PUNCAK BEBAS MACET
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
t
02
LATAR BELAKANG
Kawasan Puncak wilayah yang khas Tumbuhnya bangkitan kegiatan di kawasan Puncak Bertambahnya volume kendaraan pada jalur menuju kawasan puncak
Pertambahan volume kendaraan tidak sejalan dengan kapasitas daya tampung infrastruktur jaringan jalan yang ada Diperlukannya strategi penanganan terhadap permasalahan transportasi di kawasan Puncak dan alternatif solusi mengurangi beban lalu lintas kendaraan yang melalui kawasan Puncak
04
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RUANG DALAM KAWASAN PUNCAK
Kawasan Puncak merupakan bagian dari Kawasan Strategis Nasional JABODETABEKPUNJUR Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan yang menunjuk Kawasan Puncak sebagai Kawasan Konservasi
05
ISU-ISU PENANGANAN KAWASAN PUNCAK
PELEBARAN JALAN RELOKASI PKL
PENGADAAN HOV
08
VISI DAN MISI
VISI
“PUNCAK BEBAS MACET” MISI • • • • •
MEMBANGUN KOMITMEN BERSAMA STAKEHOLDER TERHADAP GERAKAN PUNCAK BEBAS MACET MENJALIN KERJA BERSAMA SEGENAP STAKEHOLDER MEWUJUDKAN KOMITMEN GERAKAN PUNCAK BEBAS MACET MENYUSUN GRAND DESIGN PUNCAK BEBAS MACET MENYUSUN TIMELINE DAN PROGRAM PRIORITAS KEGIATAN MENYEDIAKAN KEBIJAKAN DAN ATAU REGULASI YANG TEGAS
10
VISI DAN MISI MEMBANGUN KOMITMEN BERSAMA STAKEHOLDER TERHADAP GERAKAN PUNCAK BEBAS MACET
KERJA BERSAMA SEGENAP STAKEHOLDER MEWUJUDKAN KOMITMEN GERAKAN PUNCAK BEBAS MACET
1
2
ADANYA GRAND DESIGN PUNCAK BEBAS MACET
3
PILAR 1
11
RPBM (RANCANGAN PUNCAK BEBAS MACET)
PILAR 2
PILAR 3
PILAR 4
PILAR 5
TIMELINE DAN PROGRAM PRIORITAS KEGIATAN
4
KEBIJAKAN/ REGULASI YANG TEGAS
5
FAKTA KAWASAN BOGOR Kawasan Bogor cenderung menjadi asal perjalanan pada saat weekdays dan Menjadi destinasi pada saat weekend. Kawasan Bogor terdiri dari Kabupaten Bogor dan Kota Bogor merupakan bagian dari Jabodetabek yang memiliki pergerakan penumpang siginifikan menuju daerah Kota Jakarta. • ±14 jt trip/hari berasal dari Kawasan Bogor (30% Jabodetabek). • Demand stasiun KRL Bogor hampir 200rb pnp/hari (terbesar dari seluruh stasiun). • Laju Harian Rata-rata (LHR) kendaraan Tol Jagorawi berkisar 500rb kdrn/hari.
Dalam mengakomodasi pergerakan, terdapat angkutan umum massal baik untuk pergerakan internal maupun eksternal: • KRL Jabodetabek pada 3 stasiun (Bojong Gede, Cilebut, dan Bogor) • Trans Jabodetabek melayani rute aglomerasi
Disisi lain, Kawasan Bogor menjadi destinasi pariwisata pada Weekend yang berdampak pada kinerja jalan. • Saat ini kinerja jalan outlet tol Jagorawi pada weekend mencapai VCR 0,9 (jam puncak). • Kinerja jalan arteri di Kota Bogor pada jam puncak berada di rentang VCR 0,6-0,95. • Hampir 80% wisatawan menggunakan kendaraan pribadi.
Sumber: BPTJ, 2017; Pemkot Bogor, 2016, Draft RITJ, 2015
13
TEMUAN HASIL SURVEY KEMACETAN JALUR PUNCAK
Hari Sabtu & Minggu, 09:00 – 11.30 WIB, semua kendaraan ke arah Puncak. 15.00 – 17.00WIB, semua kendaraan hanya satu jalur ke arah bawah atau arah Jakarta atau Ciawi.
14
DATA TRANSPORTASI KAWASAN PUNCAK PER SEGMEN
HASIL: 1. Jumlah Pergerakan di kawasan puncak mencapai 40.915 kend/hari atau 151.386 orang/hari 2. Bangkitan kendaraan terbesar menuju puncak berasal dari Jakarta sebesar 7.743 kend/hari atau 28.649 orang/hari 3. Taman Safari dan Taman Wisata Matahari merupakan 2 zona yang merupakan daerah dengan daya Tarik paling tinggi untuk dikunjungi lebih dari 4.000 kend/hari atau sebanyak lebih dari 16.000 orang/hari
15
TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN
HASIL: 1. Tingkat pelayanan jalan rata-rata pada hari kerja berada pada tingkat E (sangat macet) pada segmen Megamendung-Taman Safari 2. Pada hari libur/akhir minggu hamper semua ruas di kawasan puncak berada pada kondisi sangat macet
Keterangan LOS (Level of Service) A = Arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi B = Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas C = Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh lalu lintas D = Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda E = Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda F = Arus yang terhambat, kecepatan rendah.
16
TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN
17
HASIL: 1. Waktu peak terjadinya kemacetan di puncak terjadi pada jam 16.00 – 18.00 . 2. Waktu peak pada pagi hari terjadi pada pukul 07.00-08.00
Jl. Raya Puncak Segmen 1 (Sp 3 Gadog - Sp 3 arah Bukit Pelangi)
Jl. Raya Puncak Segmen 2 (Sp 3 arah Bukit Pelangi - Sp 3 Mega Mendung)
Jl. Raya Puncak Segmen 3 (Sp 3 Mega Mendung - Sp 3 Taman Safari)
Jl. Raya Puncak Segmen 4 (Sp 3 Taman Safari - Batas Bogor/Cianjur)
PERMASALAHAN DI KAWASAN PUNCAK
06
DAMPAK NEGATIF KEMACETAN KAWASAN PUNCAK Mengganggu Pendapatan Masyarakat Setempat
Kemacetan di kawasan puncak dapat mengganggu penghasilan masyarakat, besaran penghasilan yang diperoleh menjadi berkurang atau bahkan hilang karena macet. Kerugian waktu, jatuhnya harga produk karena polutan, dan menurunnya produktifitas merupakan bentuk akibat kemacetan di kawasan puncak. Diperkirakan pendapatan masyarakat kawasan puncak yang hilang sebesar 1,2 trilyun per tahun.
Pengeluaran Lebih Untuk BBM
Kemacetan membuat pengguna kendaraan harus menggunakan BBM lebih banyak dibanding dalam keadaan normal. Misalkan untuk menempuh Gadog Puncak dalam keadaan normal pengguna hanya memerlukan 10 liter, karena macet jadi memerlukan 15 liter. Hal ini disebabkan karena adanya pengeluaran BBM dalam keadaan idle (macet), sekitar 1,6 liter perjam. Sehingga jika dihitung selama 1 tahun, BBM yg terbuang sebesar 77 milyar.
Gangguan Kesehatan Bahkan Kematian
Kemacetan dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan kematian, yang disebabkan oleh gas beracun : CO, Nox, HC. Produksi gas CO timbul krn proses pembakaran mesin yg tdk sempurna. Banyak terjadi pada mesin mobil di posisi idle. Gas HC disebabkan sisa BBM tdk terbakar. Bisa jadi krn pemakaian oktan rendah pada mesin kompresi tinggi. Misal inova diisi BBM premium. Sedangkan NOx timbul krn temperatur mesin yg terlalu panas. Kemacetan jelas akan memicu mesin menghasillan konsentrasi gas ini lebih tinggi
08
PROGRAM PENANGANAN
PROGRAM JANGKA MENENGAH - PANJANG (5-10 TAHUN) :
Pembangunan Jalan Alternatif Baru (Poros Tengah-Timur) Penyediaan Park and Ride/Rest Area Terintegrasi Bus Pariwisata Pembangunan Kereta Gantung/Cable Car sebagai Sarana Rekreasi & Transportasi Revitalisasi Pasar Cisarua & Pembuatan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO)
PROGRAM JANGKA PENDEK (1-5 TAHUN) :
Penyediaan Fasilitas Angkutan Umum berupa Shelter dan Penyediaan Sarana Angkutan Umum Massal Peningkatan Kapasitas Jalan / Pelebaran Jalan ROW 15 meter Pembuatan Jalur Penyelamat di Selarong Pembangunan Duplikasi Jembatan Gadog Penataan Simpang Peningkatan Alternatif Jalan Lingkar Utara dan Selatan Puncak
20
ROW 15
PELEBARAN JALAN CIAWI - PUNCAK Pelebaran Jalan Ciawi - Puncak Tahun 2017 terdiri dari 5 segmen dengan pelebaran ROW 15 meter. STA tersebut antara lain:
41
Sisi
Panjang (m)
-
01+340 L+R
1,140
11+600
-
12+000 L+R
400
Segmen 3
12+200
-
13+000 L+R
800
Segmen 4
14+300
-
14+818 L+R
518
Segmen 5
15+500
-
16+025 L+R
525
Segmen
Sta.
ke
Segmen 1
00+200
Segmen 2
Total
Sta.
3,383
Pemda melalui surat Bupati : - Nomor: 621/375-Bappedalitbang - tanggal 14 Agustus 2017 mengajukan permohonan penuntasan pelebaran Jalan Ciawi-Puncak di Tahun Anggaran 2018
PEMBUATAN JALUR PENYELAMAT DI SELARONG (JL. CIAWI – PUNCAK)
Panjang : 60 Meter Lebar : 2 x 3,5 Meter KONSTRUKSI : TA. 2017
42
PEMBANGUNAN DUPLIKASI JEMBATAN GADOG
Panjang
: 50 Meter
Biaya KONSTRUKSI
: 11,6 milyar
PEMBEBASAN LAHAN : TA. 2017 (Kebutuhan Lahan: 1.710 M2) KONSTRUKSI
: TA. 2018
43
PEMBANGUNAN JALAN SENTUL - CIPANAS Tahun Anggaran
Panjang
Anggaran (Rp.)
2012
12,30
32.286.168.432
2013 2014 Total
18,00 0,60
44
Tahun Anggaran
Uraian Pekerjaan
2019
12 km menjadi 15 km serta Pembangunan 1 Jembatan
2020
Perkerasan (8.95 km) dan Pembangunan 1 Jembatan
2021
Perkerasan (3.8 km pada Segmen I dan 5.6 km pada Segmen IV) dan Pembangunan 1 Jembatan
2022
Perkerasan (9.4 km) dan Pembangunan 1 Jembatan
133.737.245.000
2023
Pelebaran Perkerasan ( 17 km)
163.944.392.000
33.451.215.000
Estimasi Biaya (Rp.)
4.213.682.970
30,90 69.951.066.402
56.875.500.000 185.019.833.000 133.737.245.000
TOTAL 673.314.215.000
PENATAAN SIMPANG
Sesuai hasil observasi dan survei lapangan terdapat 4 simpang yang memerlukan perhatian, yaitu: 1. Simpang Taman Safari 2. Simpang Gadog 3. Simpang Alternatif ke Ciawi 4. Simpang Megamendung Dari ke empat simpang tersebut perlu adanya perbaikan geometrik pada mulut simpang dan idealnya disertai pelebaran pada kaki simpang yang sering dipakai parkir kendaraan (simpang Megamendung). Pelebaran radius simpang yaitu 12 m hal ini disesuaikan dengan standar kendaraan berat (Height Vehicle) dan meminimalkan hambatan samping.
32
PENYEDIAAN FASILITAS ANGKUTAN UMUM (HALTE)
Fasilitas angkutan umum yaitu berupa halte yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, dapat juga menambah bahu jalan untuk mengurangi hambatan samping.
Mekanisme Angkutan massal dengan menggunakan HOV Lane (Jalur Khusus untuk kendaraan Angkutan Umum Masal): • Kend. Dari Jakarta – Park & ride di Cibanon, dan penumpg berpindah menggunakan bus angkutan massal menuju tujuan Kawasan di Puncak (Taman safari, Matahari atau Cimori, rest area Gunung Mas, rest area Kebun Ciliwung ), (Tarif di subsidi Pemkab. Bogor). • Kend. Dari Cianjur Park & ride di Cisarua, dan penumpg berpindah menggunakan bus angkutan massal menuju tujuan Kawasan di Puncak & Ciawi ( Taman safari, Matahari atau Cimori, Hotel Dll), (Tarif di subsidi Pemkab. Bogor). • Penerapan HOV Lane dilakukan secara sewaktu yang dilakukan seiring dengan kebijakan pelebaran jalur puncak scenario penanganan jalur puncak dapat dilihat pada bagian rekayasa lalu lintas
30
PENINGKATAN KAPASITAS JALAN Peningkatan kapasitas jalan dilakukan untuk menjamin terpenuhinya kapasitas jalan, hal ini dilakukan dengan manajemen kapasitas yaitu dengan menambah lebar jalan sepanjang jalan raya Puncak selebar 15 meter per lajur serta menurunkan hambatan samping pada sebagian ruas jalan.
No
Nama Jalan
Kapasitas
Kapasitas
V/CR
V/CR
Eksisting
Usulan
Eksisting
Usulan
1
Jl. Raya Wangun
2.473
3.657
0,89
0,60
2
Jl. Sukaraja – Sukabumi
3.266
3.839
0,95
0,81
3
Jl. Raya Ciawi (Sp 4 Ciawi – Sp 3 Tapos)
3.393
3.969
0,87
0,74
4
Jl. Raya Tapos
2.414
3.544
0,75
0,51
5
Jl. Raya Gadok (Sp 3 Tapos – Sp 3 Gadok)
3.393
3.969
0,88
0,75
6
Jl. Ke Tol Jagorawi
3.774
3.774
0,97
0,97
7
Jl. Raya Puncak Segmen 1 (Sp 3 Gadog – Sp 3
2.775
3.657
1,00
0,76
2.775
3.657
0,97
0,73
2.533
3.657
1,04
0,72
2.775
3.657
0,97
0,74
Arah Bukit Pelangi) 8
Jl. Raya Puncak Segmen 2 (Sp 3 Arah Bukit Pelangi – Sp 3 Megamendung)
9
Jl. Raya Puncak Segmen 3 (Sp 3 Megamendung – Sp 3 Taman Safari)
10
Jl. Raya Puncak Segmen 4 (Sp 3 Taman Safari – Batas Bogor/Cianjur)
31
JALUR ALTERNATIF SELATAN
33
JALUR ALTERNATIF UTARA
34
PEMBANGUNAN JALAN ALTERNATIF BARU (PUNCAK II) Pembangunan Jalan PTT meliputi : • Pembangunan jalan poros tengah timur terdiri atas 2 segmen yaitu:
(1) segmen Sentul – Istana Cipanas dan (2) Segmen Sukamakmur-Cariu-Karawang • Titik awal berada di gerbang Sirkuit Sentul pada Tol Jagorawi dan terbagi 2 lintasan di Sukamakmur (Desa Wargajaya): (1) titik akhir di Istana Cipanas; dan (2) titik akhir di Karawang. • Pembangunan Jalan direncanakan sepanjang 56,25 km dengan perincian:
• Tahap I pembangunan jalan baru SentulWargajaya (Sukamakmur) ± 29,7 km dan peningkatan jalan kabupaten Wargajaya – Istana Cipanas (Cianjur) ± 6 km total rencana jalan : 35,7 km • Tahap II pembangunan jalan baru Wargajaya (Sukamakmur) – Bantarkuning (Cariu) ± 20,55 km
22
SOLUSI ALTERNATIF
23
Gate Sentul Selatan Rencana Pengembangan Jaringan Tol
Bogor Outer Ring road
PENYEDIAAN PARK AND RIDE/REST TERINTEGRASI BUS PARIWISATA Penyediaan fasilitas park and ride atau rest area diperlukan untuk memfasilitasi pengunjung kawasan puncak terutama pengunjung pengguna kendaraan roda 4 yang berasal dari Jakarta, Tangerang, Bekasi dan sekitarnya, karena kawasan Puncak di dominasi oleh pengunjung-pengunjung dari daerah tersebut. Park and ride atau rest area disediakan Bus Pariwisata menuju puncak, sehingga pengunjung yang akan menuju Puncak dapat menyimpan kendaraannya di fasilitas park and ride sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalur Puncak. Asumsi : Kebutuhan bus yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan jumlah tarikan dan bangkitan menuju kawasan Puncak yaitu perjalanan dari Jakarta dan sekitarnya dimana fasilitas Park and Ride dapat mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi sebanyak 15%. Lintasan Park and Ride - Puncak
Panjang Waktu Permintaan LOT RTT Kapasitas Lintasan Tempuh (Org/Hari) (menit) (menit) kendaraan (km) (menit) 1748 35 45 10 110 25
Trip Lenth (km) 28,00
Jam Operasi (menit) 720
Load Factor 70%
Faktor Kebutuhan Koreksi Kendaraan 50%
10
• Berdasarkan asumsi diatas, untuk menampung 15% pergerakan dari Jakarta maka jumlah pergerakan yang dapat dikonversi menggunakan moda bis adalah sebesar 1.748 orang/hari • Diperkirakan panjang lintasan yang direncanakan adalah sepanjang 35 km sehingga diprediksi akan menempuh waktu 1 ritase selama 110 menit dengan rincian 45 menit waktu tempuh dan 20 menit waktu tunggu (2xLOT) • Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperkirakan akan membutuhkan 10 armada bus untuk melayani pergerakan ini
Perlu Kajian Lebih Lanjut
24
PENYEDIAAN PARK AND RIDE/REST TERINTEGRASI BUS PARIWISATA
Fasilitas park and ride atau rest area diusulkan dibangun di daerah Gunung Geulis hal ini dikarenakan daerah ini dekat dengan Jalan Tol Jagorawi sehingga akses menuju fasilitas park and ride dapat di akses dengan mudah melalui jalan tol dan masih terdapat lahan kosong yang bisa dipergunakan Pengembangan Park and Ride ini diarahkan berupa Transit Oriented Development di Cibanon dengan pertimbangan:
Fungsi Kawasan: • Stasiun akhir perlintasan LRT rute Cawang – Bogor • Transfer Moda LRT dan rencana Bis Pariwisata Puncak
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN DIPERKIRAKAN : 26 M
Rancangan Pengembangan: • Akses bukaan tol baru pada km 42.5 jagorawi untuk membuka koneksi permukiman terpadu dan jalur alternatif menuju puncak • Pengembangan simpul transfer moda terpadu antara LRT, Bis Pariwisata dan rencana jalur kereta gantung puncak • Menjadi tempat park and ride commuter dan wisata puncak
25
PEMBANGUNAN KERETA GANTUNG/ CABLE CAR SEBAGAI SARANA REKREASI & TRANSPORTASI Monorel Gantung (straddle-type)
Beberapa kelebihan moda Cable Car dibanding moda angkutan umum lainnya diantaranya adalah,: 1. Mereduksi waktu perjalanan secara signifikan karena tidak menggunakan infrastruktur jalan; 2. dari sisi investasi, pembangunan Cable Car membutuhkan biaya terkecil dibandingkan pembangunan sarana transportasi umum non-jalan lainnya; 3. Biaya perawatan untuk cable car relatif rendah; 4. Kemampuan melayani daerah dengan topografi yang berbukit; 5. Tingkat emisi atau polusi terendah diantara moda angkutan umum masal lainnya.
Cable Car
26
JALUR RENCANA CABLE CAR
27
Rute untuk lintasan cable car diusulkan sepanjang 18 km dimulai dari Gadog - Puncak Pas serta penyediaan stasiun cable car yang terhubung dengan kawasan-kawasan wisata di Puncak. Biaya cable car 1 km dapat mengahabiskan dana 42 miliar sehingga dengan panjang lintasan 18 km cable car Puncak meghabiskan dana sebesar 756 miliar.
REVITALISASI PASAR CISARUA
Dengan revitalisasi Pasar Cisarua akan berdampak pada hilangnya hambatan samping yang sangat tinggi di pasar Cisarua yaitu parkir kendaraan motor yang mengganggu lebar jalan dan kios/toko yang berada dekat dengan badan jalan sehingga menimbulkan antrian kendaraan.
Pembuatan JPO di direkomendasikan dibuat di Cipayung, Simpang Mega Mendung, simpang Curug 7 Cilember dan Pasar Cisarua. Dengan adanya JPO pejalan kaki dapat lebih aman dan lalu lintas kendaraan tidak terganggu dengan adanya pejalan kaki yang menyeberang melalui badan jalan.
29
REKAYASA LALU LINTAS 1. 2. 3.
4. 5.
6. 7. 8. 9.
Asumsi lebar jalan puncak sebesar 11 meter (Idealnya 15 meter) Diharapkan jumlah lajur yang ada di jalan raya puncak minimal 3 lajur dengan lebar badan jalan sebesar 11 meter Pengaturan lalu lintas pada jam sibuk dapat diberlakukan contra flow dengan pembagian 2:1 perlajurnya dengan pembatas jalan portable dan pemberian informasi menggunakan rambu elektrik / electric sign Apabila mencukupi hingga 4 lajur maka dapat diberlakukan dengan pengaturan 2 lajur keatas dan 2 lajur kebawah (scenario lebar jalan 15 meter) Mengupayakan operasionalisasi park and ride di daerah ciawi dengan memaksakan kendaraan pribadi untuk beralih ke angkutan masal umum Penyediaan shuttle bus / angkutan pemadu pada titik pemberhentian bis menuju lokasi-lokasi pusat wisata Pembatasan akses bagi pejalan kaki untuk menyebrang jalan di kawasan-kawasan padat lalu lintas dengan pembuatan pagar dan jembatan penyebrangan orang Pengalihan jalur kendaraan sepeda motor ke jalur alternatif puncak Perbantuan petugas keamanan dari stake holder untuk membantu dari tugas pengaturan lalu lintas yang berada di depan lokasi usaha
36
Skenario Rekayasa Lalu Lintas
• Pelebaran Jalan di Jalur Puncak menjadi 11 meter. • Serta Pengguna Moda Kendaraan menjadi 70% Bus -30% Mobil.
SKENARIO 1
Fasilitas angkutan umum yaitu berupa halte yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, dapat juga menambah bahu jalan untuk mengurangi hambatan samping
38
Skenario Perubahan Jumlah Pergerakan Berdasarkan Tingkat Penggunaan Angkutan Umum Masal Kondisi Awal (100% mobil)
Tahap I (40% bis – 60% mobil)
Tahap II (50% bis – 50% mobil)
Tahap III (70% bis – 30% mobil)
Jumlah Pergerakan Kendaraan
40.915 kend/hari
24.222 kend/hari
20.816 kend/hari
14.003 kend/hari
Persentase penurunan
-
40,78%
49,13%
65,78%
VCR/LOS Hari Kerja
0,67 / C
0,45 / C
0,39 / B
0,29 / B
VCR/LOS Hari Libur
0,93 / E
0,60 / C
0,52 / C
0,38 / B
Perubahan komposisi penggunaan moda angkutan menggunakan sarana angkutan umum massal diharapkan pada akhir scenario rekayasa lalu lintas dapat menurunkan jumlah pergerakan kendaraan hingga 65,78% dengan kemampuan mengangkut jumlah orang sesuai dengan kondisi awal sebanyak 151.386 orang/hari
Skenario ini diharapkan mampu meningkatkan level of service dari jaringan jalan puncak secara rata-rata dari LOS C menjadi B pada hari kerja dan LOS E menjadi LOS B pada hari libur/akhir minggu.
PENGERTIAN PKL Bangunan Semi Permanen
Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap Di kawasan Puncak juga terdapat aktifitas Non PKL yang menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah dan/atau swasta. Seperti bangunanbangunan permanen dan non permanen dalam bentuk resto dan cafĂŠ yang sebagian/seluruhnya menggunakan Damija tanpa dilengkapi perijinan dan tidak dimungkinkan keluar ijin
46
Pedagang Kaki Lima
Gerobak
Lapak
DATA DAN PENATAAN PKL DI KAWASAN PUNCAK 622 PKL di Kecamatan Cisarua
TOTAL PKL DI KAWASAN PUNCAK BERJUMLAH 882 PKL 260 PKL di Kecamatan Megamendung
JENIS USAHA PKL: TEMPAT MAKAN/RESTORAN/KIOS JAMU MAKANAN RINGAN/OLEH-OLEH
PKL BER-KTP KABUPATEN BOGOR BERJUMLAH 795 PKL DAN SISANYA SEBANYAK 87 PKL TIDAK MEMILIKI KTP KAB. BOGOR
566 PKL di Kecamatan Cisarua
229 PKL di Kecamatan Megamendung
SAYUR DAN BUAH-BUAHAN
BANGUNAN LIAR NON PKL TOTAL 493 UNIT
KERAJINAN/CENDERAMATA
270 BANGUNAN PERMANEN
KIOS ROKOK
223 BANGUNAN NON PERMANEN
TAMBAL BAN
47
PETA RENCANA RELOKASI PKL
48
RENCANA LOKASI REST AREA GUNUNG MAS Lahan Milik PTPN VIII Gunung Mas total lahan ± 5 ha
Skenario Rest Area Gunung Mas : Lahan seluas ± 1 ha akan dibangun Tahun 2017 Lahan seluas ± 4 ha akan direncanakan dibangun Rest Area dengan Konsep Anjungan Cerdas
49
RENCANA LOKASI REST AREA PT.SSBP
Lahan Milik PT. SSBP seluas Âą 12,5 Ha, yang dimanfaatkan untuk areal terbangun (rest area) seluas 3,5 Ha
Lahan Milik PT. SSBP akan dimanfaatkan untuk areal terbangun (rest area) dengan konsep Marketing Outlet bagi Kawasan Agroekowisata
50
TIME LINE PENANGANAN KEMACETAN PUNCAK NO
PROGRAM PENANGANAN KEMACETAN
2017
I. Pembangunan Sarana Transportasi 1 Pengadaan Angkutan Massal (SAUM) / HOV 1,1 Persiapan HOV Lane a. Pemberian Marka untuk HOV Lane dengan 1 lajur kiri dan kanan b.Pengadaan Barrier untuk HOV lane c. Pembuatan Bus Bay 1,2 Pembangunan Shelter untuk SAUM a. Rancangan Desain dan RAB b. Pelaksanaan pembangunan shelter c. Tempat Pemberangkatan Awal SAUM di TOD Cibanon d. Tempat Pemberhentian Tengah PTPN VIII Gunung Mas e. Tempat Pemberhentian Puncak Atas PT. SSBP 1,3 Kelembagaan dan Pembiayaan a. Kesiapan Kelembagaan pengelola SAUM untuk kawasan puncak b. Model Bisnis keberlangasungan SAUM kawasan Puncak c. Sistem Operasi dan maintanance SAUM kawasan Puncak d. Kesiapan Kebutuhan Armada SAUM dan Pembiayaannya 2 Penataan Angkutan Perkotaan (Angkot) a. Penataan Sistem Kelembagaan Angkutan Perkotaan b. Persiapan Angkot Wisata c. Penataan kebutuhan angkot d. Pola operasi dan tarif angkot 3 Pengawasan Kendaraan Bus Pariwisata / Bus Umum a. Persiapan Lokasi Check Poin / Cek Rem b. Pembangunan Check Poin / Cek Rem c. Pelaksanaan Check Poin / Cek Rem 4 Rekayasa Lalu Lintas 5 Penempatan petugas di titik kemacetan
JADWAL PELAKSANAAN Jangka Menengah
Jangka Pendek 2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
Jangka Panjang 2025
2026
2027
2028
53
KETERANGAN 2029
TIME LINE PENANGANAN KEMACETAN PUNCAK
NO
PROGRAM PENANGANAN KEMACETAN
Jangka Pendek 2017
II. Pembangunan Prasarana Jalan 1 Pelebaran Jalan Jalur Puncak Pembebasan Lahan (pembayaran ganti rugi lahan) a. Pembebasan lahan untuk pelebaran jalan dan Geometrik Simpang b. Pembebasan lahan untuk duplikat jembatan gadog seluas 1710 m2 2 Perbaikan Geometriks Simpang a. Simpang Gadog/Pasir Muncang b. Simpang Pasir Angin (Gunung Geulis) c. Simpang Pusdik Megamendung d. Simpang Fapesta (simpang 4 Pasar Cisarua) e. Pembangunan JPO/Sky Walk 3 4 5 6 7 8
Pembangunan Duplikat Jembatan Gadog Penataan Tanjakan Selarong dan Pembuatan Exit Ramp Penanganan Jalur Alternatif Jalan Utara Puncak Penanganan Jalur Alternatif Jalan Selatan Puncak Pemasangan Fasilitas lalu lintas (Rambu, Warning Light, PJU) Pembangunan Jalan Poros Tengah Timur/PTT
JADWAL PELAKSANAAN Jangka Menengah
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
Jangka Panjang 2025
2026
2027
2028
KETERANGAN 2029
54
TIME LINE PENANGANAN KEMACETAN PUNCAK
NO
PROGRAM PENANGANAN KEMACETAN
2017
III. Penataan PKL / Rest Area 1 Pendataan PKL eksisting 2 Penertiban PKL dan Bangunan Liar/Tanpa Izin 3 Penyiapan Lahan Relokasi (penampungan PKL) di PTPN VIII Gunung Mas dan PT. SSBP 4 Penyiapan Lahan Rest Area : a. Lokasi Taman Wisata Matahari (TWM) 1 b. Lokasi The Ranch c. Lokasi Taman Wisata Matahari (TWM) 2 Semesta Cilember 5 6 7 8
Perencanaan/Design Rest Area (Anjungan Cerdas) PTPN VIII Gunung Mas Pembangunan Rest Area (Anjungan Cerdas) PTPN VIII Gunung Mas Perencanaan/Design Rest Area PT. SSBP Pembangunan Rest Area PT. SSBP
JADWAL PELAKSANAAN Jangka Menengah
Jangka Pendek 2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
Jangka Panjang 2025
2026
2027
2028
55
KETERANGAN 2029