BIDANG SARPRRASWIL BAPPEDA-LITBANG KABUPATEN BOGOR
MUSRENBANG KABUPATEN BIDANG SARANA PRASARANA WILAYAH Oleh:
AJAT R JATNIKA, ST, MSi Kepala Bidang Sarpraswil-Bappeda Litbang
Disampaikan pada: Musrenbang RKPD Kabupaten Bogor Tahun 2018 Perencanaan Tahun 2019 Cibinong, 27 Februari 2018
Outline paparan MUSRENBANG RKPD KABUPATEN Bidang SARPRASWIL 1. Visi misi, isu strategi dan sasaran rpjpd 2005-2025 2. Tema, prioritas dan fokus pembangunan 2019 3. Grand Design Pembangunan 5 Tahunan (Geopark, SFC, Pengobatan Alternatif Patah Tulang, Jalan Alternatif Puncak 2 4. Kondisi perencanaan integratif lingkup bidang SARPRASWIL 5. Rekap hasil usulan masing-masing Perangkat Daerah 6. Implementasi Kebijakan Sektoral dalam Renja Perangkat Daerah
Visi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi Kabupaten Bogor sampai saat ini, isu-isu strategis dan dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka Visi Pembangunan Kabupaten Bogor tahun 2005–2025 adalah :
“KABUPATEN BOGOR IMAN DAN TAKWA”
MAJU
DAN
SEJAHTERA
BERLANDASKAN
Pernyataan Visi Kabupaten Bogor di atas, memiliki makna :
Maju, berarti masyarakat telah mencapai atau berada pada tingkat kemajuan yang lebih tinggi atau masyarakat telah menuju ke arah yang lebih baik maupun berkembang ke arah yang lebih baik. Maju juga berarti bahwa Kabupaten Bogor sebagai wilayah terus melakukan pengembangan diri untuk terus menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar. Tingkat kemajuan dapat diukur berdasarkan kualitas SDM, tingkat kemakmuran, terkendalinya perubahan lingkungan alam dan binaan melalui kesadaran pembangunan yang berkelanjutan, serta kemantapan sistem dan kelembagaan politik dan hukum. Sejahtera, berarti masyarakat telah berada dalam kondisi aman dan sentosa (terlepas dari segala gangguan dan kesulitan), makmur (telah terpenuhinya seluruh kebutuhan dasarnya sesuai dengan standar hidup yang layak bagi kemanusiaan) dan tentram (gemah ripah, repeh, rapih). Tingkat sejahtera masyarakat Kabupaten Bogor diukur berdasarkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Iman dan Takwa sebagai landasan dalam melaksanakan aktivitas guna pencapaian visi dan misi yang ditetapkan melalui pengamalan ajaran agama. Pengamalan ajaran agama secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat akan mewujudkan situasi yang kondusif untuk melaksanakan pembangunan daerah
Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan jangka panjang Kabupaten Bogor sebagai berikut : Misi Pertama : MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS adalah membangun sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif, kompetitif dan berakhlak mulia, serta menghargai dan menerapkan nilai-nilai luhur budaya. Misi Kedua : MEWUJUDKAN PEREKONOMIAN RAKYAT YANG MAJU adalah mengembangkan dan memperkuat perekonomian regional berorientasi pada keunggulan komparatif, kompetitif dan kooperatif dengan berbasis pada potensi lokal sehingga tercipta pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkesinambungan dengan mekanisme pasar yang berlandaskan persaingan sehat. Perkembangan ekonomi regional didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai, tenaga kerja yang berkualitas dan regulasi yang mendukung penciptaan iklim investasi yang kondusif. Misi Ketiga : MEWUJUDKAN KABUPATEN BOGOR YANG TEGAR BERIMAN (Tertib, Segar, Bersih, Indah, Mandiri, Aman dan Nyaman) dan berkelanjutan adalah membentuk suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan daerah dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Bogor yang maju dan sejahtera yang ditandai dengan terjaminnya ketertiban dan keamanan serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan, serta keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Misi Keempat : MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK adalah membangun akuntabilitas kepemerintahan yang bertanggung jawab, peningkatan efisiensi birokrasi, kemitraan yang serasi antara legislatif dengan eksekutif, penciptaan stabilitas politik dan konsistensi dalam penegakan hukum serta peningkatan pelibatan dan partisipasi masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan daerah sehingga pelayanan umum terus dapat ditingkatkan.
“PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN INFRASTRUKTUR DAN DAYA SAING EKONOMI BERBASIS POTENSI WILAYAH” Tema Pembangunan Tahun 2019,
ANALISIS KUADRAN PDRB & IPM
• Kondisi Ekonomi masih terjadi ketimpangan cukup besar terutama untuk wilayah dengan dominasi kegiatan industri. • Masih banyaknya ketertinggalan IPM dan PDRB yang terjadi terutama pada kecamatan yang berada di wilayah Barat • Adanya kecamatan yang memiliki ekonomi tinggi tetapi secara IPM rendah seperti yang terjadi di Gunung Sindur, Babakan Madang dan Nanggung. Pembangunan ekonomi tidak berdampak pada IPM yang tinggi juga • Kecamatan-kecamatan pada Kuadran I dan II harus berfokus pada manajemen perkotaan yang baik untuk mengantisipasi permasalahan perkotaan terutama infrastruktur. • Pada kuadran III perlu adanya pengungkit ekonomi dan social terpadu untuk meningkatkan indicator ekonomi dan social.
Grand Design Pembangunan 5 Tahunan 1. 2. 3. 4. 5.
GEOPARK SFC PUNCAK BEBAS MACET PUNCAK 2, PENGOBATAN ALTERNATIF CIMANDE
Posisi Kecamatan Geopark dalam Kuadran Sosial Ekonomi Wilayah • Hampir seluruh kecamatan berada pada kuadran III dimana IPM dan PDRBnya rendah • Nanggung yang memiliki potensi penerimaan PDRB tinggi ternyata tidak memiliki daya ungkit terhadap IPM • Parung memiliki IPM tinggi karena ketersediaan fasilitas yang cukup lengkap tetapi ekonominya relatif rendah • Pengembangan geopark diharapkan menjadi pengungkit ekonomi dan sosial masyarakat yang berbasis potensi Fisik Sumberdaya Alam
GEOPARK DEFINISI
Konsep manajemen pengembangan kawasan dengan melibatkan peran “multi stakeholders” sehingga memberikan “dampak kemajuan wilayah” melalui kegiatan-kegiatan konservasi, edukasi dan kepariwisataan yang berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Persyaratan mengembangkan Geopark: Harus memiliki sekurang-kurangnya satu bentukan warisan geologi (geoheritage) berkelas nasional dan atau internasional yang dilindungi dan dikembangkan dengan manajemen berbasis konservasi dan edukasi berlandaskan aktifitas “sustainable green tourism”. Konsep ini TELAH DITETAPKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PROGRAM UNESCO dan sukses diterapkan di Eropa, Asia (China, Jepang, Korea), Asia Tenggara (Malaysia, Vietnam, Indonesia), Amerika Latin (Brazil), Asia Selatan (Iran), Afrika (Afsel), dll. www. worldgeopark.org
RENCANA LOKASI GEOPARK
No
Kecamatan
Jumlah Luas Wilayah (Ha) Desa
1 Nanggung
11
16.047,43
2 Leuwiliang
11
9.143,39
3 Leuwisadeng
8
3.532,54
4 Pamijahan
15
12.532,36
5 Cibungbulang
15
3.837,84
6 Ciampea
13
3.297,91
7 Tenjolaya
7
4.126,99
8 Tamansari
8
3.425,99
9 Parung
9
2.569,26
10 Ciseeng
10
4.120,94
11 Rumpin
14
13.708,57
12 Cigudeg
15
17.726,24
13 Sukajaya
11
15.615,49
14 Jasinga
16
14.280,16
15 Tenjo Jumlah
9
8.580,72
172
132.545,83
Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah Âą 298.838,304 Ha, Wilayah Kecamatan yang menjadi rencana Geopark ada 15 dengan Total Luas Âą 132.545,83 Ha, jumlah Desa 172 Desa
Goa Gudawang
Situs Batu Tapak Tenjoleat
Pasca Tambang Pongkor
Situs Prasasti jambu Koleangkak
Batu Tapak Cadas Koneng
Batu Tapak Harkat Jaya
BIODIVERSITY Kecamatan Nanggung 1. Camping Ground 2. Situ Paranje 3. Perkebunan Teh Nirmala 4. Stasiun Penelitian Cikaniki 5. Situ Cisangku 6. Sawah Terasering 7. Jamur Supalumar 8. Situ Nirmala 9. Agrowisata 10. Situ Pengamatan 11. Leuwi Bongbang 12. Pengamatan Jalak
Kecamatan Leuwiliang 1. Kebun Teh Cianten 2. Waduk Gunung Bubut 3. Agropolitan Cengal – Manggis 4. Agropolitan Buah Naga 5. Camping Ground Cianten 6. PLTA Karacak 7. Rumah Pohon Pabangbon
Kecamatan Cigudeg 1. Setu Cinyiru
Kecamatan Tenjo 1. Cagar Alam Yanlapa
Kecamatan Pamijahan 1. PTPN Cianten/Puraseda 2. Perkemahan Gn Bunder
Kecamatan Sukajaya 1. Situ Desa Pasir Madang 2. Gunung Nyungcung 3. Bukit Pasir Gocap
Kecamatan Jasinga 1. Cagar Alam Dungus Iwul 2. Cagar Alam Yanlapa 3. Situ Kadongdong 4. Situ Jantungeun 5. Gunung Angsana
Kecamatan Leuwisadeng 1. Panorama Alam Wangun Jaya 2. Panorama Alam Sadeng
Kecamatan Tamansari 1. Setu Tamansari 2. BP Sukamantri 3. Taman Sribagenda
Rumah sejarah/Eks-Pendopo Bupati
Kampung Urug Kecamatan Nanggung 1. Desa Wisata Malasari 2. Rumah Bupati 3. Seren Taun 4. Makam Leluhur 5. Kerajinan Boboko 6. Sentra Gula Aren
Kecamatan Cigudeg 1. Desa Wisata Cipinang Angklung Gubrag
Kecamatan Leuwiliang 1. Trek Motocross
Kecamatan Jasinga 1. Situs Garisul 2. Situs Tubagus Buang 3. Makam Mbah Muhidin 4. Makam Wirasinga 5. Monumen Kabupaten Bogor 6. Suling Buhun Jasinga 7. Makam Tua Kp Barangbang Ki Buyut Sampir
Kecamatan Sukajaya 1. Desa Wisata Kp. Urug 2. Desa Wisata Kiarasari
Kecamatan Tamansari 1. Desa Wisata Sindang Barang 2. Puri Parahyangan Agung Jagatkharta
Kecamatan Leuwisadeng 1. Mausoleum Van Mottman
Kecamatan Ciampea 1. Desa Wisata Cinangneng
Situs Makam Garisul
Kecamatan Tenjo 1. Desa Wisata Dodol Tenjo
3 9 4 2 8 10 5
6
11
22
Kecamatan Cibungbulang
Posisi Kecamatan Situ Front City dalam Kuadran Sosial Ekonomi Wilayah • Hampir seluruh kecamatan berada pada kuadran II dimana IPMnya tinggi tetapi perekonomiannya masih terbatas. • Cibinong sebagai pusat kegiatan wilayah diharapkan dapat menjadi trigger pembangunan wilayah sekitarnya • Pergerakan pembangunan di ungkit melalui manajemen perkotaan dan infrastruktur terpadu melalui model pengelolaan perkotaan yang berkelanjutan • Situ Front City adalah sebuah pengembangan perkotaan yang diharapkan menjadi identitas baru perkotaan cibinong raya
SFC TOD
City Sport Center
Ecop ark
TOD
TOD
KONSEP PENGEMBANGAN
VISI: Cibinong Situ Front City
PRINSIP PENGEMBANGAN
KAWASAN PENGEMBANGAN CGC/KRL
ILUSTRASI SITE PLAN SODETAN UNTUK AREA TRACK DAYUNG
KAWASAN KONSERVASI BAMBU PENATAAN PEDISTRIAN
CIBINONG SITU PLAZA
Posisi Kecamatan Wilayah Timur dalam Kuadran Sosial Ekonomi Wilayah • Wilayah Puncak adalah kecamatan yang berada pada kuadran tiga yang mulai bergerak menuju kuadran lain. • Posisi IPM berada di ambang batas rata-rata Kabupaten. • Walaupun menyumbang PDRB yang cukup besar ke sektor pariwisata tetapi secara perkapita masih relative kecil • Munculnya permasalahan seperti ambang batas pertumbuhan lahan dan kemacetan merupakan problem utama yang harus diselesaikan • Penataan transportasi public pada kawasan ini menjadi penting dan rekayasa (sipil dan vegetatif) serta persampahan menjadi focus sebagai daya ungkit ekonomi dan social.
DASAR HUKUM
PERDA PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009 – 2029
1 2
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 620/Kep.1532-Admrek/2011 TENTANG RENCANA UMUM JARINGAN JALAN PROVINSI
DASAR HUKUM 3
KEGIATAN
BOGOR Kabupaten KU 4
PERDA KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RPJM KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 - 2018
5
PERDA KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG RTRW KABUPATEN BOGOR TAHUN 2016 – 36
PERDA KABUPATEN BOGOR NOMOR 27 TENTANG RPJP TAHUN 2005 – 2025
42
IPM
74.25
Dibawah rata-rata
82.52
Diatas rata-rata
Pendidikan
• Dari Data IPM tahun 2014 terlihat bahwa nilai IPM semua kecamatan yang ada di sekitar PTT berada di bawah nilai IPM Kabupaten Bogor. • Nilai IPM yang paling tertinggal adalah Kecamatan Sukamakmur dengan IPM sebesar 65.94. • Kecamatan Citeureup, Babakan Madang dan Cariu yang memiliki ratarata indeks tertentu diatas nilai indeks kabupaten.
• Efisiensi jarak tempuh diharapkan dapat dioptimalkan terutama pada kecamatan sukamakmur, tanjungsari dan cariu. Hal ini dipengaruhi oleh rute jalan yang harus memutar terlebih dahulu ke arah utara. • Kecamatan Sukamakmur sendiri untuk mencapai ibukota kabupaten harus menempuh jarak sekitar 30 km sedangkan jika terhubung jalur PTT maka hanya perlu sekitar 25 km atau diperoleh efisiensi sekitar 16% • Untuk Kecamatan Cariu dan Tanjungsari sendiri membutuhkan jarak sekitar 50 km dan jika terhubung dengan PTT hanya perlu sekitar 45 km saja atau efisiensi jarak sekitar 12%
Tanah Masyarakat (Ds. Kadumangu) Ketut Masagung (Ds. Kadumangu)
PT. Sarana Sirkuitindo Utama, PT Sentul Golf Utama, PT Hambalang Bhakti Permata (Ds. Kadumangu, Tangkil dan Hambalang)
Tanah Negara
Tanah Negara
KONSEP DESAIN & PENGUASAAN LAHAN
Sdr. Andreas Sasongko Ojong, PT Bukit Kharisma Sukamakmur
PT. Megatama Nusa Sukses, PT Aftanesia Raya, PT. Buana Estate (Ds. Hambalang)
PT. Genta Prana, PT. Bogor Raya Ecopark, Sdr. Sugiono, Sdr. Edwin
Potongan Elevasi Jalan
PT. Menara Bagasasi, Sdr. Karyadi Fandrek, Sdr. Andreas Tanudjaya, Sdr. Drs. H. Alfansuri, Sdr. HS Budi Santoso, PT. Bukit Jonggol Asri (Ds. Wargajaya, Sukawangi, Sukarasa, Sukaharja, Selawangi, Tanjungrasa, Bantarkuning)
Tanah Negara
SEGMEN
Geometrik Jalan & Jembatan: • Dimensi Jalan : Lebar badan jalan 14 meter ROW 30 meter • Dimensi jembatan: Lebar penampang 20 meter
Potongan Melintang Jembatan
KONDISI DAN STATUS TANAH : JALUR SENTUL – CIPANAS
Posisi Kecamatan Pariwisata Puncak dalam Kuadran Sosial Ekonomi Wilayah • Wilayah Puncak adalah kecamatan yang berada pada kuadran tiga yang mulai bergerak menuju kuadran lain. • Posisi IPM berada di ambang batas rata-rata Kabupaten. • Walaupun menyumbang PDRB yang cukup besar ke sektor pariwisata tetapi secara perkapita masih relative kecil • Munculnya permasalahan seperti ambang batas pertumbuhan lahan dan kemacetan merupakan problem utama yang harus diselesaikan • Penataan transportasi public pada kawasan ini menjadi penting dan rekayasa (sipil dan vegetatif) serta persampahan menjadi focus sebagai daya ungkit ekonomi dan social.
LATAR BELAKANG
Kawasan Puncak wilayah yang khas Tumbuhnya bangkitan kegiatan di kawasan Puncak Bertambahnya volume kendaraan pada jalur menuju kawasan puncak Pertambahan volume kendaraan tidak sejalan dengan kapasitas daya tampung infrastruktur jaringan jalan yang ada Diperlukannya strategi penanganan terhadap permasalahan transportasi di kawasan Puncak dan alternatif solusi mengurangi beban lalu lintas kendaraan yang melalui kawasan Puncak
0 4
PENYEDIAAN PARK AND RIDE/REST TERINTEGRASI BUS PARIWISATA Penyediaan fasilitas park and ride atau rest area diperlukan untuk memfasilitasi pengunjung kawasan puncak terutama pengunjung pengguna kendaraan roda 4 yang berasal dari Jakarta, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya, karena kawasan Puncak di dominasi oleh pengunjung-pengunjung dari daerah tersebut.
Park and ride atau rest area disediakan Bus Pariwisata menuju puncak, sehingga pengunjung yang akan menuju Puncak dapat menyimpan kendaraannya di fasilitas park and ride sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalur Puncak. Asumsi : Kebutuhan bus yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan jumlah tarikan dan bangkitan menuju kawasan Puncak yaitu perjalanan dari Jakarta dan sekitarnya dimana fasilitas Park and Ride dapat mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi sebanyak 15%. Lintasan Park and Ride - Puncak
Panjang Waktu Trip Permintaan LOT RTT Kapasitas Lintasan Tempuh Lenth (Org/Hari) (menit) (menit) kendaraan (km) (menit) (km) 1748 35 45 10 110 25 28,00
Jam Load Faktor Kebutuhan Operasi Factor Koreksi Kendaraan (menit) 720 70% 50% 10
• Berdasarkan asumsi diatas, untuk menampung 15% pergerakan dari Jakarta maka jumlah pergerakan yang dapat dikonversi menggunakan moda bis adalah sebesar 1.748 orang/hari • Diperkirakan panjang lintasan yang direncanakan adalah sepanjang 35 km sehingga diprediksi akan menempuh waktu 1 ritase selama 110 menit dengan rincian 45 menit waktu tempuh dan 20 menit waktu tunggu (2xLOT) • Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperkirakan akan membutuhkan 10 armada bus untuk melayani pergerakan ini
Perlu Kajian Lebih Lanjut
3 4
PENYEDIAAN PARK AND RIDE/REST TERINTEGRASI BUS PARIWISATA
Fasilitas park and ride atau rest area diusulkan dibangun di daerah Gunung Geulis hal ini dikarenakan daerah ini dekat dengan Jalan Tol Jagorawi sehingga akses menuju fasilitas park and ride dapat di akses dengan mudah melalui jalan tol dan masih terdapat lahan kosong yang bisa dipergunakan Pengembangan Park and Ride ini diarahkan berupa Transit Oriented Development di Cibanon dengan pertimbangan:
Fungsi Kawasan: • Stasiun akhir perlintasan LRT rute Cawang – Bogor • Transfer Moda LRT dan rencana Bis Pariwisata Puncak
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN DIPERKIRAKAN : 26 M
Rancangan Pengembangan: • Akses bukaan tol baru pada km 42.5 jagorawi untuk membuka koneksi permukiman terpadu dan jalur alternatif menuju puncak • Pengembangan simpul transfer moda terpadu antara LRT, Bis Pariwisata dan rencana jalur kereta gantung puncak • Menjadi tempat park and ride commuter dan wisata puncak
3 5
PEMBANGUNAN KERETA GANTUNG/ CABLE CAR SEBAGAI SARANA REKREASI & TRANSPORTASI
Beberapa kelebihan moda Cable Car dibanding moda angkutan umum lainnya diantaranya adalah,: 1. Mereduksi waktu perjalanan secara signifikan karena tidak menggunakan infrastruktur jalan; 2. dari sisi investasi, pembangunan Cable Car membutuhkan biaya terkecil dibandingkan pembangunan sarana transportasi umum non-jalan lainnya; 3. Biaya perawatan untuk cable car relatif rendah; 4. Kemampuan melayani daerah dengan topografi yang berbukit; 5. Tingkat emisi atau polusi terendah diantara moda angkutan umum masal lainnya.
Monorel Gantung (straddle-type)
Cable Car
3 6
TIME LINE PENANGANAN KEMACETAN PUNCAK NO
PROGRAM PENANGANAN KEMACETAN
2017
I. Pembangunan Sarana Transportasi 1 Pengadaan Angkutan Massal (SAUM) / HOV 1,1 Persiapan HOV Lane a. Pemberian Marka untuk HOV Lane dengan 1 lajur kiri dan kanan b.Pengadaan Barrier untuk HOV lane c. Pembuatan Bus Bay 1,2 Pembangunan Shelter untuk SAUM a. Rancangan Desain dan RAB b. Pelaksanaan pembangunan shelter c. Tempat Pemberangkatan Awal SAUM di TOD Cibanon d. Tempat Pemberhentian Tengah PTPN VIII Gunung Mas e. Tempat Pemberhentian Puncak Atas PT. SSBP 1,3 Kelembagaan dan Pembiayaan a. Kesiapan Kelembagaan pengelola SAUM untuk kawasan puncak b. Model Bisnis keberlangasungan SAUM kawasan Puncak c. Sistem Operasi dan maintanance SAUM kawasan Puncak d. Kesiapan Kebutuhan Armada SAUM dan Pembiayaannya 2 Penataan Angkutan Perkotaan (Angkot) a. Penataan Sistem Kelembagaan Angkutan Perkotaan b. Persiapan Angkot Wisata c. Penataan kebutuhan angkot d. Pola operasi dan tarif angkot 3 Pengawasan Kendaraan Bus Pariwisata / Bus Umum a. Persiapan Lokasi Check Poin / Cek Rem b. Pembangunan Check Poin / Cek Rem c. Pelaksanaan Check Poin / Cek Rem 4 Rekayasa Lalu Lintas 5 Penempatan petugas di titik kemacetan
JADWAL PELAKSANAAN Jangka Menengah
Jangka Pendek 2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
Jangka Panjang 2025
2026
2027
2028
KETERANGAN 2029
5 3
TIME LINE PENANGANAN KEMACETAN PUNCAK
NO
PROGRAM PENANGANAN KEMACETAN
Jangka Pendek 2017
II. Pembangunan Prasarana Jalan 1 Pelebaran Jalan Jalur Puncak Pembebasan Lahan (pembayaran ganti rugi lahan) a. Pembebasan lahan untuk pelebaran jalan dan Geometrik Simpang b. Pembebasan lahan untuk duplikat jembatan gadog seluas 1710 m2 2 Perbaikan Geometriks Simpang a. Simpang Gadog/Pasir Muncang b. Simpang Pasir Angin (Gunung Geulis) c. Simpang Pusdik Megamendung d. Simpang Fapesta (simpang 4 Pasar Cisarua) e. Pembangunan JPO/Sky Walk 3 4 5 6 7 8
Pembangunan Duplikat Jembatan Gadog Penataan Tanjakan Selarong dan Pembuatan Exit Ramp Penanganan Jalur Alternatif Jalan Utara Puncak Penanganan Jalur Alternatif Jalan Selatan Puncak Pemasangan Fasilitas lalu lintas (Rambu, Warning Light, PJU) Pembangunan Jalan Poros Tengah Timur/PTT
JADWAL PELAKSANAAN Jangka Menengah
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
Jangka Panjang 2025
2026
2027
2028
KETERANGAN 2029
5 4
TIME LINE PENANGANAN KEMACETAN PUNCAK
NO
PROGRAM PENANGANAN KEMACETAN
2017
III. Penataan PKL / Rest Area 1 Pendataan PKL eksisting 2 Penertiban PKL dan Bangunan Liar/Tanpa Izin 3 Penyiapan Lahan Relokasi (penampungan PKL) di PTPN VIII Gunung Mas dan PT. SSBP 4 Penyiapan Lahan Rest Area : a. Lokasi Taman Wisata Matahari (TWM) 1 b. Lokasi The Ranch c. Lokasi Taman Wisata Matahari (TWM) 2 Semesta Cilember 5 6 7 8
Perencanaan/Design Rest Area (Anjungan Cerdas) PTPN VIII Gunung Mas Pembangunan Rest Area (Anjungan Cerdas) PTPN VIII Gunung Mas Perencanaan/Design Rest Area PT. SSBP Pembangunan Rest Area PT. SSBP
JADWAL PELAKSANAAN Jangka Menengah
Jangka Pendek 2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
Jangka Panjang 2025
2026
2027
2028
KETERANGAN 2029
5 5
KWADRAN CONSEPT
Potensi Cimande Sebagai Modal Dasar Pengembangan Wisata Minat Khusus Berbasis Budaya
Sejarah
Sejarah masyarakat Cimande Benda-benda peninggalan sejarah seperti senjata-sejata prasasti, peralatan rumah tangga, peralatan musik, makam keramat serta hasil dari ide-ide dan gagasan seperti kitab Dokumentasi sejarah seperti buku-buku sejarah perjalanan hidup leluhur, lagu-lagu, gambargambar Lokasi-lokasi bersejarah seperti makam keramat yang dijadikan sebagai tempat berziarah, padepokan adat, tempat semedi atau bertafaqur; dll
Kebudayaan
Upacara - upacara (penerimaan tamu, memandikan pusaka Kesenian tradisional pencak silat Perwujudan Taleq Cimande dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat adat Cimande Ritual-ritual (Ngabungbang, ziarah makam) Ilmu pengobatan serta obat tradisional Cimande Padepokan dan tempattempat bersejarah lainnya Sistem organisasi kemasyarakatan
Lainnya
Produk Pertanian Salak Slebor Produksi Layang-layang
Terdapat 6 Padepokan 18 Praktisi Pengobatan (Kec.Caringin dan Cigombong) Tersebar luas di Indonesaia dan Luar Negeri Pasien berasal dari DKI, Jawa Barat, Lampung dll Manca negara Malaysia, Singapure Timur Tengah dll
Pengertian :
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (UU 36 TAHUN 2009)
Pembinaan dan Pengawasan oleh Pemerintah (Pasal 59 UU Pelayanan kesehatan 36/2009) tradisional yang
Pelayanan kesehatan tradisional
menggunakan keterampilan;
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional
(Diunduh dari SIMRAL) REKAPITULASI INPUT DATA KEGIATAN PADA SIMRAL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Perangkat Daerah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Dinas Lingkungan Hidup Dinas Perhubungan Kecamatan Cibinong Kecamatan Gunungputri Kecamatan Citeureup Kecamatan Sukaraja Kecamatan Babakanmadang Kecamatan Jonggol Kecamatan Cileungsi Kecamatan Cariu Kecamatan Sukamakmur Kecamatan Parung Kecamatan Gunungsindur Kecamatan Kemang Kecamatan Bojonggede Kecamatan Leuwiliang Kecamatan Ciampea Kecamatan Cibungbulang Kecamatan Pamijahan Kecamatan Rumpin Kecamatan Jasinga Kecamatan Parungpanjang Kecamatan Nanggung Kecamatan Cigudeg Kecamatan Tenjo Kecamatan Ciawi Kecamatan Cisarua Kecamatan Megamendung Kecamatan Caringin Kecamatan Cijeruk Kecamatan Ciomas Kecamatan Dramaga Kecamatan Taman Sari Kecamatan Klapanunggal Kecamatan Ciseeng Kecamatan Rancabungur Kecamatan Sukajaya Kecamatan Tanjungsari Kecamatan Tajurhalang Kecamatan Cigombong Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Tenjolaya JUMLAH
Kegiatan Utama & Penunjang
Program Utama
Penunjang
Utama
Total
16
31
1139
1170
600.211.485.893
600.211.485.893
8 7 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 33 36 33 28 36 34 32 17 32 24 47 30 18 35 34 30 29 43 29 81 25 24 28 29 36 26 29 32 30 36 25 29 28 36 28 33 30 27 30 26 36 26
46 48 54 282 21 54 33 32 58 30 36 38 29 51 40 36 31 23 37 31 0 31 31 26 27 35 28 33 32 33 34 46 32 29 36 30 33 33 26 26 33 31 28
80 81 90 315 49 90 67 64 75 62 60 85 59 69 75 70 61 52 80 60 81 56 55 54 56 71 54 62 64 63 70 71 61 57 72 58 66 63 53 56 59 67 54
65.008.591.400 81.609.884.000 102.059.899.998 18.416.613.000 976.470.000 8.944.600.000 2.749.423.000 8.707.175.000 3.261.108.500 3.821.551.700 5.020.450.000 8.765.120.000 2.870.518.600 10.871.923.000 3.078.606.000 4.302.300.000 7.767.605.000 9.791.622.345 7.982.097.000 9.271.276.800 11.528.113.000 8.961.412.000 1.778.500.000 9.649.000.000 2.343.760.000 4.471.522.500 2.503.601.500 2.566.961.079 3.089.220.000 1.388.603.000 2.496.700.000 3.292.256.000 7.805.378.000 2.017.888.500 4.697.822.000 1.822.097.700 9.685.854.300 3.104.550.000 8.478.298.000 9.079.967.000 9.276.452.000 9.695.749.700 7.981.684.400
65.008.591.400 81.609.884.000 113.305.699.996 18.416.613.000 976.470.000 8.944.600.000 2.749.423.000 8.707.175.000 3.261.108.500 3.821.551.700 5.020.450.000 8.765.120.000 2.870.518.600 10.871.923.000 3.078.606.000 4.302.300.000 7.767.605.000 9.791.622.345 7.982.097.000 9.271.276.800 11.528.113.000 8.961.412.000 1.778.500.000 9.649.000.000 2.343.760.000 4.471.522.500 2.503.601.500 2.566.961.079 3.089.220.000 1.388.603.000 2.496.700.000 3.292.256.000 7.805.378.000 2.017.888.500 4.697.822.000 1.822.097.700 9.685.854.300 3.104.550.000 8.478.298.000 9.079.967.000 9.276.452.000 9.695.749.700 7.981.684.400
1.093.203.711.915
1.104.449.511.913
192
1.395
2.842
4.237
Desa/Kel
Kec/Reses
3.526.400.000
7.719.399.998
3.526.400.000
7.719.399.998
SKPD
Total