KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 1
CATATAN
dari REDAKSI
PENDIDIK KETIKA DINDING TOILET
BISA BERBICARA
Sepanjang 14 tahun berdirinya, tak terhitung kesan positif maupun kurang positif tentang SIT Insantama yang sampai ke tangan saya. Tapi kesan yang disampaikan oleh M. Ismail Yusanto Ustadz Arifin dari Malang tetap terasa berbeda. Ketua Yayasan Insantama Cendekia Ustadz Arifin datang bersama tim pada awal Januari lalu untuk persiapan pembukaan SDIT Insantama Cabang Malang. Seperti yang lain, Ustadz Arifin juga blusukan ke hampir seluruh bagian sekolah Insantama. Tujuannya untuk melihat secara langsung keadaan dan proses pendidikan yang berlangsung. Sebagai anggota tim, ia tentu punya kewajiban untuk memastikan bahwa keputusan untuk membuka SDIT Insantama Malang adalah tepat. Tibalah saat sesi penjelasan dan diskusi. Saya sendiri menyampaikan hal-hal pokok terpenting berkenaan dengan pembukaan cabang. Nah, ketika sesi diskusi itulah, Ustadz Arifin menyampaikan hal yang cukup mengejutkan. Katanya, “Afwan Ustadz, saya ingin menyampaikan kesan dan pujian. Dari segi fisik, sekolah Insantama pusat ini tidak ada yang istimewa. Di Malang banyak sekolah Islam yang secara fisik jauh lebih bagus. Termasuk sekolah yang saya pernah menjadi guru lebih dari 10 tahun. Tapi ada satu hal di sini yang menurut saya istimewa. Saya sudah masuk ke semua toilet dan kamar mandi, dan saya lihat semua dinding-dindingnya bersih. Tak ada sama sekali coretan-coretan. Ini berbeda dengan sekolah saya dulu. Dinding kamar mandi di sana menjadi tempat menumpahkan keluh kesah para santri di sana. Bahkan cacian dan makian kepada para guru dan ustadz juga tertumpah di situ.” Ia melanjutkan, “Menurut saya ini membuktikan hasil pembinaan kepribadian (syakhsiyyah) siswa di sekolah ini berjalan baik”. Di sana, katanya, penjagaan sangat ketat. Sekolah dikelilingi oleh tembok setinggi 4 meter, tapi tetap saja santri pada loncat keluar. “Di sini saya lihat tidak ada tembok, penjagaan di pintu gerbang juga biasa saja.” Begitulah, tembok toilet pun pun ternyata bisa menggambarkan hasil pembinaan. Dan Alhamdulillah, acara Launching SDIT Insantama Malang, yang dimeriahkan dengan acara talkshow dan parenting pada 1 Maret lalu telah berlangsung dengan lancar dan telah menerima 26 orang calon siswa angkatan 1. Ini menjadi cabang yang ke 10. Insya Allah segera menyusul akhir Maret ini cabang ke 11, yakni Insantama Ternate.[]
2 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Respon positif atas hadirnya Kabar Insantama terus bermunculan, bukan hanya dari orang tua siswa tetapi juga dari para stakeholder lainnya, mulai dari yang meminta penambahan halaman hingga ada yang ingin memasang iklan. Dan tentu saja saran untuk perbaikan tampilan pun terus berdatangan. Laksana remaja yang sedang membentuk jati diri, memang format tampilan Newsletter Kabar Insantama terus mengalami perubahan. Setiap edisi kami evaluasi saran perbaikan pun kami pelajari. Mulai dari edisi perdana hingga edisi ketiga yang kini berada di tangan Anda, perubahan begitu terasa, sebagai bukti kesungguhan kami untuk menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Sehingga newsletter kesayangan kita lebih menarik dan enak dibaca dan tentu saja tetap memberikan informasi untuk inspirasi. Selamat membaca! Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Redaksi PENANGGUNG JAWAB Ketua Yayasan Insantama Cendekia PEMIMPIN REDAKSI Mohammad Arif Yunus REDAKTUR PELAKSANA Joko Prasetyo REDAKTUR Nono Hartono, Iqbal Mauludi, Risma, Kurnia, Imam Bukhoiri DOKUMENTASI Yerri Yuan DISTRIBUSI Rahmat Muharram, Hendrik Newsletter Kabar Insantama merupakan media yang dipublikasikan oleh SIT Insantama untuk kalangan internal. Alamat Redaksi Jl. Hegarmanah IV Gunung Batu Kota Bogor. Telp. 0251.8363973. SMS & Whatsapp 0821.2000.2020. PIN BB 75F196F7. Email kabarinsantama@gmail.com. Website www.insantama.sch.id
GAGASAN
Peragaan permainan Sutet oleh tim guru SDIT Insantama
Susi Tri Styaningrum dan R Eti Siti Maryam
untuk terus mencoba dan mencoba hingga mampu menyelesaikan soal-soal tersebut dengan baik dan perfecto! Game ini terdiri dari beberapa kartu, setiap kartu terdiri dari 2 bagian; atas dan bawah; berupa pertanyaan dan jawaban. Bagian pertanyaan harus dijawab dengan menggunakan kartu lain, sementara bagian jawaban juga harus dipertemukan dengan pertanyaan yang sesuai dengan yang kartu lain. Kartu pertanyaan atau jawaban bisa berupa tulisan atau pun berupa gambar. Proses pencarian jawaban dan pertanyaan dari kartu lain inilah yang membuat proses permainan ini menarik, seru dan tegang. Diperlukan kecermatan dan kecepatan dalam proses pencariannya. Bila rangkaian kartu-kartu pertanyaan dan jawaban ini disusun dengan benar maka akan didapatkan rangkaian kartu jawaban dan pertanyaan yang akan berbentuk melingkar. Cara bermain kartu yang merubah metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher oriented) menjadi berpusat pada siswa (student
Seru dan Tegangnya Bermain Sutet
J
angan salah sangka dulu dengan judul di atas. Kami sama sekali tidak mengajak siswa siswa untuk bermain di bawah saluran udara tegangan listrik ekstra tinggi (SUTET). Sutet yang kami maksud adalah alat peraga proses pembelajaran mata pelajaran IPA yang didesain berupa permainan kartu domino yang dimodifikasi dengan menggantikan materi kartu domino dengan menggunakan soal-soal. Permainan kartu yang kami beri nama Sutet (SUsi Tri dan ETi), berfungsi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari materimateri IPA yang selama ini dikenal sulit untuk dipahami. Dengan permainan Sutet siswa diarahkan untuk memenuhi keinginan mereka
oriented) untuk aktif belajar tersebut cukup mudah dimainkan oleh beberapa individu atau pun beberapa kelompok. Tumpukan kartu harus dikocok terlebih dahulu, kemudian dibagikan pada masing-masing pemain/ kelompok dengan jumlah tertentu. Sejumlah kartu sisa, diletakkan di tengah arena permainan. Pemain pertama bisa ditentukan dengan cara suit atau gambreng, dan yang menang kemudian meletakkan kartu pertamanya. Pemain selanjutnya mencari kartu yang cocok untuk menjawab pertanyaan, jika tidak ada maka yang bersangkutan dapat mengambil kartu yang ada ditengah atau dilanjutkan oleh pemain berikutnya. Kartu yang diperkirakan sebagai jawaban kartu yang lain ditumpuk tepat di atas kartu pertanyaannya. Begitulah permainan berjalan seterusnya. Pemenang dalam permainan ini adalah pemain yang berhasil menghabiskan kartunya terlebih dahulu dan ini pertanda berhasil menjawab pertanyaan kartu lawan. Permainan ini akan berakhir jika kartu ini tersusun hingga membentuk lingkaran.[]
KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 3
SOSOK PRESTATIF
Budi Riyanto
Office Boy SIT Insantama Pusat
B
ila dibanding dengan sembilan office boy (OB) SIT Insantama Pusat lainnya, memang perawakan Budi Riyanto kecil karena lebih pendek dan lebih kurus, namun kesigapannya dalam menjalankan tugas tak kalah besarnya. Sejak pukul 06.00 WIB, Kang Budi OB, begitu sapaan akrabnya, sudah mulai menyapu dan mengepel lantai kelas. Sehingga sebelum siswa siswi masuk kelas semua lantai sudah kinclong. Sebenarnya kewajiban dia sudah selesai. Tapi lelaki kelahiran Bogor, 29 Desember 1979, tidak mau berleha leha, ia segera membantu parkir jemputan siswa siswi yang datang. Setelah semuanya beres. Ia segera menghampiri Koordinator OB Abdul Hadi. “Apalagi yang harus saya kerjakan?” ujarnya sambil tersenyum. Menurut Abdul Hadi cara kerja Budi cekatan, rajin, sabar, tidak pernah bolos, selalu hadir tepat waktu dan setiap kerjaan yang tidak bisa atau bingung selalu bertanya.
BANGGA
Jadi OB Di Insantama “Tidak milih-milih kerjaan, walau pun Kang Budi diminta untuk mengerjakan pekerjaan yang bukan kerjaan OB, beliau tetap mengerjakan sampai tuntas dengan ikhlas” bebernya. Makanya, OB yang multitalenta senang saja ketika diminta untuk membereskan pekerjaan yang bukan di divisi OB seperti memarkir mobil jemputan yang datang hampir berbarengan, atau menangani permasalahan yang tidak bisa dikerjakan oleh Boarding Insantama, seperti mesin air macet, listrik mati atau konslet, AC tidak dingin lagi dan lainnya. “Setiap kali ada keperluan keluarga yang urgent pun seperti nganter istri atau anak ke rumah sakit, Kang Budi selalu menyempatkan untuk menyelesaikan tugasnya dulu di sekolah, baru setelah itu beliau izin kepada saya,” tutur Abdul Hadi.
Aktif Berdakwah
Sejak dikontak aktivis dakwah Islam pada 2007, Budi aktif pula dalam jamaah dakwah. Menurut teman
satu pengajiannya Hendrik Yusuf, meski memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi secara verbal, Budi tetap berupaya aktif untuk ambil bagian dalam dakwah. “Misalnya, secara rutin memberikan buletin dakwah mingguan, tabloid dakwah dwi mingguan serta majalah dakwah bulanan yang ditujukan kepada Pak RT dan RW dilingkungan beliau tinggal,” ujarnya. Di samping itu, Budi pun menjadi andalan tim logistik dan teknisi dalam agenda dakwah di tempat lingkungannya tinggal. “Tak jarang Kang Budi juga diminta untuk tim pendukung agenda besar, seperti di bagian teatrikal dan juga teknisinya,” beber Hendrik. Meski bekerja dari jam 06.00 WIB – 17.00. WIB, malamnya Budi tidak langsung istirahat bila ada agenda dakwah, seperti mengikuti pengajian rutin pekanan atau pun memberikan kajian rutin pekanan, dll. “Karena sepemahaman saya dakwah dan mencari nafkah kedua-duanya wajib, dan kalau salah satu atau bahkan duaduanya ditinggalkan, dosa! Makanya
Dikira Masih Bujang saya berusaha biar dua-duanya tetap berjalan dan saya tidak dosa,” ujar Budi. Lantas apa yang dilakukan Kang Budi OB bila jadwalnya bentrok? “Saya ya minta izin kepada atasan, karena dakwah poros kehidupan kita. Kalau sudah izin, dan pengalaman selama ini, saya selalu dapat izin untuk aktifitas dakwah tersebut, Alhamdulillah,” ungkapnya sumeringah.
Bangga jadi OB
Meski tidak pernah terfikir apalagi bercita cita menjadi OB, Budi mengaku sangat bangga dengan pekerjaan yang digelutinya sejak September 2005. “Sangat bangga sekali!” tegas alumnus SMK Pertanian Bogor. Karena, menurut lelaki yang menikahi gadis dambaan hati Asih Kurniasih (32 tahun) pada 2007, hasil kerja OB sangat dihargai sekali dan dapat berpartisipasi untuk memajukan Insantama terutama di bidang ketertiban, kebersihan, keindahan, keamanan dan kekeluargaan (K5). Lelaki yang rumahnya tak jauh dari kompleks Insantama mengetahui ada lowongan ketika Ketua RW menyampaikan info ada lowongan sebagai tukang bersih bersih di sekolah. “Saya langsung respon dan membuat surat lamaran ke Insantama. Dan tidak lama setelah saya diterima, tanpa pikir panjang saya langsung keluar dari pabrik,” akunya. Selama hampir sepuluh tahun mengabdi, Budi mengaku tidak pernah merasa duka; suka sajalah yang selalu ada. “Saya menikmati pekerjaan saya. Guru, staf dan managemen di sini baik-baik semua dan pengertian. Istilah saya, Insantama ini rumah kedua saya dan semua staf Insantama keluarga
Bila melihat wajahnya yang nampak masih muda serta perawakannya yang kecil; pendek dan kurus, tak sedikit orang mengira Kang Budi belum punya anak; bahkan Ketua Yayasan Insantama Cendikia, Muhammad Ismail Yusanto menyangka masih bujang. Makanya, betapa kagetnya ia ketika pada awal tahun ajaran baru di 2014, Budi OB meminta keringanan untuk biaya sekolah anaknya. “Keringanan buat siapa?” ujar Ketua YIC. “Buat anak saya yang masuk SD...” jawab Budi OB dengan kalem. “Anak Mu? Lho memang Kamu sudah punya anak tho?” ujar Ustadz Ismail dengan nada tak percaya bahwa Budi OB ternyata sudah menikah bahkan sudah punya anak yang cukup gede karena mau masuk SD. Seperti bagi anak-anak guru dan karyawan tetap Insantama lainnya, sekolah di Insantama tidak dipungut biaya gedung dan pendidikan. Makanya, Ustadz Ismail heran dan kembali bertanya: “Keringan apa, kan sudah gratis semuanya?” Rupanya Budi OB meminta keringanan lagi terkait biaya barang-barang yang harus dibeli sendiri oleh pihak siswa (direct cost) termasuk seragam. Seragam SDIT Insantama memang cukup banyak yakni: putih merah; batik Insantama; putih putih; pramuka dan olah raga. Kalau ditotal ya mungkin buatnya biaya kelima stel seragam itu masih terlalu
saya,” ungkapnya tulus. Makanya ia selalu menolak tawaran pindah kerja dengan gaji yang lebih besar dari teman teman mau pun dari orang tua siswa. Bukan hanya Budi, anak dan istrinya pun merasakan hal yang sama. Sehingga kedua anaknya senang dapat sekolah di tempat ayahnya
berat. Dengan pertimbangan itu, Ustadz Ismail pun berkata: “Ya, okelah saya berikan...” Mimik wajah Budi terlihat senang sekali, seakan tak percaya. “Benar Ustadz?” “Iya!” jawab Ismail tegas. Setelah mengucapkan terima kasih, Budi pun meninggalkan ruang Ketua YIC dengan riang. Kepada Kabar Insantama, Ustadz Ismail mengaku senang melihat ada OB yang punya perhatian pendidikan kepada anaknya, yang bekerja penuh kesungguhan, penuh keriangan, disuruh kerja apa saja tidak pernah terdengar suaranya kecuali iya, iya, iya... sambil tertawa tawa kecil seperti yang kerap ditunjukkan Budi OB.[]
bekerja. “Wah, senang sekali!” ujar Aszkiya Nurul Fadhila (7 tahun), kelas satu SDIT Insantama Pusat. Sedangkan Taqiyuddin (5 tahun) baru duduk di PAUD Insantama Pusat. Dan rencananya Nurul Azmi (3 tahun), bila umurnya sudah mencukupi, akan mengikuti jejak kedua kakaknya.[]
LIPUTAN UTAMA
KETIKA PAHLAWAN ISLAM
SAMBUT SISWA INSANTAMA Hari pertama masuk sekolah setelah libur selama dua pekan, siswa siswi dan juga para orang tua yang mengantar dikejutkan dengan adanya tiga sosok pahlawan Islam di atas dudukan setinggi satu meter, Selasa (6/1) pagi di halaman depan SIT Insantama Pusat, Bogor, Jawa Barat.
M
ereka berkerumun mengelilingi ketiga sosok yang berpakaian khas kebesaran masing masing. Siswa dan juga orang tua membaca tulisan ditiap banner yang berisi keterangan singkat ketiga tokoh besar Islam. Yang satu bertuliskan Shalahuddin Al Ayyubi, panglima perang Islam yang membebaskan Palestina dari penjajahan Pasukan Salib; yang kedua bertuliskan Sultan Sulaiman Al Qanuni, khalifah Islam terkuat di masa Khilafah Utsmaniah yang menyatukan dua pertiga dunia di bawah naungan Islam; yang ketiga Laksamana Cheng Ho, penjelajah Muslim asal Cina dengan armada kapal kayu terbesar dan terbanyak hingga saat ini.
Tiga sosok pahlawan Islam menyambut siswa di awal semester di halaman depan SIT Insantama Pusat, Bogor, Jawa Barat (Selasa, 6/1/2015)
6 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
Tak sedikit pula orang tua siswa yang memotret kejadian langka tersebut. Di antara mereka bahkan ada yang sengaja berdiri di samping ketiga tokoh tersebut secara bergilir untuk difoto mejeng bersama (groupy). Namun tiba-tiba suasana menjadi histeris, dengan jeritan beberapa siswa patungnya bergerak... patungnya bergerak... ketika melihat ketiga guru SDIT yang tak tahan lama lama mematung dengan kostum para pahlawan Islam di bawah sinar matahari pagi yang mulai menyilaukan. Untung saja suasana panik tersebut hanya sesaat karena langsung menyadari yang menjadi patung ternyata guru guru mereka sendiri. “Awalnya cukup kaget karena ana kira itu patung beneran, tapi tiba tiba jadi kaget lagi karena kok ada yang bergerak,” ujar siswa kelas 6 C Helmi Ihsan kepada Kabar Insantama. Meski sempat sport jantung, Helmi mengaku senang di hari pertama setelah libur panjang disambut para pahlawan Islam. “Alhamdulillah, jadi kenal siapa mereka, utamanya Laksamana Cheng Ho yang selama ini belum pernah dengar namanya,” aku Helmi. Sedangkan Iqri Sulizar yang mengantar anaknya ke sekolah, menyinggung sosok Khalifah Sulaiman Al Qanuni yang didistorsi menjadi Raja Sulaeman dalam serial di salah satu televisi swasta. “Cukup surprise, pembelajaran yang baik karena menyampaikan sejarah dengan realita kekinian,” ungkap ayahanda Muhammad Irfan Firdaus tersebut.
Di Balik Layar
Memang, seperti diakui penggagasanya, Luluk Faridah, ide prosesi penyambutan siswa dengan menghadirkan ke-3 tokoh pahlawan Islam di awal semester tersebut salah satunya dipicu dari penggambaran yang tidak senonoh oleh serial King Sulaeman (Abad Kejayaan) terhadap pahlawan Islam. Makanya, dalam Rapat Kerja Semester II Tahun 2015,
ia mengusulkan agar ada pelurusan sejarah yang telah difitnah secara keji oleh pihak pihak yang membenci Islam. Di samping itu, ia pun menyatakan ingin memperkenalkan para pahlawan Islam sedini mungkin kepada para siswa. Pasalnya, saat ini anak anak lebih mengenal tokoh tokoh fiktif yang secara massif ditayangkan di televisi mau pun dalam buku buku cerita. “Padahal Islam punya tokoh-tokoh besar yang teruji kepahlawanannya,” jelas Luluk, sehingga secara aklamasi disepakati sidang pleno. Skenario penyambutan dilakukan dengan mendandani tiga guru ikhwan SDIT Insantama terpilih dengan kostum seperti laiknya tokoh pahlawan Islam. Ari Susanto dengan kostum ala tokoh Shalahuddin Al Ayyubi, Sodik Permana dengan kostum ala Sultan Sulaiman Al Qanuni, dan Chandra Gumelar yang berkostum ala Laksamana Cheng Ho. Guru-guru berharap, semoga dengan prosesi penyambutan ini para siswa akhirnya sadar bahwa para tokoh pahlawan Islamlah yang dapat dijadikan sebagai inspirasi hidup mereka, bukan dengan tokohtokoh hero fiksi yang selama ini mereka saksikan di tayangan film TV atau mereka baca dari buku-buku komik yang banyak beredar. Sudah menjadi tradisi di SDIT Insantama, di hari pertama pada awal masuk tiap semester setelah siswa menikmati liburan panjang, selalu dilakukan prosesi penyambutan dengan tema yang senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Hal ini untuk memahamkan kepada para siswa bahwa bapak dan ibu guru akan senantiasa merasa rindu dan senang dengan kehadiran mereka di sekolah. Dengan demikian, kedekatan dan ukhuwah yang dijalin antara siswa dan guru akan terbina dengan baik dan semoga modal ini pada akhirnya bisa mengantarkan para siswa untuk menjadi siswa juara dan anak-anak yang shalih serta siswa yang berkepribadian Islam.[]
MOHON DOA DAN DUKUNGAN UNTUK KESEMBUHAN BAPAK RIDWAN DAN BU HANUNAH
Mohon dukungan doa dari Bapak Ibu seluruh orang tua siswa untuk kesembuhan Bapak Ridwan, Manajer IT SIT Insantama dan Ibu Hanunah, staf pengajar Qiraati SIT Insantama. Bapak Ridwan menderita kekurangan albumen yang mengakibatkan tubuh tidak mampu menyerap air lebih dari 0,8 l per hari. Sedangkan Ibu Hanunah tidak bisa menjalankan aktivitas apapun dan hanya berbaring di tempat tidur lantaran menderita TBC tulang. Bu Hanunah telah menderita penyakit ini hampir dua tahun dan hingga saat ini masih belum menunjukkan perbaikan. Semoga Allah SWT menggugurkan semua dosa Bapak Ridwan dan Ibu Hanunah dan segera memulihkan kesehatan keduanya. Aamiin.[]
KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 7
KABAR SDIT
Tak canggung dan penuh ketertarikan pada dunia hewan
SERUNYA
MABIT KELAS 1 Serunya acara mabit yang diikuti siswa siswi Kelas 1 yang diselenggarakan pada Selasa-Rabu tanggal 17-18 Februari di komplek SIT Insantama, Bogor. Tadinya anak anak akan tidur pada Selasa siang, namun tidak jadi lantaran mereka langsung menyerbu flying fox untuk mereka naiki. Jadi, acara tidur siangnya, kandas sudah. “Ora opo-opo, sing penting anak-anak sueneng tenan. He he he…,” ujar guru Kelas 1 C Rizka Nur Fajriyah. Acara dilanjutkan dengan outbound ceria, ditambah main air di Pos Estafet Air dan dikasih balon lagi setelah mengikuti game-nya. Anak-anak berjingkrak-jingkrakan karena begitu senangnya. Lalu boleh beranjak ke Pos Menangkap Belut atau langsung serbu hadiah ke Pos Harta Karun. Usai shalat isya, mereka pun main bola api dengan dipawangi Pak Isab. Acara malam puncak
mabit ini diakhiri dengan alunan nada “Nonton Bareng dan Sajian Sehat Pasar Malam”. Uwiih! Seru abiz! Sambil menikmati tontonan foto-foto kegiatan siswa di siang hari dan nonton film anak Muslim, siswa disuguhi makanan cemilan malam yang sehat, bergizi wa hahalan toyyiban. Menjelang subuh anak anak pun bangun untuk shalat tahajud berjamaah di halaman kelas. Sambil menunggu adzan subuh berkumandang, siswa disuguhi tontonan drama tentang tiga orang shalih yang terkurung di gua. Drama diakhiri dengan nasihat singkat dari Pak Nana tentang birrulwalidain. Usai shalat shubuh mereka menerbangkan lampion-lampion berwarna-warni sambil berolahraga mengelilingi lingkungan sekolah menjadi penutup acara mabit yang mengasyikan.[]
8 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
KELAS 4 KUNJUNGI PETERNAKAN KAMBING ETAWA DAN POCARI SWEAT Untuk memberikan materi pendalaman secara langsung selain dari bapak dan ibu guru, siswa siswi Kelas 4 melakukan kunjungan pembelajaran (visiting) ke peternakan kambing etawa dan pabrik Pocari Sweat, Selasa (17/2). Pada kunjungan pertama, anakanak dikenalkan dengan berbagai macam jenis kambing, dari jenis kambing perah sampai dengan kambing pedaging di Palasari, Cijeruk, Bogor. Peternakan milik Bapak Bangun ini menyediakan kambing-kambing yang sehat, sehingga produksi susu dan dagingnya menjadi incaran para konsumen. Di lokasi peternakan ini, siswa berdialog dengan pemilik untuk menambah pengetahuan tentang beternak kambing. Mereka juga mengelus dan membelai kambing.
Interaksi ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berkesan untuk dapat mereka simpan dalam memori otak mereka. Lalu visiting dilanjutkan ke pabrik produsen Pocari Sweat yakni PT Amerta Indah Otsuka di Cicurug, Sukabumi. Anak anak senang dan betah sambil minum Pocari Sweat mendengar pemaparan yang disampaikan oleh pemandu dari Pocari Sweat. Di ruang produksi mereka pun menyaksikan langsung mesin berjalan mengisi dan melabeli botol yang berisi air keruh tapi rasanya asem manis ini. Setelah cukup puas menyaksikan produksi secara langsung, rangkaian kegiatan di pabrik Jepang ini diakhiri dengan foto bersama dengan latar pabrik Pocari Sweat.[]
Menuju gedung PP Iptek, rombongan melihat-lihat miniatur rumah adat se-Indonesia. Jika siswa mau masuk rumah adat, tiketnya seharga Rp. 20.000. Sesampai di depan PP Iptek, siswa berkumpul sesuai kelompok. Di dalam gedung PP Iptek, siswa dapat mengamati semua alat-alat sains dan teknologi. Setelah membaca aturan pakai, mereka mencoba alat peraga yang ada. Anak-anak sangat senang. Ada beberapa siswa yang mencoba menaiki sepeda gantung, ada juga siswa yang mencoba aliran listrik yang mengakibatkan rambutnya berdiri, mencoba simulasi gempa, simulasi tsunami, juga melakukan percobaan pembuatan roket.
Mencoba simulasi permainan
KELAS 5 VISITING KE TAMAN MINI INDONESIA INDAH Sekitar 89 siswa siswi Kelas 5 visiting ke PP Iptek dan Keong Mas, Selasa (24/5) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Di PP Iptek mereka belajar mengenal berbagai gaya (gaya gesek, gaya gravitasi, dan
Semua permainan dapat dilihat dan dicoba. Anak-anak sangat antusias menikmatinya. Usai shalat zhuhur di Masjid Diponegoro mereka menonton film layar lebar yang berukuran besar, tema filmnya tentang binatang pranata yang ada di wilayah Maladewa. Selama 45 menit mereka dikenalkan bagaimana binatang pranata tersebut diselamatkan dan diobservasi oleh para peneliti dan ilmuan. Acara dilanjutkan dengan mengunjungi Museum Baitul Qu’ran dan Museum Istiqlal. Di Museum Baitul Qu’an, anak anak diperlihatkan berbagai Al Qur’an dari berbagai wilayah di Indonesia, usia tulisannya, dan juga berbagai ukuran Al Qur’an.[]
gaya magnet) dan perubahannya, serta memahami kerja pesawat sederhana. Sedangkan di Keong Emas, siswa diharapkan dapat mengetahui dunia satwa dengan menonton film di layar lebar. Mencoba sepeda gantung
61 SISWA SDIT DAN SMPIT INSANTAMA IKUTI IMTAS TAHAP II
Sebanyak 61 siswa SDIT dan SMPIT Insantama mengikuti Imtihan Akhir Santri (Imtas) tahap II, Ahad (1/3) di Masjid Darul Muttaqin Parung, Kabupaten Bogor. Imtas merupakan ujian terakhir dari proses pembelajaran Qiroati yang harus ditempuh siswa. Materi ujian Imtas terdiri dari fashahah, tartil, gharib, tajwid, do’a-do’a harian,
bacaan wudlu beserta gerakannya, bacaan shalat beserta gerakannya, dan hafalan surat-surat pendek. Siswa yang dinyatakan lulus Imtas akan mendapatkan syahadah/ ijazah tanda kelulusan. Tentu saja tidak hanya berhenti sampai di situ saja, siswasiswa yang sudah dinyatakan lulus masih akan belajar pada jenjang berikutnya, yaitu tahfidz atau hafalan Al-Qur’an.[]
KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 9
Pembicara Ir. Iqri Sulizar menyampaikan materi teknologi digital
SEMINAR PARENTING MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL
Sekitar 134 orang tua siswa dan guru SDIT Insantama menghadiri seminar parenting Mendidik Anak di Era Digital, Sabtu (14/2) di Auditorium Kusnoto LIPI Bogor. Dalam acara yang digelar oleh Forum Silaturahmi Orang Tua Siswa (FOSIS) SDIT Insantama tersebut menghadirkan dua pembicara yakni psikolog Ery Soekresno dan praktisi IT Iqri Sulizar. Pada sesi pertama, Ery mengungkap hasil penelitian yang menyebut ketagihan internet pada anak membuat pengaruh pada gaya belajar, merusak konsentrasi, mendorong plagiarisme, dan mengganggu kehidupan sosial yang
SISWA SISWI SDIT SUKSESKAN HKS 2
Para Juara berfoto bersama seusai HKS di depan gedung Insantama 2
nyata. Masalah yang lebih besar lagi adalah adanya kehidupan nyata yang ditinggalkan. Penggunaan kronis media dampaknya adalah akan menghilangkan kecerdasan emosional (ketidak mampuan bersosialisasi satu sama lain, tidak berkembangnya empati serta tidak punya rasa kasih sayang). Pada kesempatan ini, Ery memberikan saran untuk orang tua agar dapat mengontrol anak dalam penggunaan internet. Orang tua dapat melatih anak membuat komitmen diri tentang kapan anak bisa mengakses internet, berapa lama, dan untuk keperluan apa saja. Pada sesi kedua, Iqri Sulizar
Selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, kesehatan fisik juga harus dijaga, oleh karena itu siswa siswi SDIT Insantama mengikuti Hari Kreativitas Siswa (HKS) yang ke-2, selama dua hari dari Rabu-Kamis, (8-9 Januari). Kegiatan kali ini cukup banyak mengapresiasi pengembangan minat, bakat, dan potensi siswasiswi SDIT Insantama di bidang olahraga, ilmu pengetahuan, dan juga keterampilan. Tempat pelaksanaan kegiatan tidak hanya terbatas di lingkungan sekitar sekolah saja, tapi merambah ke gedung-gedung olahraga yang terdapat di Bogor, seperti GOR Futsal Sirna Galih, GOR Futsal SB, GOR Badminton Panaragan, Kolam Renang Cibeureum, dan Kolam Renang Tirta Mulya.
10 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
memberikan paparan teknis tentang teknologi digital bagi para orang tua. Menurutnya, orang tua juga harus paham dampak negatif dan positifnya serta tips dan trik praktis mengamankan anak-anak di Era Digital ini. “Tetap menfasilitasi anak dengan perangkat digital sesuai dengan usianya yang disertai dengan pengawasan. Orangtua harus mampu mengoperasikan fasilitas digital yang digunakan anak-anak. Namun jauh sebelumnya, orangtua harus membekali anak dengan akidah Islam yang kuat sehingga anak mempunyai filter dan dapat membedakan hal baik dan buruk,� pungkasnya.[]
Pada kegiatan kali ini, cukup banyak ragam lomba yang dipertandingkan dengan kategori lomba yang bertingkat. Di bidang olahraga: ada lomba futsal, bulutangkis, tenis meja, atletik, tarik tambang, renang, dan catur. Di bidang ilmu pengetahuan: ada lomba cerdas cermat, olimpiade pengetahuan umum, dan olimpiade pengetahuan alam. Di bidang keterampilan: ada lomba kerajinan tangan berbahan dasar limbah botol plastik dan jenis sampah lainnya. Dan, di bidang permainan tradisional: ada tarik tambang (khusus kelas 1) dan permainan gobak sodor. Ditambah pula dengan satu lomba spesial, yaitu lomba shalat berjama’ah. Semua lomba tersebut disusun dalam kategori yang disesuaikan dengan angkatan kelas siswa.[]
JURNALIS CLUB MELIPUT ISLAMIC BOOK FAIR
Asyik menikmati buku di IBF 2015
Sekitar 40 siswa siswi SDIT Insantama yang tergabung dalam Ekspresi Jurnalis Club meliput pameran buku Islamic Book Fair (IBF), Rabu (4/3) di Istora Senayan, Jakarta. Rombongan dibagi menjadi 6 kelompok, dengan masing-masing kelompok didampingi oleh guru pendamping (PAK). Anggota kelompok tidak diperkenankan memisahkan diri dari kelompok, bila ada keperluan pribadi misalnya ke kamar kecil harus menyampaikan ijin kepada guru PAK. Selama peliputan, setiap kelompok diperkenankan untuk menyusuri setiap stan pameran, bila ada buku yang menarik mereka diperkenankan untuk membeli dari uang yang mereka bawa (maksimal Rp 50.000,00). Di awal sudah disampaikan bahwa setiap siswa juga harus mengerjakan tugas pasca kunjungan, yaitu membuat liputan kunjungan (bisa berbentuk berita, cerita pendek, atau puisi) dan menyusun resume buku yang sudah dibeli.[]
KEPALA SDIT IKUTI WORKSHOP PENDIDIKAN INKLUSIF
Workshop Pendidikan Inklusif bagi Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif, di Grand Hotel Bandung
Kepala dan wakil kepala SDIT Insantama termasuk dari 400 peserta yang mewakili 223 sekolah dari kota dan kabupaten se-Jawa Barat yang mengikuti workshop Pendidikan Inklusif bagi Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif, Selasa-Rabu (10-11 Pebruari) di Grand Hotel Bandung. Peserta terdiri dari kalangan kepala sekolah, guru, dan Ketua Pokja (Kelompok Kerja) Pendidikan Inklusif. Kegiatan ini juga menghadirkan 7 narasumber dari jajaran dinas provinsi, akademisi, dan praktisi pendidikan inklusi.
Ada tiga hal yang didapatkan setelah mengikuti workshop yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat tersebut. Pertama, didapatkannya informasi mengenai kebijakan, konsep, dan regulasi baru mengenai penyelenggaraan pendidikan inklusif. Kedua, mengetahui manajemen perencanaan pelayanan pendidikan inklusif di Indonesia. Ketiga, mengetahui gambaran teknik pelayanan terhadap peserta didik yang berkebutuhan khusus dari beberapa sekolah lain yang telah berhasil menyelenggarakan pendidikan inklusi di Provinsi Jawa Barat.[]
KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 11
KABAR SMPIT SIAPKAN MENTAL IKUTI MOTIVAKSI Agar memiliki mental yang tangguh dan spiritual yang kuat sehingga betul betul siap menghadapi ujian nasional (UN), sebanyak 117 siswa kelas IX SMPIT Insantama Pusat mengikuti training motivasi dan aksi (Motivaksi) selama dua hari. Materi ringan dan mengajak peran aktif 56 akhwat dan 61
Training Motivaksi, Menyemangati siswa untuk sukses UN Try Out UN SMPIT 2015 di halaman depan gedung Insantama 2
JELANG UN 2015, DARI IKUTI MOTIVAKSI HINGGA SINERGI ORANG TUA
12 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
ikhwan putih biru terus dilontarkan trainer muda founder dan owner Lembaga Cinta Quran Hadiazis, Kamis (8/1). Sehingga terbangun suasana agar para siswa berpikir positif dan siap menjalani langkah mudah sukses UN SMP 2015. Keesokannya, mereka diajak olah raga ringan berjalan keluar sekolah menuju aula komplek Selakopi, tetangga sekolah. Dengan dipandu trainer dan penulis buku Motivaksi Metanoiac Muhammad
Karebet Widjajakusuma, para siswa mengeksplorasi pengalaman dalam proses pembelajaran selama di SMPIT Insantama. Segala suka dan duka terungkap selama perjalanan sebagai calon pemimpin masa depan. Tak cukup sampai disini, alumni SMPIT Insantama juga diundang untuk menceritakan selukbeluk persiapan UN SMP tahun sebelumnya. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari para alumni, salah satunya dari Faris Fadli peraih nilai 10 (sempurna) mata pelajaran Bahasa Inggris UN SMP 2014. Siswa yang meneruskan sekolahnya ke SMAIT Insantama tersebut menceritakan pengalamannya dalam mempersiapkan dan menghadapi UN yakni dengan mengikuti segala program-program yang diberikan sekolah termasuk try out. Semoga siswa siswi angkatan ke-6 ini semakin bersemangat dan percaya diri dengan penuh kejujuran meraih nilai UN SMP yang terbaik dengan mendapat nilai UN tertinggi di Kota Bogor. Aamiin.
IKUTI TRY OUT Siswa siswi kelas 9 mengikuti tes uji coba (try out) Ujian Nasional (UN) selama lima hari berturut turut dari 2-6 Pebruari. Sesuai mata pelajaran yang
diujikan, terdapat 4 mata pelajaran dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. Sementara Kementrian Agama juga mengujikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam lima hari dari Senin hingga Jumat di sekolah, siswa terus menerus penuh dengan latihan soal dan pembahasan. Pagi mengikuti try out, siangnya aktif dalam pembahasan soal hingga menjelang ashar bersama guru atau teman sebagai mentor. Semua terkait try out didesain mendekati model UN sesungguhnya. Jumlah soal, kualitas soal, tampilan, dan waktu pengerjaan soal disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam UN SMP. Siswa pun terbiasa dengan karakter dan tampilan soal yang diberikan oleh tim guru. Tak cukup dengan melihat hasil try out dalam bentuk nilai, secara teknis para siswa terbangun untuk menggunakan Lembar Jawaban Komputer (LJK) dengan benar sehingga pada saat LJK di-scan komputer, tingkat kesalahan teknis dalam mengisi LJK dapat direduksi dan nilai hasil try out dapat diterima siswa pada hari yang sama.[]
SINERGI ORANG TUA SUKSESKAN UN 2015 Untuk membangun sinergi sukses UN SMP 2015, sekitar 71 orang tua siswa kelas 9 menghadiri pertemuan dengan pihak sekolah, Sabtu (7/2) di Aula Gedung 2. Mereka dibekali kisi kisi empat mata pelajaran UN SMP 2015 dan nilai hasil try out pertama. Kisi-kisi resmi yang dikeluarkan Kemendikbud ini sebagai acuan soal yang akan keluar saat pelaksanaan UN SMP 2015. Sementara nilai try out pertama sebagai gambaran awal kesiapan siswa dan tolak ukur pergerakan nilai try out berikutnya. Dengan demikian orang tua memiliki bahan pengawasan kepada anak lebih terarah dan terukur. Penjelasan sekolah tak hanya dari sisi akademis, juga program penguatan mental dan persiapan teknis. Berbagai simulasi telah dan akan terus dilakukan oleh tim guru sehingga para siswa dapat dipastikan benar-benar siap segala hal. Tak kalah penting dalam pembelajaran terus membentuk kepribadian Islam dengan meningkatkan ibadah dan berkelakuan islami. Hal inilah pentingnya program sekolah dapat dijalani oleh para siswa dan didukung oleh para orang tua.[]
SISWA KELAS 7-9 ‘TAKLUKKAN BOGOR’ Seluruh siswa siswi Kelas 7-9 mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) 2, Kamis (29/1). Mereka berjalan kaki menyusuri jalan setapak dan kendaraan sekitar 40 km. Dalam perjalanan terdapat berbagai kegiatan diantaranya memecahkan sandi dan bakti sosial pemberian sembako kepada warga yang dilalui. Pukul 5.30 WIB pagi, siswa hadir di sekolah untuk persiapan pemberangkatan. Sarapan yang dikonsumsi berupa telur matang dan 3 pisang. Sementara bekal dalam perjalanan berupa air yang dicampur madu beserta pisang dan gula aren. Semua siswa berjalan kaki melewati Pasar Gunung Batu dan Loji serta Cifor menuju kampus IPB Dramaga. Sekitar jam 11.00 WIB siang, siswa telah sampai di aula Faperikan IPB untuk mengikuti pemaparan para dosen IPB. Menariknya, walau para siswa mengalami kelelahan tapi tetap antusias mengikuti penjelasan tentang pentingnya
menjaga lingkungan hidup. Selepas makan siang dan shalat Dzuhur, semua siswa bergerak pulang melalui Cibeureum dan Laladon menuju Pagentongan. Sekitar pukul 17.30 WIB, satu per satu siswa mulai memasuki kawasan sekolah. Pastinya berbagai rintangan dan halangan menerpa para siswa. Perjalanan menuju Kampus IPB Dramaga cuaca panas terik, sementara perjalanan pulang turun hujan. Jalan yang dilalui pun ada yang licin, berbatu, naik dan turun. Pemandangan beraneka ragam, terkadang kanan dan kiri terdapat rumah padat hingga persawahan dan sungai. Pakaian yang dikenakan siswa tetap melekat tak boleh diganti dari awal perjalanan hingga sampai kembali ke sekolah. Para siswa beristirahat dan menginap di sekolah. Seusai shalat shubuh berjamaah di lapangan gedung 1. Sebagai penutup, semua siswa berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara penutupan.[]
KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 13
KABAR SMAIT
Delegasi LKMA 2015 presentasi di depan Wakil Walikota Bogor
PRA LKMA 2015: JEPANG TINGGAL 5 CM LAGI
14 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
Setelah Kelas 12 berhasil menaklukkan negeri Kangguru, kini kelas 11 SMAIT Insantama ditantang untuk menaklukkan negeri Sakura. Belum genap tiga bulan, mereka sudah berhasil menorehkan sejumlah prestasi yang membuat para sponsor berdecak kagum. “Ini benar anak SMA?” tanya salah seorang anggota Badan Wakaf Al-Qur’an saat delegasi peserta Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat Akhir (LKMA) presentasi, Rabu (3/2) di Kantor BWA, Jakarta. Learning by doing, inilah proses yang diterapkan Pembina LKMA untuk meningkatkan soft skill siswa-siswi SMAIT Insantama. Hasilnya? Siswa-siswi ini ternyata mampu membuktikan kualitas diri mereka. Jika LKMA 2014, waktu yang dibutuhkan untuk fundrising sekitar 11 bulan, kini LKMA 2015 ditantang untuk mengumpulkan dana sebesar Rp 855.000.000,- hanya dalam waktu 6 bulan saja. Selain itu, satu hal yang berbeda dari LKMA 2015 yakni dari segi teknik presentasi. Guna menjadikan siswa-siswi mastering in language, mereka dituntut untuk dapat melakukan presentasi seorang diri dengan konsep story telling dan full salah satu bahasa, bahasa Arab atau Inggris. Banyak respons positif dari berbagai pihak tentang LKMA. Banyak pujian yang kian menyemangati, banyak sponsor yang memberikan sumbangsih. Tertanggal 26 Januari 2016 tim LKMA mendapatkan “hadiah” yang tak terduga. Alhamdulillah, inilah nashrullah, Jepang 5 cm lagi kian nyata. Bagaimana tidak, saat tim LKMA melakukan audiensi ke BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) sebagai tempat pertama kunjungan tim LKMA
di kota Metropolitan, Dimas Irawan delegasi dari BATAN menawarkan bantuannya dengan merekomendasikan tim LKMA supaya bisa mengunjungi BATAN-nya Jepang. Berlanjut ke destinasi kedua, delegasi LKMA melakukan audiensi ke ESQ, Menara 165. Mereka diterima di Auditorium Surna Tjahja Djajadiningrat. Usai melaksanakan presentasi yang dipresentatori Muhammad Farhan Abdussalam, delegasi LKMA mendapatkan kehormatan karena bisa mendapatkan training ESQ secara cuma-cuma. Walaupun hari kian beranjak petang, delegasi LKMA tetap melanjutkan destinasinya ke APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) sebagai tujuan terakhir delegasi LKMA “Swings to Japan”. Delegasi LKMA melakukan audiensi di hadapan Sekretaris APINDO DKI Jakarta Dickdick Sodikin; Wakil Sekretaris Umum APINDO Iftida Yasar dan Kepala Marketing APINDO Damara Salam. Setelah audiensi selesai, delegasi LKMA mendapatkan penghargaan dari pihak APINDO karena ditawari menjadi pengurus APINDO di masa depan dan tidak tanggung-tanggung mereka pun menawarkan bantuannya, yakni menghubungkan delegasi LKMA dengan APINDO-nya Jepang. Alhamdulillah, menaklukkan Kota Jakarta pun telah usai. Namun, perjuangan LKMA “Swings to Japan” belum tuntas sampai di sini. Masih banyak lagi rangkaian latihan kepemimpinan dan manajemen yang harus ditaklukkan. Siswa siswi harus tetap optimis, karena seperti dinyatakan Pembina LKMA Karebet Widjajakusuma: “Jepang tinggal 5 cm lagi!” Allahu Akbar!!![]
INSANTAMA TUAN RUMAH KOMPETISI REMAJA SMENTION SIT Insantama menjadi tuan rumah kompetisi remaja Smart Teen Competition (Smention) 2015, Ahad (1/3) di kompleks SIT Insantama, Bogor. Kompetisi yang digelar dalam satu hari tersebut meliputi Debate Competition (IDC), Essay, Photography, Design Poster, Nasheed, dan Outbond 14. Juara umum lomba SMENTION diraih oleh MA Darussalam Bogor, yang berhasil membawa pulang piala bergilir setinggi 1,8 meter. Sedangkan juara satu poster diraih Fakhri Azam (SMAN 2 Tasikmalaya). Juara satu nasyid: Gazi (SMAN 5 Bogor). Juara satu fotografi Yusron Ihsanurrijal (SMKN 1 Boyolali). Juara satu outbond 14: MTS Darussalam Bogor (Putri). Juara satu IDC puteri: SMAN satu Tambun Selatan. Juara satu IDC putera: SMA 1 Bekasi. Adapun essay dibagi ke dalam
Penyerahan Piala dan hadiah bagi para Juara oleh Kepala SMAIT Insantama
beberapa kategori. Juara satu essay kategori studi potensi: Alifah Ulya Labibah dan Nabila Laila Ramadany yang berjudul Berjuta Uang di Balik Kain Flanel. Sedangkan juara satu essay kategori kebijakan Sekolah: Andika Zanuar Ramadan dan Helmy Aulia Muhammad berjudul Osis Sebagai Wadah Young Entrepreneur. Adapun juara satu essay kategori ide pengembangan: Ahmad Fanani Ulin Nuha dengan judul Maya Menjadi Kaya. Dalam SMENTION yang bertema“Be Young Entrepreneur You Don’t Have To Wait Getting Older hadir pula perwakilan Kadin RI Ifthida Yassar yang menjadi salah satu juri perlombaan essay; Sekretaris Apindo Dickdick Sodikin dan konsultan serta praktisi bisnis syariah M Karebet Widjajakusuma yang mengisi seminar intrepreneur.[]
MELATIH SANTRI MENJADI MASTERING LANGUAGE
INSANTAMA UNGGULI SMA SEJABODETABEK DALAM LOMBA INSAN TODA
Target menjadikan siswa-siswi mastering in language tentu butuh penempaan. Akhirnya, dalam rangka mewujudkan target tersebut, siswa-siswi kelas 11 melaksanakan beberapa program, diantaranya membentuk kelompok belajar bahasa yang dipandu oleh temannya sendiri yang tentunya sudah memiliki kemampuan lebih dibandingkan yang lainnya. Selain kelompok belajar, mereka pun mendapatkan pelatihan bahasa Arab dari para asatidz di Boarding. Fokus pelatihan ini adalah melatih siswa-siswi untuk dapat aktif berbicara dan mampu mempresentasikan tentang LKMA dengan menggunakan bahasa Arab. Agenda ini dilaksanakan setiap Senin malam, setelah shalat Isya sejak Januari lalu.[]
SMAIT Insantama kembali berhasil mengungguli sekolah-sekolah lain dan membawa pulang sejumlah piala dari perlombaan yang diselenggarakan SMKIT Insan Toda, Sabtu (28/2) di Kompleks SMKIT Insan Toda, Bogor. Ibarat ketiban durian runtuh, juara pertama dari 3 jenis lomba berhasil diraih oleh siswasiswi SMAIT Insantama. Lomba Poster berhasil diraih oleh Rizky Muttakin, Fotografi oleh Refka Muhammad Furqon, dan bussines plan oleh tim akhwat, Raden Roro Ranty Kusumaningayu dan Nur Syifa Kamila.Tim ikhwan yang terdiri dari 2 anggota, yakni Faris Fadli dan Hamdi, berhasil meraih juara 3 lomba bussines plan. Perlombaan ini diikuti oleh siswa-siswi SMP dan SMA se-Jabodetabek. Lomba ini terdiri atas lomba marawis, nasyid, fotografi, poster, tilawah, hifdzil Qur’an, dan bussines plan.[]
KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 15
KABAR BOARDING SANTRI INSANTAMA SUKSESKAN KONFERENSI REMAJA MY MOVE DORMITORY CUP IBS INSANTAMA Dalam beberapa hari terakhir ini, jika berkunjung ke Insantama di waktu sore, maka Anda akan melihat para santri ikhwan berkumpul menyaksikan pertandingan sepak bola antar mereka, Dormitory Cup (DC) IBS Insantama. Teriakan penyemangat bagi temantemannya yang bertanding terdengar sahut menyahut di antara santri. Juga tidak ketinggalan, komentar dari komentator yang terkadang diselingi dengan candaan menjadikan pertandingan ini tampak semakin meriah. Pemandangan yang tidak biasa tersebut memang baru berjalan tiga semester ini. Namun, tampaknya para santri begitu menikmati kejuaraan yang di gagas oleh OSIS SMA dari kelas 11 itu. Apalagi memang pada dasarnya jenis olah raga yang diminati bahkan dimainkan hampir setiap hari oleh santri di IBS adalah olah raga sepak bola. Dengan hanya bermodalkan bola plastik, mereka tampak menikmati
pertandingan demi pertandingan padahal medannya dinilai kurang standar untuk disebut lapangan sepak bola. Pesertanya seluruh santri ikhwan dari 10 gurfah (kamar). Setiap anggota kamar akan melawan anggota kamar lainnya dengan sistem gugur. Sehingga dimungkinkan setiap anggota kamar akan bertemu dengan anggota kamar lainnya dalam pertandingan. Pelaksanaannya tentatif tegantung dari keluangan waktu yang dimiliki santri. Jika tidak ada kegiatan lainnya, maka diselenggarakanlah pertandingan pada hari itu. Dengan padatnya agenda kegiatan keilmuan di IBS Insantama, kegiatan DC ini selain bisa dijadikan sebagai wahana hiburan bagi santri, juga sebagai wahana penyaluran minat dan bakat santri dalam olah raga sepak bola, yang nantinya mereka itu akan dilibatkan pula dalam pertandingan sepak bola di sekolah lain.[]
16 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
Sekitar 300 santri IBS Insantama beserta 1300 remaja lainnya dari berbagai sekolah setingkat SMP dan SMA di Kota Bogor menyukseskan Muslim Youth Movement (My Move) 2015, Ahad (8/2) di Hall B GOR Pajajaran, Bogor. Antusiasme para santri IBS Insantama terlihat ketika mereka ini tidak hanya harus meluangkan waktu libur untuk mengikuti seluruh rangkaian konferensi, tetapi mereka pun harus membeli tiket sendiri sebagai salah satu syarat mengikuti acara tersebut. Di akhir acara 300 santri IBS Insantama beserta seribuan lebih remaja lainnya mengikrarkan diri untuk menjadi Muslim sejati yang berbakti kepada orang tua, senantiasa menuntut ilmu serta memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah.[]
Event My Move (Ahad, 8/2) di Hall B GOR Pajajaran, Bogor
MENITI JALAN PARA MUJTAHID
Seluruh santri Islamic Boarding School (IBS) mengikuti training Meniti Jalan Para Mujtahid, Ahad (25/1). Angkatan pertama (Kelas 7 dan 10) mendapatkan materi Ulumul Qur’an. Angkatan kedua (Kelas 8 dan 11) mendapatkan materi Ulumul Hadits dan angkatan ketiga (Kelas 9 dan 12) mendapatkan pelajaran Ushul Fiqh. Hadir sebagai pemateri pada training kali ini antara lain Muhib, Anas, Arif dan Kurnia, mereka merupakan ustadz ustadz yang ahli di bidangnya yang senantiasa membimbing santri IBS Insantama.[]
KABAR CABANG INTERNAL RECOVERY, INSANTAMA BANJARBARU BERBENAH
Pertemuan anggota Yayasan Insantama Banjarbaru dengan Ketua Yayasan Insantama Cendekia
Dalam rangka pembenahan manajemen, Insantama Banjarbaru menyelenggarakan acara konsolidasi dan penyegaran komitmen, Ahad (22/2) di Aula Balai Besar Sumber Daya Pertanian (BPSDLP), Cimanggu, Bogor. Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Ketua Yayasan Insantama Cendikia (YIC) Muhammad Ismail Yusanto untuk bersilaturahim
INSANTAMA BUKA CABANG DI MALANG
Talkshow Pendidikan dan Parenting saat peluncuran cabang Insantama Malang
sekaligus menjadi narasumber. Pertemuan ini, diharapkan panitia, sebagai titik tolak pengelolalan Insantama Banjarbaru yang lebih profesional sehingga akan mendorong kemajuan, sinergi dan produktivitas SDM yang mampu menopang terselenggaranya pendidikan yang bermutu tinggi dan berkualitas unggul.[]
Yayasan Insantama Cendikia mengadakan peluncuran Insantama cabang Malang yang dikemas dalam acara talkshow pendidikan dan parenting, Ahad (1/3) di Aula Gedung Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Dengan mengenakan batik serasi, ayahanda Muhammad Ismail Yusanto dan ibunda Zulia Ilmawati menjadi pembicara dalam talkshow tersebut sekaligus menyosialisasikan dibukanya cabang Insantama ke-10 tersebut. Kehadiran Insantama di Malang Jawa Timur ini tidak terlepas dari semakin kuatnya animo masyarakat untuk menikmati dan merasakan euforia pesatnya perkembangan pendidikan Islam terpadu di Indonesia.[]
SMPIT INSANTAMA BANJAR CIAMIS TAKLUKAN GUNUNG GALUNGGUNG Seluruh siswa SMPIT Insantama cabang Banjar, Jawa Barat mengikuti Kegiatan PERMATA, LKMM dan LDK II, Senin-Selasa-Rabu, 16-17-18 Februari 2015. Kegiatan PERMATA adalah representasi dari progam kepanduan yang dipadukan dengan LKMM sebagai bentuk aplikasi dalam masyarakat serta LDK II sebagai rangkaian dari kegiatan pembinaan kesiswaan untuk menempa jiwa kepemimpinan dan mempersiapkan siswa untuk menjadi calon-calon pemimpin masa depan. Dengan semangat tinggi setelah dua hari mengikuti PERMATA dan LKMM, Rabu pagi seluruh siswa melakukan perjalanan sejauh 25 Km dari desa Linggawangi Kota Tasikmalaya menuju Kampus tercinta di Kota Banjar. Suasana pagi pegunungan gunung Galunggung ikut menggelorakan semangat calon-calon pemimpin masa depan, bahwa tantangan dan rintangan akan selalu mereka hadapi dengan ceria.[]
INSANTAMA KENDARI GELAR TRAINING PARENTING
Seluruh orang tua siswa SDIT Insantama Kendari menghadiri training parenting Mendidik Anak dengan Iman dan Cinta, Ahad (18/1) di Aula Dachtraco, Kendari. Dalam kesempatan tersebut Ketua YIC Muhammad Ismail Yusanto mengajak orang tua menyamakan visi, misi dan persepsi tentang mendidik anak yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam kesempatan tersebut, Ismail juga mengajak orang tua untuk bersinergi penuh dengan pihak sekolah dalam mewujudkan generasi penerus masa depan yang berkualitas dan bermental juara.
Generasi penerus bermental juara tidak akan terbentuk kecuali para orang tua mendidik putraputrinya dengan menanamkan keimanan dan dengan landasan keikhlasan. “Keikhlasan mampu diraih dengan landasan cinta yang ini menjadi pondasi dalam setiap motivasi terhadap anak-anak kita. Dengan iman dan cinta, Insya Allah akan lahir generasi masa depan yang tangguh dan siap meraih kepemimpinan umat untuk kembalinya kejayaan Islam dan kaum Muslimin,� ujar Ketua YIC.[]
GEDUNG INSANTAMA I SELANGKAH LAGI RAMPUNG
TANGISAN AYAH BUNDA MEWARNAI PARENTING INSANTAMA CILEGON Dalam rangka mensinergikan kegiatan pembelajaran di sekolah dan proses mendidik anak di rumah, keluarga besar SDIT Insantama Cilegon, kembali menggelar kegiatan Parenting Program, Ahad (14/2) di Resto Danau Mas Serdang Kramatwatu, Serang. Parenting Program merupakan kegiatan khas Insantama dari sejak awal berdiri tahun 2001 hingga sekarang. Kegiatan parenting ini menjadi momen bagi ayah-bunda untuk menyamakan visi-misi
18 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
keluarga dalam rangka sinergi dengan sekolah. Dengan penyampain materi parenting yang menyentuh, Pengurus YIC Muhammad Rahmat Kurnia, mampu membuat ayahbunda meneteskan airmata. Goresan tulisan tangan dari ayah-bunda kembali membuat ayah-bunda menangis mengenang apa yang sudah dilakukan untuk ananda tercinta. Kegiatan ini sekaligus menjadi agenda penutup parenting program.[]
Pembangunan Gedung Insantama I telah memasuki babak kedua dari tiga tahap pengerjaan. Melihat perkembangan dan progres yang ada, khususnya Gedung I area tengah dan pembangunan Hall Insantama, pembangunan sudah melalui tahap finishing dan melengkapi aksesoris yang ada. Hal ini mendorong yayasan sebagai penyelenggara untuk menuntaskan rencana pembangunan gedung yang ada semakin cepat. []
BERBAGI
Kesan Pertama
BEGITU MENGGODA
Ups… Jangan berpikir yang bukan-bukan dulu ketika membaca judul di atas. Kamis siang 5 Maret 2015 lalu, saya sudah ditunggu orang tua calon siswa baru. Setelah semua data lengkap, segera saya persilahkan kedua orang tua calon siswa masuk ruangan untuk melakukan wawancara. Saya sapa hangat, dan kamipun berkenalan singkat. “Kenapa ingin pindah ke SMP Insantama?” Itu kalimat pertama yang meluncur dari mulut saya di awal wawancara. Dan, sang ayah pun memulai bercerita. “Anak saya ini kepingin masuk pesantren. Kebetulan di lingkungan tempat saya tinggal juga banyak orang tua yang memasukkan anaknya ke pesantren. Kami belum menemukan yang cocok. Akhirnya Salsa sekolah di SMP dekat kami tinggal.” Ia melanjutkan, “Keinginan untuk nyantri itu masih ada sampai sekarang. Dan dalam kegalauan saya dengan istri, tiba-tiba ada
yang menarik saat kami ada di Bandara Soetta. Waktu itu kalau tidak salah sekitar bulan November, saya dan istri akan terbang ke Malaysia menghadiri wisuda anak saya. Saat berada di ruang tunggu kami melihat ada rombongan berseragam yang sama-sama mau terbang ke Malaysia juga.” “Saya dan istri memperhatikan dengan rasa penasaran. Awalnya kami hanya menebak-nebak, ah paling rombongan karyawan perusahaan yang mau mengadakan pelatihan ke Malaysia. Semakin lama diperhatikan, kami semakin ragu. Tidak mungkin kalau karyawan, wajah-wajahnya masih sangat muda. Saya semakin penasaran. Akhirnya saya mendekat ke salah satu peserta rombongan. Saya perhatikan atribut yang menempel di jaketnya. “Insantama”. Ini pasti rombongan anak-anak sekolahan, guman saya sambil masih terkagum-kagum. Anak-anak sekolahan dalam rombongan besar tapi mereka sangat tertib dan rapih. Luar biasa.” “Dalam kekaguman saya dan istri, saya berkeyakinan sekolah anak-anak ini pasti bukan sekolah yang biasa. Bisa membuat anak-anak terlihat percaya diri, sopan, tertib dan rapih. Kepenasaran saya dan istri rupanya menjawab kegalauan saya selama ini. Inilah
sekolah yang cocok buat anak saya, Salsa. Maka, sekembali saya ke Indonesia, saya meminta Salsa untuk menengok Insantama Bogor di internet. Salsa mempelajari semua informasi tentang Insantama dan langsung tertarik.” Cerita ayah Salsa di atas, yang bertemu dengan peserta LKMA SMAIT Insantama di Bandara Soetta saat hendak bertolak ke Sydney Australia via Malaysia tahun lalu (liputannya bisa dibaca pada Kabar Insantama edisi 02), menunjukkan bahwa pendidikan karakter, yang dalam istilah Insantama disebut syakhsiyyah atau kepribadian, bila digarap dengan sungguh-sungguh terbukti bisa menghasilkan sosok siswa yang luar biasa. Di sinilah makna pendidikan sesungguhnya, yakni merubah kebiasaan dan perilaku dari sebelumnya menjadi lebih baik. Dan kepribadian istimewa yang ditunjukkan oleh para peserta LKMA SMAIT Insantama itulah rupanya yang memberikan kesan mendalam pada orang tua Salsa. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya Salsa pindah sekolah ke Insantama. Alhamdulillah.[]
Rubrik Berbagi ini merupakan penggalan pengalaman dan kisah pendidikan di Insantama. Diceritakan ulang dan diasuh oleh dra (psi) Zulia Ilmawati (Psikolog SIT Insantama)
KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015 | 19
KABAR PPDB
PPDB
Lebih dari 385 Anak
Berlomba Masuk Insantama
20 | KABAR INSANTAMA Edisi 03 / Maret - Mei 2015
Sekitar 385 anak dari berbagai daerah di Indonesia berlomba masuk Insantama. Itu belum termasuk mereka yang kecele karena mendaftar pada saat pendaftaran sudah ditutup. Padahal dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2015-2016 kursi yang tersedia hanya 320 saja. Dalam pendaftaran yang dibuka sejak 2 Desember 2014 hingga 24 Januari 2015 tercatat 131 anak memperebutkan 128 kursi kelas satu SDIT; 128 kursi kelas tujuh SMPIT diperebutkan 167 calon siswa dan 64 kursi kelas sepuluh SMAIT diperebutkan 87 remaja. Pada PPDB kali ini, calon-calon peserta didik baru berasal dari seluruh wilayah Indonesia, mulai yang berasal dari Syiah Kuala-Banda Aceh, Rengat Barat-Indragiri Hulu, Kedaton-Bandarlampung, Makassar, Pamekasan, Bantul, Sidoarjo-Jawa Timur, Banjarbaru-Kalimantan, hingga kota
Pamekasan-Madura. Antusiasme calon peserta didik baru nampak saat calon-calon siswa hadir mengikuti tes meski status mereka belum lulus dari jenjang pendidikan sebelumnya. Panitia PPDB 2015 banyak menemukan calon-calon orang tua siswa yang sudah merencanakan sejak setahun sebelumnya untuk bisa menyekolahkan putra-putrinya di Insantama, tidak sedikit juga calon orang tua siswa yang akan mendaftarkan anaknya tahun depan tetapi sudah bertanya ini-itu mulai dari sekarang. Di sisi lain, dengan waktu pendaftaran yang hanya 50 hari, ternyata masih banyak calon orang tua siswa yang kecele ---tidak menyadari bahwa masa pendaftaran sudah ditutup. Hal ini berakibat sebagian calon orang tua siswa mengajukan anaknya dalam daftar tunggu.[]