Image 09

Page 1

IMAGE DESEMBER 2016

#9

ARSITEKTUR UNTUK SEMUA:

HILANGKAN BATAS, CIPTAKAN KEBERSAMAAN ARSITEKTUR:

SEBUAH PERAN DALAM M A SYA R A K AT

SUPPORTIVE HOUSING

SEBUAH SOLUSI TEPAT GUNA TANGANI KEPADATAN

GAUNG BANDUNG 2016

HIJAU KINI, HIJAU NANTI


EDISI #09

2


EDISI #09

editorial Arsitektur. Merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menciptakan ruang untuk manusia berkegiatan dengan aman dan nyaman. Definisi ruang di sini tidak melulu tentang bangunan. Arsitektur juga bisa diartikan sebagai objek-objek ruang yang mewadahi kegiatan manusia itu sendiri. Bagi sebagian orang, mungkin arsitektur identik dengan bangunan bertingkat tinggi, gedung-gedung pencakar langit, stadion-stadion megah dengan teknologi membangun yang mutakhir, atau justru diasosiasikan dengan deretan rumah minimalis cantik yang dijual oleh developer-developer kondang. Semuanya terdengar mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah yang justru menjadi kaum mayoritas. Tanpa banyak orang menyadari, sebenarnya arsitektur juga tumbuh dalam skala yang lebih humanis dan ramah terhadap rakyat kecil. Bentuk-bentuk seperti taman kota, rumah murah, pemanfaatan material bekas, dan lain-lain hadir dalam wujud yang cantik, namun tidak terkesan mahal. IMAGE edisi 09 hadir membahas Architecture for Everyone lebih dalam. Semoga pembaca lebih memahami bahwa arsitektur bukanlah barang yang eksklusif, karena arsitektur juga bisa dinikmati oleh semua masyarakat! Vivat G! Raudina Rachmi

redaksi kepala biro kominfo ima-g Salsabila Putri Utami G’14

wakil kepala biro kominfo ima-g Stefanus Junior Tunas G’14

pemimpin redaksi Raudina Rachmi G’14

sekretaris Lady Viona Yacup G’15

tim penulisan Koordinator Yasmin Chairani G’15 Annisha Ayuningdiah G’14 Hans D. Hutasoit G’15 Eko Bagus Prasetyo G’15

Mutia Ayu C. G’16 Tifany Claudia G’16 Zahra Dhia G’16

tim artistik Koordinator Bahrul Ilmi G’15 Khansa Anastya G’14 Awaliyah M. G’14 Anisa Zakira Fillah G’14

Bima Rahmaputra G’15 Adi Nur Khamim G’16 Nikolas Fiansa G’16 Shazkia Aulia G’16

tim humas Koordinator Jully Agatta G’15 Lanna Elvira G’16 Eka Kurniawan G’16

Riffani Putri G’14 Almira Kridarahmanda G’16

1


EDISI #09

04 events 07 pengmas 10 lustrum IMA-G

daftar isi 2

14 sayembara 18 architecture for everyone 22 kata ahli 24 infografis

Pameran Indonesialand Pameran Tugas Akhir Arsitektur ITB ARCASIA Student Jamboree 2016

Pulosari, Kampung Kita Semua

GAUNG BANDUNG 2016: Hijau kini, hijau nanti, hijau seterusnya!

Lomba Maket TL Expo 2016 Asian Contest of Architecture Rookies Award (ACARA) 2016

Arsitektur untuk Semua

Arsitektur Membangun Peradaban yang Adil

Arsitektur untuk Semua: All Over The World


EDISI #09

Cantik Namun Tak Menor

SUPPORTIVE HOUSING: Solusi Tepat Guna Menangani Kepadatan Penduduk

Arsitektur: Sebuah Peran dalam Masyarakat

Arif Rizki Hutomo, Arsitektur 2011

Retnasih Widiatmani G’14 Cindy Mathilda Sitompul G’14

Dini Fauziah G’12: Ber-Urban Planning di Singapura

Afrilla Melati G’16: Dari Aksesoris Handmade hingga Case Handphone Ceri Chandrika G’15: Mengenal Makeup dari Seni Tari

26 review: NONresidensial 30 review: residensial 32 opini Massa-G 36 sharin-g alumni 38 sharin-g exchange 40 sharin-G kp 42 karya-g

3


EVENTS

EDISI #09

EVENTS Pameran Arsitektur Indonesialand 4

Pameran Arsitektur Indonesialand merupakan pameran berskala nasional yang dikuratori oleh Sarah M. A. Ginting. Pameran Indonesialand berlangsung 2 September - 2 Oktober 2016 di Selasar Sunaryo dan diikuti oleh 30 peserta dari kalangan arsitek terkemuka, akademisi universitas, komunitas terpilih, pemerintah kota, dan juga seniman. Arsitektur ITB menjadi salah satu peserta pameran tersebut. Tim Arsitektur ITB yang diketuai oleh Andry Widyowijatnoko mengusung tema Script of Tectonic dengan membuat sebuah kubah bambu yang diberi nama dome reciprocal tension dan memamerkan maket hasil tugas mahasiswa. Pembuatan instalasi ini dikerjakan bersama sekelompok mahasiswa S1 Arsitektur ITB sehingga mahasiswa yang terlibat mendapatkan ilmu tektonika dan sistem kerja reciprocal tension. (RRR)


EDISI #09

Pameran Tugas Akhir Arsitektur ITB EPILOGUE OKTOBER 2016 Pameran Tugas Akhir Epilogue untuk wisuda Oktober kali ini dilaksanakan pada 17-21 Oktober 2016 dan bertempat di Gedung Indonesia Menggugat. Sejumlah 69 karya Tugas Akhir wisudawan dipamerkan dengan tema Simplexity. Untuk mewujudkan tema tersebut, ruangan di Gedung Indonesia Menggugat disulap menjadi ruang pameran yang sederhana namun tetap elegan dengan dominasi warna putih dan kesan ringan. Poster pameran digantungkan dengan modul bingkai dan maket diletakkan di atas rangka kubus.

EVENTS

Pameran dibagi ke tiga ruangan dan dikelompokkan berdasarkan tipologi tugas akhir yang dipamerkan, seperti tipologi resort dan hospitality, tipologi perumahan, tipologi sarana transportasi, dan sebagainya. Di tengah ruangan terdapat sebuah centerpiece dan kotak voting. (RRR)

5


EVENTS

EDISI #09

6

Arcasia Student Jamboree 2016 Arcasia merupakan konferensi tahunan yang diadakan oleh arsitek-arsitek Asia yang setiap dua tahun sekali juga mengadakan student jamboree. Tahun ini, student jamboree dilaksanakan di Hongkong dan diikuti juga oleh beberapa mahasiswa Arsitektur ITB yang telah lolos seleksi pendaftaran. Selama di Hongkong, peserta mengikuti berbagai acara yang dilakukan selama lima hari. Hari pertama merupakan pembukaan kegiatan. Hari kedua peserta berkunjung ke Cuhai College of Higher Education untuk mengikuti seminar.

Hari ketiga dilanjutkan dengan mengunjungi ICC Buiding Sky 100 Observation Deck yang merupakan bangunan tertinggi di Hongkong. Berikutnya, diadakan cultural night pada malam keempat. Setiap negara menampilkan kebudayaannya termasuk perwakilan Indonesia yang menampilkan tari Saman dan beberapa lagu daerah. Di hari kelima peserta mengunjungi Wetland Park yang terletak di perbatasan Hongkong dan Cina. Wetland Park merupakan kawasan wisata dengan taman, hutan, dan ruang eksibisi yang menggunakan konsep green architecture. (RRR)


EDISI #09

pengmas

7

PENGABDIAN MASYARAKAT GUNADHARMA 2016


pengmas

EDISI #09

PENGABDIAN MASYARAKAT GUNADHARMA 2016:

PULOSARI KAMPUNG KITA SEMUA

8

Pengabdian masyarakat merupakan salah satu dari tri dharma perguruan tinggi, di mana mahasiswa memiliki kewajiban untuk menyumbangkan pengetahuan yang dimiliki guna kepentingan masyarakat. Pada bulan Agustus 2016, Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (IMA-G) sebagai salah satu wadah bagi mahasiswa untuk berkarya kembali melakukan pengabdian masyarakat yang ditujukan untuk masyarakat Kampung Pulosari.

Kampung Pulosari merupakan salah satu kampung yang terletak di bawah Jalan Layang Pasupati, Bandung. Masyarakat Kampung Pulosari cukup heterogen, karena banyak pendatang yang menetap di kampung tersebut. Hal menarik dari Kampung Pulosari adalah terdapat satu rukun warga, yaitu RW 15 yang wilayahnya dilalui Sungai Cikapundung. Pemisahan wilayah tersebut memunculkan perbedaan fasilitas fisik antara wilayah satu dengan wilayah lainnya sehingga terbentuklah kelompok-kelompok dalam masyarakat. Hal tersebut menyebabkan interaksi sosial antarmasyarakat dalam RW 15 kurang terlihat.

Pengabdian masyarakat yang diadakan di Kampung Pulosari memiliki tujuan untuk mendekatkan masyarakat antar-RT di RW 15 kampung tersebut, sehingga ketika diadakan acara pada tingkat RW masyarakat dengan antusias turut berpartisipasi. Hal tersebut didasarkan pada hasil analisis yang dilaksanakan oleh Calon Gunadharma 16 (CG 16). Dari hasil analisis, diketahui bahwa terdapat kesenjangan sosial antar-RT di kampung tersebut. Dua akar masalah dari munculnya kesenjangan tersebut adalah tidak adanya kegiatan RW yang menyatukan warga antar-RT dan tidak adanya inisiator yang dapat merangkul warga.

Pengabdian masyarakat tersebut terdiri dari dua acara, yaitu acara pembuka dan acara puncak. Acara pembuka dilaksanakan pada Jumat, 12 Agustus 2016. Acara pembuka tersebut tersebar di beberapa rukun tetangga di Kampung Pulosari. Berbagai permainan tradisional untuk anak-anak dilaksanakan dalam acara pembuka. Anak-anak menjadi sasaran utama karena jumlah anak-anak di Kampung Pulosari cukup banyak. Permainan tradisional tersebut diharapkan dapat menjadi inisiator untuk merangkul warga dari setiap RT yang terpilih. Sementara itu, acara puncak dilaksanakan pada hari Minggu, 14 Agustus 2016. Acara tersebut dilaksanakan pada lahan kosong di bawah Jalan Layang Pasupati yang diisi dengan panggung pementasan di mana anakanak dari berbagai rukun tetangga yang berbeda dapat berkolaborasi. Acara puncak tersebut diharapkan dapat menyatukan warga RW 15. (LS)

Anak-anak Kampung Pulosari sedang bermain.


EDISI #09

pengmas

9

Potret kebahagiaan anak-anak Kampung Pulosari


lustrum XIII

EDISI #09

LUSTRUM XIII LUSTRUM IMA-G XIII

GAUNG BANDUNG 2016: HIJAU KINI, HIJAU NANTI, HIJAU SETERUSNYA 10

Gaung Bandung, acara tahunan IMA-G (Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma) ITB, kembali diselenggarakan pada tahun 2016 dengan mengusung topik yang cukup hangat dan marak dibicarakan di dunia perancangan milenium ketiga ini. Bertepatan dengan perayaan Lustrum XIII IMA-G, Gaung Bandung 2016 menggunakan tagline “Hijau Kini, Hijau Nanti” untuk menyerukan isu bangunan ramah lingkungan. Alasan isu tersebut diangkat, di samping menjadi sebuah tren pasar dan style penghuni sendiri terhadap model bangunan masa kini, tidak lain dan tidak bukan adalah karena menyoroti banyaknya pembangunan berteknologi akhir-akhir ini justru memiliki sangkut paut yang erat dengan pemborosan pemakaian energi dan sumber daya, serta peristiwa kerusakan lingkungan, utamanya perubahan yang luar biasa pada iklim mikro dan laju pemanasan global. Sebuah tabir ‘perasitekturan’ yang menarik diungkap, setidaknya.

Berangkat dari isu yang diambil, Gaung Bandung 2016 mengawali serangkaian acaranya dengan acara kampanye kreatif, bertajuk “Ada Apa dengan Gaung Bandung 2016?”. Selain di dalam kampus ITB, kampanye kreatif dilangsungkan di Alun-Alun Kota Bandung dan Jalan Dalem Kaum pada 4–7 Agustus 2016; membidik masyarakat di ruangruang publik melalui media poster edukatif terkait propaganda bangunan ramah lingkungan serta siar fakta-fakta unik seputar kondisi bumi dan lingkungan di dalamnya. Demi menarik perhatian pengunjung di lokasi acara, tim panitia Gaung Bandung 2016 memasang perspective installation berbentuk rangkaian gedung dan pohon.

Foto: Ada apa dengan Gaung Bandung?


EDISI #09

lustrum XIII

Acara kedua dalam serangkaian acara Gaung Bandung 2016 adalah workshop lintas keilmuan arsitektur dengan keilmuan lain yang berjudul “Hunian Berteknologi Ramah Lingkungan”. Workshop yang membahas kolaborasi antara teknologi mutakhir dan konsep penghijauan pada proses perancangan bangunan ini diselenggarakan pada tanggal 10–11 September 2016, bertempat di Galeri Arsitektur Labtek IXB ITB.

11

Pembicara-pembicara yang hadir pada acara workshop interaktif tersebut adalah Prasetiyoadi dari Green Building Council Indonesia, Agus Jatnika Efendi dari Teknik Lingkungan ITB, F. X Nugroho dari Teknik Fisika ITB, Surjamanto W dari Arsitektur ITB, dan Muhamad Abduh dari Teknik Sipil ITB. Acara workshop berlangsung penuh antusiasme dan dinamis-timbal balik, baik dalam sesi presentasi dan overview maupun sesi diskusi setelahnya.

PARA PEMBICARA PADA ACARA WORKSHOP


lustrum XIII

12

EDISI #09

Selanjutnya, Expo “Menghuni Bumi” menjadi acara puncak Gaung Bandung 2016. Terdapat pra-event dalam expo yang bekerja sama dengan pihak IAI Jawa Barat ini. Pra-event tersebut adalah Roadshow Pameran Karya yang diadakan pada 24–30 September 2016 di beberapa spot, yaitu depan Gedung Pikiran Rakyat saat car free night, Cikapundung Riverspot, dan Galeri Arsitektur ITB. Lantas, acara utamanya sendiri dilangsungkan pada 1 Oktober 2016, berlokasi di Peta Park Bandung. Dalam acara utama ini, ditampilkan pameran karya-karya mahasiswa dan alumni arsitektur ITB, serta mega installation dan sculpture dari IMA-G. Pameran dibuka dari pukul 08.00–22.00 WIB. Kemudian, diselenggarakan juga seminar yang menghadirkan tiga pembicara ahli di bidangnya, yaitu Ken Yeang dari Tr. Hamzah & Yeang Sdn. Bhd. Malaysia dengan topik seminar “Green Design in Urban Prespective”, Budiman Hendropurnomo dari Denton Corker Marshall Jakarta dengan topik seminar “Rancangan Ramah Lingkungan Melalui Pendekatan Arsitektur Nusantara”, dan Prasetiyoadi dari Green Building Council Indonesia dengan topik seminar “Realita & Kondisi Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia”. Acara terakhir expo merupakan festival yang dimeriahkan dengan performance oleh ADERA, ANOMALYST, dan APRES ITB, serta movie screening oleh LFM ITB. (EBP)


EDISI #09

13


sayembara

EDISI #09

Sayembara ARSITEKTUR

14

BENNEDICTUS BAGUSTANTYO

TTL : Jakarta, 10 Mei 1995 Jurusan : Arsitektur Angkatan : 2013 Email : beni_bagus@yahoo.com Prestasi : 5 besar delegasi Indonesia Asian Contest of Architectur Rookies Award (ACARA) 2016


EDISI #09

sayembara

Sayembara ARSITEKTUR

15

DIAH FITRIA ARDANI TTL Jurusan Angkatan Email Prestasi

: Bandung, 7 April 1995 : Arsitektur : 2013 : diahfitriaardani@gmail.com : Lomba Maket TL Expo 2016


EDISI #09

16

Sumber: www.akdn.org


EDISI #09

17

ARSITEKTUR UNTUK SEMUA


intro

EDISI #09

Saat ini pemahaman tentang arsitektur dinilai tidak seragam di kalangan masyarakat. Pemahaman tersebut menilai arsitektur sebagai objek yang mahal dan hanya untuk kalangan tertentu saja. Ada masyarakat yang berpandangan bahwa jasa arsitek tidak terjangkau dan lebih memilih untuk membangun hanya berdasarkan contoh yang dianggap baik. Belum lagi terdapat pemahaman bahwa arsitektur hanyalah seputar bangunan seperti rumah atau kantor. Arsitektur dirasa menjadi sesuatu yang kurang akrab didengar dan dirasa oleh masyarakat, apalagi dimiliki.

18

Arsitektur

merupakan sebuah perpaduan unsur fungsional dan unsur seni yang terwujud dalam sebuah lingkungan binaan. Dengan kombinasi bentuk dan massa yang harmoni, arsitektur telah berhasil membuat sebuah makna yang menghubungkan manusia dengan ruang aktivitasnya. Karena adanya beragam kebutuhan wadah untuk aktivitas manusia, arsitektur berkembang dari model yang sangat sederhana hingga kompleks. Di sela-sela aktivitas tersebut terkadang kita menjumpai wujud atraktif dari sebuah karya arsitektur. Namun tak jarang juga sebuah bangunan didasarkan dengan pendekatan yang sangat fungsional. Dengan berbagai pemahaman dari arsitektur, setiap wujudnya tentu memiliki makna tersendiri di kehidupan manusia.

Kenyataannya arsitektur tidak hanya bisa dirasakan dan dimiliki oleh kalangan tertentu saja melainkan untuk semua orang. Bahkan jika kembali ke pemahaman dasar tentang arsitektur, asalkan ada kegiatan dan ada wadah untuk menaunginya, hal tersebut sudah merupakan bentuk arsitektur. Namun yang dirasa kurang adalah rasa kepemilikan wujud arsitektur tersebut. Banyak masyarakat yang berpendapat tidak bisa memiliki tempat tinggal dengan rancangan seorang arsitek karena biaya jasanya yang mahal dan material yang dipilih akan mahal. Padahal dengan adanya arsitek sebuah rumah bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman secara fungsional dan visual. Contohnya adalah gagasan ‘Rumah Murah’ yang diusung oleh seorang arsitek bernama Yu Sing. Dalam idelismenya Yu Sing berpendapat bahwa bahkan masyarakat miskin bisa memiliki rumah sendiri. Mengapa tidak bisa, toh karya arsitektur adalah gubahan bentuk ruang dan massa dan kombinasi material yang tentunya bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Yu Sing berpendapat bahwa siapa pun layak untuk merasakan desain yang serius didesain oleh seorang arsitek.


EDISI #09

Desain rumah murah ini sering kali menggunakan material daur ulang karena lebih terjangkau dan bahkan menjadi ciri khas yang dapat ditemukan pada karya Yu Sing. Contoh Rumah Murah ini salah satunya adalah Rumah Betang di Kalimantan. Kita bisa menemukan penggunaan material kayu bekas yang diolah menjadi cantik pada rumah ini. Olahan tersebut dapat ditemui dari struktur bangunan hingga ornamen penghias rumah yang merupakan transformasi dari motif dayak akar bertaut. Arsitektur untuk semua tidak hanya terbatas pada kepemilikan pribadi namun juga dalam skala publik, dari fungsi edukasi hingga fungsi rekreasi. Contoh Microlib yang salah satunya terdapat di Taman Bima, Cicendo. Hadirnya perpustakaan mini

intro

ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk meningkatkan minat baca dan tempat belajar-mengajar informal. Contoh lain adalah ruang-ruang publik semacam taman dan plaza. Dalam empat tahun terakhir Bandung memiliki taman yang bermunculan di beberapa titik di kota. Hadirnya taman-taman ini dinilai menjadi sebuah rekreasi baru untuk masyarakat yang murah namun tetap indah dan nyaman untuk dinikmati. Taman Balaikota Bandung adalah salah satu taman yang menarik untuk dikunjungi oleh berbagai kalangan masyarakat Bandung. Pengunjung dapat merasakan adanya ruang sejuk di tengah kota dengan pepohonan rimbun yang ada. Penataan tanaman dengan pagar-pagar beraksen merah merupakan at-

19


intro

20

raksi visual yang menarik. Dan tentu saja, Sungai Cikapayang yang mengalir sepanjang taman merupakan daya tarik paling utama yang menarik masyarakat untuk datang. Adanya pengolahan ruang sungai menjadi area bermain sangat disyukuri oleh pengunjung. Tak jarang ditemukan orang tua yang membawa anaknya untuk sekedar bermain di taman ini sambil berpiknik. Remaja-remaja yang datang pun bisa menikmati taman sekaligus mengambil beberapa potret di sudut-sudut taman yang indah ini. Semua kalangan bisa hadir di sini, semua kalangan bisa menikmati karya arsitektur semacam ini. Berbagai wujud arsitektur dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Wujudnya terkadang bisa be-

EDISI #09

rupa bangunan seperti rumah maupun ruang-ruang luar seperti taman. Dalam beberapa pandangan mungkin hanya kalangan tertentu saja yang bisa menikmati karyanya namun pada kenyataannya setiap ruang yang diolah merupakan karya arsitektur. Olahan tersebut tentunya tidak selalu mahal, namun bisa indah, fungsional, dan memberikan manfaat bagi manusia. Dan tentu saja semua masyarakat seharusnya bisa merasakan dan memiliki ruang arsitektural yang digubah dengan baik. Karena semua ruang tempat beraktivitas adalah hasil arsitektur, dan arsitektur adalah untuk semua. (AA&LY)


EDISI #09

21


EDISI #09

kata ahli

Kata ahli / Opini dosen

22

ARSITEKTUR MEMBANGUN PERADABAN YANG ADIL “Semua berawal dari hobi, kegelisahan, dan mimpi. Apa yang bisa membuat semua orang tersenyum, dan ternyata setelah dicari adalah keadilan. Arsitektur merupakan salah satu yang bisa membuat keadilan terwujud karena arsitektur adalah salah satu ilmu yang telah membentuk peradaban.� (Achmad Syaiful)


EDISI #09

Achmad Syaiful, seorang alumni S1 Arsitektur ITB yang saat ini aktif menjadi partisipan di beberapa organisasi kemasyarakatn seperti Praksis dan Agritektur. Ketertarikannya di bidang kemasyarakatan sudah terlihat sejak masih menjadi mahasiswa. Menurut beliau, arsitektur merupakan ilmu yang ditunjukkan untuk semua kelas masyarakat karena arsitektur merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara kita merancang ruang untuk manusia. Beliau mendeskripsikan arsitektur sebagai ilmu yang dipraktikkan untuk membuat karya yang dapat membebaskan manusia dari pemisahan kelas – kelas sosialnya. Menurutnya, ketika sebuah bangunan membuat seseorang teringat akan kelompok kelasnya di masyarakat, pada tahap itu arsitektur akan cepat gagal. Di Agritektur, Kang Ipul, sapaan akrab Achmad Syaiful, menyalurkan minatnya tentang petani. Dalam komunitas ini, beliau bergerak dalam keilmuan arsitektur ke arah pertanian. Beliau sendiri di sana berfokus pada bidang pendampingan masyarakat. Dalam bidang ini beliau menggali banyak ilmu dan melakukan percobaan, salah satunya yaitu mencoba mengembalikan anak – anak muda untuk kembali bertani, dengan meningkatkan dan mengubah pandangan anak – anak muda terhadap mata pencaharian petani.

kata ahli

Selain itu Kang Ipul juga tergabung dalam Praksis, organisasi yang berfokus pada perumahan dan permukiman. Beliau tergabung dalam bidang knowledge management and transfer yang mengharuskannya mencari cara bagaimana menyalurkan sepaket pengetahuan secara langsung dan membuat orang – orang mengerti. Contohnya adalah pendampingan pedagang kaki lima, di kasus ini beliau harus membuat orang – orang mengerti mengenai kehidupan pedagang kaki lima dan kehidupan pegawai negeri, dan caranya adalah dengan terjun langsung untuk berdiskusi dan memahami mereka secara personal. Di sini kita harus dapat memahami dua dunia yang berbeda dan memberdayakan mereka. Memberdayakan berarti membuat mereka sadar bahwa hanya mereka sendiri yang merupakan kunci penyelesaian masalah mereka sendiri, dan Praksis hanya mendampingi di awal. Tugas Praksis di sini adalah untuk memfasilitasi/menjembatani perbedaan dunia antara pedagang kaki lima dan pegawai negeri. Menurut beliau, dari segi keahlian, Praksis adalah organisasi yang memiliki pengetahuan dan tahu bagaimana cara menyikapi suatu masalah. Untuk itu, beliau masih bertahan saat ini di Praksis karena menurut beliau, kita masih kekurangan orang – orang yang memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengerti permasalahan perumahan dan permukiman dan dapat menyikapinya. (DP&HD)

23


infografis

EDISI #09

SALBURÚA SOCIAL HOUSING ÁLAVA, SPAIN

24

archdaily

Nieuwegein City Hall and Cultural Center – Nieuwegein, Netherlands

archello.com

all over the world

Menara apartemen dengan 21 lantai ini dirancang oleh ACXT dengan mempertimbangkan efisiensi energi dan kenyamanan warga. Di dalam Salburua, kesejahteraan sosial adalah masalah kebanggaan bagi dewan kota, yang menganggap perumahan yang layak adalah hak semua warga negara, tidak peduli status ekonomi mereka.

Sebuah balai kota baru yang bertujuan membina hubungan dalam masyarakat ini dirancang oleh 3xn. Kesan transparansi pada bangunan merupakan ungkapan pejabat kota untuk mempersilakan warganya.

archdaily

LE LORRAIN – BRUSSELS, BELGIUM

Dirancang oleh lembaga Belgia MDW Arsitektur, perumahan sosial ini selesai pada tahun 2011, Kompleks ini terdiri dari bangunan apartemen multi-unit dan tiga rumah pondok bertingkat, yang masingmasing memiliki taman. Desain Le Lorrain kontemporer, namun masih mempertahankan sisa-sisa warisan industri lokal.

SOCIAL HOUSING IN PARLA –PARLA, SPAIN

archdaily

Konstruksi perumahan sosial ini dimulai pada tahun 2006, dan selesai pada 2010. Secara keseluruhan, bangunan terdiri dari 120 unit dengan harga terjangkau dengan interior bergaya modern.


EDISI #09

infografis

Allencrest Community Learning Center, Leominster, MA, United States Dirancang oleh Abacus Architects+Planners, Allencrest merupakan sebuah pusat belajar untuk siswa. Bangunan yang berkelanjutan ini juga sebagai simbol perbaharuan dari kota dan turut memberi dampak bagi masyarakatnya.

archdaily

architizer

Marysville Getchell High School , Marysville, Washington Selesai pada tahun 2010 oleh DLR Group, sekolah ini merupakan ide untuk menciptakan sebuah komunitas belajar. Salah satu prinsip desain sekolah ini adalah “Melalui transparansi dan kolaboratif ruang yang luas, desain mengaburkan batasbatas antara guru, siswa, sekolah dan masyarakat.”

studiogang.com

25

SOS Children’s Villages Lavezzorio Community Center – Chicago, Illinois Dirancang oleh Studio Gang Architects, pusat komunitas yang modern ini telah mengumpulkan berbagai penghargaan, termasuk Bangunan Terbaik 2008 oleh Kongres di Chicago. Bangunan serbaguna ini juga menyediakan tempat hiburan, area kebugaran, ruang kelas serta pusat komunitas. (TC/AM)

indesign.live

PEARCEDALE PARADE – MELBOURNE, AUSTRALIA Selesai pada tahun 2010, Pearcedale Parade yang dirancang oleh CH Architects berisi 88 unit apartemen dengan ventilasi silang dan menggunakan tenaga surya. Proyek ini diharapkan akan mengubah cara orang berpikir tentang perumahan masyarakat.

referensi: http://www.bestmswprograms.com/impressive-social-housingprojects/ http://www.archdaily.com/213438/community-oriented-architecture-in-schools-how-extroverted-design-can-impact-learning-andchange-the-world http://architizer.com/projects/allencrest-community-center/ http://www.socialworkdegreecenter.com/30-beautiful-moderncommunity-centers-world/


EDISI #09

review non-residensial

Cantik namun T a k Menor

26

“Enak ya, tinggal di Bandung,� kata-kata itu nampaknya sudah sering kita dengar dilontarkan oleh banyak orang di sekitar kita. Alasannya macam-macam, mulai dari banyaknya tempat plesir, cuaca yang sejuk, dan banyaknya tujuan kuliner yang bertebaran di seluruh bagian kota. Namun tidak hanya itu, Kota Bandung juga ditunjang dengan fasilitas publik yang memadai, dan akhir-akhir ini semakin “keren� saja. Taman Kota tentu merupakan salah satu tujuan yang cukup favorit. Gratis dan mudah dicapai, saat ini banyak masyarakat Kota Bandung yang memanfaatkan taman kota untuk berekreasi. Taman kota Bandung saat ini semakin menarik dengan dibuatnya konsep ruang yang unik dan ternyata unik tidak harus mencolok. Beberapa elemen dalam taman-taman kota Bandung dirancang menyatu secara harmonis dengan lingkungan sekitarnya sehingga terkadang keberadaannya tidak disadari, namun berhasil menciptakan pengalaman ruang yang menarik. Contohnya di Taman Balai Kota dan Taman Lansia, yang sudah terkenal dan diketahui banyak orang, namun sudahkah anda menikmati bagian-bagian khusus ini?


EDISI #09

review non-residensial

27

Taman Anak Sungai Cikapayang

Microlibrary Taman Lansia

Taman ini terletak di luar area Balai Kota, tepat di pinggir Jalan Merdeka. Berseberangan langsung dengan Taman Vanda yang cukup ikonik, taman ini ramai dilewati, namun tidak semua masyarakat yang lewat memperhatikan adanya taman kecil ini.

Meskipun belum beroperasi pada saat ini, microlibrary rancangan SHAU di Taman Lansia sudah selesai dibangun dan dapat dengan mudah kita temukan di tengah area taman. Bangunan ini tidak mengganggu suasana asri Taman Lansia, meskipun dirancang dengan konsep floating box yang terbuat dari beton. Menggunakan warna hangat dan ramp sebagai akses masuk pengunjung, bangunan ini menyatu dengan laskap Taman Lansia sehingga menjadi elemen tambahan yang memperkaya pengalaman ruang dalam taman.

Taman yang berada di jalur pejalan kaki ini diolah dengan konsep ruang dalam geometri-geometri halus yang dibentuk dengan hardscape berundak, memunculkan suasana teras yang memberikan nuansa ramah dan santai. Ritme juga diolah dengan menarik dalam taman ini, contohnya pada barisan vegetasi yang memberi batas halus antara teras dan sungai, serta pada undakan-undakan sungai yang menciptakan efek air terjun menerus mengiringi sepanjang area taman. Fitur lain yang cukup membedakan taman ini dengan taman lain di Kota Bandung adalah adanya batu-batu tinggi di beberapa bagian taman sebagai pembentuk ruang yang artistik tanpa menjadi elemen yang mencolok pada taman. Tempat ini sangat nyaman untuk bersantai dan rehat sebentar dari kegiatan sehari-hari sambil menyaksikan kombinasi yang menarik antara dinamisnya lalu lintas Jalan Merdeka dan sejuknya aliran Anak Sungai Cikapayang.

Perpustakaan ini dirancang dengan muka bangunan berlubang ritmis yang mengalirkan udara dengan baik dalam ruang sehingga tak hanya bermanfaat secara fungsional namun juga menjadi elemen unik yang memberi citra menarik kepada keseluruhan bangunan. Perpustakaan kecil berukuran 81 m2 ini tidak hanya dirancang untuk memenuhi 1 fungsi perpustakaan, namun dilengkapi dengan musholla, kios, toilet umum, dan teras yang nyaman dan teduh. Sambil menunggu pengelola yang akan menempati perpustakaan ini, kita tetap bisa mengunjungi bangunan ini dan melihat ke dalamnya dari luar. Berfoto untuk mempercantik feed instagram pun tentunya juga tidak dilarang. Penasaran? (CATH)


EDISI #09

28


EDISI #09

29


review residensial

EDISI #09

SUPPORTIVE HOUSINg: GUNA TEPAT SOLUSI MENANGANI KEPADATAN PENDUDUK 30

Kota yang begitu padat dan lahan permukiman semakin berkurang, sementara ledakan penduduk terjadi di mana-mana merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi oleh generasi masa kini. Kebutuhan akan tempat tinggal oleh para pelaksana urbanisasi, di mana warga desa berbondong-bondong untuk pindah ke kota—berharap dapat menjalani hidup yang lebih layak dengan mencari dan mendapatkan berbagai macam pekerjaan yang ada di kota besar, semakin meningkat dari tahun ke tahunnya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan semakin meningkatnya jumlah tanah yang tersedia di perkotaan besar akhirnya menimbulkan berbagai masalah yang tidak ada habisnya.

Supportive housing, adalah suatu konsep permukiman bersama dengan harga terjangkau yang didukung dengan berbagai macam bantuan dari pemerintah terkait dengan pemenuhan hak yang layak didapatkan oleh setiap kalangan masyarakat. Konsep permukiman bersama ini telah diterapkan di negara maju—khususnya Amerika Serikat—sejak tahun 1980-an hingga sekarang, dan telah banyak memberikan pengaruh positif terhadap kualitas hidup masyarakatnya. Unit tempat tinggal yang disediakan oleh pemerintah ini memiliki beberapa tipe. Tipe yang pertama adalah single-site housing di mana lokasi permukiman serta kegiatan penghuninya dipusatkan pada satu lokasi komunitas dan menghuni satu kamar bersama dengan penghuni yang lainnya. Tipe yang kedua adalah scattered-site housing di mana lokasi permukiman dan kegiatan bukan hanya dipu-

satkan pada satu lokasi komunitas tapi juga beberapa lokasi komunitas yang lainnya. Dan tipe yang ketiga adalah host-family housing di mana seseorang dapat tinggal bersama dengan satu keluarga yang bersedia menyewakan dan memberikan bimbingan di rumah pribadi keluarga tersebut. Pada tipe pertama dan kedua umumnya berupa sebuah tempat tinggal permanen, dalam bentuk satu unit apartemen maupun satu unit rumah sederhana, yang secara terus-menerus dapat dihuni oleh para penyewa apabila mereka rutin membayarkan biaya sewa—yang tidak akan melebihi 30% dari pendapatan mereka—setiap bulannya. Sedangkan pada tipe ketiga, penyewa biasanya hanya diminta untuk tinggal sementara waktu—hingga mereka dirasa cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.


EDISI #09

Bukan hanya menyediakan tempat tinggal yang layak, peningkatan kualitas hidup itu juga didukung oleh berbagai macam pelayanan masyarakat dari pemerintah setempat. seperti pelayanan kesehatan bagi mereka yang memiliki penyakit kronis, trauma, penyakit jiwa, hingga AIDS, rehabilitasi bagi para pecandu alkohol, pemenuhan kebutuhan akan pendidikan, pelatihan kerja, lansia, orang tua tunggal, dan sebagainya. Sejumlah penelitian yang dilakukan di beberapa

review residensial

negara maju menunjukkan bahwa kurangnya hunian yang layak dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, seperti bertambahnya jumlah para tuna wisma—yang juga mendorong semakin naiknya angka pengangguran dan kemiskinan pada suatu kota— hingga semakin meningkatnya pola pikir dan perilaku yang tidak sehat dalam masyarakat. Namun, dengan menerapkan konsep permukiman bersama ini, berbagai masalah yang timbul di masyarakat secara perlahan dapat teratasi dengan baik. (GRL&YC)

31


opini massa-g

Arsitektur: Sebuah Peran dalam Masyarakat 32

oleh: Haidar G’16

EDISI #09


EDISI #09

Arsitektur merupakan sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia memegang suatu peranan penting dalam kehidupan sehari-hari kita, yakni mengolah ruang-ruang binaan untuk digunakan manusia. Sebagai salah satu bentuk functional art, ia bisa dibilang sebagai suatu karya seni yang memiliki kegunaan praktis, tidak hanya untuk dipandang tapi juga untuk ditinggali, tidak hanya untuk dirasakan oleh indra tapi juga untuk dijadikan tempat beraktivitas. Ia juga dapat dijadikan patokan tanda waktu dan tanda perkembangan sebuah peradaban. Dengan meninjau arsitekturnya, seseorang dapat mengukur seberapa maju sebuah kebudayaan. Sejak lima ribu tahun yang lalu, orang-orang di Mesir sudah membuat objek arsitektur yang bisa dibilang merupakan sebuah tonggak peradaban: piramida. Dengan berkali-kali trial-and-error, mereka dapat membangun sebuah persembahan bagi para firaun untuk menjadi tempat yang abadi. Lalu dibangunlah bangunan-bangunan; kuil, ziggurat, dan bangunan-bangunan lain yang dipersembahkan untuk sesembahan masyarakat pada waktu itu. Semakin lama, arsitektur berkembang ke berbagai arah, tidak hanya untuk berhubungan dengan sesembahan dan semesta. Revolusi industri merupakan salah satu ‘turning point’ pada perkembangan arsitektur, yakni dengan fabrikasi bahan-bahan seperti baja dan beton yang membuat orang-orang pada masa itu berlomba-lomba untuk membangun bangunan yang ‘paling’—paling tinggi, paling lebar bentangnya, paling banyak menggunakan baja dan kaca, dan sebagainya. Hal ini kemudian sampai pada suatu titik, “lalu apa?” Perlombaan untuk mendirikan bangunan ‘paling’ ini menandakan keserakahan manusia yang memang tak berujung. Rem Koolhas pernah mengatakan

opini massa-g

dalam closing keynote-nya di 2016 AIA Convention, “In the last 30 years, architecture has been deeply influenced by the conversion of things: Thatcher and Reagan, moving from a welfare state to a market economy. Architects used to be connected to good intentions, notionally at least. With the market economy, we’ve slowly found ourselves supporting, at best, individual ambitions and, at worst, pure profit motives. In that sense, every crisis perhaps presents an opportunity.” Sudah saatnya melepaskan ambisi individu dan kepentingan pemilik modal di atas kepentingan bersama.

Architects used to be connected to good intentions, notionally at least

Satu hal yang harus diingat: peran. Dari peran tersebut muncul tanggung jawab. Tanggung jawab pada manusia, pada alam, pada lingkungan. Apalagi di negara kita yang masalah-masalah dalam banyak hal masih menggunung. Arsitektur merupakan salah satu komponen integral dari peran-peran dalam memecahkan, atau setidaknya, merespon masalah tersebut. Karya arsitektur sudah seharusnya merespon isu-isu di masyarakat, sebut saja disparitas pembangunan, segregasi, hingga isu kerusakan lingkungan. Arsitek, yang selama ini dikaitkan dengan perancang bangunan-bangunan megah untuk para pemilik modal, sudah seharusnya turut memikirkan untuk merespon masalah-masalah yang bisa saja ia selesaikan dengan desain. (HDR)

33


EDISI #09

34


EDISI #09

35


sharin-g alumni

EDISI #09

arif rizky hutomo arsitektur 2011

36

Dia adalah Arif Rizky Hutomo. Lulus dari ITB, Arif tidak memerlukan waktu lama untuk membuka biro arsitektur sendiri bersama teman-temannya. Pilihan yang sangat berani tentunya. Arif sendiri menyatakan dirinya kini berprofesi sebagai arsitek, estimator, dan staf marketing. Meski biro yang didirikannya tersebut masih berupa studio dan bukan merupakan CV/PT, Arif yang mengaku telah ber-

cita-cita menjadi arsitek sejak SD ini sudah menangani projek-projek yang berkaitan dengan perancangan rumah dan subkon masterplan. Tidak hanya itu, Arif juga berkerja sebagai team leader architect di sebuah perusahaan kontraktor. Di perusahaan tersebut, Arif kebanyakan menangani perancangan bangunan sederhana dan renovasi kantor perbankan BUMN karena dirinya ditempatkan di divisi teknik (perancangan).


EDISI #09

Projek yang kebanyakan Arif ambil merupakan tipologi bangunan perbankan, mulai dari renovasi, rencana fit out, hingga perancangan kantor cabang. Arif menjelaskan dirinya memilih mendalami perancangan dengan tipologi banguan perbankan karena menurutnya masih jarang ada arsitek yang berkutat di ranah tersebut. Tipologi bangunan perbankan sendiri dianggap Arif memiliki pasar yang luas dan potensial. Pada awalnya Arif ingin mendalami interior dan meubelair. Akan tetapi, bangunan perbankan dengan segala keterbatasan dan aturan yang ada dianggapnya lebih ‘seru’.

sharin-g alumni

Sejauh ini, karya yang paling membanggakan bagi Arif adalah desain House of Deck-nya yang diikutsertakan dalam kompetisi Conwood House 2015. Meski tidak termasuk dalam 5 besar, Arif tetap bangga karena kompetisi tersebut merupakan sayembara pertama yang ia kerjakan sendiri. Selain desain House of Deck-nya, rancangan mixed use building yang merupakan tugas studio tingkat 4 juga berkesan karena menurutnya berhasil menyelesaikan beberapa tantangan desain. Karyakarya desain Arif dimuat dalam portofolio yang ia publikasikan lewat media internet. Desain-desain bangunan yang Arif muat dalam portofolionya terdiri dari tugas akademik selama ia berkuliah di ITB dan karya sayembara-sayembara yang ia ikuti.

Semasa kuliah, selain berkutat dengan tugas studio, Arif juga sering mengikuti sayembara-sayembara. Meski mengaku jarang menang dalam sayembara-sayembara tersebut, menurut Arif banyak hal yang ia bisa dapatkan dari mengikuti sayembara. Bagi Arif, dengan mengikuti sayembara, ia dapat melatih kerja sama dengan tim, disiplin waktu, serta menambah kreativi-

tas. Menurutnya, mengikuti sayembara dapat disamakan dengan berlatih mengikuti tender ketika bekerja di konsultan atau kontraktor. Mengutip perkataan seorang teman, Arif menyatakan bahwa dalam mengikuti sayembara yang terpenting adalah bangga dengan hasilnya, masalah juara itu adalah bonus. Terakhir, Arif membagi mimpi dan pandangannya tentang dunia arsitektur. Di negara yang berkembang ini, Arif ingin arsitek dipandang sebagai suatu profesi yang dihargai tidak hanya sebagai pelengkap saja. Menurut pengalamannya di dunia kerja dan bisnis desain terutama, arsitektur kerap kali tidak dihargai. Banyak yang meremehkan pentingnya kekuatan desain dan perancangan untuk membangun suatu bangunan. Padahal dengan

37

arsitektur biaya perawatan dapat dihemat ke depannya, mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, dan meningkatkan nilai dari ruang tersebut, baik dari segi finansial maupun kualitas. Arif juga ingin agar arsitek dapat memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Ia ingin arsitek dapat membuat pola hidup user lebih baik, lingkungan yang terjaga, iman dan ketaatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang lebih kuat, serta mengedukasi user tentang pentingnya arsitektur dalam kehidupan ini. (RY)


sharin-g exchange

EDISI #09

sharin-G exchange

38

Pada pertengahan Juli – Agustus 2016 kemarin, Retna dan Cindy berkesempatan untuk mengikuti summer course di Jerman, tepatnya di TU Berlin. TU Berlin adalah sebuah perguruan tinggi riset di Berlin, juga merupakan salah satu perguruan tinggi terbesar di Jerman. Selama program summer course ini, untuk akomodasi penginapan Retna dan Cindy ditempatkan di sebuah hotel yang langsung terafiliasi dengan TU Berlin selama summer course. Adapun topik perkuliahan yang mereka ambil ialah Urban Locability, yakni singkatnya ialah bagaimana

membuat kota yang nyaman untuk dihuni. Kuliah berlangsung dari hari Senin – Kamis. Biasanya terdiri dari materi, workshop, lalu ditutup dengan kuliah tamu. Jika ditanya bagaimana perkuliahan di sana, mereka menjawab kelasnya sangat seru! Suasana diskusi tercipta dengan nyaman dan para mahasiswanya pun aktif bertanya sehingga memicu yang lainnya untuk saling sharing pengetahuan. Lalu, pada hari Jumat, agenda dari TU Berlin diisi oleh cultural program. Cultural program ialah kegiatan yang berupa jalan-jalan santai di Kota Berlin, kadang


sharin-g exchange

EDISI #09 dengan berjalan kaki ataupun bersepeda bersama. Selain mengenalkan para mahasiswa dengan budaya di sana, cultural program ini menjadi sebuah kegiatan perkuliahan di luar kelas dengan secara langsung membahas apa yang telah dipelajari di dalam kelas. Cultural program ini sifatnya tidak wajib, biasanya selain didampingi dosen atau staf pengajar, didampingi juga oleh kakak-kakak mentor. Selama summer course ini, mereka berdua mendapat tugas kuliah juga. Terdapat satu final project dengan durasi pengerjaan 3 minggu, yakni menganalisis suatu kawasan di Jerman dengan memetakan masalahnya untuk dibuat penyelesaian

dengan keluaran berupa poster dan dipresentasikan. Pembagian tugas diawali dengan pembagian kelompok-kelompok dalam satu kelas, lalu dipilihlah daerah-daerah yang memiliki masalah pada aspek urban locability-nya. Kelompok Retna dan Cindy mendapat wilayah Hellersdorf-sued, yakni kawasan sub-urban di wilayah timur laut Berlin dengan wilayah kota yang masih sangat hijau tetapi masih memiliki masalah untuk diselesaikan. Jarak Hellersdorf-sued dari pusat Kota Berlin cukup jauh, yakni sebagai stasiun pemberhentian kereta terakhir.

39

fun fact Sehari sebelum mempresentasikan final project, mereka berdua dan teman sekelompok lainnya sampai begadang untuk menyiapkan presentasi ditemani oleh sang profesor. Walaupun melelahkan, tetapi pengerjaan final project ini sangat berkesan bagi mereka berdua, khususnya ketika melakukan survei ke Hellersdorf-sued dan juga pada hari-hari terakhir menuju presentasi. Apa kesan mereka selama mengikuti summer course selama satu bulan? “Seru banget!!�, katanya. Mereka belajar sesuatu yang baru dan ternyata sangat berkaitan erat dengan arsitektur. Summer course ini pun menurut mereka lebih membuat mereka terbuka akan kebudayaan baru di sana. (ADS)


sharin-g kp

EDISI #09

SharinG KP

Dini Fauziah:

40

BER-URBAN PLANNING DI SINGAPURA Ketertari kan akan Urban Pl anni ng and Desi gn Pada tanggal 11 Juli sampai 11 Oktober 2016, Dini Fauziah, Arsitektur 2012, telah melaksanakan kerja praktiknya di Singapura. Ia memilih CPG Consultant di Singapura karena perusahaan ini memiliki

track record yang baik. Pilihan Dini jatuh pada Urban Planning Division karena minatnya dalam mempelajari ilmu urban

planning and design.

Dalam memilih tempat kerja praktik, Dini sudah mengerucutkan pilihannya pada biro yang bergerak di bidang urban design dan urban planning. Hal ini dilakukan karena dia ingin fokus dan menjalani kerja praktik ini sesuai minat dan passion-nya yaitu memelajari urban planning and design. Salah satu perusahaan yang menjadi incarannya adalah CPG Consultant di Singapura. Dengan keberadaan seorang Alumni Arsitektur yang juga bekerja di CPG Consultant, Dini pun mencoba mengajukan CV dan portofolionya ke Urban Planning Division. Portofolio diajukan tiga bulan sebelum tanggal kerja praktik yang ditentukan. Setelah melewati seleksi berkas dan wawancara, akhirnya Dini diterima sebagai intern di CPG Consultant pada Urban Planning Division.


EDISI #09

sharin-g kp

Suasana Bekerja yang Nyaman Selama bekerja di perusahaan tersebut, Dini merasakan atmosfir bekerja yang sangat nyaman dan menyenangkan. Dini selalu dilibatkan dalam proyek-proyek yang dikerjakan oleh divisinya selama ia bekerja di sana. Semua pekerja tetap di sana sangat menghormati para intern yang ada. Walaupun hanya berstatus sebagai intern, tetapi Dini selalu dimintai pendapat saat rapat divisi dan pendapatnya pun selalu didengarkan. Apresiasi juga tidak jarang diberikan oleh para staf divisi tersebut untuk pendapat atau ide yang disampaikan. Tetapi saran-saran juga tetap diberikan demi memberikan masukan bagi para intern. Menurut Dini, kunci terpenting dalam diskusi ketika bekerja adalah tidak malu mengutarakan pendapat dan bertanya. Dengan demikian, diskusi dan kegiatan saling bertukar ilmu akan berjalan dengan baik.

Kerja Praktik yang Penuh dengan Kesan Masa-masa bekerja di CPG Consultant merupakan pengalaman yang penuh dengan kesan bagi Dini. Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah ketika di minggu pertama terdapat rapat darurat untuk sebuah proyek urban planning yang harus digarap lagi dari awal. Dini yang baru saja bergabung dalam divisi itu langsung dimintai pendapat mengenai proyek tersebut. Tetapi dia tetap memberanikan diri dan tetap mengutarakan pendapatnya. Selain itu, iklim bekerja yang sangat menyenangkan juga memberikan kesan tersendiri bagi Dini. Ilmu, pengalaman, dan teman baru yang didapatkan merupakan alasan kenapa kerja praktik ini meninggalkan kenangan yang tetap membekas bahkan hingga Dini pulang ke Indonesia. Kerja praktik bagi Dini adalah waktu untuk menimba ilmu secara langsung dan memelajari apa yang menjadi passionnya. Kerja praktik merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pembelajaran baik hard skill maupun soft skill. Menurut Dini, ketika kita mencari tempat KP, kita harus punya alasan yang kuat dalam memilih tempat kerja praktik. Dengan demikian, kita juga bisa belajar banyak hal melalui kerja praktik tersebut. (DBR)

41


karya-g

EDISI #09

“Dari Aksesoris Handmade hingga Case Handphone� -afrilla melati rahma

42

Berawal dari kesenangannya membuat aksesorisaksesoris handmade, menganyam, dan prakarya lainnya kemudian meng-post hasil karyanya di media sosial, ia pun mulai masuk ke dalam dunia usaha berjualan online. Ia adalah Afrilla Melati Rahma yang lebih akrab dipanggil Dini. Mahasiswi Arsitektur ITB asal Malang ini kini memiliki usaha online shop yang menjual case handphone dan aksesoris lainnya. Selain itu, Dini juga memiliki usaha yang dijalaninya bersama rekan kerjanya menjual barang-barang berbau Ganesha. Usaha ini bermula ketika Dini mengikuti kaderisasi sebuah unit yang berkecimpung dalam bidang kewirausahaan. Pada akhir masa kaderisasi Dini ditantang untuk membuka usaha dan mendapatkan keuntungan dengan jumlah tertentu. Dari situlah Dini membuka usaha miliknya yang sampai sekarang masih terus ia jalankan.

Meski Dini mengaku sulit dalam menjalani kuliah dan menjalankan bisnis miliknya secara bersamaan, Dini merasa mendapat banyak pelajaran yang tidak didapatkannya dari dalam kelas. Selain itu, Dini juga merasa kepercayaan dirinya meningkat karena ia memiliki usaha online shop-nya yang dapat ia ceritakan. Dini juga merasa mendapat lebih banyak kenalan, dan tentunya, Dini dapat merasakan uang yang dihasilkan dari usahanya sendiri. Akan tetapi, Dini juga mengaku bahwa menjalani bisnis terdapat duka tersendiri. Seperti diomeli oleh pelanggan yang memiliki keinginan-keinginan yang terkadang mustahil untuk terpenuhi, produk yang tidak sesuai harapan seperti cacat dari pabrik, hingga komitmen partner yang dirasa kurang. Hal-hal tersebut tidak membuat Dini mundur dari dunia bisnis. Malah, ia kini ingin merealisasikan bisnis aksesoris yang kini dalam tahap perencanaan. Selain itu Dini juga memiliki ambisi untuk membuat usaha tas handmade suatu saat nanti.


EDISI #09

karya-g

“Mengenal Makeup dari seni tari� -i gusti ayu ceri chandrika

Menurut Ceri sendiri, untuk saat ini ia belum dapat mengambil banyak tawaran pekerjaan sebagai makeup artist dikarenakan beban akademik. Seperti pada masa-masa wisuda misalnya. Ceri terpaksa tidak mengambil tawaran pekerjaan dikarenakan ada pengumpulan tugas di waktu yang berdekatan. Ia mengaku lebih banyak merias teman-temannya, memotretnya kemudian mempromosikannya pada akun media sosialnya. Meski mengaku belum balik modal dan belum menghitung keuntungan yang didapat dari menjadi makeup artist, Ceri merasa senang menjalani profesinya tersebut. Ia memang belum pernah terpikir untuk menjadikan makeup artist sebagai profesi, akan tetapi ia sempat terpikir untuk memiliki company yang bekerjasama untuk photoshoot yang memungkinkan dirinya untuk mengaplikasikan makeup yang tidak lazim digunakan dalam acara-acara dan lebih untuk seni itu sendiri. (ZD) Belajar menari ternyata membuka kesempatan I Gusti Ayu Ceri Chandrika M, seorang mahasiswi Arsitektur ITB asal Jakarta ini untuk mempelajari mengenai makeup. Mahasiswi yang lebih akrab dipanggil Ceri ini pertama mengenal makeup karena Ia belajar menari di tingkat Sekolah Dasar dan membutuhkan dasar-dasar makeup untuk pentas. Pada saat Ceri duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama pun ia mempelajari makeup yang pada saat itu merupakan bagian dari seni tari. Hingga akhirnya, ketika liburan kenaikan tingkat tiga Ceri memutuskan untuk mengisi waktu luangnya dengan mengikuti kursus mengenai makeup yang bersertifikat di Jakarta selama satu bulan dan mendapatkan pengetahuan mengenai basic makeup, dan akhirnya dapat menjadi seorang makeup artist.

43


redaksi & kontributor

44

EDISI #09


EDISI #09

45


EDISI #09

Back cover

46

IMAGE Redaksi Majalah IMAGE Alamat: Sekretariat Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma Institut Teknologi Bandung Gedung Labtek IX-B Arsitektur Jalan Ganeca 10, Bandung Website: http://ima-g.ar.itb.ac.id/ima-g


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.