Digital kabari#3 mei07

Page 1

majalah bulanan

#3 • may 2007

jembatan informasi indonesia - amerika

Anne Avantie, ee

fr

May Vigil Remembrance

!

Desainer yang Bergelut dengan Dunia Sosial



Publisher: Lana Togas-Koentjoro,SH

Tak terasa, sebagai bangsa kita ini sudah merdeka selama 62 tahun. Waktu boleh dibilang tidak pendek. Tekad memerdekakan diri dari penjajahan itu juga kemudian dibarengi dengan tekad untuk memerdekaan yang lain seperti merdeka dari rasa tertindas dan ketertinggalan. Singkatnya setelah merdeka dari penjajahan itu, bangsa Indonesia juga bertekad untuk maju dalam segala hal.

Advisory Board: John Oei Margaret Lin Diana Iskandar Indriati Oei Hengki Koentjoro Rudy Rudianto Editor in Chief Adinata Basoeki Editor Danial Herlambang Art Director 3de

Memang kalau diukur, waktu 62 tahun, tekad untuk bangkit

Photography Editor Hengki Koentjoro

terlampau lambat. Kondisi ini juga diperparah dengan krisis

Illustrator Dimas Ardi Mulyo

1998 yang menimpa yang hingga kini masih terasa dampaknya. Tapi syukurlah, di tengah tercabik-cabiknya kondisi Indonesia, kita masih bisa berbangga. Setidaknya ini bisa kita lihat dari prestasi sejumlah siswa kita di beberapa momen internasional dan regional. Kita boleh berbangga para siswa kita mampu memenangkan sejumlah pertandingan olimpiade internasioal. Dengan berbagai kemenangan itu setidaknya kita bisa memacu kita untuk bangkit dan bangkit lagi. Kita tak boleh terus menerus meratapi kondisi ini. Sebab, kata orang bijak, waktu tak pernah mundur. Biarlah masa lalu menjadi pelajaran bagi kita. Karena itu, pada edisi kali ini kami mengangkat tema pendidikan dan kebangkitan. Dua tema yang selalu kita peringati bersama pada setiap tahun dan bulan yang sama.

Reporters (Indonesia) Theresia Puspitasari Kartika Nadya Christy Togas Reporters (USA) Siska Silitonga Lorna Dietz Peter Phwan Marketing Director for United States Indriati Oei (Northern California) Rudy Rudianto (Southern California) Marketing Director for Indonesia Lana Togas-Koentjoro,SH Sales Marketing Selly Sipakoly (Indonesia), Diana Iskandar, Margaret Lin (USA) Sabrina Fitranty (USA) Jeannie Teddy (Canada) Marketing Creative Alfan Administration Loraine Sekeon Tedy Homogin Yohannes Lie

www.kabarinews.com

Kami berharap, kita semua bisa memberikan sumbangsihnya kepada bangsa ini apa pun bentuknya. Agar, kita semua bisa

Contact Editor: editor@kabarinews.com Advertisement: sales@kabarinews.com

bangkit bersama. Kepada kita semualah bangsa ini berharap.

Selamat membaca

Indonesia Office Percetakan Negara IX / 8, Jakarta Pusat 10570, Indonesia Phone: (021) 422 8182 / (021) 4228183 / (021) 422 8184 USA Office 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122 Phone: (415) 213 7323 3333 Brea Canyon Road, Suite 205, Diamond Bar, CA 91765 Phone: 909 839 2800


Kabari Utama

06 | Sembilan Tahun Reformasi, Keterpurukan Masih Terasa 08 | Menyisihkan Egoisme, Memperkuat Spirit 10 | Mother’s Day: Pendeta Deetje Tiwa, Ibu Rohani Nan Perkasa

Kabari Film

12 | Nagabonar, Masih Seperti yang Dulu

Kabari Musik

14 | Dangdut is the Music of My Country 15 | Pat Torpey, Tama Drum Clinic

Kabari Buku

16 | Mengenang Chrisye Lewat Buku 17 | Fifty Seven Seconds

Kabari Profile

38 | Anne Avantie, Desainer yang Bergelut dengan Dunia Sosial

Kabari Butik

40 | Koleksi Anne Avantie

Kabari Khusus

42 | Apa Kata Artis Tentang Hari Kartini 43 | Christina Endah S, Kartini Perkasa di Atas Transjakarta 44 | Seung Cho, Gun Control dan Prop H

Kabari Gaya Hidup

46 | Homeless di San Francisco 48 | Nonton Tukul di Youtube 50 | Berkendara Motor ke Kantor, Trend yang Terpaksa

Kabari Jalan Jalan

52 | Tempat Wisata Cinangneng Bogor, Liburan Bernuansa Kampung 54 | Berwisata Sambil Belajar

Kabari Jajanan

18 | Makan Ikan Biar Pintar 21 | Makan Kue Sus Beard Papa’s, Ingat Kue Sus Merdeka

Kabari Fotografi

22 | Happy Mother’s Day 2007

Kabari Edukasi

24 | Why I Love My School 26 | Belajar Bersama Bekerja Bersama, Alternatif Pendidikan Bagi Anak Pinggiran 30 | Beasiswa Buat Tolhas yang Tunanetra, Hadiah yang Tak Pernah Terbayangkan

Kabari Kisah

32 | May Vigil Remembrance – 9 Tahun Tragedi Mei, Aling Terharu Memandang Cheongsam Di Amerika 34 | Benny Wiryawan, Bermula dari Membersihkan Toilet 36 | Rudi dan Dewi, Kisah Impian Keluarga Impian

Kabari Gosip

56 | Yuni Shara Menjadi Leher Laki-laki 56 | Vena Melinda, Tak Terpengaruh Mode 56 | Indy Barends, Keluarga Nomor Satu

Kabari Tawa

57 | Guyon dengan Fidel Castro 57 | Kombak Kambek Rp 5000

Kabari Sana Sini

58 | Jonggy, GI yang Orang Batak

n bukan kebijakan redaksional. Penerbit tidak bertanggung jawab atas isi dan materi iklan.


Online Magazine Selamat, selamat buat Tim KABARI yang telah menyuguhkan berbagai tema menarik dalam majalah bulanannya. Kami berharap majalah ini mampu menyajikan seputar informasi ringan dan bermanfaat.

Bikin Community dong Saya ucapkan selamat atas terbitnya KABARI. Semoga tim KABARI bisa menyajikan berbagai informasi ringan seputar tanah air. Saya hanya usul, bagaimana kalau KABARI bikin komunitas? Supaya kita bisa berinteraksi secara akrab?

Apakah saya bisa melihat edisi KABARI onlinenya di website? Kalau ada dimana alamantnya? Ok deh sekian dulu. Sekali lagi selamat ya.

Salam, Seli Pitaya, San Francisco Red: Boleh juga. Nanti usulnya akan kami pertimbangkan.

Salam, Jefri Yuniawan San Francisco

Kompleti dengan Resep Masakan Pertama-tama saya ucapkan selamat atas terbitnya majalah KABARI. Salut deh. Desainnya menarik, isinya juga variatif. Cuma saya mau usul, bagaimana kalau pada edisi-edisi berikutnya, rubrik Jajanan itu juga dilengkapi dengan resepnya. Biar kita enggak cuma membayangkan dan ngeces saja tapi juga bisa mempraktekkannya. Saya berharap KABARI bisa terbit selamanya dan bisa menjadi obat kangen bagi mereka yang jauh dari tanah air...

Avoid “Hot” topics Saya usul bagaimana kalau tema-tema yang diangkat jauh dari politik, agama? Ya pokoknya mengulas yang ringan-ringan saja. Biar pikiran fresh. Salam, Kidi Nindya Jakarta

Bravo KABARI... Salam, Nadiasari Jakarta Pusat Red: Usul yang menarik. Akan kami coba.

Akreditasi: Model: Dewi Sandra • Wardrobe: Anne Avantie Photo: Pinky Mirror • Make Up: Indra Tan


Sembilan Tahun Reformasi,

Keterpurukan Masih Terasa Reformasi sudah berusia sembilan tahun, namun masih banyak persoalan dan masalah belum terselesaikan. Presiden sudah tiga kali berganti di masa reformasi, dan banyak harapan yang kita titipkan pada mereka, namun tidak membuat negara kita bangkit dari keterpurukan. Kesadaran rakyat memang juga harus ditingkatkan selain peran pemerintah yang menyusun dan melaksanakannya. Perjuangan untuk menuju Indonesia yang maju memang membutuhkan waktu yang panjang, dan tidak segampang membalikkan telapak tangan. Perlu proses dan pengkajian ulang dari dasar yang merupakan sumber penyebab negara kita terpuruk. Tapi apakah kita tidak bisa bangkit dari keterpurukan yang sudah menguasai kita selama bertahuntahun. Sementara para tetangga yang mengalami persoalan dan masalah yang sama, sudah jauh lebih baik dan pulih dari keterpurukan. Dekan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara yang sekaligus pemuka agama Katolik Romo Franz Magnis Suseno menyatakan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus berpedoman pada Pancasila yang merupakan landasan ideal yang sudah menjadi pakem Indonesia Romo Magnis mengatakan, “Kita harus mempertahankan pertumbuhan stabilisasi demokratis, dengan begitu lama-kelamaan kita bisa lebih bagus.� Dikatakannya juga, Indonesia membutuhkan waktu yang panjang untuk dapat bangkit dari keterpurukan, memberantas korupsi dan membenahi segala persoalan yang ada dalam pemerintahan. Harapan Romo Magnis untuk pemimpin Indonesia sepertinya sama dengan harapan rakyat Indonesia, yaitu hadirnya pemimpin yang bijak dan berani bertindak dalam mengambil

sebuah keputusan. Hal lain yang paling penting adalah pemberantasan korupsi dan membangkitkan Indonesia dari keterpurukan. “Kita harus kembali ke konsensus yang sudah ditetapkan dalam Pancasila bahwa negara ini adalah negara kultural, bukan negara agama,� katanya saat ditemui kabari di STF Driyarkara. Tidak seluruh persoalan harus diamati atau dilihat dari kacamata negatif. Tapi kita sebagai negara yang berbudaya dan demokrasi juga harus ikut berjuang mengentaskan keterpurukan untuk menuju Indonesia bangkit dan maju.

Prestasi Internasional

Masih banyak yang patut kita banggakan di luar dari keterpurukan Indonesia. Ini terbukti dengan prestasi pendidikan. Menerobos keterbatasan untuk berlaga di ajang Sains Internasional. The 4th Choir Games, Indonesia meraih dua champion, tujuh medali emas, 22 medali perak, dan 4 medali perunggu. Prestasi Olimpiade Fisika Internasional (IPHO) 2006, lima orang siswa Indonesia berhasil meraih empat medali emas dan satu perak. Bahkan salah satunya, yaitu Jonathan Pradana Mailoa, mendapatkan nilai tertinggi (Absolute Winner) dan meraih predikat eksperimen terbaik di antara seluruh peserta dari 84 negara. Semoga penghormatan itu bukanlah yang terakhir tapi awal dari kebangkitan Indonesia agar dapat mencapai Indonesia sejahtera.(pipit)


www.KabariNews.com



Kebangkitan Nasional tidak jauh dengan dunia politik, adanya pengaruh partai politik pada masa Orde Baru menjadi salah satu terjadinya keterpurukan tersebut. �Karena adanya kekuatan masing-masing di dalam keadaan terpuruk. Dalam segi apapun dalam bidang politik juga tidak bisa diharapkan. Baik partai yang lama maupun partai yang baru� ucap Ahmad Bagja kepada kabari dalam suatu percakapan khusus. Bisa juga dilihat dari segi ekonomi yang juga terpuruk dan tidak bisa mengatasi perubahan. Peran masyarakat pun lemah pada masa Orde Baru. Karena para elite politiknya yang lain pada waktu itu tidak ada kebijakan untuk melakukan perubahan. Inilah yang menyebabkan masa transisinya panjang. Politik ekonomi dan sosial tidak terealisasi dengan baik, karena elite politik yang mengalami perubahan pada waktu itu juga tidak siap dengan konsep atau kebijakan-kebijakan untuk melakukan perubahan. Akibatnya, kelompok satu sama lain tidak saling mempercayai. Bangsa kita juga harus mempunyai spirit dan impian agar menjadikan bangsa kita Indonesia yang jaya dan kuat dari ideologis kita. Para kelompok juga harus membuat perubahan-perubahan yang signifikan, harus punya martabat, kemandirian pun harus tercermin. Kebangkitan harus mempunyai cita-cita yang tinggi, kepribadian dan kemandirian. Seiring berjalannya waktu Kebangkitan Nasional akan dapat terwujud dengan adanya bimbingan dari yang di atas dan keberanian untuk mentaati peraturan. Seperti ditegakkannya keadilan yang salah harus dihukum, tidak

peduli berkaitan dengan siapa atau dari pihak manapun. Apalagi Indonesia sebagai bangsa yang besar mampu mewujudkan situasi yang jauh lebih baik dari masa sebelumnya. Sebenarnya waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan tergantung ketaatan para elite politik untuk membela kebenaran. Untuk itu peran masyarakat sangat dibutuhkan. “Kekuatan masyarakat yang terkoordinasi dengan baik, memberikan kontribusi positif pasti akan lebih baik. tidak ada lagi korupsi itu tandanya kegagalan masyarakat,� tutur salah satu ketua PBNU ini. Kebangkitan Nasional telah terbukti pada negaranegara Asia. Contoh ideal adalah Jepang, dibuktikan dengan bangkitnya ilmu pengetahuan dan teknologi negara ini. Korea dan Vietnam yang sudah mensejajarkan negara mereka dengan negara Barat. Kenapa bangsa kita tidak mencontoh negara mereka yang tadinya terpuruk namun bisa bangkit? Dikarenakan adanya egoisme, jangan hanya mementingkan kepentingan individu. Namun harus tercapai wujud lebih memprioritaskan kepentingan rakyat. Jika sifat itu bisa dikesampingkan, maka perlahan Indonesia mampu mensejajarkan diri dengan bangsa lain dengan mempererat rasa nasionalisme yang tinggi.(kiky)


Mother’s Day:

Pendeta Deetje Tiwa, Ibu Rohani Nan Perkasa MOTHER’S Day di Amerika Serikat dirayakan setiap minggu kedua di bulan Mei. Biasanya orang mengingat ibu tercinta di hari spesial ini dengan memberikan bingkisan terindah sebagai tanda kasih. Tak terhitung artikel yang membahas ibu kandung secara jasmani. Kali ini, artikel didedikasikan untuk seorang yang sudah dianggap “Ibu Rohani” buat banyak orang Indonesia di Bay Area. Meskipun resminya sebagai Pendeta Interim sebuah gereja dan cuma melayani dua tahun lebih (berakhir Maret 2007), biarlah nilai-nilai yang dibagikannya menginspirasi kita semua. Perjumpaan pertama saya dengan Ibu Tiwa terjadi ketika beliau berkhotbah di mimbar gereja tiga tahun silam. “Keras”, begitulah kata orang di samping saya seusai kebaktian. Saya kurang pasti apakah keras isi khotbahnya atau volume suaranya. Yang pasti, suatu saat ketika tata suara gereja tidak jalan, suara keras Ibu kelahiran Minahasa 11 Desember 1951 ini terdengar jelas ke seluruh jemaat. Kata “tegas” dan “lugas” mungkin lebih pas untuk melukiskan style Ibu Pendeta dalam membawa jemaatnya untuk mencintai Tuhan dan sesamanya ini. Uniknya, ketegasan prinsip itu diekspresikan secara luwes dengan kehalusan dan kelembutan khas seorang ibu terhadap anak-anaknya. Karena itulah, banyak orang tidak ragu-ragu, apalagi sungkan, menghubungi Ibu Pendeta buat konseling pribadi. Bahkan, ada yang nekad menelepon untuk “curhat” (curah hati) pada jam dua dini hari.

10

Inilah yang membuat seorang Bu Deetje harus siap 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu dengan telepon selulernya. Bagi saya, khotbah Ibu Tiwa yang paling berkesan bukan lewat suaranya, tapi lewat hidupnya. Di akhir 70-an, lulusan Sekolah Theologia di Tomohon, Manado ini pernah menjadi Missionary di Filipina Selatan bersama suami, Pendeta Agustinus Tiwa. Tiwa sekeluarga melayani masyarakat Indonesia yang mayoritas nelayan sederhana di Kepulauan Mindanao. Di masa itu, Filipina masih di bawah rezim Marcos dan masih berkecamuk konflik bersenjata dengan militan Moro di kawasan itu. Suatu saat di tahun 1977 terjadilah serangan di Pulau di Pulau Sarangani, tempat Tiwa melayani. Dalam suasana genting, Ibu Deetje yang waktu itu hamil tua sempat melarikan diri dengan kapal ke pulau lain. Di tengah perjalanan di atas kapal, Ibu Deetje melahirkan putra pertamanya secara darurat, ditolong bidan yang tak lain suaminya sendiri. Sang Ibu sehat. Bayi selamat, tapi dengan kelainan jantung. Secara manusiawi, Ibu muda ini rasanya ingin menangis, protes dan hengkang. Sebaliknya, Ibu Tiwa sekeluarga tetap setia dan bertahan. Bukan satu dua tahun, tapi 15 tahun! Karena itu, janganlah heran apabila Anda bisa cas cis cus ngomong Tagalog dengan Bu Deetje. Dalam periode itu, bahkan Ibu Pendeta masih sempat meraih gelar Master of Divinity Universitas Silliman, Filipina. Asal anda tahu saja, Pak Agus Tiwa sempat menjadi “konsul” Indonesia tidak resmi di Davao. Satu misi hidup Ibu Pendeta dan keluarga yang saya tahu adalah

agar orang-orang dekat dengan Tuhan, apa pun risikonya. Secara kelakar, pernah saya bilang bahwa sebelum film “Survival” populer di pertelevisian Amerika, Ibu Tiwa sekeluarga sudah duluan menjalani langsung “reality show” sebagai misionaris di zona rawan perang di berbagai pulau kecil di perairan Sulu. Waktu Tuhan memang tidak terhindarkan. Dari misionaris lokal menjadi koordinator misionaris global. Ibu Deetje dipercaya sebagai Koordinator Asia untuk Basel Mission di Swiss pada 1997-2001. Basel Mission adalah organisasi yang mengirim misionaris ke seluruh dunia sejak tahun 1800-an, berlokasi dekat perbatasan Jerman dan Prancis. Posisi ini membawa ibu traveling ke berbagai negara. Meski berkedudukan penting, figurnya masih tetap sederhana dan praktis. Moda transportasi dari pesawat terbang, mobil, kereta api, bus, bahkan jalan kaki tidak jadi soal. Kalau anda perhatikan, ke manapun perginya, ibu energik ini selalu travel light, tak banyak bawa tetek bengek! Misinya tetap sama, membawa orang selalu memperbarui komitmennya untuk mengasihi Tuhan dan manusia. Lewat pengalaman nyata hidupnya, menurut hemat saya, Deetje Tiwa merupakan sosok ibu yang hidup apa adanya, bukan “adanya apa?”.

Pejuang Perempuan

Keprihatinan Ibu Deetje terhadap nasib perempuan bukanlah isu baru. Beliau pernah menjabat Kepala Biro Wanita Persekutuan GerejaGereja Indonesia pada 1991-1996. Soal perempuan dalam tubuh PGI inilah yang menjadi disertasi beliau sewaktu meraih gelar doktornya di


San Francisco Theological Seminary pada 2004. Salah satu karyanya yang patut dicatat adalah pemberdayaan perempuan Indonesia, terutama lewat advokasi TKW (Tenaga Kerja Wanita Indonesia) di Batam dan Hongkong. Salah satu bunga rampai yang disuntingnya adalah Perempuan Minahasa dalam Arus Globalisasi. Menyaksikan sosok Deetje Tiwa, saya kira RA Kartini tidak hanya tersenyum tetapi melonjak gembira dengan kemajuan emansipasi perempuan di Indonesia. Menjalankan multi-fungsi sebagai pendeta, istri dan mama bukanlah pekerjaan gampang. Karena traveling, Ibu Tiwa seringkali harus berpisah dengan keluarga. Beruntung bahwa empat “jagoan”nya sudah besar-besar. Putra tertua yang lahir di kapal itu hidup sehat dan sedang menamatkan studi

11

theologia di Salatiga. Putra kedua berkarir di Selandia Baru. Putra ketiga, profesional singer. Putra bungsu sedang menyelesaikan High School menemani papanya yang baru saja diteguhkan sebagai pendeta tetap di Sacramento. Dari awal keluarga suami istri pendeta ini sangat sadar konsekuensi sebagai pekerja rohani full time. Justru dalam keterpisahan jarak ini, saya menyaksikan iman dan penyerahan luar biasa keluarga ini. Setiap anggota keluarga benar-benar menghargai “quality time” saat berkumpul bersama. Di era global ini, kedekatan keluarga itu sering dijembatani dengan telepon jarak jauh, SMS, instant messaging, bahkan web camera!

Time Conscious

Dalam setiap acara, Ibu Pendeta bukan hanya tepat waktu (on time) tapi lebih sering siap sebelum

waktunya (in time). Dan jalan sesuai misinya (move on) dengan atau tanpa kendala. Karena itulah, saya kira jemaat yang dilayaninya sungguh merasa beruntung mendapatkan orang sekaliber Ibu Tiwa menggembalakan mereka. Ada pepatah mengatakan “No gift to your mother can ever equal her gift to you life!”. Bagi saya, Ibu Pendeta Deetje Tiwa adalah Ibu Rohani Perkasa bersahaja. Juga, penyambung nyawa rohani dan kepemimpinan sebuah jemaat di San Francisco yang bisa solid sampai kini. Itu terjadi bukan karya beliau semata. Tetapi, lebih karena TUHAN yang diyakini seorang Deetje Rotinsulu Tiwa dan keluarga. Selamat Berjuang di ladang baru. Juga, “Happy Mother’s Day” We always cherish your motherly love. (peter phwan)


Naga Bonar

Masih Seperti yang Dulu Masih ingat jenderal Batak yang mantan copet yang hobi main sepakbola? Benar, Naga Bonar, tokoh yang tidak pernah ada habisnya dimakan waktu, single parent yang berjiwa nasionalisme tinggi, yang diperankan Deddy Mizwar. Film drama komedi satire ini dijamin bisa membuat anda tertawa terpingkal-pingkal karena identik dengan gayanya yang mengundang tawa. Film Naga Bonar memperoleh penghargaan Piala Citra pada tahun 1987. Sekuel film karya Asrul Sani itu kini hadir kembali di dunia perfilman Indonesia. Ceritanya tidak jauh berbeda dengan Naga Bonar, 20 tahun lalu. Masih berkisah tentang cinta, cinta pada orangtua dan anak, laki-laki dan perempuan serta cinta persahabatan. Film “Naga Bonar Jadi 2” ini dirilis pada 9 Maret 2007 dan menjadi juara di polling detikhot (www.detik. com) sebagai film yang paling ditunggu-tunggu di tahun 2007. Pemeran Naga Bonar masih dimainkan aktor kawakan Deddy Mizwar dan Bonaga (anak Naga Bonar) diperankan oleh Tora Sudiro. Film ini berkisah tentang seorang mantan pencopet yang diangkat menjadi jenderal dan mempunyai anak laki-laki lulusan S2 jurusan teknik yang sukses di pekerjaannya. Mereka pindah ke Jakarta dan hidup dalam suasana metropolis. Deddy Mizwar juga menyutradarai film ini. Film ini diawali dengan adegan Naga Bonar berpamitan di makam orang-orang yang dicintainya, yaitu kuburan emak (ibunya), kuburan Kirana (istrinya),

12

kuburan Bujang (sahabatnya) yang mengambil lokasi di perkebunan kelapa sawit. Konflik dimulai ketika Bonaga ingin menjual perkebunan kelapa sawit tersebut untuk keperluan bisnis di Jakarta. Dari sinilah bisa kita lihat konflik dialog antar dua generasi yang berbeda. “Saya ingin menggarap film Naga Bonar dengan setingan baru serta menampilkan wajah-wajah pemain muda, sehingga laku di pasaran,” kata Deddy Mizwar saat ditemui kabari pada acara launching. Kehadiran Tora Sudiro dalam film ini bisa memberikan suasana baru. Akting Tora mampu memberikan suasana baru, terutama dengan gayanya yang natural dan kocak. Tora Sudiro adalah aktor muda yang pernah mendapatkan beberapa penghargaan sebagai aktor terbaik. Film ini juga didukung banyak aktor muda seperti, Ully Ardiansyah, Darius Sinatriya, Indra Birowo, Lukman Sardi, Wulan Guritno dan Mike Muliardo. “Saya nggak nyangka bisa main bareng sama Bang Deddy, lagipula Naga Bonar jadi film kesukaan saya waktu SMP,” ujar ayah satu anak ini ketika ditemui di acara launching, di Djakarta Theater. Naga Bonar di “Naga Bonar Jadi 2” tetaplah Naga Bonar walau usianya tidak muda lagi, berambut putih dan jalannya bungkuk. Ia merupakan sosok yang unik dan Deddy Mizwar mampu menghidupkan karakter Naga Bonar. Hal ini bisa dilihat dalam salah satu adegan ketika ia keliling Jakarta naik bajaj dan kena tilang polisi. Sang polisi tidak jadi menilang karena penumpangnya seorang pensiunan jenderal. Yang unik di film ini adalah tidak adanya sama sekali peran antagonis yang dihadirkan. Ini tentu membuatnya bisa ditonton oleh semua kalangan, termasuk anak-anak. Hampir seluruh bagian di film ini terlihat sempurna, mulai


dari segi pengambilan lokasi, peran penting sang produser, effect musik, dan dukungan para pemain muda andal. Film ini kaya dengan pesan moral, salah satunya tentang nasionalisme. Contohnya adalah ketika Naga Bonar memberikan hormat kepada patung Jenderal Sudirman yang (aslinya) terletak di Jalan Thamrin-Sudirman, jalan utama di Jakarta. Dengan tidak ada rasa malunya ia berteriak, “Jenderal kenapa kau hormat pada mereka, turunkan tanganmu jenderal,� kata Naga Bonar dalam salah satu monolognya. Pesan moral lainnya adalah pengabdian seorang anak terhadap ayahnya. Terlihat jelas pada adegan ketika Bonaga lebih memilih kebahagiaan ayahnya karena sang ayah mati-matian memintanya untuk tidak menjual perkebunan kelapa sawit tersebut. Maka Bonaga mengurungkan niat menjual perkebunan kelapa sawit yang di dalamnya terdapat makam ibu dan pamannya. Adegan ini cukup mengharukan dan menjadi adegan penutup dan akhirnya memperbaiki hubungan anak dengan ayahnya. Naga Bonar jadi 2 seperti menjadi oase di tengah maraknya film Indonesia yang berlatar horor.(kiky)

13

www.KabariNews.com


abari: musik

Dangdut Indonesia boleh berbangga karena memiliki jenis musik dangdut yang dari dahulu hingga sekarang tetap diminati. Lihat saja para pencintanya dari politisi sampai ke kaum buruh. Meksipun jenis musik ini masih dianggap kampungan tetapi tidak membuat musik dangdut kehilangan pendengarnya. Jenis musik yang merupakan campuran dari musik tanah air dan musik dari India ini dari waktu ke waktu semakin banyak peminatnya, tua maupun muda. Banyak alasan yang dikemukakan kenapa musik jenis ini disukai. Ada yang bilang karena musiknya bersifat gembira. Kita bisa mendengar sambil berdendang atau berjoget juga boleh. Tapi masih ada juga yang beranggapan musik ini kampungan dan hanya layak untuk wong ndeso. Tapi itu dulu. Lihat sekarang. Musik ini sudah go internasional. Beberapa penyanyi dangdut seperti Ikke Nurjanah, Inul Daratista, Dewi Persik, Iis Dahlia, Iyet Bustami,Trio Macan, Syaeful Jamil, boleh dibilang berjasa dalam memperkenalkan musik ini. Jangan lupa pula, banyak kalangan yang secara terus terang mengungkapkan kesukaannya terhadap musik ini. Dulunya sih malu-malu... “Sebenarnya bukan dangdutnya yang kampungan, tapi individu di dangdutnya” ujar Iis Dahlia ketika ditemui di Hotel Mulia beberapa waktu lalu. ARTIS dangdut kelahiran Indramayu, 29 Mei 1972, terlahir sebagai Iis Laeliyah, tetap bangga menjadi penyanyi dangdut yang juga menjadi peruntungannya. “ Sekarang malah banyak orang yang berlombalomba untuk menjadi artis dangdut, karena di musik ini bisa menghasilkan

14

materi yang banyak” aku Iis mantap kepada Kabari. Anggapan bahwa musik dangdut kampungan bermula saat musik ini dihadirkan di lokasi-lokasi yang tidak elit (pinggiran), bahkan dangdut juga dihadirkan di acara-acara RT, ulang tahun, peringatan kemerdekaan RI dll. Maka muncullah anggapan jenis musik ini tidak high class. “Dangdut sudah bisa diterima masyarakat koq, dibilang ndeso mungkin karena dinyanyikannya di kampung,” kata Ifa (20) salah satu personil grup musik dangdut Trio Macan

Kontes Dangdut

Musik dangdut yang dulunya ‘tabu’ untuk didengar telah jadi tontonan

ekslusif. Media televisi berebut memberikan ruang bagi penyiaran acara-acara bertema dangdut. Dangdut berhasil mengalahkan musik pop bahkan jazz yang dicap sebagai musik kalangan intelektual. Seorang musikolog dan pemain selo terkemuka di Taman Ismail Marzuki, Suka Hardjana, menyebut musik dangdut sebagai jenis musik paling melodius dalam perbendaharaan musik kita secara umum.

Dahulu, hanya televisi pemerintah yaitu TVRI, yang mengumandangkan jenis musik tersebut, dua minggu sekali, dalam program Aneka Ria, untuk warga TNI. Sekarang, dengan maraknya kontes dangdut di stasiun-stasiun televisi swasta Indonesia, kualitas jenis musik tersebut langsung melonjak ke atas. Dengan adanya kontes ini banyak melahirkan musisi-musisi dangdut pendatang baru yang tidak kalah dengan penyanyi-penyanyi dangdut yang sudah lama dikenal. Yang menonton kontes ini bukan hanya penggemar dangdut tetapi mereka yang mencemooh musik ini juga ikut mengikuti proses pencarian penyanyi dangdut yang sedang marak di stasiun-stasiun televisi swasta. TPI merupaka salah satu televisi swasta yang mendukung perkembangan musik dangdut dengan mengadakan kontes KDI (kontes dangdut TPI) yaitu ajang pencarian bakat untuk menyaring penyanyi-penyanyi dangdut pendatang baru. Apalagi di Indonesia, banyak sekali yang berusaha untuk mewujudkannya impiannya menjadi penyanyi dangdut karena dangdut memberikan keuntungan yang besar bila mempunyai potensi dan bisa menjadi peruntungan,ditambah dangdut merupakan musik asal negeri sendiri yang membuat kita bangga mempunyai musik berasal dari Tanah air. (kiky)


“I’m the one who want to be with you”. Siapa yang tak kenal penggalan kalimat dalam lagu group band besar seperti Mr. Big. Di café-café, di mulut gang tempat anak-anak muda nongkrong sambil bermain gitar atau di sebuah festival musik. Lagu-lagu Mr. Big seakan tidak pernah jenuh untuk didengarkan. 14 April 2007 lalu ratusan orang yang tak lain dan tak bukan adalah para penabuh drum, baik yang professional atau pemula memadati ruang aula di Auditorium Gedung BPPT Jakarta. Kedatangan mereka ke tempat ini untuk menyaksikan aksi dari mantan pengebuk drum group Mr. Big, Pat Torpey dan juga mendapatkan triktrik mengharmonisasi ketukan drum agar enak di telinga pendengar. Walaupun Mr. Big sudah tidak eksis lagi dalam dunia musik, kedatangan Pat Torpey ke Indonesia tetap memberi semangat kepada para pecintanya di tanah air. Terlebih para penggebuk drum yang mau tahu tips dan trik dari mantan drummer Mr. Big. Kedatangan Pat Torpey ke Indonesia bukan hanya untuk memberikan klinik musik pada musisi di sini, melainkan juga untuk mempromosikan produk terbaru dari TAMA drum seri Super Star. Salah satu drummer terbaik dunia ini punya alasan kuat untuk memilih produk TAMA sebagai endorsernya, drum yang berkualitas dan di pakai banyak musisi dunia ini menjadi belahan hati ke dua bagi Pat Torpey. Sejak awal Pat Torpey sudah menggunakan drum merek TAMA sebagai alat musiknya, dan kini dia menggunakan produk TAMA seri Star Clasic. Acara sore itu di buka oleh Fajar Edane salah satu drummer terbaik Indonesia lewat speed dan power yang dimainkannya. Fajar salah satu endorser dari Tama drum juga merasa nyaman memakai pruduknya. Speed dan power yang di mainkan membuat banyak penonton yang memberikan applause buat Fajar. Setelah Fajar, masih ada drummer terbaik lain yaitu

15

Pat Torpey Yoyo. Drummer asal band Padi yang sukses meraup keuntungan lewat penjualan kaset di tahun 2005 ini

menyuguhkan permainan yang tak kalah serunya dari yang dimainkan Fajar. Diakhir lagu Yoyo memainkan lagu Yakinku yang membangkitkan rasa nasionalisme kita lewat komposisi drum yang dahsyat. Tiba di puncak acara saat pembawa acara memanggil Pat Torpey untuk ke pentas, berbondong-bondong penonton menuju ke arah panggung untuk melihat pujaannya memainkan pattern-pattern ketukan drum. Pat Torpey terlihat sangat senang atas sambutan penonton Indonesia dan

melontarkan canda-canda mengelitik. Pat memulai duduk di kursi drumnya dan memainkan beberapa ketukan dasar untuk penonton. Makin malam sambutan penonton makin meriah, walau terlihat lelah, tapi Pat mampu memukan banyak penonton yang hadir malam itu. Saat konfrensi pers siang harinya, Pat banyak bercerita soal Indonesia dan ini kali ketiga dia menginjakan kaki di Indonesia. Walau saat ini dia datang tidak bersama Mr. Big, tapi keramahan warga Indonesia diberikan dua acungan jempol. Pat juga bilang bahwa Indonesia saat ini tidak sama seperti yang di beritakan oleh media-media di negaranya. Dan kalaupun ada itu hanya persoalan politik, dia datang dengan bahasa musik, bahasa universal. Dia (Pat Torpey) tidak mau ambil pusing akan hal politik, yang terpenting untuk Pat adalah menikmati Indonesia yang indah, dan Pat ingin sekali kembali lagi ke Indonesia. (alfan)


abari: buku

Mengenang Lewat Buku Chrisye adalah penyanyi legendaris Indonesia yang baru saja meninggalkan kita semua. Tidak sedikit yang larut dalam kesedihan ketika mendengar Chrisye harus berpulang untuk selamanya. Tak terkecuali Ferry Mursyidan Baldan, anggota DPR yang mengaku menjadi penggemar berat Chrisye dan berkawan sejak beberapa tahun lalu. Ferry bahkan boleh dibilang “beruntung”. Kepada kabari, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini bisa mengantar Chrisye sampai ke liang lahat. “Bukan hanya ikut salat jenazah, tetapi saya bisa ikut mengangkat kepalanya di liang lahat, dan walau sangat sedihm tetapi saya bahagia dan lega bisa mengantar idola saya sampai ke peristirahatan terakhirnya,” kata Ferry yang mengenang Chrisye sebagai pribadi yang sederhana di tengah glamour kehidupan artis. Chrisye lahir di Jakarta dengan nama Christian Rahardi, dan kemudian berubah menjadi Chrismansyah Rahadi, 19 September 1949. Chrisye adalah sedikit dari penyanyi Indonesia yang mampu bertahan dan bahkan eksis di sepanjang masa karirnya. Suaranya yang lembut mampu membuat para pendengar tidak bosan mendengarkan lagu-lagunya. Beberapa saat sebelum Chrisye tiada, di Jakarta diterbitkan biografinya dengan judul “Chrisye: Sebuah Memoar Musikal” yang ditulis Alberthiene Endah. Biografi ini menjadi sangat menarik karena tidak hanya bercerita tentang riwayat hidup. Buku ini juga mengungkapkan perjalanan hidup dan karir bermusik

16

penyanyi legendaris ini. Bukan sematamata tentang kehidupan pribadi, buku ini berisi kisah-kisah sejak awal Chrisye memulai karier menyanyinya sampai sukses dan menjadi penyanyi yang digemari semua kalangan. Ada banyak pengalaman dan tips dari kisah-kisah ini, bukan hanya bagaimana menghadapi dunia musik dan hiburan, namun juga bagaimana menyikapi kehidupan di balik itu semua. Selain itu, buku setebal 373 halaman itu juga mengisahkan musikalitas Chrisye yang diwarnai kisah persahabatan, perkawinan, dan dinamika industri musik di Tanah Air. Buku ini merupakan karya musikal dalam bentuk tulisan yang memaparkan mulai kehidupan pribadinya hingga permasalahanpermasalahan yang dihadapinya selama ini. Buku yang bagus untuk dibaca oleh seseorang yang merasa dirinya bukan siapa-siapa, namun ingin menjadi seseorang yang bisa sukses seperti Chrisye. Semua itu bisa didapat di dalam buku ini, bagaimana titik awal Chrisye yang awalnya ‘bukan siapa-siapa’, namun telah berkembang menjadi ‘seseorang’ yang dikenal publik atas prestasinya. Aktif bermusik sejak 1966, dan selama karirnya telah menghasilkan 28 album, baik solo maupun kompilasi. Di dalam buku ini juga diceritakan ketatnya persaingan dalam industri musik, album yang laku keras, maupun lagu-lagu yang dibajak seenaknya. Banyak hal yang dapat dipetik di dalam buku ini, antara lain pesan agar kita selalu menjadi diri sendiri. Tidak meniru orang lain dan berpegang teguh di jalan kita sendiri. Kemudian pesan agar kita hendaknya selalu berusaha untuk mengembangkan kreatifitas, namun juga tidak memaksakan kemampuan. Pesan

“Buku ini mampu menjadi sumber inspirasi bagi siapa pun yang ingin melihat hidup sebagai sesuatu yang harus disikapi dengan kesungguhan.” --Alex Kumara (CEO antv)-lainnya adalah jadikan kompetisi sebagai alat motivasi, ciptakan sesuatu yang baru dan hendaklah tidak melupakan spiritual. Di buku ini juga terlihat jelas betapa Chrisye begitu mencintai dunia musik yang digelutinya. Berikut kutipan yang terdapat dalam Buku Chrisye: Sebuah Memoar Musikal: “Berpuluh tahun saya menjalani profesi penyanyi, saya akhirnya menyadari bahwa pencapaian terbesar saya adalah bahwa saya bisa terus berjalan dalam proses. Saya bisa setia pada musik. Saya bisa banyak menggenggam nilai kehidupan berkat musik. Dan saya sangat bahagia jika bisa membagikan pengalaman buat siapapun yang ingin bertahan dalam profesi yang dicintai! (chika)

Chrisye: Sebuah Memoar Musikal

Penulis: Alberthiene Endah Penerbit: Gramedia Pustaka Umum Terbit: Februari 2007 Jumlah halaman: 373 halaman


Bumi berguncang dasyat dalam 57 detik, memporak-porandakan hampir sebagian Yogyakarta.

Masih terbayang dalam ingatan kita, satu tahun yang lalu guncangan dasyat yang memporak-porandakan hampir sebagian kota Yogyakarta dan jawa tengah. Pukul 5 pagi, disaat sebagian masyarakat Yogyakarta sedang terlelap tidur. Guncangan dasyat 5,9 skala ritcher membuat gempar warga Yogyakarta dan Jawa tengah. Ratusan orang berlarian keluar menyelamatkan diri dan kerabatnya. Kejadian itu masih membekas dan membuat trauma besar bagi korban yang masih hidup.

Gempa tektonik itu membangkitkan kepedulian para fotografer dan aliansi Jurnalistik profesional Indonesia untuk mengabadikan moment yang memilukan itu. Kumpulan foto-foto itu di jadikan buku dan di beri judul Fifty Seven Secons, buku ini merupakan buku kedua yang diterbitkan setelah buku foto Tsunami. Red& white bekerjasama dengan para Fotografer dan aliansi Junalis Profesional untuk menerbitkan buku untuk para korban gempa Jogja dan Jawa Tengah, yang juga di dukung oleh Yayasan Tahija. Penyusunan hanya memakan waktu 2 minggu dari seleksi foto yang telah di lakukan. Fifty Seven Seconds hanya di produksi 1500 buku, dan seluruh distribusi buku akan di sumbangkan untuk pembangunan kembali daerah yang terkena musibah gempa. Saat Oscar Motuloh di hubungi vai telpon oleh kabari mengatakan “Buku ini di buat untuk memberikan semangat bagi para korban yang masih hidup�, katanya. Oscar Motuloh adalah salah satu Fotografer yang mendukung terbitnya buku Fifty Seven Seconds.

17


abari: jajanan

Makan Ikan Ikan merupakan sumber daya alam Indonesia yang tak ada habisnya. Indonesia kaya dengan hasil laut yang memang mempunyai beranekaragam ikan yang dapat dijadikan menu makanan. Penyajian yang biasanya jadi favorit adalah ikan yang dibakar dan digoreng. Namun ada bermacam cara untuk mengolah ikan tersebut menjadi sajian nikmat yang menggugah selera. Makanan yang mengandung protein tinggi ini ‘katanya’ bisa bikin pintar. Protein yang dikandung dalam ikan mampu meningkatkan kinerja otak. Karena itu sering ada yang mengatakan orang Jepang banyak yang pintar karena mereka notabene mengkonsumsi ikan setiap hari. Di dalam ikan terkandung lemak,

18

kalori dan karbohidrat yang rendah, sehingga ikan cocok digunakan untuk program diet. Makan ikan dua kali seminggu dapat menjaga kesehatan jantung, itulah yang dianjurkan oleh Asosiasi Kesehatan Jantung Amerika dan Assosiation Dietetic America. Nah soal makan ikan, kabari

jajanan kali ini mengetengahkan makanan serba ikan. Di Jakarta, banyak tempat untuk makan serba ikan. Di antaranya “Muara Karang”, di kawasan Pasar Ikan Muara Angke, tak jauh dari Pluit dan warung makan “Ikan Bakar Babe H Lili”.


Muara Karang, Pilih Sendiri, Makan Ramai-ramai

Bagi penggemar ikan, Muara Karang yang terletak di Pasar Ikan Muara Angke adalah “surga�. Di pasar ini terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI), tempat berbagai jenis ikan dijual dengan harga murah dan itu pun masih boleh ditawar. Yang jelas, ikan di situ lebih murah daripada yang dijual di pasaran. Suasana di TPI ini memang agak “ajaib�. Dari kejauhan dapat tercium bau amis ikan yang menandakan di sinilah tempat pelelangan ikan. Ketika memasuki tempat pelelangan ikan, terlihat wadah-wadah berupa mangkuk yang berdiameter sekitar 100 sentimeter dijejerkan. Mangkukmangkuk tersebut berisi berbagai jenis ikan. Sekadar saran, kalau pergi ke tempat ini akan lebih baik jika menggunakan sandal jepit atau sepatu boot. Air becek plus bau amis ikan tentu dapat merusak sepatu kesayangan anda. Pasar Ikan ini buka 24 jam dan khusus penjualannya mulai dibuka pukul 18.00. Biasanya mulai ramai pembeli sekitar pukul 19.00. Hampir semua jenis ikan laut yang dapat dikonsumsi dijual di sini. Di antaranya ikan tongkol, tenggiri, baronang, kerapu, marlin, bawal, dan kakap. Selain ikan, di sini juga menjual udang, kerang, kepiting, dan cumicumi. Ikan yang dijual dipatok dengan satuan kilogram. Sebagai pembeli, kita juga harus getol menawar. Jangan

19

sampai membeli dengan harga tinggi. Sugianto, salah satu pedagang di TPI, menjelaskan bahwa ikan yang masih segar matanya masih putih. Nah, keunikan belanja ikan di Muara Karang adalah kita bisa langsung membakarnya di banyak restoran tak jauh dari situ. Kawasan restoran bersebelahan dengan pasar ikan. Di kawasan restoran tepi laut itu banyak pedagang yang menjajakan otak-otak bakar dan ikan segar. Di situ terdapat sekitar 30 restoran semi permanen. Rata-rata tempat makan tersebut mematok harga sekitar Rp 5.000,perorang. Dari harga tersebut, pelayanan yang diberikan terdiri dari nasi, teh tawar, sambal dan ikan yang kita beli sebelumnya dan dibakar dengan bumbu yang mereka sediakan. Kita bisa memilih ikan tersebut mau dibakar, digoreng, pakai bumbu, atau diberi bumbu manis pedas, semua bisa dicoba. Dekorasi di setiap tempat makan pun ada bermacammacam. Semua ratarata berupa warung makan yang berdiri kokoh dengan berbahan kayu. Di sini kita dapat menikmati santapan sambil duduk atau lesehan. Beberapa tempat makan juga menyediakan tempat berkaraoke. Jadi para pelanggan bisa makan sambil bercengkerama dan bernyanyi. Salah satu pelanggan, yaitu Erwin, bersama teman-teman sejawatnya

di TNI AD mengaku seminggu sekali datang ke Muara Karang untuk makan seafood. Ikan yang biasa mereka beli adalah bawal, kakap, kanang, dan pakol atau ayam-ayaman. Ikan pakol ini cukup unik karena rasa dagingnya seperti ayam. Karena itu dinamakan ikan ayam-ayaman. Alasan kenapa memilih makan ikan di Muara Karang adalah karena di sini dapat memilih ikan apa saja yang mereka mau. Selain hobi makan ikan, Erwin senang makan di sini karena harganya relatif murah. Yang jelas, jangan lupa pakai sandal jepit ya.(chika/pipit)


Ikan Bakar Babe Haji Lili, dari Ikan Kambingkambing Sampai Ikan Hiu

Tempat makan yang satu ini mempunyai ciri-ciri yang cukup unik. Tidaklah sulit untuk menemukan warung ikan bakar Babe H Lili. Dari kejauhan terlihat kepulan asap yang menandakan dibukanya warung makan ini. Ikan bakar Babe H Lili, itulah nama warung yang berlokasi di Jalan Wahid Hasyim Nomor 36, Jakarta Pusat, tak jauh dari Sabang yang juga terkenal dengan aneka makanan kaki limanya. Pemilik warung, Asli Mardji (68) yang akrab disapa Babe Lili membuka warung ikan bakar sejak 1997 dan semuanya berawal dari “sakit hati”. “Saya itu awalnya sakit hati karena keluarga saya ingin makan ikan bakar, tetapi harga ikan bakar mahal. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat ikan bakar dengan bumbu yang saya racik sendiri,” katanya. Karena ikan yang dibakar berlebih, akhirnya dibagikan kepada para tetangga. Dari situ para tetangga usul agar Babe Lili membuka warung makan sendiri. “Ternyata ikan bakar yang saya buat laku keras,” cerita Babe Lili tentang awal mula dirinya membuka warung ikan bakar itu. Warung Babe Lili mempunyai slogan “Untuk Rasa…Jelas Kami Beda”. Babe Lili menjelaskan bahwa ikan bakar yang dijualnya mempunyai rasa yang berbeda. Apa yang

20

membedakannya dengan ikan bakar di tempat lain? Bumbunya meresap sampai ke dalam. Namun pria Betawi ini tidak mau mengungkapkan bagaimana cara membakar ikan dan bumbu rahasianya. Bumbu ikan bakar Babe dinamakan bumbu syukur jadi, “Maksudnya bumbunya itu hasil eksperimen. Syukur-syukur kalau jadi. Ternyata jadi juga,” kata Babe tentang resep rahasianya itu. Babe Lili yang hobi traveling, berlatih silat dan mengurus motor ini mengaku persiapan membuat bumbunya bisa memakan waktu sekitar dua jam. Buat Babe, yang terpenting adalah rasanya. Babe selalu menjaga mutu masakannya agar pelanggan tetap setia untuk mampir. Suasana di warung Babe Lili terasa panas di siang hari. Namun hal tersebut tidak membuat pelanggan mengurungkan niatnya untuk berkunjung ke warung ini. Di dalamnya terdapat enam meja panjang yang dapat memuat sekitar 20 kursi. Meja panjang tersebut tentu mengakrabkan para pengunjung, yang bahkan semula tidak saling kenal. Tak jauh

dari tempat makan terlihat tempat membakar ikan. Babe Lili sengaja mendesain tempat masak yang tidak jauh dari tempat makan agar pelanggan bisa melihat cara pengolahan dan pembakaran ikan-ikan tersebut. “Biar pengunjung bisa tahu bagaimana cara memasak kita, kebersihan tempat ini dan lainlain,” jawab Babe ketika ditanyakan mengapa tempat pembakarannya tak jauh dari tempat makan. Menu ikan bakar yang disediakan warung Babe H Lili adalah ikan kambing-kambing, kerapu, baronang, kue, bawal, kakap, dan hiu. Sedangkan menu makanan lainnya yang ditawarkan adalah ayam bakar, cumicumi, kerang, rajungan, dan sayur asam. Namun minuman yang tersedia cukup standar, seperti es teh manis, teh botol, soft drinks, dan lain-lain. Menu favorit di sini adalah ikan kambing-kambing. Warung ini buka mulai dari sekitar pukul 10 pagi sampai malam hari. Tergantung dari stok ikan. Apabila sudah habis, ya harus ditutup. Namun ramainya sekitar jam makan siang dan makan malam. Babe juga bersedia melayani delivery order dan bakar di tempat seperti acara ulang tahun, pesta, perkawinan dan lain-lain. Babe mempekerjakan 20 karyawan di warung pusat yang terletak di Jalan Wahid Hasyim ini. Karyawan tersebut terdiri dari 10 karyawan shift pagi dan 10 karyawan untuk shift selanjutnya. Sedangkan di setiap cabang ada 6 karyawan. Total karyawan seluruhnya kira-kira sekitar 40an. Warung Ikan Babe H Lili


mempunyai lima cabang, yaitu di Jalan Pluit Samudra Raya (seberang apartemen Marina), Jakarta Utara, Jalan Prapanca Raya Nomor 27A Jakarta Selatan, Jalan Batu Tulis Raya, Jakarta Pusat, Jalan Pondok Ranji Raya AP 30, Jakarta Timur dan Jalan Boulevard Barat Blok LC8 Nomor 20-21, Jakarta Utara.

Saat ditanya mengenai isu formalin, Babe dengan tegas mengatakan tidak takut. Pelanggan bisa melihat dan membuktikan ikan yang dijualnya tidak mengandung formalin. Terbukti larisnya dagangan bapak empat anak ini yang perharinya bisa menghabiskan 300 kg ikan. Ike dan Ita, karyawan salah satu kantor advertising mengaku suka makan di sini karena rasanya enak dan ikannya tidak bau amis. Kebanyakan pelanggan mengatakan bumbunya enak dan meresap sampai ke dalam. Soal masa depan, Babe Lili ingin membuat waralaba. Membuat lisensi

ikan bakar dengan hak paten Babe Lili. Dengan begitu warung ikan bakar ini bisa lebih menjelajah. Suka ikan bakar? Jangan lupa mampir ke Warung Ikan Bakar Babe H Lili. (chika/pipit)

Makan Kue Sus Beard Papa’s, Warga Bandung dan penggemar makanan dan kue pasti mengenal kue enak di kawasan Jalan Merdeka, Bandung ini. Benar, kue sus Merdeka? Bahkan, banyak orang Jakarta pun sudah hapal benar di mana mendapatkan oleh-oleh ini buat teman dan handai taulan saat berakhir pekan di kota kembang. Tentu saja San Francisco bukan Bandung. Tidak ada kue sus yang isinya fla dengan campuran rum yang khas itu di Bay Area. Memang ada zus (saudara perempuan), tapi sayangnya belum bisa membuat kue sus. Meranalah awak. Namun, urusan ngidam kue sus nikmat agaknya sudah beres. Karena belum lama dibuka gerai Beard Papa’s, waralaba asal Jepang yang salah satu produk utamanya adalah kue sus. Tentu saja sus Merdeka lain dengan kue sus Beard Papa’s. Kue sus yang dimaksud sini adalah puff pastry berkulit renyah yang diisi dengan custard orisinal dan dicampur dengan whipped cream. Disajikan baru setiap kali dan tahan dalam tempo 24 jam. Cita rasa cream puff yang ada saat ini adalah rasa vanila, rasa teh hijau, rasa teh Earl Grey, strawberry, coklat, pumpkin dan eclair. Rasa paling populer kabarnya adalah yang pertama. Ada juga es krim rasa kue mochi, es mangga, cheesecake. Kenapa juga dinamai Beard Papa? Mascot orang tua berjenggot putih dan berpipa cangklong itu didesain untuk mengingat pendirinya, yakni gambar kakek dari Yuji Hirota. Yuji kecil dibesarkan di Osaka, Jepang dan sering makan cream puff atau choux cream seperti anak-anak Amrik yang doyan makan bagel dan donut. Saat ini kue sus Beard Papa bisa dinikmati di lebih dari 300 outlet waralaba mereka di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Masih ingin merasakan sensasi “guilty pleasure” Anda? Datang saja sendiri dan rasakan kue sus Beard Papa di daerah Yerba Buena Garden, San Francisco dan di dalam Westfield Shopping Mall, San Francisco. Kue susnya memang berasa “mak nyuss”. (pitamagenta)

21


kabari: fotografi

Happy Mother’s Day

2007

22


23


abari: edukasi

Why I Love My School? American Academy of English

Belajar Bahasa Inggris sambil mengenal kultur dan kondisi sosial Amerika SATU mata pelajaran yang paling digemari murid-murid American Academy of English (AAE) adalah slank course, atau kursus bahasa “gaul” anak muda di Amerika. Selama dua jam para murid bebas bertanya kepada guru tentang kata-kata yang mereka dengar di jalanan atau di TV. Muridmurid juga bisa menonton sinetron lucu “Friends” atau “Seinfield” dan mencoba mengenal slank yang digunakan dalam episode-episode itu. AAE memang termasuk sekolah baru di San Francisco. Tetapi peminat sekolah ini semakin bertambah setiap tahunnya. Alasan yang sering terdengar adalah murahnya uang sekolah di sini, dan betapa tingginya mutu guru-guru AAE. Murid AAE banyak berasal dari Asia, seperti Indonesia, Thailand, Hongkong, Jepang, dan Korea. Tapi ada juga murid yang datang dari Brasil, Rusia, Meksiko, Panama, bahkan Prancis. Memang disarankan, sebelum pelajar asing masuk universitas di Amerika, sebaiknya sekolah Bahasa Inggris dulu. Karena ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengenal kebudayaan Amerika, juga kota yang akan ditinggali. Yang pasti, semua pelajar baru akan mengalami “culture shock” karena perbedaan bahasa, budaya dan cara hidup. Tapi jangan ditakuti, karena semua ini adalah pengalaman yang menarik dan berguna. Jadi ibaratnya membangun rumah, seorang pelajar baru harus ada fondasi yang kuat. Kira-kira begitulah prinsip belajar di negeri

rantau. AAE sangat membantu murid-muridnya untuk berkenalan dengan sistem hidup Amerika. Terutama San Francisco. Bukan hanya buku grammar yang dibuka setiap harinya di sekolah ini, tetapi juga artikel-artikel koran yang bersangkutan dengan kondisi sosial di sekitar murid-murid asing ini. Menurut guru-guru di AAE, sebuah pribadi akan tetap merasa asing di lingkungannya jika tidak ikut serta dalam aktivitas masyarakat lokal di tempat tersebut. Walaupun ia sudah hidup puluhan tahun di negara baru atau lingkungan barunya. Di Indonesia kita punya pepatah “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”. Nah, belajar bahasa memang vital untuk mengenal suatu kultur dan budaya. Walaupun anda sudah belajar Inggris mati-matian di Indonesia, tidak ada salahnya sekolah bahasa Inggris selama tiga bulanan di Amerika, sebelum masuk universitas di sini. Dengan begitu anda bisa mulai beradaptasi perlahan-lahan sebelum “full on” terjun di dunia akademis yang lebih serius dan membutuhkan konsentrasi yang penuh. Kelas yang tertinggi di AAE adalah Advance English. Guru favorit murid-murid di tingkat ini adalah Bali Nelson. Nama guru yang memang diinspirasikan dari Pulau Bali, karena orangtuanya sering berlibur ke sana, ini selalu bisa membuat kelasnya menarik dan tidak membosankan. Setiap minggu “Mbak” Bali Nelson memilih suatu tema misalnya “perkawinan campur ras”. Maka ia akan memilih satu film yang bisa ditonton murid-muridnya. Kemudian dari film itu Bali dan para pelajar membahas tema yang dipilih. Murid-murid harus berbahasa

Jadi ibaratnya membangun rumah, seorang pelajar baru harus ada fondasi yang kuat. Kira-kira begitulah prinsip belajar di negeri rantau.

24


Inggris di dalam kelas, dan saling menjelaskan apa tanggapan mereka tentang perkawinan campur ras. Lalu Bali membawa artikel dari koran-koran tentang tema tersebut, dan membahasnya dari sisi kehidupan Amerika. Bisa dikatakan perkawinan campur ras adalah hal yang biasa di negara ini. Misalnya seseorang berdarah Asia menikah dengan orang keturunan Eropa. Atau perempuan kulit putih menikah dengan pria berkulit hitam. Bali berusaha mengadakan tanya jawab mengenai tema atau topik yang dipilih. Murid-murid bisa belajar banyak dari kelas ini, dan memakai ilmu tersebut di kehidupan sehari-hari di Amerika. Topik lain yang dipilih misalnya sistem pendidikan di Amerika, baik-buruknya kebebasan memiliki senjata api di negara ini, atau cara membayar pajak di Amerika. Kesadaran hukum Amerika juga diajarkan di kelas-kelas AAE. Sekolah ini terletak di jantung kota San Francisco. Dekat sekali dengan City Hall, tempat Walikota Gavin Newsom berkantor. Di sekitarnya juga ada Asian Art Museum yang menyimpan banyak lukisan dan hasil seni Asia. Perpustakaan pusat San Francisco terletak sekitar lima menit dari sekolah ini. Memang tempatnya sangat strategis. Di dalam sekolah tersedia internet dan komputerkomputer yang bisa digunakan oleh murid-murid. AAE sering mengadakan tur ke museum-museum di San Francisco, juga piknik di Taman Golden Gate, taman terbesar di kota ini. Kadang-kadang murid-murid dibawa nonton baseball bersama. Karena sekolahnya yang berukuran sedang, ada rasa komunitas di sini. Murid dan guru saling kenal, dan pelajar asing bisa cepat mendapat teman. (siska silitonga)

Cara masuk AAE adalah: • Seorang pelajar harus mengirim aplikasi belajar yang bisa didapat di situs AAE. • Pelajar harus bisa membuktikan adanya dana yang tersedia untuk sekolah di Amerika. Misalnya dengan fotokopi buku bank orangtua. • Uang pendaftaran berupa cek atau MoneyGram dan Western Union. Semua surat dikirim ke AAE. Kemudian dengan segera mereka akan mengirim surat penerimaan, juga form I-20 ( surat khusus untuk aplikasi visa pelajar). Dengan ini si pelajar sudah bisa menaruh appointment di Embassy Amerika untuk membuat visa. Seandainya visa sudah didapat, si pelajar segera melaporkannya ke AAE. Setelah tiba di San Francisco diharuskan datang ke sekolah dalam 1 bulan setelah sampai di Amerika.

pelajar mencari tempat tinggal di kota ini. Tetapi sekolah tersebut tidak memiliki asrama. AAE juga bisa membantu pelajar mencari asuransi kesehatan. Karena jika anda sakit, alangkah bagusnya jika memiliki asuransi. Tidak enak sakit parah di negara asing. Bisabisa mahal sekali ongkos pengobatannya. Yang paling ditekankan adalah AAE tidak meminta uang sekolah sebelum murid tersebut sampai di Amerika. Banyak sekolah Bahasa Inggris lain yang tidak akan mengirim form I-20 dan surat penerimaan jika pelajar asing belum membayar penuh uang sekolahnya. Tanpa surat-surat ini pelajar tidak bisa mengurus visa mereka di Embassy manapun. AAE juga memiliki kursus TOEFL dan kelas-kelas persiapan universitas. Banyak pelajar AAE yang tidak harus ikut ujian TOEFL untuk masuk universitas di Amerika. Semua umur diterima di sekolah ini. Dan anda bisa bergabung kapan saja. Untuk informasi lebih lanjut mengenai biaya sekolah dan biaya hidup di San Francisco silakan email education@kabarinews.com

AAE bisa membantu

education 25

Bersekolah di Amerika? Pakailah Kabari sebagai Jembatan Informasi untuk Sekolah. Education@KabariNews.com


Belajar Bersama, Bekerja Bersama

Alternatif Pendidikan Bagi Anak Pinggiran

Anak adalah masa depan bangsa, tulang punggung perubahan bangsa di masa depan. Namun sayangnya masih banyak anak Indonesia yang belum memperoleh kesempatan untuk belajar di sekolah formal. Masih banyak anak Indonesia yang harus banting tulang demi menghidupi keluarganya. Tawa canda dan riuh suara anak-anak yang sedang bermain sepak bola menyeruak saat kami datang. Dengan ramah mereka menyambut kedatangan kami. Setelah menenyakan maksud kedatangan kami, mereka pun membawa kami menemui Andri, seorang pengurus yang sekaligus masih menjadi murid yayasan ini. Tempat ini bernama Sanggar Anak Akar, sebuah komunitas yang awalnya adalah biro advokasi anak di bawah bendera Institut Sosial Jakarta (ISJ). Pada mulanya Sanggar Anak Akar tidak secara khusus memberikan pendidikan bagi anak-anak yang terpinggirkan hak-haknya. Sampaipada akhirnya, Uwa (panggilan akrab Ibe Karyanto, salah satu pendiri Sanggar Anak Akar) memandang pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Anak adalah masa depan bangsa, tulang punggung perubahan bangsa di masa depan. Sayang masih banyak anak Indonesia yang belum memperoleh kesempatan untuk belajar di sekolah formal. Masih banyak anak Indonesia yang harus banting tulang demi menghidupi keluarganya. Anak-anak berada di jalan dan bekerja menjadi pemandangan biasa di negeri kita dan tidak pernah menjadi masalah prioritas yang harusnya diselesaikan pemerintah. Banyak orang beranggapan bahwa pendidikan adalah

26

belajar banyak materi di sebuah tempat yang bernama sekolah. Ada guru dan murid, ada nilai dengan huruf dan angka-angka, ada aturan-aturan ketat yang banyak membuat siswa belajar menjadi jenuh dan cenderung malas. Pendidikan di Indonesia lebih terlihat monolog, tidak ada interaksi emosional antara guru dan murid, tidak ada perdebatan ilmiah yang mengarahkan siswa menjadi kritis dan berfikir tajam dalam menerima materi-materi pelajaran. Metode pendidikan macam ini yang membuat kita tertinggal di banding negeri tetangga, yang sebelumnya belajar di negeri kita. Beda dengan yang dilakukan Sanggar Anak Akar. Metode yang dilakukan di sini tidak seperti di sekolah formal pada umumnya. Metode yang diterapkan bersifat dialogis, artinya bagaimana mengajak anak belajar sambil bermain dengan pendekatan emosional yang mengarahkan anak pada halhal yang disukainya. Di Sanggar Anak Akar anak diberikan beberapa pilihan materi sesuai dengan minatnya, tanpa paksaan untuk belajar hal-hal yang tidak disukai. Anak diajarkan untuk terlibat dalam pemilihan materi sesuai dengan kebutuhannya. Sanggar Anak Akar memang tidak seperti sekolah formal pada umumnya, ada ruangan kelas, ada kursi dan meja ada guru yang mengajar di depan kelas. Di sini anak bebas untuk berekspresi, dan belajar lebih santai. Mereka boleh duduk


lesehan, atau tengkurap sekalipun. Di tempat ini tak ada sangsi ketat seperti di sekolah pada umumnya, jadi saat anak melakukan kesalahan yang ada adalah kewajiban mereka untuk membuat karya, membaca buku dan mengurusi hal yang bersifat domestik (memasak, bersih-bersih). Untuk mereka yang mendapat sangsi membaca buku, mereka di wajibkan membuat resume dan menceritakan pada teman-temannya yang lain. Yang terpenting di tempat ini adalah partisipasi dan minat anak dalam menggunakan haknya. Tidak ada paksaan untuk anak mengikuti materi yang diberikan, untuk anak yang baru ikut biasanya masuk dalam tingkatan madya. Sementara untuk naik ke tingkat berikutnya, anak harus bisa mempresentasikan kebisaannya atau keahliannya di depan kelas pada malam apresiasi yang diadakan satu tahun sekali. Buat mereka yang sulit menerima materi, mereka diberikan tanggung jawab untuk mengurus hal-hal yang mencakup kerja-kerja rumah tangga. Hal tersulit yang diberlakukan di tempat ini adalah masalah disiplin, anak yang terbiasa hidup di jalan memang terbiasa dengan kehidupan bebas sehingga agak lama untuk menerima aturan-aturan yang mendisiplinkan mereka. Materi yang diberikan di sini lebih bersifat pada keterampilan. Untuk mereka yang menyukai musik, mereka diajarkan semua jenis musik dari musik klasik hingga musik popular. Materi wajib yang harus di ikuti semua anak di Sanggar Anak Akar adalah Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Materi lainnya berhubungan dengan keterampilan seperti Musik, Lukis, Patung dan Kerajinan tangan. Semua anak yang tinggal di tempat ini menikmati materi-materi yang diberikan. Soal waktu mereka yang menentukan sendiri. Mereka yang masih mengeyam pendidikan formal bisa datang setelah sekolah usai. Mereka yang tidak sekolah formal dan harus mengamen diarahkan untuk belajar membagi waktu mereka, dan tidak di paksakan untuk harus terus mencari uang, karena itu bukan tugas mereka. Lain halnya kalau mereka bekerja sekedar untuk uang jajan. 60% penghuni Sanggar Anak Akar masih mengeyam pendidikan formal, sisanya adalah mereka yang terpaksa bekerja karena kondisi ekonomi keluarga. Setiap hari Sanggar Anak Akar harus memberi makan dan fasilitas lain untuk 60 orang anak yang tinggal. Batasan usia untuk bisa tinggal adalah hingga usia 17 tahun, atau mereka bisa memberikan pengetahuannya kepada adik-adik di bawahnya sebagai pendamping. Saat ini Sanggar Anak Akar memiliki lingkaranlingkaran kecil di daerah yang terkena banjir beberapa waktu lalu, dan di daerah Ganti Warno – Klaten bekas lokasi gempa. Mereka berjuang secara kolektif menghidupi sanggar ini, tak ada bantuan dari pemerintah atau pihak swasta manpun. Sanggar yang terletak di jalan Inspeksi Saluran Jatiluhur, Gudang Seng, Jakarta Timur tetap berdiri tegap demi pencerdasan kehidupan bangsa.

Bagaimana memilih pendidikan untuk anak kita Banyak pilihan bagi orang tua untuk alternatif pendidikan non formal, mulai dari les musik, melukis dan bidang keterampilan lainnya. Namun sangatlah bijak jika orang tua juga memperhatikan hak anak. Anak yang dipaksa untuk mengikuti

27

www.KabariNews.com


beberapa bidang pendidikan non formal yang tidak di sukainya, cenderung menjadi jenuh dan berdampak pada perkembangan psikologinya. Pelajaran pertama yang dibutuhkan seorang anak adalah menyelaraskan pemikiran, perkataan, dan tindakannya. Segala hal dalam kehidupan ini, lahir-batin, luardalam saling bereaksi. Oleh karena itu, sedikit pengetahuan tentang nada dan irama penting di awal pendidikan anak. Anak harus diajari unsurunsur musik mengenai pola titi nada yang akan menghubungkannya dengan teman-teman, dengan orang-orang yang belum ia kenal, dengan orang tuanya, ketika bermain atau berada di satu meja yang sama; dalam kondisi yang bervariasi ia harus bisa merasakan pola titi nada berbeda. Anak harus diajari bagaimana membuat pilihan kata-kata saat berbicara kepada orang-orang yang berlainan, kepada orang asing, kepada teman-temannya, kepada pelayan dirumah, membuat suara lebih keras atau lebih lembut harus dilakukan dengan pemahaman. Seorang anak harus diajari untuk berbicara dan bertindak sesuai dengan kondisi yang berlaku pada saat itu. Tertawa pada saatnya tertawa, serius pada saat keseriusan dibutuhkan. Dalam segala hal yang dilakukannya, ia harus mempertimbangkan dan memikirkan kondisi yang ada. Pikiran anak lebih aktif daripada orang dewasa, untuk dua alasan. Yang pertama, pikiran anak tumbuh dengan energi yang besar, yang membuatnya aktif selama masa pertumbuhannya, karena itu anak selalu tidak tenang baik dalam pikiran maupun dalam tindakan. Seorang anak di satu ruangan dapat membuat orang merasa ada seratus anak di sana. Anak tidak pernah diam, ia senang menggunakan mental dan energi fisiknya dengan berbagai cara sepanjang waktu. Untuk menjadi perhatian agar pendidikan untuk anakanak harus dipertimbangkan dari lima sudut pandang yang berbeda: fisik, mental, moral, sosial, dan spiritual. Jika satu sisi berkembang dan sisi lainnya tidak, secara alami anak akan menunjukkan beberapa kekurangan dalam perkembangannya. Dengan demikian, pemerintah sudah pasti bertanggung jawab atas pendidikan bagi masyarakat. Pendidikan ini harus disusun sedemikian rupa sehingga baik orang miskin maupun kaya memiliki kesempatan yang sama dalam sebuah pembelajaran yang terdiri dari lima aspek pendidikan yang disebut di atas. Ketika pembelajaran ini selesai, anak-anak bisa mengambil profesi apapun yang

28

mereka sukai. Jika mereka menginginkan pendidikan lebih lanjut mereka bisa mendapatkannya dengan harta mereka sendiri jika mereka mampu (atau bantuan pendidikan yang bisa didapatkan dari pemerintah). Namun pendidikan yang penting harus diberikan kepada setiap anak oleh masyarakat. Pembelajaran pendidikan bisa diringkas dan dibuat menjadi pembelajaran pendidikan umum; anak tidak hanya harus diajari untuk membaca dan menulis, tapi juga untuk memiliki sebuah gagasan serba bisa dalam hidup dan bagaimana menjalani hidup yang paling baik baginya. Pendidikan fisik dapat diberikan, bahkan sejak bayi, dengan bantuan musik. Seseorang bayi harus diusahakan untuk menggerakkan tangan dan kakinya ke atas dan ke bawah, dan saat ia tumbuh ia harus diajari untuk melakukannya secara ritmik. Ketika anak tumbuh, saat ia dapat menari dan memainkan beberapa permainan yang berbeda, gerak badan harus diajarkan. Dengan cara seperti ini anak-anak akan diuntungkan, mereka tidak merasa bosan dan menganggap ini sebagai rekreasi. Di samping itu, makanan yang bersih dan bergizi diperlukan oleh anak saat ia tumbuh. Ia juga harus mendapatkan waktu tidur yang sesuai dengan kebutuhan setiap anak. Bersamaan dengan itu, harus ada waktu yang dipakai untuk beristirahat, dan harus dilakukan dengan cara tertentu sehingga anak yang cendrung untuk selalu aktif akan merasa senang melakukan istirahat. Bagaikan tanaman yang sedang tumbuh, tidak hanya makanan jasmani yang anak perlukan tapi juga makanan rohani. Makanan rohani yang paling baik adalah dengan mencintai anak dan membalas cintanya. Ia juga harus diajari keseimbangan, untuk menjaga agar emosinya selalu ada dalam batas dan wilayah tertentu. Anak harus diajari menggunakan kasih sayang melalui ungkapan yang manis dalam pemikiran, ucapan, dan tindakannya. Pemberian cinta yang salah akan merusak anak sehingga ia bersifat kasar, sombong, dan acuh tak acuh. Kita tidak boleh berlebihan dalam menunjukkan cinta kita kepada anak-anak. Anak harus belajar untuk mengenal hubungan dan kewajibannya terhadap semua yang ada disekelilingnya. Kita harus membiarkan ia tahu apa yang diharapkan ayah, ibu, saudara perempuan, dan saudara laki-lakinya dari dirinya; karena mengenal hubungan satu sama lain merupakan tanda karakter manusia yang tidak ada pada binatang. Anak harus mengetahui bahwa ia bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya, bukan hanya kepada teman-temannya, tapi juga kepada seseorang yang melihatnya dengan terus menerus; bahwa sesulit apa pun keadilan yang ditegakkan di dunia, nanti ada saat dan tempat di mana keseimbangan keadilan akan menyeimbangkan segalanya. Kematian hanyalah sebuah jembatan yang harus dilalui setiap jiwa dari satu lingkungan ke lingkungan lainnya. Anak harus dikenalkan dan di dekatkan pada sang pencipta alam semesta dan isinya yaitu Tuhan Yang Maha Esa. (alfan)


29


Dilahirkan dengan keterbatasan penglihatan tidak membuat Tolhas Damanik Coba pupus semangat. Keinginannya mencapai pendidikan tinggi membuat semangatnya terus berkobar.

Semuanya kemudian dibuktikan dengan diperolehnya beasiswa dari Ford Foundation untuk jenjang pendidikan strata 2 (S2). “Beasiswa ini juga merupakan hadiah untuk penyandang tuna netra lainnya,” kata Tolhas kepada kabari. Dorongan dan keinginan orangtua agar Tolhas mendapatkan pendidikan layak yang membuatnya memperoleh beasiswa. Di samping pada saat itu belum ada sekolah luar biasa di Bangka Belitung. Ketika itu, Tolhas harus mengikuti pendidikan di sekolah umum, namun pihak sekolah hanya menerimanya sebagai siswa bermain. Di luar keterbatasannya, ternyata Tolhas memiliki prestasi yang baik sehingga ia dapat menyelesaikannya hingga lulus SMP. Setelah selesai sekolah menengah pertama, ia terpaksa harus mencari SMA, karena pihak

Beasiswa buat Tolhas yang Tuna Netra, Hadiah yang Tak Pernah Terbayangkan “Saya terdiskriminasi sehingga saya di drop out dari sekolah itu,”

30

sekolah hanya mempunyai fasilitas untuk TK, SD, dan SMP. Ia kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas umum. Namun disadarinya kemudian, Tolhas mengalami diskriminasi di sekolah umum. Beberapa siswa memandangnya sebelah mata dan merasa iri karena prestasinya. “Saya terdiskriminasi sehingga saya di drop out dari sekolah itu,” katanya. Dengan alasan memeriksakan mata, Tolhas dan keluarga memutuskan untuk ke Jakarta. Namun pihak dokter yang menanganinya tidak dapat menjamin matanya bisa disembuhkan. Vonis dokter tersebut tidak membuat Tolhas patah semangat. Ketika ada yang menyarankan untuk mengikuti ujian persamaan, Tolhas pun melakukannya dan berikutnya adalah mengikuti UMPTN, seleksi untuk masuk perguruan tinggi. “Itu suatu hal yang tidak pernah terpikir bagi saya, dan mana mungkin sampai bisa ke arah sana, tapi saya dapat melanjutkan sekolah di Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta), jurusan bimbingan konseling,” katanya. Setelah itu, Tolhas pun bergabung dengan Yayasan Mitra Netra yang merupakan awal bergabungnya dengan komunitas tuna netra lainnya. “Di situ saya sebagai konsulat, yang pada awalnya misi dari yayasan itu sendiri dan pribadi, yaitu menciptakan pendidikan inklusif, yang ingin mewujudkan agar tuna netra juga bisa mendapat pendidikan yang sama dengan yang lain,” ungkapnya. Tolhas pun bercerita, dari dulu yang dicita-citakannya adalah bagaimana bisa belajar. “Walaupun jalannya tidak mulus, selama masih ada kesempatan kenapa tidak,” katanya. Semuanya ia buktikan ketika memperoleh beasiswa Ford Foundation. Pada Juni tahun ini Tolhas berangkat ke negeri Paman Sam. (pipit)


31

www.KabariNews.com


abari: kisah

May Vigil Remembrance – 9 tahun Tragedi Mei

Aling Terharu Memandang Walau tidak mengenal season, Aling (nama samaran) sudah hafal benar suasana musim semi bulan Mei di San Francisco. Pagi-pagi mentari sudah bersinar menghangatkan orangorang yang bergegas naik MUNI (angkutan kota) masuk kantor. Bersamaan dengan itu, anginpun bertiup keras memaksa Aling mengenakan jaket tebal, beanie, kadang scarf. Hangatnya matahari seolah mengalah pasrah dengan hembusan angin kencang yang sesekali berasa dingi menusuk tulang. Suasana campur-baur ini seakan seirama dengan mood Aling setiap mendekati pertengahan Mei. Aling berusaha melangkahkan kaki buru-buru mencapai gedung tinggi perkantoran di downtown San Francisco. Tetapi, setiap kali matanya menatap kaca-kaca pencakar langit, wanita Tionghoa yang pernah berkantor di Jakarta tahun 1998 ini merasakan sesuatu yang aneh. Dalam alam bawah sadarnya, dia sekonyong-konyong melihat kaca-kaca pecah berlubang diterjang batu. Dia seolah melihat bara ruko-ruko terbakar. Hidungnyapun seperti mengendus bau hangus sisa kebakaran. Telinganya tergiang-ngiang memutar kembali suara derap sepatu pasukan huru-hara, bunyi tembakan, yell-yell “reformasi”, juga teriakan massa menyuarakan anti etnis tertentu. Setiap saat rasa aneh itu menyerang, Aling mencubit tangannya, menggigit lidahnya sendiri, sembari meyakinkan bahwa itu hanya mimpi buruk masa lalu yang ingin dikuburnya dalam-dalam.

Memar psikis si Aling ini tidak serta merta hilang ditelan zaman. Efek trauma yang kasat mata bisa jadi lebih dahsyat, dibanding kerugian harta benda yang bisa dikalkulasi dengan sipoa. Sayangnya, banyak yang menganggapnya sepele dan mengada-ada. Aling terbilang hoki karena bisa mengatasi masalahnya sendiri. Dia masih ingat dulu ada satu dua temannya dari Jakarta yang stress berat, turun berat badannya, sering bermimpi buruk, berkeringat dingin, bahkan mual-mual tanpa alasan. Dia juga ingat temannya, Aka (samaran), pengusaha komputer di Glodok yang tokonya terbakar rata dengan tanah dan memilih hidup tenang di Bay Area. Kuatir akan keselamatan dirinya, Aling meninggalkan segalanya di Indonesia di tahun 1999. Dengan sedih dan berat hati, ia tinggalkan keluarga, teman-teman dekat, rumah, mobil dan pekerjaan bagusnya di Jakarta. Buat Aling, “Peace of mind” adalah segalanya. Aling memi-lih terbang ke Amerika karena itu satu-satunya visa yang ada di paspornya. Akhirnya Aling meminta suaka di negeri adidaya ini. Pengalaman minta asylum ini sungguh memedihkan. Dari kemapanan masuk ke penantian seolah tanpa kepastian. Tak seorangpun di dunia ini punya cita-cita untuk meminta suaka dan menjadi exile di negara orang. Singkat kata, Aling mendapatkan klaim suakanya dan bisa tinggal seterusnya di negeri Paman Sam ini.

Tak seorangpun di dunia ini punya cita-cita untuk meminta suaka dan menjadi exile di negara orang.

Ingatan horor kejadian Mei 1998 itu memang susah terhapus dalam memori Aling. 14 Mei 1998 adalah hari ulang tahun yang batal dirayakannya. Selama 3 hari 2 malam, gadis amoy ini “tersekap” dalam cubicle yang lampunya sengaja digelapkan di belantara perkantoran tinggi Jakarta, bersama beberapa teman. Satu kole-ganya berkulit gelap turut menemaninya. Radio Sonora terus menyala. Suaranya pelan, tetapi jelas mengabarkan keadaan ibukota. Dia terpaksa membunyikan diri karena rasa takut akan keselamatan nyawanya, lantaran berkulit terang bermata sipit. Hari-hari itu memang sedang terjadi rusuh besar yang meluluhlantakkan Jakarta. Seperti terungkap kemudian, banyak korban berkulit gelap dan terang yang berjatuhan. Bahkan, terjadi pe-lecehan serta kekerasan seksual terhadap perempuanperempuan seperti Aling. Begitu kegentingan mereda, Aling mengenakan kerudung untuk menutupi wajahnya saat kabur, pulang ke rumahnya.

32

Tanpa terasa, lift di gedung tinggi itu terbuka sudah, langkah kaki mengantarkan Aling di meja kerjanya. Ada 20 menit sebelum dia mulai kerja. Pikirannya masih terpaku dengan bayangan masa lalunya. Selama hampir sembilan tahun ini, Aling cuma melihat perkembangan negara lamanya lewat internet. Dia tidak merasakan langsung euphoria, hingar bingar kegirangan kaum Tionghoa merayakan Imlek secara terbuka sejak zaman Gus Dur. Dia tersenyum waktu orang berkulit gelap dan terang pada belajar bahasa Mandarin. Barongsai dimainkan dan dilombakan banyak orang secara bebas. Bahkan, kabarnya, orang Tionghoa sudah tidak perlu susah-susah lagi mengurus katepe, paspor, apalagi SBKRI. Buat Aling, semua itu terkesan surreal. Waktu Capgomekan lalu, Aling sempat menonton kontes anak bergaun Che-ongsam di San Francisco. Ini kali pertama Aling mera-yakan Imlek bersama sesama kawan Indonesia di kota ini. Anaknya lucu-lucu. Tanpa berkedip Aling meman-


dangi Cheongsam merah. Seketika dia mengingat masa kecilnya. Meskipun dibesarkan dalam keluarga Tionghoa, Aling tidak pernah sekalipun mengenakan cheongsam, ekspresi budaya leluhurnya. Apalagi, berbahasa Mandarin. Terlarang dan serasa “salah” menjadi “Cina”. Seumur hidupnya, Aling selalu merayakan Imlek dengan keluarga dengan pintu tertutup rapat. Tiba-tiba mata Aling basah, sedikit sembab. Sedih sekali rasanya.

Aling merasa Tuhan menangis karena Anda dan saya tidak cukup banyak berbuat agar keadilan terjadi di Indonesia. Betapapun lirihnya, biarlah suara nurani itu terus terdengar di Indonesia. Kebencian memang memenjarakan. Cinta dan maaf itu membebaskan.

Sejurus kemudian, Aling masih sempat menyeduh secangkir Nescafe sebelum memulai harinya. Dari balik kaca pencakar langit tempatnya bekerja, pandangannya menerawang angkasa, menembus samudra Pasifik, merindukan Indonesia. Aling tahu mukanya tetap amoy, tapi hatinya masih cinta Indonesia. 14 Mei sebentar lagi akan tiba. Hati Aling masih berduka karena semua pihak yang bertanggung jawab terhadap huru-hara 1998 dan lain sebagainya dibiarkan lalu saja. Kadang, dia memimpikan Ubuntu, yakni secara ksatria mengaku salah dan saling memaafkan di Afrika Selatan seperti di film Samuel L. Jackson “In my Country”.

Masih menghirup kopi hangatnya, Aling memejam, mencucurkan air mata seraya berdoa, meratapi kapan gerangan keadilan itu akan tiba. Dalam doanya, Aling terperanjat luar biasa. Karena Aling melihat, Tuhan pun turut menangis bersamanya. Masih ada orang serupa Aling di Amerika. Aling merasa Tuhan menangis karena Anda dan saya tidak cukup banyak berbuat agar keadilan terjadi di Indonesia. Betapapun lirihnya, biarlah suara nurani itu terus terdengar di Indonesia. Kebencian memang memenjarakan. Cinta dan maaf itu membebaskan. Pitamagenta

33

www.KabariNews.com

kabari: #3, may 2007 |

33


abari: kisah

Benny Wiryawan, AMERIKA adalah impian. Tidak sedikit orang ingin hidup di Amerika dan berupaya masuk ke negeri ini dengan berbagai cara. Mereka, para imigran ini juga masih terus menimbulkan pro dan kontra. Masih banyak orang di Amerika yang menentang keberadaan imigran, terutama imigran gelap. Para imigran ini bahkan dituding telah mencuri ribuan lowongan kerja di negara yang punya filsafat free speech itu. Namun di lain pihak, tidak sedikit pula orang yang mendukung keberadaan mereka. Menurut para pendukung, hanya imigran gelap yang mau dibayar murah dan mau bekerja kasar seperti cuci piring di restoran atau pembersih toilet di kantor. Tanpa mereka, bisnisbisnis di seluruh Amerika tidak bisa beroperasi sama sekali atau lumpuh. Satu di antara yang mau menjadi pembersih toilet dan tukang cuci piring adalah Benny Wiryawan, pria Sunda Betawi berusia 31 tahun yang datang ke Amerika bukan sebagai imigran gelap. Saat ini, Benny, begitu dia biasa dipanggil, dikenal sebagai pengusaha dan memiliki dua toko dan dua stands di beberapa mal Bay Area. Tokonya bernama Allure Shoes

34

and Accessories yang berlokasi di Tanforan Shopping Center dan Serramonte Mall. Sedangkan stands-nya bernama Jewelry Box dan Hiphop Style yang bisa kita temukan di Serramonte Mall. Benny yang sudah tinggal di Bay Area sekitar sepuluh tahun ini selalu berpakaian rapi dan bertutur kata halus dan lembut. Benny boleh disebut sebagai orang yang rendah hati. Walaupun sudah memiliki rumah, mobil mewah, serta empat toko, sama sekali tidak ada kesan sombong dari pria sulung ini. Dan siapa menyangka, Benny memulai semuanya itu dengan “berprofesi� sebagai pembersih toilet. Sebelum menjadi orang yang sukses ia juga pernah menjadi pelayan restoran,

paperboy atau mengantar koran dari rumah ke rumah, serta berdagang kunci. Berikut obrolan Sabrina dari kabari dengan Benny: kabari (k): Apa yang membuat anda untuk merantau dan menetap di Amerika? Benny Wiryawan (BW): Pertama kali sebetulnya saya datang ke sini hanya untuk sekolah. Itu sekitar tahun 1997. Tapi karena waktu itu kita dilanda krismon (krisis moneter), jadinya orangtua saya tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolah saya. Jadi akhirnya saya memutuskan untuk kerja di Amerika, ya sampai sekarang ini. k: Menurut Anda tinggal di Indonesia tidak begitu memenuhi kebutuhan anda atau keluarga?


BW: Bukannya tidak memenuhi kebutuhan atau gimana ya, tapi karena situasi keuangan sudah tidak menentu pada waktu itu, jadi kayaknya tidak memungkinkan lagi untuk tinggal di Indonesia. Maka saya dan sekeluarga sepakat untuk pindah ke sini.

BW: Saya cukup puas dan senang sekali dengan hasil jerih payah saya selama ini. Tinggal di Amerika ini memang jauh lebih enak, tapi saya punya gol untuk membuka bisnis saya di Indonesia. Sebab dalam jangka panjang saya punya rencana untuk pulang ke Indonesia.

k: Tantangan apa saja yang Anda hadapi setelah memutuskan untuk tinggal dan bekerja di Amerika setelah krismon? BW: Tantangan cukup banyak, terutama izin tinggal. Karena sama sekali tidak gampang untuk tinggal di Amerika. Dengan melalui jalur-jalur yang ada akhirnya kita bisa menetap di sini.

k: Maksud Anda pensiun di Indonesia? BW: Bukan berarti pensiun juga, tapi jika saya sudah mencapai modal yang besar, saya ingin sekali untuk memutarkan modal itu di Jakarta, agar bisa mengulang kembali kesuksesan saya. Dan kalau semuanya tercapai dengan keadaan yang memungkinkan, saya akan meneruskan hidup di Jakarta sebab saya lebih condong untuk hidup di sana.

k: Apa komentar dari keluarga dan teman-teman di Indonesia tentang keputusan anda untuk mengadu nasib di negeri Paman Sam? BW: Dari keluarga sih tidak ada. Tapi banyak temanteman saya yang sedikit menentang dan merasa kehilangan. Mereka meyakinkan saya bahwa bukan di Amerika saja kita bisa meneruskan hidup, tapi di Indonesia juga ada banyak jalan untuk men-support kehidupan kita dan keluarga. Tapi entah kenapa saya lebih yakin dan mantap untuk mencoba untuk tinggal dan mengadu nasib di sini.

k: Sekarang mari kita bicarakan tentang bisnis Anda, boleh diperjelas lebih dalam bidang apa yang Anda geluti? BW: Bisnis saya bergerak dalam bidang retail. Produk yang saya tawarkan adalah aksesoris atau perhiasan, terutama untuk wanita. Termasuk gelang, kalung, anting, customized buckles (pembeli bisa memilih desain sendiri) buat ikat pinggang, dan bahkan grill atau gigi emas seperti para rapper, dan Pimp Cups (piala bling-bling). Nah, dua produk yang terakhir ini saya targetkan untuk para ABG yang suka bergaya hip-hop. Saya juga menjual sepatu dan tas.

k: Pendapat Anda tentang undang-undang imigrasi Amerika yang baru dikeluarkan, di mana orang-orang yang ilegal jika sudah tinggal di Amerika lebih dari lima tahun bisa melamar dan mendapatkan untuk Green Card. Menurut anda apakah itu fair bagi orang-orang yang legal dan punya dokumentasi yang lengkap tetapi sulit untuk mendapatkan permanent residents? BW: Untuk fair atau tidak fair sebenarnya saya tidak bisa bilang, karena situasi orang di Amerika itu berbeda. Cuma pada dasarnya, orang-orang yang datang ke Amerika itu tujuannya adalah untuk mengubah nasib. Lewat jalur mana sebetulnya urusan masing-masing. Urusan fair atau tidak fair saya serahkan ke pemerintah Amerika.

k: Sudah berapa lama Anda terjun di dunia aksesoris? BW: Sekitar dua tahunan dan alhamdulillah semuanya masih berjalan lancar.

k: Sudah lama Anda tinggal di Amerika, apa saja yang anda rindukan dari Indonesia? BW: Kangen banyak-lah ya, terutama makanan. Terus tempat-tempat nongkrong di Jakarta. Tahu sendirilah, orang di sini hidupnya begitu saja seperti robot, kerja, pulang, kerja, pulang. Sosialisasi saya kurang sekali di sini.

k: Sekarang ada berapa toko yang Anda miliki? BW: Semuanya ada empat, terdiri dari dua stand, satu untuk perhiasan dan satu lagi khusus ikat pinggang. Dua lagi adalah toko sepatu dan tas buat wanita.

k: Dengan banyaknya bencana alam dan tragedi pesawat atau kapal laut di Indonesia baru-baru ini, Anda merasa lega untuk menetap di Amerika dan tidak pernah pulang ke Indonesia? BW: Bencana alam dan tragedi bisa terjadi di manamana dan manusia tidak bisa menghindari dari hal itu, contohnya gempa bumi. Karena menurut saya semuanya itu tergantung sama yang di atas. Perasaan lega itu sama sekali tidak ada, kalau simpati ya tentu saja.

k: Apa inspirasi Anda untuk memulai bisnis ini? BW: Awalnya inspirasi saya untuk memulai bisnis adalah wanita. Wanita lebih tertarik memakai aksesoris daripada laki-laki dan saya melihat bahwa mereka itu tidak akan lepas dari dunia fesyen. Mereka berani mengeluarkan uang yang besar untuk belanja. Maka saya memilih berbisnis di bidang ini karena menurut saya potensinya besar. k: Apakah laki-laki bisa belanja di toko Anda? BW: Iya, saya sudah menaruh barang untuk pria di toko saya supaya mereka bisa belanja juga.

k: Sekarang ada berapa jumlah karyawan? BW: Ada enam orang dan semuanya orang Indonesia. Karena saya sendiri orang Indonesia yang tahu rasanya dan mengalami susahnya cari kerja di negeri orang. k: Pesan atau nasihat bagi para imigran-imigran dari Indonesia yang ingin sukses tinggal di Amerika? BW: Pesan saya untuk mereka adalah jangan terlalu berbuat yang macam-macam, apalagi yang berbau kriminal. Karena risikonya tinggi sekali kalau belum punya identitas yang belum jelas, bisa langsung dideportasi. Pokoknya yang pasti harus giat bekerja, terus berdoa, berpasrah kepada Tuhan, dan jangan putus asa. (sabrina fitranty)

k: Apakah Anda sudah puas dengan bisnis Anda yang terbilang cukup sukses? Ada angan-angan lain yang anda masih ingin raih demi masa depan anda dan keluarga?

35

imigrasi

Undang-Undang Imigrasi di Amerika? Pakailah Kabari sebagai Jembatan Informasi dengan beberapa Pengacara Imigrasi.

Imigrasi@KabariNews.com


abari: kisah

Rudi menuturkan bahwa tujuan utamanya hijrah ke Amerika adalah agar bisa membiayai kebutuhan keluarga. Biaya hidup di Jakarta mahal sekali. “Susah dan mahal sekali untuk membangun rumah di Jakarta, kita selalu tinggal di pondok mertua, kadang saya malu dan nggak enak nyusahin mereka.” Atas dukungan keluarga, awal tahun 2001 ia hijrah sendiri tanpa istri dan anak-anaknya ke New York dengan modal tabungan yang cukup, dan seorang kenalan rekan ayahnya. Walaupun sudah berusaha dengan keras, dia kurang beruntung mendapatkan pekerjaan di kota “Big Apple” ini. “Wah, di New York itu susah sekali untuk bekerja, maklumlah kotanya besar, walaupun lowongan pekerjaan banyak tapi saingannya juga banyak,” ujar pria berdarah Sunda dan Padang ini. Setelah sekitar empat bulan Rudi menetap di New York tanpa mendapatkan pekerjaan satu pun, ia memutuskan untuk hijrah ke kota lain. Untungnya sang istri, sebut saja Dewi, punya teman yang tinggal di San Francisco dan menyarankan Rudi untuk pindah ke kota yang terkenal dengan jembatan Golden Gate-nya itu. Akhirnya Rudi pindah ke San Francisco dan menumpang tinggal di tempat Bayu (nama samaran), temannya Dewi. Bayu yang bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran fast food di kawasan downtown San Francisco. Kebetulan saat itu ia berencana pulang ke Indonesia seminggu kemudian. Walhasil Rudi langsung bekerja di restoran itu dan mengambil alih apartemen Bayu. Rudi memulai dari bawah, dari menyapu lantai dan membersihkan piring, sampai menjadi kasir. Berkat kerja keras dan sifat yang jujur, dalam waktu yang cukup singkat, bosnya mempromosikan dia untuk menjadi asisten manajer. Gajinya pun ikut naik. Setelah punya tempat tinggal yang jelas dan pekerjaan sudah mantap, sekitar setahun kemudian Dewi dan anak-anak menyusul Rudi ke San Francisco. Dewi pun akhirnya bekerja sebagai kasir dan pelayan di restoran yang sama. Pada saat yang sama anak-anak mereka sudah memasuki usia sekolah dasar. Demi masa depan anak-anak,

36

Rudi dan Dewi, Kisah Impian Keluarga Imigran

Namanya Rudi dan dia meminta cukup panggil saja Rudi. Berusia 34 tahun, pria ini nekat merantau ke Amerika untuk mengadu nasib demi memperbaiki situasi keuangan keluarganya yang ada di Jakarta. pasangan Rudi dan Dewi memutuskan untuk pindah ke daerah East Bay. “Bukan apa-apa, karena kalau kita lihat, daerah rumah kita di San Francisco kurang bagus lingkungannya, dan juga tempat tinggal di East Bay jauh lebih murah,” ungkap wanita berusia 34 tahun ini. Untungnya kerja di restoran fast food itu mudah untuk pindahpindah, dan kebetulan bos mereka setuju untuk memindahkan mereka ke salah satu cabang di daerah East Bay. Sudah beberapa tahun lewat, sekarang pasangan Rudi dan Dewi serta anak-anak sudah merasakan betapa enaknya hidup teratur di Amerika ini. Dewi dengan mantap bilang, “Pokoknya hidup di Amerika itu bisa sukses asalkan kita punya kemauan yang besar, kerja keras, dan nggak gampang menyerah. Negara ini memang benar-benar the land of opportunity.” Rudi yang saat ini sudah menjadi manajer restoran menuturkan, “Tapi bagaimana pun juga rasa takut itu masih ada, karena kita ada di negeri orang, jadi kita harus ekstra hati-hati dengan segala tindakan atau segala macam yang menyangkut dengan hukum imigrasi Amerika.” Mereka juga sering sekali kangen dengan Indonesia. “Kami sudah tujuh tahun menetap di sini dan tidak

pernah pulang kampung, tiap Lebaran sudah pasti rindu keluarga besar di Indonesia,” ungkap Rudi. Jadi apa rencana mereka untuk tahun-tahun mendatang? Pasangan Rudi dan Dewi punya rencana pulang ke Indonesia. Dewi yang sekarang ini bekerja di bidang administrasi sebuah perusahaan grosir menuturkan, “Walaupun kita sekeluarga sudah merasa cukup puas dengan hidup di Amerika, kita masih punya impian untuk membangun rumah di Jakarta, makanya sekarang kita lagi gencar menabung.” Wanita sulung dan gampang tertawa ini pun mengaku sebenarnya ia dan suami masih cinta tanah air. Tambah Dewi, “Insya Allah dalam waktu sepuluh tahun impian kami tercapai untuk bisa membangun rumah serta membuka bisnis di Jakarta, kan enak tuh bisa bertemu kembali sama keluarga besar dan teman-teman yang sudah lama kita tinggal.” (sabrina fitranty)


kabari: jakarta

Easter Adventure DI EX Plaza Indonesia

Mungkin event Paskah menjadi hari yang paling ditunggutunggu oleh anak-anak. Ini tentu karena mereka bisa berkreativitas menghiasi telurtelur, main games, mewarnai, bernyanyi, bercanda bersama teman-teman seusia mereka. Nampak girangnya mereka itu terlihat di salah satu rangkaian acara yang diadakan oleh EX Plaza Indonesia dalam memperingati Paskah, yaitu “Easter Adventure” yang membuat anak-anak terlihat bahagia dengan dunianya. Bertempat di EX City Hall-Plaza Indonesia, pada 6 sampai 8 April 2007, petualangan seru untuk anak-anak ini dimulai tepat pada pukul 12 siang dan berlangsung hingga pukul 17.00. Easter egg hunt, hot egg, easter bunny, puppets show, air & craft menjadi permainan yang dihadirkan untuk anak-anak. Petualangan yang bertajuk fun educative ini nampaknya bisa membuat anak-anak nyaman dengan dunia mereka, Apapun bisa mereka lakukan di sini karena hall EX Plaza ini disulap dekorasinya seperti tempat bermain di taman kanak-kanak. Mereka tidak hanya bermain tapi juga diajarkan bagaimana menghias telur yang baik, mewarnai, dan membuat air craft. Pemandu dan motor acara ini adalah Lavina, perempuan cantik

yang juga senang anak-anak dan berprofesi sebagai pengajar di salah satu preschool di Jakarta. Ia yang menciptakan permainan-permainan tersebut, di antaranya hot egg hunt, yakni permainan mencari telur. Cara bermainnya sangat mudah. Anakanak yang menjadi peserta harus mencari telur yang setiap telurnya terdapat huruf-huruf dan mereka harus menemukan telur-telur tersebut sehingga membentuk kata easter. Siapa yang paling cepat menggabungkan huruf-huruf menjadi kata easter akan menjadi pemenang. “Permainan ini sengaja saya buat perorangan soalnya anakanak biasanya belum mengerti arti kerjasama, simple dan mudah,” aku Lavina yang sekaligus menjadi MC di acara ini. (kiky)

Launching Autumn Kamis 29 Maret 2007, tepat pada pukul 7 malam di Setia Budi building, Kuningan Jakarta Selatan, Autumn café yang terletak di lantai 2 kini hadir dengan suasana yang baru dan tempat yang berbeda. Berlokasi tidak jauh dengan tempat sebelumnya, café ini terlihat lebih besar. “Autumn yang sekarang lebih besar tempatnya dan kita juga berubah konsep“ aku mas Wira Ginting selaku Brand Manager Autumn Café. Café yang asyik buat nongkrong, bertemu klien, atau makan, ternyata sudah berdiri sejak

37

tahun 2004. Acara launching yang berlangsung hingga pukul 10 malam yang dipandu oleh Rissa Susmex membuat para pengunjung terhibur ditambah dengan performance Syaharani, dan Ecoutez, hadir pula DJ Taufan, DJ Leno dan DJ Windy. “Enak banget ya kalo buat nongkrong disini, selain makanannya enak, suasana cafenya juga bikin gw enjoy” aku jazz lover yang sekarang bergabung dengan Queen and the fire worknya. Seperti namanya Autumn, café ini dihadirkan untuk membuat para

pengunjungnya merasa nyaman dan rileks, serta adanya pelayanan yang ramah dari ke 26 pegawainya. Pasta, soup, lobster, wine, serta minuman lainnya bisa anda nikmati disini. Nampaknya acara launching ini nampak seperti party yang membuat tamu dan undangan betah berlama-lama di cafe ini. “Wah pokoknya gue seneng banget deh bisa jadi MC disini,” katanya. (kiky)


abari: profile

Anne Avantie

Desainer yang Bergelut dengan Nama Anne Avantie akhir-akhir ini mulai melambung. Di kalangan penggemar mode pemilik nama asli Sianne Avantie ini tak lagi asing. Ya dialah salah satu desainer yang menekuni kebaya sebagai basis desainnya. 38


Perjalanan karirnya sangatlah panjang. Karirnya diawali dengan membuat kostum tari yang kemudian berkembang menjadi desainer baju pesta sampai akhirnya memutuskan untuk fokus di dunia kebaya. Sejak masuk SMP, Anne memulai dengan menjual jepit rambut yang ternyata laku di kalangan siswi-siswi di tempatnya menuntut ilmu. Anne pun mencoba merambah ke dunia tata busana, yaitu dengan merancang kostum tari. Anne yang tertarik dengan dunia tari dan kesenian memutuskan untuk membuat kostum tari dan menyewakannya ke sanggar-sanggar tari. Sampai akhirnya rancangan-rancangan Anne cukup menarik perhatian dan ditawarkan untuk membuat baju pesta. Dari sanalah Anne mulai merancang baju pesta dan memutuskan untuk berkiblat ke dunia kebaya. Lahir pada 20 Mei 1954, Anne merupakan anak pertama Amie Indriati dan LM. Hari Alexander (almarhum). Ibu dari tiga orang anak ini telah berkecimpung di dunia mode selama 16 tahun. Waktu yang cukup lama dan kini Anne adalah salah satu desainer kebaya yang paling dicari. Citra rancangan busananya terkesan mewah dan glamor. Aliran etnik kontemporer menjadi ciri khas Anne Avantie untuk rancangan-rancangannya. Seluruh rancangannya diadaptasi dari budaya Indonesia. Anne selalu berusaha menampilkan ciri khas Indonesia ke setiap rancangannya. Rancangan Anne, terkesan unik karena Anne menyatukan unsur tradisional dan modern. Rancangan Anne banyak dipakai oleh artis-artis dan orang-orang terkenal. Bahkan akhir-akhir ini kebayanya sering dipakai dalam pemilihan Miss Universe. Sesuatu yang amat membanggakan melihat rancangannya dipertontonkan ke seluruh dunia. Hal ini merupakan prestasi tersendiri buat Anne. Padahal Anne sendiri mengaku tidak mengikuti pendidikan formal untuk merancang busana. Anne belajar secara otodidak dalam menjahit dan merancang busananya. Walaupun rancangannya banyak diminati oleh orangorang ibukota, Anne tetap konsisten untuk tetap tinggal di Semarang, kota yang mengangkat namanya. Sehingga Anne seringkali harus bolak-balik Semarang-Jakarta karena keteguhan hatinya untuk setia menetap di Semarang.

Kok Semarang? „Ya karena saya harus menolong anak-anak cacat pengidap hydrocephalus (dimana terjadi pembesaran kepala akibat penimbunan cairan otak),“ ujar nya kepada KABARI. Ya, selama ini selain sebagai desainer, Anne juga dikenal sebagai penggiat sosial. Uang hasil jerih payahnya sering disumbangkan untuk kegiatan sosial. Contohnya, dari peragaan anniversary ke-15 yang terselenggara tahun lalu, dana yang dikumpulkan ia pakai untuk membeli sebuah mobil jenis ambulans, untuk memudahkan antar-jemput penderita yang perlu perawatan pra dan pasca operasi. Agar perjalanan karirnya bisa dibaca orang, Anne menerbitkan buku berjudul „Aku, Anugerah & Kebaya.“ Dalam buku ini sosok Anne digambarkan sebagai istri, perancang busana, public figure, sekaligus aktivis kemanusiaan. Seperti pepatah Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya, Intan Avantie, anak sulung dari Anne kini mengikuti jejak ibundanya. (chika)

39


kabari: butik

Model: Marini, Widyawati, Rima Melati | Photo: Robby Agus | Make Up: Andianto

40


Model: Luna Maya | Photo: Davi Linggar | Make Up: Andianto

Model: Sarita | Photo: Pinky Mirror | Make Up: Andianto

41

Model: Nadine Chandrawinata | Photo: Darwis Triady Make Up: Mustika Ratu

Model: Selma Abidin | Photo: Pinky Mirror Make Up: Andianto


abari: khusus

Apa Kata Artis Tentang Hari Kartini (Emansipasi Wanita)

Nadine Chandrawinata (22 tahun, model, mantan Puteri Indonesia 2003)

Titik Puspa (69 tahun, penyanyi)

“Semua wanita mempunyai hati dan kewajiban yang sama, apa yangharus dilakukan, lakukanlah ekarang. Terimakasih Kartini atas perjuanganmu”

Tika Panggabean (36 tahun, personil Project Pop)

“Perempuan sekarang luang lingkupnyasudahsemakinmeluas, kesempatanuntukmengekspresikan diri itu berkat Ibu Kartini yang sudahmenghapuskandiskriminasi antar pria dan wanita”

“Kartini kayaknya identik sama pawai soalnya waktu kecil gue ngerayain kartini dengan memakai kebaya”

Roy Marten (55 tahun, aktor)

“Wanita mempunyai kodratnya untuk melahirkan,sedangkan laki-lakisebagaikepala keluarga, saya rasa emansipasiwanitasudah maju tetapi didalam rumah tangga wanita berada di bawah suami”

42

Iis Dahlia (penyanyi dangdut)

“Wanita sekarang sudah maju, terimakasih untuk Kartini, tapi setinggi-tingginya wanita kalau sampai dirumah tetap dibawah suami”


Raden Ajeng Kartini adalah perempuan Indonesia (Hindia Belanda ketika itu) yang nyaring meneriakkan emansipasi. Lewat bukunya,

“Door Duistermis tox Licht” atau “Habis Gelap Terbitlah Terang”, Kartini menyuarakan kemarahannya atas penindasan yang dilakukan terhadap kaum perempuan. Hasilnya, ribuan dan bahkan jutaan perempuan Indonesia bisa lepas dari kungkungan –antara lain kungkungan budaya- dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan laki-laki. Christina Endah S adalah salah satunya. Christina memilih “jalur” yang boleh dikatakan keras, yakni menjadi pramudi (sebutan untuk pengemudi) di Trans Jakarta. Trans Jakarta adalah bus umum di Jakarta dengan jalur khusus yang menjadi salah satu program Gubernur Sutiyoso untuk mengurangi kemacetan. Saat ini terdapat delapan jalur busway, yakni jalur khusus untuk Trans Jakarta, di antaranya jalur Blok M-Kota, Kampung RambutanKampung Melayu, Kampung Melayu-Ancol, dan Blok MPulogadung yang lumayan tidak terkena macet. Christina menjadi pramudi Trans Jakarta sejak tiga tahun lalu. Statusnya yang single parent juga tidak menghalanginya untuk mencari nafkah buat putra semata wayangnya dengan menjadi pengemudi. Kepada kabari Christina bercerita, semuanya berawal dari ketertarikannya mengemudi mobil. Perempuan kelahiran Jakarta, 28 Desember 1966 ini lalu ingin melamar pekerjaan yang bisa dibilang suatu tantangan bagi perempuan, yakni

43

Christina Endah S, Kartini Perkasa di Atas Trans Jakarta menjadi pengemudi bus umum. Maka ketika ada lowongan di Trans Jakarta, Christina pun mencobanya dan setelah melalui berbagai proses, dia pun diterima. Christina saat ini ditugaskan untuk Jalur I, yakni Blok M-Kota pp. “Pertama kali saya melamar sempat nggak pede (dari kata PD, percaya diri) melihat pramudipramudi lainnya. Apalagi dengan penampilan mereka yang ok, kayaknya gak mungkinlah saya diterima. Tapi syukurnya saya diterima juga,” katanya. Beberapa tes yang dijalani selama satu bulan adalah psikotes, tes narkoba, pengetahuan umum. Christina juga menjalani beberapa pelatihan seperti mengemudikan bus di jalur busway, menaikkan dan menurunkan penumpang, membuka dan menutup pintu. “Awalnya saya belum terbiasa bahkan kaku, tetapi setelah terbiasa dan menyesuaikan diri semuanya bisa diatasi dengan baik,” katanya soal pengalaman pertama dalam menjalani profesinya. Sebagai pramudi, Christina harus berpenampilan rapi, yakni menggunakan jas hitam, kemeja putih, dasi hitam, dan sepatu hitam. Ada kalanya, Christina harus bangun pukul 02.00 pagi jika mendapat giliran masuk pagi. Tugasnya sampai pukul 13.00.

Setelah itu ia langsung pulang dan menghabiskan waktu bersama anak satu-satunya. “Seperti inilah kehidupan saya sehari-hari, pulang kerja jam satu siang langsung ngumpul bareng keluarga,” tutur Christina. Selama menjadi pramudi tentu ada saja gangguan yang mungkin dihadapi, di antaranya laki-laki usil. Semua itu bisa diatasi Christina. “Kalau kejadian seperti itu sih nggak heran, kita tanggapi dengan biasa saja, jangan kalau mereka usil kita balas dengan tindakan marah-marah justru akan membuat keadaan kacau, saya menanggapinya biasa saja,” katanya. Tentu saja bukan hanya itu, pengalaman baik justru kerap terjadi. Hal itu dialami Christina ketika suatu hari menerima oleholeh berupa roti dari seorang penumpangnya, seorang ibu yang mengaku suka dengan caranya mengemudi. Soal penghasilannya, Christina tidak mau menyebutkannya, namun yang jelas cukup dan layak untuk diri dan anaknya. Yang tidak banyak diketahui orang, sebelum bekerja di Trans Jakarta, Christina pernah bermain di beberapa sinetron. Namun menjadi pengemudi di Trans Jakarta dianggapnya lebih mengasyikkan.(kiki)


abari: khusus

Seung Cho,

Gun Control Dan Prop H Nama Seung Cho, putra imigran di Amerika asal Korea Selatan, tiba-tiba saja diberitakan media massa. Dalam waktu singkat, FBI segera mengungkap bahwa pria yang juga dipanggil Cho Seung-Hui ini adalah pembunuh massal 32 orang dan kemudian melukai sedikitnya 29 individu dalam kejadian “Pembataian Viriginia Tech� pada 16 April 2007 lalu di Blacksburg, Virginia, Amerika Serikat. Mahasiswa Sastra Inggris berusia 23 tahun ini bunuh diri segera setelah pihak berwajib mendobrak pintu gedung, dimana dia melakukan penembakan massal terhadap 30 korban dan mencederai banyak orang. Dua korban sebelumnya dihabisi dalam asrama mahasiswa. Berita besar ini langsung saja menghiasi berbagai pemberitaan di Indonesia. Ini terutama karena salah satu korban adalah mahasiswa S3 Teknik Sipil di VT asal Indonesia, Partahi Mamora Halomoan Lombantoruan. Bung Mamora, 34 tahun, langsung tewas diterjang peluru dalam aksi keganasan ini. Pembataian massal oleh Seung Cho ini dianggap sebagai tragedi nasional di Amerika Serikat dan menewaskan paling banyak korban. President Bush bahkan meminta warganya untuk menurunkan bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung nasional. Pembataian Virginia Tech ini segera saja memicu perdebatan nasional di Amerika Serikat tentang pemakaian senjata api. Adu pendapat secara nasional ini bisa jadi akan berlangsung seru. Umum mengenalnya dengan perdebatan antara Gun Rights (Hak kepemilikan Senjata Api) dan Gun Control (Kontrol pemakaian Senjata Api). Kelompok yang bersikeras memperjuangkan kepemilikan senjata api biasanya berdalih dengan menggunakan Amendemen ke-2 Konstitusi Amerika Serikat. Inti perundangan itu pada dasarnya menjamin hak individu untuk memiliki dan menyimpan senjata api. Pendukung Gun Rights umumnya dipimpin oleh National Rifle Association, perkumpulan senapan nasional. Mereka berpendapat bahwa pembatasan pemilikan senjata api melanggar hak konstitusioal warga negara yang patuh hukum. Kontrol senjata api, masih menurut NRA, tidak menurunkan tingkat kriminalitas. Bahkan background check sebelum pembelian senjata api dalam pameran senjata api dicurigai sebagai cara untuk menghentikan pameran ini. Keberadaan NRA dikritik habis oleh Michael Moore dalam filem dokumenter yang menang Academy Award di tahun 2002, “Bowling for Columbine�. Ditengarai bahwa asosiasi dengan lobbying kuat dengan dana besar di Congress inilah yang selalu memenangkan suara dalam soal kepemilikan senjata. Kelompok yang berhadapan dengan suporter Gun Rights adalah grup Gun Control. Pembela kelompok ini umumnya percaya bahwa hak tidak selalu berujung

pada kepemilikan senjata api, khususnya senjata pemusnah ala militer. Pendukung Gun Control mengambil contoh kasus Columbine 1999. Tentu saja kasus VT akan dipakai sebagai bukti apabila senjata api berada di tangan warga negara yang tidak bertanggung jawab, apalagi paranoid. Demi keselamatan banyak orang, kelompok Gun Control getol mendukung ide kunci pengaman (agar senjata tidak dimainkan anak di bawah umur) dan background check calon pembeli senjata api. Juga pembatasan usia dan jumlah senjata api yang dapat dibeli seseorang. Bagaimana dengan California, tempat banyak imigran asal Indonesia tinggal di AS? Ada banyak aturan perundangan yang meregulasi keberadaan senjata api di Amerika. California termasuk salah satu negara bagian di AS yang paling tegas mengatur kepemilikan senjata. Ada daftar panjang yang melarang orang untuk membeli dan memiliki senjata api semi otomatis, termasuk AK series dan AR 15, yang sering muncul dalam filem laga Hollywood. Masih ada perdebatan hangat tentang jenis senjata yang dilarang, karena sebagian yang diperbolehkan dianggap bisa juga membinasakan banyak nyawa. Yang menarik adalah Proposition H, produk perundangan yang lahir di kota dengan politik progresif San Francisco. Rancangan undang-undang ini melarang pembuatan, distribusi, penjualan dan transfer senjata api dan amunisi di kota ini. Juga melarang penduduk kota San Francisco memiliki senjata api genggam dalam wilayah sampai batas kota. Pengecualian diberikan kepada anggota masyarakat dengan keperluan khusus, seperti anggota satpam, sipir penjara atau anggota aktif angkatan bersenjata AS. Prop H yang rencananya sudah diundangkan pada awan tahun ini macet di tengah jalan. Itu karena Prop H yang mendapat dukungan 58% pemilih San Francisco ini (SF Chronicle Nov 9, 2005) dikalahkan oleh Keputusan Hakim Superior Court San Francisco, James Warren yang pro NRA pada 13 Juni 2006. Bagaimana kelanjutan debat nasional tentang kepemilikan senjata api pembunuh massal di Amerika Serikat? Kita tunggu saja perkembangan mutakhir dari negeri cowboy ini. (pitamagenta)

Segenap kru kabari turut berduka cita atas meninggalnya Partahi Mamora Halomoan Lombantoruan. 44 Semoga Almarhum diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.


45

www.KabariNews.com


abari: gayahidup

phillips.blog.com

Homeless di San Francisco JUJUR saja, sebagai turis apakah satu hal yang paling menyebalkan saat Anda berkunjung ke San Francisco? Pasti jawabannya adalah banyaknya peminta-minta dan gelandangan di jalanan. Memang, banyak sekali pengemis dan orang-orang yang tidak punya rumah di salah satu kota di Negara Bagian California ini. Maret lalu, San Francisco Human Service Agency (organisasi pemerintah) mengeluarkan laporan dwi-tahunan yang mengatakan sedikitnya ada 6.377 gelandangan di San Francisco. Naik beberapa persen dari tahun-tahun sebelumnya. Apartemen yang saya tinggali memang terletak di daerah yang paling cerah dan hangat di San Francisco, yaitu daerah Mission. Percaya atau tidak, di setiap gang di sini, sedikitnya pasti ada dua pengemis dan gelandangan. Daerah Mission bisa dikatakan Latino Town, artinya sangat banyak imigran berdarah Latin yang hidup dan membuka usaha di sini. Di jalan Mission para gelandangan dan peminta-minta berasal dari bermacam-macam suku dan warna kulit. Di siang yang cerah ini, saya nongkrong di satu kafe sambil duduk berjemur di pinggir jalan. Saya asyik membaca buku sewaktu didatangi seorang laki-laki berkulit hitam. Dia membawa koper kecil.

46

Matanya sayu, dan berbicara sangat ramah. “Nona, maaf nama saya Billy. Saya tidak bermaksud mengganggu. Saya buruh kontrakan. Tapi hari ini saya tidak ada order, hari ini saya tidak ada kerja. Karena itu saya tidak punya uang untuk makan. Saya boleh minta uang berapa saja? Saya bisa menyanyi, bergendang, atau menari untuk hiburan Anda.” Si Billy mulai menyanyi lagu yang saya tidak kenal. Lalu saya berkata ke Billy “Sudahlah Billy saya tidak usah dihibur.” Saya memberi uang kecil yang ada di kantong dan mulai berbincang-bincang dengan Billy. Saya sendiri sebenarnya tidak mempunyai uang banyak. Tapi setidaknya saya punya tempat tidur dan apartemen. Sedangkan Billy harus tinggal di jalanan, dan kadang di proyek-proyek tempat dia bekerja. Saya tanya dengan Billy apa isi kopernya. Dia bilang surat tanda lahir, baju, dan sepatu. Cuma itulah yang ia miliki di dunia ini. Billy bukan satu-satunya pengemis yang pernah saya jumpai. Saya selalu memberi uang seadanya kepada mereka. Saya kurang setuju dengan orang-orang yang mengatakan “pengemis jadi

pengemis karena mereka malas”. Saya rasa orang yang berpikir seperti ini kurang mengerti masalah sosial Amerika yang sangat rumit. San Francisco adalah kota kedua yang paling mahal biaya hidupnya, di Amerika. Padahal beberapa puluh tahun yang lalu tidak begitu keadaannya. Tetapi karena “dot-com boom” atau meledaknya industri internet di California, banyak pekerja internet dari seluruh penjuru dunia dan Amerika pindah ke sini. Google, You Tube,Yahoo, E-bay, My Space, dan semua korporasi besar ini berpusat di daerah San Francisco dan sekitarnya. Karena itu harga rumah, tanah, sewa apartemen, bahan-bahan makanan pun menjadi sangat mahal. Banyak pemilik rumah dan apartemen mengusir para penyewa untuk membangun kondominium mewah dengan harga 10 kali lipat. Kondo-kondo ini bisa disewakan menjadi kantor atau apartemen berkelas tinggi. Orang-orang kaya dari segala penjuru Amerika pun berdatangan, karena ingin menanam modal. Bagaimana nasib orang-orang yang diusir dari tempat tinggal


mereka? Kebanyakan tidak mampu menyewa kondominium dan harus bersaing mencari kerja dengan pendatang-pendatang baru. Banyak yang pindah keluar kota, pindah ke daerah yang lebih murah seperti Oakland. Kebanyakan masyarakat yang pindah juga adalah suku minoritas dan people of color, yang artinya adalah orang-orang yang tidak berkulit putih). Bagaimana rasa Anda diusir dari kota tempat Anda dibesarkan dan dilahirkan, karena Anda tidak mampu membayar sewa rumah yang sangat mahal? Kalau menyewa saja tidak mampu, membeli rumah atau apartemen adalah mimpi muluk. Sebagian mereka yang tidak mampu membeli rumah atau menyewa rumah menjadi pemintaminta, atau hidup di jalanan. Sekitar tiga puluh tahun yang lalu, pemerintah Amerika juga memotong dana negara untuk rumah-rumah sakit jiwa. Akibatnya, banyak sekali rumah sakit di San Francisco terpaksa tutup, dan pasien mereka lepas bebas di jalanan. Banyak keluarga yang tidak mau tahu lagi dengan nasib pasienpasien ini, sehingga mereka menjadi peminta-minta dan hidup di jalanan. Ada juga peminta-minta yang dulunya bekas tentara Amerika dan pernah ditugaskan di Filipina, Vietnam, dan Korea. Mereka bertugas untuk negara, tetapi setelah tugas selesai, mereka tidak diberi uang dan asuransi yang cukup untuk hidup di kota-kota yang mahal ini. Teman saya pernah bertemu dengan seorang peminta-minta. Dia adalah penderita kanker. Ibu ini dulunya punya pekerjaan dan punya rumah. Tapi tidak punya suami dan anak. Ketika ia jatuh sakit, ia harus sering ke rumah sakit, sehingga ia dipecat dari pekerjaannya karena

tidak pernah datang ke kantor. Si ibu harus menjual rumahnya untuk biaya pengobatan kanker. Tapi ia tak kunjung sembuh. Ibu ini pun tidak punya asuransi, sehingga tidak ada lagi pemasukan uang yang bisa mengobatinya. Sekarang ibu ini hidup di jalanan di San Francisco,tidak punya rumah dan masih sakit. Semua contoh di atas hanya sebagian dari penjelasan mengapa banyak pengemis di San Francisco. Kebanyakan dari mereka bukan pemalas. San Francisco memang kota yang unik. Sampai sekarang banyak sekali peminta-minta yang datang dari kota-kota lain di Amerika. Itu karena di sini setidaknya jawatan sosial untuk orang-orang jalanan lebih terjamin. Sampai beberapa tahun yang lalu mereka diberi uang bulanan oleh pemerintah San Francisco. Tetapi karena jumlah pemakai obat-obatan dan pemabuk semakin bertambah di antara para pengemis dan gelandangan, walikota San Francisco menghentikan tunjangan uang dan menggantinya dengan bantuan-bantuan makanan, kesehatan, dan perumahan. Jumlah pekerja sosial di San Francisco setiap tahunnya juga bertambah. Kota ini mengeluarkan sekitar USD 200 juta pertahun untuk menangani masalah “homeless” atau gelandangan. Pekerja sosial pun bukan hanya pegawai negara, tetapi juga penduduk lokal yang merasa terpanggil untuk membantu mereka yang tidak punya. Pernah menonton The Pursuit of Happyness? Film yang dibintangi Will Smith yang berdasarkan cerita hidup sebenarnya? Film ini berkisah tentang seorang ayah dan anak yang kehilangan rumah dan tidak mempunyai pekerjaan dan harus

makan dan tidur di gereja selama berbulan-bulan. Sang ayah berusaha mati-matian untuk mencari pekerjaan. Pada akhirnya sang ayah menjadi sukses. Jika anda menonton film ini mungkin Anda bisa mengenal betapa susahnya hidup di jalanan di salah satu kota yang paling mahal di Amerika. Bukan hanya kemalasan penyebab seseorang jatuh miskin. San Francisco mempunyai cukup banyak fasilitas gratis yang bisa mengurangi beban mereka yang tak berada. Klinik-klinik gratis tersedia dan ditujukan untuk mereka yang tidak punya asuransi kesehatan. Jika Anda tidak mempunyai pekerjaan, sangat mahal biaya kesehatan di negara ini. Ada juga organisasi-organisasi yang membantu peminta-minta yang menjadi pecandu heroin dan methadone untuk berhenti memakainya. Klinik hukum gratis pun dibentuk oleh pengacara-pengacara yang peduli akan hak-hak para pengemis ini. Siapa saja boleh datang untuk meminta bantuan dan nasihat hukum. Walikota San Francisco dan pemerintah daerah membuat program yang disebut “Housing First”. Ini adalah usaha untuk menyediakan hotel-hotel sederhana agar bisa ditempati mereka yang tinggal dijalanan. Memang belum benar-benar tuntas masalah tempat tinggal ini. Tapi pemerintah dan masyarakat San Francisco yang perduli tidak ragu-ragu mengeluarkan banyak uang dan tenaga untuk membantu menurunkan jumlah peminta-minta di jalanan. Jadi kalau Anda berkunjung ke San Francisco. Jangan terlalu heran dengan kenyataan ini. (siska silitonga)

Ada beberapa jalur yang bisa Anda hubungi di San Francisco untuk membantu temanteman kita yang hidup dijalanan: • Tenderloin Neighborhood Development > wwww.tndc.org • San Francisco Coalition of Homelessness > www.cohsf.org • Project Homeless Connect > www.sfconnect.org • Compass Community Services > www.compass-sf.org • Glide Memorial Church Volunteer Program > http://glide.org Beli koran bulanan “Street Sheet” yang dijual banyak gelandangan di jalanan. Seharga $ 1. Ini adalah publikasi tentang kehidupan homeless di SF. Untuk bacaan lebih lanjut tentang pengemis dan gelandangan di SF: www.thestreetspirit.org kabari: #3, may 2007 |

47 www.thestreetspirit.org

47


Nonton Tukul di Youtube “Kembali ke laptop.” Begitulah ucapan wajib Tukul Arwana dalam acara talk show “Empat Mata” di stasiun TV Trans 7 yang hari-hari ini menjadi tontonan “wajib” orang Indonesia menjelang istirahat malam, dari Senin sampai Jumat. Seluruh pemirsa yang hadir di studio pun antusias serentak bertepuk tangan dengan gaya Orangutan menirukan gaya Tukul bertepuk tangan. Begitu populernya acara ini, antrean untuk iklan luar biasa panjang. Si Tukul sendiri dikabarkan memperoleh honor hingga Rp 1 juta per dua menit, sementara acara ini berlangsung hingga 90 menit. Sedikit cerita tentang keterkenalan Tukul, ketika pelawak yang sering menertawakan dirinya sendiri itu hadir di Istana Negara dalam rangka Musyawarah Nasional Gabungan Pengusaha Jamu, awal April lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono bahkan tertawa ngakak ketika bersalaman

48

dengan Tukul. Bukan hanya itu, para menteri dan bahkan Paspampres (Pasukan Pengawal Presiden) dan wartawan, dan juga peserta musyawarah “heboh” ingin berfoto bersama Tukul. Tukul sendiri dengan gaya khasnya terus “cengengesan” dan bahkan ketika ditanya wartawan, “ngapain di sini?” Tukul dengan enteng menjawab, “Jadi bintang jamu.”, bukan bintang tamu. Nah, bagi masyarakat Indonesia di perantauan, termasuk di San Francisco, nonton Tukul bisa dilakukan lewat Youtube, situs video-sharing yang

berkantor di Bay Area. Talk show urakan ini (kalau boleh menyebut begitu) di-upload rutin di Youtube. Belum bisa dipastikan, apakah pemasang video clip yang bernama Barrock81 adalah secara resmi bagian dari televisi swasta di Jakarta. Yang pasti, saat ini (ketika laporan ini ditulis) acara Tukul itu adalah channel comedy nomor satu di Youtube dalam kategori paling banyak ditonton minggu ini. Nomor 11 paling sering ditonton dan nomor 46 untuk kategori video yang paling banyak


dilanggani orang sedunia. Buat acara talk show banyolan ala Indonesia yang jarang muncul di youtube, prestasi ini terbilang luar biasa. Kalau boleh berkomentar, ada tiga hal yang membuat acara ini memikat banyak orang. Pertama adalah tentang Tukul “Reynaldi” Arwana, host acara. Sosok yang bernama asli Tukul Riyanto ini pernah muncul bersama Srimulat di Eropa (bisa dilihat di youtube). Umumnya orang beranggapan bahwa seorang host talk show haruslah metropolis (orang kota), smart (cerdas) dan dandy (cakep). Seolah menyalahi norma, Tukul Arwana malahan menabrak semua aturan main ini. Tapi justru karena itulah acara ini segera saja sukses merebut hati penggemarnya. Sebagai host, Tukul ini tampil dengan figur wong ndeso (orang desa) dengan Bahasa Indonesia yang banyak katakata Jawa-nya. Maklum mas Tukul ini wong Semarang. Seperti diakuinya sendiri, meski sekolahnya dan wajahnya pas-pasan, komedian yang pernah muncul klip video lagu anak “Diobok-obok” ini tidak malu-malu mengeksploitasi dirinya sendiri sebagai banyolan. Orang pun terpingkal-pingkal mengikuti joke-joke-nya. “Puas, puas?”, begitu seringkali Tukul menanggapi ejekan penontonnya. Banyak orang yang justru simpati dan segera berubah salut dengan keluguan model Tukul ini. Ibaratnya, walaupun ndeso, tetapi nyatanya bisa tampil sukses dan oke juga dalam pergaulan kota. Tentu saja Mas Tukul selalu berpenampilan perlente di acara Empat Mata. Kostumnya mulai dari jas berdasi, baju batik, berbaju lurik dengan blangkon, berkostum cowboy sampai berpakaian Frankenstein. Walaupun, suka digoda sebagai culun (lugu) dan katro (pandir/ telat mikir) dalam kosakata prokem Jakarta. Kedua adalah tentang simbol-simbol sukses era globalisasi digital. Dari bahasa global Inggris,

49

Internet Kecepatan Tinggi sampai Laptop. Kembali ke laaaptop ! Inilah salah satu jargon yang paling sering diulang oleh host dan para penonton dalam talk show “Empat Mata”. Ini tidak lain adalah sebagai panduan agar host tidak melenceng dari pembicaraan yang jadi tema acara hari itu. Mungkin sedikit sulit membayangkan wong ndeso kok memakai laptop. Namun, itulah kenyataannya. Mas Tukul sering menggunakan laptop keluaran perusahaan Amrik yang berkantor di Palo Alto. Kadang terlihat memakai PDA (Personal Digital Assistant) untuk mengecek email di panggung dan juga menggunakan high speed internet perusahaan lokal. Yang paling mengocok perut adalah sewaktu Reynaldi eh Mas Tukul mencoba mengucapkan kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan setengah maksa dan kemudian disambut tawa semua penonton. Tapi, tanpa malu, show terus jalan. Bek tu leptop. Sailen plisss ... Dan jangan lupa, format talk show “Empat Mata”

sedikit banyak merupakan interpretasi Indonesia untuk acara sejenis dalam pertelevisian Amrik. Temanya banyak, mulai dari soal keluarga, fantastic female, back to 80’s, pesinden Amrik sampai global warming. Bintang tamu Empat Mata beraneka usia dan profesi. Dari artis, foto model, mbakyu-nya Mas Tukul sampai tukang jual mi langganan Mas Tukul. Yang bisa bikin iri banyak pria adalah tingkah Mas Tukul yang selalu cium pipi buat kebanyakan bintangbintang cewek muda usia. Yang malumalu cukup salaman saja. Dan yang tidak kalah asyiknya adalah musik Empat Mata yang bervariasi. Mulai dari tembang kenangan, lagu pop terkini, lagu daerah, bahkan Hongky Tonk Woman-nya Mick Jagger. Ketiga, Empat Mata dapat dinilai spontan interaktif. Spontanitas dan interaksi talk show ini boleh jadi karena kelihaian Tukul Arwana juga, baik dalam menerima dan melempar humor-humor segar. Tapi juga karena Peppy, salah satu personnel Band yang botak tapi berjanggut lebat. Juga oleh Ngatini, yang suka mejeng di area panggung yang didesain sebagai bar. Dan yang tidak kalah serunya adalah kepasrahan penonton yang “berani malu”, sewaktu didatangi dan disalami Tukul Arwana untuk “masuk” di tipi. Pembaca Kabari, tunggu apa lagi? Kembalilah ke laptop anda dan ketiklah “Empat Mata” di Youtube untuk rileks dan menikmati hiburan ringan Indonesia di mancanegara. (pitamagenta)

kabari: #3, may 2007 |

49


Berkendara Motor ke Kantor,

Trend yang Terpaksa

NAIKNYA harga bahan bakar minyak (BBM) memang membuat pusing kepala para pengguna jalan. Pengeluaran untuk transportasi pun jadi meningkat. Itu terbukti dengan naiknya tarif angkutan umum sekitar 30 persen lebih. Seiring dengan itu, pemakai jalan pun kini mulai mencari alternatif lain seperti kendaraan murah dan irit BBM, yaitu kendaraan roda dua. Dampak kenaikan harga bensin premium yang kini menjadi Rp 4.500/liter berpengaruh pada meningkatnya penjualan sepeda motor. Kendaraan roda dua ini selain lincah mengarungi kemacetan daerah perkotaan, juga memiliki faktor ekonomis yang tinggi. Sepeda motor mampu mengurangi biaya bahan bakar, malahan mobilitasnya cukup tinggi dan lebih cepat ke tempat tujuan. Selain itu, mencari parkir di tempat keramaian dan jalan utama pun lebih mudah. Tidak heran kalau sepeda motor kini menjadi pilihan hampir semua lapisan masyarakat. Bukan saja kalangan pelajar, mahasiswa, atau pekerja kelas menengah, kaum eksekutif berdasi pun menggandrungi motor sebagai alat transportasi. Seperti dilakukan Irawan (45), direktur sebuah cabang bank swasta di Jakarta. Menurutnya, kini sepeda motor adalah alat transportasi antimacet dan ekonomis serta tepat waktu. “Bila dilihat dari berbagai aspek, sepeda motor merupakan cara yang paling ekonomis. Itulah sebabnya saya memutuskan membeli motor jenis bebek seminggu setelah harga bensin naik,” katanya. Jalan dekat tempat tinggal Irawan, Pasar Minggu, setiap harinya cukup ramai dan macet. Begitu pula bila dia menuju tempat kerja di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dengan sepeda motor bensin yang dikeluarkan perminggu rata-rata lima liter. Bandingkan dengan bensin untuk mobil dalam waktu yang sama sekitar 25 liter. “Kalau soal gengsi saya kira bukan zamannya lagi. Orang naik motor atau mobil, bagi saya sama saja,” ujarnya. Hal serupa diutarakan Kiki (31), seorang pekerja swasta

50

yang sengaja membeli sepeda motor, karena pertimbangan membengkaknya ongkos angkutan umum. Kiki yang tinggal di Pondok Gede, Bekasi setiap hari berangkat kerja ke Sunter yang jaraknya sekitar 30 km. Sebelum harga BBM naik, ongkos angkutan umum yang harus dikeluarkan rata-rata Rp 15.000,00/hari, sekarang menjadi Rp 20.000,00/hari. Padahal dengan uang sebesar itu bisa membeli sekitar tujuh liter bensin yang bisa dipakai untuk menempuh jarak 260 km. Karena pertimbangan itulah, Kiki akhirnya memutuskan untuk membeli sepeda motor baru dengan cara mencicil. “Memang sebagian besar gaji saya dipakai untuk membayar cicilan. Tetapi kalau dihitung-hitung cara ini lebih ekonomis dibandingkan mondar-mandir naik angkutan umum beberapa kali,” ujarnya. Dampak kenaikan BBM membuat banyak orang mengubah pola pikirnya tentang sarana transportasi yang andal. Imbasnya pun terasa pada meningkatnya penjualan sepeda motor. Padahal, berkendara motor sebenarnya dilakukan karena terpaksa. Terpaksa mengingat mahalnya ongkos transportasi umum. Terpaksa juga karena sebenarnya sepeda motor bukan moda alat transportasi yang aman, apalagi untuk jarak jauh. Di Jepang sendiri misalnya, tempat nama-nama merek motor yang beredar di Indonesia berasal, jarang ditemui atau bahkan sudah tidak ada, orang yang menggunakan sepeda motor ketika bekerja, apalagi untuk jarak jauh. Terlalu berbahaya memang. Namun buat orang Indonesia, di Jakarta terutama, apa boleh buat, menggunakan sepeda motor agar tetap bisa bertahan hidup, karena memang lebih hemat. Dengan catatan, risiko ditanggung sendiri. Lihat saja mengakuan banyak dealer motor baru maupun


bekas tentang adanya kenaikan penjualan, bahkan untuk sepeda motor yang memakai transmisi otomatis pun terjadi hal yang sama. “Penjualan motor otomatis yang semula kurang digemari masyarakat, belakangan ini meningkat hampir 30 persen. Sebelum bensin naik yang terjual hanya dua hingga tiga unit/minggu. Setelah kenaikan BBM penjualannya meningkat menjadi empat hingga lima unit/ minggu,” ujar seorang staf bagian sales dealer Suzuki, Sigit Trimudya.. Begitu pula dengan sepeda motor bekas pun menunjukkan pola yang sama. Yang banyak dicari konsumen adalah motor jenis bebek tahun 1999-2005 khususnya merek Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki. “Sebelum kenaikan BBM awal Maret lalu, motor yang terjual hanya 10 unit/dua minggu. Kini penjualannya melonjak mencapai 13 hingga 15 unit/dua minggu, “ ujar Cahyono salah satu pemilik showroom bekas. Hal yang sama terjadi pada bisnis motor bekas yang ditawarkan melalui iklan baris. Yayan, pengusaha yang memanfaatkan jasa iklan mengatakan, omset penjualan sepeda motor bekas meningkat 20 hingga 40 persen dengan harga jual cukup baik. “Mudah-mudahan gejala peningkatan ini bisa bertahan lama,” jelas Yayan. Sementara itu, data dari leasing perusahaan kredit motor pun menunjukkan adanya perubahan minat konsumen. Di BAF (Bussan Auto Finance) kredit motor menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Dalam dua minggu terakhir bulan Maret, kenaikannya sekitar 30 persen. “Konsumen yang mengajukan kredit memang meningkat. Sayang datanya belum dapat kami berikan karena harus minta izin dari kantor pusat,” ujar seorang bagian accounting BAF yang enggan disebut namanya. Dari bagian registrasi kendaraan roda dua di Dispenda Jakarta pun menunjukkan trend serupa. Untuk wilayah Kota Jakarta, menurut salah seorang staf di bagian registrasi, pada bulan Maret memang ada kenaikan. Jumlah sepeda motor yang didaftarkan pada bulan Februari sebanyak 2.136 unit. Pada Maret meningkat menjadi 2.542 unit.

Sulit Dielakkan

Memang pesona sepeda motor sulit dielakkan lagi saat ini. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menargetkan penjualan sepeda motor tahun 2006 naik sebesar 30 persen. Ini berarti penjualan sepeda motor akan mencapai 4,6 juta unit dalam satu tahun. Ditambah dengan merek lain di luar anggota AISI diperkirakan sampai akhir tahun 2006 akan ada tambahan lima juta unit roda dua. Naiknya harga BBM tidak akan memengaruhi daya beli masyarakat terhadap sepeda motor. Menurut Wakil Ketua AISI Gunadi Sindhuwinata, ini disebabkan sepeda motor tetap dibutuhkan karena hemat BBM. Selain itu, sepeda motor kini berubah menjadi alat investasi, seperti ojek dan alat usaha lainnya. Dengan fenomena itu, industri sepeda

51

motor ibarat tidak pernah kehilangan pasar. Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh sepeda motor juga didukung oleh lembaga pembiayaan baik bank maupun nonbank. Lembaga pembiayaan seperti itu berlomba-lomba memberikan paket kredit kendaraan bermotor. Bahkan, ada lembaga pembiayaan yang mampu memberikan fasilitas kredit tanpa uang muka (DP/down payment). Jumlah lembaga pembiayaan non bank untuk kredit kendaraan bermotor kini telah mencapai 72 perusahaan dengan perputaran uang mencapai miliaran rupiah. Wilayah penjualan DKI Jakarta dan sekitarnya merupakan wilayah pemasaran terbesar dan memberikan kontribusi cukup tinggi dalam penjualan sepeda motor. Pangsa pasar sepeda motor di DKI Jakarta saja mencapai 17,1 persen, Jawa Barat termasuk Banten sebesar 12,7 persen, Jawa Tengah di luar Yogyakarta sebesar 9,8 persen, Yogyakarta sebesar 4,1 persen, Jawa Timur 15,5 persen, dan Bali lima persen. Hingga akhir tahun 2004 Indonesia sudah menjadi pasar sepeda motor ketiga terbesar di dunia. Pasar terbesar dipegang Cina dengan jumlah sekitar 12 juta unit, India sebesar 5,5 juta unit, dan Indonesia sebesar empat juta unit. Rata-rata pemain utama industri otomotif roda dua di Indonesia seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki telah mencapai kapasitas optimal 100persen. Itu mendorong mereka untuk menambah kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru. Bahkan besarnya pasar telah menarik minat pabrikan sepeda motor India TVS Motor Company untuk menanamkan dana 50 juta dolar AS yang akan dipakai membangun fasilitas pabrik di Indonesia dengan kapasitas produksi sekitar 120.000 unit per tahun. Presdir TVS Motor Company CP Raman dalam situs resminya mengatakan, pembangunan pabrik motor adalah potensi pasar yang menjanjikan. Sepeda motor memang alat transportasi yang pas untuk kondisi masyarakat Indonesia. Indonesia memang sudah menjadi pasar sepeda motor ketiga terbesar di dunia. Pasar terbesar dipegang China dengan jumlah sekitar 12 juta unit, India sebesar 5,5 juta unit, dan Indonesia sebesar empat juta unit. Pasar sepeda motor yang besar di Indonesia ternyata mampu menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat. (pipit)


abari: jalanjalan

Tempat Wisata Cinangneng Bogor

Liburan Bernuansa Kampung Bingung memilih tempat rekreasi yang tepat untuk keluarga Anda? Kawasan agro wisata bisa menjadi alternatif yang patut dicoba untuk mengisi liburan keluarga. Tidak berbeda jauh dengan Kawasan Wisata Pasir Mukti, yaitu tempat wisata yang memberikan unsur edukatif kepada anak. Tepatnya di kawasan Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, tepatnya di Jalan Babakan Kemang RT. 01, RW. 02, Cihideung Udik terdapat tempat wisata yang juga memberikan unsur edukatif karena lokasinya yang bersahabat dengan alam. Di sini putera-puteri Anda bisa mendapat ilmu bagaimana cara memandikan sapi, menanam padi dll. Mengapa tidak datang saja ke Desa atau Kampoeng Wisata Cinangneng? Di tempat ini, kebiasaan dan adat isitiadat masyarakat desa sampai sekarang masih tetap

52

terpelihara, seperti wayang kulit, tarian adat Sunda, hidangan khas kampung, serta upacara dan ritual bertani dan berkebun dapat anda jumpai secara lengkap dari zaman ke zaman. Pada awalnya tempat ini ramai dikunjungi oleh para turis asing terutama turis Belanda. Mereka senang sekali karena bisa mengelilingi kampung disekitarnya, karena kawasan Cinangneng di apit oleh empat kampung. Kampung Kondang, Kampung Cinangneng, Kampung Babakan, dan Kampung Banteng sawah. Nah di kampung-kampung tersebut kita bisa mengunjungi tempat pembuatan tahu, pengrajin tangan (home industri), karena inilah para


wisatawan tertarik untuk mengunjungi tempat ini. “Pertamanya rame banget turis Belanda yang datang kemari, karena yang punyanya juga orang Belanda” tutur Umar, penduduk setempat sekaligus pekerja di tempat ini. Sang pemilik, Hester Basoeki, memang berdarah Belanda. Berawal pada tahun 1995 wanita separuh baya ini sudah memiliki penginapan di Jakarta, lalu mencoba untuk membeli lagi sebuah penginapan di Cinangneng. Ditambah lagi dengan profesinya sebagai pemandu wisata yang sudah digelutinnya selama 10 tahun membuatnya terinspirasi untuk mengajak rombongannya berwisata di penginapannya. Tak disangka ternyata para turisnya sangat senang sekali mengunjungi tempat wisata pulang kampung ini. Dari sinilah nama Cinangneng tempat wisata yang dimilikinya mulai dikenal banyak orang. “Awalnya saya tidak menyangka tempat ini ramai dikunjungi, karena memang ini usaha tidak terduga” tuturnya saat ditemui Kabari. Selain pemandangannya yang sangat indah, karena dari jembatan dekat kali Cinangneng kita bisa melihat indahnya panorama gunung salak, di sini juga terdapat kehidupan yang eksotik dan harmoni yang menjadi daya tarik di Kampung Wisata ini yang membuktikan bahwa Tradisi dan Modernisasi dapat berdampingan dan terpelihara dengan baik. Dengan luas tanah sekitar 8000 m2, Wisata pulang kampung ini juga menawarkan keindahan dan pesona alam seperti, pegunungan, sungai, kebun, serta indahnya hamparan petak sawah dan ditunjang dengan suasana wisata yang cocok untuk dikunjungi keluarga. Dengan tersedianya pendopo-pendopo untuk bersantai, kolam renang, restoran untuk bersantap, tempat souvenir lampulampu pajangan yang khas. Untuk menuju lokasi kampung wisata di desa Cinangneng sangatlah mudah. Dari Jakarta bisa ditempuh dalam waktu 2 jam melalui tol Jagorawi. Keluar tol ambil jurusan ke arah Istana bogor hingga melewati gereja Katedral. Dari gereja Katedral lajukan kendaraan ke arah Ciomas menuju ke kampus IPB Dermaga. Fasilitas lain yang ditawarkan adalah program Pulang Kampoeng, dengan membayar Rp 95.000 per grup yang terdiri dari 20 orang, anda sudah bisa mengelilingi kampung-kampung sekitar dengan berjalan kaki, melihat hamparan sawah, tanaman-tanaman agro plus jamuan makan siang. “Sudah 7 tahun program ini dijalankan, memang paket inilah yang menjadi pilihan para pengunjung. Jika anda masuk secara perorangan kami tidak kenakan biaya” aku ibu Hester pemilik tempat ini.

Penginapan

53

www.KabariNews.com

Disini anda dan keluarga juga bisa menginap karena disediakannya fasilitas penginapan berjumlah 8 kamar. Dengan Rp 400.000 semalam anda sudah bisa merasakan liburan seperti di kampung sendiri, sudah termasuk snack dan tour pulang kampung. Begitu banyak hal yang dapat kita peroleh jika kita mengunjungi tempat wisata Cinangneng. Yaitu, belajar main angklung, belajar menyanyi sunda, belajar tari jaipong, berkreasi dengan huruf dan warna di atas topi petani (caping). “Dalam tour pulang kampung biasanya tiap orang kita kasih caping yang dibuat oleh penduduk sekitar yang bisa mereka hias” ucap ibu Hester mantap. (kiky)


Penat dengan suasana padatnya ibu kota? Jangan khawatir. Sekarang banyak tersedia objek untuk melepas penat itu. Anda bisa mengajak keluarga besar dan anak-anak Anda. Di Citereup, Bogor, ada tempat wisata yang menawarkan wisata edukatif yang akan mengajak setiap pengunjung untuk berwisata sekaligus belajar. Kebun wisata Pasirmukti berada di Citereup, Bogor. Terletak di antara 3 desa yaitu desa Pasirmukti, desa Tajur dan desa Gunung Sari kecamatan Citereup. Panorama alam dengan hamparan sawah diantara kebun buah dan kolam ikan. Wisata agro yang yang mendidik dan menghibur memberikan pengenalan dan pengetahuan pertanian bagi pengunjung terutama generasi muda Indonesia. Feby Gintings manager marketing yang ditemui kabari di lokasi menjelaskan, “Kalau hanya memperkenalkan pertanian saja, tidak akan menarik, karena petani mempunyai image, selalu dianggap miskin, kotor, kusam, jorok, suram masa depannya, nah untuk itu kami ingin memperkenalkan kepada semua yang datang bahwa petani tidak selalu kusam, kotor, kumal, tapi petani pakai dasi juga bagus, bagaimana mereka memanfaatkan teknologi yang ada sehingga petani dapat di jadikan lebih produktif. Pertanian juga menggembirakan dan menyenangkan.� Pelajaran bermanfaat yang didapat di KWP dapat berkesinambungan dengan pelajaran yang diberikan di sekolah, dapat dijadikan tempat praktek yang teorinya sudah didapat di sekolah. Anak-anak yang mendapat keceriaan juga tentunya

54

tidak pulang dengan tangan hampa karena, mereka juga dapat pengetahuan mengenai pertanian.

Manfaat KWP

Agro wisata di KWP memberikan manfaat yang sangat berharga, selain persawahan, juga ada berbagai kegiatan wisata edukatif. Selain demo tanaman hias, pengunjung juga diberikan penjelasan untuk menanam tanaman hias dalam pot, dan pengunjung yang datang juga diperbolehkan untuk mempraktekkan atau mencoba sendiri, yang hasil tanamannya boleh di bawa pulang. Demo tanaman buah dalam pot, edukasi yang di berikan adalah bagaimana cara mencangkok, dan merawat tanaman buah di dalam pot.

Arti pertanian

Pertanian ternyata tidak hanya tanaman, tapi unggas juga merupakan pertanian, adapun jenis unggas beragam, ada itik, bebek, mentok, tiktok (persilangan itik dan mentok). Pengunjung yang datang diperbolehkan langsung memberi makan unggas di kolam unggas dan juga di kolam pembudidayaan ikan. Bagi sebagian orang menunggu adalah rutinitas yang amat membosankan, namun bagi yang


mempunyai hobi memancing, KWP juga menyediakan fasilitas kolam pancing bagi pengunjung yang ingin memancing, dan hasil tangkapannya dapat dibawa pulang ataupun diolah ditempat. “Aku suka sekali mancing, tapi dari tadi nggak dapat-dapat, besok aku mau datang ke sini sama mama dan papaku naik mobil biar mancing trus dapat ikan,� kata Adip, siswa TK Anur, Jakarta Timur.

Jeruk jadi maskot

Lemong cui atau dikenal dengan jeruk karturi, adalah maskot dari kebun wisata Pasirmukti, selain mengandung vitamin C, juga berkasiat untuk radang tenggorokan. Lemong Cui selain untuk minuman selamat datang juga diproduksi untuk pasta selai dan juga sirup. Setiap pengunjung yang datang di kenakan tiket Rp 12000/ orang. Luas areal KWP sekitar 15 hektar, 8 hektar diantaranya adalah persawahan, dan untuk tanaman buah ada 100 jenis tanaman tropis. Dan ada fasilitas yang lain seperti penginapan yang bisa digunakan untuk berlibur bersama keluarga, arena out bond, lapangan futsal, dan arena camping, Adapun taman anggrek beraneka jenis seperti dendrobium, phalaenopsis, oncidium, cattleya, serta tanaman hias lainnya yang sangat memikat mata.

Ceria sambil belajar

Kembali ke alam dan menjadi anak tani merupakan pengalaman yang tak bisa di lupakan, mengikuti aneka permainan seperti tarik tambang, tangkap belut, dan adu tinju di kolam lumpur. Adapun paket edukatif yang ditawarkan adalah paket bajak sawah dan tanam padi seperti kegiatan para petani yang biasanya dilakukan setiap hari. Para pengunjung diberi kebebasan untuk belajar dan mengenal alam lebih dekat. Dari bajak sawah mereka di perbolehkan untuk menanam padi. Kegiatan ini mempunyai kesan tersendiri bagi pengunjung. Keindahan alam, keasrian dan paket wisata edukatif yang ditawarkan KWP dapatikan memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung yang ingin mengenal dunia pertanian secara langsung. (pipit)

55

travel

Mau jalan-jalan ke Amerika? Pakailah Kabari sebagai Jembatan Informasi untuk Turisme Travel@KabariNews.com


kabari: gosip

Yuni Shara

Menjadi leher laki-laki Kesibukan dunia tarik suara tak membuat Yuni Sara mengabaikan keluarganya. Penyanyi bertubuh mungil yang sering membawakan lagu-lagu lawas itu berprinsip keluarga tetap nomor satu. Karenanya, istri dari pengusaha Henry Siahaan ini, selalu menyisihkan waktu buat keluarga tercintanya kapan pun dia punya waktu senggang. “Perempuan berlaku sebagai lehernya, sedang lakilaki sebagai kepalanya. Laki-laki juga susah kalau tidak ada lehernya” aku ibu dari Cello dan Kevin ini mantap kepada Kabari. Ya deh selamat...(kiky)

Jangan coba-coba menawarkan beragam trend mode kepada Vena Malinda kalau Anda tidak ingin kecewa! Lha kok bisa? Ya, pemilik sanggar senam ini boleh dibilang kolotan dengan mode. Meski style mode berubah setiap saat, bisa dipastikan ia tak akan terpengaruh.

Vena Melinda

Tak terpengaruh Mode Pokoknya, “Biar mode sekarang berubah-ubah tapi saya tetap senang bergaya latin style, yang penting badan aja sih, kalau bentuk badannya bagus, pake model baju apa aja masuk” aku ibu dua anak ini ketika ditemui Kabari beberapa waktu lalu di Hotel Mulia. (kiky)

56

Indy Barends

Keluarga Nomor Satu Gayanya yang funky serta ngocol dalam setiap acara yang dibawakannya membuat teh Ndi begitu nama sapaannya tidak terlihat seperti wanita yang sudah menikah. Padahal sudah empat tahun ia membina rumah tangga bersama DJ Blanco. Wanita kelahiran 15 Januari 1972 ini boleh dibilang memiliki kesibukan yang luar biasa. Namun toh kesibukannya itu tidak membuat Indy melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan ibu bagi keluarganya. “Buat saya keluarga nomor satu deh dibandingin karier.” Ah masa... (kiky)


Guyon dengan Fidel Castro Bergaul dengan Gus Dur sangatlah menyenangkan. Pengetahuannya luas. Juga selalu bisa mencairkan suasana. Ia juga memiliki segudang humor yang bisa dimunculkan kapan saja. Dengarlah guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi presiden. Suatu ketika ia berkunjung ke Kuba, negeri yang dipimpin Fidel Castro . Karena ada tamu penting, Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap. Mereka pun membicarakan berbagai hal. Agar pembicaraan tak terlalu membosankan, tiba-tiba Gus Dur menyelipkan guyonannya. Pak Fidel, kata Gus Dur, saya punya cerita. “Cerita apa,” sahut Fidel. Ada tiga orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan. Tahanan pertama bercerita. “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara (pemipin sosialis Kuba).” Tahanan kedua geram. “Kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” ujarnya lantang. Keduanya terlibat perang mulut. Tapi mereka tiba-tiba ingat ada satu tahanan yang belum bercerita kenapa sampai ditahan. “Kalau kamu kenapa?” tanya mereka berdua. Sambil menunduk, tahanan ketiga menjawab, “Karena saya Che Guevara!” Fidel Castro tergelak.

KombakKambek Rp 5000 Seorang wisatawan asal Amerika, kata Gus Dur, datang ke Jogjakarta ingin mendatangi sejulah tempat wisata. Seminggu dia berada di kota gudeg itu. Sampailah sang turis itu ingin berkunjung ke kebun binatang Gembira Loka. Setelah bertanya letak kebun binatang itu kepada petugas hotel tempatnya menginap, akhirnya ia putuskan untuk mengunjunginya dengan naik becak. Sebab semua jenis angkutan sudah pernah ia coba kecuali becak. Sambil membawa ransel kecilnya turis ini pun segera memanggil tukang becak yang mangkal di depan hotelnya. “How much to Gembira Loka?” tanya sang turis. Sambil memekarkan lima jari tangan kanannya si tukang becak menjawab, “five thousand kombak-kambek

57

www.KabariNews.com

kabari: #3, may 2007 |

57


Jonggy, GI atau US Army atau tentaranya Amerika Serikat bisa berasal dari etnis apa saja, sepanjang sudah menjadi warga negara AS. Selama ini, kita tahu banyak GI beretnis China (Tionghoa), Jepang, Arab dan seterusnya. Nah mungkin yang tidak banyak diketahui adalah ada GI yang orang Batak, dengan marga Simandjuntak. Wow. Begitulah AS, negara yang penuh kontroversi. Baiknya banyak, jeleknya juga banyak. Kawannya banyak dan musuhnya juga tidak sedikit. Yang jelas, tidak sedikit pula yang ingin hidup di sana dan mencari kehidupan dan masa depan di sana. Tak terkecuali bagi Jonggy Manguhum Simandjuntak, pemuda kelahiran Kaiser Permanente-Oakland, California pada 20 April 1988 yang berorangtuakan warga negara Indonesia yang bekerja di Konsulat Jenderal RI di San Francisco. Jonggy yang memilih menjadi warga negara AS, antara lain karena memang lahir di sana, kemudian memilih militer sebagai jalur profesinya. Di sela kesibukannya sebagai GI yang bertugas di Korea, Jonggy bersedia menjawab pertanyan John Oei dari kabari melalui email. Berikut petikannya: kabari (k): Apakah anda bisa berbahasa Indonesia? Jonggy (JMS): Tidak. Saya tidak bisa berbahasa Indonesia. Tetapi apabila seseorang sering mencoba mengajak berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia, saya bisa mengerti dan mengikutinya. k: Sejak kapan anda bergabung di militer? JMS: Saya lupa tepatnya kapan, tapi saya memulai basic training pada 1 Agustus 2006. k: Mengapa anda bersedia bergabung di militer? JMS: Ketika di SMA, saya berencana untuk bergabung ke ROTC (Reserve Officer Training Corps), semacam pelatihan di kampus dan menjadi polisi, tetapi teman saya memulai membicarakan tentang bergabung

58

ke militer AS dan saya kemudian mengikutinya. k: Apa yang Anda sukai dari militer? JMS: Yang saya suka dari militer adalah kenyataan di mana saya bekerja untuk organisasi yang hebat di dunia. Tidak ada orang yang tidak mengetahui tentang militer AS dan saya bangga menjadi salah satu bagian dari mereka. Namun yang tidak saya sukai adalah saya mempunyai pekerjaan dan tidak bisa bermain games sepanjang hari hahaha. k: Orangtua anda adalah orang Indonesia. Apakah anda lebih merasa menjadi orang Indonesia atau orang Amerika? Apa yang mereka katakan ketika anda memutuskan untuk bergabung dengan militer? JMS: Saya merasa lebih ke orang (warga negara) Amerika dan saya sangat berjiwa patriotik. Saya bangga menjadi orang Amerika dan saya siap membela Amerika kapan pun mereka membutuhkan saya. k: Apa pangkat anda sekarang? Apa anda memilih militer sebagai karir anda? JMS: Saat ini saya sebagai Private First Class dan saya tidak yakin tentang menjadikan militer sebagai karir saya untuk ke depannya. Tapi kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi tiga tahun mendatang. k: Apa yang anda lakukan apabila sedang tidak bertugas? JMS: Biasanya saya pergi dan menjelajahi Korea sejak saya ditempatkan di Korea. Kita mempunyai hubungan yang kuat dengan orang Korea di sini dan saya mempunyai banyak teman Korea yang berbaik hati mau memperlihatkan ke saya dan tentara Amerika lainnya mengenai kebudayaan dan negeri mereka. k: Apa yang anda pelajari di militer ini? JMS: Saya mempelajari bahwa

kerjasama tim adalah yang terpenting. Tidak hanya di militer, tetapi juga di kehidupan sehari-hari. Sekumpulan orang bekerja bersama dalam waktu yang sama dan tahu pekerjaan masing-masing. Bahkan anggota terkecil pun dihitung karena tanpa usaha mereka bagaimana kita bisa meraih seratus persen? k: Apakah ada sekolah akademi militer yang ditawarkan kepada anda? JMS: Selama di AIT (Advance Individual Training), militer AS mengajarkan saya keterampilan hukum untuk pekerjaan saya sebagai paralegal. Saya diajarkan oleh senior paralegal dan pengacara mengenai luar dalamnya Uniform Code of Military Justice. Militer AS rencananya juga akan membayar uang kuliah pendidikan militer saya. Saya berencana untuk meningkatkan teknik paralegal saya. Jadi semoga suatu saat saya bisa bekerja di biro hukum ketika kembali ke Amerika. k: Bagaimana perasaanmu sebagai anggota dari militer US? JMS: Sekali lagi, saya bangga menjadi tentara AS dan saya bangga mengetahui bahwa saya bisa membuat perubahan.***


kedai kabari: UNITED STATES:

Bayside Comm. Church • 1401 Beach Park Blvd, Foster City, Ca 94404 Myers Bridal • 255 Harbor Way, So SF, Ca 94080 Borneo Travel • 360 Post St , ste 404, San Francisco, Ca 94108 Gereja Injili SF • 400 Brussels St, SF, Ca 94134 Gereja Injili San Jose • 213 Wilton Dr # 2, Campbell, Ca 95008 GKI SF • 201 Eucalyptus Dr, SF, Ca 94132 Bethany Int’l Church • 3218 Highpoint Ct, Richmond, Ca 94806 Bethel Church • 1415 Hillside Blvd, So SF, Ca 94080 Gereja Indonesia Nazarene • 1650 Ashbury Dr, Concord, Ca 94519 GKI San Jose • 3151 Union Ave, San Jose, Ca 95124 Graceful Christian Comm Church • 4660 Devonshire Common, Fremont, Ca 94536 IFGI • 270 West San Bruno Ave, San Bruno, Ca 94066 IFGI Eastbay • 520 Carlotta Circle, Pinole, Ca 94564 Indonesian American Comm.Church • 155 Moraga Rd, Moraga, Ca 94556 CHIC • 210 Lakeshire Dr, Daly City, Ca 94015 Indonesian Pentacostal Church • 263 S.Mayfair Ave, Daly City, Ca 94015 Life Change Baptist Church • 700 Alumrock Dr, Antioch, Ca 94509 IPRF Concord • 2524 Prestwick Ave, Concord, Ca 94519 Life Change Baptist Church • 31120 Varni Pl, Union City, Ca 94587 Orideli Restaurant • 5479 Snell Ave, San Jose, Ca 95123 Bay Leaf Restaurant • 122 S.Sunnyvale Ave, Sunnyvale, Ca 94086 Borobudur Restaurant • 700 Post St, San Francisco, Ca 94109 Restaurant Indonesia • 678 Post St, San Francisco, Ca 94109 Lime Tree Restaurant • 450 Irving St, San Francisco, Ca 94122 GII Sacramento • 8884 Serra Villa Way, Elk Grove, Ca 95785 REBEKA • 1939 S. 18th Street, Philadelphia, PA 19145 Stephanus Theopilus • 4351 Fisher Dr, Richmond, BC V6X3V6 Jayakarta Restaurant • 2026 University Ave, Berkeley, Ca 94704 Gereja Ebenezer Presby. Church of Fresno • 9717 North

59

bisnis

Granville Ave, Fresno, Ca 93720 Fresno City Blessing Church • 4665 North First St, Fresno, Ca 93726 Indonesian Legal Center • 3333 Brea Canyon, ste 205, Diamond Bar, Ca 91765 Felicia Buasan • 1928 Mc Kinley St, Rocklin, Ca 95765 Jeannie Teddy • 2831 Shell Road, Richmond, BC V6X2P2 INDONESIAN EMBASSY IN USA • 2020 Massachusetts Ave. N.W. Washington, D.C. 20036 Consulate General of the Republic of Indonesia • 111 Columbus Ave, San Francisco, Ca 9413 Consulate General of the Republic of Indonesia • 1630 Alberni St, Vancouver, B.C. Canada V6G1A6 Consulate General of the Republic of Indonesia • 129 Jarvis St, Toronto, Ontario, Canada M5C2H6 Consulate General of the Republic of Indonesia • 3457 Wilshire Blvd, Los Angeles, Ca 90010 Consulate General of the Republic of Indonesia • 5 East 68th St, New York, NY 10021 Consulate General of the Republic of Indonesia • 10900 Richmond Ave, Houston, TX 77042 Consulate General of the Republic of Indonesia • 211 West Wacker Dr, Chicago, IL 606006

INDONESIA

Hotel GRAND MELIA • Jl. H.R Rasuna Said Kav. X – 0, Jakarta 12950 Sari Pan Pacific Hotel • Jl. M.H. Thamrin 6, Jakarta 10340 HOTEL MERCURE CONVENTION CENTER • Taman Impian Jaya Ancol LOKANANTA • Jl. Panglima Polim II – 2, Jakarta Selatan Borobudur Hotel • Jl. Lapangan Banteng Selatan, Jakarta 10710 SECRET RECIPE • Plaza Indonesia Basement Unit 42,43,44A, Jakarta Pusat PURA INDAH FIRST & BUSINESS CLASS LOUNGE • Soekarno Hatta International Departure Hall D, Cengkareng, Jakarta 19101 AUTUMN BISTRO & LOUNGE • Gedung Setiabudi One, Unit B201, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Jakarta Selatan

Peluang Bisnis di Amerika? Pakailah Kabari sebagai Jembatan Informasi untuk Bisnis Bisnis@KabariNews.com


60


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.