gianyar menyambut baik kegiatan pertanian tumpangsari tembakau di Subak Erjeruk, Banjar Gelumpang, Sukawati. Bahkan, Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati bersama Wakil Bupati Dewa Made Sutanaya, Kadis Pertanian Gusti Puja
Wartika dan seluruh pejabat ikut melakukan panen perdana itu. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan, Gusti Puja Wartika menyatakan, keberhasilan panen tersebut, berkat ketekunan petani Subak Erjeruk yang diimbangi dengan pelatihan dan pembinaan budidaya tembakau serta Program SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu) yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar. (image/015)
VII
Lolec
Turis Serbu Lepas Tukik © ist
” Under Pass” di Simpang Dewa Ruci DENPASAR - Under pass (jalan di bawah) akhirnya disepakati menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di Bundaran Simpang Dewa Ruci. Hal itu disepakai dalam rapat koordinasi Persiapan Pelaksanaan ASEAN Summit 2011, konferensi APEC 2013 serta koordinasi rencana pembangunan Simpang Dewa Ruci di Ruang Rapat Wiswa Sabha Madya Denpasar belum lama ini. Rakor diikuti Bupati Badung, Bapennas dan instansi terkait dipimpin langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Menurut Gubernur, kesepakatan under pass paling memungkinkan untuk diterapkan di Bali. Meskipun, pembangunan jalan di bawah memerlukan dana cukup besar. Gubernur yang didampingi Bupati Badung AA Gde Agung kemudian merinci sejumlah alasan yang melatarbelakangi kesepakatan itu, diantaranya tidak perlu memindahkan Patung Dewa Ruci dan juga memenuhi syarat estetika. Selain itu, kesepakatan ini juga diharapkan mampu mengakomodasi aspirasi masyarakat terkait budaya Bali. Selain menjadi solusi mengatasi kemacetan, megaproyek tersebut sekaligus sebagai persiapan Bali khususnya Badung sebagai tuan rumah APEC pada 2013. (image/015)
Parade Gong Kebyar Kota Denpasar DENPASAR – Kreatif dan semarak. Anak-anak setingkat SD mulai ‘’bertingkah” di atas bilah gamelan. Sambil memainkan alat musik tradisional itu, puluhan seniman bocah ini menari penuh ekspresi. Apalagi didukung tata busana apik, membuat penampilan mereka semakin manis. Itulah suasana parade gong kebyar anak-anak dan wanita yang digelar Pemkot Denpasar, Jumat (1/10) di Lapangan Puputan Badung. Pada hari pertama tampil 4 peserta, 2 sekeha gong anak-anak (Banjar Dukuh Tangkas Pemogan Densel dan Banjar Alangkajeng Menak Kel. Pemecutan Denbar) dan 2 sekeha gong wanita (Banjar Ketapean Klod Kelurahan Sumerta Denpasar Timur dan Banjar Sedana Mertha Kelurahan Ubung Denpasar Utara). Masing-masing peserta menampilkan tabuh klasik dan kreasi. Menurut koordinator Putu Lely, lomba yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini akan digelar setiap hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu mulai pukul 18.00 wita. (image/015)
© ist
MANGUPURA – Setiap kegiatan melepas tukik digelar, wisatawan mancanegara selalu terlibat. Bahkan mereka sampai antre agar dapat ikut melepas anak penyu itu. Sebut saja di Pantai Kuta yang merupakan bagian dari acara Kuta Karnival (KK) ke8, ratusan wisatawan menyerbu panitia agar mendapat jatah melepas tukik yang tersedia sebanyak 130 ekor. . Jauh sebelum jadwal acara itu dimulai, wisman dari berbagai negara sudah berkumpul di depan Kantor Satgas Kuta. Tepat Pukul 17.00 Wita dengan aba-aba dari Kasatgas Pantai Kuta, IGN Tresna, acara lepas tukik ini dimulai. Gung Tresna mengatakan, kegiatan cinta lingkungan ini sudah dilakukan sejak KK pada 2002 silam, atau tepat pada delapan tahun yang lalu, untuk kebangkitan pariwisata Bali. (image/015) DARI Halaman I
Kuta Ikon ................
Di tempat terpisah, tokoh masyarakat Legian I Nyoman Rutha Ady, S.H. mengatakan, KK sangat bagus sebagai ajang promosi, namun setiap pelaksanaannya perlu dievaluasi sehingga berapa persen kegiatan tersebut mampu mengangkat muatan lokal. Dulu, lanjutnya, kawasan wisata Kuta memang menjadi ikon dan jendela pariwisata Bali. Wisatawan yang datang ke Bali tanpa merasakan sengatan terik matahari pantai Kuta, seolah belum menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Fenomena ini sebenarnnya tidak hanya populer belakangan, namun jauh sebelum berkembang menjadi daerah tujuan wisata terkenal seperti sekarang. Dalam lintasan sejarah, Kuta menjadi pusat perhatian turis. Sisi Sejarah Tahun 1334, Mahapatih Kerajaan Majapatit Gajah Mada, dalam invasinya menaklukkan Bali, DARI Halaman I
Dari Bos ................
Budaya masyarakat Kuta yang unik, juga membuat turis kepincut. Kawasan Kuta yang berkembang dari desa miskin menjadi kawasan internasional tak sepenuhnnya menjadi berkah bagi penduduknnya. Bisa juga kemudian menjadi musibah. Masuknya pemodal besar dengan mendirikan hotel-hotel mewah membuat pemilik homestay dll yang notabena penduduk lokal minggir satu persatu. Mereka kemudian banting stir, dulu yang dijaring turis, kini akomodasi itu berubah menjadi rumah kos bagi para pekerja pariwisata disekitar Kuta. Dunia pun seakan terbalik, dulu penduduk lokal jadi bos sekarang mereka kebanyakan menjadi (maaf) jongos. Sebagai karyawan atau hanya segelintir saja yang mampu menyodok ke level manajer, Penduduk lokal kemudian memilih mengontrakkan toko serta tanah mereka akibat kalah
Pekerja Pariwisata : Ramah, Senyum dan Attitude Salah satu elemen yang mendukung terjadinya pariwisata adalah tourism demand, orang yang membutuhkan pariwisata (wisatawan). Maka itu kita harus menyiapkan attraction, baik itu berupa flora fauna, alam, iklim, budaya dan atraksi buatan.
H
© bud
memilih sebuah tempat untuk melabuhkan perahu dan menurunkan pasukan di sekitar Pantai Kuta sekarang. Kemudian tahun 1597 tiga kapal dagang Belanda berlabuh di Kuta di bawah pimpinan Cornelis de Houtmann. Dalam catatannya, Lintgens menyatakan sangat terkesan dengan keramahtamahan masyarakat Kuta. Pada perkembangan selanjutnya, Kuta menjadi pintu masuk utama para pedagang Belanda atau pedagang dari negeri lainnya. Popularitas Kuta sebagai pintu masuk para pedagang inipun akhirnnya terus mengalami perkembangan hingga akhirnnya di tahun 1967 terjadi sebuah perubahan yang sangat drastis. Kuta yang dulunya adalah kawasan yang hanya berupa desa berdebu dan gersang dengan penduduk miskin yang menekuni pekerjaan petani dan nelayan, berubah menjadi tambang dolar yang menggiurkan. Pemerintah Orde Baru menjadikan pelabuhan udara Tuban sebagai international airport (bandara internasional Ngurah Rai). (image/bud/rai) bersaing serta beban berat pajak tanah yang tinggi. Oleh karennya Kuta (secara umum termasuk Seminyak, Legian, Kuta –Samigita) saat ini memerlukan strategi penyelamatan tata ruang yang berkaitan dengan nasib penduduk asli/pribumi di masa depan. ”Warga asli harus bersatu menyikapi fenomena perubahan yang semakin “abu-abu”, karena serbuan investor yang membabi buta tanpa menghiraukan tata ruang,” kata praktisi pariwisata itu. “Kemajuan Samigita sebenarnya semu karena hanya terlihat glamour (mewah) di permukaan. Padahal didalamnya masih banyak persoalan pawongan (kependudukan) termasuk kenakalan remaja dan peredaran narkoba,” katanya serius. Intinya warga Samigita harus mulat sarira (introspeksi diri) agar mampu menjadi tuan rumah di rumah sendiri dan tidak tersisih sebagaimana nasib penduduk Betawi di ibukota Jakarta. (image/bud/rai)
AL tu terungkap pada p e n y u l u h a n kepariwisataan Dinas pariwisata Badung di Waterbom Kuta, Rabu (22/9). Hadir sebagai pembicara Kasi Bimbingan Wisata Drs. I Made Astawa, MM. dan IGA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., Dosen STP Bali serta karyawan setempat sebagai peserta. Pada kesempatan itu, Manik mengatakan, Bali memiliki budaya unik yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Jauh sebelum pariwisata itu ada, budaya Bali sudah ada dan masih berkembang hingga sekarang. Budaya Bali seakan
menjadi laboratorium hidup yang tak akan pernah mati. “Inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Bali,” ucapnya. Karena itulah, Manik megajak semua peserta penyuluhan untuk tidak melupakan sikap sebagai orang Bali. Walaupun memiliki ilmu dan keterampilan, tetapi tidak didukung dengan sikap yang baik hasilnya tidak akan sempurna. “Yang sering dilupakan oleh pelaku pariwisata adalah attitude, sikap,” ujarnya. Manik kemudian menambahkan, hal terpenting dalam konsep sadar wisata itu
adanya dukungan dari semua masyarakat. Senyum dan ramah merupakan modal dasar kerja dipariwisata. “Wisatawan tertarik dengan keramahtamahan orang Bali. Karena orang Bali sangat well come terhadap orang lain,” ucapnya. Wanita berparas ayu ini menambahkan, syarat untuk menjadikan daerah itu sebagai tujuan wisata yaitu adanya attraction yaitu sebuah daya tarik, accessibility adanya jalan sehingga wisatawan itu bisa sampai ke tempat wisata, amenity adanya akomodasi seperti hotel, restoran, villa dan lainnya serta adanya ancillaries sebuah organisasi seperi dinas pariwisata, PHRI, BVA serta adanya keterlibatan masyarakat setempat. Sementara Astawa menegaskan, maju mundurnya
Suasana penyuluhan kepariwisataan di Waterbom pariwisata tergantung dari peran masyarakat pariwisata itu sendiri. Mulai dari pelaku pariwisata, industri, dan masyarakat. “Pelaku pariwisata yang mendorong pengembangan pariwisata itu, sementara pemerintah sebagai pemegang kebijakan memberi regulasi yang tepat,” katanya.
© bud
Namun, kata Astawa, pengembangan dari pariwisata itu memerlukan suasana yang kondusip. Jika ingin menjadi tuan rumah yang baik harus dilandasi dengan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur, yaitu keamanan, kebersihan, ketertiban, kesejukan, keindahan, keramahan dan (image/bud) kenangan.
Tempat Wisata Ideal? Ada Empat Syarat ! T
ERNYATA setidaknya ada empat syarat didalam mewujudkan sebuah tujuan wisata yang ideal. Yaitu attraction yang menjadi daya tarik wisatawan, accessibility yakni adanya kemudahan-kemudahan untuk bisa
sampai di tempat tujuan wisata, amenities yakni sarana dan prasarana dan ancillary sebuah organisasi yang mengatur, mengurus kemajuan pariwisata itu. Hal tersebut diungkapkan Dosen Pariwisata STP Bali,
© bud
Karyawan Restoran Eikon Sport Bar penyuluhan kepariwisataan
mengikuti
Hanugerah Kristiono Liestiandre pada saat menjadi pembicara pada acara penyuluhan kepariwisataan Dinas pariwisata Badung bertempat di Restaurant Eikon Sport Bar Kuta, Senin (27/ 9). Hadir pada saat itu, Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata Kab. Badung Drs. I Made Astawa, MM. dan staf I Made Suena serta karyawan setempat sebagai peserta. Memiliki empat syarat itu saja tidak cukup, jelas Kristiono, perlu juga didukung oleh pekerja pariwisata yang andal dan professional. Menurutnya, ada 3 kompetensi yang harus dimiliki seorang pekerja pariwisata agar menjadi profesional.Yaitu knowledge (pengetahuan), kedua skill (keterampilan) dan attitude (sikap dan perilaku yang baik). “Dengan
menerapkan tiga hal tersebut, seorang pekerja pariwisata akan dapat memberikan rasa senang kepada tamunya sehingga nantinya muncul multi player effect,” katanya. Selain itu, sikap dan prilaku jujur (budi pekerti) harus tetap dijaga. “Ciri utama dari pariwisata itu adalah pelayanan, maka ujung tombak suksesnya pariwisata adalah pelayanan dari sumber daya manusianya,” katanya. Sementara Astawa mengatakan, untuk memberi pencitraan, image terhadap produk itu dapat dilakukan dengan menerapkan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur seperti aman, tertib, bersih, indah, sejuk, ramah dan kenangan. Dalam rangka pengembangan pariwisata di
Kabupaten Badung, lanjut Astawa, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan pelaku pariwisata saja. Masyarakat juga memiliki peranan penting yakni dengan jalan meningkatkan dukungan dan partisipasinya. Astawa kemudian menjelaskan, selain meningkatkan sumber daya manusia serta pembenahan infrastruktur, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Disparda Badung juga melakukan promosi. Untuk tahun 2010 promosi dilakukan di dalam negeri, seperti ke Batam, Jakarta, dan Manado. Sedangkan promosi ke luar negeri yaitu ke Jepang, Korea, Itali dan China. “Pemerintah juga berpromosi melalui media cetak dan elektronik, termasuk brosur dan VCD,” jelasnya. (image/015)
VI
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Pencurian Pretima
Sugeng Pramono
Lepas Tukik Hingga Garap Cak Orang Bali Sudah Semakin Tak Beradap ELAR HUT ke-44 Innna Grand Bali Beach (IGBB) tahun 2010 memang digarap lebih spesial. Kegiatan yang digelar lebih banyak mengarah pada peduli lingkungan dan menciptakan kerukunanan serta kekeluargaan di kalangan staf dan karyawan IGBB. “Tahun ini adalah perayaan HUT yang special dan beda dari tahuntahun sebelumnya,” kata General Manager IGBB Sugeng Pramono di Sanur, belum lama ini. Kegiatan special itu, jelas Sugeng adalah menggarap tari Cak yang melibatkan seniman dari karyawan hotel itu sendiri yang khusus ditampilkan pada puncak perayaan Hut Ke-44 IGBB, 1 Nopember 2010 mendatang. Cak ini mengangkat ceritera Ramayana dengan judul Lata Maha Sadi. “Kami sudah melakukan latihan
G
secara intensiv sejak beberapa bula lalu,” ujarnya. Selain itu, juga melakukan pelepasan tukik y a n g dilaksanakan pada pembukaan perayaan HUT Agustus 2010 © dok l a l u . Acara tersebut, melibatkan ratusan peserta dari para General Manager unit PT. Hotel Indonesia N a t o u r, Executive & Departement Head serta puluhan wisatawan mancanegara. Juga digelar sekitar 20 jenis lomba olahraga, termasuk fun bike yang melibatkan 3600 peserta. “Kegiatan lepas tukik sebagai bentuk pelestarian alam khususnya satwa langka penyu disamping mendukung program Pemprov Bali sebagai “Green Province,” jelasnya. (image/015)
Manik Silvia Dewi
Mencari Kepuasan U D A H disepakati bersama ,pariwisata Bali berlandaskan pariwisata budaya. Artinya apa-apa yang menjadi produk pariwisata mesti mencerminkan budaya Bali. Namun kenyataan itu berbeda,. Perkembangan sekarang justru budaya itu mulai luntur. IGA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., Dosen pariwisata STP Bali mengatakan, perubahan itu tampak pada attitude (perilaku) masyarakatnya yang lebih banyak mempertimbangkan premises untuk mendapatkan uang, sehingga mengorbankan sikap dan perilaku. Padahal, wisatawan tertarik dengan keramah-tamahan orang Bali. Bahkan, sejak dulu masyarakat Bali terkenal sangat welcome terhadap orang lain. “Apa sikap itu masih ada?” tanya Manik. Dengan menjaga attitude dalam memberi pelayanan terhadap wisatawan berarti sudah menjaga pariwisata Bali. Selain itu, juga sebagai bentuk promosi wisata yang ampuh.
s
“Pariwisata Bali berlandaskan budaya, maka unsur pelayanan yang baik menjadi hal yang utama. Hal inilah yang membedakan pariwisata Bali dengan pariwisata lainnya,” paparnya. K a l a u wisatawan dilayani © bud dengan senyum dan ketulusan, tentu tidak hanya akan membuat mereka senang, tetapi kita akan mendapatkan hasilnya. Misalnya mereka akan kembali di masa mendatang dan akan merekomendasikan Bali kepada keluarga, teman mereka sebagai tempat yang tepat untuk berlibur. “Kalau sudah begitu semua akan merasakan manfaatnya mengingat tourism mempunyai efek multi dimensi,” tambahnya. Kepuasan dan rasa senang kepada semua orang merupakan ciri daripada berwisata. Senang dirasakan oleh tamu, senang dirasakan oleh pelaku pariwisata itu sendiri serta puas bagi pemerintah dan pengusaha. “Tujuan parwisata adalah mencapai kepuasan pelaku pariwisata maka perlu sadar wisata,” ucap Manik. (image/bud)
PURA dan m e l a k u k a n Oleh Wayan Windia pretime, yang kesepakatan untuk dikeramatkan masyarakat, adalah bagian pemuasan nafsu adalah sosok yang dari peradaban orang Bali. Peradaban bernama : iblis. Lalu, menjadilah pencuri bertumbuh dari proses sinergi antara pretime itu, sosok manusia yang berjiwa teknologi dan kebudayaan masyarakat. iblis. Kemudian gentayangan melakukan Demikianlah, pura dan pretime yang usaha pemuasan nafsu. Mereka bahkan menyebar di Bali adalah bagian dari tidak sungkan melakukan pencurian di sinergi antara teknologi dan kebudayaan tempat-tempat suci, kawasan pura, yakni yang berkembang dalam masyarakat Bali pada sebuah kawasan yang sangat pada zamannya. Oleh karenanya, kalau disakralkan oleh masyarakat Hindu. ada orang (Bali) yang sampai hati Agung Aji Tabanan yang menjadi merusak pura dan juga pretime, maka or- ujung tumbak dalam kasus ini, bisa ang itu adalah orang-orang yang tidak bergerak bagaikan kesetanan, karena beradab atau tidak mengerti peradaban adanya “calo”. Calonya, ternyata juga ormasyarakat. ang Bali, yakni Lanang Sidemen dan Baru-baru ini, polisi telah berhasil Oka Sukaya. Ternyata nyaris semua mengungkap pencurian Pretime di Bali. jajaringnya adalah orang-orang dari Sejatinya, cukup lama masyarakat Karangasem. Sebuah kawasan yang diresahkan terhadap kasus pencurian miskin, namun orang-orangnya terkenal benda sakral itu. Sempat saling curiga religius. Tetapi mereka mungkin tergoda antar suku. Namun ternyata yang pada bau pramatisme, dan kemudian menjadi biang kerok-nya adalah orang menjadi materialistik/konsumeristik. Bali sendiri. Kenapa hal ini bisa terjadi Sang calo bisa tenang berbisnis, ? Tidak lain karena pragmatisme-sosial karena ada penadah. Penadahnya adalah yang semakin gentayangan di permukaan orang bule. Hal ini bisa diduga, karena modal-sosial masyarakat Bali yang kian benda-benda antik dan sakral, dengan berubah. Hal ini adalah sebuah kasus nilai artefak yang sangat mahal, hanya besar. Karena terjadi pada sebuah bisa diperjual-belikan, di kalangan komunitas sosial yang terlanjur pebisnis dengan jaringan internasional. dikonotasikan sangat religius. Jadi, orang bule yang gentayangan Bahwa kasus ini adalah kasus besar, berlama-lama di Bali, dengan berbagai terbukti dari liputan media-massa di Bali profesi-sambilan, sejatinya banyak menyediakan kolom headline, untuk diantara mereka adalah penjahat. Ternyata kasus berita terungkapnya pencurian yang tidak semua orang bule yang berkeliaran menggegerkan ini. Kapolda Bali Irjen Pol di Bali membawa duit. Banyak diantara Hadiatmoko langsung turun tangan, mereka adalah pembawa aib, pembawa melakukan inspeksi kasus. Hal inipun penyakit HIV/AIDS, pembawa narkoba, menandakan bahwa, kasus ini adalah melakukan pemuasan nafsu trefiking, kasus besar bagi jajaran kepolisian di Bali. jual-beli wanita, pebisnis pengeruk Masyarakat Balipun menyambut kekayaan alam Bali, kriminal, penjahat, peristiwa ini dengan spontan dan antusias. dan berbagai aroma terpidana lainnya. Hal ini terbukti dengan sangat banyaknya Semua ini harus kita terima sebagai masyarakat Bali secara spontan datang ke fakta hidup. Karena kita terlanjur Polres. Memberikan reaksi keras, dan mendewakan pertumbuhan ekonomi bahkan melakukan tindakan fisik kepada dalam pembangunan nasional, pelaku. Semua reaksi dan tindakan mendewakan PAD, dan mendewakan masyarakat sangat dapat dipahami. pembangunan fisik. Kemudian kita terus Karena pelaku pencurian telah menyentuh menerus berusaha memuaskan nafsu dan mencedrai nurani, perasaan, dan nilai birahi-angkara murka kaum kapitalis. spiritualitas sosial. Pertandanya adalah, bahwa kita bersetuju Timbul pertanyaan yang sangat memperpanjang dan memperluas bandara mendasar. Kenapa orang Bali yang Ngurah Rai, kita setuju membuat jalan dikenal spritualistis, sampai hati tergerak layang, kita setuju menghancurkan untuk melakukan tindakan di luar batas ratusan hektar sawah untuk jalan by pass, kesadarannya sebagai manusia Bali? dan kita setuju “menghancurkan” Kenapa mereka menjadi orang yang kawasan Kitamani. Selanjutnya, kita tidak beradab ? Jawabnya adalah : karena nyaris setuju merevisi ketinggian orang Bali sudah berubah. Kebudayaan bangunan, kita nyaris setuju dan peradaban orang Bali sudah “menghancurkan” Kawasan Danau mengalami proses transfromasi. Karena Buyan, kita nyaris setuju membor gas adanya perkembangan teknologi di alam di Bedugul, dan berbagai kesetujuan sekitar lingkungan manusia Bali, yang lainnya, yang tanpa kesadaran telah tidak mampu direspon dengan cerdas, mengarah pada kehancuran alam Bali. arif, bijak, dan berkepuasan. Tidak Pada suatu saat tinggallah alam semua manusia Bali bisa melakukan Bali, Wafatnya Profesor Ida Bagus Manrespon yang optimal, karena kemampuan tra dan rekan-rekannya, tampaknya materialnya yang terbatas. Sedangkan berarti hilangnya batu-penyangga alam roh dan jiwanya menginginkan yang dan kebudayaan Bali. Kemudian berlebih-lebihan. Akhirnya, roh dan muncullah manusia rakus, dan bentangan jiwanya berkelana melakukan pencarian. jalan-lurus menuju “kehancuran Bali”. Kemudian, yang berhasil datang, dan *) Penulis adalah Ketua Badan Penjaminan Mutu Unud (Ka BPMU).
III
Wayang Kamasan Masuk Kurikulum FSRD Seni lukis wayang Kamasan, salah satu seni unggulan Bali yang cukup unik. Potensi budaya lokal yang telah diwariskan oleh leluhur orang Bali ini layak menjadi potensi unggulan. Prof. Dr I Wayan Rai, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) mengatakan, Bali memiliki potensi-potensi lokal yang perlu digali lagi. TULAH yang mendorong ISI Denpasar memilih seni lukisan wayang stil Kamasan dimasukan sebagai salah satu materi kurikulum di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),” kata Rai di Denpasar belum lama ini. Menurutnya, potensipotensi local genius Bali utamanya di bidang seni rupa/lukis layak diangkat ke percaturan seni rupa dunia. Apalagi lukisan wayang Kamasan, yang menjadi unggulan kabupaten Klungkung ini memiliki keunikan tersendiri yang tak dimiliki daerah lain. Dalam perkembangan sejarah seni rupa di Bali, jelas Rai, seni lukisan wayang Kamasan sebagai pelopor. Pertimbangannya, lukisan wayang Kamasan merupakan salah satu
I
khasanah kekayaan seni lukis Bali yang unik dan khas serta mencuatkan identitas ke-Bali-an yang sangat kental. “Saya sangat berterimakasih kepada teman-teman di FSRD yang punya komitmen kuat untuk menjadikan lukisan wayang Kamasan sebagai salah satu program unggulan di FSRD dalam upaya terus meningkatkan diri menggali nilai-nilai kearifan lokal Bali,” tambah Rai serius. Sebagai pemanasannya, lanjut Rai, ISI Denpasar menggelar pelatihan menggambar Wayang Kamasan selama 15 hari (22 September - 5 Oktober 2010) lalu. Pelatihan atau belajar menggambar ini diikuti oleh dosen dan mahasiswa dengan instruktur Ni Wayan Sri Wedari, S.Sn. dan diikuti 20 orang peserta. (image/015)
© bud
Diklat THK Award DENPASAR – Sebelum melakukan penilaian terhadap peserta Tri Hita Karana (THK) Award, panitia penyelenggara THK Award memberikan penjelasan check list terhadap kuisioner yang dibagikan kepada peserta. Diklat ini diikuti 100 orang terdiri dari utusan hotel, DTW (daya tarik wisata), sekolah (SMP, SMA), Universitas/ Sekolah Tinggi dan kantor pemerintahan di Bali. Hadir sebagai pembicara Drs. Ketut Wiana dan Rudia Adiputra (parhyangan), Wisnu Wardana (pawongan) dan Raka Dalem (palemehan). Acara yang dipandu Witarka Yudiata diselenggarakan di Kantor Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Regional Bali dan Nustra Tenggara, pekan lalu. (image/015)
© dok
Seni Lukisan Wayang Kamasan yang sering dipamerkan pada museum-museum.
Bali Menjual Diri ALAM perjalanan sejarah kepariwisataan Bali, seni budaya selalu berada paling depan sekaligus menempati urutan terakhir. Jika sedang memikat wisatawan, seni budaya diagungkan bahkan ditulis besar-besar di dalam brosur, pamflet dan sejenisnya. Namun, ceritanya akan berbeda kalau seni itu disajikan di hotel atau di tempat akomodasi pariwisata lainnya. Pelaku seni sering dianggap sebagai grup seni murahan, tidak disediakan tempat yang baik, tak peduli makan ataupun tidak, dan dibayar murah yang terkadang bajetnya mempati urutan terakhir (dibawah standar). I Nyoman Windha, komposer dan seniman asal Banjar Kutri, Singapadu, Gianyar mengatakan fenomena seperti itu memang marak terjadi di Bali. Bahkan penyandang gelar Master of Art dari Mills College CaliforniaAS ini melihat orang-orang hanya menjual saja tanpa memikirkan mutu serta kelanjutan dari pada seni itu. Maraknya penjualan seni menimbulkan persaingan yang sangat ketat, sehingga terjadi perang tarif yang dapat membunuh seni itu sendiri. ”Pariwisata Bali sesungguhnya adalah seni budaya. Maka perlu melihat kebelakang, bagaimana orang tua kita mewarisi budaya yang adi luhung itu. Lalu kenapa
D
sekarang semua ingin menjual saja,” katanya keheranan. Menurut Windha kualitas seni budaya juga disebabkan oleh sikap meladeni tamu secara berlebihan. Misalnya, menggelar odalan yang bukan pada waktunya dan menampilkan kesenian sakral tidak pada tempatnya, sehingga tidak memiliki aura yang khusuk seperti aslinya. Kondisi seperti itu jelas membuat tamu menjadi kecewa. “Menampilkan aktivitas seni budaya yang dibuat-buat itu artinya membohongi diri sendiri. Itu sama saja dengan menjual diri,” sambungnya. Berdasarkan pengamatannya selama sebagai misi kesenian di berbagai negara, wisatawan yang datang ke Bali sebenarnya ingin melihat keadaan
Bali yang sesungguhnya, seperti masyarakatnya yang memanfaatkan khasanah budaya Bali yang tidak melulu mengejar uang, melihat suasana desa yang kental dengan upacara adat dan agama, sistem pertanian dan ingin terlibat langsung dengan masyarakat desa. Para pelaku pariwisata semestinya mendorong tergarapnya seni tradisi dan budaya lokal dengan kemasan yang beda tanpa menghilangkan akar tradisi Bali-nya. Dengan suguhan seni unik itu wisatawan pasti akan datang kembali ke Bali. “Sekarang ini orang Bali belum mampu menyiapkan produk seni budaya yang unik secara profsional. Padahal kita punya. Bahkan lebih dari pada itu,” (image/bud) ucapnya.
Penari hanoman dan tualen yang pentas di salah satu hotel di sanur
© bud
IV
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Bapak Angkat Percepat ”Denpasar Clean and Green” Sebagai upaya mempercepat terwujudnya Denpasar Bersih dan Hijau (Clean And Green) pemerintah Kota Denpasar membentuk bapak angkat. Hal itu terungkap pada rapat koordinasi oleh segenap jajaran SKPD yang dipimpin langsung Kadis DKP Ketut Wisada di ruang Praja Utama Kantor Walikota Denpasar, pekan lalu. ALAM rapat koordinasi itu disepakati untuk membuat rencana kerja dalam waktu dekat, yang meliputi gerakan pendeklarasian kebersihan yang melibatkan seluruh jajaran SKPD, LSM, Siswa-Siswi, Para Bendesa, Kades/Lurah dan Tokoh-Tokoh Masyarat. Di samping itu, juga menetapkan gerakan kebersihan dimasing-masing lokasi anak angkat oleh bapak angkat. Sementara dalam rangka percepatan clean and green juga dibentuk JUMALI (Juru Pemantau Lingkungan) beranggotakan 24 orang yang bertugas untuk memantau
D
”Badung Smiling 2” , Ajang Promosi Pariwisata IDAPUK sebagai salah satu destinasi wisata terbaik dunia, Bali memerlukan berbagai jenis atraksi wisata. Termasuk dalam bidang olah raga. Saat ini, sport tourism tumbuh pesat di Bali terbukti sejumlah turnamen internasional sering digelar di pulau seribu pura ini. “Badung Smiling 2” s a l a h s a t u n y a . Tu u r n a m e n t bertaraf internasional yang digelar KONI Badung belum lama ini menjadi ajang promosi pariwisata karena lebih dari 140 golfer lokal dan asing ikut terlibat. Kepala Dinas Pariwisata (Kadiparda) Badung, Cok Raka Darmawan mengatakan, pariwisata Badung memerlukan banyak aktivitas dan atraksi. Te r m a s u k p e n y e l e n g g a r a a n turnamen golf ini sebagai sport tourism yang saat ini penggemarnya makin banyak. “Wisatawan yang datang ke Bali tidak hanya ingin melihat pemandangan dan budaya, juga ingin merasakan aktivitas yang lain termasuk golf,” katanya. Golfer-golfer asing pasti penasaran mencoba bermain golf di pulau munggil yang memiliki seribu keunikan. Karena itu, melibatkan wisatawan sebagai peserta sangat positif bagi Bali sebagai tujuan wisata. Setelah bermain, para golfer ini nantinya akan bercerita kepada relasi dan k e l u a rg a n y a . “ I n i m e n j a d i promosi secara tidak langsung
D
© ist
juga menjadi pencitraan yang luar biasa bagi Bali,” imbuhnya. Sementara Ketua Umum KONI Badung, Suwandi mengatakan, golf ini menjadi salah satu turnemen yang sangat kuat dalam membentuk citra pariwisata. “KONI sebagai asosiasi olah raga ingin memberikan kontribusi bagi perkembangan pariwisata Badung,” ucapnya. Dikatakannya, Badung Smile 2, Bupati Cup Golf Tournament 2010 yang digelar di New Golf Link Kuta Pecatu Graha itu diikuti oleh 144 pegolf. “Kami ingin menghidupkan kembali turnamen ini. Bahkan kami menargetkan turnamen ini bisa dilakukan sebagai turnamen rutin untuk kepentingan pembinaan dan promosi pariwisata Badung,” tandasnya. (image/015)
NTUK pertama kali nya, lebih dari 30 LSM mau duduk bersama memikirkan permasalahan dan ancaman sampah. Ini untuk mendukung program pemerintah menciptakan Bali sebagai clean and green province pada 2013 mendatang. Dari 19 lokasi Clean Up, terkumpul kurang lebih delapan truk sampah plastic. Di Mengwi saja terkumpul dua truk Karena hujan deras mereka hanya bisa bergerak di lingkungan sekolah. Padahal rencana semula murid murid dari empat SMU di Mengwi bermaksud melanjutkan acara Clean Up di Taman Ayun. Dari pinggir utara pulau Bali, acara clean-up digelar dipantai Camplung desa Tejakula. Reef Check mengkoordinatori
U
© bud
Para gadis yang peduli sampah
2012, Bali Bebas Rabies NCAMAN rabies bagi Bali rupanya menjadi perhatian semua pihak. Terkait dengan ini, Pemerintah Bali bertekad bebas rabies pada 2012 mendatang. Karena itulah pemerintah daerah melakukan kerjasama dengan LSM Penyayang Binatang, Bali Animal Welfare Association (BAWA) dan lembaga internasional World Society for the Protection of Animals (WSPA) dalam menanggulangi wabah rabies. “Kami bertekad Bali bebas rabies pada tahun 2012,” kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Daerah se-Bali di kantor Gubernur Bali pekan lalu.. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pimpinan daerah seperti Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung, Bupati
A
Cok Raka Darmawan
Bali Clean Up Day di 19 Lokasi Bali Clean Up Day, sebuah acara bersih lingkungan serentak digelar di 19 lokasi terpisah di seluruh Bali. Dari ujung utara hingga paling selatan pulau dewata itu diantranya, Tejakula, Lovina, Bedugul, Ubud, Mengwi, Kuta, Kedonganan, Suluban, Padang-padang, Uluwatu, Nusa Dua, Tanjung Benoa, Pelabuhan Benoa, Pulau Serangan, Padang Sambian dan Sanur.
kebersihan lingkungan dimasing-masing anak angkat. Pembentukan JUMALI akan ditandai dengan penyerahan sepeda pancal kepada seluruh anggota. Sesungguhnya, pencanangan bapak angkat ini sudah ada sejak tahun 2008 lalu, oleh Walikota namun aktifitas bapak angkat belum dirasakan maksimal. “Pemantauan kegiatan itu sebagai upaya memaksimalkan agar peran bapak angkat benar-benar dirasakan masyarakat. Reward and punishment perlu juga dilakukan untuk merangsang seluruh bapak angkat agar benar-benar mampu melakukan tugasnya dengan baik,” pungkas Wisada. (image/015)
Karangasem, Wayan Geredeg, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Bangli Made Gianyar, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara serta sejumlah pejabat daerah lainnya. Untuk mencapai Bali bebas rabies, menurut Gubernur Pastika memerlukan upaya luar biasa yang diakui secara legal dan kemanusiaan. Hingga saat ini pemerintah daerah telah menggelontor dana senilai Rp 25 milyar. Sejak wabah ini merebak, Bali telah mengeliminasi lebih dari 100 ribu anjing liar dan memberikan vaksinasi manusia dan memvaksin 250 ribu ekor anjing. “Agar Bali bebas rabies memerlukan kerjasama global,” tambahnya. Pasca penandatangan MoU, Pemprop Bali akan menggelar vaksinasi manusia dan anjing secara masal. (image/015)
© ist
Gubernur Bali menanda tangani MoU kerjasama dengan BAWA dan WSPA
V
kegiatan beserta murid kelas 5 SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Tejakula dan didukung oleh masyarakat setempat dan para wisatawan mancanegara. Mr. John salah satu turis yang menginap di salah satu bungalow di sana menyempatkan untuk berpartisipasi. Di ujung selatan pulau dewata, sekitar 60 peselancar dan pegawai Rip Curl didukung masyarakat setempat berhasil mengumpulkan dua truk sampah plastic dari kawasan Uluwatu, Suluban, Padangpadang dan Blue Point. “Kalau tenaga dan peralatan mencukupi, sebenarnya lebih dari lima hingga 10 truk bisa kami kumpulkan. Tetapi lokasi surfing sangat terjal dan sulit dijangkau. Kami akan kembali
dalam waktu dekat untuk mengangkut dan membenahi sampah berserakan terutama di kawasan Blue Point,” ujar James Hendy dari Rip Curl , koordinator lapangan. Selain Rotary Club sebagai pemrakarsa, acara ini didukung oleh berbagai yayasan dan lembaga swadaya masyarakat pemerhati lingkungan,, diantaranya Bali International Women Association (BIWA), Bali Hotel Association (BHA), Ubud Hotel Association (UHA), BaliTourism Development Corporation (BTDC), Gelombang Udara Segar (GUS), Eco Bali, Bali Fokus, Bhakti Bumi Bali, Green Heart Family Udayana, International Vegetarian Association (IVA), Reef Check International, Indo Yacht, Indo Channel, Jimbaran Lestari, dan beberapa media publikasi termasuk Bali & Beyond, Bali Advertiser, Ubud Community News, Now Bali, The Beat, Paradise FM, Hard Rock Radio dan Oz Radio. (image/015)
Pameran Kriya
”Bina Rupa Tunggal Raga for Beautiful Bali”
UJUH PULUH DUA Denpasar dengan Bali Indone- masyarakat luas. (72) pematung dan sian Sculptors Association Pameran ini juga diisi kriyawan akan menggelar (BIASA) itu diikuti 40 orang dengan kegiatan workshop dan pameran patung di Museum dari BIASA dan 32 seniman serasehan, diskusi yang Puri Lukisan Ubud. Mereka akademik dengan 113 karya membahas keberadaan dunia akan menampilkan berbagai patung dan kriya bentuk patung dan kriya kedepannya agar seni dengan berbagai gaya, bisa tetap eksis dan baik tradisi, modern dan bisa tampil sejajar kontemporer. Pameran dengan seni-seni bertajuk “Bina Rupa lainnya. Dengan Tunggal Raga for Beautiful diadakannya Bali” ini sebagai upaya untuk pameran patung dan memperkenalkan hasil karya kriya ini diharapkan seni putra bangsa ketingkat bisa merangsang © ist nasional maupun perupa-perupa Patung Men Brayut karya I Made Kania internasional. lainnya untuk Pameran atas kerja bareng patung dan kriya, 20 karya panel terus berkarya dan berpameran antara Program Community dalam wujud dua dimensi dan baik secara berkelompok Development I-MHERE ISI 93 karya tiga dimensi. maupun tunggal. Dengan latar belakang Pameran yang akan yang berbeda, pendidikan, asal berlangsung dari 7 – 25 dan tempat tinggal, usia serta Oktober 2010 dibuka secara corak karya yang berbeda bersama-sama oleh Bupati mereka bersatu padu Gianyar Dr. Ir. Tjokorda Artha PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel mewujudkan cita-cita bersama Ardhana Sukawati, Rektor ISI Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat untuk melestarikan dan Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai, Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 m e n g e m b a n g k a n S.MA, Direktur Museum Puri Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id mempromosikan hasil karya Lukisan Ubud Ir. Tjok. Bagus seni mereka untuk diapresiasi Astika dan Ketua BIASA Ida Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. sehingga bisa lebih dikenal oleh Bagus Alit. (image/015)
T
SA-126
Clean up bawah air di Tejakula
© ist
“Gema Perdamaian” , Dari Bali ke Seluruh Dunia KSI “Gema Perdamaian” kembali digelar di Bali. Penyelanggaraan tahun 2010 ini dipusatkan di Monume Perjuangan Rakyat Bali dengan melibatkan ribuan peserta. Ketua Umum acara “Gema Perdamaian” Ketut Darmika mengatakan, kegiatan yang digelar setiap tahun ini adalah sebagai sarana untuk menyosialisasikan damai kepada masyarakat dunia. “Kami berharap dari pulau Bali akan bergema spirit kedamaian bagi terciptanya perdamaian dunia beserta isinya, serta pulau dewata dapat menjadi ikon perdamaian dunia,” katanya di Denpasar belum lama ini. Kegiatan yang melibatkan tokoh masyarakat dan lintas antarumat beragama tersebut akan diawali dengan prosesi mengelilingi monumen bajra sandhi. Peserta akan berkeliling sembari mengumandangkan nyanyian suci dari masingmasing agama dan kepercayaan tersebut.
A
Dalam prosesi tersebut, kata dia, juga akan ditabuh gamelan, seperti gong bleganjur dan alat-alat musik lainnya. Selepas itu, dilanjutkan doa bersama. Para rohaniwan dari lintas agama akan memimpin doa dengan bahasa universal serta pemukulan gong perdamaian. “Kegiatan “gema perdamaian” diselenggarakan sebagai titik tolak momentum memaknai arti penting damai dalam kehidupan manusia pascatragedi kemanusiaan, bom bali pada 12 oktober 2002 lalu. Sementara itu, ketua panitia pengarah “Gema Perdamaian” Suryawan mengatakan, perdamaian ini harus dikumandangkan oleh semua warga masyarakat. Dalam perdamaian itu akan menjadikan setiap manusia menyadari perbedaan yang ada, baik dari suku, agama dan ras. Untuk pelaksanaan Gema Perdamaian 2010 mendatang, Suryawan mengatakan, akan melibatkan peserta tidak saja dari Bali, tetapi juga peserta (image/015) luar negeri
IV
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Bapak Angkat Percepat ”Denpasar Clean and Green” Sebagai upaya mempercepat terwujudnya Denpasar Bersih dan Hijau (Clean And Green) pemerintah Kota Denpasar membentuk bapak angkat. Hal itu terungkap pada rapat koordinasi oleh segenap jajaran SKPD yang dipimpin langsung Kadis DKP Ketut Wisada di ruang Praja Utama Kantor Walikota Denpasar, pekan lalu. ALAM rapat koordinasi itu disepakati untuk membuat rencana kerja dalam waktu dekat, yang meliputi gerakan pendeklarasian kebersihan yang melibatkan seluruh jajaran SKPD, LSM, Siswa-Siswi, Para Bendesa, Kades/Lurah dan Tokoh-Tokoh Masyarat. Di samping itu, juga menetapkan gerakan kebersihan dimasing-masing lokasi anak angkat oleh bapak angkat. Sementara dalam rangka percepatan clean and green juga dibentuk JUMALI (Juru Pemantau Lingkungan) beranggotakan 24 orang yang bertugas untuk memantau
D
”Badung Smiling 2” , Ajang Promosi Pariwisata IDAPUK sebagai salah satu destinasi wisata terbaik dunia, Bali memerlukan berbagai jenis atraksi wisata. Termasuk dalam bidang olah raga. Saat ini, sport tourism tumbuh pesat di Bali terbukti sejumlah turnamen internasional sering digelar di pulau seribu pura ini. “Badung Smiling 2” s a l a h s a t u n y a . Tu u r n a m e n t bertaraf internasional yang digelar KONI Badung belum lama ini menjadi ajang promosi pariwisata karena lebih dari 140 golfer lokal dan asing ikut terlibat. Kepala Dinas Pariwisata (Kadiparda) Badung, Cok Raka Darmawan mengatakan, pariwisata Badung memerlukan banyak aktivitas dan atraksi. Te r m a s u k p e n y e l e n g g a r a a n turnamen golf ini sebagai sport tourism yang saat ini penggemarnya makin banyak. “Wisatawan yang datang ke Bali tidak hanya ingin melihat pemandangan dan budaya, juga ingin merasakan aktivitas yang lain termasuk golf,” katanya. Golfer-golfer asing pasti penasaran mencoba bermain golf di pulau munggil yang memiliki seribu keunikan. Karena itu, melibatkan wisatawan sebagai peserta sangat positif bagi Bali sebagai tujuan wisata. Setelah bermain, para golfer ini nantinya akan bercerita kepada relasi dan k e l u a rg a n y a . “ I n i m e n j a d i promosi secara tidak langsung
D
© ist
juga menjadi pencitraan yang luar biasa bagi Bali,” imbuhnya. Sementara Ketua Umum KONI Badung, Suwandi mengatakan, golf ini menjadi salah satu turnemen yang sangat kuat dalam membentuk citra pariwisata. “KONI sebagai asosiasi olah raga ingin memberikan kontribusi bagi perkembangan pariwisata Badung,” ucapnya. Dikatakannya, Badung Smile 2, Bupati Cup Golf Tournament 2010 yang digelar di New Golf Link Kuta Pecatu Graha itu diikuti oleh 144 pegolf. “Kami ingin menghidupkan kembali turnamen ini. Bahkan kami menargetkan turnamen ini bisa dilakukan sebagai turnamen rutin untuk kepentingan pembinaan dan promosi pariwisata Badung,” tandasnya. (image/015)
NTUK pertama kali nya, lebih dari 30 LSM mau duduk bersama memikirkan permasalahan dan ancaman sampah. Ini untuk mendukung program pemerintah menciptakan Bali sebagai clean and green province pada 2013 mendatang. Dari 19 lokasi Clean Up, terkumpul kurang lebih delapan truk sampah plastic. Di Mengwi saja terkumpul dua truk Karena hujan deras mereka hanya bisa bergerak di lingkungan sekolah. Padahal rencana semula murid murid dari empat SMU di Mengwi bermaksud melanjutkan acara Clean Up di Taman Ayun. Dari pinggir utara pulau Bali, acara clean-up digelar dipantai Camplung desa Tejakula. Reef Check mengkoordinatori
U
© bud
Para gadis yang peduli sampah
2012, Bali Bebas Rabies NCAMAN rabies bagi Bali rupanya menjadi perhatian semua pihak. Terkait dengan ini, Pemerintah Bali bertekad bebas rabies pada 2012 mendatang. Karena itulah pemerintah daerah melakukan kerjasama dengan LSM Penyayang Binatang, Bali Animal Welfare Association (BAWA) dan lembaga internasional World Society for the Protection of Animals (WSPA) dalam menanggulangi wabah rabies. “Kami bertekad Bali bebas rabies pada tahun 2012,” kata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Daerah se-Bali di kantor Gubernur Bali pekan lalu.. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah pimpinan daerah seperti Bupati Badung, Anak Agung Gde Agung, Bupati
A
Cok Raka Darmawan
Bali Clean Up Day di 19 Lokasi Bali Clean Up Day, sebuah acara bersih lingkungan serentak digelar di 19 lokasi terpisah di seluruh Bali. Dari ujung utara hingga paling selatan pulau dewata itu diantranya, Tejakula, Lovina, Bedugul, Ubud, Mengwi, Kuta, Kedonganan, Suluban, Padang-padang, Uluwatu, Nusa Dua, Tanjung Benoa, Pelabuhan Benoa, Pulau Serangan, Padang Sambian dan Sanur.
kebersihan lingkungan dimasing-masing anak angkat. Pembentukan JUMALI akan ditandai dengan penyerahan sepeda pancal kepada seluruh anggota. Sesungguhnya, pencanangan bapak angkat ini sudah ada sejak tahun 2008 lalu, oleh Walikota namun aktifitas bapak angkat belum dirasakan maksimal. “Pemantauan kegiatan itu sebagai upaya memaksimalkan agar peran bapak angkat benar-benar dirasakan masyarakat. Reward and punishment perlu juga dilakukan untuk merangsang seluruh bapak angkat agar benar-benar mampu melakukan tugasnya dengan baik,” pungkas Wisada. (image/015)
Karangasem, Wayan Geredeg, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Bangli Made Gianyar, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara serta sejumlah pejabat daerah lainnya. Untuk mencapai Bali bebas rabies, menurut Gubernur Pastika memerlukan upaya luar biasa yang diakui secara legal dan kemanusiaan. Hingga saat ini pemerintah daerah telah menggelontor dana senilai Rp 25 milyar. Sejak wabah ini merebak, Bali telah mengeliminasi lebih dari 100 ribu anjing liar dan memberikan vaksinasi manusia dan memvaksin 250 ribu ekor anjing. “Agar Bali bebas rabies memerlukan kerjasama global,” tambahnya. Pasca penandatangan MoU, Pemprop Bali akan menggelar vaksinasi manusia dan anjing secara masal. (image/015)
© ist
Gubernur Bali menanda tangani MoU kerjasama dengan BAWA dan WSPA
V
kegiatan beserta murid kelas 5 SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Tejakula dan didukung oleh masyarakat setempat dan para wisatawan mancanegara. Mr. John salah satu turis yang menginap di salah satu bungalow di sana menyempatkan untuk berpartisipasi. Di ujung selatan pulau dewata, sekitar 60 peselancar dan pegawai Rip Curl didukung masyarakat setempat berhasil mengumpulkan dua truk sampah plastic dari kawasan Uluwatu, Suluban, Padangpadang dan Blue Point. “Kalau tenaga dan peralatan mencukupi, sebenarnya lebih dari lima hingga 10 truk bisa kami kumpulkan. Tetapi lokasi surfing sangat terjal dan sulit dijangkau. Kami akan kembali
dalam waktu dekat untuk mengangkut dan membenahi sampah berserakan terutama di kawasan Blue Point,” ujar James Hendy dari Rip Curl , koordinator lapangan. Selain Rotary Club sebagai pemrakarsa, acara ini didukung oleh berbagai yayasan dan lembaga swadaya masyarakat pemerhati lingkungan,, diantaranya Bali International Women Association (BIWA), Bali Hotel Association (BHA), Ubud Hotel Association (UHA), BaliTourism Development Corporation (BTDC), Gelombang Udara Segar (GUS), Eco Bali, Bali Fokus, Bhakti Bumi Bali, Green Heart Family Udayana, International Vegetarian Association (IVA), Reef Check International, Indo Yacht, Indo Channel, Jimbaran Lestari, dan beberapa media publikasi termasuk Bali & Beyond, Bali Advertiser, Ubud Community News, Now Bali, The Beat, Paradise FM, Hard Rock Radio dan Oz Radio. (image/015)
Pameran Kriya
”Bina Rupa Tunggal Raga for Beautiful Bali”
UJUH PULUH DUA Denpasar dengan Bali Indone- masyarakat luas. (72) pematung dan sian Sculptors Association Pameran ini juga diisi kriyawan akan menggelar (BIASA) itu diikuti 40 orang dengan kegiatan workshop dan pameran patung di Museum dari BIASA dan 32 seniman serasehan, diskusi yang Puri Lukisan Ubud. Mereka akademik dengan 113 karya membahas keberadaan dunia akan menampilkan berbagai patung dan kriya bentuk patung dan kriya kedepannya agar seni dengan berbagai gaya, bisa tetap eksis dan baik tradisi, modern dan bisa tampil sejajar kontemporer. Pameran dengan seni-seni bertajuk “Bina Rupa lainnya. Dengan Tunggal Raga for Beautiful diadakannya Bali” ini sebagai upaya untuk pameran patung dan memperkenalkan hasil karya kriya ini diharapkan seni putra bangsa ketingkat bisa merangsang © ist nasional maupun perupa-perupa Patung Men Brayut karya I Made Kania internasional. lainnya untuk Pameran atas kerja bareng patung dan kriya, 20 karya panel terus berkarya dan berpameran antara Program Community dalam wujud dua dimensi dan baik secara berkelompok Development I-MHERE ISI 93 karya tiga dimensi. maupun tunggal. Dengan latar belakang Pameran yang akan yang berbeda, pendidikan, asal berlangsung dari 7 – 25 dan tempat tinggal, usia serta Oktober 2010 dibuka secara corak karya yang berbeda bersama-sama oleh Bupati mereka bersatu padu Gianyar Dr. Ir. Tjokorda Artha PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel mewujudkan cita-cita bersama Ardhana Sukawati, Rektor ISI Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat untuk melestarikan dan Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai, Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 m e n g e m b a n g k a n S.MA, Direktur Museum Puri Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id mempromosikan hasil karya Lukisan Ubud Ir. Tjok. Bagus seni mereka untuk diapresiasi Astika dan Ketua BIASA Ida Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. sehingga bisa lebih dikenal oleh Bagus Alit. (image/015)
T
SA-126
Clean up bawah air di Tejakula
© ist
“Gema Perdamaian” , Dari Bali ke Seluruh Dunia KSI “Gema Perdamaian” kembali digelar di Bali. Penyelanggaraan tahun 2010 ini dipusatkan di Monume Perjuangan Rakyat Bali dengan melibatkan ribuan peserta. Ketua Umum acara “Gema Perdamaian” Ketut Darmika mengatakan, kegiatan yang digelar setiap tahun ini adalah sebagai sarana untuk menyosialisasikan damai kepada masyarakat dunia. “Kami berharap dari pulau Bali akan bergema spirit kedamaian bagi terciptanya perdamaian dunia beserta isinya, serta pulau dewata dapat menjadi ikon perdamaian dunia,” katanya di Denpasar belum lama ini. Kegiatan yang melibatkan tokoh masyarakat dan lintas antarumat beragama tersebut akan diawali dengan prosesi mengelilingi monumen bajra sandhi. Peserta akan berkeliling sembari mengumandangkan nyanyian suci dari masingmasing agama dan kepercayaan tersebut.
A
Dalam prosesi tersebut, kata dia, juga akan ditabuh gamelan, seperti gong bleganjur dan alat-alat musik lainnya. Selepas itu, dilanjutkan doa bersama. Para rohaniwan dari lintas agama akan memimpin doa dengan bahasa universal serta pemukulan gong perdamaian. “Kegiatan “gema perdamaian” diselenggarakan sebagai titik tolak momentum memaknai arti penting damai dalam kehidupan manusia pascatragedi kemanusiaan, bom bali pada 12 oktober 2002 lalu. Sementara itu, ketua panitia pengarah “Gema Perdamaian” Suryawan mengatakan, perdamaian ini harus dikumandangkan oleh semua warga masyarakat. Dalam perdamaian itu akan menjadikan setiap manusia menyadari perbedaan yang ada, baik dari suku, agama dan ras. Untuk pelaksanaan Gema Perdamaian 2010 mendatang, Suryawan mengatakan, akan melibatkan peserta tidak saja dari Bali, tetapi juga peserta (image/015) luar negeri
VI
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Pencurian Pretima
Sugeng Pramono
Lepas Tukik Hingga Garap Cak Orang Bali Sudah Semakin Tak Beradap ELAR HUT ke-44 Innna Grand Bali Beach (IGBB) tahun 2010 memang digarap lebih spesial. Kegiatan yang digelar lebih banyak mengarah pada peduli lingkungan dan menciptakan kerukunanan serta kekeluargaan di kalangan staf dan karyawan IGBB. “Tahun ini adalah perayaan HUT yang special dan beda dari tahuntahun sebelumnya,” kata General Manager IGBB Sugeng Pramono di Sanur, belum lama ini. Kegiatan special itu, jelas Sugeng adalah menggarap tari Cak yang melibatkan seniman dari karyawan hotel itu sendiri yang khusus ditampilkan pada puncak perayaan Hut Ke-44 IGBB, 1 Nopember 2010 mendatang. Cak ini mengangkat ceritera Ramayana dengan judul Lata Maha Sadi. “Kami sudah melakukan latihan
G
secara intensiv sejak beberapa bula lalu,” ujarnya. Selain itu, juga melakukan pelepasan tukik y a n g dilaksanakan pada pembukaan perayaan HUT Agustus 2010 © dok l a l u . Acara tersebut, melibatkan ratusan peserta dari para General Manager unit PT. Hotel Indonesia N a t o u r, Executive & Departement Head serta puluhan wisatawan mancanegara. Juga digelar sekitar 20 jenis lomba olahraga, termasuk fun bike yang melibatkan 3600 peserta. “Kegiatan lepas tukik sebagai bentuk pelestarian alam khususnya satwa langka penyu disamping mendukung program Pemprov Bali sebagai “Green Province,” jelasnya. (image/015)
Manik Silvia Dewi
Mencari Kepuasan U D A H disepakati bersama ,pariwisata Bali berlandaskan pariwisata budaya. Artinya apa-apa yang menjadi produk pariwisata mesti mencerminkan budaya Bali. Namun kenyataan itu berbeda,. Perkembangan sekarang justru budaya itu mulai luntur. IGA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., Dosen pariwisata STP Bali mengatakan, perubahan itu tampak pada attitude (perilaku) masyarakatnya yang lebih banyak mempertimbangkan premises untuk mendapatkan uang, sehingga mengorbankan sikap dan perilaku. Padahal, wisatawan tertarik dengan keramah-tamahan orang Bali. Bahkan, sejak dulu masyarakat Bali terkenal sangat welcome terhadap orang lain. “Apa sikap itu masih ada?” tanya Manik. Dengan menjaga attitude dalam memberi pelayanan terhadap wisatawan berarti sudah menjaga pariwisata Bali. Selain itu, juga sebagai bentuk promosi wisata yang ampuh.
s
“Pariwisata Bali berlandaskan budaya, maka unsur pelayanan yang baik menjadi hal yang utama. Hal inilah yang membedakan pariwisata Bali dengan pariwisata lainnya,” paparnya. K a l a u wisatawan dilayani © bud dengan senyum dan ketulusan, tentu tidak hanya akan membuat mereka senang, tetapi kita akan mendapatkan hasilnya. Misalnya mereka akan kembali di masa mendatang dan akan merekomendasikan Bali kepada keluarga, teman mereka sebagai tempat yang tepat untuk berlibur. “Kalau sudah begitu semua akan merasakan manfaatnya mengingat tourism mempunyai efek multi dimensi,” tambahnya. Kepuasan dan rasa senang kepada semua orang merupakan ciri daripada berwisata. Senang dirasakan oleh tamu, senang dirasakan oleh pelaku pariwisata itu sendiri serta puas bagi pemerintah dan pengusaha. “Tujuan parwisata adalah mencapai kepuasan pelaku pariwisata maka perlu sadar wisata,” ucap Manik. (image/bud)
PURA dan m e l a k u k a n Oleh Wayan Windia pretime, yang kesepakatan untuk dikeramatkan masyarakat, adalah bagian pemuasan nafsu adalah sosok yang dari peradaban orang Bali. Peradaban bernama : iblis. Lalu, menjadilah pencuri bertumbuh dari proses sinergi antara pretime itu, sosok manusia yang berjiwa teknologi dan kebudayaan masyarakat. iblis. Kemudian gentayangan melakukan Demikianlah, pura dan pretime yang usaha pemuasan nafsu. Mereka bahkan menyebar di Bali adalah bagian dari tidak sungkan melakukan pencurian di sinergi antara teknologi dan kebudayaan tempat-tempat suci, kawasan pura, yakni yang berkembang dalam masyarakat Bali pada sebuah kawasan yang sangat pada zamannya. Oleh karenanya, kalau disakralkan oleh masyarakat Hindu. ada orang (Bali) yang sampai hati Agung Aji Tabanan yang menjadi merusak pura dan juga pretime, maka or- ujung tumbak dalam kasus ini, bisa ang itu adalah orang-orang yang tidak bergerak bagaikan kesetanan, karena beradab atau tidak mengerti peradaban adanya “calo”. Calonya, ternyata juga ormasyarakat. ang Bali, yakni Lanang Sidemen dan Baru-baru ini, polisi telah berhasil Oka Sukaya. Ternyata nyaris semua mengungkap pencurian Pretime di Bali. jajaringnya adalah orang-orang dari Sejatinya, cukup lama masyarakat Karangasem. Sebuah kawasan yang diresahkan terhadap kasus pencurian miskin, namun orang-orangnya terkenal benda sakral itu. Sempat saling curiga religius. Tetapi mereka mungkin tergoda antar suku. Namun ternyata yang pada bau pramatisme, dan kemudian menjadi biang kerok-nya adalah orang menjadi materialistik/konsumeristik. Bali sendiri. Kenapa hal ini bisa terjadi Sang calo bisa tenang berbisnis, ? Tidak lain karena pragmatisme-sosial karena ada penadah. Penadahnya adalah yang semakin gentayangan di permukaan orang bule. Hal ini bisa diduga, karena modal-sosial masyarakat Bali yang kian benda-benda antik dan sakral, dengan berubah. Hal ini adalah sebuah kasus nilai artefak yang sangat mahal, hanya besar. Karena terjadi pada sebuah bisa diperjual-belikan, di kalangan komunitas sosial yang terlanjur pebisnis dengan jaringan internasional. dikonotasikan sangat religius. Jadi, orang bule yang gentayangan Bahwa kasus ini adalah kasus besar, berlama-lama di Bali, dengan berbagai terbukti dari liputan media-massa di Bali profesi-sambilan, sejatinya banyak menyediakan kolom headline, untuk diantara mereka adalah penjahat. Ternyata kasus berita terungkapnya pencurian yang tidak semua orang bule yang berkeliaran menggegerkan ini. Kapolda Bali Irjen Pol di Bali membawa duit. Banyak diantara Hadiatmoko langsung turun tangan, mereka adalah pembawa aib, pembawa melakukan inspeksi kasus. Hal inipun penyakit HIV/AIDS, pembawa narkoba, menandakan bahwa, kasus ini adalah melakukan pemuasan nafsu trefiking, kasus besar bagi jajaran kepolisian di Bali. jual-beli wanita, pebisnis pengeruk Masyarakat Balipun menyambut kekayaan alam Bali, kriminal, penjahat, peristiwa ini dengan spontan dan antusias. dan berbagai aroma terpidana lainnya. Hal ini terbukti dengan sangat banyaknya Semua ini harus kita terima sebagai masyarakat Bali secara spontan datang ke fakta hidup. Karena kita terlanjur Polres. Memberikan reaksi keras, dan mendewakan pertumbuhan ekonomi bahkan melakukan tindakan fisik kepada dalam pembangunan nasional, pelaku. Semua reaksi dan tindakan mendewakan PAD, dan mendewakan masyarakat sangat dapat dipahami. pembangunan fisik. Kemudian kita terus Karena pelaku pencurian telah menyentuh menerus berusaha memuaskan nafsu dan mencedrai nurani, perasaan, dan nilai birahi-angkara murka kaum kapitalis. spiritualitas sosial. Pertandanya adalah, bahwa kita bersetuju Timbul pertanyaan yang sangat memperpanjang dan memperluas bandara mendasar. Kenapa orang Bali yang Ngurah Rai, kita setuju membuat jalan dikenal spritualistis, sampai hati tergerak layang, kita setuju menghancurkan untuk melakukan tindakan di luar batas ratusan hektar sawah untuk jalan by pass, kesadarannya sebagai manusia Bali? dan kita setuju “menghancurkan” Kenapa mereka menjadi orang yang kawasan Kitamani. Selanjutnya, kita tidak beradab ? Jawabnya adalah : karena nyaris setuju merevisi ketinggian orang Bali sudah berubah. Kebudayaan bangunan, kita nyaris setuju dan peradaban orang Bali sudah “menghancurkan” Kawasan Danau mengalami proses transfromasi. Karena Buyan, kita nyaris setuju membor gas adanya perkembangan teknologi di alam di Bedugul, dan berbagai kesetujuan sekitar lingkungan manusia Bali, yang lainnya, yang tanpa kesadaran telah tidak mampu direspon dengan cerdas, mengarah pada kehancuran alam Bali. arif, bijak, dan berkepuasan. Tidak Pada suatu saat tinggallah alam semua manusia Bali bisa melakukan Bali, Wafatnya Profesor Ida Bagus Manrespon yang optimal, karena kemampuan tra dan rekan-rekannya, tampaknya materialnya yang terbatas. Sedangkan berarti hilangnya batu-penyangga alam roh dan jiwanya menginginkan yang dan kebudayaan Bali. Kemudian berlebih-lebihan. Akhirnya, roh dan muncullah manusia rakus, dan bentangan jiwanya berkelana melakukan pencarian. jalan-lurus menuju “kehancuran Bali”. Kemudian, yang berhasil datang, dan *) Penulis adalah Ketua Badan Penjaminan Mutu Unud (Ka BPMU).
III
Wayang Kamasan Masuk Kurikulum FSRD Seni lukis wayang Kamasan, salah satu seni unggulan Bali yang cukup unik. Potensi budaya lokal yang telah diwariskan oleh leluhur orang Bali ini layak menjadi potensi unggulan. Prof. Dr I Wayan Rai, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) mengatakan, Bali memiliki potensi-potensi lokal yang perlu digali lagi. TULAH yang mendorong ISI Denpasar memilih seni lukisan wayang stil Kamasan dimasukan sebagai salah satu materi kurikulum di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),” kata Rai di Denpasar belum lama ini. Menurutnya, potensipotensi local genius Bali utamanya di bidang seni rupa/lukis layak diangkat ke percaturan seni rupa dunia. Apalagi lukisan wayang Kamasan, yang menjadi unggulan kabupaten Klungkung ini memiliki keunikan tersendiri yang tak dimiliki daerah lain. Dalam perkembangan sejarah seni rupa di Bali, jelas Rai, seni lukisan wayang Kamasan sebagai pelopor. Pertimbangannya, lukisan wayang Kamasan merupakan salah satu
I
khasanah kekayaan seni lukis Bali yang unik dan khas serta mencuatkan identitas ke-Bali-an yang sangat kental. “Saya sangat berterimakasih kepada teman-teman di FSRD yang punya komitmen kuat untuk menjadikan lukisan wayang Kamasan sebagai salah satu program unggulan di FSRD dalam upaya terus meningkatkan diri menggali nilai-nilai kearifan lokal Bali,” tambah Rai serius. Sebagai pemanasannya, lanjut Rai, ISI Denpasar menggelar pelatihan menggambar Wayang Kamasan selama 15 hari (22 September - 5 Oktober 2010) lalu. Pelatihan atau belajar menggambar ini diikuti oleh dosen dan mahasiswa dengan instruktur Ni Wayan Sri Wedari, S.Sn. dan diikuti 20 orang peserta. (image/015)
© bud
Diklat THK Award DENPASAR – Sebelum melakukan penilaian terhadap peserta Tri Hita Karana (THK) Award, panitia penyelenggara THK Award memberikan penjelasan check list terhadap kuisioner yang dibagikan kepada peserta. Diklat ini diikuti 100 orang terdiri dari utusan hotel, DTW (daya tarik wisata), sekolah (SMP, SMA), Universitas/ Sekolah Tinggi dan kantor pemerintahan di Bali. Hadir sebagai pembicara Drs. Ketut Wiana dan Rudia Adiputra (parhyangan), Wisnu Wardana (pawongan) dan Raka Dalem (palemehan). Acara yang dipandu Witarka Yudiata diselenggarakan di Kantor Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Regional Bali dan Nustra Tenggara, pekan lalu. (image/015)
© dok
Seni Lukisan Wayang Kamasan yang sering dipamerkan pada museum-museum.
Bali Menjual Diri ALAM perjalanan sejarah kepariwisataan Bali, seni budaya selalu berada paling depan sekaligus menempati urutan terakhir. Jika sedang memikat wisatawan, seni budaya diagungkan bahkan ditulis besar-besar di dalam brosur, pamflet dan sejenisnya. Namun, ceritanya akan berbeda kalau seni itu disajikan di hotel atau di tempat akomodasi pariwisata lainnya. Pelaku seni sering dianggap sebagai grup seni murahan, tidak disediakan tempat yang baik, tak peduli makan ataupun tidak, dan dibayar murah yang terkadang bajetnya mempati urutan terakhir (dibawah standar). I Nyoman Windha, komposer dan seniman asal Banjar Kutri, Singapadu, Gianyar mengatakan fenomena seperti itu memang marak terjadi di Bali. Bahkan penyandang gelar Master of Art dari Mills College CaliforniaAS ini melihat orang-orang hanya menjual saja tanpa memikirkan mutu serta kelanjutan dari pada seni itu. Maraknya penjualan seni menimbulkan persaingan yang sangat ketat, sehingga terjadi perang tarif yang dapat membunuh seni itu sendiri. ”Pariwisata Bali sesungguhnya adalah seni budaya. Maka perlu melihat kebelakang, bagaimana orang tua kita mewarisi budaya yang adi luhung itu. Lalu kenapa
D
sekarang semua ingin menjual saja,” katanya keheranan. Menurut Windha kualitas seni budaya juga disebabkan oleh sikap meladeni tamu secara berlebihan. Misalnya, menggelar odalan yang bukan pada waktunya dan menampilkan kesenian sakral tidak pada tempatnya, sehingga tidak memiliki aura yang khusuk seperti aslinya. Kondisi seperti itu jelas membuat tamu menjadi kecewa. “Menampilkan aktivitas seni budaya yang dibuat-buat itu artinya membohongi diri sendiri. Itu sama saja dengan menjual diri,” sambungnya. Berdasarkan pengamatannya selama sebagai misi kesenian di berbagai negara, wisatawan yang datang ke Bali sebenarnya ingin melihat keadaan
Bali yang sesungguhnya, seperti masyarakatnya yang memanfaatkan khasanah budaya Bali yang tidak melulu mengejar uang, melihat suasana desa yang kental dengan upacara adat dan agama, sistem pertanian dan ingin terlibat langsung dengan masyarakat desa. Para pelaku pariwisata semestinya mendorong tergarapnya seni tradisi dan budaya lokal dengan kemasan yang beda tanpa menghilangkan akar tradisi Bali-nya. Dengan suguhan seni unik itu wisatawan pasti akan datang kembali ke Bali. “Sekarang ini orang Bali belum mampu menyiapkan produk seni budaya yang unik secara profsional. Padahal kita punya. Bahkan lebih dari pada itu,” (image/bud) ucapnya.
Penari hanoman dan tualen yang pentas di salah satu hotel di sanur
© bud
II
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
Bupati Panen Tembakau GIANYAR – Pariwisata dan pertanian harus dapat berjalan selaras serasi dan saling mendukung. Alasan itulah yang membuat Bupati Gianyar menyambut baik kegiatan pertanian tumpangsari tembakau di Subak Erjeruk, Banjar Gelumpang, Sukawati. Bahkan, Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati bersama Wakil Bupati Dewa Made Sutanaya, Kadis Pertanian Gusti Puja
Wartika dan seluruh pejabat ikut melakukan panen perdana itu. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan, Gusti Puja Wartika menyatakan, keberhasilan panen tersebut, berkat ketekunan petani Subak Erjeruk yang diimbangi dengan pelatihan dan pembinaan budidaya tembakau serta Program SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu) yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar. (image/015)
VII
Lolec
Turis Serbu Lepas Tukik © ist
” Under Pass” di Simpang Dewa Ruci DENPASAR - Under pass (jalan di bawah) akhirnya disepakati menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di Bundaran Simpang Dewa Ruci. Hal itu disepakai dalam rapat koordinasi Persiapan Pelaksanaan ASEAN Summit 2011, konferensi APEC 2013 serta koordinasi rencana pembangunan Simpang Dewa Ruci di Ruang Rapat Wiswa Sabha Madya Denpasar belum lama ini. Rakor diikuti Bupati Badung, Bapennas dan instansi terkait dipimpin langsung Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Menurut Gubernur, kesepakatan under pass paling memungkinkan untuk diterapkan di Bali. Meskipun, pembangunan jalan di bawah memerlukan dana cukup besar. Gubernur yang didampingi Bupati Badung AA Gde Agung kemudian merinci sejumlah alasan yang melatarbelakangi kesepakatan itu, diantaranya tidak perlu memindahkan Patung Dewa Ruci dan juga memenuhi syarat estetika. Selain itu, kesepakatan ini juga diharapkan mampu mengakomodasi aspirasi masyarakat terkait budaya Bali. Selain menjadi solusi mengatasi kemacetan, megaproyek tersebut sekaligus sebagai persiapan Bali khususnya Badung sebagai tuan rumah APEC pada 2013. (image/015)
Parade Gong Kebyar Kota Denpasar DENPASAR – Kreatif dan semarak. Anak-anak setingkat SD mulai ‘’bertingkah” di atas bilah gamelan. Sambil memainkan alat musik tradisional itu, puluhan seniman bocah ini menari penuh ekspresi. Apalagi didukung tata busana apik, membuat penampilan mereka semakin manis. Itulah suasana parade gong kebyar anak-anak dan wanita yang digelar Pemkot Denpasar, Jumat (1/10) di Lapangan Puputan Badung. Pada hari pertama tampil 4 peserta, 2 sekeha gong anak-anak (Banjar Dukuh Tangkas Pemogan Densel dan Banjar Alangkajeng Menak Kel. Pemecutan Denbar) dan 2 sekeha gong wanita (Banjar Ketapean Klod Kelurahan Sumerta Denpasar Timur dan Banjar Sedana Mertha Kelurahan Ubung Denpasar Utara). Masing-masing peserta menampilkan tabuh klasik dan kreasi. Menurut koordinator Putu Lely, lomba yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini akan digelar setiap hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu mulai pukul 18.00 wita. (image/015)
© ist
MANGUPURA – Setiap kegiatan melepas tukik digelar, wisatawan mancanegara selalu terlibat. Bahkan mereka sampai antre agar dapat ikut melepas anak penyu itu. Sebut saja di Pantai Kuta yang merupakan bagian dari acara Kuta Karnival (KK) ke8, ratusan wisatawan menyerbu panitia agar mendapat jatah melepas tukik yang tersedia sebanyak 130 ekor. . Jauh sebelum jadwal acara itu dimulai, wisman dari berbagai negara sudah berkumpul di depan Kantor Satgas Kuta. Tepat Pukul 17.00 Wita dengan aba-aba dari Kasatgas Pantai Kuta, IGN Tresna, acara lepas tukik ini dimulai. Gung Tresna mengatakan, kegiatan cinta lingkungan ini sudah dilakukan sejak KK pada 2002 silam, atau tepat pada delapan tahun yang lalu, untuk kebangkitan pariwisata Bali. (image/015) DARI Halaman I
Kuta Ikon ................
Di tempat terpisah, tokoh masyarakat Legian I Nyoman Rutha Ady, S.H. mengatakan, KK sangat bagus sebagai ajang promosi, namun setiap pelaksanaannya perlu dievaluasi sehingga berapa persen kegiatan tersebut mampu mengangkat muatan lokal. Dulu, lanjutnya, kawasan wisata Kuta memang menjadi ikon dan jendela pariwisata Bali. Wisatawan yang datang ke Bali tanpa merasakan sengatan terik matahari pantai Kuta, seolah belum menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Fenomena ini sebenarnnya tidak hanya populer belakangan, namun jauh sebelum berkembang menjadi daerah tujuan wisata terkenal seperti sekarang. Dalam lintasan sejarah, Kuta menjadi pusat perhatian turis. Sisi Sejarah Tahun 1334, Mahapatih Kerajaan Majapatit Gajah Mada, dalam invasinya menaklukkan Bali, DARI Halaman I
Dari Bos ................
Budaya masyarakat Kuta yang unik, juga membuat turis kepincut. Kawasan Kuta yang berkembang dari desa miskin menjadi kawasan internasional tak sepenuhnnya menjadi berkah bagi penduduknnya. Bisa juga kemudian menjadi musibah. Masuknya pemodal besar dengan mendirikan hotel-hotel mewah membuat pemilik homestay dll yang notabena penduduk lokal minggir satu persatu. Mereka kemudian banting stir, dulu yang dijaring turis, kini akomodasi itu berubah menjadi rumah kos bagi para pekerja pariwisata disekitar Kuta. Dunia pun seakan terbalik, dulu penduduk lokal jadi bos sekarang mereka kebanyakan menjadi (maaf) jongos. Sebagai karyawan atau hanya segelintir saja yang mampu menyodok ke level manajer, Penduduk lokal kemudian memilih mengontrakkan toko serta tanah mereka akibat kalah
Pekerja Pariwisata : Ramah, Senyum dan Attitude Salah satu elemen yang mendukung terjadinya pariwisata adalah tourism demand, orang yang membutuhkan pariwisata (wisatawan). Maka itu kita harus menyiapkan attraction, baik itu berupa flora fauna, alam, iklim, budaya dan atraksi buatan.
H
© bud
memilih sebuah tempat untuk melabuhkan perahu dan menurunkan pasukan di sekitar Pantai Kuta sekarang. Kemudian tahun 1597 tiga kapal dagang Belanda berlabuh di Kuta di bawah pimpinan Cornelis de Houtmann. Dalam catatannya, Lintgens menyatakan sangat terkesan dengan keramahtamahan masyarakat Kuta. Pada perkembangan selanjutnya, Kuta menjadi pintu masuk utama para pedagang Belanda atau pedagang dari negeri lainnya. Popularitas Kuta sebagai pintu masuk para pedagang inipun akhirnnya terus mengalami perkembangan hingga akhirnnya di tahun 1967 terjadi sebuah perubahan yang sangat drastis. Kuta yang dulunya adalah kawasan yang hanya berupa desa berdebu dan gersang dengan penduduk miskin yang menekuni pekerjaan petani dan nelayan, berubah menjadi tambang dolar yang menggiurkan. Pemerintah Orde Baru menjadikan pelabuhan udara Tuban sebagai international airport (bandara internasional Ngurah Rai). (image/bud/rai) bersaing serta beban berat pajak tanah yang tinggi. Oleh karennya Kuta (secara umum termasuk Seminyak, Legian, Kuta –Samigita) saat ini memerlukan strategi penyelamatan tata ruang yang berkaitan dengan nasib penduduk asli/pribumi di masa depan. ”Warga asli harus bersatu menyikapi fenomena perubahan yang semakin “abu-abu”, karena serbuan investor yang membabi buta tanpa menghiraukan tata ruang,” kata praktisi pariwisata itu. “Kemajuan Samigita sebenarnya semu karena hanya terlihat glamour (mewah) di permukaan. Padahal didalamnya masih banyak persoalan pawongan (kependudukan) termasuk kenakalan remaja dan peredaran narkoba,” katanya serius. Intinya warga Samigita harus mulat sarira (introspeksi diri) agar mampu menjadi tuan rumah di rumah sendiri dan tidak tersisih sebagaimana nasib penduduk Betawi di ibukota Jakarta. (image/bud/rai)
AL tu terungkap pada p e n y u l u h a n kepariwisataan Dinas pariwisata Badung di Waterbom Kuta, Rabu (22/9). Hadir sebagai pembicara Kasi Bimbingan Wisata Drs. I Made Astawa, MM. dan IGA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., Dosen STP Bali serta karyawan setempat sebagai peserta. Pada kesempatan itu, Manik mengatakan, Bali memiliki budaya unik yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Jauh sebelum pariwisata itu ada, budaya Bali sudah ada dan masih berkembang hingga sekarang. Budaya Bali seakan
menjadi laboratorium hidup yang tak akan pernah mati. “Inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Bali,” ucapnya. Karena itulah, Manik megajak semua peserta penyuluhan untuk tidak melupakan sikap sebagai orang Bali. Walaupun memiliki ilmu dan keterampilan, tetapi tidak didukung dengan sikap yang baik hasilnya tidak akan sempurna. “Yang sering dilupakan oleh pelaku pariwisata adalah attitude, sikap,” ujarnya. Manik kemudian menambahkan, hal terpenting dalam konsep sadar wisata itu
adanya dukungan dari semua masyarakat. Senyum dan ramah merupakan modal dasar kerja dipariwisata. “Wisatawan tertarik dengan keramahtamahan orang Bali. Karena orang Bali sangat well come terhadap orang lain,” ucapnya. Wanita berparas ayu ini menambahkan, syarat untuk menjadikan daerah itu sebagai tujuan wisata yaitu adanya attraction yaitu sebuah daya tarik, accessibility adanya jalan sehingga wisatawan itu bisa sampai ke tempat wisata, amenity adanya akomodasi seperti hotel, restoran, villa dan lainnya serta adanya ancillaries sebuah organisasi seperi dinas pariwisata, PHRI, BVA serta adanya keterlibatan masyarakat setempat. Sementara Astawa menegaskan, maju mundurnya
Suasana penyuluhan kepariwisataan di Waterbom pariwisata tergantung dari peran masyarakat pariwisata itu sendiri. Mulai dari pelaku pariwisata, industri, dan masyarakat. “Pelaku pariwisata yang mendorong pengembangan pariwisata itu, sementara pemerintah sebagai pemegang kebijakan memberi regulasi yang tepat,” katanya.
© bud
Namun, kata Astawa, pengembangan dari pariwisata itu memerlukan suasana yang kondusip. Jika ingin menjadi tuan rumah yang baik harus dilandasi dengan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur, yaitu keamanan, kebersihan, ketertiban, kesejukan, keindahan, keramahan dan (image/bud) kenangan.
Tempat Wisata Ideal? Ada Empat Syarat ! T
ERNYATA setidaknya ada empat syarat didalam mewujudkan sebuah tujuan wisata yang ideal. Yaitu attraction yang menjadi daya tarik wisatawan, accessibility yakni adanya kemudahan-kemudahan untuk bisa
sampai di tempat tujuan wisata, amenities yakni sarana dan prasarana dan ancillary sebuah organisasi yang mengatur, mengurus kemajuan pariwisata itu. Hal tersebut diungkapkan Dosen Pariwisata STP Bali,
© bud
Karyawan Restoran Eikon Sport Bar penyuluhan kepariwisataan
mengikuti
Hanugerah Kristiono Liestiandre pada saat menjadi pembicara pada acara penyuluhan kepariwisataan Dinas pariwisata Badung bertempat di Restaurant Eikon Sport Bar Kuta, Senin (27/ 9). Hadir pada saat itu, Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata Kab. Badung Drs. I Made Astawa, MM. dan staf I Made Suena serta karyawan setempat sebagai peserta. Memiliki empat syarat itu saja tidak cukup, jelas Kristiono, perlu juga didukung oleh pekerja pariwisata yang andal dan professional. Menurutnya, ada 3 kompetensi yang harus dimiliki seorang pekerja pariwisata agar menjadi profesional.Yaitu knowledge (pengetahuan), kedua skill (keterampilan) dan attitude (sikap dan perilaku yang baik). “Dengan
menerapkan tiga hal tersebut, seorang pekerja pariwisata akan dapat memberikan rasa senang kepada tamunya sehingga nantinya muncul multi player effect,” katanya. Selain itu, sikap dan prilaku jujur (budi pekerti) harus tetap dijaga. “Ciri utama dari pariwisata itu adalah pelayanan, maka ujung tombak suksesnya pariwisata adalah pelayanan dari sumber daya manusianya,” katanya. Sementara Astawa mengatakan, untuk memberi pencitraan, image terhadap produk itu dapat dilakukan dengan menerapkan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur seperti aman, tertib, bersih, indah, sejuk, ramah dan kenangan. Dalam rangka pengembangan pariwisata di
Kabupaten Badung, lanjut Astawa, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan pelaku pariwisata saja. Masyarakat juga memiliki peranan penting yakni dengan jalan meningkatkan dukungan dan partisipasinya. Astawa kemudian menjelaskan, selain meningkatkan sumber daya manusia serta pembenahan infrastruktur, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Disparda Badung juga melakukan promosi. Untuk tahun 2010 promosi dilakukan di dalam negeri, seperti ke Batam, Jakarta, dan Manado. Sedangkan promosi ke luar negeri yaitu ke Jepang, Korea, Itali dan China. “Pemerintah juga berpromosi melalui media cetak dan elektronik, termasuk brosur dan VCD,” jelasnya. (image/015)
VIII
Vol. V No. 11
Vol. V No. 11, 08 - 21 Oktober 2010
3600 Peserta Ramaikan ”Tour de Village” Ada ”Peken Budaya” di KK 2010 Lebih dari 3600 orang pecinta sepeda di Bali meramaikan fun bike menyambut HUT ke-44 Inna Grand Bali Beach (IGBB). Mereka berasal dari clubclub sepeda di berbagai daerah seperti Denpasar, Badung, Gianyar hingga Tabanan. Ada juga peserta perorangan dan keluarga. Dan yang membuat event tahunan ini menjadi lebih semarak, adanya puluhan peserta dari yogyakarta dengan busana khasnya dan puluhan wisatawan mancanegara berbaur denga masyarakat lokal.
M
EREKA itu repeater guest di Inna Grand Bali Beach. Ada juga yang dari Norwegia yang memang lama tinggal di Bali,” kata General Manager IGBB Sugeng Pramono seusai mendampingi Sekkot D e n p a s a r A . A . N g r. R a i Iswara membuka fun bike bersama Direktur Utama PT. Hotel Indonesia Natour, IGK. Heryadi Angligan, Minggu (3/9) bertempat di Lapangan sepak Bola Cottage Area IGBB. Menurut Sugeng, acara ini sebagai upaya untuk
Paling Favorit, Diserbu Pengunjung
A
© bud
Club sepeda di berbagai daerah dalam fun bike Hut-44 IGBB memasyarakatkan sepeda sebagai salah satu mode transportasi alternative sehari-hari, disamping sebagai olah raga yang menyehatkan. “Fun bike ini juga mendukung program pemerintah Kota Denpasar dalam mengurangi emisi guna menjaga lingkungan hidup yang bersih dan sehat,” ucapnya. Karena itulah, jelasnya, tema acara fun bike kali ini adalah “tour the village” yang khusus mengambil r u t e d i p e d e s a a n S a n u r, sehingga dapat melihat suasana tradisional desa yang ada di lingkungan kota. “Jika dulu arahnya ke timur, sekarang kita arahkan ke selatan, sehingga dapat menyaksikan aktivitas masyarakat desa yang asri,” imbuhnya. Jarak yang ditempuh sekitar 12 kilo meter, diawali
dari lapangan sepak bola IGBB menuju Jl. D. Toba, Jl. D. Tamblingan, Bali Hyatt, Jl. Mertasari, Sanur Beach, M e r c u r e H o t e l , J l . Ti r t a Empul, Pantai Mertasari, Pura Dalem Pengembak, Jl. D. Tempe, Jl. Tukad Balian, Jl. Tukad Bilok, Jl D. Buyan, dan kembali ke Lapangan Sepak Bola IGBB. Hadiah yang merebutkan sebuah sepeda motor dan puluhan sepeda serta hadiah hiburan menarik lainnya. “ Aw a l n y a k a m i s a n g a t pesimis, peserta yang ikut sedikit mengingat banyak ada event-event lain di bulan ini. Tapi, kami bersyukur mereka mau berpartisipasi. Lebihlebih dari management Garuda Indonesia, Manager dan stafnya juga terlibat,” paparnya seraya mengatakan puncak acara HUT jatuh pada 1 Nopember 2010 mendatang. (image/015)
Sahid Kuta Lifestyle Resort : Pusat Ritel Kontemporer AHID Kuta Lifestyle resort adalah sebuah gagasan pengembangan yang paling menarik yang diharapkan dapat merevitalisasi pantai Kuta. Proyek ini akan menggabungkan dua konsep yakni hotel dan ritel, yang dikenal dengan nama Beachwalk. The beachwalk merupakan pusat ritel kontemporer yang telah dirancang bagi pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Direktur utama PT. Indonesia Paradise Island Hariyadi B. Sukamdani mengatakan total investasi yang akan ditanamkan untuk mewujudkan Sahid Kuta Lifestyle, ini mencapai angka Rp. 600 milyar. Bangunan ini dilengkapi 200 unit kamar, yang akan dilengkapi dengan ballroom elegan dengan layanan personal dengan
S
fasilitas modern. Khusus beachwalk akan terdiri atas 200 toko ritel exclusive, dan restoranrestoran kombinasi baik merk merk terbaik di Bali, nasional maupun internasional. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2012. Sedangkan Beachwalk diperkirakan selesai setahun lebih awal yakni pada 2011” ucap Haryadi B. Sukamdani Menurutnya, PT. Indonesia Paradise Island bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Badung berencana menata kembali kawasan pejalan kaki umum, penanaman panorama dan membuat air mancur di kawasan tersebut. Keberadaan Sahid Kuta Lifestyle Resort merupakan upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan yang membentang pararel, menuju pantai Kuta yang terkenal dengan sunset-nya ini. Jalan akan dibagi menjadi tiga jalur. Akses
pejalan kaki yang terletak dibagian belakang melalui jalan poppies, sementara untuk parkir pengunjung disediakan parkir bawah tanah yang dapat menampung hingga seribu mobil dan motor . Dari desain yang unik dan ramah lingkungan ini, Hariyadi berharap akan membawa Sahid Kuta Lifestyle Resort menjadi ruang kesenangan multi-faced yang dapat mendukung kebutuhan masyarakat lokal maupun internasional. Bahkan ia optimistis bahwa pengembangan proyek bisnis prestisius tersebut bakal menaikkan revenue perusahaan .Sementara dari sisi okupansi kamar hotel, diperkirakan juga naik seiring dengan pertumbuhan pariwisata Bali yang diprediksi ke depannya di angka 15-20 (Image/014) persen.
PA acara paling favorit dan digandrungi dalam Kuta Karnival 2010 kali ini? Ya, Anda benar. ‘’Peken Budaya”!. Dari semua sajian acara tersebut, kuliner tradisional dan internasional yang paling semarak dan diserbu pengunjung. Puluhan stand kuliner menyajikan aneka makanan tradisional dan internasional. “Kami ingin menonjolkan menu tradisional agar lebih dikenal di mancanegara, oleh karena itu kami buatkan stand khusus dengan nama ‘peken budaya’,” katanya. Stand ‘peken budaya’ yang berjumlah enam unit tersebut diisi oleh ibu-ibu PKK Desa Adat Kuta, dengan menyajikan berbagai makanan khas Bali antara lain, nasi betutu, nasi be guling, jukut ares dan lainnya. Kuta Karnival 2010 yang menjadi momentum promosi dunia dibuka dengan menghadirkan ribuan cahaya lilin. Cahaya remang diiringi suara ombak, membuat suasana kawasan pantai dunia itu betul-betul menawan. Event tahunan itu menjadi tontonan menarik bagi ribuan wisatawan dari berbagai belahan dunia yang sedang berlibur di pulau dewata ini. Kesemarakan KK tahun ini mendapat pujian dari wisatawan asing termasuk Titien Soekarya, Staf Ahli Ekonomi dan Iptek Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang
mewakili Menbudpar membuka acara tersebut. Penyajian semua acara ditata sangat apik dan lebih melibatkan orang asing, sebagai bentuk promosi. Dikatakan, pertumbuhan kunjungan wisman mengalami lonjakan yang cukup baik. Disebutkan, pertumbuhan 2009 dibanding 2008 sebesar 13,40 persen. Sedangkan Bali, pertumbuhan di semester I mencapai 9,11 persen dibanding tahun lalu. “Mudah-mudah target jumlah kunjungan wisman tahun ini sebesar 7 juta bisa tercapai,” terang Titien Soekarya. KK 2010 menyajikan berbagai atraksi, seperti pagelaran sejuta lilin bagian dari acara gema perdamaian ,seni pertunjukan tradisional dan musik. Beach game, parade budaya hingga kuliner juga ada. Kegiatan ‘Paddle for Peace’ juga tetap digelar, serta diikuti dengan acara pelepasan tukik. Agenda lain, parade layang-layang serta kegiatan festival penjor. Pada saat pembukaan, selain dihadiri Titien Soekarya, juga dihadiri Sekda Propinsi Bali I Nyoman Yasa yang mewakili Gubernur Bali, Wakil Bupati Badung Ketut Sudikerta, Ketua Umum KK Morgan Made Suartha, Ketua PHRI Bali Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati, penasehat KK Made Supatra Karang dan sejumlah undangan (image/015) lainnya.
08 - 21 Oktober 2010
Turis Serbu Lepas Tukik Bali Update
II
3600 Peserta Ramaikan ”Tour de Village”
Bapak Angkat Percepat ”Denpasar Clean and Green” Save Our Destinations
IV
Page Advertorial
VIII
Kuta Ikon Pariwisata Bali Perhelatan Kuta Karnival (KK) yang kini memasuki usia ke -8 sebagai salah satu bukti eksistensi pariwisata Bali ke depan. Setiap event tahunan itu mampu menyedot ribuan wisatawan mancanegara untuk menyaksikan acara demi acara yang digelar. “Even ini adalah kegiatan strategis dalam memajukan pariwisata Kuta dan Bali di mata dunia internasional,” ujar penasehat KK 2010 Made Supatra Karang, belum lama ini.
UTA KARNIVAL ini dicetuskan karena adanya tragedi kemanusiaan Bom Bali 2002 silam. “Momentum inilah menjadi spirit untuk tetap digelar sehingga perhatian dunia internasional tak melupakan begitu saja Kuta dan Bali,” ucap Supatra Karang. Karena itu, KK tahun ini memilih tema “Heal The World “ yang bermakna pemulihan dunia khususnya dunia pariwisata dan budaya dari berbagai aspek kehidupan.
K
Aktivitas Agama di Pantai Kuta
Halaman II
© bud
Perkembangan MICE ................
Dari Bos Menjadi Jongos EIRING dengan semakin pesatnnya perkembangan kawasan ini serta mobilitas penduduk yang semakin meningkat, pada 1988 Kuta yang dulunya hanya terdiri dari satu kelurahan dimekarkan menjadi 3 desa adat yang disebut dengan Samigita (Seminyak, Kuta dan Legian). Semenjak sektor pariwisata berkembang, infrastruktur juga mulai dibenahi oleh pemerintah, Jalan Legian mendapat sentuhan lapisan aspal pertama kali tahun 1974, sedangkan listrik memasuki pemukiman
S
penduduk sejak tahun 1976. Masyarakat juga termotivasi belajar berbisnis. Bisnis rumah penginapan yang dikelola penduduk dengan nama pension, beach inn, homestay, accomodation, lodging house, dll. sempat mengalami perkembangan positif dan menggembirakan bagaikan jamur tumbuh dimusim hujan. ”Saat itu wisatawan berjalan kaki dari bandara ke Kuta dan dengan fasilitas seadanya kami berupaya melirik peluang ini,” cerita Rutha Ady. Faktor internal seperti keindahan alam pantai berpasir putih yang eksotik dan debur
ombak memikat wisatawan untuk melakukan aktivitas seperti surfing, berenang atau berjemur dan sebagainya. Halaman II
Perkembangan MICE ................
© edi
© edi
SURFING-Dengan ombaknya yang indah, besar dan menantang, maka surfer pun menjadikan tempat ini sebagai salah satu arena selancar.
Parade lilin membuka event Kuta Karnival 2010.
© bud
Suasana ‘peken budaya’ dalam Kuta Karnival
C12-59