Digital kabari#2 apr07

Page 1

majalah bulanan

#2 • april 2007

ee

!

jembatan informasi indonesia - amerika

fr

kabari: #2, april 2007 |

1


2 2 | kabari: #2, april 2007

www.KabariNews.com


Pariwisata dan Kebangkitan Indonesia PEMBACA kabari yang budiman, rasanya bahagia bisa kembali menyapa anda dan menyajikan kabar untuk anda semua, kedua kalinya, dan mudahmudahan seterusnya bisa menyajikan yang terbaik. Jujur, edisi kami yang pertama membuat kami deg-degan dan penuh perasaan campur aduk dan pertama kami sampaikan permohonan maaf andai masih ada kekurangan dan kelemahan di sana sini. Kami menunggu masukan para pembaca. Yang jelas, kami terus mencoba menyajikan sevariatif dan sebanyak mungkin artikel. Juga untuk yang boleh disebut rindu kampung halaman atau sekadar mengenang Tanah Air. Namun tak ketinggalan aktivitas warga Indonesia yang ada di perantauan juga ingin kami sampaikan. Kedua, kalau di edisi pertama kami menyajikan isu utama tentang Hari Raya Imlek, di Indonesia, pada edisi kali ini kami mengetengahkan tentang pariwisata. Seperti kita semua sudah ketahui, pasca Reformasi Mei 1998 (yang juga kita kenang sebagai Tragedi Mei 1998), kondisi pariwisata negeri kita terus terpuruk. Banyak hal terjadi dan yang banyak itu hampir semuanya memperburuk kondisi industri pariwisata kita. Di masa lalu, pariwisata menjadi andalan Indonesia. Jauh sebelum Malaysia mengumandangkan “The Truly Asia” atau Singapura dengan “Uniquely Singapore”. Negeri kita tanpa slogan hebat pun didatangi ribuan bahkan jutaan wisatawan asing, dengan Bali sebagai primadonanya. Itu puluhan dan belasan tahun silam. Ternyata tanpa slogan hebat dan kita menjadi daerah tujuan wisata (DTW) utama itu justru melenakan dan meninabobokan kita semua. Di saat itulah rasanya persaingan sebenarnya muncul dan kita pelahan tapi pasti mulai tertinggal. Lalu muncul Reformasi yang tampaknya dengan mudah kita jadikan kambing hitam, ditambah berbagai musibah –disengaja atau alamiah- selama beberapa tahun terakhir ini. Kita bisa menyebut kerusuhan etnis dan agama, Bom Bali, SARS, Flu Burung, bencana alam, Tsunami dan gempa dan seterusnya sebagai biang kerok keterpurukan industri pariwisata kita. Tetapi pertanyaannya, sampai kapan kita menjadikan semua musibah itu sebagai kambing hitam? Lalu pertanyaan berikutnya, kapan kita mulai menyingsingkan lengan baju kita? Dan yang terpenting, kapan kita mau mengubah diri sehingga wisatawan mau datang ke negeri kita dan kita tidak lagi mengandalkan uang pinjaman untuk membangun negeri? Sektor pariwisata adalah sektor yang sebenarnya mudah menghasilkan uang dan devisa. Apalagi bagi Indonesia yang kekayaan alamiah dan keanekaragamannya sungguh luar biasa. Persoalannya, tinggal mau atau tidak? Ketika kita menyatakan tidak mau, tetangga kitalah yang menangguk untung. Malaysia, Singapura, Thailand, dan yang lain. Namun kalau kita menyatakan mau dan berminat, tidak sedikit yang harus kita benahi. Sekali lagi pariwisata adalah sektor yang sebenarnya mudah. Namun pariwisata tergantung pada hampir semua sektor lainnya. Keamanan, kenyamanan, birokrasi yang sederhana, keleluasaan, kebebasan bergerak, keramahtamahan, kebersihan, dan ketertiban. Siapkah kita untuk semua itu? Inilah tampaknya tugas kita semua, terutama pemerintah di negeri yang masih kental menganut paternalisme seperti kita ini. Paternalisme bukan saja mengandung kelemahan, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan sektor pariwisata sebagai industri andalan negeri ini. Begitu sektor pariwisata bergerak, sektor lain rasanya seperti gerbong kereta api, akan bergerak juga mengikutinya. Kesempatan, peluang dan utamanya, potensi sudah ada dan tersedia. Termasuk sumber daya manusia (SDM) yang tidak sedikit, di dalam dan luar negeri. Kehebatan SDM Indonesia berulang kali teruji tidak kalah bahkan boleh dibilang unggul. Kebangkitan Indonesia bukan hal yang mustahil, tinggal kita mau atau tidak mewujudkannya.

Publisher: Lana Togas-Koentjoro,SH Advisory Board: John Oei Margaret Lin Diana Iskandar Indriati Oei Hengki Koentjoro Editor in Chief Adinata Basoeki Editor Danial Herlambang Art Director 3de Photography Editor Hengki Koentjoro Illustrator Dimas Ardi Mulyo Reporters (Indonesia) Theresia Puspitasari Kartika Nadya Christy Togas Reporters (USA) Siska Silitonga Lorna Dietz Peter Phwan Marketing Director for United States Indriati Oei Marketing Director for Indonesia Lana Togas-Koentjoro,SH Sales Marketing Selly Sipakoly (Indonesia), Diana Iskandar, Margaret Lin, Sabrina Fitranty (USA) Jeannie Teddy (Canada) Marketing Creative Alfan Administration Loraine Sekeon Tedy Homogin Yohannes Lie

www.kabarinews.com Contact Editor: editor@kabarinews.com Advertisement: sales@kabarinews.com

kabari: info INDONESIA OFFICE Percetakan Negara IX / 8, Jakarta Pusat 10570, Indonesia Phone: (021) 422 8182 / (021) 4228183 / (021) 422 8184 Fax: (021) 424 8175 USA OFFICE 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122 Phone: (415) 213 7323 Fax: (415) 759 2200

kabari: #2, april 2007 |

3


Kabari Gaya Hidup

34 | Aero Sport in Indonesia

Kabari Utama

06 | Pariwisata Indonesia, Flu Burung dan Terorisme 08 | Singapura dan Malaysia Pun Kebanjiran Wisatawan

Kabari Film

10 | Badai pasti Berlalu, Setelah 30 Tahun Berlalu

Kabari Musik

12 | Muse, Gak Takut Banjir Jakarta 14 | Java Jazz Festival nan Heboh

Kabari Buku

17 | Peranan Tionghoa Membawa Islam ke Indonesia

Kabari Jajanan

18 | Memanjakan Lidah dan Perut di Bandung

Kabari Butik

38 | Iwan Tirta, antara Batik dan Tari 40 | Bebas Berekspresi dengan Harajuku

Kabari Jakarta

41 | Aksi Sosial ala Para Bisnisman

Kabari JalanJalan

42 | Tatung, Cap Gomeh di Singkawang 44 | Berlayar di Sekitar San Francisco 46 | Bersama Joseph, Keliling SF dalam Waktu 90 Menit

Kabari Gosip

48 | Samsons Gak Pernah Jenuh 48 | Shandy Aulia, Pendidikan Nomor Satu 49 | Agnes Monica, yang Muda yang Berprestasi

Kabari SF

Kabari Fotografi

22 | Melasti, Ogoh dan Nyepi

Kabari Profil

24 | Indra Leonardi, Memotret dengan Jiwa

Kabari Khusus

28 | Misteri Supersemar, Sampai Kapan?

Kabari Edukasi

30 | Home Schooling, Metode Pendidikan EďŹ sien

50 | Pasar Senggol ke-5 SF, United, We Chow 51 | Cassie dan Nyu Nyu 52 | Album Foto Pasar Senggol 53 | Kontes Ti-ti & Mei-mei dan Ke-Bhinneka Tunggal Ika-an 54 | Dubes Sudjadnan Parnohadiningrat: Mengubah Image Harus dengan Mengubah Kenyataan 55 | Pak Dubes dan Pak Konjen yang Piawai Musik 55 | Depot Kabari

Kabari Sana Sini

56 | Easter Bunny di Amerika 59 | Hari-Hari Gratis ke Museum di San Francisco Bay Area

Kabari Karikatur

57 | Rangkuman Satu Bulan

Kabari Tawa

58 | Joke Gus Dur

4 Iklan bukan kebijakan redaksional. Penerbit tidak bertanggung jawab atas isi dan materi iklan.


RALAT DI kabari edisi pertama, Maret lalu, terdapat beberapa kekeliruan yang –semoga tidak banyaknamun rasanya bisa mengganggu, di antaranya: 1. Halaman 3, kabari editor, kalimat terakhir “Jangan pernah malu mengaku China, seperti orang Jawa tak malu mengaku Jawa, orang Yahudi tak malu…”, seharusnya kalimat itu lengkapnya adalah, “Jangan pernah malu mengaku China, seperti orang Jawa tak malu mengaku Jawa, orang Yahudi tak malu mengaku Yahudi dan seterusnya. Selamat membaca kabari.” 2. Halaman 18, kabari musik, kalimat terakhir, “Dalam segi usia, pendengar musik Indonesia bisa dibilang untuk semua kalangan, tua-muda, siapapun pasti senang dan butuh bantuan musik dalam...”, seharusnya kalimat itu berbunyi, “Dalam segi usia, pendengar musik Indonesia bisa dibilang untuk semua kalangan, tua-muda, siapapun pasti senang dan butuh bantuan musik dalam kehidupan sehari-hari.(kiki)” 3. Halaman 57, kabari SF, kalimat terakhir, “Eh, senggol dulu aaahh. Supaya senggolnya gak terlalu berdekatan alias desak-... “, seharusnya kalimat itu berbunyi, “Eh, senggol dulu aaahh. Supaya senggolnya gak terlalu berdekatan alias desak-desakan, mohon agar datang pagian, sampai jumpa.(peter)” Demikian perbaikan kami lakukan, dan terima kasih. redaksi

Akreditasi: Lokasi: Gunung Merapi Fotografer: Jez O’Hare

kabari: #2, april 2007 |

5


kabari: utama

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menyatakan, dampak penyebaran Flu Burung terhadap kunjungan pariwisata mancanegara ke Indonesia belum menampakkan penurunan yang signifikan. Diingatkannya, apabila penanganan

wabah flu burung tidak dilakukan secara serius, tidak mustahil akan menyebabkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang secara kumulatif akan menjadi potential loss yang mempunyai efek cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Untuk mengantisipasi dampak penyebaran virus Flu Burung, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata secara nasional telah memiliki panduan penanganan krisis industri pariwisata yang dapat dijadikan rujukan penanganan endemik Flu Burung. Dikatakannya, pihaknya juga telah mengajukan usulan adanya pusat krisis industri pariwisata dampak Flu Burung di departemennya yang dikoordinasi oleh Menko Kesra yang disinergikan dengan berbagai instansi terkait. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penanganan krisis industri pariwisata adalah sesuai panduan yang disepakati negara-negara yang tergabung dalam World Tourism Organization (WTO), yakni pada masa pra krisis, selama berlangsung krisis dan pasca krisis. Mengenai pra krisis, katanya, jangan menganggap enteng dampak flu burung yang akan timbul terhadap kepariwisataan, khususnya akibat penyebaran virus yang mendadak, atau secara bertahap makin membahayakan dan mematikan. Selama berlangsung krisis, menurutnya, penanganan yang tidak professional akan membuat situasi rumit bagi daerah tujuan (destination) yang dikunjungi wisatawan, sedangkan dalam pasca upaya pemulihan perlu kerja keras, khususnya dalam hal komunikasi dan promosi. Badan Pusat Statistik (BPS)

6

mencatat sektor pariwisata di Indonesia tidak bergerak maju, bahkan jumlah wisatawan mancanegara yang masuk Indonesia justru semakin menurun. Pada September 2006, jumlah wisatawan mencapai 333,5 ribu orang atau turun 2,87 persen dibanding Agustus 2006 yang jumlahnya 343,4 ribu orang. Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, sejak Januari hingga September 2006, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia mencapai 2,93 juta orang. Jumlah ini menurun 9,26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sejumlah 3,23 juta orang. “Jadi selama sembilan bulan, pariwisata belum recovery,” katanya. Bali yang juga menjadi favorit turis asing juga tidak banyak kemajuan dalam pariwisata. Jumlah pariwisata yang berkunjung ke Bali turun 0,21 persen, yaitu dari 124,8 ribu orang pada Agustus 2006 menjadi 124,5 ribu orang pada September 2006. Bulan Agustus sempat menjadi perbaikan di sektor pariwisata. Salah satunya ditunjukkan dengan tingkat hunian kamar hotel berbintang di 10 daerah tujuan wisata. Tingkat hunian mencapai rata-rata 48,62 persen, naik 1,87 poin dibandingkan bulan Juli yang besarnya persen 46,62 persen. Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik di hotel berbintang pada Agustus lalu juga meningkat. Peningkatan sebesar 0,21 hari yaitu dari 2,23 hari pada Juli menjadi 2,44 hari pada Agustus. Daftar yang didapat kabari dari beberapa sumber, kini Indonesia menempati peringkat ke-60 indeks daya saing perjalanan dan pariwisata dari 124 negara. Swiss menempati urutan teratas, diikuti Austria, Jerman, Islandia, dan USA. Lima negara lainnya yang masuk kelompok sepuluh teratas adalah Hongkong, Kanada, Singapura, Luksemburg dan Inggris. Sementara urutan terbawah dari daftar peringkat tersebut ditempati Chad. Di antara negara-negara Asia, peringkat Indonesia tampak lebih baik dibanding dengan Pakistan ke-103, Kamboja ke-96, Vietnam ke-87, China ke-71, Kuwait ke67, dan India ke-65. Indonesia berada di bawah Brazil yang berada di peringkat 59 dan satu peringkat di atas Serbia dan Montenegro yang berada di peringkat 61.


Perkembangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia tahun 2001-2006 TAHUN

JUMLAH

PERTUMBUHAN (%)

2001

5,153,620

1,77

Tragedi WTC (USA), menurun

2002

5,033,400

-2,33

Bom Bali (Kuta)

2003

4,467,021

-11,25

(dampak Bom Bali 2002, Sars, Bom Jakarta )

2004

5,321,165

19,12

Isu SARS

2005

5,002,101

-6,00

Gempa Bumi dan Tsunami di Aceh dan Nias

2006

4,796,603

-4,11

Dampak Bom Bali, Flu burung, Travel Warning, Isu Terorisme, gempa Bumi di Yogyakarta, Tsunami di Pangandaran

Turun 18,74 Persen

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Januari 2007 mengalami penurunan sebesar 18,74 persen bila dibandingkan Desember 2006. Tetapi bila dibandingkan dengan Januari 2006, kunjungan wisatawan naik 6,91 persen. Jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia melalui 15 pintu masuk pada Januari 2007 mencapai 317,6 ribu orang, sedangkan Januari 2006 sebanyak 279 ribu orang. BPS juga mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Januari 2007 mencapai 215 juta atau turun 18,67 persen dibanding Desember 2006. Berdasarkan prestasi yang pernah dicapai pada masa-masa lalu, target 2007 berkisar antara 5,25 juta sampai dengan 5,50 juta wisatawan mancanegara dengan andalan pada tiga pintu utama, yaitu Ngurah Rai, Soekarno Hatta, dan Batam. Adapun langkahlangkah strategis pemerintah untuk pembangunan bidang kebudayaan dan kepariwisataan tahun 2007 adalah: • Persiapan Visit Indonesia tahun 2008 • Perubahan Branding “INDONESIA the Ultimate in Diversity”

KETERANGAN

• Peningkatan produk-produk wisata minat khusus: Golf, Caving, Pilgrimage untuk segmen wisatawan minat khusus. • “Go Regional Approach” peningkatan promosi ke pasar-pasar regional untuk tujuan (destination) baru. • Persiapan World Culture Forum di Bali tahun 2008 • Mendorong sebanyak-banyaknya event MICE di Indonesia melalui pendekatan kepada lembaga Internasional maupun lembaga Nasional. • Optimalisasi PATA Travel Maret 2007 sebagai ajang promosi citra pariwisata Indonesia. Terlepas dari musibah-musibah yang terjadi, potensi pariwisata Indonesia amat besar, dengan keanekaragaman sumber daya alam dan budaya. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia (BPI/Indonesia Tourism Board) dihidupkan kembali untuk mengkoordinasi promosi pariwisata Indonesia demi mengejar enam juta target wisatawan tahun 2007. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut, Jero Wacik “menjual” kebudayaan dan pariwisata Indonesia ke pameran pariwisata terbesar di dunia, Internationale Tourismus Borse (ITB), di Berlin, Jerman pada 7-11 Maret 2007. (pipit)

kabari: #2, april 2007 |

7


Malaysia

Singapura dan Malaysia adalah dua negara di Asia yang cukup berkembang pesat saat ini. Termasuk dalam hal pembangunan pariwisatanya. Kedua negara ini menjalankan segala upaya promosi untuk menarik turis asing ke negaranya. Pertanyaan yang muncul, bagaimana sih cara mereka menarik wisatawan? Pertanyaan lain, kalau boleh, mengapa Indonesia yang notabene lebih “kaya” dan lebih “berwarna” justru kalah jauh?

8

Singapura mempunyai moto yang menarik, yaitu Uniquely Singapore. Sedangkan Malaysia mencoba moto baru yang juga sangat memikat, yaitu Truly Asia, yang berarti Malaysia merupakan Asia yang sejati. Walau kita semua tahu, Indonesia-lah yang lebih layak menyandang predikat itu. Uniquely Singapore merupakan brand atau tagline dari Singapura yang dijadikan moto untuk memudahkan orang untuk mengingat negara tersebut. Uniquely Singapore dapat diartikan Secara Unik Singapura, atau lebih tepatnya, Singapura adalah Unik. Walau –sekali lagi- Indonesia lebih pantas disebut unik. Tapi baiklah, keunikan inilah yang diangkat Singapura. Mulai dari surga belanja para wisatawan hingga acara-acara festival unik yang sering diadakan Singapura. Uniquely Singapore juga mengangkat keanekaragaman Singapura yang terdiri dari berbagai

budaya, bahasa, sejarah hingga segi modern Singapura. Pemerintah Singapura juga giat menggelar The Great Singapore Sale (GSS) yang diadakan setiap tahun dan menjadikannya sebagai event yang paling ditunggu-tunggu para wisatawan asing. GSS yang diadakan tiap Juni tersebut mampu mendongkrak persentase wisatawan yang berkunjung ke Singapura. Di GSS ini ada beranekaragam barang yang didiskon mulai produk barang elektronik, fashion, perhiasan, audio video, cindera mata hingga perlengkapan rumah tangga. Selain GSS, Singapura mempunyai cara yang cukup efektif dalam mempromosikan negaranya, yakni dengan gencar melakukan promosi melalui internet, media cetak dan media televisi. Negara ini memperoleh penghargaan atas usahanya dalam mempromosikan negaranya. Singapura berhasil mendapatkan rekor dunia sebagai


negara pariwisata yang berhasil dengan mencapai target pariwisata sebesar US$ 12,4 miliar dan 9,7 juta pengunjung. Sesungguhnya Singapura termasuk dalam 20 negara terkecil di dunia, dengan total daratan hanya sekitar 682,7 kilometer persegi. Kurang lebih setengah dari wilayah DKI Jakarta. Begitu pun, kehebatannya melebihi besar pulau tersebut. Singapura memiliki simbol, yaitu Merlion, makhluk separuh ikan separuh singa, yang mampu membuat Singapura diingat wisatawan mancanegara. Sedangkan Malaysia pada 2007 ini menargetkan delapan juta wisatawan asing. Dalam menarik wisatawan, Malaysia cukup giat melakukan promosi

dan mengadakan agenda tur setiap bulannya. Malaysia mempromosikan murahnya paket wisata yang ada untuk menggaet wisatawan asing. Singapura memiliki badan pariwisata sendiri, yaitu Singapore Tourism Board (STB), dan Malaysia mempunyai Malaysia Tourism Promotion Board (MTPB). Singapura sendiri dalam menarik wisatawan mengandalkan event-event yang diadakan di Singapore. Sedangkan Malaysia lebih menjual pariwisata tradisional. Jelas Singapura dan Malaysia benar-benar serius dalam mempromosikan negaranya masing-masing. Kedua negara tersebut berusaha meningkatkan segmen pariwisata dengan segala upaya. Malaysia memanfaatkan ke-tradisional-nya dan ke-modernnya. Seperti halnya Menara Kembar Petronas yang menjadi salah satu tempat tujuan wisatawan asing. Maka kedua negara itu selalu kebanjiran wisatawan asing. Bukan seperti kita yang benar-benar kebanjiran air dan banjir musibah.

www.KabariNews.com

Itu semua karena potensi, komitmen dan keseriusan diramu menjadi daya tarik membangun sektor pariwisata yang ada. Sekarang tinggal kita lihat bagaimana Indonesia mencontoh kedua negara tersebut. Apakah Indonesia akan mencoba mengekor kesuksesan Singapura, berusaha mensejajarkan diri dengan Malaysia, atau terus terpuruk akibat banyaknya musibah di Indonesia? Indonesia sendiri bukan tak punya apa-apa. Dengan ribuan pulau yang ada, bahkan sekitar 7.000an pulau belum punya nama, dan banyak daya tarik lainnya, potensi yang ada bukan lagi ecek-ecek. Tinggal kita bisa atau tidak menjadikan semua itu sebagai “mesin uang� yang diminati orang yang sebenarnya memang memerlukan tempat rekreasi di tengah sesak dan hiruk pikuknya dunia ini. Pilihannya adalah bangkit mengejar ketinggalan dan melupakan “indahnya� masa lalu atau terus terpuruk dan kalah.(chika dari berbagai sumber/sumber foto: www.wikipedia.org)

kabari: #2, april 2007 |

9


kabari: film

PADA Valentine lalu (14 Februari 2007) Astral Pictures mengedarkan film remake yang terkenal pada tahun 1977, yaitu Badai Pasti Berlalu. Awalnya, Badai Pasti Berlalu adalah sebuah novel karya Marga T. Sebelum dicetak berbentuk buku, novel ini dimuat secara bersambung di harian Kompas. Novel yang terbit pada Maret 1974 meledak di pasaran dengan angka penjualan mencapai 24.000 eksemplar. Dengan angka yang bombastis (ukuran ketika itu di Indonesia) tersebut, dibuatlah film berjudul sama yang digarap oleh Teguh Karya dengan pemain-pemainnya, antara lain Roy Marten, Christine Hakim dan Slamet Rahardjo Djarot. Badai Pasti Berlalu menjadi film terlaris pada tahun 1978-1979, dan tercatat sebagai film terlaris kedua di Jakarta dengan jumlah penonton 212.551 orang. Filmnya sendiri memperoleh Piala Citra pada FFI 1978 di Ujungpandang (sekarang Makassar) untuk kategori editing, fotografi, editing suara dan tata musik, sekaligus juga meraih Piala Antemas FFI 1979 sebagai film terlaris. Kesuksesan filmnya ikut menciprati kesuksesan album soundtracknya yang tiba-tiba meledak luar biasa setelah kesuksesan filmnya. Tiga puluh tahun telah berlalu sejak dirilisnya film ini, kini film remake ini disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja. Para pemainnya pun berganti. Peran Roy Marten kini digantikan oleh Vino G Bastian (30 Hari Mencari Cinta, Catatan Akhir Sekolah, Realita Cinta & Rock N Roll), Slamet Rahardjo digantikan oleh Winky Wiryawan (Jelangkung, Ruang, Mengejar Matahari) dan Christine Hakim digantikan oleh Raihannun, bintang sinetron yang mulai merambah dunia film. Kesamaan dari film remake ini adalah Slamet Rahardjo yang ikut bermain pada film Badai Pasti Berlalu tahun 1977, kini ikut meramaikan film ini namun dengan peran yang berbeda. Badai Pasti Berlalu versi baru ini dibuka dengan panorama keindahan pantai Bali. Berceritakan tentang Siska (Raihannun) yang sedang mengalami patah

10

hati karena tunangannya telah mendua, memutuskan menenangkan diri ke sebuah vila di Bali. Di tengah kekacauan hatinya, datanglah Leo (Vino G Bastian), teman kakaknya Siska, Joni (Agastya Kandau), yang mencoba merebut hati Siska. Ketika hati Siska mulai bisa menerima cinta Leo, ternyata Leo hanya menjadikan cinta Siska sebagai taruhan. Hati Siska yang semula telah bisa menerima pria dalam hidupnya, kini kembali membeku dan kembali tidak mudah mempercayai laki-laki. Ketika itu muncul Helmy (Wingky Wiryawan) yang mengancam akan membongkar perselingkuhan ayah Siska (Slamet Rahardjo) dengan adiknya, Rina (Davina) jika Siska menolak dinikahinya. Demi menyelamatkan ibunya yang mengidap penyakit jantung kronis, akhirnya Siska pun terpaksa mengalah untuk menikahi Helmy, yang ternyata adalah seorang pria brengsek. Masa kecil Helmy begitu menderita, sehingga ia menjadi seorang yang pendendam dan merasa puas apabila berhasil menyakiti seseorang, terutama yang hidup dalam kemapanan. Ending dari film ini sama seperti film yang sebelumnya. Namun dikemas dengan format yang berbeda sehingga menimbulkan kesan tersendiri, yaitu perubahan setting tempat dan waktu. Tak heran banyak orang membanding-bandingkan film yang lama dengan yang baru. Tema yang diangkat tetap seperti film Badai Pasti Berlalu versi tahun 1977, yaitu tentang keterjajahan perempuan oleh laki-laki. Dalam film ini ada tiga perempuan yang terjajah, yaitu Siska, Ibu Siska, dan Rina. Dalam film ini, Teddy berhasil mengangkat sebuah kisah cinta yang menggugah dengan tata sinematografi yang mengesankan. Para pemainnya pun berakting secara wajar sehingga membawa penonton masuk ke dalam alur cerita tersebut. Badai Pasti Berlalu merupakan film drama yang mampu mengguncang emosi dan dikemas dengan penataan gambar yang indah. (chika/selly)


Berikut adalah obrolan ringan bersama Slamet Rahardjo Djarot. Bagaimana menurut Anda mengenai film Badai Pasti Berlalu mengenai versi yang lama dan yang baru? Pada dasarnya adalah dua sutradara yang berbeda. Jadi mempunyai pendekatan yang berbeda. Dulu situasi saat itu (tahun 1977) lebih banyak memberikan satu cara hidup yang penuh perenungan dibanding hal sekarang yang semuanya serba cepat, di mana yang sekarang sangat berbeda dengan waktu dulu. Yang berbeda adalah intensitas saja. Dramatik periodenya berbeda karena intensitas saja. Apa ada kesulitan berbaur dengar pemain muda? Tidak ada sama sekali. Dalam hal ini adalah mengenai profesional. Saya sangat beruntung mempunyai latar belakang akademik. Jadi secara teori dan teknik akting saya betul-betul kuasai. Tapi pada dasarnya anak sekarang mempunyai spontanitas yang tinggi sehingga lebih cepat dalam beradaptasi. Bagaimana menurut Anda mengenai perkembangan film Indonesia? Perkembangan ďŹ lm Indonesia pada masa saya belum menghadapi tantangan saingan yang berat seperti sekarang. Dulu belum ada tantangan hiburan alternatif lain, sehingga perhatian orang dalam lebih terkonsentrasi pada satu ďŹ lm. Sedangkan sekarang sudah banyak materi-materi baru yang membuat konsentrasi orang terpecah-pecah karena banyaknya alternatif.

Bagaimana cerita Badai Pasti Berlalu yang sekarang ini? Ceritanya tidak berubah. Yang sekarang ini lebih kepada suasanasuasana yang lebih ke fragmen-fragmen indah kemudian disambung ke suatu tragedi. Apa pesan-pesan Anda untuk pemainpemain muda? Akting itu ilmu pengetahuan. Tidak bisa hanya mengAndalkan intuisi. Intuisi akan mentok karena bagaimana pun harus ada teknik. Kita bermain dalam suatu kotak yang frame dan kita harus mempunyai teknik dalam menguasai frame tersebut. Dengan demikian ada nilai-nilai ďŹ losoďŹ dengan ukuran-ukuran frame yang berbeda. Sebagai aktor harus banyak belajar. Mudah beradaptasi itu hanya indikasi awal. Karena itu harus ditingkatkan secara akademik, tidak hanya intuisi. Bagaimana kesan Anda saat bermain film Badai Pasti Berlalu versi 2007? Saya sangat senang. Saya sangat berterima kasih dengan teman-teman muda. Mereka menganggap saya sebagai kawan mereka. Mereka masih menganggap saya bagian dari mereka dan mereka menganggap bekerja sama dengan saya bisa saling memberi dengan baik. Bahagianya pemain senior seperti saya adalah masih bisa diberikan kesempatan bergaul dengan teman-teman muda dan bisa menjadi saksi dari kerja mereka.

kabari: #2, april 2007 | 11


kabari: musik

MUSE adalah band asal Inggris yang mempunyai ciri khas kuat, yakni aliran musiknya yang merupakan experimental rock. Campuran

alternatif rock, progressif rock dan kini mempunyai ciri khas baru, yaitu electro metal. Band Muse yang terdiri dari Matthew Bellamy (vokalis, gitaris dan piano), Dominic Howard (drummer dan perkusi) dan Chris Woltenhome (bassis dan backing vocal) awalnya berdiri pada sekitar tahun 1990an. Kemudian setelah melewati waktu-waktu sulit, band ini berhasil mengeluarkan album pertama berjudul Showbiz (1999). Album tersebut laku keras di pasaran dan terjual 500.000 kopi. Muse merupakan band yang mampu melipatgandakan pendengar. Pada tahun 2001, album Origin of Symmetry terjual satu juta kopi dan album ketiganya Absolution (2003) terjual hingga dua juta kopi. Benarbenar prestasi luar biasa yang mampu dicapai oleh sebuah band. Di tahun ini Muse mengadakan tour ke Australia dan beberapa negara di Asia, antara lain Sydney, Melbourne, Singapura dan Indonesia. Adrie Subono, pimpinan promotor Java Musikindo yang mengundang Muse mengungkapkan kesulitannya dalam membujuk band ini agar mau tampil di Indonesia. Apalagi dengan bencana banjir yang baru-baru ini terjadi, membuat pihak Muse sempat ragu tampil di Indonesia. Namun Adrie berhasil meyakinkan Muse dan band itu pun setuju untuk tampil di Indonesia. “Membujuknya susah sekali. Butuh delapan bulan. Tapi akhirnya mereka mau juga tampil di Jakarta,” ucap Adrie dalam konferensi pers yang diadakan di Gerbera Room, Hotel Mulia, Jakarta Selatan, akhir Februari lalu. Pukul tujuh malam, penonton

12

mulai memadati arena konser. Terlihat beberapa artis Indonesia menghadiri konser ini, yaitu Ahmad Dhani, Ian Kasela, Audy, Tora Sudiro, Indra Birowo, Marcellino Lefrandt, Mulan Kwok dan VJ Cathy. Konser yang seharusnya pukul 20:00, akhirnya dimulai pada sekitar pukul 20:30. “Halo Jakarta,” itulah kata pertama yang diucapkan Matt, sapaan akrab Matthew Bellamy sang vokalis, ketika akan memulai konser. Konser diawali dengan lagu Knight of Cydonia. Penonton festival bergoyang-goyang mengikuti irama. Penonton tribun yang awalnya duduk manis menjadi greget melihat penampilan Muse dan ikut berdiri layaknya penonton festival. Daerah tribun pun bergetar mengikuti penonton festival, yang berjingkrakan tanpa henti. Malam itu Istora Senayan betul-betul berguncang. Konser Muse terasa begitu memukau. Penonton terkesima ketika melihat Matt, memainkan bagian piano solo pada lagu Hoodoo, Apocalypse Please dan Feeling Good. Terasa sentuhan karya pianis klasik era romantik

Sergei Rachmaninoff dalam lagulagu Muse, membuat band ini mempunyai ciri khas yang kuat. Para fans juga begitu kompak. Mereka terus menyanyi di setiap lagu, terutama pada lagu “Starlight” mereka antusias dan ikut bertepuk tangan dalam mengiringi lagu. Setelah memainkan lagu Starlight, mereka masuk ke balik panggung. Penonton dengan kompak langsung berteriak “We want more” berulangkali. Hingga akhirnya beberapa menit kemudian band ini keluar dan kembali memainkan lagu-lagunya. Muse benar-benar spektakuler. Hanya beristirahat beberapa menit, mereka mampu membawakan 17 lagu nonstop. Seorang fans mengaku mengidolakan Muse sejak pertama mengeluarkan album di tahun 1999. Namun agak susah untuk mencari album tersebut karena Muse masih belum dikenal di Indonesia. Tetapi sekarang hal itu berbeda. Saat ini album keempat Muse Black Hole & Revelations cukup laris di pasaran. Hal ini terlihat karena di beberapa toko kaset album keempat tersebut habis terjual.(chika)


mahal (sambil tertawa dan disambut tertawa oleh pers lainnya).

Berikut wawancara beberapa wartawan dengan MUSE, bertempatkan di Gerbera Room, Hotel Mulia, Jakarta Selatan, dalam jumpa pers: Tanya: Seperti apa sih penonton kalian? Apa ada spesifikasi khusus? Jawab: Penonton kebanyakan anak muda, anak sekolahan, fans perempuan juga banyak. Jadi nggak hanya laki-laki saja fans kami. T: Kalian melihat fans seperti apa? Apa hanya sebagai sebatas pembeli album? J: Menurut kami fans lebih dari sebatas pembeli album. Karena itu kami mencoba mengarasemen lagulagu kami, dan kami selalu bermain sebaik-baiknya untuk fans kami. T: Bagaimana perasaan kalian ketika mengetahui tiket kalian sold out? J: Kami senang sekali karena penonton disini sangat bergairah untuk menonton kami. Karena itu kami harap kami akan segera kembali untuk mengadakan konser berikutnya. T: Ada ritual khusus sebelum konser? J: Kita tidak ada persiapan khusus. Begitu sampai kami menonton bola. Sebelum konser kami mencoba untuk rileks. Kami masih merasakan nervous sebelum kami akan konser. Kami biasanya mecoba lompatlompat di backstage sebelum manggung, sekadar melakukan olahraga kecil. T: Apa pendapat kamu tentang Indonesia? J: Orang-orang Indonesia sangat bersahabat. Tapi karena kami belum tahu banyak tentang Indonesia, jadi kami tidak bisa bilang banyak. Rencananya hari ini kami akan jalan-

jalan untuk melihat Jakarta. T: Apa lagu yang akan dimainkan malam ini? J: Kami belum tahu. Karena biasanya kami memutuskan di menit-menit terakhir. T: Banyak bencana yang terjadi di Indonesia, apa yang bikin kalian tetap datang ke Indonesia? Apa gak takut banjir? J: Awalnya kami juga ragu untuk datang, namun kami sudah diyakinkan Indonesia aman, maka kami memutuskan untuk tetap datang. Lagipula kami mendengar tiketnya sudah terjual, karena itu kami tidak ingin mengecewakan penggemar kami. Jadi kami harus tetap manggung (jawaban disambut dengan tepuk tangan dan soraksorakan dari pers). T: Apa atau siapa yang menginspirasi lagu-lagu kalian di album Black Hole & Revelations? J: Beberapa lagu kami Assassins, Soldier’s Poems, Take A Bow, City of Delusion; lagu-lagu tersebut menceritakan tentang Inggris. T: Apa setelah konser Anda (Matt) akan menghancurkan gitar Anda? J: Terima kasih, tapi kami tidak akan menghancurkan gitar kami karena gitar-gitar tersebut sangat

T: Bagaimana melihat kelebihan dan kekurangan kalian? J: Menurut kami, kelebihan kami adalah kekurangan kami dan kekurangan kami adalah kelebihan kami. Kami susah untuk menjelaskan, namun pengaruh dari artis-artis lain seperti musik pop, musik rock dan warna musik lain dapat menjadi kekuatan kami sekaligus dapat menjadi kelemahan kami. T: Dalam membuat video Starlight melibatkan salah satu fans kalian di Jepang. Bagaimana ceritanya? J: Awalnya kami ingin membuat video dengan konsep di kapal dengan container, cargo, dan lain-lain. Namun kami tidak dapat menemukan juga hingga bertemu seseorang yang mengatakan ayahnya punya semua yang mereka butuhkan. Kebetulan juga anak itu merupakan fans berat dari kami jadi kami bekerja sama dan saling membantu dalam membuat video klip ini. T: Apa yang diharapkan dari konser di Indonesia? J: Kami belum tahu orang-orang Indonesia, belum tahu crowdnya seperti apa. Tapi itu justru yang membuat kami tertarik dan penasaran. Kami lebih tertarik main di tempat yang baru pertama kali kami main. Tapi kami dengar fans di Indonesia cukup gila-gilaan juga. T: Apakah kalian merasa bisa mengubah dunia menjadi lebih baik dengan musik kalian? J: Mengubah dunia susah, tapi mungkin bisa mengubah orangorang yang mendengarkan musik kami.

TRACK LIST YANG DIMAINKAN MUSE DALAM “LIVE IN CONCERTâ€? 23 FEBRUARI 2007 Knight of Cydonia Hysteria Supermassive Black Hole Butteries and Hurricane Assassins Citizen Erased Hoodoo Apocalypse Please Feeling Good

Sunburn Starlight Plug In Baby Time Is Running Out Newborn Map Of The Problematique Stockholm Syndrome Take A Bow

kabari: #2, april 2007 | 13


Gino Vannelli

Level 42

Tompi

Flora Purim Indra Lesmana

Ruth Sahanaya

Dwiki Dharmawan Jamie Cullum

Marcus Miller Vicky Sianipar

14 Krakatau

Kahitna


Indonesia bisa dibilang bangga, karena ajang musik jazz bertaraf international “Dji Sam Soe Super Premium International Java Jazz Festival 2007” diselenggarakan di Jakarta. Sebagai tuan rumah Java Jazz Festival kali ini para musisi dari Tanah Air yang juga berkolaborasi dengan musisi luar lainnya. Pagelaran musik jazz ini diselenggarakan selama tiga hari di Jakarta Convention Centre, yakni pada 2, 3, dan 4 Maret 2007. Acara yang membawa misi “Share The World” ini menghadirkan para musisi Jazz nomor satu dunia, antara lain Sergio Mendes, Level 42, Chaka Khan, Jamie Cullum, Diana Schuur, Brand New Heavies, Bob James, Erick Benet, Gino Vanneli, David Benoit, John Scofield, Sadao Watanabe (Jepang), Lisa Uno (Jepang), dan Yosuke Onuma (Jepang).Tak kalah juga dengan penampilan musisi jazz Indonesia yang juga menampilkan Tompi, Rio Febrian, Ruth Sahanaya, Melly Goeslaw, Glen Fredly, Titi DJ, Ello, Trie Utami, Cindy, Pasto, Rieka Roeslan, Mike Indonesian Idol, Indonesian Voice of Soul, dan Kahitna. Java Jazz kali ini menggelar acara khusus, memberikan penghargaan kepada grup yang telah meninggalkan jejak pada perjalanan di dunia musik Indonesia, khususnya musik jazz. Penghargaan diberikan kepada KARIMATA, grup yang beranggotakan Erwin Gutawa (bas), Chandra Darusman (piano), Aminoto Kosin (keyboard/ synthesizer), Denny TR (Gitar), Budhi Haryono (drum) menggantikan Uce Haryono/Aldy.

bangsa. Konser “Share the World” versi Indonesia ini tentunya melibatkan anakanak Indonesia, khususnya putra-putri daerah seperti Aceh, Papua, Sulawesi, Bali dan daerah lain serta perwakilan dari negaranegara asing di Jakarta. Mereka berkolaborasi dan main musik bersama dalam asuhan Dwiki Dharmawan pada perkusi dan Elfa Secoria pada paduan suara.

Hari Pertama

Jazz identik dengan musik berbagai bangsa membuat musik jazz populer dimainkan di belahan dunia. “Kembalinya” musik jazz saat ini membuktikan adanya antusias dari para pecinta musik jazz di Indonesia, terutama ketika pada sekitar tahun 1980an jenis musik ini jarang dikenal orang. Java Jazz Festival yang sudah diadakan untuk ketiga kalinya ini juga bertajuk “Children are the Future” sebuah acara musik kolaborasi anak-anak umur 8-15 tahun. “Children are the Future” tak lain sebuah konser musik yang melibatkan kurang lebih 200–300 anak dari berbagai ras dan suku

Pada hari pertama Java Jazz Festival, Jumat, 2 Maret 2007 seluruh sudut JCC nampak ramai dikunjungi para pecinta jazz. Ada 15 panggung dalam Java Jazz kali ini dan jumlah pengunjung mencapai 67.450 orang. Di arena JCC juga terdapat stand-stand sponsor seperti merchandise berupa T-Shirt, gelang, asbak. Jika anda lapar atau haus juga tersedia stand makanan dan snack. Di sini para penonton bebas mengekspresikan diri. Yang lebih menarik lagi, ke-15 panggung yang disediakan di tiap ruangan penuh sesak dipadati penikmat jazz. Di sela-sela kerumunan banyak orang, nampak VJ Daniel yang juga menyukai jenis musik ini. Ketika ditanya alasan datang ke ajang musik internasional kali ini, cowok yang menjadi VJ MTV Indonesia mengaku, “Gue ke sini karena mau lihat aksi Jamie Cullum yang gokil abis, Sergio Mendes juga, Chaka Khan, sama Level 42.” Selain karena alasan tersebut,

kabari: #2, april 2007 | 15


Daniel juga datang bersama crew MTV untuk mewawancarai para musisi jazz luar nomor satu dan musisi jazz Indonesia. Daniel yang termasuk dalam antrean panjang saat di depan pintu masuk, tampak santai dan sabar menunggu penampilan sang maestro jazz ala Brazil, Sergio Mendes yang kebetulan tampil pada hari pertama. Pianis asal kota Niteroi, Brazil ini memainkan musik bossanova yang memadu esensi musik jazz dengan gaya musik funk ini adalah salah satu musisi yang ditunggutunggu pada hari itu. Tepat pada pukul 22.15 Sergio muncul di atas panggung dengan mengenakan kemeja santai. Saat ditemui di tempat itu juga, Glenn Fredly mengaku selain mengisi acara, juga tidak ingin melewatkan aksi panggung Sergio Mendes. “Gue ke sini mo lihat musisi-musisi senior kayak Sergio Mendes, Chaka khan, Gino Vanneli sama Marcus Miller,” aku pria berusia 32 tahun ini. Nyong Ambon ini juga memberikan aksi panggungnya yang lain dari biasanya di “Gospel of Breath”, salah satu rangkaian acara Java Jazz dan Glenn berkolaborasi dengan Brother’s of Revolution yang digawangi oleh Dwiki Dharmawan pada hari kedua, 3 Maret 2007.

Hari Kedua

Pada hari kedua, Java Jazz Festival 07 semakin ramai oleh para pecinta musik jazz. Acara yang sudah dimulai dari pukul 12.00 siang itu dipenuhi pengunjung. Dalam kesempatan kali ini, kesempatan pertama dihadirkan “Children are the Future”. Juga dihadirkan instrumen perkusi dari beberapa daerah di Indonesia dikombinasikan juga dengan musik yang dibawakan oleh anak-anak dari International School, British School, American School, Japanese and Korean School. Nama-nama seperti Sadao Watanabe dan Dwiki Dharmawan pun turut serta dalam pagelaran musik tersebut. Makin sore, stanstan dari sponsor pun masih terus ramai dikunjungi, banyak yang membeli pernak-pernik untuk oleholeh dari ajang musik international ini. Pada hari kedua ini ada pertunjukan dari Gino Vanneli pada pukul 20.15. Aksi panggung yang

16

dahsyat dari Gino Vanneli, Marcus Miller, David Benoit (AS) ada juga penampilan Kahitna, Rieka Roeslan, Elfa’s Singer, Dwiki Dharmawan with World Peace Project-nya, Maliq & D’essential. Java Jazz hari kedua ini juga tampil Chaka Khan, yang melejit dengan lagunya Through the Fire yang sempat berada di R&B Top of Chart selama 19 minggu. Wanita yang tampak anggun malam itu merasa sangat senang bisa mengisi acara di ajang musik jazz internasional di Indonesia kali ini. Penampilan Chaka Khan kali itu memang sangat ditunggu-tunggu oleh para fansnya. Pada pukul 23.15, Chaka muncul di panggung dengan mengenakan gaun hitam panjang sambil menyapa hangat para penonton. Chaka pun yang tampil memukau dengan membawakan lagu You’ve Got the Love, Tell Me Something Good, dan Sweet Thing, lagu andalan yang ditunggu-tunggu penggemar Chaka Khan malam itu. Penonton pun tampak puas setelah menyaksikan aksi panggung Chaka yang bak seorang diva. Im Every Woman menjadi lagu penutup Chaka malam itu.

Hari Ketiga

Pada hari ketiga tampil Yosuke Onuma (Jepang), SF Jazz Collective, Viktor Duplaix, The Groove, The Journey of Krakatau, Ruth Sahanaya, Melly Goeslaw, dan tentunya musisi jazz termuda yang paling dinanti-nanti penampilannya adalah “Jamie Cullum”. Jamie Cullum adalah musisi muda asal Inggris yang menjadi bintang utama di Java Jazz Festival. Dia berhasil membuktikan kemampuannya Ada juga Glenn Fredly yang pawai bermain gitar dengan menggabungkan esensi jazz dalam tiap karyanya. Lalu Tompi, seorang dokter muda sekaligus musisi pendatang baru di blantika musik Indonesia yang lagu-lagunya kental dengan corak jazz. Juga Cindy Bernadette yang terbilang di industri musik Tanah Air, namun sempat tiga tahun mencicipi dunia pertunjukan di AS sebagai vokalis utama grup New Voices. Dia juga berhasil mengeluarkan album pertamanya bertajuk “Cindy” yang juga terdapat unsur jazznya.(kiki)

KESAN JAVA JAZZ FESTIVAL “JJF tahun ini keren banget, nyesel yang gak pada dateng. Gue ke sini mo liat Jamie Cullum pastinya, Sergio Mendes juga, Chaka Khan, banyak deh pokoknya.” (VJ Daniel, 25 tahun VJ MTV Indonesia 2003) “Saya merasa terhormat sekali bisa tampil di JJF 2007, JJF kali ini saya tidak cuma bisa bertemu dengan rekan musisi lain, tapi sekalian reunian juga karena saya jarang banget ketemu sama mereka.” (Tri Utami, penyanyi) “Saya nggak mau kelewatan ajang musik internasional ini, gak boleh dilewatkan pastinya. JJF kali ini lebih didominasi anak muda sih kayaknya. Pastinya saya ke sini mau lihat Diana Schuur, Level 42 dan Chaka Khan. Aksi mereka bener-bener keren.” (Ruth Sahanaya, penyanyi) “Saya bangga pastinya bisa menampilkan proyek saya bersama Shape’s, Sadao Watanabe dan Children are the Future. Ajang ini benarbenar Share the World.” (Dwiki Dharmawan, musisi) “Java Jazz kali ini lebih variatif, banyak kolaborasi musisinya, Tompi sama Ruth Sahanaya bagus banget performnya, lebih nunjukin reliable ke penonton kita di sini,” (Rossa, penyanyi) “Java Jazz seru banget, gila banget.” (DJ Anton) “Asssyiik banget gue bisa main di JJF 2007 ini, gak cuma tampil, gue juga pengen lihat aksi legendnya Sergio Mendez, David Benoit sama Marcus Miller, pokoknya seru abis!!” (Glenn Fredly, musisi)


kabari: buku

Arus China-Islam-Jawa; Bongkar Sejarah Atas Peranan Tionghoa dalam Penyebaran Agama Islam Di Nusantara Abad XV&XVI BUKU ini mengupas mengenai sejarah peranan Tionghoa dalam penyebaran agama Islam. Eksistensi China-Muslim pada awal perkembangan Islam di Jawa tidak hanya ditunjukkan oleh kesaksian-kesaksian para pengelana asing, sumber-sumber China, teks lokal Jawa maupun tradisi lisan saja. Melainkan juga dibuktikan dengan berbagai peninggalan purbakala Islam di Jawa. Adanya Pengaruh China yang cukup kuat, menimbulkan dugaan bahwa pada bentangan abad ke-15 sampai 16 telah terjalin apa yang disebut Sino-Javanese Muslim Culture. Ukiran padas di menara Masjid Pecinan Banten, Masjid kuno Mantingan, Jepara, konstruksi pintu makam Sunan Giri di Gresik, konstruksi Masjid Sekayu di Semarang dan sebagainya, semuanya menunjukkan pengaruh budaya China yang cukup kuat. Bukti lain dapat ditambah dari dua bangunan masjid yang berdiri megah di Jakarta, yakni Masjid Kali Angke yang dihubungkan dengan Gouw Tjay dan Masjid Kebun Jeruk yang didirikan oleh Tamien Dosol Seeng dan Nyonya Cai. Sumanto mendapati bahwa pada nama tokoh yang menjadi agen sejarah, ternyata telah terjadi pengadaptasian dari nama China ke nama Jawa. Nama Bong Ping Nang misalnya, kemudian terkenal dengan nama Bonang. Raden Patah yang punya julukan pangeran Jin Bun, dalam bahasa Cina berarti “yang gagah”. Raden Sahid (nama lain Sunan Kalijaga) berasal dari kata “Sa-It” (Sa = 3, dan It = 1; maksudnya 31) sebagai peringatan waktu kelahirannya di masa ayahnya berusia 31 tahun. Buku ini mencoba memotret lebih jauh peranan yang dimainkan etnis China-Muslim dalam proses Islamisasi Jawa pada bentangan abad XV dan XVI. Buku ini menganalisis dan mengungkap sisi sejarah masa itu dan diharapkan dapat melunturkan persepsi sentimen serta rasa antiChina di dalam masyarakat Indonesia yang sudah lama tertanam. Penulis : Sumanto Al Qurtuby Penerbit : INSPEAL dan INTI Cetakan : II (edisi revisi), November 2003 Tebal : 311 halaman + indeks

Orang-orang China memang mempunyai peranan yang cukup besar dalam proses Islamisasi di Jawa. Mereka datang ke Jawa membawa ajaran Islam Hanafi yang rasionalistik selain paham rasional atau akal dalam bentuk tasawuf falsafi. Mereka ini semula mendiami kawasan pesisir utara Jawa. Peran China ini juga terlihat dengan adanya Masjid Sampotoalang di Semarang dan ditemukannya kuburan bernama Syaikh Abdul Qodir Al-Shini di situs Trowulan -bekas ibukota Majapahit. Kata ʻAl-Shiniʼ menunjukkan bahwa ia seorang Muslim China. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Mantan Presiden RI

kabari: #2, april 2007 | 17


kabari: jajanan

BANDUNG sudah lama dikenal dengan julukan Paris van Java, Parisnya Jawa, kurang lebih begitu. Tapi beda dengan Paris “beneran” yang dikenal sebagai kota mode, Bandung boleh dibilang lebih menonjol dengan aneka makanan dan jajanannya. Bukan berarti mode tak berkembang di kota yang masih dingin, terutama di malam hari.

Banyak mode pakaian yang lahir di kota ini dan kemudian menjadi trend setter. Menyusul makin lemahnya daya saing pakaian kita dengan negara lain, di Bandung justru makin berkembang mode buat bangsa sendiri. Tidak salah kan kalau kita cinta produk sendiri. Kabari di edisi kali ini mencoba sedikit bercerita tentang makanan dan jajanan di Bandung yang luar biasa banyaknya. Tentu tidak semua bisa kami ceritakan, dan itu bisa kami anggap utang yang harus kami lunasi di edisi-edisi mendatang, karena memang sangat banyak jajanan dan makanan yang “berkembang” di Bandung. Boleh dibilang sekarang “Bandung Lautan Jajanan”. Setiap akhir pekan ratusan bahkan ribuan mobil dan kendaraan umum lainnya mengantar orang Jakarta yang ingin berlibur ke Bandung. Jalan tol Cipularang membuat warga Jabodetabek (Jakarta, Bogor

18

Depok, Tangerang dan Bekasi) berbondong-bondong “menyerbu” Bandung. Berangkat Sore pulang pagi, atau berangkat subuh pulang larut malam makin biasa dilakukan hanya sekadar mencoba makanan dan jajanan di Bandung. Ada pepes nasi (benar, nasi dipepes, seperti ikan mas atau oncom dipepes), ada nasi bakar. Ah maafkan kami kalau membuat anda meneteskan air liur. Kita memang bisa memanjakan lidah dan perut, selain mata juga tentunya, di Bandung yang terasa makin dekat dengan Jakarta. Tapi baiklah, kami sedikit bercerita sedikit makanan yang ada di Bandung. Sekali lagi maaf kalau belum banyak yang bisa kami laporkan untuk anda. Janji kami, di edisi mendatang, kalau anda masih berminat, aneka makanan dari Bandung (yang memang masih banyak dan beragam) kami sajikan, khusus untuk pembaca kabari.


Serabi Bandung “Berjuta Rasa” ala Kantin ENHAII SUASANA malam di kota Bandung terasa begitu nyaman. Udara yang dingin semilir membuat penduduk maupun wisatawan mencari kehangatan di sela-sela perkotaan. Salah satunya yang patut untuk dikunjungi adalah kantin ENHAII yang terletak di Jalan Setiabudhi Nomor186. Kantin tersebut terdapat bermacam-macam masakan, mulai dari serabi, jagung bakar, pisang bakar, peuyeum hingga steak. Serabi merupakan makanan tradisional yang nikmat dengan campuran bahan-bahan sederhana namun banyak digemari orang. Serabi yang dahulu adalah kue yang dibakar dengan satu rasa saja, kini telah berkembang menjadi berbagai rasa. Serabi merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari Bandung. “Waroeng Soerabi” yang beroperasi di kantin ENHAII ini adalah milik bapak Asep Solihin. Serabi yang ditawarkan bukan sembarang serabi seperti yang biasa dijual oleh pedagang lainnya. Serabi ini dibuat menjadi beberapa jenis menu dan tersedia dalam 49 rasa dengan harga terjangkau oleh berbagai kalangan. Bagi yang ingin ke Bandung rasanya wajib mencantumkan

tempat ini sebagai tempat yang dikunjungi. Menu-menu yang ditawarkan ada banyak sekali. Mulai dari serabi polos, oncom, telur, sosis, ayam, keju, coklat, pisang, dan masih banyak lagi dengan campuran-campuran yang luar biasa enak. Menu yang banyak difavoritkan adalah ayam sosis keju telur special dan coklat keju special. Serabi tersebut juga disajikan dengan campuran fla mayonaise dalam dua rasa, yaitu manis dan pedas. Kedai ini mulai dibuka pada jam 13.00 dan tutup pada 01.00 pagi. Hebatnya, warung ini tak pernah sepi dari pembeli. Terlebih lagi pada malam hari, banyak pengunjung yang singgah sekadar mencicipi menumenu yang lain. Kebanyakan Jumat, Sabtu dan Minggu orang-orang dari Jakarta datang ke sini untuk makan serabi. Omzet yang didapat dalam semalam bisa mencapai satu juta rupiah bahkan lebih apalagi kalau hari libur. Cara penyajian di sini juga mengutamakan kebersihan. Setiap karyawan harus mempergunakan sarung tangan plastik ketika memasak. Masing-masing serabi juga dipersiapkan kotaknya apabila ada yang mau dibungkus untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Namun bagaimanapun juga, serabi ini enak disantap selagi panas, apalagi bila disantap bersama temanteman atau kerabat. Bambang, seorang karyawan yang bekerja di Bekasi, di waktu libur bersama temannya pergi ke Bandung untuk rekreasi dan menyempatkan waktu untuk makan di “Waroeng Soerabi” ini. Bambang menuturkan sangat menikmati serabi pesanannya, Ayam Sosis Keju Special. “Saya berkunjung ke sini (Waroeng Soerabi) ini kira-kira sudah lima kali dan tidak bosan karena makanannya unik dan rasanya juga enak.” Sedangkan Irma dan temannya yang berasal dari Jakarta menyempatkan diri untuk makan serabi di kantin ENHAII ini. Salah satu kesukaan Irma adalah Oncom Mayonaise dan Oncom Ayam Telor Spesial. Ia mengaku sering datang bergerombol dari Jakarta hanya untuk makan serabi. Sebulan bisa dua atau tiga kali datang bersama teman-teman mereka ke tempat ini. Bagi pecinta makanan unik, wajib datang ke tempat ini. Mari makan serabi!! (Selly/Chika)

kabari: #2, april 2007 | 19


Kedai Teko, Tea House Bersuasana Keluarga

Kedai Teko yang beralamatkan di Jalan Neglasari Nomor 4 Ciumbuleuit, Bandung, tidak seperti kedaikedai lain pada umumnya. Kedai Teko hampir tidak terlihat seperti kedai karena letaknya di tengah-tengah perumahan yang dihiasi dengan tanaman hias dan pepohonan yang besar dan rindang. Awalnya kedai ini dibuka sekadar untuk memenuhi hobi saja. Ibu Satmoko Waworuntu, pemilik kedai ini mengaku membuka kedai karena disarankan oleh anaknya sebagai pengisi waktu di samping ia sendiri amat menyukai berbagai teh. Penggemar minuman teh ini mencari tahu sejarah teh-teh terkenal dari buku-buku yang dibacanya dan berusaha membuat teh dengan resepnya sendiri. Kedai Teko dibangun hanya dengan investasi kecil. Dengan penataan ruang yang sederhana, yaitu menggunakan halaman rumah sebagai tempat makan membuat suasana kedai seperti layaknya rumah sendiri. Pengunjung yang singgah pun merasa akrab dengan lingkungan sehingga mampu membuat kita lupa waktu. Menu yang ditawarkan oleh kedai ini antara lain pasta, ravioli, sandwich, pofferjes dan aneka snack serta minuman yang merupakan menu andalan kedai ini, yaitu teh. Teh yang terdapat pada menu merupakan teh yang telah diracik sehingga mempunyai rasa yang khas. Cobalah Cai, teh resep India yang diracik dengan jahe dan kayumanis, benar-benar terasa hangat di tenggorokan. Sedangkan untuk mengganjal perut, cobalah pofferjes yang merupakan cemilan paling digemari di

20

kedai ini. Sedangkan menu utamanya berupa pasta. Uniknya kedai ini, pasta yang disajikan adalah pasta hijau. Ibu Satmoko mengaku harga pasta hijau cukup mahal sehingga pasta hijau tersebut dibuat dengan resep sendiri. Sedangkan raviolinya juga sangat enak. Ibu Satmoko mengungkapkan resep Ravioli didapatkan dari anaknya yang seorang koki hotel, di mana ravioli tersebut merupakan campuran dari bayam. Jez O’Hare, seorang fotografer paragliding mengaku sebulan sekali datang ke sini untuk mencicipi ravioli tersebut. Selain teh, Kedai Teko juga menghidangkan kopi dengan aroma yang menyegarkan. Rasanya tak kalah enaknya dengan teh. Minuman yang disajikan pun selalu menggunakan teko. Karena itulah kedai ini dinamakan kedai Teko. Begitu memasuki ruangan kedai ini, dapat terlihat berbagai macam aneka teko yang dipakai untuk menghidangkan minuman hangat tersebut. Para pengunjung kedai kebanyakan adalah pelanggan tetap. Ibu Satmoko mengaku tidak pernah melakukan promosi. Kenikmatan kedainya hanya diketahui orang melalui mulut ke mulut dan dibantu oleh anaknya yang bekerja di hotel. Namun dapat dijumpai juga turis-turis asing yang ingin mencoba menu-menu kedai ini. Pelanggan tetap juga banyak yang rata-rata adalah para mahasiswa serta para pekerja. Suasana yang asri membuat suasana kedai Teko menjadi lebih sejuk. Penataan ruang yang sederhana dengan furniture yang kuno dan unik memberi nilai tersendiri terhadap arsitektur kedai ini. Begitu pula dengan pepohonan dan banyaknya tanaman hias membuat kita merasa seperti di rumah.(Selly/Chika)


Fenomena Brownies Kukus Amanda

BANDUNG yang dijuluki Paris van Java adalah salah satu kota besar di Indonesia yang mempunyai segudang cerita. Mulai dari tempat pariwisata yang menarik hingga jajanan kota yang luar biasa banyak dan menggoda. Tak heran apabila turis dan wisatawan yang datang ke Bandung selalu menyempatkan waktu untuk membeli oleh-oleh khas kota Kembang tersebut. Oleh-oleh yang merupakan most wanted di Bandung adalah peuyeum, pisang molen, serabi, batagor, siomay, dan brownies. Brownies asal mulanya adalah kue coklat yang biasanya dipanggang bantat sehingga menghasilkan tekstur yang agak keras. Nikmat dimakan untuk menemani minum kopi dan teh. Namun brownies yang akan dibahas ini adalah brownies kukus. Brownies kukus tidak begitu beda dengan kue bolu biasa. Bedanya, tekstur brownies kukus yang lembut terasa meleleh begitu sampai di mulut. Bagian tengah kue ini diolesi oleh coklat meleleh yang membuat konsumen tertarik untuk membelinya. Sekali gigitan, terasa kelezatan coklat yang begitu legit di dalam mulut. Brownies kukus bisa disebut pendatang baru dalam jajanan kota Bandung. Namun pendatang baru ini melejit menjadi salah satu jajanan favorit kota yang selalu ramai di akhir pekan. Anak Mantu Damai, begitulah kepanjangan dari Amanda, toko brownies kukus yang laris manis. Setelah berjalan satu tahun, Amanda terus mengembangkan usahanya sampai memiliki beberapa toko, yaitu toko utama di Jalan Rancabolang Nomor 29, Margahayu Raya, cabang I di Jalan Lodaya Nomor 8, Cabang II di Jalan Purwakarta, dan Cabang III di

Jalan Dr Otten. Toko brownies Amanda buka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 18:00. Namun, biasanya persediaan kue habis sebelum waktu tutup toko. Benarbenar luar biasa. Terlihat antrean yang panjang di geraigerai resmi Amanda. Awalnya brownies kukus ini merupakan ciptaan Nyonya Sumiwiludjeng yang kemudian dipromosikan melalui mulut ke mulut hingga meluas seperti sekarang. Brownies Amanda semula menjual brownies original, yaitu brownies coklat. Kini brownies kukus Amanda mempunyai rasa baru, yaitu dengan topping Tiramisu, Blueberry, Cheese Cream, dan Chocolate Marble. Keempatnya mempunyai keunggulan masing-masing. Harga brownies kukus ini relatif terjangkau. Mulai dari brownies original hingga brownies dengan berbagai topping, harganya berkisar Rp 19.500 sampai dengan Rp 29.500. Amanda begitu fenomenal, sampai banyak gerai tak resmi di pinggir-pinggir jalan bak penjual rokok. Di jalan Cihampelas, hampir setiap 500 meter selalu ada calo-calo penjual brownies Amanda. Namun harga yang ditawarkan cukup tinggi. Harga brownies yang semula Rp 19.500, dapat dijual kembali oleh calo-calo kue seharga Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Wow...bisa dihitung berapa keuntungan calo-calo tersebut dalam menjual tiap brownies! Firman, selaku supervisor Brownies Kukus Amanda cabang Lodaya menuturkan dalam sehari bisa menjual sekitar 1000-1300 loyang. Kebanyakan pelanggan yang datang pun membeli brownies sebagai oleh-oleh dari Bandung. Salah seorang pelanggan Amanda mengaku sekali membeli brownies sekitar 5-10 kotak dan brownies yang disukainya adalah brownies original. Sayangnya belum ada minat membuka cabang di San Francisco. Oleh karena itu, apabila ingin mencoba brownies kukus Amanda ini, singgahlah ke Bandung dan jangan lupa membeli brownies kukus Amanda sebagai oleh-oleh.(Chika)

kabari: #2, april 2007 | 21


kabari: fotograďŹ

Melasti | Bali 2007

22


Nyepi | Bali 2007

Ogoh | Bali 2007

kabari: #2, april 2007 | 23


24


kabari: profil

SBY | Jay Subiyakto

Indra Leonardi sudah 15 tahun berkecimpung di dunia fotografi, yang pada awalnya merupakan bisnis keluarga. Kini Indra menjadikannya

suatu profesi, dan ia amat mencintai profesinya. Indra Leonardi saat ini adalah Direktur King Foto, di Jakarta. Pria kelahiran 19 Agustus 1964, awalnya belum begitu tertarik bahkan tidak pernah berpikir menjadi fotografer. Indra menjelaskan, “Pertamanya dari bisnis keluarga. Ibaratnya sejak bangun tidur saya sudah melewati studio.” King Foto berdiri sejak tahun 1971. Lulus SMA, walau belum dapat ijazah, Indra dikirim ayahnya untuk magang pada Watanabe, seorang fotografer di Dentsu Photo, Singapura. Setelah itu ia dikirim ke Amerika Serikat (AS). “Diarahkan seperti itu, awalnya sih saya pikir, waduh… kok jadi fotografer,” cerita Indra. Tahun pertama dan kedua di Brooks Institute of Photography, AS, Indra merasa jauh ketinggalan dari fotografer-fotografer asing yang selera artistik visualnya telah terbentuk dari hal-hal yang dilihat sehari-hari. Seperti iklan dan acara yang bagus. Ketertarikan Indra baru muncul mulai tahun ketiga. Indra Leonardi, sebagai seorang fotografer sudah menyabet penghargaan-penghargaan besar dunia, di antaranya:

kabari: #2, april 2007 | 25


Bob Sadino

Hermawan Tanzil

Becky Tumewu

• Achieved “Fellowship” Degree dari The American Society of Photographer, AS. Penghargaan ini hanya diberikan kepada fotografer profesional yang dianggap terus-menerus memiliki prestasi untuk profesi untuk profesi dan negara (Juli 1999). • Fuji Masterpiece Award di Western State, AS (1998). • Juara 1, 2 dan 3 dalam Wedding Category di Western State Competition, California, AS (1998). • Penghargaan Wedding Portraits Photographer of Year dari British Institute of Photographer (1998). • Regional Medallion Award dari Kodak (1998). Sardono

• Penghargaan Gold Medallion Award dari American Society of Photographer. Fotonya yang berjudul “Madonna and Child” disebut sebagai karya tahun ini (1997). • Mendapat gelar “Fellowship” dari British Institute of Professional Photographers (1997) • Mendapat penghargaan “Accolade of Outstanding Photographic Achievement” dan “Accolade of Photographic Mastery” dari Wedding & Portraits Photographer Internasional, AS (1997). • Mendapat gelar “Master of Photography” dari Professional Photographers of America (1995).

A. T. Mahmud

26

Indra membuat potret ibarat mengambil jiwa dari orang itu. “Sebelum ‘mengambil’ saya harus ‘memberi’ terlebih dahulu,” ujarnya. Sebab itu Indra selalu memulai sesi memotretnya dengan mengobrol. Dari


Garin Nugroho

Butet Kartarejasa

obrolan itulah ia “menemukan” jiwa dan sosok yang akan dibuat potretnya. Bagi Indra memotret individu bukan semata memindahkan realitas fisik subjek. Justru karakter dan sifat subjek itulah yang harus ikut dipindahkan ke bidang dua dimensi yang kita sebut foto. Hal yang sama diterapkan Indra saat memotret sebuah komunitas yang bisa berupa keluarga, kelompok, profesi, atau pimpinan perusahaan. Pendekatan untuk pemahaman karakter dibangun Indra lewat dialog dan penjajakan. “Saya lihat rumahnya atau saya datangi kantornya. Dengan begitu, akan banyak hal yang bisa diserap untuk memberikan karakter bagi kelompok itu,” kata Indra. Sudah begitu banyak orang penting di Indonesia, dan juga dunia, pernah dipotret Indra. Seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo, mantan presiden Filipina Joseph Estrada, mantan Presiden AS George Bush Sr, dan mantan Menlu AS Colin Powell. Dalam kesehariannya fotografi potret adalah bisnis, namun ada foto yang ia cari untuk dirinya sendiri. Hasil foto-foto potret selama 15 tahun itu ia kumpulkan dalam buku “Indonesian Portrait” yang telah diluncurkan baru-baru ini. Bagi Indra, fotografi adalah hal yang teknis. Namun, saat fotografi melibatkan emosi, itu menjadi seni. “Ketika seorang fotografer bilang dia mengambil karakter orang yang dia foto, memang ada benarnya. Tetapi sebenarnya juga kelihatan karakter fotografernya dari foto itu,” kata Indra. (Teks: Pipit, Foto: Indra Leonardi)

Gunawan Muhammad

Grup AMI

kabari: #2, april 2007 | 27


kabari: khusus

SURAT Perintah Sebelas Maret, surat yang ditandatangani Presiden Soekarno kepada Soeharto untuk mengamankan situasi yang terjadi saat itu. Belum jelas benar apa isi surat itu. Banyak versi yang menyebut soal isi surat itu. Ada yang menganggap itulah surat yang kemudian digunakan Soeharto yang saat itu memegang komando Kostrad untuk “mengkudeta” Soekarno. Ada pula yang menganggap dengan surat itu Soeharto bisa melakukan apa saja. Dan di mana keberadaan Surat Perintah yang merupakan awal Orde Baru. Sekarang, 41 tahun sudah berlalu, namun ada hal-hal yang berkaitan dengan Supersemar ini masih mengandung misteri atau memang sengaja dibikin misteri. Di manakah surat aslinya, atau siapakah yang menyimpannya? Apakah salinan teksnya yang tersimpan di Arsip Negara atau lembaga-lembaga penting lainnya betul-betul mencerminkan ke-otentikan-nya? Mengapa Soeharto tidak mau atau tidak bisa menjelaskan tentang “hilangnya” dokumen asli Supersemar, yang semestinya merupakan dokumen negara yang maha penting? Dan berbagai pertanyaan lainnya. Meskipun masih ada hal-hal yang merupakan misteri, sekarang makin jelas bagi banyak orang bahwa Supersemar merupakan salah satu di antara berbagai sumber malapetaka bagi bangsa Indonesia, yang akibatakibatnya atau warisannya masih bisa dilihat dengan gamblang sampai sekarang ini. Di antara akibat buruk dan noda besar yang diwariskan oleh Supersemar itu adalah kasus para korban peristiwa 65, yang walaupun 40 tahun sudah berlalu, masih terus mengalami berbagai penderitaan. Oleh karena itu, Supersemar adalah bukan saja kejahatan dan pengkhianatan terhadap pemimpin besar bangsa, Bung Karno, melainkan juga kejahatan dan pelanggaran HAM terhadap jutaan korban peristiwa 65 dan sebagian besar rakyat Indonesia lainnya.

28

Awal mula penandatanganan Supersemar adalah datangnya tiga jenderal yang diperintahkan ke Istana Bogor, yaitu Jenderal Basuki Rachmat, Jenderal Amir Machmud dan Jenderal M Jusuf untuk menemui Bung Karno dengan membawa pesan dari Soeharto. Pesan itu, pertama menyatakan penyesalan atas kejadian yang mengelisahkan Bung Karno dan memastikan bahwa ABRI tidak akan meninggalkannya, untuk itu Pak Harto meminta diberikan Surat Perintah atau kemudian terkenal dengan Supersemar. Supersemar itu sendiri hanya menyangkut soal-soal teknis mengenai keamanan, tapi ditafsirkan oleh Soeharto termasuk di dalamnya ruang lingkup politik keamanan. Maka surat tersebut digunakan oleh Soeharto untuk menangkap 15 menteri pembantu Bung Karno dan membubarkan PKI. Supersemar dianggap sebagai penyerahan kekuasaan, dan semua wewenang presiden dijalankan dengan Supersemar. Yang paling penting Supersemar digunakan Soeharto untuk menggulingkan Bung Karno. Dalam biografi M Jusuf yang ditulis Atmadji Sumarkidjo dituliskan bahwa diterimanya ketiga jenderal tersebut dan dapat menemui Bung Karno dikarenakan M Jusuf dan Amir Machmud dikenal baik oleh Bung Karno. Sekaligus termasuk perwira tertinggi yang sangat dekat dengan Bung Karno. Hal yang juga penting


diyakini kepada Bung Karno adalah bahwa Letjen Soeharto adalah pimpinan TNI-AD yang dipercaya oleh jajaran di bawah dan bukan orang lain. Ini perlu dikemukakan bahwa terus-menerus Bung Karno menyatakan ketidakpercayaannya kepada Jenderal Nasution. Menurut M Jusuf ada kekhawatiran bahwa nantinya Nasution yang akan memimpin angkatan darat untuk melawan Bung Karno. Setelah Presiden Soekarno setuju dengan konsep pemberian wewenang kepada Soeharto, maka para jenderal langsung membuat konsep bentuk perintah atau komando tersebut yang redaksionalnya masih dicari-cari secara tepat. Mengutip buku biografi M Jusuf, maka nyatalah bahwa ada beberapa konsep awal yang ditulis atau dibuat. Konsep pertama adalah versi yang ditulis setelah terjadi diskusi antara Bung Karno dan ketiga jenderal itu. Versi kedua perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh Bung Karno sendiri dan tambahan dari Wakil Perdana Menteri Dr Soebandrio dan Chairul Saleh setelah mereka diundang Bung Karno untuk bergabung. Setelah salat Magrib, sekitar pukul 18.00 pertemuan dilanjutkan lagi terutama untuk membahas versi ketiga yang kemudian menjadi final, dari konsep Presiden Soekarno. Pertemuan itu berlangsung sampai sekitar pukul 20.30. Konsep yang disetujui itu baru diberikan kepada Brigjen Sabur untuk diketik ulang. Setelah selesai barulah dibawa ke tempat mereka berkumpul. Pada saat hasil ketikan dibawa kembali ke Bung Karno memang cukup tragis. M. Jusuf melihat jam tangannya, ketika Bung Karno menandatangani Surat Perintah pukul 20.55. Setelah itu lalu diserahkan kepada Mayjen Basuki Rachmat tanpa ada komentar lagi. Dalam penampilan terakhir M Jusuf di hadapan pers, beliau mengatakan bahwa mereka meninggalkan Istana Bogor pukul 20.30. tetapi kemudian ia sendiri mengoreksinya dan agak lupa secara tepat pukul berapa mereka meninggalkan Istana Bogor.

“Duduk Perkara Supersemar”

Pada awal Maret 2007, ada seminar yang digelar di Hotel Ambara, Jakarta Selatan mengangkat topik “Duduk Perkara Supersemar”. Acara ini di selenggarakan oleh Institute for Policy studies (IPS). Dalam seminar itu hadir sebagai pembicara, yaitu mantan Mensesneg Moerdiono, Aswi Warman Adam (Sejarawan), Kusni Tamrin (LSM), dan Ridwan Saidi (Mantan Anggota DPR RI). Dalam seminar itu Moerdiono menjadi saksi, karena Moerdiono diyakini merupakan orang dekat Soeharto, yang selama 32 tahun menguasai Orde Baru. Moerdiono selama 10 tahun menjabat menjadi Menteri Sekretaris Negara. Dalam kesaksiannya mengingat masa tahun 1966, Moerdiono yang pada masa itu berpangkat letnan satu mengatakan bahwa Budiono yang adalah perwira menengah berpangkat kolonel sedang memfotokopi surat perintah itu. “Waktu dia keluar, saya meminta surat itu, tapi dia bilang, ‘nggak bisa, ini rahasia,’ lalu saya bilang, ‘lah ini saya untuk kerja,’ dijawabnya, ‘nggak bisa,’ lalu saya jawab lagi, ‘ya sudah nanti saya juga dapat.’ Jadi semua dibawa ke Kostrad dan an saya nggak dapat,” tutur Moerdiono. Sementara itu dalam kesaksian yang sama, ia pernah mendapat cerita dari Pak Harto bahwa dokumen tersebut (aslinya) diserahkan kepada Kepala Pusat Penerangan Angkatan Darat, Brigjen Ibnu Soebroto. Yang terakhir meninggal dan tidak pernah berbicara mengenai hal itu. Yang penting sekali dipertanyakan adalah sampai kapan Supersemar ini akan menjadi pembahasan? Apalagi sampai sekarang pun belum ada bukti di mana Surat Perintah Sebelas Maret asli disimpan. Siapakah yang seharusnya bertanggungjawab atas hilangnya bukti Negara dan yang terpenting kebenaran sejarah? (pipit)

kabari: #2, april 2007 | 29


kabari: edukasi

PERKEMBANGAN pendidikan di Indonesia saat ini sedang marak dengan hadirnya tren belajar di rumah (Home schooling). Saat ini home schooling sedang marak dibahas oleh media, meskipun metode pendidikan eďŹ sien yang bersifat kekeluargaan ini sudah muncul sejak lama. Apakah yang ada di benak anda tentang home schooling? Bukan berarti anak-anak Indonesia menjadi seorang pemalas atau sekadar santai belajar di rumah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat ditempuh secara eďŹ sien bahkan praktis. Salah satunya home schooling.

30

Tapi apakah home schooling juga berpengaruh baik untuk mental anak-anak? Biasanya bagi yang menjalankan sistem home schooling, mereka mempunyai komunitas sendiri, dan dapat saling bersosialisasi. Meskipun menggunakan istilah home schooling, tidak melulu sang anak harus belajar di rumah. Peran orangtua memang berpengaruh khususnya dalam bidang pendidikan anaknya. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh, misalnya kursus bahasa asing, kumon, dan sempoa. Kendala yang ada dan belum mendapat jawaban yang akurat adalah mengenai pengesahan ijazah dan sosialisasi. Apakah home schooling sudah diakui di Indonesia? Home schooling berarti tidak pergi ke sekolah dalam arti institusi (sekolah konvensional), namun materinya adalah yang diajarkan di sekolah konvensional. Begitu pun orangtua bisa memilih materi untuk pengajaran bagi anak-anaknya. Jadi tidak semua bahan pelajaran diberikan ke anak. Orangtua juga bisa ambil bagian, yaitu menjadi guru untuk sang anak, namun bisa juga memanggil guru dari luar untuk mengajar dan sebagainya. Mereka yang memutuskan untuk menjadi home schooler biasanya sebagian besar orang-orang yang menerapkan sistem ini adalah orang-orang yang pernah lama mengikuti pendidikan di luar negeri. Hal ini dilakukan karena kalau meneruskan sekolah di Indonesia biasanya membuat mereka turun kelas. Home schooling atau sekolah di rumah ini semakin menjadi perhatian dalam dua tahun terakhir ini. Antara lain sejak begitu banyaknya orangtua yang merasakan bahwa suasana pembelajaran di banyak sekolah sering kurang mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. Bahkan dari sini muncul berbagai sekolah alternatif. Misalnya sekolah alam, yang mengajak siswanya belajar lebih banyak di alam. Anak tidak terlalu banyak belajar dalam ruangan yang serba kaku dan tertutup, namun lebih banyak berada di alam bebas. Ada pula sekolah alternatif lain yang membebaskan anak untuk belajar


apa saja sesuai dengan minatnya. Di sini tidak ada kelas seperti halnya sekolah formal. Fungsi guru lebih pada membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Masih banyak sekolah alternatif lain yang memiliki metode pembelajaran masing-masing. Intinya, anak dijadikan sebagai subjek kurikulum, bukan objek. Atau dengan kata lain kurikulum dan sekolah adalah untuk anak, bukan sebaliknya, anak untuk sekolah dan kurikulum! Di sini anak tidak terusmenerus belajar di rumah, namun bisa di mana dan kapan saja asal kondisinya betul-betul menyenangkan dan nyaman seperti suasana di rumah. Maka, jam belajarnya pun sangat lentur, yaitu dari mulai bangun tidur sampai berangkat tidur kembali. Di banyak negara maju, konsep persekolahan di rumah ini sudah mulai banyak dikembangkan. Di Amerika Serikat (AS), misalnya, sudah banyak disusun kurikulum untuk persekolahan di rumah agar

sistem pendidikannya memiliki konsep dan visi yang jelas. Tahun ini ada sekitar 1,8 juta anak di AS yang belajar dengan sistem persekolahan di rumah, dan diperkirakan tahun depan akan meningkat sampai sekitar 2,5 juta anak. Bagaimana dengan Indonesia? Sebetulnya sudah lama bangsa kita mengenal konsep home schooling ini, bahkan jauh sebelum sistem pendidikan Barat datang. Tengok saja di pesantren-pesantren misalnya, para kiai, buya, dan tuan guru secara khusus mendidik anakanaknya sendiri. Begitu pula para pendekar, bangsawan, atau seniman tempo dulu. Mereka pun mendidik secara pribadi di rumah atau padepokan masing-masing daripada sekadar mempercayakan kepada orang lain. Tak kurang para tokoh besar semacam KH Agus Salim, Ki Hadjar Dewantara, atau Buya HAMKA juga mengembangkan cara belajar dengan sistem persekolahan di rumah ini. Bukan sekadar agar lulus ujian kemudian memperoleh ijazah, namun agar lebih mencintai dan

www.KabariNews.com

mengembangkan ilmu itu sendiri. Ada beberapa tantangan bagi penyelenggaraan persekolahan di rumah, yaitu sulitnya memperoleh dukungan atau tempat bertanya; kurangnya tempat sosialisasi dan orangtua harus terampil memfasilitasi proses pembelajaran; serta evaluasi dan penyetaraannya. Namun dengan adanya Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif (Asah-Pena) untuk mengkoordinasi berbagai kegiatan persekolahan di rumah dan pendidikan alternatif di Indonesia, termasuk memberikan pelatihan dan informasi mengenai cara penyelenggaraannya, diharapkan kendala di atas dapat diatasi. Adapun kekuatan persekolahan di rumah ialah lebih memberikan kemandirian dan kreativitas bagi anak, peluang untuk mencapai kompetensi individual secara maksimal, terlindungi dari penyakit sosial seperti narkoba, konsumerisme, pergaulan menyimpang dan tawuran, serta memungkinkan anak siap menghadapi kehidupan nyata. (kiki)

kabari: #2, april 2007 | 31


Tentang Pendidikan Alternatif Menurut Jerry Mintz (1994: xi) pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu: • Sekolah publik pilihan (public choice); • Sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk); • Sekolah/lembaga pendidikan swasta/independen dan • Pendidikan di rumah (home-based schooling). Sekolah Publik Pilihan adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara (dalam pengertian sehari-hari disebut sekolah negeri yang menyelenggarakan program belajar dan pembelajaran yang berbeda dengan program regular/konvensional, namun mengikuti sejumlah aturan baku yang telah ditentukan). Anggapan yang salah jika berpikiran kalau home schooler tidak mempunyai banyak teman dan tidak bisa bersosialisasi. Home schooler tidak ada bedanya dengan mereka yang bersekolah di sekolah umum. Mereka bisa tetap berteman dengan siapa saja, yang sebaya, mereka yang jauh lebih tua, kaya dan miskin. Setiap orang diberikan kemampuan untuk bergaul, tergantung caranya dan bagaimana. Meskipun ada komunitas home schooler, tidak membuat pergaulan antar home schooler dibatasi. Mereka juga diberikan pembelajaran untuk bisa menempatkan diri di lingkungan dan berinteraksi dengan sesama karena adanya makna dari suatu hubungan tersebut. Apakah sekolah umum bisa menjamin keberhasilan? Intinya di sini, menjadi home schooler bisa tetap berinteraksi dengan orang lain.

Komunitas Home Schooling Home schooling tidak hanya untuk anak-anak umum saja, tapi juga tersedia tempat pendidikan bagi anak autis. Di Indonesia terdapat yayasan pengembangan anak Indonesia, “Indriya Foundation” sebuah yayasan yang bergerak di bidang home schooling yang khusus memberikan pendidikan alternatif bagi anak autis dan anak-anak yang sulit berpikir. Yayasan yang kurang lebih sudah lima tahun didirikan ini mempunyai misi untuk tetap memberikan pendidikan yang layak bagi anak autis serta menjadi wadah untuk mereka bersosialisasi seperti anak lainnya. “Meskipun kita tidak bisa berharap lebih dari mereka, minimal di sini mereka bisa mendapatkan ilmu dan lebih ditonjolkan keahliannya,” kata Anita, Sekretaris Indriya Foundation. Ketika ditanya mengenai diakuinya pendidikan home schooling bagi anak autis saat ini, Anita mengatakan, “Memang belum banyak yang mengetahui tentang pendidikan bagi anak autis saat ini, tapi bukan itu yang penting, yang penting adalah mereka mendapatkan suatu wadah di mana mereka bisa berinteraksi dan mendapatkan ilmu,” kata Anita. Di AS, home schooling telah dilaksanakan baik lokal maupun nasional. Organisasi Home Schooling yang bersifat nasional di AS adalah Islamic Home School Association of North America ((IHSANA), Jewish Home Educator’s Network, and National Institute for Christian Home Education. (kiki) (Disarikan dari artikel kuliah; Pendidikan Alternatif Sebuah Agenda Reformasi, Prof Dr Yusufhadi Miarso, Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, 1999)

32


www.KabariNews.com

kabari: #2, april 2007 | 33 kabari: #2, april 2007 | 33


34


“WHEN once you have tested flight, you will forever walk the earth with your eyes turned sky ward. For there you have been, and there you will always long to return.” Leonardo da Vinci kabari: #2, april 2007 | 35 Photograph: Jez O’Hare


Besides being a most fascinating & beautiful archipelago of over 13,000 islands, Indonesia is also a great place to fly. What better way to explore it? By land or sea our options are limited to ‘one or the other’ as most is either sea or thousands of islands without roads. From the air one can go almost anywhere. Since approximately 1987 there has been a slow but steady growth in aero sport in Indonesia. At present there are a variety of flying clubs and organizations scattered across Indonesia, all looking for new members to discover flying, grow aero sport and compete in competitions. Federasi Aero Sport Indonesia or FASI is the main organization with a variety of sub divisions: Aeromodelling, Sky Diving, Hang Gliding & Paragliding, Microlight, Certified and Homebuilt. WARNING: Flying is

dangerous! A pilot must be physically and mentally fit to fly and he or she must properly and continuously learn ALL that is necessary. This includes but is not limited to: Theory of flight, technical aspects of each aircraft flown, navigation, radio communication, air law and weather besides other knowledge that only personal research & experience will teach you. Before doing practical flying lessons its a good idea to read some good books like ‘The Microlight Pilots Handbook’ and any ‘Private Pilot License’ Training Books which are available at www.amazon.com If your thinking of fixed wing or helicopter training try PC / Mac driven flight simulators too (buy the yoke & pedals hardware too) with Microsoft Flight Simulator or XPlanes softwares, both great training tools.

Still interested? Check out or contact the following: • • • • • • •

36

www.indonesiaphotography.com/info/aviation www.jatimflyingclub.org www.baliparagliders.com www.getairborneasia.com http://bac-online.net http://www.aeromodelling.or.id Federasi Aero Sport Indonesia Bandara Halim Perdanakusuma, Lantai Dasar Ruang 32 Jakarta Timur 13610 Telp.: 021-8007250, 80899465 Fax.: 021-8007250

• Solowings Flight Club at Lido Resort, Bogor, West Java Fahmy: +62251222922 fahmymakalalag@yahoo.com Roy: +628161108024 rysfat@centrin.net.id • Cibubur Flying Club near Jakarta Agoeng: +628157185517 +628882338298 Indra: +62816839834 flyforfun@cbn.net.id • Mera Paralayang Bogor/Jakarta Gendon: +62818146705


www.KabariNews.com

kabari: #2, april 2007 | 37


kabari: butik

38


SALAH satu desainer senior andalan anak bangsa, Iwan Tirta, memasukkan unsur batik di setiap karyanya. Dia mencoba mengekspresikan melalui hasil-hasil karyanya yang memukau. Sangat disayangkan apabila batik dianggap busana semata. Tidak perlu diragukan lagi, Nusjirwan Tirtaamidjaja –nama lengkapnya- berhasil memikat mata dunia tentang batik khas Indonesia ke mancanegara. Meskipun pendidikan formalnya di bidang hukum, lulusan School of Economic’s, London dan School of Oriental and African Studies ini justru menemukan dunianya sebagai desainer batik handal. Ketertarikan secara khusus kepada batik lahir ketika atas dana hibah dari dana John D Rockefeller III, Iwan mendapat kesempatan mempelajari tarian Kraton Kasunanan Surakarta. Di sanalah Iwan memutuskan mendalami batik dan bertekad mendokumentasi serta melestarikan batik. Hasil penelitiannya ia simpulkan dalam bukunya yang pertama, “Batik, Patterns and Motifs” pada tahun 1966. Pria yang lahir 18 April 1935, di Blora, Jawa Tengah itu merasai unsur budaya Jawa sejak kecil. Semua itu memudahkannya menghasilkan rancangan-rancangan batik yang menakjubkan untuk dipakai perempuan Jawa.

Iwan Tirta mulai bersentuhan dengan batik pada tahun 1960-an. Saat itu ia sedang bersekolah di Amerika Serikat. Selama di sana, ia sering mendapat pertanyaan tentang budaya Indonesia yang kemudian membuatnya ingin mengenal lebih jauh budaya negerinya sendiri. Selain merancang busana, Iwan juga sampai kepada seni kriya lain. Seperti logam mulia (perhiasan tradisional seluruh Nusantara untuk mode Indonesia), tenun ikat, songket, pelangi, dan barang-barang dari kayu. Juga peranti makan dengan judul “The Phoenix and Peony Flowers”. Semua ini telah dikembangkan Iwan Tirta menjadi kreasi-kreasi yang bermutu dan berbobot di dunia internasional. Untuk pengabdiannya dalam mengembangkan kebudayaan Indonesia khususnya batik, Iwan Tirta telah menerima beberapa penghargaan dari presiden. Di usianya yang sudah lanjut, Iwan tetap eksis menunjukkan rancangannya. Pameran batik pertamanya “Menghidupkan Kembali Motif Kuno” yang berlangsung di Jakarta pada tahun 1973, disusul pameranpameran lain di dalam dan luar negeri. “Retrospeksi Iwan Tirta” juga termasuk dalam pagelaran batik yang diadakan di Hotel Dharmawangsa, Desember lalu. (kiki)

Profil: Nama: Nusjirwan Tirtaamidjaja (Iwan Tirta) Tempat tanggal lahir: Blora, Jawa tengah, 18 April 1935 Pendidikan: • School of Economic’s London • School of Oriental and African Studies, Yale University (1964), New Haven, Connecticut (USA) Profesi: Desainer Galeri: Menteng, Jakarta Pusat Penghargaan: • Penghargaan dari Presiden Republik Indonesia • Upakarti (1990) • Adikarya Wisata (1992) • Adikarya Pariwisata (1995) • Adikarya Utama Wisata (2001) • Anugerah Kebudayaan (2004) • Anugerah Karya Cipta Putera Bangsa Bank Bumiputera, Oktober 2001

kabari: #2, april 2007 | 39


HARAJUKU style, apa sih itu? Bagi yang awam terhadap dunia mode, tentu kata harajuku hanya mungkin dikaitkan dengan Jepang. Tapi apa sebenarnya Harajuku Style itu? Harajuku sebenarnya adalah suatu kawasan, tepatnya jalan, mungkin semacam Malioboro di Yogyakarta atau Thamrin-Sudirman di Jakarta. Kawasan itu berada di distrik di Shibuya, Tokyo, Jepang sana. Di kawasan ini dikenal sebagai tempat nongkrongnya anak muda –di Jakarta disebut anak gaul- yang tentu sekaligus tenpat ajang pamer mode pakaian terbaru. Itu awalnya. Namun dalam perkembangannya, di Harajuku muncul gaya berpakaian yang boleh dibilang posmo. Gak nyambung alias gak “matching” (lagi-lagi kata anak muda Jakarta), misalnya antara baju dan celana, rok dan gaun, sepatu dan model rambut dan seterusnya. Juga warnanya, dan tentu bisa dikembangkan ke warna sepatu, warna rambut dan seterusnya. Nah, gaya inilah yang kemudian berkembang sendiri menjadi “merek” dan bahkan kemudian menjadi semacam trend setter. Harajuku. Gaya posmo yang seringkali “tabrakan” dianggap menjadi seni tersendiri dan bahkan akhirnya menduni. Tak terkecuali di Jakarta. Pernah dengar grup penyanyi “Ratu” yang saat ini lagi pecah berantakan dan sempat ngetop lewat lagunya TTM alias Teman Tapi Mesra dan Lelaki Buaya Darat? Di Jakarta, Ratu dikenal sering mengenakan kostum Harajuku. Personal Ratu, Maia Ahmad dan Mulan Kwon memang sering tampil “aneh”, misalnya mengenakan rok mini dipadukan dengan celana ketat sedengkul, stocking bolong-bolong dan ditambah rambut yang dicat warna-warni. Tentu bukan hanya Ratu, di Jakarta banyak juga anak muda yang tak segan dan tak malu ber-harajuku. Oh ya, Harajuku bisa juga disebut Japanese Style dan juga bisa diidentikkan dengan gaya gothic. Style dengan corak

40

serba hitam bagai hantu (boleh juga disebut bak nenek sihir) ini memang dipadugayakan dengan Harajuku dan masih ditambahkan dengan aksesoris dan gaya rambut asimetris yang mencerminkan dandanan fashion anak muda Jepang. Nah, gaya ini memang sedang tren di Jakarta saat ini. Para Harajuku-ers ini bisa dilihat di pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta. “Menurut gue, Harajuku itu aneh, heboh, warna-warni berbau-bau gothic yang serba hitam. Pokoknya bebas banget deh,” tutur Icha (21) mahasiswi desain Universitas Trisakti, di Jakarta. Harajuku sendiri tidak hanya dilalukan perempuan tetapi berlaku juga untuk laki-laki. Namun memang mayoritas Harajuku dilakukan anak muda perempuan. Sampai ada yang berpandangan (di Jepang), Harajuku dilakukan mereka (perempuan muda belia) yang tidak diterima oleh keluarganya, walau pun ini belum tentu benar. Yang jelas Harajuku memang lekat dengan Jepang, seperti pengakuan Rio, mahasiswa Universitas Al Azhar, Jakarta. “Harajuku Jepang banget, keren memang gayanya, tapi anak muda di sini kayaknya masih dibatasi sama peraturan dalam cara berpakaian,” katanya. Artis top papan atas Indonesia, Agnes Monica juga dikenal suka ber-Harajuku. “Aku seneng banget sama style Jepang apalagi street fashionnya, tapi nggak harus ke Jepang juga sih. Paling titip sama temen kalau lagi pas ke sana atau aku pakai desainer sendiri,” kata Agnes. (kiki)


kabari: jakarta

Aksi Sosial ala Para Bisnisman MUSIBAH banjir awal tahun ini masih meninggalkan bekas bagi penduduk di wilayah Mangga Dua dan sekitarnya, terutama pada kesehatan. Mengingat hal ini, pada Minggu, 10 Maret 2007 lalu para pebisnis yang tergabung dalam Intellectual Business Community (IBC) menggelar kegiatan sosial di kawasan elektronik Glodok Mangga Dua. Maka kawasan ini pun ramai dikunjungi para korban banjir. Ratusan orang tampak dalam antrean cukup panjang, karena IBC memberikan bantuan gratis kepada masyarakat korban musibah banjir. IBC yang lahir pada Juli 2006 merupakan wadah bagi para

pebisnis yang ada di Indonesia untuk menjalin kerja sama. Dengan IBC diharapkan ada persahabatan sejati di antara bisnisman. “Kita mengadakan kegiatan sosial ini karena ingin membantu satu sama lain apalagi bagi mereka yang terkena musibah, karena ini adalah salah satu misi kita,� tutur dr. Bayu Prawira Hie, Executive Director IBC. Kegiatan IBC memang tidak hanya dalam bentuk bakti sosial. Sebagai komunitas yang menjunjung nilai-nilai ketimuran seperti adanya kebersamaan serta netralitas ini juga membangun jaringan sehingga ada persahabatan sejati di antara pebisnis. Dalam kegiatan sosial ini IBC memberikan bantuan berupa pengobatan dan obat-obatan gratis dan sembako kepada masyarakat yang terkena dampak banjir. Dengan adanya bantuan ini, kata dr. Bayu, setidaknya membuat masyarakat yang terkena musibah banjir merasa lebih ringan menanggung beban. IBC yang beranggotakan 60 pebisnis ini akan tetap mengadakan pertemuanpertemuan dengan para bisnisman lainnya. (kiki)

www.KabariNews.com

kabari: #2, april 2007 | 41


kabari: jalanjalan

SEPERTI halnya bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia lainnya, perayaan Imlek untuk menyambut tahun baru China merupakan tradisi termegah yang selalu dirayakan seluruh lapisan masyarakat Singkawang setiap tahun. Bagi mereka perayaan Imlek tidak ada bedanya dengan masyarakat Indonesia lainnya ketika merayakan Idul Fitri atau Natal. Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat Tiongkok, yang dianggap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas panenan dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh hasil yang lebih baik. Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Hokkian berarti malam ke-15 yang merupakan puncak perayaan Imlek, dan Cap Go Meh dirayakan secara khusus. Kalau mau ditelaah lebih jauh, Cap Go Meh di Indonesia sendiri merupakan perpaduan budaya Tiongkok dan Indonesia, yakni adanya lontong Cap Go Meh. Lontong adalah makanan asli Indonesia sedangkan Cap Go Meh adalah tradisi yang lahir dari Imlek. Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini dimaksud

42


untuk menangkal gangguan atau kesialan di masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan, dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung dipimpin oleh pendeta yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dirasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya. Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan pendeta. Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan. Dalam atraksi Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah aneh, ada yang menginjakinjak sebilah mata pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak tergores atau terluka. Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam

hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah. Di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. Sejak pertama kali datang ke Singkawang masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi khususnya suku Dayak. Karena itu tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini. Dahulunya Singkawang merupakan tempat transit para penambang emas yang berasal dari Tiongkok. Gelombang migrasi besar-besaran pada tahun 1760, membawa masyarakat suku Tionghoa Hakka dari Guangdong China selatan yang mendarat di Pulau Kalimantan. Mereka menetap untuk dipekerjakan sebagai kuli tambang emas dan intan di monterado, Kalimantan Barat. Meski secara ďŹ sik maupun budaya ada yang berasimilasi dengan penduduk pribumi, mereka juga tetap mempertahankan adat istiadat leluhur yang dipertahankan hingga kini. Karena pada umumnya mereka penganut Kong Hu Chu dan Budha maka perayaan Tahun Baru China menjadi tradisi istimewa yang senantiasa mereka rayakan. Di era Orde Baru perayaan Imlek khususnya ritual Tatung dilarang dipertontonkan di depan umum. Tetapi di era reformasi mantan Presiden Gus Dur mengizinkan kembali, bahkan pemerintahan berikutnya Megawati Soekarnoputri mengesahkan dalam bentuk undang-undang. Dengan demikian warga Tionghoa di Singkawang khususnya menjadi lebih leluasa untuk menjalankan tradisi atau upacara keagamaan mereka. Di dunia pariwisata,Tatung berpotensi untuk menarik turis dalam negeri dan mancanegara. Selain mengangkat nama Singkawang di dunia internasional, Tatung juga ikut meningkatkan perekonomian daerah setempat. Menurut Jerry, pemilik Borneo Travel, San Francisco (360 Post Street, Suite#404 San Francisco, CA 94108. (415) 291-8435), “Singkawang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dipromosikan di Amerika karena keunikannya, Tatung tidak didapati di negara lain.â€? Untuk itu Jerry akan mencoba mempromosikan Singkawang ke dunia Internasional (pipit)

kabari: #2, april 2007 | 43


BANYAK sekali turis yang datang ke San Francisco Bay Area karena keindahan alamnya. Kita di sini sangat

beruntung bisa tinggal di daerah yang serba ada. Dekat lautan dan pegunungan. Ditambah suasana kota yang modern tetapi juga bersejarah. Inilah keunikan San Francisco, daerah yang penduduknya terdiri dari bermacammacam ras dan agama. Bukti keanekaragamannya bisa kita lihat di Japantown, Chinatown, dan juga North Beach yang disebut little Italy di sini. Sangat banyak cara menikmati hari libur anda di kota ini. Salah satunya adalah berlayar. Kalau anda belum pernah berlayar tetapi ingin berkeliling San Francisco dengan kapal, cobalah ikut Ruby Sailing atau kapal-kapal lain yang menawarkan tur selama dua-tiga jam di daerah Fisherman Wharf. Ruby adalah sebuah kapal layar yang bisa memuat sekitar 20an penumpang. Tidak sama dengan kapal besar yang hanya menggunakan motor, Ruby lebih mengandalkan angin untuk berfungsi, sama seperti kapal-kapal tradisional nelayan di Indonesia.

44

Tempat di mana Ruby berlabuh terletak di daerah China Basin, sekitar lapangan baseball AT&T. Pemilik kapal ini adalah Kapten Josh. Ia dan istrinya sudah menyewakan Ruby sejak puluhan tahun yang lalu. Anda bisa menyewa kapal Kapten Josh untuk bermacam-macam acara. Ulang tahun, pernikahan, atau sekadar iseng ingin memancing. Anda pun bisa memilih waktu dan hari berlayar anda. Saya dan teman-teman lebih senang memilih Sunset Cruise, dari jam 6 sore sampai jam 8 malam. Kota San Francisco sangat indah dipandang dari laut ketika matahari terbenam. Awan dan langit berwarna merah terpantul dari gedung-gedung yang menjulang tinggi. Burung-burung berterbangan ingin pulang ke sarangnya. Tidak ada kebisingan motor dan mobil. Yang terdengar hanya suara ombak dan deruan angin. Kapten Josh sangat tepat waktu. Jangkar kapal Ruby ini akan diangkat dari pelabuhan di China Basin pas jam enam sore. Kalau anda terlambat lima menit saja, Kapten Josh tidak akan menunggu. Awak kapal Ruby ini hanya terdiri dari dua orang, Kapten Josh dan Istrinya. Penumpang diharapkan untuk membantu memasang layar dan juga menurunkannya. Semua bisa ikut serta dalam proses ini.

Istri Pak Josh bertugas mempersiapkan makanan kecil di kabin dan juga menjual anggur dan minuman ringan kepada para penumpang. Sangat seru berbincang-bincang dengan Kapten Josh dan istrinya. Mereka sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di San Francisco. Sehingga bisa bercerita mengenai sejarah kota yang indah ini. Selama setengah jam pertama Ruby menggunakan motor untuk masuk ke tengah lautan yang airnya agak dalam. Kemudian Kapten Josh akan menugaskan beberapa penumpang untuk menaikkan layar. San Francisco selalu memiliki arus angin yang bagus, sehingga kapal tidak pernah kesulitan berlayar dengan cepat. Bagi yang sudah pernah berlayar anda pasti tahu kalau hobi ini yang jelas ada tantangannya. Kapal layar tidak bisa bergerak lurus menantang angin, seorang kapten harus bisa mengemudikan kapal sehingga posisi layar sedikit miring ke kiri atau ke kanan dari arus angin. Risikonya, seluruh badan kapal ini akan ikut juga miring tergantung posisi layar, dan ini bisa berlangsung lama sampai angin menjadi reda. Jadi seandainya anda berdiri di pinggir kanan ketika kapal miring ke arah kanan, jarak laut dan badan anda bisa-bisa cuma beberapa


senti meter. Bagi yang sudah biasa berenang di laut dalam, menyelam, atau berselancar, mungkin hal ini tidak terlalu menakutkan. Tetapi jika anda kurang bisa berenang, saya anjurkan berlayar memakai baju pelampung. Selama dua jam kapten Josh akan membawa penumpang berlayar melewati jembatan Bay Bridge yang menyambung kota San Francisco dan Oakland. Kapal Ruby juga melewati penjara Alcatraz yang tersohor itu. Selama berlayar burung-burung pasti selalu mengikuti Ruby karena tahu ada makanan. Anda bisa melempar remasan roti ke permukaan air laut, seru

sekali melihat burungburung ini meluncur dari langit seperti peluru ke dalam air laut untuk mendapatkan remah-remah roti. Lautan di sekitar San Francisco dihuni banyak ikan termasuk lumbalumba. Jika anda berlayar, pasti akan bisa melihat banyak ikan lumba-lumba yang mengekori kapalkapal. Kapten Josh juga penggemar olah raga baseball. Terkadang ia membawa penumpang untuk melihat pertandingan baseball liga besar di stadium AT& T dari pinggir laut. Stadium terbuka ini adalah yang terbesar di kota San Francisco, dan mempunyai dua TV raksasa, sehingga kapten dan penumpang Ruby bisa menyaksikan pertandingan walaupun tidak duduk di dalam stadium tersebut. Jika ada pertandingan besar, banyak juga penggemar baseball yang mendayung kapal kecil atau kayak sambil membawa jaring. Jika ada bola yang menyasar ke laut mereka

www.KabariNews.com

bisa menangkapnya. Memang seru berlayar di San Francisco. Jika anda ingin belajar gratis, coba datangi organisasi Cal Sailing di Berkeley Marina. Di sini anda bisa ambil kelas tanpa harus membayar uang masuk asal anda bergabung menjadi anggotanya. Kelas yang ditawarkan bermacammacam. Termasuk mengemudikan kapal, menurunkan jangkar, menaikkan layar, membaca peta, dan menebak arus angin. Jika anda berminat untuk berlayar di San Francisco e-mail travel@kabarinews. com. Tunggu apalagi? Musim semi sudah tiba, matahari pun bersinar cerah. Selamat berlayar. (siska)

kabari: #2, april 2007 | 45


ANDA ingat cerita klasik Jules Verne, “Around the World in 80 Days”? Sedikit dipelesetkan, bagaimana kalau judul yang sama diberlakukan untuk kota San Francisco. “Around San Francisco in 90 minutes”?

Mana mungkin menikmati seluruh sudut kota San Francisco, kota indah dengan berbagai atraksi menarik ini dalam 90 menit? Bagaimana kalau Anda harus berhadapan dengan rekan bisnis, teman atau keluarga yang mampir ke San Francisco dan mereka tidak punya waktu banyak? Pusing? Lebih memusingkan, apabila Anda sebagai tuan rumah tidak bisa mendampingi mereka, karena kesibukan Anda bekerja atau sekolah. Banyak solusi yang bisa diberikan untuk jalan-jalan di San Francisco dalam waktu singkat. Baik dari mode transportasi, tempat atraksi tur dan harganya. Salah satu jalan keluar yang bisa diberikan adalah ikut San Francisco City Tour dengan naik bus double decker. Satu setengah jam adalah lama yang umumnya ditawarkan tur dalam kota kategori ini. Ada dua perusahaan tur yang menawarkan tur dalam kota San Francisco dengan naik bis tingkat ini. Grey Line dan Citysightseing. Dua perusahaan yang beroperasi di berbagai kota turis kelas dunia ini ada juga di San Francisco. Grey Line punya bis tingkat tertutup, sedangkan Citysightseeing mengoperasi bis dengan atap terbuka. kabari berhasil bertemu operator pro bis double decker asal Indonesia yang bekerja di Citysightseeing Tour. Berhubung sudah tinggal di Amrik, namanya panggilan sehari-harinya adalah Joseph. Demi kepraktisan dan memudahkan penutur Inggris, katanya. Nama lengkapnya sendiri adalah Yusuf Dharmawan. Sewaktu bertemu Joseph, orang bisa salah sangka, dan “mencurigai” sebagai anggota GI, TNI-nya Amrik. Perawakannya memang gagah dan energik, tapi senyum dan pembawaannya selalu ramah, demikian kesan kabari waktu menemuinya. Joseph sudah cukup lama malang melintang di dunia mengemudi kendaraan secara profesional. Ia memiliki sejumlah izin mengemudi dari jenis C, B dan A, beberapa kelas pengemudi. Bertahun-tahun lelaki asli Palembang ini menyetir truk trailer besar, jauh dari keluarga dan merambah banyak kota dari Pantai Barat sampai Pantai Timur Amerika Serikat. Sesekali mendapat kepercayaan untuk

46

mengemudikan truk pengangkut bahanbahan kimia. Buru-buru Joseph menyergah, “Tolong ya catat, saya bukan kader teroris lho.” Ketawa pun langsung memecah suasana kaku. Karena keinginan untuk berada dekat dengan keluarga, Joseph memilih tinggal dan bekerja di Bay Area, membawa turis mancanegara, termasuk dari Indonesia, untuk bersenang-senang di kota San Francisco. Ada dua jenis tur yang dia sering bawa. Pertama, tur melihat Golden Gate Bridge, jembatan yang kabarnya paling beken dengan pemandangan indah di seantero dunia karena arsitekturnya dan seringnya jembatan ini masuk sebagai ikon di berbagai film, bahkan video games. Juga tersohor, karena jembatan ini sering dipakai tempat bunuh diri. Dengan ongkos $US 20, wisawatan dunia biasanya dibawa untuk melihat-lihat pemandangan indah di San Francisco, yakni di seputar Golden Gate Bridge, termasuk melintasi jembatan dan berfoto di Vista Point. Dari atas dek terbuka bis tingkat, orang bisa menyaksikan dan mengambil foto-foto cantik cakrawala kota San Francisco, Alcatraz, Angel Island, Marin Headlands, Baker Beach yang dilaluinya. Di dalam bis, juga ada tour guide yang memberikan cerita tentang tempat-tempat yang dilewati. Tur kedua yang menjadi favorit turis adalah melihatlihat downtown San Francisco selama satu setengah jam. Menurut Joseph, ada 12 tempat pemberhentian selama tur ini, termasuk Fisherman Wharf (Dermaga terkenal di San Fran), Fisherman Wharf Canery (Bekas Pengalengan Ikan Sardin), Barbary Coast, South of Market, Ferry Building (tempat baru Farmers Market), Nob Hill (tempat pertunjukan theater), City Hall (Balai Kota San Francisco), Union square (Alun-alun Kota), Chinatown Gate (Gerbang Pecinan), Financial District (Pusat Keuangan), North Beach (Kota Italia), Lombard Street (Jalan terbengkok seluruh dunia). Tiket tur berupa tiket terusan yang berlaku 24 jam. Dan kalau Anda cuma duduk di dalam bis, lama tur sekitar 90 menit. Tertarik? (pitamagenta)


www.KabariNews.com

kabari: #2, april 2007 | 47


kabari: gosip

SEBAGAI pendatang baru di dunia musik Indonesia, nama Samsons langsung melejit di awal tahun 2006. Tentunya dengan lagu “Kenangan Terindah“ dan “Naluri Lelaki” yang membuat band yang digawangi Bambang Reguna Bukit alias Bams (vokal), Erik Partogi Siagian (gitar), Irfan Aulia (gitar), Chandra Christanto (drum) dan Aldri Dataviadi (bass) bisa dibilang salah satu band besar di Tanah Air saat ini. Mereka mampu menembus pasaran musik Indonesia dengan terjualnya album pertama “Naluri Lelaki” mencapai kurang lebih 900 ribu copy. Belum lagi beberapa penghargaan musik yang mereka raih waktu lalu menunjukkan

popularitas mereka dengan prestasi yang telah dicapai. Menyandang predikat band besar justru membuat Samson’s tidak lelah untuk terus menciptakan karya-karyanya. “Ini menjadi motivasi buat Samsons untuk menyampaikan musik ke masyarakat luas,” tutur Irfan, gitaris Samsons. Hal ini dibuktikan dengan kesibukan yang mereka jalani selama ini. Bahkan Bams, sang vokalis, harus menyelesaikan tugas akhirnya di lokasi manggung mereka. Tidak ada kata jenuh bagi band yang juga sudah terkenal di Malaysia ini. Nampak tidak ada kejenuhan yang mereka rasakan, padahal saat ini Samsons sedang menjalani tur di 37 kota di Indonesia. “Jenuh sih belum ya, yang penting kan komunikasi

sama bercanda-bercanda aja sama teman-teman,” kata Irfan yang jago mencipta lagu. Tentang rencana ke depan, Samsons sedang mempersiapkan album kedua dan persiapan sudah mencapai 90 persen. Tentunya dengan konsep musik yang lebih dewasa. “Di album kedua ini musitalitasnya lebih dewasa dan bakal kelihatan progres musiknya Samsons,” ucap Irfan yang mengidolakan John Meyer, U2 dan Muse.(kiki)

MESKIPUN hari-harinya disibukkan dengan jadwal syuting, ternyata tidak membuat gadis berusia 18 tahun ini melupakan kewajibannya sebagai pelajar. Shandy Aulia, aktris muda berbakat yang namanya booming lewat film “Eiffel Im in Love” saat ini lebih memprioritaskan kegiatan belajarnya. Siswi kelas III SMP Don Bosco ini sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional. “Sekarang waktu belajar aku lebih dibanyakin soalnya udah mau UAN,” tutur gadis berdarah Manado ini. Dunia keartisannya sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajarnya. Malah Shandy bisa melakukannya secara bersamaan tanpa mengorbankan sekolahnya. Meskipun sudah banyak film dan sinetron yang ia perani seperti “Apa Artinya Cinta”, “Sepatu Kaca” dan yang lain. Ini menunjukkan bahwa para artis muda yang masih duduk di bangku sekolah bisa menghasilkan uang dari hasil keringat sendiri. “Buat aku sih gak ada masalah, lagian aku bisa langsung kerja lagi sehabis pulang sekolah,” ucap gadis kelahiran 1987 ini mantap. Gadis cantik berambut panjang yang sebentar lagi akan menyandang status mahasiswi ini ternyata mempunyai keinginan untuk menjadi dokter gigi handal. “Rencananya kalau kuliah nanti aku ingin ambil jurusan kedokteran gigi.” Ketika ditanya tentang kesibukan yang sedang dilakukan sekarang, Shandy mengaku sedang menyelesaikan sinetron terbarunya, “Married By Accident” yang akan tayang di salah satu TV swasta di Jakarta. Dalam sinetron ini aktris yang mengidolakan Tom Hank dan Cameron Diaz kembali kebagian peran utama dengan lawan mainnya Jonathan Frizzy. (kiki)

48


USIANYA baru 20 tahun, tapi lihat saja sederet prestasi yang telah diraihnya. Satu lagi prestasi membanggakan yang diraih Agnes Monica di tahun 2007 ini. Mantan penyanyi cilik ini dinobatkan sebagai ikon generasi muda anti narkoba oleh Komisaris Jenderal Pol Andreas Kepler selaku Direktur IDEC, 20 Maret 2007 lalu. Penyerahan penghargaan ini diadakan di Hotel Shangri-La, Jakarta dengan dihadiri oleh tamu-tamu penting lainnya dari perwakilan beberapa negara. Agnes yang terlihat anggun malam itu dan didampingi sang kakak Steve, dan koordinator media Big Solon Sihombing selaku News Director dari Indonesian News Channel (INC TV USA) menerima langsung sertifikat “Regional Icon For Anti Drugs Movement” yang diserahkan oleh Direktur IDEC Komjen Andreas Kepler. Terpilihnya mahasiswi Universitas Pelita Harapan ini menjadi duta anti narkoba, awalnya bukan karena sebagai publik figur terkenal. Agnes

terpilih lebih karena dianggap memiliki kedewasaan yang cukup matang di usianya yang masih muda. “Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memilih Agnes menjadi duta anti narkoba, saya pikir Agnes sudah menunjukkan prestasi yang luar biasa di usianya yang masih belia,” tutur Indra Ditanos selaku chairman IDEC East Asia. Prestasi yang telah diraih Agnes memang tidak terhitung sejak awal karirnya. Sebut saja pada tahun 2006 lalu, gadis peharajuku ini menyabet beberapa penghargaan musik bergengsi di Tanah Air sebagai penyanyi wanita terbaik. Dengan alasan inilah cewek yang jago nge-dance kelahiran 1 Juli 1986 ini terpilih sebagai duta generasi muda anti narkoba se Asia. Tidak heran jika Agnes bisa dijadikan contoh bagi para generasinya. Memang keberuntungan masih terus berpihak pada artis muda yang telah go internasional ini. “Mereka memilih

saya mungkin karena life style saya yang mereka lihat,” aku penyanyi muda yang pernah berduet dengan Keith Martin ini mantap. Kebanggaan menjadi ikon anti narkoba membuat Agnes ingin menunjukkan kepada setiap anak muda di dunia bahwa untuk menjadi funky tidak perlu menggunakan narkoba. Tetapi bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan lain yang bisa memberikan prestasi. Agnes pun tidak mau ambil risiko dan berkompromi dengan drugs, karena ia mengambil pengalaman dari orang di sekitarnya yang terkena narkoba. “Saya bangga sekali bisa terpilih sebagai ikon anti narkoba, karena ini kesempatan untuk bilang sama anak-anak muda gak cuma di Indonesia aja tapi di negara lainnya bahwa hidup ini gak harus pakai narkoba tapi bisa ditunjukkan dengan prestasi yang kita punya,” ujar Agnes yang juga ditemani sang kekasih Richard Kristoforus. (kiki)

kabari: #2, april 2007 | 49


kabari: sf Dari bayi-bayi dengan “stroller” sampai nininini pakai “walker”. Dari adik perempuan bergaun cheongsam sampai bocah laki-laki berkostum dangsam. Dari ibu-ibu berkain kebaya sampai bapak-

bapak berkopiah. Dari gadis-gadis Indonesia dengan dandanan eksotik sampai bule-bule berbatik. Dari yang berkulit kuning langsat dan matang sawo, sampai yang berambut keriting kribo. Dari yang nyerocos terus bahasa daerah sampai yang cas cis cus berbahasa Inggris Meriah! Begitulah gambaran keanekaragaman wajah Indonesia pada Pasar Senggol San Francisco kelima yang diadakan hari Minggu, 4 Maret 2007 lalu. Cuaca cerah dan hangat menjelang musim semi menemani orang-orang Indonesia yang datang dari berbagai lokasi di seputar San Francisco Bay area. Mereka mendatangi arena Pasar Senggol di jantung kota, tepatnya di County Fair Building, Golden Gate Park.

50

Atmosfir festive semakin terasa dengan dekorasi Imlek di sejumlah sudut gedung. Iringan musik Indonesia yang dimainkan oleh disc jockey sejak pagi, mulai dari pop, keroncong, langgam daerah, mandarin hingga dangdutan, semakin memeriahkan suasana. Tak ketinggalan, lagu kebangsaan “Cubit-cubitan & Senggol-senggolan” sesekali diperdengarkan. Lagu hits Elvy Sukaesih ini seolah mengajak setiap orang untuk tak berhenti bergoyang, menyenggol sesama pengunjung pasar. Pesona utama Pasar Senggol San Francisco adalah variasi hidangan Nusantara yang cukup banyak dan terpilih. Banyaknya pengunjung membuktikan bahwa event Pasar Senggol adalah pesta rakyat yang selalu ditunggu masyarakat Indonesia di kawasan California Utara. Bahkan orang Indonesia sejauh San Bernardino, Fresno hingga Reno dapat ditemui di tempat ini. Ada beberapa menu unik menarik yang perlu dicatat selama Pasar Senggol San Francisco. Pertama, Lontong Capgomek. Menu Tionghoa ini terasa penting, karena acara kali ini bertepatan dengan Capgomek, yakni periode lima belas hari setelah dirayakannya Tahun Baru Imlek.

Seperti diduga, makanan ini segera habis diborong pengunjung. Menu kedua yang tidak kalah seru adalah panganan “kampungan” tanah air, yakni jengkol. Sayur beraroma aduhai ini disulap menjadi “gourmet food”, yaitu Jengkol Balado Padang seharga enam dollar seporsi mini. Kabarnya, jengkol agak sulit diadapat di San Francisco dan harus diterbangkan dari Thailand. Jengky Jolly ala Salero Bundo ini hanya bertahan sekitar 30 menit saja, habis diserbu pembeli. Menu ketiga, Pepes Ikan Sunda ala Ibu Vonny Jones. Sejenis ikan emas pepes berbumbu kemangi dikemas styrofoam terbungkus plastik rapi. Ada pula Bajigur dan Colenak. Menarik, karena beberapa penjaga dari booth bernuansa Jawa Barat ini sengaja berkebaya lengkap. Pengunjung seakan diajak menikmati suasana makan di Saung Bandung. Menu keempat yang tak kalah spesial adalah tempe segar. Istimewa karena di Amrik. Oom Liem sengaja menyiapkan ratusan tempe. Semuanya habis. Kali ini, si Oom memakai kostum tradisional Tiongkok. Berbeda dengan film silat Hongkong, Oom Liem justru mengenaikan kopiah hitam asli Indonesia. Jujur, ini bukan rekayasa panitia, lho.


Menu terakhir yang harus dicatat di sini adalah gudeg krecek ala Yogya oleh Cafe Anugerah. Justru menu yang dianggap “udik” tapi “otentik” inilah yang cepat habis. Penjaga booth dari salah satu gereja di San Francisco “shock berat” karena seluruh jualan habis terjual dalam tempo tiga jam saja, dua jam sebelum pasar usai. Booth jasa yang tampil di Pasar Senggol kali ini antara lain Majalah Kabari, April & Co, Kellers William Property, Alliance Title dan Konsulat Jendral Republik Indonesia di San Francisco. Apalah artinya makan tanpa acara hiburan. Sederhana, merakyat, sekaligus menyehatkan karena mengobati rasa kangen Indonesia. Begitulah kira-kira semboyan “entertainment” Pasar Senggol San Francisco. Acara hiburan kali ini berbarengan dengan Capgomek, menyusul perayaan Tahun Baru Imlek 2558. Acara dipandu oleh nona asli Sumatra Utara yang sangat fasih berbahasa Mandarin, Siska Silitonga. MC Pasar Senggol San Francisco kelima ini pernah menetap di Beijing selama beberapa tahun, sebelum hijrah ke San Francisco. Dengan mengenakan baju atasan model cheongsam bermotif batik dan sesekali berceloteh Mandarin, Bahasa Indonesia dan Inggris, suasana menjadi semakin semarak. Acara hiburan dibuka dengan pertunjukan sulap “The Magic of Andrew”. Diiringi musik ilusionis, pesulap Asia kelahiran Amerika ini dalam sekejap menyihir penonton menikmati ketrampilan tangannya. Dari keahlian memainkan kartu sampai mengajak volunteer berdansa. Menyusul kemudian adalah Kontes Mei-Mei dan Ti-ti, yang memilih adik laki-laki atau perempuan dengan kostum Tiongkok yang paling cute se-California, dilanjutkan dengan acara gerak tari komedi oleh “Cie-Cie” dan “Ko-ko” diiringi lagu Mandarin tempo doeloe versi “Warung Kopi Prambors”. Turut menyemarakkan suasana adalah suguhan lagu dari Esther, “nona manise” bintang Indo Idol Pasar Senggol sebelumnya, yang tampil berduet dengan sahabatnya. Pada penghujung acara hiburan “Band Anak Negeri”, band lokal yang dimotori oleh Aldrich tampil memukau membawakan lagu Vina Panduwinata, “Kumpul Bocah”. Penting untuk disebut adalah kedatangan Mr. Leland Yee, Phd, salah satu Senator Negara Bagian California. Ini adalah salah satu posisi tinggi yang diduduki oleh orang Asia dalam pemerintah negara bagian California, Amerika Serikat. Menyisihkan waktu dari jadwalnya yang padat, Mr. Yee hadir di arena Pasar Senggol San Francisco memberi selamat kepada seluruh masyarakat Indonesia di kawasan ini, diwakili oleh Bapak John Oei dari non-profit “Indonesian Bay Area Society”. Dalam pidato singkatnya, State Senator Yee mengungkapkan betapa masyarakat Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari mosaik warna-warni E Pluribus Unum “United States of America”. Kata-kata State Senator Yee tadi begitu serasi dengan tekad panitia Pasar Senggol San Francisco untuk mengajak setiap insan Indonesia, tanpa membedakan warna dan golongan, untuk bersatu dalam sebuah hajatan besar yang bermakna. Syukur-syukur, dari sini kita bisa berbuat sesuatu untuk Indonesia. United we chow! Bersatu kita makan! Indonesians of all colors are welcome! Indonesia segala warna diterima! (pitamagenta)

Cassie dan Nyu Nyu APA sih Nyu nyu itu? Rasa penasaran itu yang membuat kita mesti tahu apa itu Nyu nyu. Nyu nyu adalah makanan kesukaan dari Cassie Caroline Lie, pemenang pertama dari kontes Mei mei & Tie tie. Tapi apa dong Nyu nyu itu? Sang ibu menjelaskan bahwa nyu nyu itu adalah daging sapi dengan nasi. Karena masih cadel maka si cilik ini menjuluki dengan nyu nyu supaya mudah diucapkan. Yah, Cassie baru berumur tiga tahun tetapi sudah dapat mengalahkan kontestan lainnya yang rata rata umurnya lebih tua dari Cassie. Dengan mengenakan baju cheongsam yang sesuai dengan warna kesukaan Cassie, yaitu Pink atau Dadu, beserta sepatu yang sangat serasi warna dan coraknya dengan bajunya, si Cilik ini tampil sebagai kontestan nomor urut tiga berjalan dangan penuh keyakinan ke tengah panggung. Cassie menunjukkan bahwa walaupun kecil dan mungil, berani tampil di atas pangung dan menyanyikan lagu “ Tik tik tik bunyi hujan di atas genteng”. Salah satu dari juri mengatakan bahwa kemenangan si cilik ini dikarenakan mempunyai “Strong Voice” dan percaya diri yang lebih dari pada umurnya. Rasa percaya diri atau confidence Cassie mungkin dibangun dari hobi olahraganya, yakni senam dan menari. Ketika ditanya kalau sudah besar mau jadi apa, si Cilik ini mengatakan akan menjadi atlet senam atau gymnastic. Cassie juga mempunyai favorit menonton film Putri Salju (Princes Snow White). Cassie yang datang dari kota Reno, Nevada, mengatakan dengan hadiah yang diperoleh akan digunakan untuk membeli kaset Mulan, mungkin maksudnya DVD filem Mulan. (lily lim)

kabari: #2, april 2007 | 51


Aroma Catering, salah satu home-based catering business di San Francisco Bay Area.

Seluruh anggota keluarga Rani bahu membahu menawarkan home-made Indonesian food.

Cafe Anugerah dengan “Winning Team” dan “Board Menu” warna-warni menarik

Chef Arthur “Atet” Wijaya dengan menu spesial “Lontong Capgomek” sangat sibuk menjelang serbuan pengunjung ke booth-nya.

Ibu Farida Chapman dari Keller Williams Realtor, Tri-Valley, CA, sedang menjawab pertanyaan customer di booth-nya.

Spesialis Makanan Padang, Ibu Yetty Firdaus dan putri dengan sibuk melayani pertanyaan pengunjung Pasar Senggol. Dari Rendang, Gulai Kikil, Dendeng Balado hingga Jengkol.

Hiburan rakyat suguhan khas Pasar Senggol. Kali ini Kartono & Gunardi bergoyang dengan gaya Cicik-Koko mabuk asrama diiringi lagu Mandarin “Warkop” zaman dulu.

California State Senate, Dr. Leland Yee, sedang memberikan sambutan kepada masyarakat Indonesia di Pasar Senggol San Francisco ke-5

Mrs. Maxine Yee, istri Senator Negara Bagian Calfornia, dan Mr. Lance Jones, salah seorang vendor Pasar Senggol 5 menjadi juri kehormatan Kontes “Mei-mei & Ti-ti” pertama

Pemenang Kontes “Mei-mei & Ti-ti” memperoleh Disney Gift Card dari $50 sampai $ 150 dan semua kontestan mendapat hadiah hiburan dari Intero Real Estate. Dari kiri, adik Liviena, juara 2, adik Cassie, juara pertama dan adik Bibian, juara ketiga.

Adik-adik manis peserta Kontes “Mei-mei & Ti-ti” berusaha berjajar rapi di depan kamera.

Inilah Oom Liem, spesialis tempe segar San Francisco Bay Area. Oom Liem sedang membikin “fashion statement” lewat kostum Tiongkok dan kopiah Indonesia.

Sambil senyum dikulum, Ibu Vonny Jones bersama asisten berada di booth-nya menyiapkan hidangan Sunda dan Martbak Manis Spesial Meuni geulis kabayana

Para Pengunjung rela bersabar membentuk antrian panjang, mendapatkan makanan favoritnya selama acara Pasar Senggol San Francisco

The magic of Andrew tampil memikat dalam acara Pasar Senggol San Francisco, seolah menyihir semua pengunjung, termasuk gadis volunteer di atas pentas

52


ANDA sudah menonton salah satu film pemenang Oscar 2006, “Little Miss Sunshine”? Bila belum,

ini adalah film komedi tentang perjalanan darat suatu keluarga Amerika Serikat (AS) karena putri kecil mereka menjadi salah satu peserta kontes kecantikan anak berjudul “Little Miss Sunshine”. Menjadi dramatis, karena keluarga ini hidup pas-pasan dan mau “ngebela-belain” naik VW Combi kuning yang suka mogok, dan pergi dari New Mexico ke California hanya untuk ikut kontes ratu anak-anak. Secara tidak sengaja, film ini saya saksikan setelah hadir dalam acara Kontes Ti-ti dan Meimei (KTM) di Pasar Senggol San Francisco, Minggu 4 Maret 2007 yang lalu. Barangkali memang tidak ada hubungan langsung antara “Little Miss Sunshine” dan KTM. Namun, ada satu benang merah yang membuat dua kejadian ini memiliki kemiripan. Keduanya adalah kontes untuk memilih pemenang yang dianggap paling “cute” (baca: imut) di antara semua kontestan. Bedanya, yang satu fiksi dan KTM adalah kisah nyata di arena Pasar Senggol San Francisco. Dalam Bahasa Mandarin, Mei-mei sebutan buat anak kecil perempuan dan Ti-ti adalah panggilan buat anak kecil lelaki. KTM adalah kontes untuk menjaring pemenang yang paling cakep dengan gaun cheongsam atau dangsam, keduanya kostum tradisional asli China. Acara ini dibuat sehubungan dirayakannya Tahun Baru Imlek. Kontes Ti-ti Mei-Mei Pasar Senggol San Francisco berjalan meriah. Baik karena kelucuan dan imut-imutnya peserta serta spontanitas penontonnya. Kilat kamera terlihat di mana-mana. Juga

sorotan berbagai video camera. Juri kehormatan, Maxine Yee, istri Senator Negara Bagian California, mengomentari, boleh jadi inilah kontes pertama di AS yang memilih anak kecil yang paling cute dengan gaun tradisional Tiongkok. Menjaga netralitas, pecinta anak yang juga ayah seorang remaja putri dari Sunnyvale, Lance Jones, juga ikut menjadi juri kontes ini. Acara ini lancar bebas hambatan berkat super coach, Lily Liem yang aktif menyemangati anak-anak. Tambah semarak karena kehadiran nona kelahiran Sumatera Utara yang fasih berbicara Mandarin, Siska Silitonga. Setelah melewati penyaringan, KTM tampil dengan delapan peserta baik Mei-mei dan Ti-Ti. Angka delapan konon nomor keberuntungan di kalangan Tionghoa. Penampilan kebolehan kontestan betul-betul bervariasi. Menyebut beberapa, adik Liviena Lie tanpa malu menyuarakan lagu yang khusus dipersembahkan buat cici kesayangannya. Terus, adik Bibiane Huang, yang berayah Hongkong dan beribu Indonesia, mempertontonkan kepiawaiannya berpantun dan berbicara dalam bahasa Mandarin. Sungguh mengasyikkan mendengar anak Kindergarten ini mengucapkan Gong

Xi Fa Choi tanpa aksen. Bibiane bisa berbicara lima bahasa lho, Inggris, Mandarin, Cantonese, Indonesia dan Jawa (maklum, mamanya asal Suroboyo). Yang menghibur semua penonton adalah penampilan dari adik Ethan. Berbaju dangsam biru, anak lelaki lima tahun ini mengocok perut pengunjung Pasar Senggol dengan gerakan “kungfu fighting” yang tidak lain adalah “gerakan dorong-dorong tangan” diiringi lagu lama yang berjudul sama. Ho ho ho ... Everybody was kungfu fitghting ... Haik ! Kontes unik di Pasar Senggol San Francisco ini dimenangkan oleh gadis kecil manis, adik Casey Caroline Lie. Penampilan lugas dan alami si “Nyunyuk” dari kota Reno, Nevada ini ternyata tidak hanya merebut hati penonton, tetapi juga dua juri yang mendudukkannya sebagai “The Cutest Mei-Mei”. Sedikit berbeda dengan cerita keluarga dalam film “Little Miss Sunshine” yang kalah kontes. Keluarga Casey benar-benar bermobil empat jam datang ke acara ini dengan semangat Veni, Vidi, Vici, “Datang, Melihat, Menang” dan berhasil menggondol juara pertama dengan hadiah Gift Card ke Disneyland. Juara kedua adalah adik Liviena, disusul adik Bibian dengan hadiah gift card serupa dengan nominasi nilai lebih kecil. Semua kontestan mendapatkan hadiah hiburan dari Intero Real Estate, sponsor acara. Akhinya, perlu dikutip bahwa Kontes Ti-ti Mei-Mei Pasar Senggol San Francisco bukanlah lantas kenes atau latah, mengikut kontes ratu-ratuan di AS. Kontes ini adalah usaha tulus untuk menandaskan bahwa berbaju tradisional Tionghoa bukanlah sesuatu yang ditakutkan, melainkan keunikan etnik yang perlu dirayakan. Fashion Statement, bahasa kerennya. Budaya Tionghoa toh merupakan salah satu warnawarni unik kemajemukan Indonesia. Merdeka. (pitamagenta)

kabari: #2, april 2007 | 53


kabari: sf

bertugas sebagai Dubes di AS? Sudjadnan: Banyak yang sudah diupayakan, bahwa itu menjadi hasil kita bersama atau tidak kita akan lihat. Indonesia masa kini berbeda dengan Indonesia masa yang lalu yang mendapat banyak cercaan dan celaan. Indonesia masa kini adalah Indonesia yang juga mendapat penghargaan dalam melawan terorisme dan fundamentalisme. Karena itu masyarakat Indonesia harus bangga sebagai bangsa Indonesia. Dalam keadaan yang sangat sulit, Indonesia berhasil melangsungkan pemilu yang terbuka. Indonesia adalah suatu negara-bangsa yang kehidupan kenegaraannya ditentukan oleh kemauan rakyat yang berbagai macam dan dilakukan dengan semangat kolektif. Karakter semacam ini umumnya hanya ditemukan dalam negara yang demokratis. kabari Bapak mampu meyakinkan Presiden kabari: George W Bush untuk datang ke Indonesia, ada kiat atau katakanlah rayuan khusus? Sudjadnan: Mengubah image harus mulai dengan mengubah kenyataan yang ada. Kenyataannya Indonesia berhasil menangkap dan memenjarakan 220 orang yang diduga dan terbukti melakukan tindak teroris. Pemerintah Amerika Serikat tahu betul bahwa Indonesia memiliki masyarakat muslim yang mayoritas toleran. Pemerintah Amerika Serikat juga melihat bahwa usaha penegakan hukum, sifat masyarakat yang toleran dan kebebasan berpendapat di Indonesia akan menciptakan keadaan yang dengan sendirinya akan menandingi ideologi-ideologi yang menganjurkan kekerasan.

DUTA Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia, Sudjadnan Parnohadiningrat, berkunjung ke San Francisco, 17 Maret 2007 lalu. Sudjadnan bertemu masyarakat Indonesia di SF Bay Area, sekaligus “memperkenalkan� Konsul Jenderal Republik Indonesia yang baru di San Francisco, Yudhistiranto Sungadi. kabari memperoleh kesempatan berbincang dengan Sudjadnan sebelum acara dimulai, didampingi Konsul Pensosbud, Andi Rahadian dan Konjen RI di San Francisco, Yudhistiranto Sungadi. Yang juga membanggakan, Sudjadjan yang mantan Sekjen Departemen Luar Negeri itu menyatakan sudah menerima copy kabari edisi perdana dan mengatakan, “We need you all,� kabari: Apa kesan bapak setelah satu tahun

54

kabari: Apa benar image Indonesia benarbenar sudah berubah? Sudjadnan: Image Indonesia sudah jauh berbeda dibanding 10 tahun lalu, terutama pada saat bertemu dengan pejabat-pejabat papan atas di Amerika Serikat. Indonesia dipandang sebagai negara yang mengekang orang untuk buka suara pada masa itu. Sekarang orang bisa melakukan tindakan dengan keleluasaan sebesar-besarnya. Ini termasuk perubahan dalam DPR, tumbuh suburnya non governmental organization berbagai sektor, masyarakat madani yang vibrant dan upaya pemberantasan korupsi sampai dengan pemenjaraan ratusan koruptor. kabari: Apa sih masalah utama masyarakat Indonesia di AS? Sudjadnan: Salah satu masalah utama orang Indonesia di Amerika Serikat adalah surat-surat izin tinggal mereka di negara ini. Bersama Kedubes dan Konsulat seluruh AS, saya akan berusaha membantu sebisa mungkin untuk soal ini. Namun demikian, AS adalah negara yang hukum imigrasinya harus dihormati juga.(tim kabari)


Pak Dubes dan Pak Konjen

yang Piawai Musik

KUNJUNGAN kerja Duta Besar (Dubes) RI untuk Amerika Serikat (AS) Sudjadnan Parnohadiningrat sekaligus perkenalan Konsul Jenderal RI di San Francisco, Yudhistiranto Sungadi, 17 Maret 2007 lalu berlangsung luar biasa meriah. Tak dinyana, dua pejabat penting di AS itu piawai bermain musik, khususnya saxophone bagi Sudjadnan dan keyboard bagi Yudhistiranto. Tak pelak, acara yang berlangsung di Wisma Indonesia itu menjadi luar biasa meriah dan heboh, apalagi disertai aneka makanan khas Tanah Air. Sudjadnan yang lulusan Columbia University ini pun didaulat memainkan kepiawaiannya seusai makan. Bukan hanya piawai, suami dari Nunung Kuncorowati ini juga pandai berkelakar, dengan selalu “mohon doa restu” setiap kali hendak meniup saxophone. Bukan apa-apa, khawatir saxophone tidak mengeluarkan suara meski sudah ditiup. Padahal, celetuk seorang undangann, “gaya” Pak Dubes sudah mirip Bill Clinton, mantan Presiden AS yang juga dikenal suka memainkan saxophone. Maka berduet dengan Pak Konjen, Yudhistiranto yang lebih suka dipanggil Yudhis, memainkan beberapa tembang Indonesia tempo dulu. Mirip acara “Tembang Kenangan” di salah satu stasiun televisi di Jakarta. Sudjadnan yang pernah menjabat sebagai Dubes di Australia dan Vanuatu mengaku sering bertemu masyarakat Indonesia di Washington DC. Ayah tiga anak dan kakek satu cucu ini bahkan tak segan bertamu ke rumah masyarakat Indonesia di ibukota AS sambil berbincang berbagai hal.

Honey Moon

Lain lagi ketika cerita ketika berlangsung perkenalan Konjen RI untuk San Francisco, Yudhistiranto Sungadi. Ketika memperkenalkan diri, Yudhis bersama istrinya, Nenny Yudhistiranto yang disebutnya “uni”. “Dengan sebutan ini, hadirin pasti tahu dari mana istri saya berasal,” katanya. Yang lebih “menarik” adalah ketika menyebutkan bahwa pasangan ini telah dikaruniai dua anak. “Namun sekarang belum bergabung, jadi untuk sementara kami honey moon,” katanya. Wow, spontan hadirin bersorak. Pak Konjen, dan juga Pak Dubes, kepada masyarakat Indonesia di San Francisco Bay Area menyebutkan, pelayanan akan dilakukan dengan lebih baik. “Kami adalah “customer service” bagi tax payer,” kata Pak Konjen dan juga Pak Dubes. (tim kabari)

kedai kabari: UNITED STATES:

BAYSIDE COMM. CHURCH • 1401 Beach Park Blvd, Foster City, Ca 94404 MYERS BRIDAL • 255 Harbor Way, So SF, Ca 94080 BORNEO TRAVEL • 360 Post St , ste 404, San Francisco, Ca 94108 GEREJA INJILI SF • 400 Brussels St, SF, Ca 94134 GEREJA INJILI SAN JOSE • 213 Wilton Dr # 2, Campbell, Ca 95008 GKI SF • 201 Eucalyptus Dr, SF, Ca 94132 BETHANY INT’L CHURCH • 3218 Highpoint Ct, Richmond, Ca 94806 BETHEL CHURCH • 1415 Hillside Blvd, So SF, Ca 94080 GEREJA INDONESIA NAZARENE • 1650 Ashbury Dr, Concord, Ca 94519 GKI SAN JOSE • 3151 Union Ave, San Jose, Ca 95124 GRACEFUL CHRISTIAN COMM CHURCH • 4660 Devonshire Common, Fremont, Ca 94536 IFGI • 270 West San Bruno Ave, San Bruno, Ca 94066 IFGI EASTBAY • 520 Carlotta Circle, Pinole, Ca 94564 INDONESIAN AMERICAN COMM.CHURCH • 155 Moraga Rd, Moraga, Ca 94556 CHIC • 210 Lakeshire Dr, Daly City, Ca 94015 INDONESIAN PENTACOSTAL CHURCH • 263 S.Mayfair Ave, Daly City, Ca 94015 LIFE CHANGE BAPTIST CHURCH • 700 Alumrock Dr, Antioch, Ca 94509 IPRF CONCORD • 2524 Prestwick Ave, Concord, Ca 94519 LIFE CHANGE BAPTIST CHURCH • 31120 Varni Pl, Union City, Ca 94587 ORIDELI RESTAURANT • 5479 Snell Ave, San Jose, Ca 95123 BAY LEAF RESTAURANT • 122 S.Sunnyvale Ave, Sunnyvale, Ca 94086 BOROBUDUR RESTAURANT • 700 Post St, San Francisco, Ca 94109 RESTAURANT INDONESIA • 678 Post St, San Francisco, Ca 94109 LIME TREE RESTAURANT • 450 Irving St, San Francisco, Ca 94122 GII SACRAMENTO • 8884 Serra Villa Way, Elk Grove, Ca 95785 REBEKA • 1939 S. 18th Street, Philadelphia, PA 19145 STEPHANUS THEOPILUS • 4351 Fisher Dr, Richmond, BC V6X3V6 JAYAKARTA RESTAURANT • 2026 University Ave, Berkeley, Ca 94704 GEREJA EBENEZER PRESBY. CHURCH OF FRESNO • 9717 North Granville Ave, Fresno, Ca 93720 FRESNO CITY BLESSING CHURCH • 4665 North First St, Fresno, Ca 93726 INDONESIAN LEGAL CENTER • 3333 Brea Canyon, ste 205, Diamond Bar, Ca 91765 FELICIA BUASAN • 1928 Mc Kinley St, Rocklin, Ca 95765 JEANNIE TEDDY • 2831 Shell Road, Richmond, BC V6X2P2 INDONESIAN EMBASSY IN USA • 2020 Massachusetts Ave. N.W. Washington, D.C. 20036 CONSULATE GENERAL OF THE REPUBLIC OF INDONESIA • 111 Columbus Ave, San Francisco, Ca 9413 CONSULATE GENERAL OF THE REPUBLIC OF INDONESIA • 1630 Alberni St, Vancouver, B.C. Canada V6G1A6 CONSULATE GENERAL OF THE REPUBLIC OF INDONESIA • 129 Jarvis St, Toronto, Ontario, Canada M5C2H6 CONSULATE GENERAL OF THE REPUBLIC OF INDONESIA • 3457 Wilshire Blvd, Los Angeles, Ca 90010 CONSULATE GENERAL OF THE REPUBLIC OF INDONESIA • 5 East 68th St, New York, NY 10021 CONSULATE GENERAL OF THE REPUBLIC OF INDONESIA • 10900 Richmond Ave, Houston, TX 77042 CONSULATE GENERAL OF THE REPUBLIC OF INDONESIA • 211 West Wacker Dr, Chicago, IL 606006

INDONESIA

HOTEL GRAND MELIA • Jl. H.R Rasuna Said Kav. X – 0, Jakarta 12950 SARI PAN PACIFIC HOTEL • Jl. M.H. Thamrin 6, Jakarta 10340 HOTEL MERCURE CONVENTION CENTER • Taman Impian Jaya Ancol LOKANANTA • Jl. Panglima Polim II – 2, Jakarta Selatan BOROBUDUR HOTEL • Jl. Lapangan Banteng Selatan, Jakarta 10710 SECRET RECIPE • Plaza Indonesia Basement Unit 42,43,44A, Jakarta Pusat PURA INDAH FIRST & BUSINESS CLASS LOUNGE • Soekarno Hatta International Departure Hall D, Cengkareng, Jakarta 19101

kabari: #2, april 2007 | 55


kabari: sanasini EASTER Bunny? Makanan apakah gerangan itu? Buat telinga Indonesia, barangkali “bunny” adalah kata yang sedikit asing. Bisa jadi istilah “Playboy Bunny”, gadis-gadis sampul, lebih melekat di kepala orang Indonesia. Apalagi dengan kontroversi penerbitan majalah khusus dewasa itu di Indonesia belakangan ini. Singkatnya, bunny adalah kelinci, binatang peliharaan yang di Indonesia seringkali dibikin sate. Lalu, apa kaitannya dengan Easter atau Paskah? Sejumlah pertanyaan menggantung ini segera terjawab, begitu orang Indonesia tinggal dan mau memahami tradisi hari raya di

Amerika Serikat (AS) ini. Hari raya Paskah biasanya dirayakan pada musim semi oleh umat Nasrani di seluruh dunia. Dalam keyakinan Kristiani, Paskah dirayakan untuk memaknai hidupnya Kristus setelah wafat di salib pada Jumat Agung (Good Friday). Menurut sejarah, orangorang Romawi mempercayai bahwa semua sumber kehidupan berasal dari telur. Telur melambangkan kelahiran dan lahir baru. Umat Kristiani memandang telur sebagai asal muasal kehidupan dan menghubungkannya dengan kebangkitan Kristus dari kubur. Telur inilah yang umumnya dikaitankan dengan perayaan Paskah di Indonesia. Karena itu, tidaklah mengherankan, apabila acara menghias dan mencari telur adalah kegiatan yang populer di berbagai sekolah minggu dan gereja di Tanah Air. Selain telur, kelinci dipakai juga dalam perayaan Paskah untuk simbolisasi adanya kesuburan atau kehidupan. Kemungkinan besar, binatang peliharaan yang lucu ini dianggap yang paling tepat, karena beranakpinak dalam jumlah besar di musim semi. Bahkan, menurut

56

tradisi mitos Anglo-Saxon, diyakini bahkan dewi kesuburan, Ostara mengganti binatang kesayangannya, dari burung ke kelinci, demi menghibur anak-anak kecil. Kelinci-kelinci itu biasanya ditempatkan berdampingan dengan telur-telur hias yang berbaur dengan rumput-rumputan kertas di dalam keranjang. Sesuai tradisi, Easter Bunny biasanya meninggalkan keranjang yang berisi berbagai treat, seperti telur hias, permen dan coklat untuk anak-anak yang bertabiat baik di waktu pagi di hari Paskah. Lain Indonesia, lain di AS. Easter agaknya sudah menjadi salah satu hari raya yang populer di Amerika Serikat. Tidak terbatas di kalangan Nasrani saja. Acara berburu telur (egg hunting) dan menghias telur umumnya dilakukan banyak anak di AS di musim Paskah, kadang di sekolah umum. Tentu saja, banyak keluarga dibuat sibuk karenanya. Untuk menghindari banyaknya telur pecah dan buang-buang telur, anak-anak di AS biasanya berburu telur plastik warna-warni yang di dalamnya berisi permen atau coklat. Selain itu, orang-orang di AS seringkali berbagi perhatian dengan memberikan hadiah Easter Bunny,

baik itu berupa boneka (plush animal) atau permen atau coklat. Berbicara soal coklat, banyak toko eceran di seluruh AS berusaha keras merayu pembeli merogoh kantong berbelanja coklat menjelang Paskah. Bentuk coklat yang ditawarkan berbagai citarasa dan bentuk. Rasanya beraneka dari coklat orisinil, coklat putih susu sampai coklat hitam. Bentuk yang umum di saat Easter adalah telur dan bunny. Salah satu pembuat coklat yang secara unik menawarkan produknya di AS adalah Lindt, produsen coklat asal Swiss. Kabarnya, Lindt memiliki pabrik berlahan luas di New Hampshire. Dan banyak pekerja asal Indonesia yang bekerja di sana. kabari cukup beruntung karena berhasil mendapati mobil unik “Lindtgoldbunny” yang sedang berpromosi coklat di San Francisco. Mobil keemasan berbentuk kelinci dan dikendarai satu orang ini dapat ditemui di beberapa kota besar di daratan AS menjelang Paskah dan membagikan coklat gratis “goldbunny” untuk umum. Dengan atau tanpa coklat, Happy Easter!(pitamagenta)


kabari: #2, april 2007 | 57


kabari: tawa Obrolan 3 Presiden Mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur memang tak pernah lepas dari humor. Kata Gus Dur, humor itu bisa mencairkan suasana dan bikin akrab. Jadi, meski menjabat sebagai presiden, humor-humornya tetap saja gayeng. Inilah antara lain guyonannya: Sebagai Presiden, Gus Dur dikenal rajin berkeliling, entah nyambangi rekan maupun pejabat di negara lain. Waktu itu, Gus Dur ingin mengajak Presiden Amerika Serikat dan Presiden Prancis naik pesawat Kepresidenan RI. Mereka berkeliling dunia. Dalam perjalanan, ketiganya saling bercerita, membanggakan yang dimiliki masing-masing negara. Di tengah obrolan, Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton mengeluarkan tangannya. “Kita pasti sedang berada di atas New York,” seloroh Clinton. Gus Dur kaget. “Lho kok bisa tahu sih? “Ini ... patung Liberty kepegang!” jawab Clinton bangga. Rupanya Presiden Prancis, Jacques Chirac, kebakaran jenggot. Tak lama kemudian giliran Chirac menjulurkan tangannya keluar. “Tahu nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!” katanya tak kalah bangga dengan Clinton. Gus Dur kembali dibuat kaget kedua kalinya. “Wah... kok bisa tahu juga?” “Nih... menara Eiffel kepegang!” sahut Chirac. Gus Dur pun tak kehilangan akal. “Sini, gantian saya yang menjulurkan tangan sekarang,” pinta Gus Dur kepada kedua rekannya itu. “Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!” kata Gus Dur berteriak. “Kok Anda tahu?” tanya Clinton dan Chirac penuh heran. “Nih ... jam tangan saya hilang...” jawab Gus Dur.

58

Menebak Usia Mumi Gus Dur juga punya cerita tentang tentara di Zaman Orde Baru. Saat itu institusi ini memang menjadi alat yang diandalkan oleh penguasa. Gus Dur bercerita, pada waktu itu pemerintah Mesir baru menemukan sebuah mumi. Tapi mereka kesulitan menebak berapa usia mumi itu. Karena para pakar di negeri itu tak ada yang tahu, pemerintah Mesir pun akhirnya melakukan sayembara menebak usia mumi. Pemerintah Mesir mengundang puluhan negara. Pemerintah Mesir meminta semua negara di dunia mengirimkan tim ahli paleoantropologi terbaiknya. Sejumlah tim pun pada berdatangan. Namun dari ribuan tim itu ada yang sedikit ganjil. Pemerintah Indonesia tak mengirimkan tim ahli seperti yang diminta pemerintah Mesir. Indonesia justru mengirim tentara. Lho kok bisa? Simaklah cerita pertandingannya. Karena tim sudah pada berkumpul, pemerintah Mesir memutuskan tim Prancis tampil pertama kali. Mereka tampak sibuk dengan peralatan mutakhir yang dibawanya. Mereka sibuk ukur sana sini dan mencatat, mencocokkan dengan peninggalan yang pernah ada. Tapi apa yang didapat? Mereka menyerah alias tak mengetahui berapa usia mumi itu. Tiba giliran kedua, tim dari Amerika. Mereka pun membawa peralatan yang sangat canggih dan butuh waktu lama. Hasilnya tetap saja nihil. Mereka menyerah. Kini panitia mempersilakan tim Jerman. Setelah meneliti lama, tim ini dengan penuh keraguan menyatakan usia mumi itu kurang lebih 3200 tahun. Karena masih ada keraguan, panitia pun ragu-ragu dengan akurasi yang didapat. Nah, kini giliran tim Indonesia. Dengan penuh percaya diri, komandan tentara yang dikirim tadi menghampiri panitia. “Bolehkah kami memeriksa mumi itu di ruang tertutup?” pintanya. “O, boleh, boleh, silakan,” jawab panitia. Tim yang terdiri dari lima orang itu pun mengusung mumi ke ruang tertutup. Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringat pak komandan itu keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri. “Bagaimana?” tanya panitia. “Beres. Usia mumi ini lima ribu seratus dua puluh empat tahun tiga bulan tujuh hari,” ujarnya tanpa ada kata ragu sedikit pun. Ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum. Jawaban tim Indonesia itu tepat. Mereka mendapat aplaus dari peserta dan panitia yang lain. Sebagai imbalannya, panitia menyerahkan sejumlah hadiah. Panitia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah Indonesia. Kabar ini pun mencuat di Tanah Air. Sekembali di Tanah Air, sambutan juga tak kalah ramainya. Mereka pun dicegat pada pemburu berita. “Anda luar biasa,” kata para wartawan. “Bagaimana cara Anda menebak usai mumi sampai bisa persis begitu?” tanya wartawan. Sambil tersenyum, Pak komandan menjawab,”Gampang. Saya gebuki, ngaku dia.” Sumber: dicuplik dari buku “Gitu Aja Kok Repot” (kumpulan humor Gus Dur)


Senin Ketiga Setiap Bulan

Rabu Pertama Setiap Bulan

Selalu Gratis Terus

• The Contemporary Jewish Museum | jmsf.org | Tempat: 121 Steuart St, San Francisco | Telepon: (415) 3448800

• California Academy of Sciences | calacademy.org | Tempat: 875 Howard St, San Francisco | Telepon: (415) 321-8000

• Alameda Museum | alamedamuseum.org | Tempat: 2324 Alameda Ave., Alameda | Telepon: (510) 521-1233

Selasa Pertama Setiap Bulan

• Exploratorium | esploratrium.edu | Tempat: Palace of Fine Arts, 3601 Lyon St, San Francisco | Telepon: (415) EXPLORE

• Museum of American Heritage | moah.org | Tempat: 351 Homer Ave., Palo Alto | Telepon: (650) 321-1004

• Asian Art Museum | asianart.org | Tempat: 200 Larkin St, San Francisco | Telepon: (415) 581-3500 • Cartoon Art Museum | cartoonart. org | Tempat: 655 Mission St, San Francisco | Telepon: (415) CARTOON (227-8666) • de Young Museum | thinker. org | Tempat: Golden Gate Park, 50 Hagiwara Tea Garden Dr, San Francisco | Telepon: (415) 863-3330 • Legion of Honor | thinker.org | Tempat: Lincoln Park, 34th Ave and Clement St, San Francisco | Telepon: (415) 863-3330 • Museum of Craft & Folk Art | mocfa. org | Tempat: 51 Yerba Buena Lane (between 3rd & 4th Sts), San Francisco | Telepon: (415) 227-4888

• Museo ItaloAmericano | museoitaloamericano.org | Tempat: Fort Mason Center, Bldg C, San Francisco | Telepon: (415) 673-2200

Setiap Rabu • di Rosa Preserve - Art & Nature | dirosapreserve.org |Tempat: 5200 Carneros Hwy 121, Napa | Telepon: (707) 226-5991

Kamis Pertama Setiap Bulan • Berkeley Art Museum | bampfa. berkeley.edu | Tempat: Entrances on 2626 Bancroft Way and 2621 Durant Ave, Berkeley | Telepon: (510) 6420808

Sabtu Kedua Setiap Bulan

• San Francisco Museum of Modern Art | sfmoma.org | Tempat: 151 Third St, San Francisco | Telepon: (415) 357-4000

• Bay Area Discovery Museum (after 1pm) | baykidsmuseum.org | Tempat: Fort Baker, 557 McReynolds Rd, Sausalito | Telepon: (415) 339-3900

• Yerba Buena Center for the Arts Gallery | yerbabuenaarts. org | Tempat: 701 Mission St, San Francisco | Telepon: (415) 978-ARTS (2787)

Minggu Kedua Setiap Bulan • Oakland Museum of California | museumca.org | Tempat: 1000 Oak St, Oakland | Telepon: (510) 238-2200

• The Museums of Los Gatos | losgatosmuseum.org | Tempat: 4 Tait Ave, Los Gatos | Telepon: (408) 3957375 • North Beach Museum | sfgate.com | Tempat: Eureka Bank, 1435 Stockton, 2nd floor, San Francisco | Telepon: (415) 391-6210 • Pacific Heritage Museum | bankunited.com/phm/ | Tempat: 608 Commercial St, San Francisco | Telepon: (415) 399-1124 • Randall Museum | randallmuseum. org | Tempat: 199 Museum Way, San Francisco | Telepon: (415) 554-9600 • San Francisco Performing Arts Library and Museum | sfpalm.org | Tempat: 401 Van Ness Ave, Room 402, San Francisco | Telepon: (415) 255-4800 • San Jose Museum of Art | sjmusart. org | Tempat: 110 S. Market St, San Jose | Telepon: (408) 271-6840 • Triton Museum | tritonmuseum.org | Tempat: 1505 Warburton Ave, Santa Clara | Telepon: (408) 247-3754

kabari: #2, april 2007 | 59


60 www.KabariNews.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.