HARIAN UMUM Alamat Redaksi : Jl Setunggal Blok B no 3 Perumahan Griya Mutiara Baru (belakang YPAC) Kelurahan Sukamaju Sako Kenten Palembang Hp: 0815 385 6628 | Fax: 0711 823 875 E-Mail : Jurnalsumatra@yahoo.co.id
EDISI 483
SENIN 20 FEBRUARI 2017
Jurnal Sumatra
www.jurnalsumatra.com
Independent News Paper
Apo Adonyo
Instal Icon Jurnalsumatra.com melalui playstore android anda
TERBIT 12 HALAMAN HARGA RP. 3.000,-
Tiga Desa Di OKI Terancam Terisolir
KAYUAGUNG, Jurnal Sumatra – Akibat seringnya diguyur hujan membuat jalan Desa Lebung Gajah Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) rusak sehingga mengakibatkan tiga desa terancam terisolir. Kondisi jalan yang telah menjadi lumpur sehingga menyulitkan akses keluar masuk tiga desa yakni Desa Tulung Seluang, Desa Lebung Gajah, Desa Ujung Tanjung itu benar benar lumpuh total. Pantauan dilokasi, Jumat (17/2/2017) Jalur utama menuju tiga desa ini sudah memasuki fase “klimaks” dengan kondisi tanah merah dan cuaca hujan jalan tersebut sudah tidak bisa dilalui kendaraan apapun, sehingga perekonomian tiga desa yang mempunyai penduduk lebih dari 2000 keluarga (kk) lumpuh dalam seminggu terakhir. Mirisnya, akses jalan desa tersebut merupakan satu satunya, yang juga digunakan mobilitas perusahaan kertas terbesar di Asia yang berada di lokasi Serai Desa Lebung Gajah. Zakariah (29) sopir truk angkutan barang mengeluhkan kondisi tersebut, pasalanya barang yang diangkut dari Kota Palembang menuju desa tersebut harus berhenti di jalan yang rusak karena tidak bisa lagi dilalui kendaraan. “Kami terpaksa estafet saat membawa barang, ini tentunya menjadikan biaya lebih mahal,” ujar Zakariah. Disesalkannya, aparat pemerintahan seolah membiarkan kondisi tersebut, seakan desa itu
sudah tidak berpenghuni padahal ada perusahaan besar yang memanfaatkan jalur itu. “Sempat ada tindakan alat berat tapi semakin parah jalannya, tidak ada pemerintah, baik pemerintah desa maupun perusahaan,” seloroh Zakariah. Dicontohkan Zakariah, perekonomian akan terancam lumpuh, karena semua mobil barang tidak bisa dilalui, terlebih hari ini (sabtu, red) (18/2/2017) pasar kalangan desa terancam sedikit pedagang karena besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan. “Banyak pedagang tidak bisa lewat,” tutup pria yang sambil menjaga sedang terpater dijalan rusak tersebut. Sementara itu, Budiman, Anggota DPRD OKI Komisi III, mengatakan, memang saat ini, akibat tingginya curah hujan di awal Februari banyak sekali jalan yang putus akibat tergenang air, dan hal itu terjadi hampir disemua daerah di Sumatera Selatan, bukan hanya di OKI. Namun, khusus di OKI memang terdapat dibeberapa kecamatan yang ruas jalanya putus akibat tingginya curah hujan, terutama di Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Air Sugihan, hal tersebut tentu harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah “Saat ini memang musim hujan, sehingga banyak jalan yang rusak, bukan hanya di OKI, tapi meskipun demikian kami harapkan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah OKI pada rencana pembangunan tahun ini dan tahun mendatang,” Jelas Dia.(ATA)
Ilmuwan: Ada Benua Tenggelam Di Samudra Pasifik
KELAKAR WAK JUSU + Tiga Desa Di OKI Terancam Terisolir - Katonyo membangun OKI dari desa... desa mano? + Ilmuwan: Ada Benua Tenggelam Di Samudra Pasifik - Jangan be benua asia hehe
SEBUAH benua dengan luas setara dua per tiga Australia telah ditemukan di bawah Samudra Pasifik bagian barat daya, demikian sejumlah ilmuwan melaporkan dalam jurnal Geological Society of America. Sebanyak 94 persen dari benua dengan luas daratan 4,5 juta kilometer persegi itu kini berada di bawah permukaan laut. Sisanya, yang berada di atas permukaan laut, adalah titik
tertinggi yang kini dikenal dengan nama Selandia Baru dan Kaledonia Baru, lapor Reuters. “Jika kami bisa mengeringkan samudera, maka akan terlihat jelas bagi semua orang bahwa ada rangkaian pegunungan dan sebuah benua besar di bawah laut,” kata Nick Mortimer, seorang geologis dari lembaga GNS Science di Dunedin, Selandia Baru.
“Oleh karena itu, kami para geolog, sangat menyayangkan ada samudra di sana,” kata dia. Mortimer adalah kepala tim penulis dari sebuah karya ilmiah berjudul “Zelandia: sebuah benua tersembunyi” yang menyatakan bahwa penemuan baru tersebut membenarkan dugaan lama para geolog. “Sejak sekitar 1920an, sudah sangat banyak karya ilmiah yang menggunakan kata “kontinental” (sebuah kata sifat yang berarti daratan luas yang disebut sebagai benua) untuk menggambarkan berbagai bagian dari Selandia Baru, Kepulauan Catham, dan Kaledonia Baru,” kata Mortimer. “Perbedaannya sekarang, kami merasa telah mengumpulkan informasi yang cukup untuk mengubah kata sifat kontinental menjadi kata benda, benua (continent),” kata dia. Mortimer menjelaskan bahwa para geolog pada awal abad lalu telah menemukan bebatuan gra-
nit dari kepulauan sub-antartika di dekat Selandia Baru dan bebatuan metamorf di Kaledonia Baru. Kedua hal tersebut merupakan indikasi awal dari sifat geologis sebuah benua. Jika penemuan baru Mortimer diterima oleh komunitas ilmuwan, para penggambar peta mungkin harus menambahkan benua ke-delapan dalam peta maupun atlas di masa mendatang. “Karya ilmiah kami ditulis berdasarkan pengamatan empirik dan deskripsi yang akurat. Keberhasilan dari kami akan diukur dari apakah benua Zelandia akan muncul di peta dan atlas dalam lima atau 10 tahun mendatang,” kata dia. Benua “Zelandia” dipercaya terpisah dari Australia sekitar 80 juta tahun yang lalu dan tenggelam ke bawah laut sebagai bagian dari fenomena yang disebut sebagai Gondwanaland. ANJAS
“JIKA PERS MERUGIKAN, JANGAN MAIN HAKIM SENDIRI, GUNAKAN HAK JAWAB ATAU ADUKAN KE DEWAN PERS.” (PESAN INI DISAMPAIKAN OLEH SKI JURNAL SUMATRA / JURNALSUMATRA.COM DAN DEWAN PERS)