Edisi ke-3 Majalah ISMKI

Page 1

eMagazine

Edisi ke-3 Majalah ISMKI

Event Tender IMSS 2021: UNRI Story 1 Mengkaji Tuberculosis di Indonesia di Tengah Pandemi Story 2 Setahun COVID-19 di Indonesia Bagaimana Mitigasinya? Univ Spotlight Tea Time with UNIPA


Advisor

Fadhil Hafidza

Content

Ajib Zaim Alamsyah

Arkan Abdullah Nashiff

Fiona Surya

Farahmiftah Irzal B.

Elisa Yohana Anjali Wulur

Nuky Yasuar Zamzamy

Made Elian

Design

Ahmad Husein Haekal Alkaff

Dianira Hanum Febia A

Follow us on

www.ismki.org @ismki_indonesia ISMKI

2

IA: e-Magazine


Kata

Sambutan

Pertama, mari kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya kita masih diberi kesempatan untuk berkontribusi secara aktif untuk dan bersama sesama mahasiswa kedokteran untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, dan menerbitkan edisi e-Magazine ini. Seperti yang kita ketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) telah mengumumkan pandemi COVID-19 sejak lebih dari setahun yang lalu. Berbagai sektor telah terdampak oleh pandemi, termasuk tentu saja sektor kesehatan. Dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya bekerja ekstra selama pandemi ini, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk memberikan layanan kesehatan terbaik. Permasalahan regulasi dan mekanisme di bidang kesehatan juga semakin kompleks. Sebagai mahasiswa kedokteran, kita harus menyadari bahwa dunia membutuhkan langkah nyata kita. Bukan hanya pada masa pandemi, tapi untuk pembangunan bidang kesehatan ke depan. Untuk menjadi mahasiswa kedokteran yang berkualitas, Organisasi Kesehatan Dunia telah memperkenalkan strategi global untuk mengubah praktik pendidikan kedokteran untuk kesehatan yang disebut dokter bintang lima yang terdiri dari penyedia perawatan, pengambil keputusan, komunikator, pemimpin komunitas, dan manajer. Untuk memenuhi kelima kompetensi tersebut, mahasiswa kedokteran tidak cukup hanya belajar dari buku teks dan perkuliahan saja, tetapi diperlukan juga keterampilan lain, termasuk soft skill. Ada banyak cara untuk mendapatkan soft skill, salah satunya dengan mengikuti organisasi. Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) adalah organisasi nirlaba yang beranggotakan seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia yang tergabung dalam 89 universitas. Kami memfasilitasi koordinasi, konsolidasi, dan advokasi dari mahasiswa kedokteran yang diwakili oleh badan eksekutif mahasiswa. Selain melakukan advokasi kepada pemerintah untuk perbaikan sistem kesehatan, salah satu tujuan program kami adalah meningkatkan pengembangan potensi diri untuk menjadikan mahasiswa kedokteran sebagai calon dokter bintang lima. Kepemimpinan, komunikasi, kewirausahaan, studi kebijakan, pendidikan kedokteran, sosial, dan banyak lagi keterampilan dapat diasah melalui aktivitas kami. Untuk mengoptimalkan program-program ISMKI, kami sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan organisasi internasional (IO), organisasi pemerintah (GO), dan organisasi non-pemerintah (NGO), khususnya dalam kegiatan mahasiswa kedokteran Indonesia. ISMKI yang tahun ini berusia 40 tahun merupakan organisasi mahasiswa kedokteran tertua dan terbesar di Indonesia yang selama ini telah menjalin kerja sama dengan banyak organisasi. Melalui kerja sama ini, harapannya ISMKI dapat meningkatkan kualitas mahasiswa kedokteran Indonesia yang merupakan calon dokter, sehingga derajat kesehatan masyarakat ke depan dapat ditingkatkan dan menuju Indonesia emas yang ke-100 tahun 2045.

Belinda Liliana

Vice President of External Affairs Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 2021/2022

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

3


Daftar Isi

2 4 6

10 12 24 4

IA: e-Magazine

Editorial Page & Kata Sambutan

Daftar Isi & Lebih dekad dengan Kami #ISMKIBersejawat

26

Setahun COVID-19 di Indonesia Bagaimana Mitigasinya?

IMSS : New Concept, New Thrills

32

Merchandise Catalogue

Kontribusi untuk Negara

34

Tea Time with UNIPA

38

Award

40

Crossword

Mengkaji Tuberculosis di Indonesia di Tengah Pandemi

Strip Comic


Lebih dekat dengan kami: ISMKI BERSEJAWAT

I SMKI atau Ikatan senat M ahasiswa Kedokteran Indonesia adalah organisasi mahasiswa kedokteran terbesar di Indonesia sekaligus sebagai representasi setiap mahasiswa kedokteran Indonesia dari Sabang sampai Merauke. ISMKI memiliki 89 institusi anggota yang terbagi kedalam dalam 4 wilayah yang terbagi secara geografis. ISMKI didirikan melalui Deklarasi Cimacan pada tahun 1969 dengan nama IMKI, dengan ketua terpilih Birran Affandi. Nama IMKI kemudian disahkan menjadi ISMKI pada 20 September 1981 dalam konferensi nasional yang pertama yang kini dikenal sebagai Deklarasi Hasanuddin. Kini, ISMKI diketuai oleh Muhamad Arif Djimbula bersama dengan kabinet ISMKI bersejawat yang bergerak untuk mewujudkan perkembangan dan pergerakan mahasiswa kedokteran indonesia yang berlandaskan kesejawatan.

ISMKI bergerak di tingkat nasional maupun di tingkat wilayah. Baik nasional maupun wilayah memiliki berbagai divisi yang bergerak di berbagai macam sektor. Divisi tersebut diantaranya adalah Leadership Development; Community Empowerment; Funding and Partnership; Information, C ommunication, Technology; Medical Education & Profession; Health Policies Studies; Public Relation (hanya ada di wilayah 2 dan Nasional); dan International Affair (hanya ada di nasional). Selain itu, ISMKI memiliki badan pelengkap seperti Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional (BAPIN-ISMKI) dan badan pers nasional (BPN-I SMKI). S etiap bidang bersinergi dengan visi sekretaris jenderal dan dikoordinasikan melalui vice president terkait. Komitmen ISMKI diimplementasikan melalui berbagai program kerjanya. Diantaranya adalah LKMM nasional, International Indonesian Medical Ol ympiad (IMO), Indonesian Medical Student Summit, Rapat Ko o r d i n a s i N a s i o n a l , N at i o n a l M u l t i Development Project (NMDP), Training for Trainers, dan Indonesian Medical Student Exchange Program (IMSEP).

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

5


IMSS 2021

Indonesian Medical Student Summit New concept, New Thrills

6

IA: e-Magazine


Apa

itu IMSS?

Bagaimana pelaksanaanya tahun ini?

IMSS tahun ini sedikit berbeda dari segi konsep dan kegiatan karena ini IMSS yang pertama kali dilakukan secara online. 9th Indonesian Medical Student Summit (IMSS) 2021 adalah pertemuan seluruh institusi fakultas kedokteran di Indonesia dimana didalamnya kita membahas laporan pertanggung jawaban dari kepengurusan sebelumnya, grand design kepengurusan yang baru, pelantikan ISMKI dan BAPIN, serta kegiatan tambahan yang diselenggarakan oleh host institusi.

Karena masih pandemi, dekanat kampus kami (Universitas Riau) tidak mengizinkan untuk mengadakan kegiatan apapun dalam bentuk offline. Oleh karena itu kami mengadakannya secara online dalam kurun waktu 5 hari dan tambahan 1 hari ekstra untuk suatu agenda yang memiliki pembahasan sedikit panjang.

D engan diadakannya secara online, terdapat keuntungan dan kekurangannya dari segi pelaksanaan. kelebihan yang pertama adalah delegasi lebih banyak yang berpartisipasi karena biaya registrasi lebih murah serta lebih mudah untuk bertemu (Via teleconferenc e). Mobilisasi dan koordinasi panitia pun lebih lancar karena tidak banyak menghabiskan waktu dan biaya. Bahkan dapat dilakukan penambahan waktu pelaksanaan karena tidak terikat oleh perizinan delegasi ke kampus (jika offline sulit dilakukan karena delegasi harus meminta perizinan tambahan) dan biaya akomodasi. Singkatnya lebih flexible. Unt u k t a nt a n g a n ny a s e n d i r i a d a l a h komunikasi. Karena tidak dapat bertemu secara langsung, komunikasi betul-betul harus diperhatikan untuk kelancaran acara. S elain itu dari segi teknis dilakukan persiapan lebih untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Contohnya saat pelaksanaanya kemarin, sempat terkendala karena berkurangnya kekuatan sinyal pada malam hari. Kami mengatasinya dengan menghubungkan jaringan ke wifi cadangan yang telah kami persiapkan. Selain itu kami berusaha agar interaksi para delegasi tetap terasa karena saat dilakukan secara offline para delegasi akan lebih dekat satu sama lain dan lebih mudah membangun jaringan, sementara jika dilakukan secara online para delegasi tidak dapat bertatap muka secara langsung.

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

7


Apa

saja rangkaian kegiatan IMSS tahun ini? IMSS tahun ini dibuka dengan welcoming party yang terdiri dari sambutan tuan rumah, penampilan hiburan serta virtual campus tour. Kemudian dilanjut dengan musyawarah nasional yang membahas laporan pertanggung jawaban kepengurusan yang lalu, AD-ART, GBHO ISMKI dan Bapin, ser ta pembahasan tambahan ad-hoc RECON. Pada hari selanjutnya diadakan pelantikan pengurus ISMKI dan Bapin yang baru, setelah itu dilanjut dengan pembahasan grand design kepengurusan yang baru dan tenderisasi untuk event ISMKI yang akan datang. Terdapat pula KPU Session, yaitu pemilihan sekretaris jendral terpilih ISMKI yang baru. Seluruh rangkaian kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih empat hari dan dihadiri oleh seluruh delegasi serta para ketua bem kecuali untuk KPU S ession. Kegiatan tersebut hanya dihadiri oleh para ketua bem, dan sebagai gantinya para delegasi dapat mengikuti kegiatan SCO Session yang menyediakan pilihan berbagai bidang organisasi (seperti Leadership Development atau Medical Education and Profession) yang dapat mereka pilih pada awal registrasi. Acara tambahan lainnya adalah LO Session yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar delegasi. Pada sesi ini, delegasi bermain games dan saling berbagi cerita. Acara lainnya yaitu pemilihan mahasiswa berprestasi secara nasional setelah melewati seleksi perwilayah masing-masing.

8

IA: e-Magazine

Pada hari kelima, diadakan diskusi panel yang dihadiri oleh 5 narasumber. Tema yang diangkat pada diskusi panel ini adalah “Quo Vadis Dokter Indonesia Paska Pandemi COVID-19, antara SKDI, Dokter Asing dan Kebijakan Kesehatan”. Tidak hanya itu, diadakan pula lomba poster public dan video tiktok ilmiah yang diikuti oleh beberapa perwakilan institusi. Kedua lomba ini bertemakan “COVID-19 Vaccine Updates“. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan farewell party pada hari terakhir. Acara penutup ini terdiri dari video hiburan, pengumuman pemenang lomba dan pemberian awards.

Apa

tema yang diangkat pada IMSS tahun ini? Tema tahun ini adalah Tanjak-Songket. Take a New Journey is the Key to Start on New Generation and Keep the Erstwhile. Tanjak merupakan topi khas melayu yang dipakai oleh pria. Sementara Songket sendiri adalah karya berupa kain khas dari melayu. Makna dari tema yang kami angkat adalah bagaimana suatu generasi dapat menciptakan sesuatu yang baru, yang lebih baik lagi, tanpa meninggalkan nilai dan aturan yang telah ada dari pendahulunya. Bergerak ma ju d engan tetap mempertahankan nilai-nilai leluhur. Jika tema ini dikaitkan dengan ISMKI, maka diharapkan pengurus yang baru dapat beradaptasi terhadap suatu sistem seperti pedoman, sejarah, dan buku putih yang sudah ada untuk mendukung jalannya kepengurusan yang akan datang agar menjadi lebih baik lagi.


Sebagai tuan rumah, Riau memiliki banyak keindahan di kotanya, boleh berbagi sedikit bagaimana indahnya budaya dan wisata di Riau? Riau memiliki cukup banyak destinasi wisata yang tersebar di kabupaten-kabupatennya. Contohnya adalah Istana Kerajaan Siak yang menyimpan sejarah dan peninggalan melayu. kemudian di kabupaten Kampar terdapat candi buddha yaitu Candi Muara Takus. untuk wisata alamnya terdapat pantai dengan ombak yang disebut Ombak Bono. Riau juga terkenal akan Dumai, tempat penghasil minyak terbesar di Indonesia. Selain itu jika ingin melihat budaya maka dapat berkunjung ke Masjid Agung An-Nur dan Taman Putri Kaca Mayang. Kemudian, jika di Sumatera Barat ada Malin Kundang, maka di Riau ada Batu Belah Betangkup, yang menyimpan cerita mengenai anak durhaka yang dikutuk menjadi batu dan konon masih mengeluarkan air mata hingga sekarang.

Apa

pesan dan testimoni s ebagai host tuan rumah dari IMSS 2021?

Bagaimanapun konsep suatu acara, offline maupun online, kesuksesan acara tersebut kembali lagi ke diri kita untuk menyiapkannya dengan baik. Dengan begitu tujuan, nilai, juga feel kegiatan tersebut akan tercapai. seluruh konsep kegiatan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya. Apapun hasilnya nanti tinggal kita nikmati saja. Dengan begitu kita jadi belajar dan memiliki pikiran yang lebih terbuka. Ketua Pelaksana 9th IMSS 2021, Fadly Mulia

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

9


Kontribusi

untuk Negeri

10

IA: e-Magazine


Crisis Center

&RETINA

Kejadian alam dan bencana sosial di negara Indonesia tidak dapat dipungkiri sering terjadi. Kejadian semacam ini pun akhirnya dapat memakan korban karena tidak dapat dihindari. Crisis center (CC) ISMKI merupakan suatu sistem terpadu yang bertujuan untuk mempercepat pengumpulan dan penyaluran dana siaga bagi korban di daerah bencana, serta membantu proses rehabilitasi pasca bencana yang dilakukan oleh tim relawan dari ISMKI yang bernama RETINA. Tim relawan ini terdiri dari mahasiswa kedokteran Indonesia yang telah terlatih. ISMKI juga menggandeng PB IDI dalam pelatihan Emergency Medical Training (EMT) yang akan dilaksanakan enam kali dalam satu periode. Pelatihan-pelatihan seperti ini akan terus dilaksanakan sebagai komitmen ISMKI untuk menjaga kualitas dari tim relawan RETINA.

Donasi dana crisis center dapat disalurkan melalui: BCA: 2950353026 an. Alifa Alya Zalfa Contact Person: Alifa Alya Zalfa National Coordinator of Community Empowerment 081213727377

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

11


Mengkaji

Tuberculosis di Indonesia di Tengah Pandemi

12

IA: e-Magazine


Definisi

Tuberkulosis merupakan sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri gram negatif tahan asam Myc oba cterium tuberculosis yang menyerang paru. Selain paru, sistem lain juga dapat diserang seperti gastrointestinal, kulit, limforetikuler, sistem saraf pusat, reproduksi, muskuloskeletal dan liver. Transmisinya sendiri melalui droplet yang dapat teraerolisasi dengan batuk, bersin maupun berbicara.

Gejala Gejala utama dari TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih dengan gejala yang dapat mengikuti seperti: • Dahak bercampur darah • Batuk darah • Sesak napas • Badan lemas • Nafsu makan menurun • Berat badan menurun • Malaise • Keringat malam hari tanpa sebab • Demam meriang lebih dari 1 bulan

Faktor Risiko Kecenderungan active tuberculosis dapat terjadi pada orang dengan: • Infeksi kurang dari satu tahun • Memiliki komorbiditas seperti infeksi HIV, silicosis, gagal ginjal, diabetes • Memakai obat intravena • Menggunakan alkohol berlebih • Dalam pengobatan imunosupresan • Memiliki riwayat gastrectomy, jejunoileal bypass dan transplantasi • Kebiasaan merokok • IMT di bawah normal atau dapat disebut malnutrisi

Patogenesis Dari bagan pada halaman berikutnya dapat kita simpulkan bahwa patogenesis TB dapat disebabkan oleh infeksi primer dan post primer. Pada proses infeksi primer, imun tubuh mengenali musuh dan bakteri l a n g s u n g ko nt a k d e n g a n m a k r o f a g . Selanjutnya bakteri bisa mati karena dilawan sistem imun atau bisa berkembang biak dalam alveoli ke organ tubuh, lalu paru membentuk sarang TB kecil, lalu ke kelenjar getah bening dan dapat menyebabkan limfangitis lokal dan akhirnya dapat membentuk kompleks primer. Setelahnya, bergantung pada sistem imun seseorang, apakah dia akan sembuh, sembuh dengan cacat (fibrotik, kalsifikasi) ataupun dapat menyebar ke organ lain. Tuberkulosis post primer sendiri merupakan kejadian yang mana bakteri dorman aktif k e m b a l i d a n m e m b u at s a r a n g d i n i . Setelahnya, menyesuaikan sistem imun kita, bisa terjadi resorbsi (sembuh tanpa cacat), meluas (sembuh namun terdapat cacat) ataupun meluas membuat perkejuan. Ketika sudah terbentuk perkejuan, perkejuan tersebut bisa menjadi aktif maupun sembuh menjadi padat (tuberkuloma). Komplikasi dari infeksi post primer ini bisa terjadi kavitas lalu membuat rentan infeksi jamur maupun batuk darah.

Komplikasi Komplikasi dari TB paru mencakup: • Bronkiektasis • Empiema • TB ekstrapulmoner (tuberculous lymphadenitis, TB pleural, TB genitourinary, skeletal TB, TB milier, TB gastrointestinal, TB meningitis,TB pericardial, TB meningitis) • Sindoroma obstruksi pasca TB • Luluh paru • Batuk darah

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

13


Sources of infection Person with pulmonary tuberculosis or cows with M. bovis infection

Primary exposure Inhalation of M. tuberculosisinfected aerosol or ingestion of M. bovis-infected milk and/or other dairy products

No infection Mycobacteria eliminated immediately (innate immunity); IGRA test negative

Primary infection

Local infection cleared Mycobacteria contained or eliminated (acquired immunity); IGRA test positive

Primary tuberculosis Localized in lung, tonsil or intestine (ileum and/or caecum)

Primary tuberculosis complex Ghon focus plus lymphangitis plus regional lymphadenitis (hilar or mesenteric); IGRA test positive

1-5% of cases Local spread to surrounding tissues and adjacent organs

90-95% of cases Containment (acquired immunity)

Extra-pulmonary tuberculosis Tuberculosis of meninges, brain, bones, mucles, liver, spleen, adrenals, lymph nodes, urological tract, reproductive tract, skin and other organs (Biopsies, fne needle aspirates, CSF, urine, pleural fluid are usually GeneXpert and culture positive for Mtb)

Localized progressive primary tuberculosis Pulmonary tuberculosis: pneumonia, consolidation, small cavities and effusion Intestinal tuberculosis: ileal and caecal ulcers, granulomatous inflammation (Sputum and tissue biopsies are usually GeneXpert and culture positive for Mtb)

Reactivation Risk factors such as HIV, immunosuppression, smoking, malnutrition, diabetes and stress

Latent TB infection Mycobacteria contained within granulomas (no clinical disease): IGRA test positive

Secondary tuberculosis

Secondary infection (re-infection) Inhalation of M. tuberculosis-infected aerosol or ingestion of M. bovis-infected milk and/or other dairy products

14

IA: e-Magazine

1-5% of cases Haematogenous and lymphatic spread with widespread dissemination

Reactivation Risk factors such as HIV, immunosuppression, smoking, malnutrition, diabetes and stress


Latar Belakang Tuberkulosis atau yang sering disebut TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus penderita TB tertinggi ke tiga di dunia dan bahkan disebut negara endemis TBC. Secara historis, kasus TB tertua di Indonesia tercatat pada salah satu relief di candi Borobudur. Intervensi pengendalian TB dimulai sejak zaman orde lama dengan dibentuknya Lembaga Pemberantasan Penyakit Paru-paru (LP4), kemudian pada tahun 1969-1973 tercetuslah program pemberantasan dengan program pencegahan TB, seperti imunisasi BCG yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Pemberantasan Pengendalian dan Penyakit Menular (P4M) Depkes RI. Dimulai tahun 2006, dilakukan survei resistensi obat yang kali pertama dilakukan di Indonesia dan program Nasional berupa Pengendalian TB Resistensi Obat di Indonesia mulai diberlakukan. Tuberkulosis sebagai penyakit menular juga menjadi salah satu target Rencana Nasional Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Selain itu, terdapat ancaman lain yaitu, TB Multidrug-Resistant (TB-MDR). TBMDR merupakan istilah sebuah kondisi yang mana terjadi kekebalan terhadap jenis obat lini pertama yang diyakini paling ampuh mengobati TB. Hal ini erat kaitannya dengan penanganan yang kurang tepat, seperti kepatuhan penderita dalam pengobatan, termasuk keteraturan dalam konsumsi obat. Seiring berjalannya waktu, kasus pertama Covid-19 diumumkan pada awal tahun 2020 dan belum selesai satu tahun kemudian. Dengan adanya pandemi, terdapat tantangan baru yang timbul secara mendadak pada banyak aspek. Khususnya pada pelayanan kesehatan. Beban kerja yang diemban fasilitas kesehatan semakin berat dan berujung pada terganggunya layanan penyakit selain Covid-19 termasuk TB. Salah satu layanan yang terganggu pada era pandemi ini adalah program pengawasan minum obat teratur dengan bukti peningkatan angka kasus resistensi obat. Pada satu sisi, TB dan Covid-19 merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan. Gejala yang ditunjukkan kedua penyakit tersebut juga sama, namun jelas memiliki banyak perbedaan dari etiologi, diagnosis dan tatalaksana. Pemahaman masyarakat akan kedua penyakit tersebut masih belum maksimal. Maka dari itu, edukasi mengenai kedua penyakit tersebut merupakan sebuah urgensi yang harus diangkat guna terciptanya penekanan angka kedua penyakit tersebut.

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

15


Status Quo

Situasi TBC saat Pandemi Covid-19 Berdasarkan data SITB per 16 Juli 2020, tercatat bulan Januari 2020 31.216 kasus, sedangkan bulan Juli 2020 11.839 kasus. Hal ini menandakan jumlah kasus TB di Indonesia mengalami penurunan yang besar. Sebaliknya capaian data kasus resistensi obat mengalami peningkatan, tercatat pada Triwulan 1-2 tahun 2020 sejumlah 5398 kasus TB resisten obat anak dan dewasa. Berdasarkan data WHO, secara global tercatat 1.400.000 orang meninggal karena TB pada tahun 2019.

Manajemen dan Perencanaan Tuberkulosis selama Masa Pandemi

Mengacu pada Surat Edaran nomor HK 01.02/III/9753/2020, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Protokol tentang Pelayanan Tuberkulosis selama masa pandemi Covid-19 sebagai acuan tatalaksana TBC di fasyankes secara komprehensif, aspek yang dibahas adalah manajemen dan perencanaan, kewaspadaan pada layanan laboratorium, dan tambahan lampiran Alat Pelindung Diri. Pada surat edaran tersebut turut dicantumkan bahwa mekanisme pengawasan pasien TB Resistensi Obat menelan obat masih didelegasikan kepada petugas kesehatan terdekat tingkat fasilitas kesehatan. Pemerintah juga telah melakukan evaluasi secara daring terhadap kebijakan penerapan pelayanan TB selama masa pandemi dan dari evaluasi tersebut didapatkan bahwa terjadi gangguan pada pelayanan TB baik TB Sensitif Obat (SO) maupun TB Resisten Obat (RO) baik di wilayah zona merah dan bukan zona merah. Kegiatan penemuan kasus pada masyarakat yang dilakukan di masa pandemi tetap dilakukan melalui sosialisasi dan skrining TBC berbasis daring yang dibantu oleh kader komunitas. Namun, dalam pelaksanaannya masih ditemukan kendala karena masyarakat belum familiar dengan mekanisme daring yang dijalankan.

Imunisasi yang Tertunda di Masa Pandemi

Tercatat bahwa pelaksanaan imunisasi pada balita menurun hingga 35 persen. Sebanyak 84 persen fasilitas kesehatan juga melaporkan pelayanan imunisasinya terganggu. Dengan tingginya angka tersebut, menunjukkan bahwa imunisasi balita secara general menjadi sebuah tantangan sendiri di masa pandemi khususnya dalam penanganan TB. Sebagaimana kita tahu bahwa TB merupakan sebuah penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi BCG ketika bayi berusia kurang dari 3 bulan dan hanya dilakukan sekali seumur hidup. Apabila dalam rentang umur 3 bulan bayi tidak mendapatkan imunisasi tersebut, maka sang bayi melewatkan waktu terbaik untuk mendapatkan antibodi melawan TB. Karena di luar rentang waktu tersebut, efektivitas dari vaksin BCG akan menurun. Maka dari itu, imunisasi yang tertunda saat pandemi merupakan sebuah permasalahan yang harus diperhatikan lebih lanjut guna menekan angka kejadian TB.

16

IA: e-Magazine


Bagaimana cara membedakan TB & Covid-19?

Menurut data Kemenkes, estimasi kasus TBC di Indonesia mencapai 845.000 jiwa dan yang telah ditemukan sekitar 69 persen atau sekitar 540.000 jiwa. Angka kematian penyakit TBC juga cukup tinggi, yaitu ada 13 orang per jam yang meninggal karena TBC. Kasus yang belum ditemukan juga memiliki potensi penularan yang sangat tinggi, sama seperti COVID-19. Walaupun sama-sama berbahaya dan menular melalui droplet serta saluran pernapasan, ada beberapa perbedaan antara TBC dengan COVID-19. Berikut tabel perbedaannya TBC

COVID-19

TBC atau tuberkulosis disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882.

COVID-19 atau Coronavirus Disease-2019 merupakan coronavirus jenis baru yang ditemukan tahun 2019 yaitu virus Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

Menyerang saluran pernafasan dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya (TBC tulang, kelenjar, dsb).

Menyerang saluran pernafasan.

Termasuk penyakit menular.

Termasuk penyakit menular.

Ipenularan TBC melalui percikan saat pasien TBC batuk, bersin dan bicara keluar ke udara dan terhirup oleh orang lain.

Penularan COVID-19 melalui percikan saat orang yang telah terinfeksi bersin, batuk, melalui tetesan dari hidung, dan menempel di sebuah benda dan permukaan, kemudian disentuh orang yang sehat lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya.

Pengobatan dengan Obat Anti Tuberkulosis Belum ada pengobatan khusus yang efektif (OAT) minimal 6 bulan. untuk COVID-19.

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

17


Gejala

Covid-19

TBC

Demam

Sering dikeluhkan terus menerus tanpa sebab yang jelas dengan suhu < 38°C

Sering dikeluhkan dengan suhu >38°C

Sakit kepala

Tidak ada

Dapat dikeluhkan

Letih/lelah

Sering dikeluhkan

Sering dikeluhkan

Batuk

Batuk kronik dapat berlangsung > 2 minggu

Batuk tiba-tiba dan kering, akan berdahak pada kasus yang berat

Nyeri tenggorokan

Sering dikeluhkan

Pernah dilaporkan

Berat badan turun

Sering dikeluhkan

Tidak ada

Keringat malam

Often reported

Tidak ada

Nafsu makan menurun

Sering dikeluhkan

Tidak diketahui

Sesak nafas

Ada namun konstan

Sesak akan memburuk dalam hitungan hari

Diagnosis

Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan sampel dahak

Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan sampel swab hidung

Vaccine

Vaksin BCG

Vaksin Sinovac,Vaksin OxfordAstraZeneca, Vaksin Sinopharm, Vaksin Moderna, Vaksin PfizerBioNTech, Vaksin Novavax, dan Vaksin yang ditetapkan oleh PT Bio Farma

Penyakit tuberkulosis lebih berisiko terjadi pada mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti HIV, diabetes, serta perokok dan juga dipengaruhi oleh faktor usia (balita dan lansia). Individu yang memiliki faktor risiko dengan TBC aktif akan cenderung memiliki TB berat hasil akhir yang buruk (kemungkinan dapat menyebabkan kematian). Semua orang dan seluruh rentang umur dapat berisiko terinfeksi Covid-19, terlebih lagi pada orang yang immunocompromised dan merokok. Orang yang memiliki penyakit penyerta juga memiliki risiko untuk mengalami Covid-19 yang lebih parah.

18

IA: e-Magazine


Bagaimana apabila penyintas Tuberkulosis terinfeksi Covid-19?

Hingga saat ini belum ada pengobatan yang direkomendasikan untuk mengatasi Covid-19, pengobatan yang diberikan merupakan pengobatan suportif sesuai dengan gejala yang dialami pasien. Saat ini, banyak uji coba pengobatan yang sedang dikembangkan terkait COVID-19. Pasien TB tetap dapat melanjutkan pengobatan TB karena belum ada bukti yang menunjukkan bahwa OAT dapat meningkatkan risiko Covid-19. Namun, apabila penyintas TB terinfeksi Covid-19, prognosisnya akan menjadi lebih buruk. Terlebih lagi apabila pengobatan TB terganggu. Sedikit catatan untuk pasien TB yang terinfeksi COVID-19, perlu menginformasikan kepada petugas pelayanan kesehatan bahwa saat ini tengah menjalani pengobatan TB, sehingga petugas kesehatan dapat memastikan tidak ada interaksi obat antara Obat TB yang sedang dikonsumsi dengan obat-obatan yang akan diberikan.

Apa yang harus dilakukan penyintas TB pada masa pandemi?

Pasien TB di masa pandemi yang masih dalam masa pengobatan harus tetap menekankan minum obat teratur dan tetap menjaga daya tahan tubuh. Sebab, yang ditakutkan jika pasien TB tidak patuh terhadap obat yang diberikan akan menimbulkan Tuberkulosis resisten obat (multidrugresistant tuberculsosis, MDR-TB). Tuberkulosis resisten obat (multidrugresistant tuberculsosis, MDR-TB) merupakan masalah yang terus berkembang dan mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia terlebih lagi di era pandemi. Secara global, estimasi insiden kasus baru MDR-TB terlapor sebesar 3,7%, sementara insiden kasus TB dengan riwayat pengobatan sebanyak 20%. Ketidaktaatan pasien TB dalam minum obat secara teratur tetap menjadi hambatan untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi. Tingginya angka putus obat akan mengakibatkan tingginya kasus resistensi kuman terhadap obat antituberkulosis (OAT) yang membutuhkan biaya dan lama pengobatan yang lebih besar.

Resistensi Obat Antituberkulosis

Secara umum, resistensi terhadap obat antituberkulosis terbagi atas : • Resistensi primer, apabila pasien sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan TB • Resistensi sekunder, bilamana pasien memiliki riwayat pengobatan • Resistensi inisial, jika riwayat pengobatan tidak diketahui dengan pasti

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

19


Berdasarkan hasil uji kepekaan OAT, terdapat 5 kelompok TB resistan OAT yaitu : 1. Monoresistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja. 2. Po l y r e s i s t a n ( T B P R ) : r e s i s t a n terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan 3. Multi drug resistant (TB MDR) : resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan. 4. Extensive drug resistant (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin). 5. Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain.

Untuk penanganan pasien TB resisten obat diobati dengan OAT lini kedua atau obat cadangan. Obat lini kedua ini tidak se-efektif OAT lini pertama dan menyebabkan lebih banyak efek samping. Strategi pengobatan sebaiknya berdasarkan data uji kepekaan dan frekuensi penggunaan OAT di negara tersebut. Berikut beberapa strategi pengobatan MDR-TB: • Pengobatan standar. Data survei resistensi obat dari populasi pasien yang representatif digunakan sebagai dasar regimen pengobatan karena tidak tersedianya hasil uji kepekaan individual. Seluruh pasien akan mendapatkan regimen pengobatan yang sama. Pasien yang dicurigai mengidap MDR-TB sebaiknya dikonfirmasi dengan uji kepekaan. • Pengobatan empiris. Setiap regimen pengobatan dibuat berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya dan data hasil uji kepekaan populasi representatif. Biasanya, regimen pengobatan empiris akan disesuaikan setelah ada hasil uji kepekaan individual. • Pengobatan individual. Regimen pengobatan yang dilakukan berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya dan hasil uji kepekaan

20

IA: e-Magazine


Pencegahan TB Vaksin BCG

Pemberian vaksin BCG dapat mengurangi risiko TB sampai dengan 50 persen, bahkan terdapat penelitian yang menyatakan bahwa vaksin BCG dapat mencegah komplikasi TB yang lebih buruk dengan efektivitas 70 sampai 80 persen. Vaksin untuk tuberkulosis (TB) dikenal dengan nama BCG (bacille Calmette-Guérin) mengandung bentuk lemah bakteri (kuman) yang menyebabkan TB. Karena bakteri ini dilemahkan, bakteri ini tidak menyebabkan TB dalam diri orang yang sehat, sebaliknya berguna untuk membentuk perlindungan (imunitas) terhadap TB. Pemberian vaksinasi BCG dianjurkan untuk bayi yang baru lahir hingga berusia dua bulan karena kelompok usia ini yang paling efektif untuk menerima vaksin BCG. Orang dewasa juga diperbolehkan menerima vaksin BCG jika belum diberikan semasa anak-anak. Meski demikian, efektivitas vaksin ini pada orang dewasa akan lebih rendah, sehingga jarang dianjurkan. Kecuali, bagi mereka yang berisiko tinggi, seperti petugas medis yang menangani pasien TB.

Menjaga Imun Tubuh Tentunya dalam pencegahan TB selain Vaksinasi BCG, yang paling penting juga adalah bagaimana menjaga imunitas tubuh. Jika orang memiliki imun tubuh yang kuat, maka semakin kecil kemungkinan untuk tertular penyakit TBC. Sebaliknya, orang dengan imun tubuh lemah akan lebih mudah terinfeksi, terlebih lagi dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya aktivasi kembali bakteri yang sudah dorman. Menjaga imunitas tubuh dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup yang sehat agar bisa membantu dalam hal pencegahan dan pengobatan penyakit TB. Untuk itu ada beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain : • Mengonsumsi makanan bergizi serta menjaga pola makan teratur • Olahraga dengan intensitas sedang agar dapat menstimulasi berbagai parameter yang berhubungan dengan imunitas seluler sehingga dapat menurunkan risiko infeksi • Tidak merokok • Menggunakan masker dan memakainya secara benar ketika keluar rumah agar mengurangi risiko terpapar bakteri maupun virus lainnya dari orang lain • Tutup area mulut saat batuk dan bersin sesuai etika bersin yang baik • Jangan buang dahak sembarangan • Rajin mencuci tangan menggunakan air dan sabun ataupun menggunakan alcohol 70% minimal 20 detik dengan 6 langkah

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

21


22

IA: e-Magazine


Referensi

1. Asry A. 2014. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah. “Masalah Tuberkulosis Resisten Obat”. 2. Ayu I. 2020. Jurnal Kedokteran Unram. “Respon Imun Olahraga”. 3. Indonesian BCG vaccination fact sheet • https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200324/0633499/pasien-tbcharus-lebih-waspadai-corona/ • https://yki4tbc.org/ • https://www.who.int/teams/global-tuberculosis-programme/covid-19 • https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/dashboard-tb/ 4. Harrison https://tbindonesia.or.id/informasi/tentang-tbc/sejarah-tbc-di-indonesia/ accessed on 13.08 WITA 07-03-2021 5. https://kebijakankesehatanindonesia.net/25-berita/berita/3587-indonesia-bebas-tbmampukah-kita accessed on 13.39 WITA 07-03-2021 6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018 7. Buletin Eliminasi Tuberkulosis Volume 1 2020 8. Colditz GA, Brewer TF, Berkey CS, Wilson ME, Burdick E, Fineberg HV, Mosteller F. Efficacy of BCG vaccine in the prevention of tuberculosis. Meta-analysis of the published literature. JAMA.1994 Mar 2;271(9):698-702. PMID: 8309034. https://www.nhs.uk/conditions/vaccinations/bcg-tuberculosis-tb-vaccine/ 9. Yue Z, Qing Y, Jingwei C, Bingzi D, Wenshan L, Liyan S, Yangang W. Comorbidities and the risk of severe or fatal outcomes associated with coronavirus disease 2019: A systematic review and meta-analysis, International Journal of Infectious Diseases, Volume 99, 2020, Pages 47-56, ISSN 1201-9712, https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.07.029. 10.https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 11. https://www.who.int/docs/default-source/hq-tuberculosis/covid-19-tb-clinical 12.management-info-note-dec-update-2020.pdf?sfvrsn=554b68a7_0 13.Mousquer GT, Peres A, Fiegenbaum M. Pathology of TB/COVID-19 Co-Infection: The phantom menace. Tuberculosis (Edinb). 2021;126:102020. doi:10.1016/j.tube.2020.102020

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

23


Strip Comic

You Do What You See

24

IA: e-Magazine


The end Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

25


Setahun COVID-19 di Indonesia

Bagaimana Mitigasinya? 26

IA: e-Magazine


Tanggal 2 Maret 2021 menjadi tanggal tepat satu tahun setelah ditemukannya kasus pertama Corona Virus Disease 19 (COVID-19) di Indonesia. Berikut adalah kilas balik kebijakan selama setahun perjalanan COVID-19 di Indonesia. 02/03/ 2020

11/03/ 2020

17/03/ 2020

31/03/ 2020

02/04/ 2020

13/04/ 2020

20/05/ 2020

11/07/ 2020

21/07/ 2020

07/10/ 2020

06/01/ 2021

09/02/ 2020

Kasus pertama terdeteksi di Depok

WHO menyatak an COVID19 sebagai pandemi

Indonesia menyatak an COVID19 sebagai bencana nasional

PP Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID19) terbit

Indonesia menghentikan kunjungan dan transit WNA

Indonesia menetapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 melalui Keppres Nomor 12 Tahun 2020 sebagai pelaksana penanggulangan COVID-19

Pemerintah menerbitkan istilah new normal dalam rangka mengurangi pembatasan dan memulihkan ekonomi melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ MENKES/ 328/2020

Pemerintah mengklarifikasi istilah new normal dengan mengganti nya menjadi adaptasi kebiasaan baru

Gugus Tugas dibubarkan dan fungsinya digantikan oleh KPCPEN (Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) yang dipimpin oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto

Pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 99 Tahun 2020 untuk mengatur program vaksinasi

Pemerintah mengeluarkan istilah baru lagi, yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diatur pada Inmendagri Nomor 1 Tahun 2021

Pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 14 Tahun 2021 yang mewajibkan masyarakat yang sudah terdata oleh Kemenkes untuk divaksinasi dengan pengecualian tertentu

Penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia tidak luput dari kekurangan. Terdapat berbagai hal yang dapat dijadikan evaluasi bagi Pemerintah Indonesia. Evaluasi pertama perjalanan COVID-19 di Indonesia dimulai dari pernyataan pejabat pemerintah mengenai adanya virus ini di Indonesia.

Reaksi Awal Pemerintah "Ya Harvard suruh ke sini. Saya suruh buka pintunya untuk melihat. Tidak ada barang yang ditutupi," ujar m a nt a n M e nt e r i Kesehatan, Terawan Agus P u t r a nt o ( 1 1 / 2 / 2 02 0 ) menantang Har vard University untuk membuktikan langsung riset yang memprediksi virus corona seharusnya sudah masuk ke Indonesia.

"Tapi guyonan sama Pak Presiden ya, insya Allah ya, COVID-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya (17/2/2020) saat berpidato dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-74 di UGM, Yogyakarta.

"Corona? Corona masuk Batam? Hah? Mobil Corona. Corona kan sudah pergi dari Indonesia," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan (10/2/2020) mengenai isu enam orang yang diduga terinfeksi COVID-19 dan masuk ke Batam.

Alih-alih memulai mitigasi secara maksimal, para pejabat pemerintahan cenderung seperti bercanda akan eksistensi virus ini. Melalui pernyataan-pernyataan tersebut, pemerintah terlihat seperti “menunggu” COVID-19 masuk terlebih dahulu ke Indonesia sebelum menjalankan mitigasi yang optimal dan maksimal.

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

27


Pembatasan Sosial Berskala Besar

Evaluasi lainnya adalah mengenai pemerintah yang memilih PSBB alih-alih Tindakan Kekarantinaan Kesehatan sebagai ujung tombak penanganan COVID-19. Padahal, PSBB hanya satu bagian dari empat Tindakan Kekarantinaan Kesehatan (UU Nomor 6 Tahun 2018) yang meliputi: 1. Karantina, isolasi, pemberian vaksinasi atau profilaksis, rujukan, disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi; 2. Pembatasan Sosial Berskala Besar; 3. Disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau deratisasi terhadap Alat Angkut dan Barang; dan/atau 4. Penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan.

Pemerintah seolah-olah hanya mengambil sebagian dari UU Kekarantinaan Kesehatan. Hal ini tercermin dari tidak adanya prosedur ketat di pintu masuk yang diatur di PP PSBB, padahal prosedur ini diatur di Bab VI UU Kekarantinaan Kesehatan. Selain itu, amanah UU Kekarantinaan Kesehatan perihal pemenuhan hak setiap warga negara dalam kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat tidak dimasukkan ke dalam PP PSBB. Sebaliknya, dalam pelaksanaan karantina wilayah yang tercantum dalam UU Kekarantinaan Kesehatan, kebutuhan hidup dasar masyarakat dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.

New Normal

Mengenai komunikasi, pemerintah menerbitkan istilah new normal dan baru diklarifikasi dalam waktu hampir 2 bulan kemudian menjadi adaptasi kebiasaan baru. Secara esensial, kedua hal tersebut merupakan hal yang sama. Namun, syarat new normal dari WHO adalah sebagai berikut: • Angka kasus per hari menurun • Kapasitas fasyankes tercukupi • Risiko penularan yang kecil pada lingkungan rentan penularan (infeksi nosocomial) • Tempat kerja dapat melaksanakan langkah preventif mencegah penularan (3M) • Risiko kasus impor dapat dikendalikan • Masyarakat harus dilibatkan

28

IA: e-Magazine


Dalam penerapannya, adaptasi kebiasaan baru belum dapat menurunkan jumlah kasus. Hal ini diprediksi disebabkan oleh penerapan adaptasi kebiasaan baru atau new normal harus memenuhi keenam syarat tersebut. Indonesia seolah-olah mengharapkan penurunan jumlah kasus dengan penerapan adaptasi kebiasaan baru, padahal adaptasi kebiasaan baru seharusnya dilaksanakan berbarengan atau bahkan didahului dengan penurunan kasus per hari sesuai dengan syarat pertama new normal dari WHO.

Testing, Tracing, and Treatment

Penerapan testing, tracing, dan treatment (3T) di Indonesia sendiri masih sangat jauh dari harapan. Sejatinya, kemampuan testing belum tersebar merata di seluruh daerah di Indonesia dan masih cenderung salah sasaran. Kebanyakan angka testing di Indonesia masih diperoleh dari mereka yang ingin melakukan perjalanan, bukan dari mereka yang merupakan suspek COVID-19.

"Kita itu enggak disiplin, cara testing-nya salah. Testing banyak, tapi kok naik terus, habis yang dites orang kayak saya. Setiap mau ke presiden dites. Barusan saya di-swab. Seminggu bisa lima kali swab karena masuk Istana," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah diskusi di Youtube (20/1/2021). Tracing seharusnya dilakukan kepada 30 kontak erat selama seminggu terakhir, tetapi di Indonesia rata-rata hanya didapatkan 4 kontak erat, itupun dari 3 minggu terakhir. Hal ini diakui sendiri oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin (22/1/2021). Pelaksanaan treatment sendiri juga membutuhkan kemantapan dari testing dan tracing, tetapi masih diperlukan adanya pengawasan dari pihak tertentu, terlebih terhadap pasien dengan gejala berat dan pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

29


Epilog Untuk menangani pandemi COVID-19 di Indonesia kedepannya, masalah-masalah yang sudah ada harus diperbaiki. Edukasi perihal adaptasi kebiasaan baru sudah dilaksanakan secara rutin. Walaupun demikian, harus diakui bahwa belum ada penurunan kasus secara signifikan. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia harus terus melakukan tindakan preventif. Pelaksanaan testing yang tepat sasaran, tracing dengan kapasitas ideal, dan treatment yang baik sebagai ujung tombak penanggulangan COVID-19 di Indonesia harus dimaksimalkan oleh Pemerintah. Kesuksesan program vaksinasi yang sudah dimulai sangat ditentukan oleh partisipasi publik. Pemerintah perlu melakukan komunikasi publik yang baik dengan gencar guna mengedukasi dan memperkuat kepercayaan publik untuk mengikuti vaksinasi. Komunikasi yang efektif untuk mendampingi kebijakan sanksi bagi penolak vaksinasi sangat diperlukan sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

30

IA: e-Magazine


Referensi

1. Government Regulations No. 21. 2020. Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam R a n g k a Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) 2. Law No. 6. 2018. Kekarantinaan Kesehatan 3. CNN Indonesia. 2021. Menggugat Strategi 3T Pemerintah Tangani Pandemi C o v i d - 1 9 . [online] Available at: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210202135111-20601346/menggugat-strategi-3t-pemerintah-tangani-pandemi-covid-19 [Accessed on 27 Feb 2021]. 4. CNN Indonesia. 2021. Menkes Akui Salah Sasaran Tes Corona dan Kacau Data K e m e n k e s . [online] Available at: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210123113554-20597473/menkes-akui-salah-sasaran-tes-corona-dan-kacau-data-kemenkes [Accessed on 27 Feb 2021]. 5. CNN Indonesia. 2021. Menkes Tantang Harvard Buktikan Virus Corona di Indonesia. [ o n l i n e ] Available at: https:// www.cnnindonesia.com/nasional/202002111 95637-20473740/menkes-tantang-harvard-buktikan-virus-corona-di-indonesia [Accessed on 27 Feb 2021]. 6. Hikam, H., 2021. Canda Luhut saat Ditanya Corona Masuk Batam: Mobil?. [online] detikfinance. Available at: https://finance.detik.com/ berita-ekonomi-bisnis/ d4893152/canda-luhut-saat-ditanya-corona-masuk-batam-mobil [Accessed on 27 Feb 2021]. 7. Pranita, E., 2021. Menkes Sebut Testing Covid-19 Indonesia Salah, Ini Kata Epidemiolog. [ o n l i n e ] KO M P A S . c o m . Av a i l a b l e a t : h t t p s : / / w w w . k o m p a s . c o m / s a i n s / read/2021/01/22/194157323/menkes-sebut-testing-covid-19-indonesia-salah-ini-kataepidemiolog [Accessed on 27 Feb 2021]. 8. Saubani, A., 2021. Kelakar Menhub: Kita Kebal Corona karena Doyan Nasi Kucing. [ o n l i n e ] Republika Online. Available at: https://republika.co.id/berita/q5ul4k409/kelakar-menhubkita-kebal-corona-karena-doyan-nasi-kucing [Accessed on 27 Feb 2021]. 9. Thomas, V., 2021. Menkes: Kemampuan Contact Tracing Corona Indonesia di Bawah Standar. [online] tirto.id. Available at: https://tirto.id/menkes-kemampuan-contacttracing-corona-indonesia-di-bawah-standar-f89T [Accessed on 27 Feb 2021].

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

31


Merch

Catalogue Tumblr #T1

#Tw1

#Tw2

#T2

#Tw3

#Tw4

Keychain #C1

#K1

32

IA: e-Magazine

#C2

#K2

#T3

#T5

#T4

Phone Case

#C1

#C3

#K3

#C2

#C3

#C4

#C4

#K4

T-Shirt


Size Chart Size

Width (cm)

Height (cm)

S

47

66

M

50

69

L

53

72

XL

56

74

XXL

59

76

XXXL

62

80

Size

Width (cm)

Height (cm)

S

47

67

M

50

70

L

53

73

XL

56

75

XXL

59

77

Height

Width

#Black

#White

#Sport Grey

#Millitery Green #Red Heather

Height

Width

Alur Pemesanan #Black

#White

#Sport Grey

#Millitery Green

1. Buka akun instagram @garmed.ismki 2. Pilih merch yang tersedia di katalog 3. Klik LINK.TREE yang ada di BIO 4. Pilih opsi tempat anda ingin memesan (Shopee, WA, dll) 5. Isi data sesuai merch yang anda inginkan 6. Konfirmasi ke CP untuk mendapatkan TOTAL Payment 7. Lakukan pembayaran 8. Kirim bukti transfer ke CP

Scan Me for order

or find us: @garmed.ismki

Instagram

Shopee

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

33


Tea Time with

U N I PA Fakultas Kedokteran, Universitas Papua Sorong, Papua Barat

34

IA: e-Magazine


Hello guys! Untuk edisi kali ini, kita berkesempatan untuk mengenal lebih jauh bagaimana kuliah kedokteran di Papua dengan berbincang bersama Ketua dan Wakil Ketua BEM Fakultas Kedokteran Universitas Papua, yaitu Kak Arsen dan Kak Owen.

UNIPA secara umum? Universitas Papua (UNIPA) adalah universitas yang ada di Sorong, Papua Barat. Dosen yang mengajar dari berbagai daerah, dulu masih diampu oleh dosen dari universitas lain contohnya dari Universitas Indonesia. Fakultas Kedokteran UNIPA ada sejak 2014, masih tergolong baru dan banyak hal yang perlu dibenahi dan dikembangkan.

Kak Arsen

Ketua BEM FK UNIPA

Ciri Khas

UNIPA dibandingkan dengan universitas lain, khususnya ciri khas FK?

Kultur dan budaya di Papua sangat banyak, ada lebih dari 200 suku, diversitas paling tinggi dibanding wilayah Indonesia yang lain. Walaupun penduduk Papua hanya sekitar 2 juta lebih, tapi sangat beragam dan kita semua dipersatukan oleh NKRI. Selain itu juga menurut dosen, bahwa kami berbeda dengan daerah lain yang lebih banyak kuliah murni. Mahasiswa FK UNIPA harus kuliah dan memiliki tanggung jawab mengabdi kembali ke daerah, hal ini yang membuat kami termotivasi.

Kak Owen

Wakil Ketua BEM FK UNIPA

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

35


Bagaimana

kehidupan organisasi di FK UNIPA? Organisasi di FK UNIPA sendiri hampir sama dengan fakultas kedokteran lain di Indonesia. BEM FK UNIPA berdiri sejak 2014, menjadi organisasi tertinggi kemahasiswaan di tingkat fakultas, saya adalah ketua BEM yang ke-5. Memiliki divisi TIK, PSDM, Pengmas, Pendpro, Kerohanian Kristen dan Islam, Dana Usaha, Minat dan Bakat. Selain divisi, ada juga unit yang berada di bawah naungan BEM tetapi memiliki aturan unitnya tersendiri, seperti tari, paduan suara, dan futsal. Unit tersebut akan diberdayakan oleh BEM apabila ada event-event. Ada juga komunitas-komunitas seperti Badan Penelitian FK UNIPA.

Apa saja

program kerja unggulan BEM FK UNIPA Dari divisi Pengmas, melakukan kegiatan pengabdian ke masyarakat kampung Wilti di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Kegiatan ini sangat didukung oleh pihak Universitas karena sejalan dengan mottonya “Pro Humanitate Scientea” yang ar tinya ilmu untuk kemanusiaan. Dalam program ini kami akan memberikan pembinaan-pembinaan di bidang kesehatan agar human and community development index dapat meningkat. Divisi PSDM melakukan LKMM lokal secara online serta kaderisasi organisasi. Sedangkan dari divisi pendpro mempersiapkan delegasi untuk kompetisi karena proses pendidikan membentuk karakter mahasiswa yang unggul. Dalam pilmapres banyak yang juara. Dalam bidang non akad emik, lomba basket perempuan juara di Kabupaten Manokwari. Hal ini menghilangkan stigma bahwa anak kedokteran tidak hanya belajar tapi juga mengembangkan skill lain. Selain itu, ada 5 orang yang menjadi pengurus ISMKI dan BAPIN. Sangat berharap ISMKI sebagai wadah mahasiswa kedokteran bisa menjadi pemersatu universitas se-Indonesia agar bisa saling mengenal.

36

IA: e-Magazine


Apakah letak geografis yang jauh dari ibukota menjadi kendala?

• Karena universitas kami sudah di kota, jadi tidak terkendala distribusi alat kesehatan dan pembelajaran. Segi geografis memang sangat jauh dari wilayah Jawa, sehingga komunikasi, kerjasama, kurang terasa karena jauh. Situasi pandemi membawa hal yang baik untuk segi komunikasi bisa bertemu langsung di Zoom dan bisa bersatu saling mengenal. • Terkait tenaga kesehatan di Papua kurang dari segi kuantitas terutama dokter spesialis, sampai dinas kesehatan menggelar lelang. Tenaga kesehatan jarang yang mau ke Papua karena alasan geografis, terutama daerah konflik, kurang gizi (terkait dengan faktor kenyamanan dan keselamatan kerja). • Untuk pendidikan klinis, belum ada RS pendidikan di Papua Barat, beberapa stase harus ke Makassar. Angkatan pertama tahun 2014 sedang koas dan masih ada kendala.

Harapan dan cita-cita

kakak sebagai mahasiswa FK UNIPA untuk kondisi kesehatan nasional dan khususnya tanah Papua?

Kak Owen : Putra Papua ingin jadi pemimpin dan juga dokter. Karena kebanyakan dokter di Papua bukan asli Papua, harapannya banyak putra Papua sadar diri untuk mengabdi menjadi dokter di tanah Papua. Dengan begitu t e n a g a m e d i s b e r t a m b a h d a n d a p at memberantas masalah kesehatan. Kak Arsen : Kesehatan di Papua Barat bisa semakin baik. Kami inilah harapannya, kami ingin belajar sungguh-sungguh dan berharap pemerataan pendidikan yang sama dengan wilayah lain. Kalau UNIPA ada masalah, kami berharap ISMKI bisa membantu. Sesuai visi FK UNIPA, ingin menjadi FK yang mandiri, berdaya saing, dapat melakukan pengabdian dengan penelitian tanaman herbal untuk masyarakat. Harapannya Papua semakin maju dengan masih banyaknya alam yang bisa dieksplor.

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

37


Biran Affandi Award VPI Award Presiden BEM Terkritis

Alif M. Sudarmanto

UNDIP

Presiden BEM Teraktif

Daffa Rizqi Fauzi

YARSI

Presiden BEM Terkontributif

Irfan Anugratama

UNPAD

CE Award Crisis Center Terbaik

PENGMAS BEM FK UNSRI

CE Wilayah Terbaik

Wilayah Satu

Presidem BEM Terkontributif

Regio Makassar

LD Award Kadept PSDM Insitusi Terbaik

38

Putu Diah Ananda P. A.

UNRAM

Institusi Terbaik

PSDM BEM FK UNSRI

Institusi Terkontributif

PSDM BEM FK UMJ

Peserta

PSDM BEM FK UNIB

Peserta

PSDM BEM FK UB

Project Kaderisasi Terfavorit

PSDM BEM FK UMS

Wilayah Terbaik

Wilayah Satu

IA: e-Magazine


VPAD Award

Best Staff ISMKI Periode 3

Ahmad Azmul UIN SH JKT Ferdinand Aprilianto Tannus UNIV. CIPUTRA Hanun Shafira Qatrunnada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Retno Nurul UNHAS

Muhammad Jefri UNBRAH

M. Iqbal Adi Pratikhsta UNSRI

Beatrice Purba UKRIDA

Astri Maulidya UNISMA

Annisa Ramadhanti Yusuf UNHAS

Visakha Widyadevi Wiguna UNRAM

Umar Yahya UNIB

Tjessica Gratia N. UNIBOS

Husna Fitria Mahmuddin UNIBOS

Best National Coordinator ISMKI Periode 3 Reza Rivaldy Aziz UKRIDA

Best Bidang ISMKI Periode 3 Information, Communication and Technology

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

39


Crossword 40

IA: e-Magazine


Theme: Medical Across 6. Impaired or death of substantia nigra 7. Type III hipersensitivity 9. Neural ascending tracts 11. Rectouterine excavation of women 12. Fracture on convex side, intact on the opposite

Down

1. Etiology of Malaria 2. Hepatic Macrophage 3. Diuretic-causing gynecomastia 4. Increase number of cells in an organ or tissue 5. Reentry loop bundle on WPW syndrome 8. Drug of choice for newborn TB prevention 10. Color receptor is called ... Cell

Previously Across 1. Evaluation 3. Screentime 6. Offline 7. Rakornas 10. Coordination

Down 2. Twenty 4. Communication 5. Commitment 8. Online 9. Creative

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

41


ISMKI @2021


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.