Siaran Pers
Walikota Bandung Dilaporkan ke KPK Terkait: Pengelolaan Deposito Rekening Pemerintah Pada tanggal 8 Juni 2018 lalu, Beyond Anti Corruption (BAC) dan Perkumpulan Inisiatif melakukan pelaporan ke KPK atas dugaan adanya pelanggaran hukum dalam pengelolaan rekening deposito milik Pemkot Bandung. Pelaporan tersebut berdasarkan temuan hasil studi BAC dan Inisiatif terhadap berbagai dokumen laporan keuangan Pemkot Bandung kepada Kementerian Keuangan, serta dokumen hasil pemeriksaan atas laporan keuangan yang sudah diaudit oleh BPK RI. Donny Setiawan, Sekjen Perkumpulan Inisiatif, mengungkapkan pada tahun 2016 dan 2017 Pemkot Bandung menyimpan sebagian dana APBD di bank umum. Dana tersebut disimpan dalam bentuk deposito berjangka kurang dari 3 bulan. Lebih lanjut, Donny menilai ada kejanggalan dari besaran nilai uang yang didepositokan berikut bunga yang diperoleh. Dari studi yang dilakukan, ditemukan besaran deposito Pemkot Bandung di tahun 2016 dan 2017 nilainya cukup fantastis. Di 2016, total dana APBD Kota Bandung yang pernah diendapkan dalam bentuk deposito mencapai Rp. 4,7 triliyun, atau sekitar 65,3 persen dari anggaran APBD Kota Bandung yang mencapai Rp. 7,2 trilyun. Studi juga menemukan bila nilai rata-rata deposito sebesar Rp. 398,67 milyar per bulan. Adapun, jumlah penyimpanan deposito terbesar dilakukan di bulan Oktober dengan nilai Rp. 1,01 trilyun. Sementara di tahun 2017, total dana APBD yang pernah diendapkan dalam bentuk deposito mencapai Rp. 2,6 trilliun atau setara dengan 38,2 persen total dana APBD Kota Bandung yang sebesar sebesar Rp. 6,8 trilyun. Rata-rata dana yang didepositokan per bulannya mencapai Rp. 218,67 milyar. Penyimpanan jumlah deposito terbesar dilakukan pada bulan November yaitu Rp. 558 milyar. Selain besaran nilai deposito yang cukup besar, kejanggalan juga terlihat dari besaran nilai suku bunga yang diterima oleh Pemkot Bandung. Berdasarkan dokumen laporan keuangan, selama tahun 2016 Pemkot Bandung memperoleh bunga deposito sebesar Rp. 25,01 milyar, artinya tingkat suku bunga yang diterima oleh Pemkot Bandung sekitar 0,65 persen per bulan. Ben Satriatna, peneliti BAC, mengungkapkan bila nilai ini melebihi tingkat suku bunga pasar yang hanya berkisar 0,5% per bulannya. Lebih lanjut, Ben tidak memungkiri adanya kemungkinan tingkat suku bunga yang diperoleh Pemkot Bandung bisa lebih tinggi dari 0,65% per bulan seperti halnya yang diperoleh oleh Pemprov Jabar. Studi sebelumnya yang dilakukan oleh BAC dan Perkumpulan Inisiatif, menemukan jika tingkat suku bunga yang diterima oleh Pemprov Jabar mencapai 2,75 persen per bulan. Dugaan tingkat suku bunga yang diperoleh Pemkot Bandung bisa lebih besar dari 0,65% per bulan muncul karena baik Pemprov Jabar maupun Pemkot Bandung sama-sama menyimpan depositonya di Bank BJB.