Prisma Edisi I-A2KXIV

Page 1

Edisi I-A2KXIV

Prisma

Persembahan LSiS untuk MIPA

+Gunung Api Indonesia Penuh Kejutan +Jangan Malu Dengan Negeri Kincir, Justru Kita Harus Belajar Banyak +Kabut Asap Riau

Alam Tidak Sedang Bercanda! junsisfmipaugm.blogspot.com


D e p a r t e m e n

Daftar Isi

Jurnalistik Sains Lingkar Studi Sains

Pembina : Bimo Winardianto

Tatap Muka Alam Tidak Sedang Bercanda

Pemimpin Umum : Indra Wjanarko

1

Koordinator : Bekti Afre Ratri Pemimpin Redaksi : Agus Syaputra

Beranda Gunung Api Indonesia Penuh Kejutan

Artikel Jangan Malu Dengan Negeri Kincir, Justru Kita Harus Belajar Banyak

Topik Kabut Asap Riau

Kilas Petik Hikmah

7

2

4

Penulis : Bimo Anugerah Putra M, Feni Fetrishia, Ni Made Mega Pratiwi, N Aini Kartikasari Layouter : Sigit Prayogo, Haniful Hasan Alamat : Sekip Utara FMIPA UGM Bulaksumur No. 21 Kode POS : 55281 Sleman - Yogyakarta Indonesia Silahkan kirim surat pembaca, kritik dn saran Anda ke : E-mail :

8

junsis.fmipaugm@gmail.com Kontak : +628998275043 [Loke]


Tatap Muka

H

2

alo sobat-sobat PRISMA di seantero mipa, apa kabar ? Semoga semuanya dalam keadaan sehat sehingga dapat tetap beraktivitas dengan baik. Amin Tahun telah berganti dan sinar mentari dipagi hari masih seindah senyum alam bumi tercinta ini. Inilah sekenario yang diciptakan Tuhan untuk kita semua. Menyambut episode-episode yang telah digariskan tersebut PRISMA (Persembahan LSiS untuk MIPA) kali ini mempersembahkan Buletin yang mengusung tema “ALAM TIDAK SEDANG BERCANDA�. Melihat deskripsi tentang Bumi Pertiwi pasti semua orang akan berimajinasi tentang keindahan dan segala manis kekayaan alamnya. Tapi keadaan saat ini justru mengisyaratkan sebaliknya. Alam Indonesia rasanya kini tidak sedang bercanda atas segala banyolan yang kita lontarkan terhadap mereka selama ini. Kita tahu akhir-akhir ini banyak sekali Peristiwa yang menunjukkan ekspresi alam yang kurang ramah. Erupsi Gunung Kelud, banjir dan longsor di Jakarta, kebakaran hutan di Riau, gempa di Jogja, dan masih banyak peristiwa-peristiwa lain yang mungkin tidak bisa disebutkan satu persatu menjadi mimik alam Indoneisa. Lalu kenapa hal tersebut

terjadi secara bertubi-tubi, secara beruntun tanpa memberikan jeda untuk bernafas meskipun hanya sejenak. Rasanya kita harus mencari jawabannya. Seperti halnya diakhir episode sebuah drama tentu ada hikmah atau pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa itu, serta sesuatu yang bermanfaat setelah terjadinya peristiwa itu. Karena disetiap peristiwa yang terjadi di dunia ini pasti ada misteri dibaliknya. Dan misteri itulah yang berusaha kita pecahkan. Agar kita tidak berlama-lama menjadi manusia yang hanya meminta belas kasih saat semuanya telah terjadi.Tapi menjadi manusia yang mampu bangkit dari kesalahan, menyadari kesalahan dan terus berjuang untuk memabngun masa depan yang lebih menyenangkan [Loke]

Laskar Jurnalistik Sains

Semoga orang yang kita rindukan akan tetap berkarya

1


Beranda

Gunung Api Indonesia

Penuh Kejutan I

ndonesia terletak di antara benua Asia dan Australia dan Lautan Hindia dan Pasifik memiliki 127 gunung api aktif, atau dikenal dengan "ring of fire". Indonesia juga terletak berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia yakni Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ring of

angin puting beliung, hujan ekstrim, banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Tidak hanya bencana alam sebagai ancaman, tetapi juga bencana nonalam sering melanda tanah air seperti kebakaran hutan dan lahan, konflik sosial, maupun kegagalan teknologi. Ditambah lagi, B a d a n N a s i o n a l Penanggulangan Bencana

Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pada saat ini dari 127 gunungapi aktif di Indonesia, ada satu gunung berstatus Awas (level IV) yaitu Gunung Sinabung sejak 24 April 2013. Selain itu, ada tiga gunung berstatus Siaga (level III) yaitu Karangetang, Lokon dan Rokatenda. ditambah lagi, ada 19 gunung status

fire dan berada di pertemuan tiga lempeng tektonik menempatkan negara kepulauan ini berpotensi terhadap ancaman bencana alam. Di sisi lain, posisi Indonesia yang berada di wilayah tropis serta kondisi hidrologis memicu terjadinya bencana alam lainnya, seperti

(BNPB) menyatakan bahwa 19 gunung api di sejumlah penjuru di Tanah Air tengah menggeliat dan berstatus waspada. Akibatnya, masyarakat harus meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Berstatus Waspada Kepala Pusat Data Humas dan

Waspada (level II) yaitu Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Seulewah Agam, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.

92

3


Beranda

M

asyarakat Indonesia tentu tidak akan lupa pada tahun 2013 lalu, gunung Sinabung kembali memberi kejutan pada dunia. Salah satu letusan dahsyat Sinabung terjadi pada 25 November 2013. Dalam waktu 2 jam saja, Sinabung bererupsi tiga kali dengan ketinggian embusan asap mencapai 2 km. Sementara, hujan abu terjadi hingga radius 7 km. Aktivitas Sinabung tahun ini mendapat perhatian dari dunia, diberitakan oleh beragam media internasional. Sinabung dikatakan "bangun" setelah tidur ratusan tahun. Sebelumnya, Sinabung dikategorikan sebagai gunung tipe B, gunung yang tidak punya karakteristik letusan magmatik. Gunung yang juga tergolong dalam tipe ini antara lain Gunung Merbabu, gunung yang bertetangga dengan Merapi. Karena letusan dahsyat tahun 2010, Sinabung kemudian dikategorikan sebagai gunung tipe A, punya sejarah letusan setidaknya dalam 1.600 tahun terakhir. Status Sinabung terus disesuaikan sejak letusan pada September 2013. Pada 15 September, letusan Sinabung dinaikkan dari Waspada ke Siaga. Sempat diturunkan kembali menjadi Waspada pada 29 September, pada akhir November status Sinabung dinyatakan Awas. Begitu juga halnya dengan Gunung Merapi yang juga memberi kejutan pada 18 November 2013 karena erupsi freatiknya yang menyemburkan asap hingga ketinggian 2.000 meter. Letusan freatik ini dikatakan fenomena baru bagi Merapi. Sejarah mencatat bahwa fenomena letusan freatik ini baru terjadi sejak erupsi salah satu gunung paling aktif di dunia itu pada tahun 2010. Dan kejutan yang terakhir adalah dari gunung

Prisma

Kelud yang belum lewat 2 bulan. Tentu masyarakat akan bertanya penyebab dari rangkaian letusan Gunung Api di Indonesia. Kepala Bidang Mitigasi Bencana, Gempa Bumi, dan Gerakan Tanah PVMBG, Gede Suantika, menjelaskan, Indonesia berada pada tiga lempeng dunia, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia. “Aktivitas vulkanisme (yang tinggi) ini disebabkan tumbukan ketiga lempeng itu,” terangnya kepada Okezone, Selasa (11/2/2014). Setiap tahun, tiga lempeng itu bergeser secara bertahap. Pergerakan lempeng itu mengakibatkan beberapa hal, di antaranya gempa dan meningkatnya aktivitas vulkanik gunung api. “Setiap tahun lempeng ini bergeser sekira 6,5 sentimeter,” ungkapnya. Suantika menegaskan, gunung yang berstatus di atas Normal tidak memperngaruhi satu sama lain. “Misalnya ketika satu gunung meletus, itu tidak akan menimbulkan letusan gunung lain,” tuturnya. Banyaknya gunung api aktif di Indonesaia membuat PVMBG harus bekerja keras melakukan pemantauan intensif. Sehingga, ada kenaikan atau penurunan aktivitas vulkanik, PVMBG bisa segera memutuskan apakah menaikkan atau menurunkan status gunung tersebut, serta merekomendasikan kawasan steril. “Semua gunung api di Indonesia dipantau 24 jam. Di setiap posko pengamatan gunung api, ada petugas yang bertanggung jawab melakukan pemantauan,” imbuhnya. Setiap posko, ratarata diisi tiga pengamat gunung api. Mereka bekerja bergiliran sehingga aktivitas gunung api bisa dipantau selama 24 jam penuh. [Mega P]

3


Artikel Utama

Jangan Malu Dengan Negeri Kincir, Justru Kita Harus Belajar Banyak

A

da periode dimana langit akan lebih sering ditutupi oleh awan gelap dan dilanjutkan dengan rintik – rintik hujan. Secara ilmiah, periode tersebut adalah waktu dimana angin dari Benua Asia yang mengalami musim dingin bergerak menuju Australia yang mengalami musim panas yang disebut Angin Musim Barat sehingga Indonesia mengalami Musim H u j a n . A n g i n tersebut melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra sehingga membawa awan hujan d a l a m j u m l a h b e s a r menuju Indonesia. Memang kalau sudah membahas hujan dan Indonesia, pikiran kita pasti akan langsung menuju pada banjir di Jakarta. Untuk menanggulangi banjir Jakarta yang harus dipikirkan dulu adalah penyebab – penyebab dari banjir itu sendiri. Dua pekan terakhir banjir dan genangan mengepung DKI

94

Jakarta. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemprov DKI Jakarta, Manggas Rudy Siahaan, Kamis 23 Januari 2014 yang dikutip oleh Metro TV, mengungkapkan empat masalah penyebab banjir di ibu kota yang selalu berulang setiap tahun. Permasalahan ini tidak pernah terselesaikan sejak lama. Penyebab pertama, debit air di hulu Jakarta yang ekstrem. Setiap hari jika musim hujan pasti bila kita melihat televisi, kita pasti akan disajikan oleh berita tentang kondisi bendungan – bendungan di Hulu sungai yang mengalir di Jakarta. Tinggi muka air Bendungan Katulampa di Jawa Barat menyentuh angka 180 cm atau lebih tinggi 10 cm dibandingkan tahun lalu. Peningkatan kiriman air dari hulu hingga volume 300 ribu meter kubik per detik sama sekali tidak sebanding dengan kemampuan dan daya tampung 13 sungai utama dan 884 saluran penghubung di ibu kota.

Mei 2014


Artikel Utama

K

emampuan daya tampung kiriman air yang tidak sebanding diperparah dengan penyebab kedua, yaitu kondisi sungai dan saluran penghubung di Jakarta mengalami penurunan kapasitas lebih dari 50 persen dan mengenaskan lagi dari 884 saluran penghubung 70 persennya rusak parah dialih fungsikan menjadi pemukiman liar. Kita tinjau dari sungai Ciliwung, yaitu merupakan 1 dari 13 sungai besar di Jakarta. Ciliwung yang harusnya mempunyai lebar 50 meter bersama jalan inspeksi sekarang tinggal 20 meter. Tidak diragukan lagi daerah Kampung Pulo yang di lewati sungai ini akan selalu terendam bahkan jika tidak hujan sekalipun atau bisa dikatakan langganan banjir kiriman. Salah satu caranya memang Kampung Pulo harus direlokasi Letak Jakarta yang berada di daerah pesisir pantai dan memiliki garis pantai 32 km merupakan masalah selanjutnya yang memperparah banjir di Jakarta. Banjir rob atau banjir pasang adalah penyebab tertahannya air dari hulu menuju laut, karena air kiriman dari hulu yang seharusnya mengalir lancar malah tertahan dan menyebabkan air terendam.

Masalah terakhir didalangi oleh pemerintah sendiri yang merancang kota Jakarta dan memang sudah rusak tata kota sejak lama. Harusnya kita belajar banyak dari bagaimana orang Belanda mengeringkan daratan yang digenangi air agar dapat menajadi pemukiman layak huni. Belanda memang negara pejuang banjir karena sejak abad ke-11 terdapat dewan yang bertugas untuk menjaga level ketinggian air dan dari sana di canangkan sistem reklamasi lahan melalu sistem polder yang kompleks dan dikembangan sistem hidrolik untuk memompa air keluar dari daerah yang ada di bawah permukaan laut dengan kincir angin pada abad 13. Polder merupakan sistem tata air tertutup dengan elemen meliputi tanggul, pompa, saluran air, kolam retensi, pengaturan lansekap lahan dan instaslasi air kotor terpisah. Secara singkat polder merupakan dataran rendah yang membentuk daerah yang dikelilingi oleh tanggul. Pada daerah ini air buangan seperti air kotor dan air hujan dikumpulkan di suatu badan air lalu dipompakan ke badan air yang lebih tinggi posisinya, hingga pada akhirnya dipompakan ke sungai atau kanal yang bermuara ke laut. Dengan ada perubahan iklim dunia menyebabkan Belanda harus terus memoderenisasi poldernya, yaitu dengan membuat Proyek Delta. Proyek ini dikerjakan selama 5 dekade dan menjadi salah satu upaya pembangunan terbesar dalam sejarah manusia dan merupakan polder strategis untuk menguatkan pertahanan terhadap bencana banjir.

5

7


Artikel Utama

Y

a, memang Jakarta identik dengan banjirnya saat musim hujan dan memang terus diperbincangkan solusinya, seperti melakukan perbaikan jalan, pengerukan sampah di sungai sampai tercanang ide dalam pembuatan Jalan Bawah Tanah yang dialih fungsikan menjadi Penampungan air berbentuk pipa bawah tanah yang b e r f u n g s i menampung air yang berlebihan di permukaan yang nantinya disalurkan ke laut dan Tembok Laut Raksasa. Tapi, kenapa kita tidak pernah mencontoh Belanda yang merupakan negeri kincir angin yang sudah melawan hampir ratusan bencana banjir dalam kurun waktu 1 milenium. Mereka benar -benar mengimplemtasikan

idenya untuk mencegah banjir dan membuat Belanda bisa mencegah kemungkinan banjir walaupun kotanya lebih banyak yang ada di permukaan laut. Itulah mengapa Jakarta yang walaupun kotanya lebih tinggi dari Belanda selalu terendam banjir mungkin karena kurangnya implementasi ide dari pemerintah. Padahal Jakarta sudah langganan banjir, tapi kenapa hanya terus memikirkan solusi tanpa ada aksi untuk mewujudkannya. Mungkin ini saatnya kita semua para mahasiswa mulai berfikir untuk mengatasi banjir Jakarta dengan apa dan bagaimana cara mewujudkannnya, apalagi kota metropolitan ini merupakan pusat negara Indonesia sehingga selalu menjadi sorotan dunia. [Bims Jr.]

JAKARTA LANGGANAN BANJIR

96


Topik

Kabut

Asap

RIAU

Riau adalah sebuah provinsi di Pulau Sumatera yang menjadi rumah bagi bangsa Melayu dan rahimnya Bahasa Indonesia. Riau merupakan urutan teratas di Asia Tenggara dari total volume lahan gambut dan kandungan karbonnya. Dari 4 juta hektar lahan gambut di Provinsi Riau, setengahnya sudah mengalami deforestasi, kekeringan, pembusukan atau terbakar. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa titik api di Riau berjumlah ratusan.

kabut asap di Pekanbaru, Riau. Dari Jakarta, SBY beserta rombongan terbang ke Pekanbaru. Penerbangan SBY tidak berjalan mulus. Namun begitu akhirnya SBY berhasil tiba di Pekanbaru dengan selamat. Selama tiga hari dua malam, SBY fokus mengatasi kabut asap. Hasilnya tidak mengecewakan. SBY berhasil mengatasi dan menganalisa sebab terjadinya kabut asap. Setelah melakukan pendalaman dan berbicara dengan sejumlah masyarakat, ditemukanlah tujuh sebab terjadinya kabut asap.

Munculnya bencana kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan wilayah Riau kembali dikepung asap pekat. Persoalan asap ini memang menjadi agenda rutin yang harus ditangani Pemerintah setempat. Akan tetapi kabut asap yang mengepung Riau kali ini tidak kunjung menipis dan terus meluas ke berbagai daerah hingga Sumatera Barat, Sumatera Utara, Singapure dan Malaysia. Kondisi kabut asap di Provinsi Riau khususnya di Kota Pekanbaru masih mengkhawatirkan. Hal ini telah mengganggu aktivitas penerbangan, kegiatan ekonomi, kesehatan hingga pendidikan masyarakat. Gubernur Riau, Annas Maamun, menyatakan ini adalah kejadian luar biasa dan status tanggap darurat bencana asap dan menyatakan untuk meminta bantuan pemerintah pusat. Kabut asap yang menyelimuti mengakibatkan jatuhnya korban 22.301 orang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), bandar udara berhenti beroperasi dan beberapa pekan lamanya murid kelas satu hingga kelas tiga sekolah dasar diliburkan di sejumlah kabupaten/kota.

7 penyebab adalah sebagai berikut: 1.

Cuaca yang ekstrim

2.

Lahan gambut yang mudah terbakar

3.

Cara bercocok tanam penduduk dengan cara membakar

4.

Tindakan membakar secara meluas bermotifkan finansial

5.

Tidak optimalnya pencegahan oleh aparat di tingkat bawah

6.

Kurang cepat & efektifnya pamadaman api

7.

Penegakan hukum yang tidak bisa menyentuh master-mind pembakaran

[Feni F.] Sumber: http://daerah.sindonews.com/r ead/2014/03/18/24/84520 9/7-sebab-kabut-asap-di-riau-menurut-sby http://indonesia.travel/id/news/detail/822/riauberhasrat-menjadi-pusat-budaya-melayu

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya turun tangan mengatasi persoalan

7


Kilas

Petik Hikmah

K

ondisi alam saat ini memang tidak menentu, bencana juga datang tanpa diduga. Bencana alam yang baru saja kita alami adalah erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Gunung Kelud di Jawa Timur. Sebelumnya, pada awal tahun 2014, Jakarta dan daerah sekitarnya dilanda banjir yang membuat aktivitas masyarakat terganggu. Selain itu ada pula peristiwa kabut asap tebal di Riau. Berbagai peristiwa banyak terjadi di negeri kita dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Ada fenomena yang memang sudah menjadi kehendak alam, namun ada pula kejadian yang timbul akibat ulah kita sendiri. Peristiwa Gunung Kelud dan Gunung Sinabung mungkin termasuk dalam fenomena yang menjadi kehendak alam karena berkaitan dengan aktivitas magma dalam perut bumi, yang sulit untuk dipantau secara langsung oleh manusia. Sedangkan banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, dapat dipicu oleh tindakan kita sendiri

98

seperti, membuang sampah ke sungai atau membuat proyek pembangunan yang dapat mengurangi daerah resapan. Selain itu, peristiwa kabut asap tebal yang menyelubungi Riau juga muncul karena ulah manusia yang membakar lahan dengan tujuan untuk membuka perkebunan kelapa sawit baru, tanpa mempetimbangkan dampak bagi masyarakat dan lingkungan. Dibalik semua peristiwa tersebut sebenarnya ada beragam makna yang dapat dipetik, antara lain pesan untuk menjaga lingkungan, menghargai alam, memiliki rasa kepedulian, kemanusiaan dan semangat persaudaraan. Sebagai bangsa yang besar, masyarakat Indonesia telah menunjukkan rasa kepedulian serta semangat persaudaraannya dengan memberikan bantuan berupa bahan makanan dan obatobatan, bahkan ada pula yang menjadi relawan untuk terjun langsung membantu para korban. Semangat kepedulian terhadap sesama ini tentunya akan lebih sempurna bila kita mulai menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan dan kelesatarian alam. Mungkin kita bisa memulainya dari hal-hal kecil disekitar kita seperti, membuang sampah pada tempatnya, menghemat air, mengurangi pemakaian kantong plastik, menggunakan kertas secara bolak-balik, mematikan alat elektronik yang sedang tidak digunakan dan masih banyak lagi. Namun, sebagai seorang saintis muda ada baiknya kita juga mulai berpikir untuk mengembangkan riset tentang energi yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. [N. Aini]



FIND US On youtube.com/user/lsistvjunsai instagram.com/lsistagram twitter.com/JunsaiLSiS_UGM junsisfmipaugm.blogspot.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.