EDISI 268
Senin 16 September 2013 Alamat Redaksi : Jl Setunggal Blok B no 3 Perumahan Griya Mutiara Baru (belakang YPAC) Kelurahan Sukamaju Sako Kenten Palembang Hp: 0815 385 6628 | Fax: 0711 823 875 E-Mail : Jurnalsumatra@yahoo.co.id
+6221 290 20 710 +6221 290 20 720 +6221 290 20 718
Jl Setunggal Blok B no 3 Perumahan Griya Mutiara Baru (belakang YPAC) Kelurahan Sukamaju Sako Kenten Palembang Hp: 0813 67 228 345, | Fax: 0711 823 875 | TELP : 08212550343 | E-Mail : lovitabassar@yahoo.co.id http://www.wahanawanitatour.com
Terbit 12 Halaman Harga Rp. 3.000,-
https://www.jurnalsumatra.com
KPU Sumsel Provokator Kericuhan Rekap PSU
Kelakar Wak JuSu
+ Pertamina Berupaya Rebut Kembali Sumur Tua - Secara hukum, apo secara kekerasan wak.. + KPU Sumsel Provokator Kericuhan Rekap PSU - Disengajo...wak, itulah jurus dio..
Masyarakat Sumsel Diminta Sabar Tunggu Keputusan MK JAKARTA, Jurnal Sumatra- Masyarakat Sumatera Selatan diminta menunggu hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK), setelah sebelumnya diputuskan untuk dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 4 Kabupaten/Kota plus 1 Kecamatan yang digelar 4 September. “Saat ini kan kewenanganya ada di MK, yang memerintahkan dilakukan PSU dan dan melaporkan hasil PSU ke MK. Karena itu KPU daerah tidak berwenang menetapkan dan merekap hasil PSU dan non PSU,” ujar pengamat politik Point Indonesia Karel Harto Susetyo dalam rilis yang diterima Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Rabu, 11/9). Bersambung Hal 11
Warga Kenten, Kesulitan Memakamkan Jenazah Banyuasin, Jurnal Sumatra- Masyarakat Kenten Banyuasin, kebingungan untuk menguburkan jenazah. Pasalnya, belum ada tempat pemakan umum di kawasan tersebut. Lurah Kenten, A Rosyadi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, untuk memakamkan jenazah keluarga yang sudah meninggal, masyarakat harus membeli tanah kaplingan yang harganya mencapai jutaan, itu bisa dicicil melalui arisan dana kematian kelurahan. Kendalanya, tidak semua warga ikut dalam arisan itu, apalagi yang ekonomi menegah ke bawah. “Kasian masyarakat yang kurang mampu, mereka kebingungan mau memakamkan jenazah kemana. Meskipun masyarakat setempat membantu, tapi hal ini harus dicarikan solusinya,” ungkapnya. Menurutnya, pemerintah Banyuasin memilik lahan kosong sekitar 1 hektar di area Kenten, tepatnya di belakang perumahan Azhar. Lahan itu dibeli oleh pemerinah Muba saat masih bergabung dengan Banyuasin beberapa tahun lalu. Dulu rencananya memang untuk Tempat pemakaman Umum, tapi belum terealisasi. “ Lokasinya cocok untuk TPU, tapi memang harus ditimbun dulun. Kami berharap lahantersebut bisa dihibahkan oleh pemerintah untuk pemakaman umum,” katanya. Bersambung Hal 11
Pertamina Berupaya Rebut Kembali Sumur Tua Sekayu, Jurnal Sumatra- Potensi kisruh antara masyarakat Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman Musi Banyuasin yang memanfaatkan sumur-sumur tua peninggalan Belanda dengan Pertamina Field Ramba semakin meruncing.Kedua belah pihak bersikeras untuk menguasai sumur -sumur itu,berbagai upaya juga dilakukan oleh kedua belah pihak. Terungkapnya prihal itu saat Puluhan wartwan mengikuti lokakarya peliputan Migas yang diselenggarakan Pertamina EP Field Ramba dan Lembaga Pers Dr Soetomo yang di di Hotel Ranggonang Sekayu, dari 7 hingga 8 Septeber 2013 yang lalu. Pada akhir acara itu puluhan war-
tawan yang mengikuti acara itu di bawa ke beberapa sumur tua baik yang di kelola masyarakat maupun yang di kelola Pertamina EP Field Ramba. Menejer Pertamina EP Field Ramba, Bustanul Fikri melalui Humas Pertamina EP Field Ramba Jabar (8/9)dikantor Pertamina
EP Field Ramba. mengatakan,ada 36 sumur minyak miliki Pertamina EP Field Ramba yang di kuasai masyarakat dan sudah berbagai upaya kami lakukan, baik secara persuasif dan hukum nantinya Mulai minggu depan tambah Jabar, Pertamina EP Field Ramba akan melakukan somasi terhadap masyarakat yang telah memanfaatkan sumur -sumur milik Pertamina EP Field Ramba. Sementara itu sebut saja Mamad yang didampingi belasan rekannya warga Mangun Jaya mengatakan, dirinya mengais rezeki di sumur tua Bersambung Hal 11
Mantan Walikota Belum Kembalikan Mobil Dinas LC Pagaralam, Jurnal Sumatra Mantan Walikota Pagaralam, Drs H Djazuli Kuris MM yang dibeli sekitar senilai Rp2,1 miliar sekitar tahun 2011 lalu, meskipun sudah lima bulan mengakhiri jabatan namun belum mengembalikan mobil dinas Land Cruiser (LC). Padahal mantan Walikota Pagaralam ini sudah memiliki mobil pribadi LC lelangan yang dibeli sekitar tahun 2012 lalu. Namun masih ingin menguasi mobil LC yang baru dibeli sekitar 2011 senilai Rp2,1 miliar yang masih belum memenuhi persyaratan untuk dilakukan lelang. Demikian diungkapkan tokoh pemuda Pagaralam Hendri Ganesa SE.
Inul Rela Bertubuh Bohay karena Ini
Bersambung Hal 11
JAKARTA - Belajar dari pengalaman, Inul Daratista kini tidak memaksa menjaga penampilan. Pasalnya, istri Adam Suseno itu pernah jatuh sakit karena diet untuk menjaga bentuk tubuhnya. “Olahraga saja. Gemuk sedikit enggak apa-apa, asal jangan diet, aku pernah sakit karena diet. Jadi ya bohay-bohay saja sih, yang penting sehat,” kata Inul di Studio RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (15/9/2013). Beberapa pantangan dari dokter pun tetap dijalaninya. Bahkan, Inul memiliki beberapa dokter spesialis pribadi. “Dokter spesialis aku ada, dokter kesehatan, ahli gizi juga ada,” pungkasnya. (okz)
Polisi Jemput Paksa Juru Bayar Humas Banyuasin BANYUASIN- Jurnal Sumatra. Polisi dari Resort Banyuasin Menjemput paksa Jurubayar Humas Pemkab Banyuasin. Desi dijemput paksa pihak penyidik Tindak Pidana Ekonomi Polres Banyuasin diruang Humas Pemkab Banyuasin, Rabu kemaren (11/1). Penjeputan paksa yang dilakukan Pihak Polres tersebut terkait dugaan penggelapan dana iklan dan Advertorial para wartawan sesuai laporan nomer :TBL/ BI-227.VII/2013/SUMSEL/ Bersambung Hal 11
Palembang- Jurnal Sumatra- Kericuhan yang terjadi saat penghitungan rekapitulasi Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Palembang ternyata di provokasi oleh KPU Sumsel. Provokasi tersebut terjadi mulai saat pembacaan tata tertib oleh salah seorang komisioner Ong Burlian yang membacakan satu persatu setiap point yang di visualisasi menggunakan infokus. Salah satu saksi dari kandidat Cagub nomor 3 Suparman Roman memprotes tata tertib nomor 6 karena dianggap melanggar amar dan perintah Mahkamah Konstitusi. Kalau KPU hanya diperintahkan melaksanakan PSU kemudian melaporkan hasilnya dan tidak membuat keputusan sendiri. Karena sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No 79/PHPU.D-XI/2013, MK telah mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian dan telah membatalkan SK KPU Sumsel No 33/Kpts/KPUProv-006/ VI/2013 tentang hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan tahun2013, bertanggal 13 Juni 2013, beserta Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Provinsi Oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Selatan bertanggal 13 juni 2013 dan membatalkan SK no 34/Kpts/KPU.prov-006//VI/2013 tentang penetapan pasangan calon terpilih Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2013-2018 tahun 2013 bertanggal 14 Juni 2013. Bersambung Hal 11
Pengamat: Hakim MK Harus Perhatikan Psikologis Masyarakat Sumsel PALEMBANG, Jurnal Sumatra - Kalangan pengamat menilai pelaksanaan Pilkada Sumsel khususnya Pemungutan Suara Ulang (PSU) menilai beragam, meski begitu para pengamat menilai majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mesti mengambil putusan segera tanpa berlarut-larut dengan memerhatikan faktor psikologis, yang timbul di masyarakat Sumsel, dalam memutuskan hasil sengketa Pilkada Sumsel. Pengamat Politik, Universitas Sriwijaya (Unsri), Zulkarnain Sulaiman, menyebutkan, berkaca dari tingkat partisipasi masyarakat, pada pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada Sumsel, 4 September silam, sebesar 61,92 persen, menunjukkan terjadi kejenuhan di masyarakat pemilih Sumsel, untuk menggunakan lagi hak pilihnya pada pilkada ulang di sebagian wilayah Sumsel itu. Sehingga, Zulkarnain menilai, jika pasca PSU di Sumsel ini, MK masih berlarut-larut dalam menentukan hasil Pilkada gubernur dan wakil gubernur Sumsel periode Bersambung Hal 11
Humas Pemkab Banyuasin Congkak Pangkalan Balai, Jurnal Sumatra, Humas Pemkab Banyuasin mulai dari tukang sapu sampai dengan pejabat Kepala Bagian sangat Congkak, mereka tidak bisa beradaptasi dengan masyarakat pers dan terkesan seperti pangeran. Kurang mampu berkomunikasi dengan mitra kerjanya sehingga terjadi stagnasi komunikasi dan prilaku. Akibatnya terjadi perseteruan antara wartawan dengan humas yang sangat meruncing dan bermuara ke ranah hukum. Perseteruan ini mendapat tanggapan dari beberapa kalangan termasuk lembaga swadaya masyarakat salah seorang tokoh pemuda Edy, mengatakan dirinya merasa sedih dan miris melihat perseteruan yang terjadi “Saya lihat perseteruan di Banyuasin dak pernah usai , seperti halnya perseteruan saat pilkada lalu sampai saat ini belum juga selesai padahal Yan saat ini sudah dilantik”ucapnya. Edy kemarin (13/09). Bersambung Hal 11