Digital Kabari #2 April 2007 (4 Hal)

Page 1

s A P RIL

MAJALAH BULANAN

JEMBATAN INFORMASI INDONESIA AMERIKA

TIS

A GR

om

nan ratis.c a g g riG

ww

fr ee !

Lan .Kaba w #2, april 2007 | kabari:

1


Pariwisata dan Kebangkitan Indonesia PEMBACA kabari yang budiman, rasanya bahagia bisa kembali menyapa anda dan menyajikan kabar untuk anda semua, kedua kalinya, dan mudahmudahan seterusnya bisa menyajikan yang terbaik. Jujur, edisi kami yang pertama membuat kami deg-degan dan penuh perasaan campur aduk dan pertama kami sampaikan permohonan maaf andai masih ada kekurangan dan kelemahan di sana sini. Kami menunggu masukan para pembaca. Yang jelas, kami terus mencoba menyajikan sevariatif dan sebanyak mungkin artikel. Juga untuk yang boleh disebut rindu kampung halaman atau sekadar mengenang Tanah Air. Namun tak ketinggalan aktivitas warga Indonesia yang ada di perantauan juga ingin kami sampaikan. Kedua, kalau di edisi pertama kami menyajikan isu utama tentang Hari Raya Imlek, di Indonesia, pada edisi kali ini kami mengetengahkan tentang pariwisata. Seperti kita semua sudah ketahui, pasca Reformasi Mei 1998 (yang juga kita kenang sebagai Tragedi Mei 1998), kondisi pariwisata negeri kita terus terpuruk. Banyak hal terjadi dan yang banyak itu hampir semuanya memperburuk kondisi industri pariwisata kita. Di masa lalu, pariwisata menjadi andalan Indonesia. Jauh sebelum Malaysia mengumandangkan “The Truly Asia” atau Singapura dengan “Uniquely Singapore”. Negeri kita tanpa slogan hebat pun didatangi ribuan bahkan jutaan wisatawan asing, dengan Bali sebagai primadonanya. Itu puluhan dan belasan tahun silam. Ternyata tanpa slogan hebat dan kita menjadi daerah tujuan wisata (DTW) utama itu justru melenakan dan meninabobokan kita semua. Di saat itulah rasanya persaingan sebenarnya muncul dan kita pelahan tapi pasti mulai tertinggal. Lalu muncul Reformasi yang tampaknya dengan mudah kita jadikan kambing hitam, ditambah berbagai musibah –disengaja atau alamiah- selama beberapa tahun terakhir ini. Kita bisa menyebut kerusuhan etnis dan agama, Bom Bali, SARS, Flu Burung, bencana alam, Tsunami dan gempa dan seterusnya sebagai biang kerok keterpurukan industri pariwisata kita. Tetapi pertanyaannya, sampai kapan kita menjadikan semua musibah itu sebagai kambing hitam? Lalu pertanyaan berikutnya, kapan kita mulai menyingsingkan lengan baju kita? Dan yang terpenting, kapan kita mau mengubah diri sehingga wisatawan mau datang ke negeri kita dan kita tidak lagi mengandalkan uang pinjaman untuk membangun negeri? Sektor pariwisata adalah sektor yang sebenarnya mudah menghasilkan uang dan devisa. Apalagi bagi Indonesia yang kekayaan alamiah dan keanekaragamannya sungguh luar biasa. Persoalannya, tinggal mau atau tidak? Ketika kita menyatakan tidak mau, tetangga kitalah yang menangguk untung. Malaysia, Singapura, Thailand, dan yang lain. Namun kalau kita menyatakan mau dan berminat, tidak sedikit yang harus kita benahi. Sekali lagi pariwisata adalah sektor yang sebenarnya mudah. Namun pariwisata tergantung pada hampir semua sektor lainnya. Keamanan, kenyamanan, birokrasi yang sederhana, keleluasaan, kebebasan bergerak, keramahtamahan, kebersihan, dan ketertiban. Siapkah kita untuk semua itu? Inilah tampaknya tugas kita semua, terutama pemerintah di negeri yang masih kental menganut paternalisme seperti kita ini. Paternalisme bukan saja mengandung kelemahan, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan sektor pariwisata sebagai industri andalan negeri ini. Begitu sektor pariwisata bergerak, sektor lain rasanya seperti gerbong kereta api, akan bergerak juga mengikutinya. Kesempatan, peluang dan utamanya, potensi sudah ada dan tersedia. Termasuk sumber daya manusia (SDM) yang tidak sedikit, di dalam dan luar negeri. Kehebatan SDM Indonesia berulang kali teruji tidak kalah bahkan boleh dibilang unggul. Kebangkitan Indonesia bukan hal yang mustahil, tinggal kita mau atau tidak mewujudkannya.

Publisher: Lana Togas-Koentjoro,SH Advisory Board: John Oei Margaret Lin Diana Iskandar Indriati Oei Hengki Koentjoro Editor in Chief Adinata Basoeki Editor Danial Herlambang Art Director 3de Photography Editor Hengki Koentjoro Illustrator Dimas Ardi Mulyo Reporters (Indonesia) Theresia Puspitasari Kartika Nadya Christy Togas Reporters (USA) Siska Silitonga Lorna Dietz Peter Phwan Marketing Director for United States Indriati Oei Marketing Director for Indonesia Lana Togas-Koentjoro,SH Sales Marketing Selly Sipakoly (Indonesia), Diana Iskandar, Margaret Lin, Sabrina Fitranty (USA) Jeannie Teddy (Canada) Marketing Creative Alfan Administration Loraine Sekeon Tedy Homogin Yohannes Lie

www.kabarinews.com Contact Editor: editor@kabarinews.com Advertisement: sales@kabarinews.com

kabari: info INDONESIA OFFICE Percetakan Negara IX / 8, Jakarta Pusat 10570, Indonesia Phone: (021) 422 8182 / (021) 4228183 / (021) 422 8184 Fax: (021) 424 8175

TIS

USA OFFICE 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122 Phone: (415) 213 7323 Fax: (415) 759 2200

A GR

om

nan ratis.c a g g riG

Lan .Kaba w #2, april 2007 | kabari: ww

3


Kabari Gaya Hidup

34 | Aero Sport in Indonesia

Kabari Utama

06 | Pariwisata Indonesia, Flu Burung dan Terorisme 08 | Singapura dan Malaysia Pun Kebanjiran Wisatawan

Kabari Film

10 | Badai pasti Berlalu, Setelah 30 Tahun Berlalu

Kabari Musik

12 | Muse, Gak Takut Banjir Jakarta 14 | Java Jazz Festival nan Heboh

Kabari Buku

17 | Peranan Tionghoa Membawa Islam ke Indonesia

Kabari Jajanan

18 | Memanjakan Lidah dan Perut di Bandung

Kabari Butik

38 | Iwan Tirta, antara Batik dan Tari 40 | Bebas Berekspresi dengan Harajuku

Kabari Jakarta

41 | Aksi Sosial ala Para Bisnisman

Kabari JalanJalan

42 | Tatung, Cap Gomeh di Singkawang 44 | Berlayar di Sekitar San Francisco 46 | Bersama Joseph, Keliling SF dalam Waktu 90 Menit

Kabari Gosip

48 | Samsons Gak Pernah Jenuh 48 | Shandy Aulia, Pendidikan Nomor Satu 49 | Agnes Monica, yang Muda yang Berprestasi

Kabari SF

Kabari Fotografi

22 | Melasti, Ogoh dan Nyepi

Kabari Profil

24 | Indra Leonardi, Memotret dengan Jiwa

Kabari Khusus

28 | Misteri Supersemar, Sampai Kapan?

Kabari Edukasi

30 | Home Schooling, Metode Pendidikan EďŹ sien

50 | Pasar Senggol ke-5 SF, United, We Chow 51 | Cassie dan Nyu Nyu 52 | Album Foto Pasar Senggol 53 | Kontes Ti-ti & Mei-mei dan Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an 54 | Dubes Sudjadnan Parnohadiningrat: Mengubah Image Harus dengan Mengubah Kenyataan 55 | Pak Dubes dan Pak Konjen yang Piawai Musik 55 | Depot Kabari

Kabari Sana Sini

56 | Easter Bunny di Amerika 59 | Hari-Hari Gratis ke Museum di San Francisco Bay Area

Kabari Karikatur

57 | Rangkuman Satu Bulan

Kabari Tawa

58 | Joke Gus Dur

4 Iklan bukan kebijakan redaksional. Penerbit tidak bertanggung jawab atas isi dan materi iklan.

TIS

A GR

om

nan ratis.c a g g riG

Lan .Kaba w ww



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.