Digital kabari#4 jun07

Page 1

jembatan informasi indonesia - amerika

kabari: #4, june 2007 |

1


2 | kabari:


Imigran “Out of Status� dan The Land of Dream SUDAH sejak lama Amerika Serikat (AS) menjadi tanah impian. Bahkan bisa jadi, setara dengan Tanah Perjanjian bagi bangsa Yahudi. Setiap harinya, ribuan orang dari segala penjuru dunia berupaya masuk ke AS, dengan berbagai cara. Legal dan ilegal. Amerika adalah surga, begitulah setidaknya yang ada di benak dan harapan mereka, dan mungkin kita semua. Walau ternyata, harus diakui, Amerika masih juga sama dengan dunia yang lain, bukan surga. Amerika dengan segala permasalahannya. Berjuang untuk hidup dan begitulah, hidup adalah perjuangan, juga bagi mereka yang ingin hidup di Amerika, seperti juga mereka yang sudah hidup sdi Amerika, dengan segala dinamika. Hidup memang tidak mudah. Bagi pemerintah AS sendiri, masalah imigran (dan juga yang out of status) tentu menjadi persoalan yang sangat serius. Setidaknya sampai saat ini di negara adi daya itu ada 12 juta pendatang out of status dari berbagai negara, dan setiap hari ada kemungkinan bertambah. Tidak heran kalau beberapa waktu lalu, pemerintahan George Walker Bush bersama kelompok senator bipartisan merancang sebuah rancangan undang-undang. Isinya, Bush bersama kelompok bipartisan itu ingin memperkuat pengawasan di perbatasan. Undang-undang itu akan mengizinkan sebuah program pekerja sementara, dan menyelenggarakan pengetatan keamanan perbatasan serta hukuman bagi pemberi kerja yang dengan sengaja mempekerjakan imigran ilegal. Bush ingin menempatkan lebih banyak petugas patroli di perbatasan dan mengurangi penyelundupan manusia melintasi perbatasan. Harus diakui, penyelundupan manusia sekarang bukan lagi sekadar mencari hidup yang lebih menjanjikan di tanah rantau. Bagi sementara pihak, memasukkan orang dari satu negara ke negara lain dilihat sebagai peluang dan bisnis. Akibatnya, penyelundupan manusia menjadi sebagai komoditas, sebuah aktivitas dagang dan secara tidak terasa, kita kembali ke zaman perbudakan. Ketika manusia diperjualbelikan. Manusia ada harganya. Tidak mengherankan kalau segala cara ditempuh, karena memang ada kemilau uang di balik semua itu. Lebih dari itu, memang ada semacam hubungan simbiosis mutualis di situ, saling menguntungkan. Walau tak jarang, mereka yang menjadi objek-lah yang paling menderita. Para imigran –terutama imigran out of status- adalah pihak yang paling dirugikan. Dikejar-kejar petugas imigrasi dan polisi, di satu sisi dan di sisi lain diperas sampai titik receh terakhir kalau bisa. Tidak ada lagi humanisme, kasih atau perikemanusiaan di situ. Yang ada adalah transaksi dagang. Hitung-hitungan untung rugi dan itulah ekses imigrasi karena rindunya seseorang untuk hidup yang lebih baik. kabari edisi kali ini mencoba memotret semua itu, dari berbagai sisi yang mungkin. Negara di satu pihak ingin semuanya berjalan sempurna sesuai peraturan perundang-undangan yang ada, sekaligus melindungi rakyatnya dalam mencari nafkah. Di sisi lain hak setiap manusia untuk menentukan tempat tinggal, tempat mencari nafkah dan hak untuk menjalani hidup. Harapan kita semua adalah, tidak ada lagi penindasan dari negara terhadap manusia yang ingin mencari hidup dan kehidupan yang lebih baik. Tidak ada lagi manusia yang memperjualbelikan sesamanya, dengan dalih apapun, Tidak ada lagi penindasan manusia terhadap manusia lainnya, apalagi hanya bermotifkan uang. Semua itu memang tidak mudah, tetapi rasanya bukan sesuatu yang mustahil juga, karena manusia memperoleh anugerah akal budi untuk menjalani hidup ini.

Publisher: Lana Togas-Koentjoro,SH Advisory Board: John Oei Diana Iskandar Indriati Oei Hengki Koentjoro Rudi Rudianto Editor in Chief Adinata Basoeki Editor Danial Herlambang Art Director 3de Photography Editor Hengki Koentjoro Illustrator Dimas Ardi Mulyo Reporters (Indonesia) Theresia Puspitasari Kartika Nadya Christy Togas Solon Sihombing Reporters (USA) Siska Silitonga Peter Phwan Sabrina Fitranty Lily Lim Marketing Director for United States Indriati Oei (Northern California) Rudy Rudianto ( Southern California) Welly Rey ( Southern California) Marketing Director for Indonesia Lana Togas-Koentjoro,SH Sales Marketing Selly Sipakoly (Indonesia) Sabrina Fitranty (USA) Sarah Citradi (USA) Jeannie Teddy (Canada) Marketing Creative Alfan Administration Loraine Sekeon Tedy Homogin Yohannes Lie www.KabariNews.com Contact Editor: editor@kabarinews.com Advertisement: sales@kabarinews.com

kabari: info USA OFFICE 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122 Phone: (415) 213 7323 3333 Brea Canyon Road, Suite 205, Diamond Bar, CA 91765 Phone: 909 839 2800 INDONESIA OFFICE Percetakan Negara IX / 8, Jakarta Pusat 10570, Indonesia Phone: (021) 422 8182 / (021) 4228183 / (021) 422 8184

DISCLAIMER

Semua artikel yang berhubungan dengan imigrasi hanya bersifat informasi imigrasi saja, bukan sebagai nasehat imigrasi (immigration advice). Untuk nasehat imigrasi, disarankan untuk langsung menghubungi Pengacara Imigrasi.

kabari: #4, june 2007 |

3


Kabari Utama

06 | San Francisco, Kota Perlindungan 08 | Visa Z: Antara Harapan Legalisasi dan Kekhawatiran Deportasi 10 | Pemegang Green Card Tidak Kebal Deportasi 12 | Koleksi Foto Immigration Rally San Francisco 13 | Chinese Exclusion Act 1882, Hukum Imigrasi Rasis di Amerika

Kabari Los Angeles

38 | Indonesia Business Forum di Los Angeles, Mari Elka Pangestu pun Hadir Khusus

Kabari Butik

40 | Sebastian Gunawan, Anggun dalam Sebuah Gaun

Kabari Khusus

42 | Tragedi di Virginia Tech, Sebuah Tribute untuk Bang Mora

Kabari Gaya Hidup

44 | Jualan di Amazon.com Gaya Aaron Rietz

Kabari Unik

46 | Becak, Pasang Surut dan Asal Mulanya

Kabari Kisah

14 | Raymond Disuntik Obat Sakit Jiwa Sebelum Usaha Deportasi 16 | Duka Lara Tony Ditahan Imigrasi Amerika

Kabari Jalan Jalan 48 | Wonderland

Kabari Film

18 | Indonesian Movie Awards, Saatnya Penghargaan Bagi Para Bintang

Kabari Musik

20 | Konser Good Charlotte, Hujan Besar Konser Jalan Terus 21 | ‘Konser Nuansa Bening’, Keenan Nasution Tetap Memukau 22 | Konser Saosin Bikin ‘Gempa’ Tennis Indoor Senayan

Kabari San Francisco

Kabari Buku

50 | Cherry Blossom, “Merayakan” Jepang di Amerika 51 | Makan Malam Bareng Pecinta Seni Budaya Indonesia 51 | “Godfather” Baru Bosami-USA

24 | 1000 Places to See Before You Die

Kabari Jakarta

52 | Sedekah Bumi di Kampung Sawah, Musisi Jazz pun Ikut Beraksi 53 | Taman Menteng, Asyik buat Nongkrong

Kabari Seni

25 | City Art Cooperative Gallery, Tempat Mangkal Artis San Francisco 26 | Eko Supriyanto, Penari Tradisional di Pentas Dunia

Kabari Jajanan

28 | Serba Durian di Bulan Juni

Kabari Fotografi 32 | Hari Raya Waisak

Kabari Parenting

34 | Waspadai ‘Car Alone’ pada Anak

Kabari Profile

36 | Tukul, Muka Ndeso Rejeki Kota

Kabari Tawa

53 | Seat Belt Kiai 58 | Orang Indonesia ke Bulan

Kabari Sana Sini

54 | Toko Daiso... Everything is Rp 17.000 54 | Daiso, Pernak Pernik Gaya Hemat Biaya

Kabari Gosip

56 | Cornelia Agatha, Pemeran Utama Terbaik Indonesia Movie Awards 2007 56 | Jeremy Thomas, Enjoy di Bisnis 57 | Wulan Guritno Jadi Duta Taman Menteng

Kedai Kabari

4 | kabari: Iklan bukan kebijakan redaksional. Penerbit tidak bertanggung jawab atas isi dan materi iklan.


a sekali kami Kabari. Bahagi ta ru in nc pe n da n ada yang ba Halo pembaca mi selalu ingi ka n n ka da ku da la an pai ng kami kembali menjum ri. Seperti ya ba Ka ta in nc p. dan pe lengka bagi pembaca ws.com makin mbuat kabarine me i kn ya i, kali in ah “Kabari news.com adal ri ba i, ka di mi t ka rbagi informas New Improvemen gai sarana be ba se da at an bu i mi da , an ng ka ar anda. Jadi Komunitasâ€? ya an, dan koment am al jalah Kabari, ng ma pe di n, l pandanga tu artike sa da pa ar nt kome ingin memberi kan di situ. ku la sa anda bi bagi anda yang berikan gratis ga n ju mi ka u, hal. Anda ingi Bukan hanya it mosikan semua ro mp i me ar n nc da me aksi udara, ingin bertrans ahu teman, sa atau memberit i el , silakan mb un me ap l, ap menjua aan dan rj ke pe i ar nc l, me tempat tingga kami. s tu si n gunaka rinews.com: aru dari kaba rb te l ha lha n Inilah rincia d untuk share community boar ah al ad aca s ta ni mu ri pihak pemb 1. Kabari Ko pengalaman da n, ga an nd pa . informasi, majalah Kabari kan artikel di aiglist) termasuk masu ad (seperti Cr ed ďŹ si as cl s/ lan bari kerjaaan, 2. Gratis: ik , lowongan pe ng ra ba er rt i/ba n untuk jual/bel at tinggal da /mencari temp wa se a, rj ke pencari sebagainya. y untuk bari Director 3. Gratis: Ka bisnis. untuk upon (spesial 4. Special Co li be k a) untu orang Indonesi . barang/service anda di setiap 5. Komentar lakan beri artikel dan si nilai. atau pasangan 6. Cari jodoh w.KabariNews. hidup? Klik ww com

Akreditasi: Lokasi: Borobudur ~ Fotografer: Hengki Koentjoro

kabari: #4, june 2007 |

5


kabari: utama

San Francisco

Kota Perlindungan

MENYUSUL penggerebekan imigran out of status di Bay Area dan kota-kota lain di seluruh penjuru Amerika Serikat (AS) akhir April lalu, Walikota San Francisco yang terkenal progresif, Gavin Newson, menegaskan lagi ordinansi 1989 bahwa San Francisco adalah “Sanctuary City” dalam pidatonya di St. Peter’s Church. Artinya, kota ini adalah kota perlindungan. Polisi dan pegawai city dan county tidak akan bekerja sama dengan petugas federal bagian imigrasi untuk melacak dan menangkap illegal immigrant. “Tergantung di mana anda tinggal. Di kebanyakan kota California, aparat kepolisian umumnya tidak memiliki kewenangan menanyakan status imigrasi anda.” “Kalaupun ada kewenangan polisi, itu sebatas di penjara,” begitu kata Ahilan Arulanantham, Pengacara staff ACLU di Los Angeles. Suka atau tidak, kejadian 11 September 2001 yang menakutkan semua pihak mengubah drastis dunia imigrasi AS. Urusan imigrasi tadinya ditangani INS (Immigration and Naturalization Services). Sejak 2003 imigrasi ada di bawah Department of Homeland Security. Artinya, pendekatan keamanan lebih dipertegas lewat perombakan organisasi ini. Kelompok pembela hak imigran kadang mengeluhkan bahwa perang melawan teroris berubah menjadi perang terhadap imigran. Pihak Imigrasi Amerika memang tetap dengan agenda immigration-raid secara nasional. Meski ada ordinansi kota tentang “Sanctuary City”, tidak berarti imigran ilegal bisa bebas dari “target

6 | kabari:

list” pencekalan petugas ICE (Immigration and Custom Enforcement). Begitu memasuki Mei, jalanan di kota-kota besar AS diramaikan oleh protes imigrasi. Termasuk di kota San Francisco dan Los Angeles. Kebanyakan pemrotes adalah warga Latino yang merupakan bagian terbesar dari sekitar 12 juta undocumented immigrants. Meskipun warga Indonesia tidak terlihat meramaikan protes, tidak berarti kelompok imigran “tak berstatus” asal Indonesia tidak sepi dari persoalan imigrasi. Mei tahun lalu ada razia 33 imigran out of status asal Indonesia di daerah New Jersey. Boleh jadi itu adalah penggerebekan terbesar yang menjaring undocumented immigrants asal Indonesia dalam sekali jaring di compound yang sama. Belakangan ketahuan bahwa itu adalah bagian awal dari “grand scenario” Immigration and Custom Enforcement yang dikenal dengan “Operation Return to Sender”. Selebihnya, operasi penangkapan, detensi dan kemudian deportasi warga Indonesia yang lewat batas masa tinggal di AS bersifat sporadis. Isu imigrasi karena demonstrasi dan penggerebekan yang gencar diberitakan dalam 2 minggu pertama bulan Mei ini tanpa diduga berubah setiap harinya dalam minggu ketiga. Setelah melalui perundingan di belakang pintu tertutup, kelompok bipartisan Demokrat dan Republikan serta White House menyiarkan kesepakatan bersama tentang Reformasi Imigrasi Komprehensif tanggal 17 Mei 2007 lalu.


www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 |

7


VISA Z:

Antara Harapan Legalisasi & Kekhawatiran Deportasi Agus, imigran out of status asal Jakarta, sempat melonjak kegirangan. “Untung dah, gak jadi pulang!”, katanya. Enggan mengurus suratsuratnya dalam 7 tahun, Agus bekerja sebagai housekeeper di sebuah hotel downtown San Francisco. Upahnya cash. Sementara itu, Rika, imigran Indonesia buruh pabrik tanpa surat di Philadelphia, sudah tidak sabaran lagi bertanya, ”Wah, gimana ya cara ngurus pemutihan?” Kabari mendapat reaksi instan ini, menyusul berita hangat Kesepakatan Senat Bipartisan dan Gedung Putih tentang Reformasi Imigrasi di Amerika Serikat tanggal 17 Mei lalu. Tak ada angka resmi jumlah imigran Indonesia di Amerika seperti Agus dan Rika. Pemerintah menyebut mereka illegal immigrants, illegal aliens, atau undocumented immigrants. Diperkirakan ada sekitar 12 juta orang. Kebanyakan dari Mexico. Salah satu Kesepakatan 2007 yang mengagetkan sekaligus menggembirakan adalah rencana legalisasi imigran ilegal di Amerika Serikat, dengan memberikan Visa “Z”. Rencana pemutihan ini baru akan dilakukan setelah urusan security imigrasi di Amerika Serikat diperketat, terutama daerah perbatasan (termasuk airport). Direncanakan juga sistem lebih ketat untuk mengecek status imigrasi seseorang, sebelum diterima kerja. Dan, rencana Visa “Z “ hanya akan diwujudkan sesudah backlog imigrasi sekitar 4 juta imigran dibereskan. Kemacetan ini terutama gara-gara banyaknya imigran lewat sponsor keluarga. Makan sekitar 8 tahun menyelesaikannya. Bagaimana proses pengajuan Visa “Z”? Singkatnya, imigran tak remi yang menghadap Pihak Imigrasi akan diberi status probation (sementara). Selanjutnya, harus lolos background check, tetap bekerja, bersih catatan kriminal dan membayar denda $ 1000. Kemudian, orang tersebut akan memperoleh kartu biometric tahanpemalsuan untuk bisa mengajukan permohonan Visa “Z”. Beberapa tahun kemudian, pemegang Visa “Z” (kepala keluarga) dapat pulang ke negara asalnya mengajukan permohonan green card. Tapi, ini sesudah membayar denda tambahan sebesar $ 4000, mengikuti

8 | kabari:

pelajaran Bahasa Inggris dan persyaratan lainnya. Dengan demikian, pemegang Visa “Z” tidak bisa potong antrian pemohon visa legal akibat backlog imigrasi tadi. Proses yang menjanjikan buat imigran tak berstatus ini bisa makan waktu 8 sampai 13 tahun. Meski lama, setidaknya ada harapan menjadi citizen di kemudian hari. Saat artikel ditulis, Senat baru saja memulai debat terbuka Reformasi Imigrasi. Masih belum ada keputusan. Agar Rancangan Undang-Undang (Bill) menjadi Hukum yang diresmikan Presiden (Law), ada proses berliku di Kongres Amerika. Kongres punya dua bagian, Senat dan House of Representative. Pendeknya, Bill harus lolos dulu di Senat, kemudian mulus di House, baru jadi Law setelah ditandatangani Presiden. Ada momentum bagus dalam Kesepakatan Imigrasi Komprehensif kali ini. Presiden Bush berkepentingan khusus agar Hukum Imigrasi bisa dihasilkan sebelum jabatannya berakhir. Sehingga orang bukan hanya mengenangnya sebagai “War President”, tapi juga sebagai kepala negara yang berjasa membereskan perkara imigrasi. “Ini bukan amnesty dan bukan animosity (kekejaman)”, kata Bush. Kelompok Senator Demokrat ingin membuktikan bahwa mereka mampu bekerja sama secara bipartisan. Tekad itu kentara lewat Senator Demokrat Harry Reid selalu memasang target cepat kapan Immigration Bill dapat tercapai. Kelompok Senator Republikan bersikeras agar persoalan broken border dan illegal immigration harus segera diselesaikan. Pendeknya, harus ada aturan main yang jelas untuk menghentikan laju imigrasi ilegal ke Amerika yang bisa mengancam keamananan dan fasilitas publik yang layak di Amerika. Berdiam diri saja bisa berisiko tinggi. Saat artikel ditulis, sedang terjadi tawar menawar sengit di Senat yang dikenal dengan “Grand Bargain”. Mencapai kompromi legalisasi sekitar 12 juta undocumented immigrant ini, Kubu Republikan mendesak diberlakukannya sistem imigrasi berdasar pendidikan dan keahlian daripada berdasar “ikatan keluarga”. Sistem poin ini seperti di Canada atau Australia. Dalam wawancara dengan Kabari, Bill Ong Hing, pakar Hukum Imigrasi dari Universty of California, Davis, mengatakan bahwa seharusnya tidak perlu ada “trade off” antara pemutihan dengan pengurangan imigrasi


berdasar hubungan keluarga. “Untuk kemanusiaan, kita sudah seharusnya melakuan sesuatu yang secara moral dan etika benar, yakni mengabulkan pemutihan imigran tak bersurat resmi ini”, ungkapnya. Pemulangan paksa 12 juta imigran tanpa ijin tinggal resmi ini jelas tidak manusiawi, tidak praktis dan menghabiskan dana federal. Karena kebanyakan kaum imigran ini bukan kriminal dan mengisi pekerjaan yang umumnya tidak dikerjakan orang Amerika. Banyak yang sudah keluarga di sini. Prof. Hing, salah satu panelis di depan Komite Imigrasi Konggres ini memperkirakan bahwa rencana pemotongan kuota imigrasi berdasar keluarga akan menghantam banyak imigran Asia, termasuk Indonesia. Saat artikel naik cetak, sedang diperdebatkan pembatasan dan pemberian visa kunjungan khusus buat orang tua US citizen. Pemberian green card buat saudara sekandung rencananya dihapuskan. Bahkan, Diversity Lottery Program dengan 50 ribu green card setiap tahunnya bakal dihilangkan. Sebagai ganti “reuni keluarga”, sedang digodok imigrasi dengan sistem poin. Jadi, imigran baru diterima berdasar keahlian, pendidikan, pekerjaan, kemampuan berbahasa Inggris, baru ikatan keluarga di AS. Pembela sistem poin berpendapat bahwa Amerika harus kompetitif dalam ekonomi global di masa depan. Pengkritiknya berargumen bahwa sejarah ekonomi Amerika dibangun karena faktor keluarga besar juga. Kalau terjadi, ini adalah perubahan drastis pendekatan imigrasi Amerika. Kini imigrasi berdasar keluarga sekitar 60% dan 15% lewat pekerjaan.

Di kesempatan telepon terpisah, Rika lebih terbuka mengungkapkan rasa takutnya. Malahan dia mengaku sekitar 70% temannya di Pila (maksudnya Philadelphia) tidak berstatus. “Kejaring? Amit-amit dah”, ungkapnya. Ketakutan kejaring penggerebekan di kalangan imigran, termasuk yang dari Indonesia, bukanlah mengada-ada. Meliput reli imigrasi awal Mei di San Francisco, Kabari menyaksikan sendiri jumlah pesertanya jauh berkurang dibanding tahun lalu. Kabarnya, imigran takut ketangkap. Hal sama terjadi di banyak kota besar lain di AS. Isu security tetap menjadi agenda nomor satu Department of Homeland Security. Artinya, agen federal dari Immigration and Custom Enforcement tidak akan berhenti melakukan raid. “Operation Return to Sender” yang dilancarkan ICE sejak 26 Mei tahun lalu mengklaim sudah menangkap 23.000 individu sampai akhir April lalu. Memang banyak kriminal yang tertangkap. Tetapi, tidak sedikit pelanggar batas tinggal, termasuk peminta asylum di Amerika terjaring razia. Mei tahun lalu ada penggerebekan, sekali tangkap 33 imigran asal Indonesia di New Jersey. Bisa jadi ini penangkapan terbesar buat warga Indonesia di USA. Selebihnya adalah penangkapan sporadis. Secara nasional jumlah penjara imigrasi di Amerika meningkat pesat sejak kejadian 911. Menunggu deportasi, lebih dari 200 ribu imigran ditahan setiap tahunnya di 8 fasilitas federal, 312 county jail dan municipal jail, bahkan 6 penjara swasta mitra federal yang meraup untung besar.

Kekuatiran Deportasi

Ditanya bagaimana prospek reformasi imigrasi di Amerika, Prof Hing menyatakan tidak heran apabila debat imigrasi tahun ini bakalan kandas di jalan. Kalau perdebatan ini berantakan, maka Kongres sedikitnya harus menunggu setelah pemilihan Presiden 2008 dan Kongres baru 2009. (peter phwan) www.KabariNews.com/?1738

Di tengah hingar bingar harapan pemutihan, tidak berarti bahwa ketakutan imigran tanpa status terhadap razia imigrasi langsung sirna. Bisa jadi perasaan gembira campur kuatir itulah yang terjadi di Amerika. Waktu ditanya Kabari, Agus secara bisik-bisik mengaku was-was juga kalau suatu saat ketangkap.

Prospek Reformasi Imigrasi

Proposal Imigrasi 2007

Lewat kesepakatan President Bush dengan Kelompok Bipartisan Demokrat dan Republik di Senate Berikut adalah intisari rancangan Undang-Undang Imigrasi yang baru • Melipatgandakan jumlah petugas patroli perbatasan Amerika dengan Mexico sampai 18,000 orang. • Membangun 370 mil pagar baru yang berbatasan dengan Meksiko. • Menciptakan sistem ketenagakerjaan elektronik untuk memverifikasi status imigrasi calon pekerja • Secara fundamental mengubah prinsip penerimaan imigran ke Amerika Serikat dengan lebih mempertimbangkan tingkat pendidikan dan keterampilan kerja, juga ikatan keluarga Jika pengamanan perbatasan sudah terlaksana, Undang-Undang baru bisa:

• Menciptakan visa “Z” kepada imigran ilegal yang bisa membuktikan keberadaannya di Amerika Serikat sebelum 1 Januari 2007 untuk menjadi penduduk tetap resmi (legal permanent residents). Orang tersebut harus membayar denda sebesar $ 5000, belajar Bahasa Inggris dan (kepala keluarga) harus pulang ke negara asalnya. Proses ini bisa makan waktu 8 sampai 13 tahun. • Menciptakan “Temporary Worker Program” untuk 400.000 orang, yang bisa bekerja selama 6 tahun, pulang setahun setelah dua tahun bekerja di Amerika Serikat dan tidak boleh membawa anggota keluarga. • Menambah visa H-1B untuk pekerja dengan ketrampilan tinggi dari 65.000 menjadi 115.000 orang.(peter/sfchronicle)

kabari: #4, june 2007 |

9


kabari: utama

Menyusul serangan pertama ke World Trade Center dan pemboman Oklahoma, Presiden Bill Clinton sempat menandatangani “Anti Terrorism and Effective Death Penalty Act” (AEDPA) di tahun 1996. Perundangan ini mengharuskan detensi dan deportasi untuk semua legal permanent residents yang dihukum setahun atau lebih karena aggravated felonies, moral turpitude atau controlled subtances. Perundangan kedua adalah “Illegal Immigration Reform and Immigrant Responsibility Act of 1996”. Lebih populer sebagai IIRA-IRA. Hukum ini memungkinkan deportasi otomatis untuk imigran non-resident lebih cepat, karena pelanggaran kriminalitas kecil sekalipun. Pengkritik dua undang-undang ini sering berpendapat bahwa alasan deportasi seringkali samar. Akibatnya, semakin banyak penduduk bukan citizen terancam deportasi. Tidak perduli kapan kejahatan dilakukan atau berapa lama dipenjarakan. Tidak urusan dengan hak untuk judicial review. Tak ada kesempatan kedua untuk melawan deportasi berdasarkan ikatan keluarga atau berapa lama sudah tinggal di Amerika Serikat. Bahkan tidak perduli meskipun imigran datang ke AS waktu masih

10 | kabari:

anak-anak. Orang bisa maklum terhadap deportasi pelaku pembunuhan, pemerkosaan atau perampokan. Tetapi, kekhilafan imigran karena melakukan kejahatan minor di masa remaja pun bisa berakibat fatal. Dideportasi ke negara “asal” dan berpisah dengan keluarga yang sudah tinggal di Amerika. Kejadian ini difilmkan dengan bagus dalam filem PBS “Sentenced Home”. Ini mengisahkan tiga imigran Kamboja yang tinggal di Seattle. Mereka menginjakkan kaki di Amerika sebagai pengungsi “Killing Field” dan menjadi permanent resident. Salah satu pemuda di filem itu, Loeun Lun, terbukti pernah menembakkan pistol di udara dalam usaha melindungi diri dari serangan gang lain waktu masa mudanya. Singkatnya dia “dipulangkan paksa” Imigrasi Amerika ke Phnom Penh. . Dulunya, Hakim Imigrasi dapat mempertimbangkan faktor seperti hubungan imigran dengan masyarakat sekitarnya, kelakuan

baik dan riwayat kerja (berkaitan dengan pajak). Hakim dapat juga menimbang kesulitan ekonomi dan politik yang dihadapi imigran dan keluarga akibat deportasi. Tapi sekarang, dengan keras Perundangan 1996 membatasi Hakim untuk membatalkan deportasi. Hakim tak punya banyak pilihan. Pengadilan imigrasi bersifat sipil (bukan kriminal). Karenanya hak mendapatkan pendampingan Pengacara seringkali tidak berlaku, sehingga mayoritas imigran menghadapi deportasi tanpa hak representasi yang paling fundamental di Amerika. Perundangan 1996 tadi menghilangkan praktek “suspension of deportation” yang sebelumnya bisa melindungi imigran tanpa sejarah kriminal dari deportasi. Sebagai gantinya, imigran bisa memilih meninggalkan Amerika secara sukarela sebagai jalan menghindari deportasi atau dilarang masuk kembali ke Amerika.


KALAU TERTANGKAP: Voluntary departure hanya terbuka buat imigran non-kriminal. Berikut contoh kasus “ringan” yang bisa mengancam pemegang green card kena deportasi. Misalnya, cekcok suami istri berujung kekerasan dalam rumah tangga (domestic violence), berulangkali tertangkap mabuk waktu mengendarai mobil (DUI - Driving Under Influence), memalsukan Social Security atau Green Card, memiliki kokain, bahkan terusmenerus tertangkap waktu mencuri atau “ngutil” di mal. Singkat kata. Melek hukum dan menaati perundangan di negeri ini adalah resep terbaik agar tidak terperangkap urusan deportasi. Tak perlu kuatir, apalagi takut ! (peter) Selengkapnya: http://www. pbs.org/independentlens/ sentencedhome

Begitu Ya Begitu, Tapi Jangan Begitu!

Amerika Serikat adalah Negara hukum. Artinya, semua imigran sudah seharusnya taat hukum. Tapi orang sering lupa bahwa aparat Imigrasipun juga harus mematuhi hukum yang berlaku. Dalam wawancara dengan staff pengacara ACLU, Ahilan Arulanantham, mengungkapkan bahwa secara konstitusional (due process Amendment 5) imigran masih berhak untuk diam (selain menyebut nama) sampai didampingi lawyer, bila tertangkap Imigrasi. Diungkapkan juga, selain di airport atau border, imigran tidak harus menjawab pertanyaan orang yang menanyakan status imigrasi anda. Tip selengkapnya bila tertangkap Imigrasi (dalam Bahasa Indonesia) bisa diklik di Kabarinews.com. (“Know Your Rights” dan “Remain Silent”)

www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 11


Koleksi Foto Immigration Rally San Francisco

Bayi dan anakanakpun ikut reli imigrasi

Tidak ada seorang manusiapun yang illegal

Wajahwajah Asia dalam protes imigrasi di San Francisco

Lewat lirik berirama hip hop, komunitas Filipino San Francisco turut meramaikan immigration march

12 | kabari:

Kaum agamawanpun turun ke jalan turut reli imigrasi


Chinese Exclusion Act 1882,

Hukum Imigrasi Rasis di Amerika Di luar dugaan banyak orang Indonesia, pernah ada suatu peraturan imigrasi rasis pertama yang dibuat oleh Kongres Amerika pada 1882.

Aturan bernama “Chinese Exclusion Act” itu menghalangi semua orang Tionghoa dari daratan Tiongkok masuk ke Amerika Serikat, kecuali orangorang yang berprofesi pedagang, mahasiswa, pendeta atau pelancong. Selanjutnya, perundangan kontroversial ini menolak hak orang Tionghoa untuk naturalisasi menjadi Warga Negara Amerika dari tahun 1882 sampai 60 tahun berikutnya. Hukum yang sama mengambil hak-hak sipil serta membantu berkembangnya stereotype yang mempertanyakan loyalitas dan identitas orang-orang Tionghoa di Amerika. Connie Young Yu, sejarawan California Tempo Dulu dan Pecinan San Francisco dan San Jose, mengatakan, “Kita perlu terus mempelajari hikmah dari UndangUndang ini dalam sejarah kita dan sejarah Amerika.” Ini

adalah saat ketika para politisi memutuskan, negara seperti apa yang kita kehendaki? Dan Exclusion Act menentukan jawabannya: kelas atas, tanpa buruh, tanpa orang Tionghoa, tanpa orang kulit berwarna. Para pemimpin waktu itu mencoba mendefinisikan dan menciptakan masyarakat yang menolak kehadiran kelas buruh dan orang kulit berwarna. Di saat kaum buruh dan kelas menengah California memprotes efek ekonomi dan lingkungan terhadap adanya monopoli, trust dan digantikannya pekerjaan dengan tenaga mesin, para politisi menyudutkan imigrasi kaum Tionghoa sebagai sumber semua masalah, dari ekonomi dan moral. Orang Tionghoa California dan para pendukungnya berjuang melawan “Exclusion Act” yang tidak adil dan tidak konstitusional ini. Hukum rasis ini secara penuh ditarik di tahun 1968. Meski ada penarikan parsial di tahun 1943 yang mengembalikan hak naturalisasi orang keturunan Tionghoa. “Ini adalah satu kemenangan besar dalam konstitusi kita,” ungkap Yu. Pameran mini berlangsung di tengah hangatnya debat Imigrasi di Kongres tahun ini dan bertempat di Gedung Federal, Phillip Burton, downtown San Francisco. Gedung inilah tempat Pengadilan Tinggi Circuit ke-9, tempat sebagian kasus banding imigrasi dari Indonesia diputuskan. Selengkapnya: remembering1882.org.(peter)

kabari: #4, june 2007 | 13


kabari: kisah

Kisah imigran Indonesia yang mendekam 2,5 tahun lebih di Penjara Imigrasi California

Raymond Disuntik Obat Sakit Jiwa

Sebelum Usaha Deportasi Dok dok dok dok ‌ gedoran amat keras di pintu rumah Raymond dan Cindy di kawasan San Bernardino itu segera saja membangunkan mereka dari tidur nyenyaknya. Masih jam 6 pagi, hari pertama September 2004. Heran mengapa bukan bel rumah yang bunyi. Mengendap-endap, dia mengintip siapa gerangan dari balik window blind rumahnya. Gedoran mirip gebrakan itu tak berhenti. Pria Manado ini terpaksa membuka pintu. Di depannya dua agen federal berbaju preman. Satu berwajah Latino, satunya bule. + Anda Raymond ? - Yes (tertahan) + Hari ini juga anda dideportasi! Ini surat perintahnya! - Bagaimana mungkin, ofďŹ cer ? Kasus saya masih pending dan ditangani lawyer (memperlihatkan suratsurat)

14 | kabari:

Usaha Ray meyakinkan petugas sia-sia. Dua tangannya diborgol. Berbekal baju seadanya dan dokumen imigrasi, dia menaiki mobil SUV bersama agen ICE (Immigration & Custom Enforcement) menuju gedung federal di downtown LA. Ray sungguh terpukul. Di kejauhan, istrinya terpaku sedih. Peristiwa mengagetkan di Colton itu hanyalah secuil perjalanan panjang suami-istri asal Indonesia ini mengurus ijin tinggal di Amerika. Mendarat tahun 1999. Setahun kemudian minta asylum. Usahanya naik banding berujung dengan keputusan ďŹ nal 9th Circuit Court di awal Juni 2004. Kasusnya ditolak. Belum menyerah, Ray kontak satu lawyer top di LA di bulan Juli. Pengacaranya menjanjikan membawa kasusnya ke Supreme Court (setingkat Mahkamah Agung). Saat konsultasi, dia mengingatkan attorney dalam 30 hari surat dari pengadilan tinggi itu harus dijawab.


Pilihannya, meninggalkan AS sukarela atau membuka lagi kasusnya. Berharap tetap di AS dan kurang mengerti hukum, dia langsung saja bayar depe. Karena sampai deadline tak ada file apapun dari si Pengacara, terjadilah penangkapan ini. Sesampai di downtown LA, Raymond harus menjalani interogasi berjam-jam. Sekitar jam 11 siang dia berhasil menelpon Pengacaranya. Si lawyer berusaha menenangkannya. “Dont’ worry, Ray, I will let you out from there”, tukasnya. Masih yakin bisa bebas, tapi tak ada tanda-tanda lepas sampai malam. Terpaksa harus tidur beralaskan lantai. Jam 10 malam, Ray dipindah ke Lancaster. Menunggu lagi. Perawat memeriksa kesehatan semua tahanan. Setelah mandi, dia harus berpakaian seragam orange yang bertuliskan ‘county jail’. Di saat itulah Ray tidak bisa lagi menahan air matanya. Dia masih shock, kecewa, dan sangat sedih sekali. Seperti kriminal. Seingatnya dia mendekam di barak di paling ujung, bernomor 29. Baru merem sebentar, jam 5 sudah harus bangun untuk breakfast. Hari ketiga jam 10 malam, Ray sekali lagi ditransfer ke Detention Center di San Pedro. Ray mengenakan seragam warna lain. Protes dengan sang sipir. “Kenapa biru ?”, kata Ray. Si petugas keras menjawab dialah yang “in charge” urusan seragam. Belakangan dia tahu, biru itu untuk tahanan non-kriminal, orange untuk tahanan misdimeanor dan merah untuk penjahat kelas berat. Di penjara imigrasi San Pedro yang bertingkat, Ray menghuni salah satu lantai atas yang disebut Pod. Ada 7 Pod. Meski terhubung, satu Pod disekat menjadi 3 ruangan besar. Masing-masing untuk tempat tidur, tempat makan dan tempat mandi. Ada sekitar 65 tahanan dalam satu Pod. Ada dua security guards. Menunggu kepastian nasib lebih dari 3 bulan, pagi jam 10 pada 7 Desember 2004 Ray dipanggil petugas untuk menghadap ke Processing Center. Berlokasi di bawah, ini adalah tempat agen federal menginterogasi tahanan imigrasi. Jumlahnya 5 kamar sel ukuran sedang. Ada meja, kursi bench. Juga toilet kecil. Salah satu dinding sel berkaca tembus pandang, dimana petugas bisa memperhatikan gerak-gerik tahanan. Begitu masuk Processing Center, Ray bertemu petugas yang mengaku dari Texas. Seolah memvonis, officer bilang, “Hari ini anda dideportasi !”. Ray bereaksi, “Why don’t I get a notice?” Dia masih yakin bakal bebas. Petugas terus memperlihatkan semacam tiket pesawat dari SQ untuk penerbangan malam itu dari LAX ke CGK. Si petugas juga bilang kalau dia akan menjadi escort, sekaligus nurse, selama penerbangan. Petugas sempat tanya apakah Raymond perlu obat penenang. Ray menjawab spontan tidak perlu. Bahkan, Ray meyakinkan bahwa dia adalah seorang pendeta muda di salah satu gereja berbahasa Indonesia di kawasan San Bernardino. Mendengar berita deportasi tadi, Ray memelas minta ijin menelpon istri dan lawyer-nya. Meninggalkan

Cari jodoh??

lokasi, petugas membalas, “No, not now”. Pedih sekali rasanya. Ray mencoba dinner sebisanya. Tiba-tiba saja beberapa petugas berseragam hijau masuk menyergap Raymond di dalam ruangan. Ray sempat terkejut. Sedikit memekik, dia bertanya, “What’s going on?” Seorang lady officer berkata akan menginjeksi dia. Ray mencoba menjelaskan.”M’am, please, ini tidak perlu, Saya siap pulang sekarang juga” ujarnya. “Saya baik-baik saja. Saya ini pendeta, M’am”, ujarnya. Petugas perempuan tadi balik menjawab, “No, no, no. Sudah terlambat! Buka celanamu sekarang!” Sejurus kemudian, semua petugas langsung memegang tangan, kaki dan kepala Ray. Badannya dihempaskan ke bangku terdekat. Kepala dan dadanya terantuk keras. Lalu, diinjeksilah Ray malam itu. Seorang petugas panik “Hold the camera”. Akhirnya, dengan sisa-sisa tenaga, Ray berkata, “Mengapa anda lakukan ini terhadap saya. Saya bukan binatang”. Dia langsung tertidur. Saat wawancara bagian ini, Ray bersuara serak, banyak jeda dan bernapas panjang mencoba melanjutkan kisahnya. Begitu siuman, badannya berat, kepalanya pening. Malam itu juga Ray dilarikan dalam van berpendingin udara maximum menuju ke airport. Berlengan pendek, menggigil serasa hampir ajal rasanya. Begitu sampai di runway airport, menunggu dua jam sebelum deportasi. Lalu, satu officer bilang, “Well, Ray, anda lucky tak jadi dideportasi sekarang !”.Kenapa tidak?, tanyanya penasaran. “No clearance”, jawab petugas singkat. Bukannya senang, Ray malah jengkel sekali. Semalaman masih merasa ling-lung di Pod. Mengutip LA Times, security bandara LAX membatalkan deportasinya karena kurangnya notifikasi dari ICE. Ray mendekam 27 bulan di penjara kawasan Long Beach ini. Baru lepas 12 Februari 2007 berkat bantuan American Civil Liberty Union Los Angeles yang memenangkan gugatan pelepasan puluhan imigran yang ditahan tanpa batas waktu. Ahilan Arulanantham, pengacara Ray yang pro bono dari organisasi pembela hak-hak sipil di Amerika ini berkata “ Penyuntikan Ray sungguh tidak manusiawi, bahaya dan illegal”. Pakar kesehatan mitra ACLU mencatat bahwa obat yang diinjeksikan kepada Raymond termasuk obat psikosis. Buat pasien sakit jiwa yang melawan petugas. Ray merasa beruntung memiliki istri yang tabah dan setia. Dia masih bisa menelpon Cindy, istrinya, dari balik tahanan. Pasangan ini belum dikarunia anak. Beruntung teman-temannya masih mengunjunginya selama ditahan, meski bertemu-muka dibatasi kaca, berdiri di bilik sempit dan berbicara via telpon. Yang terpenting, Ray tidak lupa berdoa dan terus berjuang. (Peter Phwan) (Wawancara Kabari dengan Raymond di LA dan Ahilan Arulanantham, pengacaranya, terjadi berkat bantuan American Civil Libery Union, South California. Kasus ini masih dalam proses hukum, data Ray selengkapnya ada pada Redaksi)

Untuk berita selengkapnya klik www.KabariNews. com/?1739

Klik www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 15


photo: www.sxc.hu (david ritter)

kabari: kisah

Duka Lara Tony

Ditahan Imigrasi Amerika Sebagai imigran yang tinggal jauh dari kampung halaman, ditangkap petugas imigrasi dan ditahan berbulan-bulan, rasanya merupakan mimpi paling buruk yang menjadi kenyataan. Jumat pagi, tanggal 25 Februari 2005 tidak akan pernah dilupakan Tony (nama samaran) asal Kalimantan. Seperti biasa dia dijemput mobil mini van untuk berangkat ke tempat kerjanya di sebuah restoran Mandarin yang berlokasi di New Hampshire. Di situ Tony adalah koki. Bersama dengan 11orang rekan sekerja yang semuanya dari China. Hanya Tony yang dari Indonesia. Mini van yang semestinya untuk 8 orang itu dijejali oleh 11 orang. Itulah yang ternyata menjadi perhatian polisi setempat. Belakangan Tony tahu, mobil diberhentikan bukan karena kelebihan penumpang. Mereka memang sudah diincar Imigrasi karena dicurigai membawa pekerja tanpa surat. Namun, hanya si Tony yang ditangkap, dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.

16 | kabari:

Alasan pencidukannya hanya karena si Tony membawa kartu I-94 (kartu izin tinggal di Amerika) yang sudah habis masa berlakunya. Setelah diinterogasi selama kurang lebih tiga jam, dia langsung dibawa ke penjara setempat. Selnya sangat kecil dan semuanya boleh dibilang “lengkap� berada di satu tempat itu. Untuk tidur, makan, buang air besar dan pipis. Kegiatan si Tony sendiri selama dipenjara adalah rutin. Ini menyiksa, karena dia merasa “makan tak kenyang, mati pun tak bisa�. Berdoa dan pasrah kepada Tuhan adalah satu-satunya yang bisa dilakukan Tony, setelah gagal berusaha menghubungi kenalan atau mantan bosnya via telepon.


Setelah seminggu ditahan, tiba-tiba Tony dipanggil petugas. Berharap untuk dibebaskan, rupanya Tony dipanggil hanya untuk dipindahkan ke penjara yang lebih besar, di Negara Bagian Connecticut. Perjalanannya panjang dan menyengsarakan. Dengan tangan diborgol yang disambung dengan rantai ke pinggang terus ke borgol kaki. Duduk di bangku kayu, sejajar dan berhadapan dengan tahanan lainnya di dalam mobil khusus untuk angkutan tahanan. Berangkat pukul 08.00 dan tiba pada pukul 15.00. Setelah serasa tak ada akhirnya, sampai juga di penjara yang lebih besar, tapi belum tentu lebih enak. Namanya juga penjara. Di Connecticut penjaranya memang besar dengan tatanan dan aturan yang berbeda dengan penjara sebelumnya. Di sini satu sel besar untuk 10 penghuni dengan lima ranjang susun. Ini penjara bagi pelaku kriminal, seperti pedagang narkotika, pembunuh, penganiaya istri (domestic violence). Selama di penjara ini Tony sempat diadili dua kali. Tetapi tanpa didampingi pengacara karena semua pengacara pro bono (sukarela) tidak ada yang datang. Ini adalah pengadilan jarak jauh via satelit, karena Tony hanya meninggalkan sel tahanan untuk pindah lantai, ke ruangan yang ada televisinya. Karena bahasa Inggris Tony sangat terbatas, setiap proses pengadilan diperlukan penerjemah. Jika tidak ada penerjemah yang dapat dihubungi, biasanya pengadilan dibatalkan oleh hakim. Pada pengadilan kedua, si hakim seingatnya berkepala botak tidak dapat mengambil keputusan terhadap kasus Tony. Dari sini Tony ditransfer lagi ke Penjara Boston. Dengan bantuan seadanya, Tony bertekad membela diri sendiri. Singkatnya kasus Tony ditolak hakim. Konsekuensinya, Tony dikembalikan ke sel tahanan. Hampir tiga bulan lamanya Tony dipenjara. Selama itu sang istri yang tiba tiba kehilangan kontak dan kiriman uang menjadi sangat cemas. Si istri berusaha mencari tahu ke mana-mana, termasuk ke dukun sakti. Si dukun tidak tahu Tony di mana tapi berani memastikan dia masih hidup. Mmmmm aneh juga yah orang pintar ini. Namanya juga dukun. Entah berdasarkan apa, pada sidang terakhir hakim Boston di memutuskan untuk membebaskan Tony dengan uang jaminan sebesar $ 2000. Setelah keluar penjara, Tony langsung beli tiket bis kembali ke New Hampshire untuk mengambil koper yang ditinggal di restoran sebelum ditangkap. Tawaran kerja kembali di restoran tersebut ditolak. Tekadnya sudah bulat untuk pergi ke California, mencari pengacara membereskan status imigrasinya. Saat ini Tony masih dalam proses menunggu pengadilan berikutnya di San Francisco. Secara hukum Tony sekarang masih berhak untuk tinggal di Amerika, tanpa boleh ditangkap dan dideportasi. (a_kece/ll) Cerita lengkapnya klik di www.KabariNews.com/?1740

Mailing List Sign Up

Ingin dapat Kabari terbaru dari Kabari lewat email? kabari: #4, june 2007 | 17 Klik Mailing List Sign Up di www.KabariNews.com


kabari: film

Nidji

Indonesian Movie Awards, Saatnya Penghargaan untuk para Bintang

Aming, Luna Maya, Nirina Zubir dan Ringgo Agus Rahman sebagai host

TENNIS Indoor, Jakarta, Sabtu 12 Mei 2007 malam lalu dipenuhi aktor dan aktris film ternama. Mereka memang tengah berlomba untuk meraih penghargaan sebagai insan perfilman terbaik. Indonesia Movie Award, itulah tajuk acara malam itu. Acara yang digelar untuk memperebutkan Piala Layar Emas ini memang baru pertama kali digelar dan diselenggarakan Stasiun TV RCTI bagi para aktris, aktor dan film Indonesia atas prestasi

di dunia perfilman. Acara dengan setingan panggung yang wah ini tepat dimulai pada pukul 20.00 dan diawali penampilan Aming (sebagai host) dalam parodi film-film terkenal Indonesia. Dimeriahkan juga oleh penampilan bintang muda berbakat, yaitu Ringgo Agus Rahman, Luna Maya, Nirina Zubir yang juga berlaku sebagai host dalam acara tersebut, bersama Aming. Belum lagi penampilan yang tidak kalah menariknya, yaitu aksi keren Nidji, Seurieus, Delon, Melly Goeslaw, Acha dan Irwansyah, dan Gita Gutawa. Hadir pula sebagai pembaca nominasi seperti, pasangan Titi Kamal dan Christian Sugiono, Davina, Samuel Rizal, Bunga Citra Lestari, Evan Sanders, Raihanuun, Rizky Hanggono, Fauzy Baadilah, Lukman Sardi, Rachel Maryam, Aryo Wahab, Laudya C Bella, Raffi Ahmad dan puluhan bintang lainnya.

Nominasi dalam Indonesian Movie Award tentunya berbeda dengan versi FFI (Festival Film Indonesia), jika kita flash back pada festival film Indonesia 2006 lalu. Ketika itu muncul protes para sineas muda tentang kekecewaan mereka terhadap terpilihnya film Ekskul sebagai film terbaik FFI 2006. Nominasi yang terpilih dalam Indonesian Movie Award merupakan penghargaan kepada insan perfilman atas karya-karya yang telah dihadirkan untuk para pecinta film Indonesia. (teks: kiky, foto: alfan)

Christian Sugiono dan Titi Kamal

18 | kabari:


Peraih Piala Layar Emas di INDONESIAN MOVIE AWARDS 2007

Pemeran Utama Pria Terbaik: Nicholas Saputra (Janji Joni) Pemeran Utama Wanita Terbaik: Cornelia Agatha (Detik Terakhir) Pemeran Pembantu Pria Terbaik: Slamet Rahardjo (Ruang) Pemeran Pembantu Wanita Terbaik: Kinaryosih (Mendadak Dangdut)

Nia Dinata

Slamet Rahardjo

Pasangan Tefavorit: Titi Kamal dan Kinaryosih (Mendadak Dangdut) Pendatang Baru Wanita Terbaik: Sigi Wimala (Tentang Dia) Pendatang Baru Pria Terbaik: Albert Faxdawer (Denias) Pendatang Baru Pria Terfavorite: Agus Ringgo (Jomblo) Pemeran Utama Pria Terfavorite: Tora Sudiro (D’bijis) Nirina Zubir

Titi Kamal

Pemeran Utama Wanita Terfavorite: Nirina Zubir (Mirror) Soundtrack Favorit: My Heart (Heart) Film Favorit: Denias Singing Aktor/Aktris Terbaik: Titi Kamal (Jablay)

Film Favorit: Denias

www.KabariNews.com

Tora Sudiro

kabari: #4, june 2007 | 19


kabari: musik Hari Selasa, 24 April 2007,

GOOD Charlotte, band asal Waldorf, Maryland, Amerika Serikat mengadakan konser dalam rangka konser promo album terbaru mereka, Good Morning Revival, di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Selatan pada Selasa, 24 April 2007. Grup band yang terdiri dari Joel Madden (vokal), Benji Madden (gitar), Billy Martin (gitar) dan Paul Thomas (bass) itu telah tiba di Indonesia sejak Minggu (22/4). Mereka sengaja datang lebih awal dari waktu penyelenggaraan konser untuk melihat-lihat kota Jakarta. Konser ini bertemakan gothic, seperti yang diungkap Adrie Subono, pimpinan Promotor Java Musikindo, sehari sebelumnya. Java Musikindo mempersiapkan

Konser Good Charlotte, Hujan Besar Konser Jalan Terus

tata panggung yang cukup heboh. Panggung besar berukuran 16 x 9m dengan tata lampu sebesar 150 ribu watt, sound system 60 ribu watt dan dua buah screen berukuran 3 x 4m di sisi kanan dan kiri panggung, cukup memperlihatkan greget konser ini. “Kami sangat senang dapat berada di sini lagi. Apa pun akan kami lakukan demi memuaskan penggemar,” itulah yang diucapkan Good Charlotte kepada pers.

20 | kabari:

Mereka berjanji tampil sebaik mungkin untuk fans mereka. Pada hari H, konser yang semula dijadwalkan dimulai pukul 20:00, molor setengah jam akibat hujan deras yang membuat penonton datang terlambat. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat penonton. Ketika band yang ditunggu-tunggu mulai menampakkan diri, kontan seluruh penonton berteriak histeris. Sekitar 4.000 penonton memadati Tennis Indoor Senayan. Good Charlotte langsung ‘menghajar’ konser dengan lagu pembuka, yaitu Misery. Para penonton pun berguncang mengikuti irama. Dalam konser ini, sang vokalis, Joel, seringkali menyapa penggemar. “Terima kasih” dan “Apa kabar” meluncur dengan lancar dari mulutnya. Sontak semua penggemarnya terutama perempuan- berteriak histeris mendengar ucapannya. Sampai di awal lagu keempat, Joel meneriakkan “Ahha”, yang merupakan refrain dari single pertama di album terbaru mereka yang berjudul Keep Your Hands of My Girl.

Single ini merupakan favorit penonton. Terlihat penonton begitu antusias mengikuti lirik lagu dan bernyanyi bersama secara kompak. Berkali-kali Joel menyapa penggemar sehabis menyanyi. Bahkan Joel sempat turun dari panggung dan bernyanyi tepat di depan kerumunan penonton. Kesempatan ini tentu tidak dilewatkan oleh para fans Good Charlotte. Ratusan kamera memotret vokalis ganteng tersebut. Kapan lagi bisa memotret Joel menyanyi dari jarak yang dekat? Good Charlotte memainkan hampir seluruh lagu dalam album terbarunya. Tak lupa lagu-lagu handal di album lamanya pun mereka mainkan, seperti Boys and Girl, Predictable dan I Just Wanna Live. “We Love Jakarta,” ungkap Joel. Konser ditutup dengan lagu Lifestyles Between of Rich and Famous. Benar-benar konser yang keren. Great concert, Good Charlotte!! Untuk membaca wawancara singkat kabari dengan salah satu personel Good Charlotte, Billy Martin, klik www.KabariNews.com/?1741 (chika)


“Konser Nuansa Bening” Keenan Nasution Tetap Memukau

TEMBANG-tembang lawas era tahun 70 dan 80-an tentunya masih lekat dalam ingatan kita. Masih ingat dengan Sabda Nada, Badai Band, God Bless, Gypsi Band, Gang Pegangsaan? Yang sudah kenal pastinya mereka yang sudah cukup dewasa (boleh dibaca sudah senior) ya, karena belum tentu anak sekarang kenal dengan namanama band di atas. Ya, mereka adalah para musisi yang hitsnya in di zamannya. Kini mereka kembali menunjukkan kemampuan bermusik di “Konser Nuansa Bening Keenan Nasution”. Sebuah konser tentunya diharapkan bisa menghibur para penontonnya dengan lagu-lagu yang dibawakan. Meskipun banyak para musisi luar yang mengadakan konser di Jakarta seperti Muse, Good Charlotte dan yang lain. Namun di tengah banyak konser pemusik luar, Keenan mampu membuktikan bahwa lagu-lagu zaman dulu tetap dinanti para pencintanya. Keenan membuktikannya dengan penampilan yang memukau dalam konsernya yang bertajuk “Nuansa Bening”. Keenan Nasution seorang musisi yang bisa sukses bertahan lama menghasilkan karyakaryanya yang fenomenal dan legendaris. Salah satu karyanya adalah album “Badai Pasti Berlalu” yang digarap bersama almarhum Chrisye. Ternyata konser ini juga

didedikasikan untuk almarhum Chrisye, musisi legendaris yang telah berpulang beberapa waktu lalu. Karya-karyanya meledak di era 70 dan 80-an kini mempersembahkan kembali karyakarya lawasnya dalam sebuah konser yang berlangsung pada 5 Mei lalu, di Nusa Indah Teater, Balai Kartini, Jakarta. Penonton yang sudah hadir dari pukul 19.00 malam itu terlihat begitu antusiasnya untuk menyaksikan karya Keenan kali ini. Hadir pula dalam konser tersebut nama-nama yang pada zamannya sering berkunjung ke Gang Pegangsaan, seperti Oddie Agam, Adri Subono, Fariz RM, Ronny Harahap. “Ini konser yang saya tunggu-tunggu, sudah lama nggak lihat Keenan perform, yang saya harapkan semoga penonton bisa terhibur dengan lagu-lagu yang akan dibawakan,” tutur Oddie Agam yang ditemui kabari sesaat sebelum konser dimulai. Konser yang dimulai pada pukul 20.15 waktu itu berlangsung dengan lancar selama kurang lebih dua jam. Dibuka dengan penampilan Elfa’s Singer dengan Zamrud Khatulistiwa yang pernah dipopulerkan oleh almarhum Chrisye. Dalam pagelaran kali ini pastinya Keenan juga tampil bersama Gypsi dan Gang Pegangsaan (kedua band yang dibentuknya). Kali ini Keenan juga berkolaborasi dengan sang anak Darryl yang sekarang mengikuti

Kehabisan Majalah?

jejak Keenan sebagai musisi. Bertabur Bintang Konser ini juga bisa dibilang konser dua generasi musisi Indonesia karena Keenan berkolaborasi dengan para musisi muda, seperti Ada Band, Nugie, Marcel, Yana Julio, Gilang Ramadhan, Adi Ms, Rita Effendy, dan Agus Wisman. Keenan yang muncul dengan suara khasnya dan mengenakan kemeja hitam tampil berkolaborasi dengan Ada Band menyanyikan salah satu tembang lawasnya “Telaga Merah”. Sambutan penonton begitu meriah mereka serasa mengenang lagu-lagu yang in pada waktu itu, atau mungkin karya yang dibawakan Keenan mempunyai makna tertentu bagi mereka. Keenan tiada hentihentinya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantunya sehingga konser ini bisa terlaksana. Penonton bernyanyi bersama dengan para pendukung acara. Karya-karya yang dibawakan Keenan adalah, Sang pencipta, Sebatas Mimpi, I love u More Than You Ever Know yang dibawakan oleh Gypsi. Nuansa Bening menjadi lagu penutup konser Keenan Nasution malam itu. Kerja keras Tri Budiman selaku Show Director ternyata menghasilkan suatu pagelaran yang sukses untuk Keenan Nasution dan didukung juga oleh Metro TV serta 99.1 Delta FM. (kiky)

Klik www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 21


Konser Saosin

bikin ‘Gempa’ Tennis Indoor Senayan Minggu, 20 Mei 2007 adalah peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Indonesia. Bertepatan dengan tanggal tersebut, Indonesia atau lebih tepatnya Jakarta kembali diguncang oleh band beraliran alternative-rock dan emo, yaitu Saosin, band asal California, Amerika Serikat. Band yang beranggotakan Cove Reber (vokal), Beau Burchell (gitar), Justin Shekoski (gitar), Chris Sorenson (bass) dan Alex Rodriguez (drum). Awalnya, mereka merupakan band indie yang terbentuk pada tahun 2003. Band yang sempat gonta-ganti personel ini kemudian berhasil mengeluarkan album dengan major label Capitol Records di tahun 2006. Berawal dari band indie, dan berhasil mempertahankan jenis musik mereka sampai akhirnya mempunyai album. Walaupun Saosin sendiri kurang dikenal di negeri asalnya, di negaranegara lain mereka mempunyai penggemar yang tak kalah banyak dengan band-band lainnya. Kedatangan band ini disambut dengan meriah oleh para penggemarnya di Indonesia. Saosin pun datang ke Indonesia tidak hanya mengadakan konser semata. Mereka juga menjelajah Jakarta dan mencoba mencicipi keunikan King Cobra alias menu ular kobra. Mereka dengan nekatnya mencoba darah ular kobra, sate kadal, daging kalong dan macam-macam makhluk aneh bin ajaib. Salut dengan para bule ini yang berani mencoba makanan baru. Padahal belum tentu orang Indonesia sendiri berani mencoba makananmakanan tersebut. Konser yang merupakan kerjasama LA Lights dan promotor Java Musikindo ini berlangsung dengan lancar dan aman. Mengingat band ini merupakan band rock, tentu sudah terbayangkan suasana ‘metal’ di tempat konser. Konser dimulai pukul 8 malam dibuka dengan aksi keren Saint Loco yang membawakan sekitar 6 lagu. Masih panas dari band pembuka, penonton langsung ‘dihajar’ oleh penampilan Saosin. Konser berlangsung dengan meriah dan para penonton pun cukup tertib. Saosin pun bertindak cukup adil dalam konser ini. Mereka mempersembahkan lagu di album barunya maupun lagu-lagu lamanya. Seluruh penonton pun girang bukan main ketika Saosin memainkan lagu favorit para penggemar, seperti Bury Your Head, You’re Not Alone dan I Can’t Tell. Konser di Jakarta ini adalah konser pertama Saosin di Asia. Tepat setelah konser di Australia, mereka langsung terbang ke Jakarta. Para penggemar Saosin boleh berbangga hati untuk yang satu ini. Di penghujung acara, mereka berjanji akan kembali ke Indonesia secepatnya. Dan yang paling menarik, setelah acara konser selesai, mereka melakukan aksi narsis, yaitu memotret band mereka dengan latar belakang para penonton. Para penonton pun tak mau kalah dengan bergaya macammacam. Benar-benar unik deh band yang satu ini. (teks: chika, foto: alfan)

22 | kabari:


kabari: #4, june 2007 | 23


kabari: buku

1000 Places to See Before You Die Penulis: Patricia Schultz Penerbit: Workman Publishing Terbit: September 2003 Bahasa: Inggris Jumlah Halaman: 974 halaman BUKU karangan Patricia Schultz ini mengetengahkan tentang negara-negara –atau lebih tepatnya tempat-tempat— yang wajib kita kunjungi sebelum ajal menanti. Berbagai tempat indah di dunia dibahas secara lengkap. Buku berbahasa Inggris ini memberikan referensi mengenai 1000 tempat pariwisata yang harus dikunjungi. Di buku ini disebutkan tempat-tempat menarik seperti pantai, museum, monumen, pulau, restoran, pegunungan, hotel, tempat pariwisata, dan tempattempat lain yang harus dikunjungi. Negara-negara yang disebut di buku ini antara lain Inggris, Amerika, negara-negara Eropa, Australia, Canada, dan negaranegara Asia. Selain memberi referensi tempat yang harus dikunjungi, penulis juga memberikan detail yang lengkap mengenai posisi tempat-tempat tersebut. Bagaimana cara menuju ke sana, hingga semua yang berhubungan dengan tempat tersebut. Selain daftar tempat-tempat yang harus dikunjungi, buku ini juga memberikan informasi mengenai letak geograďŹ snya, tempat-tempat menginap, acara-acara yang ada di tempat tersebut serta festival-festival dan kapan waktu yang tepat untuk pergi ke sana. Bahkan sampai harga-harga tiket masuk ke acara dan festival tersebut, semua dibahas di sini. Benarbenar lengkap. Bermacam-macam tempat pariwisata juga dibahas di sini. Mulai dari menara Eiffel di Paris, Kota Venezia di Italia, Golden Gate di San Francisco, Taman Nasional Grand Canyon di Arizona, Patung Liberty di New York, Sydney Opera House di Australia, Air Terjun Niagara di Canada, sampai Candi Borobudur di Indonesia. Tak lupa ada pula referensi hotel-hotel yang wajib dikunjungi. Buku ini amat bagus untuk memuaskan kebutuhan para travelers. Rasanya buku ini wajib dimiliki para pecinta jalan-jalan keliling dunia. Sudah berapa tempatkah yang anda kunjungi (sebelum mati)? (chika)

24 | kabari:

www.KabariNews.com


kabari: seni

City Art Cooperative Gallery, Tempat Mangkal Artis San Francisco

“CO-OP� adalah satu kata yang sedang digemari para artis muda di San Francisco.

Co-op yang dimaksud adalah City Art Cooperative Gallery yang sangat ideal buat banyak pendatang baru yang berbakat. Yang jelas mereka belum mampu menyewa galeri yang berharga beratus-ratus dollar untuk memamerkan karya seninya. Karena itu City Art Cooperative Gallery menjadi tempat favorit. City Art adalah satu galeri yang kecil tapi memadai. Terletak di tengah-tengah distrik Mission- daerah yang memang sangat berseni. Co-op juga berarti digarap bersama, yakni ada 200-an artis lokal San Francisco yang memiliki dan menjalankan galeri ini. Setiap harinya, artisartis ini bergiliran memamerkan karya mereka. Uang yang mereka terima dari hasil penjualan akan masuk beberapa persen untuk uang sewa. Karena banyaknya jumlah artis yang bergabung, pengeluaran uang menjadi sangat kecil per bulannya. Memang para pemilik City Art mengajak para artis lokal untuk terus berkarya. Hidup sebagai artis jarang menghasilkan uang. Karena kata mereka seni tidak bisa diukur dengan uang. City Art memberi kesempatan untuk semua seniman lokal berkarya sebebasbebasnya tanpa perduli uang sewa galeri yang mahal. Setiap bulan City Art berhasil menjual sedikitnya 30 karya seni. Baik itu lukisan

ataupun fotograďŹ . Berdasarkan survei yang diadakan majalah Guardian (majalah lokal kota ini) City Art dipilih sebagai galeri favorit di San Francisco Bay Area. Satu kesamaan di antara para artis City Art, mereka melukis dan memotret San Francisco yang memang sangat unik dan berseni. Yang menarik adalah perbedaan kota ini di mata masing-masing artis. Ada yang melukisnya secara abstrak. Ada juga yang hanya tertarik dengan gedung-gedung kunonya. Orang-orang yang tinggal di kota ini pun digambar secara menarik dan kadang menantang. Hitam-putih, penuh warna, bahkan suram. Semua diwakili di galeri ini. Harga karya seni yang dijual di City Art juga sangat memadai. Semua pengunjung pasti bisa menemukan sesuatu yang unik sesuai isi kantong. Kalau anda berlibur ke San Francisco jangan lupa mampir ke City Art dan Mission District. Ada kesan khusus yang anda pasti rasakan di sini: rasa lokal dan berseni. Kalau anda juga seorang seniman asal San Francisco dan ingin memamerkan karya anda di galeri co-op City Art silakan hubungi kabari lebih lanjut di travel@kabarinews.com. (siska silitonga)

kabari: #4, june 2007 | 25


kabari: seni

Eko Supriyanto Penari Tradisional di Pentas Dunia

“Pengalaman yang paling berkesan adalah menari karya sendiri di Tanah Air”

“Mas Eko” begitu dia biasa dipanggil. Pria yang mulai belajar menari di usia tujuh tahun dan berasal dari Solo, Jawa Tengah ini sempat membuat masyarakat Indonesia heboh dan bangga ketika dipilih Madonna sebagai salah satu penari latar belakang dalam Drowned World Tour 2001. Eko yang lahir di Banjar ini adalah salah satu penari dan koreografer ternama dari Indonesia yang telah mengantongi banyak pengalaman dan penghargaan dari manca negara. Dari 1998 sampai 2001, ia mengorganisasi dan mengkoreografi sebuah pementasan berseri yang berjudul “Second Journey”, dan membawa dia tur keliling Nusantara bersama para penari dan seniman dari Indonesia, Los Angeles, Seattle, New York, dan Korea. Eko yang beraksen kental Jawa ini juga pernah menari dan mengkoreografi opera produksi Gyorgy Ligeti yang berjudul “Le Grand Macabre” yang disutradarai Peter Sellars di Paris dan London. Pria yang punya beberapa anak angkat di Solo ini juga pernah pentas untuk Asian Contemporary Dance Festival di kota Osaka dan Okinawa di Jepang pada 2002. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat tari untuk produksi Julie

26 | kabari:

Taymor’s The Lion King Disney di Pantages Theater, Hollywood. “Opera Jawa” adalah film perdananya yang diarahi sutradara kawakan Garin Nugroho dan Eko adalah salah satu aktor utama di film musikal ini. Film ini salah satu yang terpilih dan ditayangkan di San Francisco International Film Festival 2007. Saat ini ia sibuk sebagai instruktur tari Jawa di UCLA. Eko yang mendapat beasiswa dan gelar Master of Fine Arts dari UCLA baru-baru ini mampir ke Bay Area untuk pentas bersama Gamelan Sari Raras yang diarahi Midiyanto dan Ben Brinner dari UC Berkeley. Kabari beruntung sekali bisa ada kesempatan untuk berbicara bersama pria mungil nan ramah ini sebelum ia menari di panggung. Berikut ngobrol-ngobrol kabari dengan “Mas Eko”. Kabari (k): Bagaimana ceritanya Anda sampai di UC Berkeley untuk pementasan ini? Mas Eko (ME): Februari kemarin saya pentas di San Francisco Symphony bersama karya John Adams dan Peter Sellars. Sebelum pulang, saya dikontak Mas Midiyanto yang tahu tentang saya

dari salah satu teman saya di Berkeley, namanya Mbak Emi Kosoesilo dari Gamelan Sekar Jaya. Mereka tahu saya akan mengajar di UCLA untuk semester Spring ini dan akhirnya menawarkan saya untuk pentas di acara ini. K: Apakah pementasan ini ditujukan untuk promosi tarian Jawa atau untuk pendidikan bagi mahasiswa seni gamelan UC Berkeley? ME: Yang pasti untuk departemen seni gamelan UC Berkeley, karena tiap tahun pada akhir semester atau quarter (catur wulan) mereka mengadakan konser gamelan. Kalau tahun-tahun kemarin saya rasa tidak, karena jarang sekali penari tradisional yang datang ke Amerika. Kebetulan tahun ini saya dan beberapa teman penari datang ke Los Angeles, jadi sekalian digabung, karena seharusnya kan gamelan itu kebanyakan diiringi oleh penari. K: Anda mendapat beasiswa dari UCLA tahun 1999 dan gelar MFA tahun 2001, ceritakan pengalaman di LA? ME: Saya datang pertama kali di Amerika itu sekitar tahun 1997. Waktu itu saya diundang oleh wakil Indonesia untuk mengikuti acara American Dance Festival. Terus dari situ saya langsung diundang oleh Asia Pacific


memang.

Performance Exchange (APPEX) di UCLA. Kebetulan di universitas ini ada beberapa teman yang sangat mengenal budaya Indonesia, saya langsung tanya sama mereka tentang program beasiswa untuk S2. Pas pulang, saya menerima paket lamaran untuk pendaftaran sekolah dan lamaran beasiswa dari UCLA. Setelah saya urus pendaftaran, saya diterima dan yang mensponsori adalah Asian Cultural Council dari New York, Ford Foundation, dan UCLA. Pengalaman ini luar biasa, karena sangat challenging, apalagi dengan sistem pendidikan Amerika. Saya malah tambah bermotivasi untuk lebih maju dan lebih mendorong saya untuk berkreativitas tanpa ada batas tetapi bertanggung jawab. Pengalaman yang lainnya adalah mempelajari berbagai macam tarian dari negara-negara lain karena saya bagian dari departemen World Dance and Culture di UCLA. K: Apa pandangan orang Amerika terhadap seni tradisional Indonesia? ME: Eksotis, yang jelas. Bagi orang yang tidak begitu mengenal tari Asia atau Indonesia khususnya, hanya terbatas di situ saja (eksotis). Tetapi bagi orang yang mengenal baik tari Indonesia dan tahu sejarahnya atau latar belakangnya, mereka akan sangat tertarik dengan budaya dan masyarakat kita. Akhirnya tidak hanya eksotis saja, bisa juga untuk menjadi lahan yang luas untuk diteliti. Dari sisi budaya, politik, kolonialisme, atau bahkan gender. Karena kalau dilihat dari cerita tarian Jawa, pada zaman kerajaan kebanyakan wanita yang dijadikan untuk menari di depan para pria. Penghargaan orang Amerika terhadap tari tradisional Indonesia sangat luar biasa. Karena dari tradisi kita punya identitas, latar belakang, dan masa lalu yang kuat di dalam tubuh kita, apalagi dalam tarian tradisional. Orang Amerika kan nggak punya. K: Anda sempat pulang ke Indonesia, seperti apa situasi tari tradisional di Tanah Air sekarang? ME: Aduh mengerikan (sambil tertawa) dan sangat fragile. Apresiasi masyarakat Indonesia saat ini terhadap tarian tradisional semakin jauh. Apalagi sekarang orang banyak menganggap tarian tradisional itu sudah kuno. Klise

Coupons

K: Menurut Anda masih banyak nggak kawula muda Indonesia yang menghargai tarian tradisional? ME: Kalau di Solo sih masih ya. Karena masih ada kraton dan legitimasi yang kuat untuk membangun itu. Tapi kalau di luar Solo atau di ibukota saya pikir sudah menjadi sangat asing yang atau bahkan eksotis. Harusnya kan menjadi asli bukan asing. Yang akhirnya menjadi sama seperti orang barat melihat tarian tradisional kita. Nah, itu menurut saya parah sekali, makanya tugas saya, dengan karir ini mudah-mudahan bisa menjadi contoh atau memacu adik-adik generasi baru untuk tidak menganggap lagi bahwa tarian tradisional itu bukan sesuatu yang kuno. Dan juga tari itu bisa menghidupi, mengilhami, dan memberikan daya hidup yang luar biasa. K: Bagaimana cara artis-artis memandang atau memperlakukan tarian tradisional Indonesia, melihat kebanyakan dari mereka cenderung kebarat-baratan? ME: Yang pasti dengan sebelah mata. Mereka berusaha keras untuk berpenampilan sebarat mungkin. Contohnya artis Agnes Monica, yang gayanya cenderung ke Hip-Hop atau RnB. Ya nggak akan bisalah menyaingi Madonna atau Britney Spears dan nggak akan mampu untuk go international dengan cara seperti itu. Saya waktu itu ada rencana untuk mengajari Agnes Monica dan kebetulan saya sempat ngobrol sama dia untuk karya koreografinya. Tetapi ketika saya melihat visi dan misinya ke arah Barat, ya ngapain. Saya justru merasa dia tidak membutuhkan tenaga dan daya pikir saya. Saya sebenarnya sih tahu juga tentang RnB, Hip-Hop atau Pop, tapi ya tentu saja keahlian saya memang tarian tradisi Jawa. Saya tidak merasa leluasa jika harus mengajar sesuatu yang bukan kekuatan saya. Buat apa juga dan ngapain? K: Bukannya tarian tradisional itu bisa di-mix dengan tarian modern yang berbau pop atau RnB? ME: Harusnya sih bisa. Contohnya Madonna. Sering sekali dia bikin yang tidak ada esensi Amerikanya. Mungkin dari sisi white-trash-nya atau gerak-gerik seksualnya. Tapi kan

ada flamenco atau gaya Jepang, atau nuansa Afrikanya juga. Saya pikir justru kita salah melihat wacana globalisasi sebagai sesuatu yang harus baru atau serba western. K: Sementara orang Barat sendiri mengarah ke Timur ya? ME: Iya, memang sering sekali mereka mengarah ke kita. K: Dari perbedaan segi mana saja yang terlihat jelas perkembangan antara tari di Indonesia dengan Amerika? ME: Kalau dilihat dari perkembangan, yang jelas Amerika lebih ke postmodernnya. Masa-masa modern dan Barat sudah lampau. Yang sekarang ini mereka lebih ke teoritik. Karena berhubungan dengan teori-teori gender, kolonialisme, atau teori yang tidak hanya terbatas culture. Contohnya ketika saya melihat tari India, orang Barat tidak akan hanya melihat bahwa mereka akan mempelajari tariannya saja, tapi mereka akan mencoba melihat tarian itu dari sudut mata seseorang yang tidak mempunyai identitas. Itu menjadi sisi teori dan wacana yang kompleks, nah dari pemikiran yang kompleks itu, akhirnya menjadi sebuah garapan kreativitas yang lebih sifatnya individu. Kalau di Indonesia, perkembangan yang saya lihat kebetulan masih ada sisi positifnya juga di Negara kita. Maksud saya masih ada juga yang ngugemi atau masih betul-betul melihat bahwa tradisi kita tuh banyak sumbernya. Contohnya Mahabharata dan Ramayana tuh banyak sekali mengandung filosofi adi luhur yang sangat luar biasa bagi masyarakat Jawa. Atau Randay yang ada di masyarakat Sumatra, atau juga Pakarena yang ada di masyarakat Bugis. Untungnya masih juga yang ada melihat sumber-sumber ini sebagai kekuatan yang bisa digali untuk menjadi wacana baru di zaman sekarang ini. Saya masih melihat itu hal yang sangat positif di negara kita. Dari sisi yang lain, saya melihat banyaknya pop-culture di media kita. Contohnya kita sudah punya istilah penari-penari latar atau video-video klip yang semakin ala Barat. Tapi ini sisi-sisi yang masih sangat kecil dibanding bagian besar komunitas tari Indonesia yang saya pikir masih banyak ngugemi atau mengandalkan sumber filosofi tari tradisional kita. Untuk wawancara lengkap klik ke www.KabariNews.com/?1742

Gratis Kupon untuk Masyarakat Indonesia Klik Coupons di www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 27


kabari: jajanan

Serba Durian di Bulan Juni

DI Indonesia dan sebagian besar negara ASEAN, durian dikenal sebagai buah eksotik, aneh, mahal, “bau” dan sangat digemari. Bukan buah dalam arti makanan sehat seperti apel, durian disukai sekaligus dibenci. Hotel, pesawat dan sejumlah tempat membuat larangan khusus, “dilarang membawa durian”. Berkulit tajam, bau yang menyengat, mahal dan bikin pusing, justru yang dicari para penggemarnya. Buat orang “bule” misalnya, durian benar-benar “gila”, mungkin mereka berpikir, “kok bisa ya benda seperti itu dianggap buah dan dianggap enak.” Tapi begitulah faktanya. Thailand terkenal antara lain karena duriannya diekspor ke mana-mana. Sekarang bukan hanya orang Asia yang mau dan menyukai durian. “Bule” pun tidak sedikit yang menyukainya. Bagi yang suka (dan mohon maaf buat pembaca kabari yang mual hanya dengan mendengar durian disebut), kabari kali ini mencoba menyajikan makanan serba durian. Mungkin belum memuaskan memang sajian kami, antara lain karena di bulan Juni ini biasanya bukan musim durian, khususnya di Indonesia. Walau di Thailand, durian berbuah tanpa mengenal musim. Satu lagi, banyak cara “menikmati” durian, di Tanah Air, misalnya orang Palembang biasa mencampur satu butir durian dengan segelas kopi panas. Konon bisa menghilangkan masuk angin. Namun tentu kalau mau mencoba, hati-hati, karena tubuh kita –katanya- akan panas dan terus berkeringat. Terutama bagi yang punya masalah dengan jantung. Maka yang paling aman adalah menikmati durian dari kabari.

28 | kabari:

Bahan-bahan Es Durian • satu Buah Durian yang manis • sirup (menurut selera) • Es batu • Susu kental Manis Cara membuatnya: Ambilah beberapa butir Durian dari buahnya, kemudian masukan ke dalam mangkok, tekantekan sedikit, agar daging durian terlepas dari bijinya, setelah itu masukan sirup vanilla atau menurut selera anda. Lalu masukkan es batu yang sudah di serut atau di hancurkan, siram dengan susu kental manis di atasnya. Es durian buatan anda siap dinikmati, selamat makan.


Es Durian Baba Tong,

Ampun Enaknya Di balik kulit yang berduri, kelegitan tersimpan di dalamnya. Ada kesan tersendiri bagi pecinta durian. Eeemmmmm rasa menentukan segalanya. SETIAP melewati kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, tepatnya jalan Matraman Raya pasti terlihat tumpukan durian yang menjulang tinggi. Bagi para pecinta durian,

Komunitas

tidak perlu susah-susah mencari es durian untuk melengkapi kegemaran makan durian. Di warung BBT atau Baba Tong, es duriannya sudah populer di kalangan pecinta durian, warung yang berdiri sejak 1978, memakai resep ciptaan sendiri yang sampai saat ini masih dipakai dan tetap mempertahankannya hingga kini.

Amih Syamsudin (60) pemilik warung es durian BBT menuturkan pada kabari bahwa awalnya hanya karena iseng. “Saya hobi makan duren, jadi resep es duren ini juga tidak sengaja, iseng-iseng saya beli duren saya buat es duren, enak ya saya jual,” ceritanya. Penyajian yang sederhana tidak banyak bahan yang dipakai dan mengandalkan rasa durian yang mendominasi adalah modal utama dari Es Durian BBT. “Rasa asli durian yang paling penting, karena rasa yang menentukan segalanya, sampai-sampai pelanggan bolakbalik datang,” katanya. Harga satu porsi es durian Rp 10.000, dan setiap harinya Amih bisa menghabiskan 50 durian, dan minimal 20 durian habis. Warung ini buka mulai pukul 07.00 sampai 20.00. Biasanya warung dipadati pembeli pada saat jam makan siang. Sampai saat ini Es Durian BBT sudah membuka cabang di Gading Batavia, Café Ubud Lestari (Serpong), dan Balai Permata (Serpong). (teks:pipit/foto:alfan)

Tukar Menukar Informasi? www.KabariNews.com kabari: #4, june 2007 | Klik Kabari Komunitas di www.KabariNews.com

29


Serba Durian,

Aroma yang Menggugah Selera

KREATIVITAS dalam menciptakan sebuah resep yang siap memanjakan lidah tidak terpaku pada setiap jenis makanan. Durian yang pada umumnya dimakan buahnya saja, ternyata dapat diolah sedemikan rupa sehingga menjadi satu kesatuan makanan yang dapat menggugah selera. Serabi dan ketan yang disiram kuah durian yang sudah dimasak dengan santan kental, menjadikan paduan rasa semakin lezat. Pernah makan ketan dengan saus kinca?

Sambal Tempoyak adalah sambal dengan bahan durian di dalamnya. Ingin mencoba? Berikut adalah resepnya: Bahan: • Durian yang sudah di fermentasi (tempoyak) • Ikan teri secukupnya (bisa goreng atau basah, tergantung selera) • Garam • Air • Gula pasir

30 | kabari:

Di kios yang sudah delapan tahun dibuka dengan menu yang beragam ini selalu kebanjiran order, Ulliko milik Lili dibuka sejak 2001. Sekitar empat tahun lalu, Ulliko hanya menerima pesanan saja dari relasi. Melihat peluang yang kian bagus, dengan makin diminati makanan aneka duriannya, dibukalah di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sampai saat ini Ulliko masih kebanjiran order dari para pencinta durian. Rasa asli durian masih terasa pada semua jenis panganan ini, dan setiap hari panganan ini dibuat fresh dan lebih mengutamakan rasa dan tidak menggunakan bahan campuran kimia. Dengan dibantu empat karyawan, Lili masih setia mengurusi usahanya yang semakin dikenal orang dan kebanjiran order. Ulliko juga menerima jasa pesan antar. Dari setiap gigitan terasa legitnya durian dengan aroma

alami durian, eemmm… semakin menggugah selera. Harga yang beragam mulai dari Rp 6500/pcs sampai Rp 65.000/box, semuanya tidak akan mengecewakan lidah. Durian yang digunakan adalah durian lokal yang masih memiliki aroma khas dan tidak banyak mengandung air. Setiap harinya Lili memerlukan 100 butir durian untuk diolah menjadi isi sus duren, ketan, serabi saus duren dan jus duren. Kendala yang menjadi ketakutan Lili adalah ketika sudah tidak musim durian. Tetapi karena sudah berpengalaman, Lili selalu membuat stok durian pada saat musim durian. Dengan penyimpanan yang ekstra ketat agar tidak kehilangan rasa durian yang asli, Lili berbagi tips untuk pembaca kabari. “Durian bila didiamkan di luar bisa masam, karena hanya dapat bertahan 24 jam jadi sebaiknya durian disimpan di kulkas, dan dapat bertahan sampai satu minggu,” ujarnya. (pipit)

• Minyak untuk menumis

teri medan, tapi bisa juga tidak ditambah teri.

Bumbu yang Dihaluskan • Cabe • Bawang merah • Bawang putih • Kunyit Cara Membuat Tumis bumbu yang sudah dihaluskan hingga harum dan matang, masukkan tempoyak. Beri air secukupnya, tunggu sampai mengental sambil sesekali diaduk. Angkat dan siap di santap dengan nasi panas.

Cara Membuat Tempoyak Siapkan daging durian, pilih yang sudah matang benar, biasanya yang sudah matang nampak berair. Pisahkan daging dengan biji, beri garam sedikit, bisa ditambahkan cabe rawit untuk mempercepat fermentasi. Simpan dalam tempat tertutup rapat, usahakan dalam suhu ruangan. Diamkan selama tiga sampai lima hari. Tempoyak cocok dibuat sambal karena sudah masam namun masih ada rasa manisnya.

Catatan: Teri yang biasa digunakan

Selamat mencoba


Duran Duran atau Duren-duren. Yang satu grup musik 80-an dan yang terakhir adalah duda keren? Tapi ini bukan keduanya. Urusan pemusik dan duda keren kita lewatkan dulu. Karena memasuki musim panas, ada perlunya kita bahas es krim dingin yang segarsegar. Pilihan kita kali ini adalah duren, sebutan akrab buat durian, buah lezat eksotis yang kulitnya berduri tajam, kesukaan banyak orang Indonesia dan Asia Tenggara. Di California, mendapatkan durian sepertinya bukan persoalan besar. Tinggal mampir ke supermarket Asia, pasti ada saja durian beku asal Bangkok. Urusan ngidam duren bereslah sudah. Tapi, di San Francisco bukan hanya itu, sekarang ada gerai es krim Italia yang salah satu menu khususnya adalah durian. Datang saja ke “Marcopolo Ice Cream” di bilangan distrik Sunset, San Francisco. Pasti anda bisa menemukan ice cream parlour yang punya banyak pelanggan Indonesia. Kurang jelas mengapa gerai ini dinamai Marcopolo. Bisa jadi karena nama pengelana dunia ini lebih “menjual”. Penglaris alias hoki katanya. Lagipula yang ditawarkan adalah gelato, es krim olahan khas Italia. Namun demikian, belum diketahui apakah Marcopolo memang pernah melahap durian waktu keliling dunia. Berhubung suasana summer memang bikin gerah, orang biasanya langsung aja ke counter dan order es krim kesenangannya. Gelato Duren Marcopolo boleh jadi memang orisinal, sedikit creamy, bertekstur lembut, aroma durennya masih terasa dalam dinginnya gelato waktu dikulum. Hhhhmm ... yummy. Mungkin anda masih penasaran apa beda es krim dengan gelato. Singkatnya, proses pembuatan “aeration” (transfer udara) gelato sedikit berbeda dengan es krim. Ini berakibat pada tekstur gelato yang lebih solid (serendah 15 persen), sementara kadar udara di es krim bisa mencapai 50 persen. Gelato biasanya tidak disimpan sebeku es krim. Karena itu gelato lebih lembut dan berasa creamy. Komposisi bahan gelato dan

Gelato Duren Marcopolo di San Francisco es krim sedikit berbeda. Gelato umumnya berbahan susu sapi saja atau campuran susu dengan sedikit krim, berkisar 2-8 persen fat. Sedangkan es krim seringkali bisa berkadar fat 16-20 persen. Yang pasti, citarasa gelato dan es krimlah yang mengundang selera orang. Es krim biasanya diproduksi secara massal dan produknya bisa ditemui di supermarket, tapi gelato biasanya bikinan rumahan, sehingga lebih fresh. Sherbet biasanya berbahan tanpa susu, hanya buahbuahan dan air. Gelato Marcopolo memang dibuat di lokasi. Selain duren, ada rasa favorit lain seperti Lychee-Nut. Flavor ini pernah membawa gerai ini sebagai kedai es krim terbaik di Bay Area, menurut survei tabloid SF Guardian. Rasa lain yang perlu dicatat di sini adalah Arcobaleno yang tidak lain kombinasi rasa vanila, pistachio, almond dan coklat.

Juga tidak ketinggalan aneka rasa yang akrab dengan lidah Indonesia, seperti rasa sirsak, jambu, nangka, kelapa, mangga, pisang walnut, kacang merah, bahkan rasa wijen! Harganya pun masih terjangkau. Bisa pakai cup atau cone. Dari ukuran kecil, sedang sampai besar yang berkisar dari satu sampai empat rasa, mulai $US 2.60 sampai $US 4.85. Bahkan, kalau mau dibawa pulang sekali pun, ada gelato beku seukuran pint (setara 1/2 ml) mulai dari $ 6.50. Jadi, kalau anda penikmat gelato, boleh juga mampir ke gerai ini dan jangan lupa ninggalin tip. Dijamin, meski pelit senyum, sang penjaga counter gelato secara otomatis akan berucap “Thank you very much”. Ciao. Marcopolo Italian Ice Cream 1447 Taraval Street San Francisco, CA 94116 415-731-2833 Tiap hari buka 12.0022.00.(pitamagenta)

kabari: #4, june 2007 | 31


kabari: fotograďŹ

hari raya waisakborobudur, 2551 01 juni 2007

32 | kabari:


Foto: HKK

kabari: #4, june 2007 | 33


kabari: parenting

Waspadai,

“Car Alone” pada Anak

CAR ALONE bukan Car Loan. Yang satu bisa berurusan dengan debt collector alias tukang tagih, satu lagi harus berhadapan dengan ancaman masuk bui. Car Alone adalah urusan meninggalkan anak sendirian di dalam mobil di Amerika, khususnya di California.

Berhubung banyaknya imigran baru dari Indonesia yang menetap di “Golden State”, ada perlunya mengetahui fenomena penting ini, sekaligus memahami “Kaitlyn Law”, produk perundangan yang mengaturnya. Dinda, seorang imigran baru asal Indonesia menyusul suaminya yang beruntung mendapat pekerjaan di bidang IT bergengsi di kawasan Silicon Valley, California. Begitu lulus ujian praktik dari mendapat SIM dari DMV, langsung saja dia meluncur dengan mobilnya untuk shopping keperluan pribadi dan putranya yang tahun di salah satu mal. Selesai belanja dan berada di parkiran, Dinda susah sekali menahan diri untuk tidak ke kamar kecil. Maka, kaca mobil dibukanya sedikit, ditinggalkannya anak kecilnya sendirian di mobil. “Orang restroom-nya dekat, cuma sebentar dan anaknya sedang tidak rewel ini,” pikirnya. Padahal kalau ketahuan (ketahuan petugas, polisi atau orang lain yang tahu ketentuan “Kaitlyn Law”

34 | kabari:

maksudnya), tahukah anda bahwa Dinda terancam masuk bui di California? Benar, meninggalkan anak berusia di bawah enam tahun sendirian di mobil adalah perbuatan melanggar hukum di California. Hukumnya mengatakan bahwa setiap anak yang ditinggal dalam mobil harus diawasi oleh orang yang berumur minimal 12 tahun atau lebih. Ini berlaku ketika kondisi dalam mobil bisa membahayakan keselamatan dan kesehatan anak. Juga, sewaktu mesin mobil berjalan dan kunci kontak masih nempel. Gawatnya, jutaan anak ditinggalkan begitu saja oleh orangtuanya dalam mobil setiap tahunnya. Secara nasional, lebih dari 282 insiden yang dilaporkan terjadi tahun lalu saja. Sebagian besar berakibat amat fatal. Apa sih sebenarnya Hukum Kaitlyn ini? Kaitlyn adalah nama bayi enam bulan yang ditinggalkan nannynya (babysitter) di tempat parkir mobil lebih dari dua jam dan akhirnya meninggal dunia secara mengenaskan. Karena kasus yang menggegerkan dekat Los Angeles inilah, Gubernur California waktu itu meneken aturan yang juga dikenal sebagai Senate Bill 255. Berikut adalah bahaya apabila anda meninggalkan anak dalam mobil: • Sengatan kepanasan (heat stroke) • Suhu badan menurun mendadak (hypothermia) • Keracunan karbon monoksida • Anggota badan anak terantuk power windows atau sunroof • Terjerat sabut pengaman • Penculikan atau penyanderaan dalam mobil • Risiko mobil dilarikan orang lain • Tertabrak mobil lain • Terbakar karena anak main pemantik api (cigarette lighter) Anak Aman, Mama Papa Nyaman: 1. Jangan sekali-sekali meninggalkan anak dalam mobil dengan mesin masih menyala atau kunci kontak masih menempel. 2. Selalu memeriksa semua putra putri anda begitu sampai tujuan (lebih teliti kalau punya anak banyak)


3. Bila anda pelupa, anda bisa memakai stuffed animal sebagai tanda pengingat. Gampangnya, kalau boneka mainan di jok depan anak sudah di carseat dan sebaliknya. (Tanda pengingat berupa benda yang gampang dilihat dan tidak berupa barang yang gampang tertelan anak di bawah tiga tahun) 4. Sebisa mungkin, gunakan fasilitas “drive through� atau “curb service� (double parking, kata kunci di San Francisco) apabila berbelanja ke gerai fast food dan pengecer. 5. Gunakanlah kartu kredit dan ATM bila beli bensin. Hindari bayar di kasir. 6. Bila kewalahan, mintalah bantuan kasir di toko grosir untuk memasukkan barang belanjaan ke mobil anda dan jangan tinggalkan anak anda barang sedetik di mobil. 7. Selalu kunci kendaraan anda, bahkan di garasi atau driveway. 8. Jika anak anda hilang, segera cek mobil anda, termasuk dalam trunk. 9. Jangan sekali-sekali meninggalkan kunci mobil dalam jangkauan anak. 10.Ajarlah anak anda untuk tidak bermain dalam dan sekitar mobil. 11.Jika anak anda terkunci dalam mobil, segera keluarkan dari mobil dengan segera. Telepon 911 atau AAA untuk meminta bantuan selanjutnya. Menyusul Kaitlyn Law, tahukah anda bahwa ada rancangan undang-undang California yang menghukum anda bila nekat meninggalkan binatang peliharaan anda di mobil yang panas? Hhmm. Saya membayangkan apabila hukum ini sudah diundangkan Gubernur Arnold Schwarzenegger, Mr Bean yang sedang berkunjung ke California pasti akan kena denda begitu menaruh binatang kesayangannya di mobil Morrisnya yang kecil mungil itu? Tapi rasanya nggak kok, karena itu kan hanya Teddy Bear tak bernyawa. (pitamagenta)

Business Directory

Gratis daftar nama bisnis Anda? kabari: #4, june 2007 | 35 Klik Business Directory di www.KabariNews.com


kabari: profil

Tukul,

Muka Ndeso Rezeki Kota Tukul: “Too berarti terlalu, dan Cool itu Keren, jadi saya ini terlalu keren…”

“BAGI saya biasa-biasa saja. Saya tidak terlalu kaget dengan perubahan nasib yang cukup drastis. Biar saja orang-orang bilang, ‘Wah, mas Tukul saiki wis terkenal, tampil di TV setiap hari, duit akeh ... Ya biarkan saja, itu hak mereka untuk mengatakan apa yang mereka lihat terhadap perubahan kehidupan pribadi saya.”

Begitulah Tukul ketika ditanya banyak orang termasuk ketika ditanya kabari. Bangga sebagai orang desa sangatlah jarang bahkan bisa dibilang tidak ada yang mau mengaku. Tapi Tukul Arwana yang populer sebagai presenter talk show yang sedang digandrungi khalayak ramai, bangga dengan keberadaannya saat ini. Wong ndeso. “Dulu waktu saya jadi figuran sudah bangga sekali, saya sering bilang ke orang kampung kalau saya ada di TV, ya wong namanya juga figuran pastinya cuma sebentar kan, eh malah diceletukin ‘cuma sebentar doang kok bangga.’ Tapi sekarang semua orang salut sama saya, tapi saya tetap biasa aja low profile,” kata Tukul dengan gaya khasnya, pura-pura sombong. Kebanggaan Tukul sebagai wong ndeso yang lugu mengadu nasib ke kota dengan bekal usaha yang kuat memang bukanlah suatu hal yang sederhana dan tidak segampang membalikkan telapak tangan. Banyak sekali rintangan dan pengorbanan yang dihadapi Tukul. Hidup itu mengalir. Itulah yang diyakini Tukul Arwana.

36 | kabari:

Saat pertama menginjakkan kaki di ibukota pada 1989, Tukul tak punya bayangan mau bekerja apa. Karena itu, dia ikhlas menjalani pekerjaan apa saja di Jakarta. Dari tukang gali sumur pompa, MC acara di kampung, sampai sopir pribadi. Tukul adalah pria kelahiran Perbal, Semarang 16 Oktober 1963 bernama asli Tukul Riyanto. Nama belakang Arwana adalah pemberian. “Arwana adalah nama pemberian sahabat saya seorang pemusik, Toni Rastafara. Toni memberikan nama tambahan Arwana dengan asumsi bahwa Arwana adalah nama ikan yang dipelihara oleh orang kaya dan dipercaya membawa hoki. Kata Toni siapa tahu dengan tambahan Arwana di belakang nama saya kelak bisa menjadikan saya orang kaya,” paparnya. Acara yang dipandu oleh Tukul Arwana adalah “Empat Mata” yang ditayangkan di sebuah televisi swasta di Jakarta, Trans 7, setiap Senin sampai Jumat. Acara ini mampu memikat semua kalangan dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Tidak dipungkiri memang kekonyolannya dan kepolosan membuat setiap mata ingin menyaksikan kekonyolan apa lagi yang akan dibuatnya dalam memandu acara. Kelihaian dalam menarik simpati orang banyak, membuat Tukul kebanjiran order untuk tampil di iklan atau ikut terlibat dalam pembuatan suatu acara televisi Keluguan dan sikap grusa-grusu tidak jauh dari kehidupan Tukul. Dalam keluarga, Tukul adalah bapak yang sangat sayang dan perhatian kepada anak-


anaknya. Di luar jadwal yang sudah padat, Tukul masih menyisakan waktu untuk dapat bercengkerama dengan keluarga. Kesederhanaan masih melekat benar dalam keluarga. Tidak banyak berubah meskipun saat ini Tukul sedang populer dan digandrungi anak-anak, remaja, orang tua, kaya, miskin. Semua hapal benar ucapannya yang khas “puas? puas? tak sobek-sobek mulutmu,” atau “kembali ke laptop,” kedengarannya seperti kasar namun jika kita mengucapkannya dengan nada bercanda, pastinya akan terdengar lucu. Apalagi jika Tukul yang mengucapkannya dengan gaya meniru tepuk tangan monyet. Gaya-gaya andalan Tukul, sambil menggerak-gerakkan tangannya seperti sedang menjumput ke depan mulutnya. Selain itu ia juga sering menggerakkan tangan menyisir rambut di kedua sisi kepalanya, dan selalu memperkenalkan dirinya sebagai “cover boy”. “Nama saya Re…re..Reynaldy, bisa juga Tukul atau bahasa Inggris nya Too Cool yang berarti Too terlalu, dan Cool itu keren, jadi bisa dibilang saya ini terlalu keren,” ucap ayah dari Novianti dan suami Susianti itu bangga. Pelawak Sukses Sukses jadi pelawak kemudian melebarkan sayapnya sebagai penyanyi sepertinya belum cukup bagi Tukul. Pelawak berkumis ikan arwana ini merilis buku kisah dirinya, yang berjudul “Kisah Sukses dengan Kristalisasi Keringat, Tukul Katro Arwana, The Face Country and The Money City”. Buku yang mengisahkan segala pengalaman dalam hidupnya. Diluncurkannya buku ini, katanya, diharapkan dapat menjadi inspirasi yang positif dan jadi motivasi bahwa wong ndeso juga bisa sukses. Sebagai pelawak, Tukul dikenal sebagai sosok yang sulit serius dan selalu melontarkan lelucon-lelucon yang bisa mengundang tawa lawan bicaranya. Kesederhanaan tetap melekat pada pria yang punya hobi membaca ini. Bahkan Tukul juga masih ingin menambah ilmu. ”Orang desa itu tidak boleh katro, harus punya wawasan luas, jadi tahu apa yang sedang tren saat ini, jangan katro cuma duduk di rumah aja,” celotehnya saat bercerita pada kabari bahwa ia ingin belajar dan menguasai berbagai macam bahasa asing. “Saya tetaplah Tukul yang dulu, yang masih senang bergaul dengan tetangga, sering kumpul-kumpul dengan mereka. Tidak ada yang berubah dari saya. Falsafah Jawa, ojo gumunan (jangan terlalu heran) merupakan bekal yang sudah tertanam dalam diri saya sejak masih kere (miskin) dulu,” katanya. Jadi, harapan apa yang belum tercapai, Tukul mengatakan, “Saya sudah cukup puas, sudah tidak ada lagi karena saya sudah mendapatkan semuanya, cuma saya masih mau banyak memperkaya wawasan dan tetap cari ilmu sebanyak mungkin.” (teks: pipit, foto: alfan)

Classified

Gratis Iklan Baris untuk Pencari Kerja Dan Lowongan Pekerjaan kabari: #4, june 2007 | 37 Klik Classified di www.KabariNews.com


kabari: los angeles

Indonesia Business Forum di Los Angeles,

Mari Elka Pangestu pun Hadir Khusus

KITA tidak bisa lupa dampak dahsyat krisis ekonomi Asia sepuluh tahun lalu. Ekonomi Indonesia ikut jatuh terpuruk, menyebabkan ketidakstabilan politik dan berpengaruh besar pada kehidupan sosial bangsa kita. Tetapi di

Los Angeles, Mei 2007 lalu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu meyakinkan bahwa ekonomi Indonesia sudah pulih. Berbicara pada Indonesia Business Forum yang dihadiri komunitas bisnis Amerika Serikat (AS), Mari Pangestu secara khusus memperkenalkan undangundang investasi yang baru disahkan DPR dan ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mari juga mempromosikan turisme Indonesia, selain memperkuat kerja sama dagang antara Indonesia dan AS. AS memang merupakan salah satu mitra dagang utama dan sumber investasi asing paling penting untuk Indonesia. Mari yang dulu dikenal sebagai pengamat ekonomi dan lama tinggal di AS itu juga membawa delegasi dari Indonesia. Pada forum itu dia mengadakan pertemuan dengan beberapa pengusaha AS yang punya potensi menanam modal dan tertarik membeli produk ekspor

38 | kabari:

Indonesia. Produk unggulan Indonesia yang sudah diakui dunia dagang internasional antara lain udang, kopi, minyak kelapa sawit, tekstil, dan karet. Ketika jumpa pers, Mari juga membandingkan peluang tanam modal di Indonesia dengan negaranegara Asia lain yang sedang menikmati pemasukan investasi asing yang besar, seperti China dan Vietnam. “Persamaan antara Vietnam, RRT dan Indonesia tentunya adalah biaya tenaga kerja yang murah. Tetapi kalau dari segi sumber daya alam, Indonesia memiliki produk seperti gas, minyak, dan hasil agrikultur yang berbeda, dan harusnya lebih menarik untuk investasi,� katanya. Dikatakannya juga, “Di luar aspek ekonomi, sebenarnya kita juga menonjolkan bahwa proses demokrasi itu sudah lebih berjalan di Indonesia.� Vietnam dan RRT memang sering dikritik oleh banyak pengamat bisnis karena kurang transparan dan tidak demokratis. Pemerintah negara-negara komunis ini dituduh oleh dunia internasional sering melanggar hak asasi manusia. Indonesia juga masih mempunyai kelebihan lain, yaitu negara terbesar di Asia Tenggara. Dengan adanya Free Trade Agreement antara negara-negara ASEAN, Indonesia bisa menjadi penghubung dagang dan bisnis untuk negara-negara asing yang ingin melebarkan sayap di negara-negara Asia Tenggara. Menurut Mari, total perdagangan antara AS dan Indonesia tahun 2006 naik 11.21 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi US$ 15, 288 Juta. Begitu pun, Indonesia masih merupakan mitra dagang kecil untuk Amerika. Padahal AS termasuk salah satu pasar terpenting untuk ekspor kita. Karena itu Mari juga mengimbau para investor AS menanam modal di bidang infrastruktur. Seperti investasi jalan tol, dan teknologi transportasi. Selama ini, investasi Amerika di Indonesia lebih banyak di sektor minyak dan gas alam. Kebutuhan Indonesia untuk pembangunan infrastruktur mencapai nilai US$ 70 miliar untuk periode 2005-2009. Selain itu, investasi AS di Indonesia di bidang teknologi, manufaktur elektronik, dan pariwisata juga sebaiknya ditingkatkan. Sampai saat ini hambatan-hambatan terbesar berkembangnya investasi asing di Indonesia adalah keraguan para penanam modal akan stabilitas ekonomi dan politik negara kita. Beberapa masalah yang menjadi


gangguan belakangan ini juga termasuk urusan keamanan, imigrasi, hak cipta, dan buruh. Ditanya apakah mungkin suatu saat Indonesia tidak perlu lagi tergantung pada investor asing, Mari mengatakan, “Modal asing bisa banyak membantu kita meningkatkan kapasitas teknologi, pelatihan sumber daya manusia, akses ke pasar dan modal. Menurut saya masih banyak area dengan kapasitas besar yang bisa dibantu oleh keberadaan PMA.” Sofyan Wanandi, ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang juga hadir dalam forum bisnis itu mengatakan, rasa nasionalisme tidak perlu dijadikan hambatan investasi asing, selama di negara kita bisnis dan penanaman modal asing diatur oleh pemerintah Indonesia sendiri. Wanandi juga menyatakan bahwa Indonesia harus mengejar keterbelakangan ekonomi. Pemerintah serta pengusaha domestik tidak mampu berjuang sendiri. “Dengan masuknya modal asing, akan bisa mempercepat pertumbuhan, dan bisa menyediakan kesempatan kerja di Indonesia,” lanjutnya. Memang saat ini di Indonesia kontroversi investasi asing sedang hangat. Nasionalisme dan sentimen anti AS juga sangat tajam. Banyak yang tidak setuju dengan bantuan AS terhadap Israel dan invasi AS ke

Irak. Tambang emas Amerika di Papua juga sering dikritik oleh rakyat Indonesia karena dianggap hanya memperkaya pengusaha-pengusaha asing, tetapi tidak mempedulikan nasib masyarakat setempat. Pertanyaan menarik juga datang dari Gary Saphiro, ketua Orang Utan Republik Education Initiative. Organisasi ini berusaha mendidik rakyat Indonesia dan dunia tentang Orang Utan, yang populasi dan habitatnya memang berkurang drastis di Indonesia. Saphiro bertanya, “dengan adanya kemajuan di bidang perdagangan di Indonesia, apakah undang-undang perhutanan dan lingkungan hidup akan diubah untuk bisa melindungi hutan-hutan dan binatang-binatang langka?” Mari mengatakan pemerintah Indonesia memahami pentingnya masalah lingkungan hidup dan pemberdayaan sumber daya alam di Indonesia. Tetapi untuk saat ini belum ada undang-undang baru dalam hal ini. Ketika ditemui kabari, Saphiro mengatakan habitat Orang Utan hilang semakin drastis salah satunya karena usaha perdagangan kelapa sawit di Indonesia, yang adalah produk ekspor unggulan Indonesia.(siska silitonga)

kabari: #4, june 2007 | 39


kabari: butik

Sebastian Gunawan,

Anggun dalam Sebuah Gaun

40 | kabari:

SUDAH 20 tahun keahliannya merancang busana dan menciptakan rancangan sensasional. Dialah

Sebastian Gunawan yang telah melambungkan sayapnya selama 20 tahun di dunia mode, sehingga membuat hasil rancangannya disukai banyak orang. Dalam dan luar negeri. Konsep yang dibuatkan memang lebih menonjolkan sisi anggun, glamour dan elegan seorang wanita dalam sebuah gaun. Designer yang telah memenangkan sejumlah kompetisi ini telah membuktikan prestasinya. Dia memenangi IAF World Young Designer Award 2004 yang diadakan bertepatan dengan Konvensi IAF ke 20 di Barcelona, Spanyol, awal Juni 2004 silam. Sebastian, yang ditunjuk oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), dianggap cukup berkompeten mewakili Indonesia dalam kompetisi Internasional dan bersaing dengan 18 negara peserta lainnya. Menurutnya, perkembangan fashion tahun 2007 ini bisa dibilang liberal, disertai romantik dan geometriknya. Untuk yang geometrik lebih ke clean, struktural lebih ke garisnya saja, dan tidak harus minimalis. “Saya sebagai designer tentunya akan menciptakan konsep-konsep baru dalam rancangan saya. Jika tahun ini lagi ngetrend minimalis tentunya akan saya sesuaikan dengan postur tubuh orangnya dulu, karena nggak selalu trend minimalis cocok dipakai,” katanya saat ditemui kabari di sebuah hotel di Jakarta beberapa waktu lalu. Sebastian memang terus melayani kalangan pelanggan dan menjalani aktivitas rutin merancang untuk label “Sebastian Gunawan”, “SEBASTIAN’S by Sebastian & Cristina”, “Red Label” dan “Votum”. Pada bulan Maret 2005 silam, Sebastian Gunawan dan istri, Cristina Panarese disibukkan dengan aktivitas berskala Asia. Keduanya telah menggelar koleksi baju terbaru di Bangkok Fashion Week, sambil menyiapkan busana untuk delapan finalis Miss ASEAN 2005. SEBASTIANsposa Pada 2007 ini Sebastian kembali mengekspresikan koleksi SEBASTIANsposa, yaitu koleksi siap pakai gaun pengantin. Rancangan Sebastian tidak hanya busana malam atau pesta yang elegan tetapi rancangan gaun pengantin yang dihadirkan secara sangat memukau. Sebastian mengaku dalam konsepnya kali ini ia lebih ke gaya simply city modern dan tidak menggunakan crown dalam rancangan baju pengantinnya kali ini. Sebastian pun memberikan kiatnya, “Jika ingin mencari baju yang sesuai untuk anda, tidak hanya untuk baju pengantin saja tapi buat semua jenis busana, jangan membayangkan baju apa yang akan kita pakai, tetapi baju apa yang pantas kita kenakan.” (kiky)


kabari: #4, june 2007 | 41


kabari: khusus

Tragedi di Virginia Tech,

Sebuah Tribute untuk Bang Mora SEPERTI yang sudah diulas di kabari edisi Mei lalu, tragedi penembakan di kampus Virginia Tech pada 16 April 2007 benar-benar menggemparkan seluruh AS, bahkan dunia. Bukan hanya tragedi

terbesar “penembakan kampus” di AS yang bikin masyarakat geger, tetapi juga karena sang penembak adalah seorang imigran asal Korea Selatan bernama Seung Cho. Tragedi ini juga tragis bagi masyarakat Indonesia karena salah satu korban tewasnya adalah mahasiswa Indonesia, Bang Mora. Sekitar empat tahun lalu di Minggu Thanksgiving, saya pergi liburan untuk mengunjungi teman, Ami Arief, alumni lulusan Virginia Tech jurusan Biochemical Engineering angkatan 2001. Pada saat itu Virginia Tech tengah mengadakan Festival Internasional Week (diadakan tiap tahun). Saat itu para mahasiswa, profesor, turis, alumni, dan warga Blacksburg berkunjung untuk menikmati hiburan tarian, nyanyian, seni lukisan dan kerajinan tangan, dan kios makanan dari berbagai macam dunia. Salah satu grup yang berpartisipasi dan mewakili Indonesia adalah para mahasiswa beasiswa lulusan ITB dan IPB beserta para istri. Mereka ramai-ramai berpakaian batik dan kebaya sambil berjualan sate ayam dan sate kambing. Saya

42 | kabari:

juga bertemu dan pergi makan malam dengan salah satu teman Ami yang bernama Ati, yang waktu itu masih menjadi mahasiswi jurusan Hospitality dan Tourism Management. Kesan pertama saya tentang kampus Virginia Tech adalah betapa cantik dan megahnya gedung kampus yang didirikan pada 1872 itu. Selain itu, saya juga pernah diajak Ami singgah ke kampus departemen engineering Norris Hall (gedung penembakan pertama). Ami dulu sering mengambil kelas di situ. Saya ingat sekali bahwa saya pernah berjalan sepanjang lahan antara gedung asrama West Ambler Johnston dan gedung Norris Hall (gedung penembakan kedua). Oleh karena itu, ketika melihat berita musibah Virginia Tech, saya kaget sekali dan langsung menghubungi Ami. Ami yang sekarang berdomisili di Houston menuturkan, “Saya sangat terkejut sekali ketika mendengar beritanya. Saya langsung menghubungi teman-teman alumni dan profesorprofesor saya dulu. Sayangnya saya mendapat berita buruk, mantan Professor Tehnik saya terluka tembak dan untungnya selamat, tetapi bekas Professor Perancis saya menjadi salah satu korban meninggal.” Ami yang mungil nan ceriwis ini juga berujar, “Saya heran sekali dengan si penembak Sueng Cho, dari seluruh banyaknya gedung di Virginia Tech, mengapa ia memilih menembak di gedung asrama West Ambler Johnston dan gedung Norris Hall. Yang lebih aneh lagi,

ia sepertinya sengaja memilih kampus Norris Hall sebagai target penembakan utama, soalnya dia merantai pintu utama dan belakang gedung ini agar orang-orang tidak bisa keluar. Makanya, ada beberapa orang yang selamat karena loncat keluar lewat jendela. Jadi masih banyak spekulasi.” Yang membuat Ami merinding juga ia dulu sering sekali pergi ke gedung asrama West Ambler Johnston, karena temannya Sharmine asal Bangladesh pernah menjadi posisi Resident Advisor (RA) beberapa tahun, posisi yang dijabat oleh korban kedua penembakan, Ryan Clark. Ati Adhiati yang biasa dipanggil Ati berujar, “Aku kaget banget, shock, dan nggak percaya pas saya tahu tragedi ini.” Wanita berdarah Jawa ini juga menambahkan, “Aku dulu pernah ada kelas di Norris Hall dan sewaktu freshman (tingkat satu) tinggal di asrama yang tempat kejadian penembakan pertama, jadi aku kontak banyak orang sewaktu kejadian, kebanyakan mengecek yang pada online di komputer, lalu menelepon beberapa teman dekat yang masih ada di sana.” Ati yang berusia 23 tahun dan sedang mengambil S2 di Emerson College ini ternyata sempat mengenal almarhum Bang Mora sebelum ia pindah ke Boston, Massachusetts. “Aku benar-benar kaget banget pas mendengar bahwa ia adalah salah satu korban meninggal, aku kasihan dan tidak tega dengan keluarganya yang ditinggal.” Berikut kesannya tentang Bang Mora, “Aku briefly kenal Bang


Mora di tahun terakhir aku di Virginia Tech (tahun 2004-2005). Dia ikut membantu Permias “jualan sate” pada waktu International Week. From what I was able to know, he was a really really kind person. Nggak aneh-aneh. Walaupun waktu itu dia masih “baru” di kalangan Permias, dia sangat willing to help.... dari nusuk sate sampai ngangkat grill-nya when it was all over. Also the rest of my year at Tech, setiap ada acara Permias beliau selalu ikut serta. Memang beliau sangat reserve dan pendiam, tapi he’s always full of smiles. And I always remember that of him.... just full of smiles.” Rhondy Satya Rahardja datang ke Virginia pada tahun 2004 dan sedang mengambil jurusan Industrial dan System Engineering. Ia adalah ketua Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat) di Virginia. Pria yang berusia 23 tahun dan anak tunggal ini berkata, “Saya terkejut sekali setelah mendengar ada penembakan di kampus VT, dan benar-benar shock setelah tahu bahwa salah satu kawan saya Bang Mora salah satu korban meninggal, saat itu saya sedang di dalam bus menuju kampus.” Ia juga menambahkan, “Saya mengontak orang-orang Indonesia dan teman-teman saya yang lain, ada beberapa yang tidak berhasil karena nada sibuk atau jaringan teleponnya sibuk. Bang Mora adalah salah satu teman saya yang tidak berhasil saya hubungi, jadi asumsi saya adalah ia sedang berbicara dengan teman-temannya di telepon genggam.” Pria yang punya hobi main basket, fotografi, dan masak ini juga pernah mengambil kelas di gedung Norris Hall sekitar 2 tahun lalu dan pernah mengambil kelas di Cochrane Hall yang gedungnya berseberangan dengan gedung West Ambler Johnston. Ketika saya tanya apa yang pertama ia lakukan dan langkah-langkah apa yang dikerjakan setelah mendengar musibah ini ia berujar, “Berhubung ada cukup banyak mahasiswa

Classified

Indonesia di VT. Sewaktu kita terima kabar mengenai Bang Mora, Pak Harris dari KBRI singgah ke Blacksburg dalam rangka mengenal Permias VT (Selasa, 17 April 2007). Setelah saya terima kabar buruk ini, saya telepon pihak sekolahan dan menanyakan kepastian mengenai kabar ini. Setelah itu saya tanyakan ke pihak sekolah, langkah apa yang harus saya ambil. Dari sini, saya kemudian ke Inn (hotel) di mana pihak sekolahan mengadakan pertemuan buat semua keluarga korban untuk memberitahu. Informasi mengenai korban dan langkah apa yang harus diambil untuk memproses jenazah. Di sini saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya bukan keluarga maupun teman serumah Bang Mora, jadi tidak diperbolehkan mengikuti pertemuan ini. Tetapi syukur ada bapak-bapak dari KBRI yang membantu kita. Pak Haris kemudian menelepon pihak kepolisian, sekolahan, dll. Hingga Rabu malam jenazah dilepaskan ke rumah duka (McCoy) dari Medical Examiner (otopsi). Sejak Selasa hingga Rabu malam saya selalu mengadakan kumpulkumpul bersama Permias karena saya rasa berkumpul bersama bisa membantu kepedihan setiap pribadi. Kamis pagi saya kemudian mengadakan Viewing (buka peti sebelum diberangkatkan) di rumah duka. Beberapa profesor dan teman bang Mora hadir. Kemudian Jumat pagi jenazah diberangkatkan ke Newark Airport, NJ dan kemudian diterbangkan ke Indonesia. Rhondy yang sekarang sudah tinggal di apartemen sendiri menginformasikan bahwa saat ini ada sekitar 15 orang atau lebih mahasiswa Indonesia Virginia Tech. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda termasuk dari Bandung, Jakarta, Jogjakarta, dan Sulawesi. Rhondy yang sekarang lagi sibuk mengerjakan riset untuk

sekolah dan mengurusi Permias sangat bersyukur dengan bantuan Kedubes RI. Ia menegaskan tanpa ada pihak bantuan mereka, proses untuk menangani musibah ini akan sangat sulit dan berbelit. Rhondy yang masih single ini sempat bertemu dengan keluarga almarhum Bang Mora ketika mereka mengunjungi Virginia Tech. Ketika ditanya apa kira-kira misi mereka untuk pergi berkunjung dan apakah mereka perlu bantuan sumbangan, ia berkata, “Keluarga bang Mora telah mengunjungi VT (Ayah, Ibu, dan Tante/penerjemah). Misi mereka di sini adalah untuk mengetahui kehidupan Bang Mora, teman-teman Bang Mora, serta para profesor. Mereka menekankan bahwa tidak akan menuntut sekolah atau siapapun juga. Mereka menekankan hal ini karena ada banyak pengacara yang mendorong mereka untuk menandatangani kontrak sehingga mereka bisa menuntut. Orangtua bang Mora hanya meminta untuk dibuatkan dokumentasi (Audio Visual dan tertulis) mengenai kronologi kejadian. Mereka juga meminta keterangan tertulis mengenai hal yang akan dikembangkan guna meningkatkan keamanan bagi murid di AS. Kesan Rhondy tentang pertemanannya dengan almarhum Bang Mora adalah, “Siapa saja yang pertama kali bertemu Bang Mora pasti kesannya segan karena Bang Mora kelihatannya seperti seorang tentara, serius dan tegas. Tetapi begitu kenal orangnya enak diajak ngobrol. Dia tahu banyak informasi mengenai politik negara terutama Indonesia. Jadi untuk ngobrol mengenai pemerintahan tuh asyik sama dia. Dia orangnya rajin. Sering kali saya bertemu beliau di perpustakaan.“ Jika ingin membaca kesan-kesan teman-teman beliau lainnya, anda bisa melihat di www.CNN.com (sabrina)

Gratis Iklan Baris untuk Jual/Beli Barang? Klik Classified di www.KabariNews.com kabari: #4, june 2007 |

43


kabari: gayahidup

Jualan di Amazon.com

Gaya Aaron Rietz

SATU hal yang paling menyebalkan hidup di Amerika sebagai pelajar asing adalah ketatnya peraturan imigrasi yang melarang kita mencari makan di negeri Paman Sam ini. Sejak kejadian 11 September, semua pendatang baru jadi tertimpa sial dengan bertambahnya peraturan negara yang terkadang tidak terlalu masuk akal. Salah satunya adalah pelajar asing tidak diperbolehkan mencari pekerjaan, walaupun cuma sebagai pelayan di Mc Donald. Kebanyakan pelajar di sini dibiayai orangtua di Indonesia untuk menyelesaikan kuliah mereka. Tetapi bagaimana dengan yang tidak mampu? Berarti tidak bisa hidup dan sekolah di Amerika? Sebenarnya ada seribu-satu jalan ke Roma. Ada jalur yang di luar hukum, ada juga jalur yang masih belum jelas hukumnya. Salah satu contoh nyata adalah berdagang melalui EBay atau Amazon.com. EBay dan Amazon adalah situs-situs pertama yang merintis hebohnya pasar virtual. EBay adalah situs tempat kita bisa menjual dan membeli barang baru atau bekas melalui internet. Uniknya kita bisa melelang barang tersebut. Syukur-syukur kalau ada yang mau membeli dagangan kita dengan harga yang melebihi modal. Adalah Aaron Rietz, seorang pelajar Amerika yang sudah lama melirik pentingnya Amazon.com

44 | kabari:

untuk menambah uang sakunya. Aaron berasal dari Sacramento. Dua tahun yang lalu ia pindah ke San Francisco untuk masuk satu universitas di sini. Tak lama setelah pindah, ia bisa merasakan betapa susah hidup di kota mahal ini. Aaron memang mendapatkan pinjaman dari bank untuk membayar uang kuliahnya. Tetapi biaya hidup sehari-hari harus ditanggung sendiri. Uang sewa rumah dan makan per bulan yang diperlukan sekitar Rp 20 juta atau kalau dalam dolar sekitar $US 2.500,- per bulannya. Aaron berusaha mencari kerja kantoran. Tetapi karena ia masih dihitung ingusan, tidak ada kantor yang mau menerimanya. Kemudian Aaron juga mencoba melamar untuk kerja di beberapa restoran. Tetapi entah kenapa tidak ada juga yang memberi kesempatan kerja. Pada satu hari Aaron mendapat inspirasi. Ia melihat ada orang yang menjual karpet di internet. Kebetulan Aaron baru pindah rumah dan ingin membeli karpet bekas. Lalu Aaron menghubungi si penjual karpet ini. Ia langsung diundang ke rumah si penjual untuk mengambil barang dagangan tersebut. Setelah berbincang-bincang lama Aaron merasa ada bagusnya kalau ia mengikuti jejak si tukang karpet ini. Ia langsung mencari akal untuk ikutan berdagang di internet. Aaron kebetulan peminat film. Ia sering menonton film klasik dan juga dokumenter.

Di gudangnya ia menyimpan sekitar puluhan kaset video VHS. Ia segera membuka nama bisnis di Amazon.com, dan mendaftarkan judul-judul film yang ia koleksi di gudangnya untuk dijual. Aaron kaget begitu melihat balasan dari peminatpeminat film lain dari berbagai penjuru Amerika. Sejak saat itulah Aaron memutuskan untuk berjualan kaset VHS. Ketika ditanya kenapa mau berjualan VHS? Aaron mengatakan sebenarnya masih banyak orang yang mengoleksi kaset video kuno. Memang kita sebagai konsumen lebih suka membeli film dengan format DVD. Tetapi untuk para kolektor, video VHS masih diburu. Malah semakin kuno semakin naik harganya. Aaron mulai ikutan berburu VHS. Hampir setiap minggu ia meminjam mobil temannya untuk dipakai berkeliling kota-kota di sekitar San Francisco. Ia mengunjungi semua pasar loak, rumah yang sedang cuci gudang, atau toko-toko video yang bangkrut dan harus tutup. Sebelum berkeliling untuk membeli videovideo ini, ia mengadakan riset yang lengkap. Ia tahu hampir semua judul film klasik. Ia juga jadi tahu apa saja yang bisa dijual mahal. Aaron berkata, yang paling banyak digemari adalah video-video yang bertema pendidikan atau dokumenter. Ada juga video yang khusus untuk kolektor film tertentu. Misalnya yang bertema zombie. Ada


beberapa kolektor yang memang mau membayar mahal film-film dengan tema zombie atau monster. Belakangan ini Aaron mendapatkan video yang berjudul Georgio O’Keef. Ia membelinya di pinggiran jalan di Berkeley seharga Rp 50 ribu. Ternyata ini adalah film dokumenter kuno mengenai pelukis terkenal itu. Aaron berhasil menjual video ini di internet dengan harga hampir Rp 4 juta. Itu karena ternyata video ini tidak didistribusikan lagi di Amerika. Contoh sukses lain adalah video yang berjudul “The Mission” yang dibintangi aktor Robert De Niro. Film ini ada unsur sejarahnya, yang ternyata membahas asal-usul kota San Francisco. Aaron mengadakan riset cukup lama, dan akhirnya yakin bahwa film ini tidak didistribusi dengan format DVD. Setelah ia menjual film ini di internet, banyak guru sekolah di sekitar San Francisco yang berminat membeli film tersebut. Akhirnya Aaron berhasil menjualnya dengan harga sekitar Rp 5 juta. Karena maraknya film-film Hollywood di pasaran, Aaron merasa bisnisnya akan bisa terus maju. Banyak kolektor yang mengandalkan orang-orang seperti Aaron yang bekerja keras untuk mengumpulkan film unik yang susah didapat dan bukan komersial. Sekarang Aaron sudah mempunyai pelanggan tetap. Termasuk guru-guru sekolah, perpustakaan, kolektor, dan juga sutradara film. Ia pun sudah mulai berkunjung ke kota-kota tetangga seperti LA atau San Diego. Kadang ia berangkat ke Meksiko untuk mencari film-film asal Amerika Latin. Saat ini Aaron memiliki sekitar 700 sampai 900an video di gudangnya. Dengan koleksi lengkap ini, Aaron tidak pusing-pusing lagi untuk mencari pekerjaan kantoran. Ia berkata, sangat senang tidak harus bekerja di belakang meja setiap harinya. Dengan menjual sekitar lima video langka setiap bulannya, Aaron sudah bisa makan dan membayar uang sewa di San Francisco. Sekarang Aaron malah sibuk mengunjungi museum, konser-konser musik, dan menonton film. Kunci untuk berjualan di Amazon adalah harus rajin mencari tahu apa yang sedang digemari oleh kolektorkolektor. Misalnya ada buku baru yang dijual laris mengenai seorang artis terkenal. Dijamin film atau video tentang artis tersebut juga bisa laku dijual di Amazon.com. Sebagai penjual kita juga bisa dipuji atau dimaki oleh pembeli. Review atau komentar mereka bisa dibaca di internet oleh banyak orang. Aaron merasa beruntung tidak perlu memasang iklan untuk usahanya. Ia mengandalkan review yang baik dari pelanggan-pelanggan setianya. Hanya mereka yang tinggal di Amerika yang bisa berjualan di Amazon.com. Syaratnya kita harus punya nomor rekening bank. Setiap bulan para pedagang harus bayar ke Amazon.com sekitar Rp 350 ribu. Amazon memotong hasil penjualan sebesar 15 persen sebagai fee. Bagusnya berjualan di internet adalah kita tidak harus membayar pajak. Pemasukan kita tiap bulan tidak dilacak negara. Amazon juga bertindak sebagai juruhitung kita. Semua transaksi uang ditangani Amazon. com dan langsung ditransfer ke rekening bank, sehingga kita tidak harus pusing memikirkan pembayaran dan pengecekan kartu kredit. Ongkos kirim pun dibayar pembeli. Jadi, memang banyak cara buat mandiri dan tidak lagi tergantung pada orang lain. (siska silitonga)

Classified

Gratis Iklan Baris untuk Sewa/Mencari Tempat Tinggal kabari: #4, june 2007 | Klik Classified di www.KabariNews.com

45


kabari: unik

Becak,

Pasang Surut dan Asal Mulanya Becak. Tentu banyak di antara kita yang tahu apa itu becak. Kendaraan roda tiga yang digenjot dari belakang dan banyak terdapat di kota-kota di Indonesia. Di Makassar, kendaraan ini disebut “pete-pete” (diucapkan seperti kita mengucapkan becak). Namun siapa yang tahu dari mana becak berasal atau bermula? Konon katanya, munculnya kendaraan yang ditarik tenaga manusia untuk pertamakali ditemukan di Negeri Sakura. Penemunya –juga katanya- adalah orang Amerika yang bekerja di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jepang. Pada masa itu kendaraan umum yang digunakan sebagai alat transportasi adalah kereta kuda. Tidak diketahui siapa nama dari orang Amerika itu. Hanya disebutkan, ketika itu -pada tahun 1800-an, ia kebetulan sedang berjalan-jalan sendiri tanpa istrinya dan melihat kereta kuda. Dia lalu ingat istrinya yang cacat kaki. Ia ingin sekali membahagiakan istrinya, dan kemudian membuat sketsa kereta yang bisa dinaiki satu orang, tanpa atap, dan ditarik oleh satu orang di bagian depan. Si Amrik ini menamakan kendaraan itu “Jinrikisha”. Lamakelamaan Jinrikisha dikenal masyarakat Jepang dan kemudian dijadikan alat transportasi. Masih sekitar 1800-an, becak Jepang akhirnya sampai ke negeri China dan hanya dalam waktu singkat kendaraan baru ini dikenal sebagai kendaraan pribadi kaum bangsawan China selain menjadi kendaraan umum dengan nama “Rickshaw” dan penariknya disebut Hiki. Para Hiki ini mampu menempuh 30 sampai 50 km per hari. Namun tak lama berselang, para

46 | kabari:

pemerhati kemanusiaan di China merasa iba melihat para hiki yang bekerja bagai kuda, sementara si penumpang rickshaw duduk dengan nikmat dibuai angin sepoi-sepoi. Maka mulai 1870, rickshaw dilarang beroperasi di seluruh jalan di China. Di Jepang, jinrikisha sudah dilarang sebelumnya. Nah, mungkin diilhami rickshaw dan jinrikisha itulah, sekitar awal tahun 40an di beberapa kota besar di Asia muncul kendaraan umum serupa. Berbeda dengan jinrikisha dan rickshaw yang beroda dua dengan ban mati, kendaraan yang kemudian kita kenal sebagai becak itu boleh dikatakan lebih modern. Beroda tiga dan menggunakan ban angin, dikemudikan manusia. Posisi pun berubah, penarik becak tidak lagi di depan seperti jinrikisha atau rickshaw, tetapi di belakang, mengayuh seperti kalau kita naik sepeda. Bagi yang pernah ke New York, mungkin bisa melihat becak yang juga disewakan, namun lebih untuk tujuan rekreasi, di beberapa ruas jalan, tak jauh dari KBRI dan KJRI. Di Indonesia Di Indonesia, memang belum ada data pasti, sejak kapan becak “lahir”. Yang jelas, sekitar tahun 50-an, sudah ada toko penjual becak dan bengkel perakitan becak di Yogyakarta. Ban becak di Yogyakarta pada waktu itu masih terbuat dari karet mati. Bentuk atapnya kotak dan selain menjadi alat pengangkut penumpang, becak juga untuk mengangkut jenazah. Becak tidak hanya terdapat di Kota Gudeg, tapi juga ada di Solo, Magelang, dan Semarang. Becak mulai dan makin berkembang sekitar tahun 70-an, seiring dengan


maraknya pembangunan di awalawal Orde Baru. Ketika itu, di Yogyakarta tercatat ada 7.000 sampai 8.000 becak. Namun dengan semakin majunya teknologi, munculnya jenisjenis alat transportasi yang lebih praktis, cepat, aman dan nyaman seperti sepeda motor, bus kota, dan taksi, membuat becak mulai tersingkir. Becak semakin terpojok dengan kehadiran alat transportasi lain. Bahkan becak mulai dipandang sebelah mata sebagai pengganggu lalu lintas yang jumlahnya harus dibatasi. Karena jumlah becak yang semakin banyak, pada 1985 pernah dikeluarkan keputusan Gubernur DIY yang isinya melarang produksi becak dan pengaturan jadwal beroperasi becak di Yogyakarta. Untuk menandainya, pemerintah mengeluarkan surat dan tanda berupa plat nomor khusus. Jadwal becak juga diatur. Becak warna putih hanya boleh beroperasi pada malam hari, sedangkan yang warna merah hanya beroperasi pada siang hari. Kendati peraturan itu tidak juga efektif, seiring perkembangan zaman, becak mengalami masa surut dengan sendirinya. Bukan berarti tidak ada becak di Yogyakarta saat ini. Seperti halnya di New York, becak di Yogyakarta lebih banyak menjadi alat transportasi bersifat rekreatif, meskipun kita masih bisa menemui mbok-mbok penjual gudeg yang diantar jemput becak. Di Yogyakarta juga kita bisa melihat tukang becak yang menjadi “marketing” sejumlah toko souvenir dan makanan oleh-oleh. Para tukang becak ini tidak menetapkan tarif tinggi pada kita yang ingin membeli oleh-oleh. Mereka lebih mengandalkan tips dari pemilik toko oleh-oleh. Tidak percaya? Coba saja jalan-jalan di Malioboro dan temui beberapa becak yang sedang mangkal. Anda pasti akan ditawari untuk pergi ke toko oleh-oleh dan souvenir dengan ongkos murah. Mungkin cukup dengan Rp 3.000,(sebungkus rokok saja sekarang sekitar Rp 8.000,-) anda sudah sampai ke toko oleh-oleh di Pathuk, belakang Malioboro yang jaraknya sekitar dua kilometer. Tanpa

Calendar

tambahan ongkos, anda nantinya akan “dikembalikan” ke Malioboro setelah membeli oleh-oleh atau souvenir. Itu di Yogyakarta. Di DKI Jakarta, becak sudah lama dinyatakan sebagai kendaraan ilegal dan dianggap mengganggu lalu lintas. Padahal kalau boleh jujur, bajaj lebih mengganggu dengan “suara melebihi kecepatan”-nya itu. Sejak dikeluarkannya Perda Nomor 11 tahun 1988 tentang Larangan Becak Beroperasi di Wilayah Ibu Kota, becak tidak lagi beroperasi di Jakarta. Becak hanya dapat ditemukan di pinggiran Jakarta, seperti Bekasi (Provinsi Jawa Barat) atau Tangerang (Provinsi Banten). Di situ, becak masih mudah dilihat di sejumlah kompleks perumahan dan sekarang bersaing ketat dengan ojek yang jumlahnya juga menjamur. Becak yang mangkal di pintu masuk perumahan biasanya lebih dari 10 dan harus antre menunggu penumpang. Tukijan (59), tukang becak di satu kawasan perumahan di Pondok Gede, Bekasi, mengaku, “Saya di sini bisa sampai sore, tapi sebentar lagi juga ada penumpang, anak sekolah kan udah pada mau pulang,” kata Tukijan yang mewarisi “profesi” itu dari ayahnya, di Yogyakarta. Tukijan menyebutkan, beda di Bekasi dan kampung halamannya adalah soal beratnya menjadi tukang becak, terutama persaingan dan kerasnya dalam mencari penumpang. “Di kampung tenang mbak, gak ada rebutan kayak di sini, tapi yang namanya nyari makan ya gimana ya,” kata Tukijan yang anaknya bisa sekolah di perguruan tinggi dan bulan depan diwisuda. Keprihatinan lain para tukang becak di Bekasi adalah ketika BBM naik. Semua harga kebutuhan pokok naik dan tidak ada yang peduli dengan kenaikan tarif becak. Surip (35) tukang becak lain rekan Tukijan bercerita, penumpang dan pelanggannya suka cemberut kalau diminta tambahan ongkos. “Emang becak pakai bensin,” kata Surip menirukan omelan penumpangnya. “Kalau sudah begitu ya sudah pasrah saja, yang penting tetap dapat duit, daripada cuma gigit jari,” kata Surip. (pipit)

Mau Mengumumkan Acara Spesial? Klik Calendar di www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 47


kabari: jalanjalan

Wonderland There are so many restaurants, attractions, and venues that make Los Angeles a unique and amazing place to visit. In writing this article I wanted to write about a place that was more than ordinary—a place that was well-known and popular yet had a lot of depth and culture. As I imagined and searched for places I’ve enjoyed in the past, the sights and sounds of each location surrounded me. Then I paused. Down the tracks and behind the vendors to my left a sign glistened—Welcome to Farmers Market. Perfect. Los Angeles is all about being hip and trendy, but Farmers Market doesn’t really fit into that description. At first glance, it looks like nothing special; just an old alley where farmers have been gathering to sell their freshest produce. But rich sounds and sweet aromas leave one’s curiosity enchanted. I remember the first time walking through Farmers Market; I had no idea where it came from. I was walking through a fashionable shopping area with my boyfriend, Jon, when suddenly we turned the corner and appeared in a busy old-fashioned marketplace! Entering through one of its fifteen gates is like Alice going through the rabbit hole and discovering a wonderland. Farmers Market is actually a historical landmark that began over seventy years ago in 1934. At the time, farmers came together to sell fresh fruits and vegetables on the back of their trucks. The lot on Third and Fairfax became a popular pit stop for many locals that led to an idea to construct buildings to house its growing businesses. Today, the original Farmers Market itself contains over seventy buildings and stalls that accommodate a variety of shops, restaurants, and grocery stands. However, the street I first walked on was part of the Grove, which was built in 2002 to complement the Market’s vintage prestige. It actually contrasts Farmers Market with chic clothing stores like Forever 21, Anthropologie, and the Gap.

48 | kabari:

“Meet me at Third and Fairfax” is a popular saying s ignifying Farmers Market’s location. Hundreds of people stroll through this open air plaza each day to eat from a diverse selection of food and desserts, buy produce, or even sit around to enjoy the day. Beige buildings and green awnings support its structure while mint green foldable chairs surround colorful round tables for some hue. Stalls located in the center of the Market quad form a narrow maze of passageways, which make it confusing yet exciting to walk through. There is plenty of seating outside, but if it happens to be a crowded day, an upstairs dining area is often less crowded. When I visited Farmers Market to write this article, I was captivated by the whole atmosphere—the friendly people, the warm sunlight, and the tantalizing smells. As tourists walked through each path and absorbed its charm, locals enjoyed people-watching or sitting around with friends. I was amazed at how genuinely happy the workers looked as they served their customers. It is rare to find people loving what they do, especially if it’s behind a counter. As I sat on a mint green chair between the French Crepe Company and ¡Loteria!, I watched groups of old men and women laugh and share about their lives. As you take in the ambiance, you can‟t help but observe people as well—it’s almost a natural reaction. Not to mention that this place is also one of the best areas to spot a celebrity, so keep your eyes open. Food is by far the epitome and highlight of this treasure trove. There are too many choices to have an adequate idea of all its flavors in one day. I have a difficult time deciding, and it doesn’t help that I’m an indecisive person. But let’s say that it’s the perfect day and I feel like making some good choices. Pampas Grill is an amazing place to get Brazilian


Barbeque. Get ready to eat a hearty meal when you come here. It serves like a buffet line where you first put a variety of sides on your plate like salad, mashed potatoes, and plantains. Then head down the line and the servers will ask you about what kind of meat you want. There are so many types of meat that I would recommend anything that strikes your fancy. Garlic Beef is my favorite. I really like this place because it has good barbeque, and it sells its food by how much it weighs. I don’t have a huge stomach, so I can get as much or as little as I want. The sky is the limit! After a big meal like Pampas, I would take some time to walk around a bit and admire the little stores full of trinkets, gifts, and gadgets. I found a hidden store that still sold classic toys from the 70s and 80s. Other stores sell candy, nuts, tea, and yes, even stickers. You’ll find amazing and rare items if you take the time to look. When you’re done shopping and feel like some dessert, head on over to the north east corner of the Market to Bob’s Coffee and Doughnuts. In this area sweet smells continue to entice your palate. If you’re in the mood for ice cream, Bennett’s Ice Cream right next door has several blue ribbon flavors you might like to try. You can even watch them make their ice cream right at the store too. I like coffee and doughnuts because they allow you to wash down a

heavy meal like Pampas, and give you the time to sit and enjoy the day. So grab some doughnuts and coffee at Bob’s. I heard that they sell the best jelly doughnuts in Los Angeles. Their coffee is pretty strong and their cinnamon rolls are pretty popular. But it wouldn’t be a trip to Farmers Market without buying some fruit. I would visit one of the produce stands on the opposite side of the Market. Farmers Market is known for having all types of fruit all yearround, even when they’re out of season! Apples, strawberries, plums, peaches, oranges, and even star fruit are sold in bountiful displays. Although food here can be pricey, its produce is often sold at decent prices. Take your pick. I’m a simple gal, so I’d go for a variety of oranges. It’s been a great day at Farmers! Look for the best deals here, and don’t be afraid to try something new. Locals are pretty friendly here, so don’t forget to ask for their personal favorites if you have trouble deciding. As much as food is the driving force behind Farmers Market, it’s one of my favorite places to go because of its busy yet relaxing atmosphere. It offers a look into the past and still astonishes me how it has remained so popular without flashy lights or glitz and glamour; it retains a bit of L.A.’s remaining humanity. Farmers Market is a great place to go on a date or hang out with your friends. It’s a place where people of all walks of life come to simply enjoy good food and good people. If you’re ever in town, “meet me at Third and Fairfax.” (j.o.)

www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 49


kabari: sanfrancisco

Cherry Blossom,

“Merayakan” Jepang di Amerika SETIAP tahun pada musim Semi di kota-kota besar Amerika Serikat (AS), termasuk San Francisco, masyarakat JepangAmerika, kaum lokal, dan para turis berbondong-bondong berpartisipasi meramaikan “National Cherry Blossom Festival”. Festival ini sesungguhnya sangat politis dan pertama kali dirayakan pada 1967, jauh setelah Perang Dunia Kedua selesai. Acara ini juga menunjukkan bahwa Jepang dan AS yang di masa Perang Dunia Kedua saling gebrak meja, saling bunuh, bisa menjalin persahabatan, persaudaraan. Pada acara ini, beberapa atraksi dipertunjukkan. Termasuk pentas dan demonstrasi kebudayaan Jepang. Selain itu masih ada parade besar, kontes kostum animasi Jepang, penari kimono, musisi tradisional Jepang, panggung hiburan band lokal, warung makanan oleh organisasi non-profit, kios seni dan kerajinan tangan.

50 | kabari:

Nah, dari festival ini, yang terutama adalah pemilihan “Ratu Cherry Blossom”. Pada festival kali ini, yang terpilih adalah Sawako Sonoyama yang berusia 22 tahun. Sebagai Ratu, ia akan memegang jabatan sebagai duta besar persahabatan bagi komunitas Jepang-Amerika di California Utara. Dalam merayakan persahabatan, persaudaraan, masyarakat Jepang yang berada di satu kawasan (Nihonmachi atau Japan Town), dipentaskan berbagai aktivitas kebudayaan kedua negara. Tidak kurang dari 150,000 pengunjung, termasuk Walikota Gavin Newsom, ikut meramaikan festival ini. Selain itu kira-kira 100,000 orang menyaksikan parade yang dimulai dari kantor pemerintah San Francisco (San Francisco City Hall) sampai Japantown di Jalan Post dan Fillmore. Para pengunjung rela hati berdiri dan berjalan sambil berdesak-desakan untuk melihat meriahnya parade. Banyak orang yang rela dan sabar menunggu antrean yang panjang demi membeli makanan dan cemilan. Seiring dengan berkembangnya bunga-bunga di pohon Cherry di musim Semi, festival yang selalu diadakan pada dua akhir-pekan ini melambangkan

musim Semi yang pada umumnya datang terlambat di San Francisco yang selalu diselimuti kabut ini. Festival Cherry Blossom di AS adalah perayan nasional tahunan yang pada umumnya dimulai dengan pemberian pohon-pohon Cherry dari sebuah organisasi di Jepang kepada masyarakat AS. Sejarahnya dimulai dengan persembahan tiga ribu pohon Cherry dari warga ibukota Jepang, Tokyo kepada masyarakat Amerika di Washington DC pada 1912. Sekitar 1965, istri Presiden Lady Bird Johnson menerima hadiah sekitar 3.800 pohon Cherry oleh Pemerintah Jepang. Sementara di San Francisco, sejarah Festival Cherry Blossom dimulai dengan acara komunitas sederhana. Acara sederhana ini adalah hasil dari reaksi perkembangan ulang daerah Japantown yang terjadi pada tahun 1960-an. Rumahrumah tua bersejarah dihancurkan oleh pemerintah San Francisco dan diganti dengan pembangunan rumah-rumah modern yang berstruktur baja. Oleh karena itu, komunitas Jepang-Amerika membentuk festival ini untuk mempertahankan kebudayaan mereka.(inna)


Makan Malam Bareng

Pecinta Seni Budaya Indonesia INDONESIA tidak hanya dicintai rakyat dan bangsa Indonesia sendiri. Bangsa dan negara lain juga banyak yang mencintainya. Paling tidak hal itu tampak ketika Konsulat Jenderal RI di San Francisco menggelar “Informal Dinner” bagi pecinta seni budaya Indonesia, bertempat di Wisma Indonesia pada 9 Mei 2007, bulan lalu. Sesuai temanya, acara ini dihadiri kalangan masyarakat AS pecinta seni budaya Indonesia, khususnya Jawa, Sunda dan Bali. Hadir juga kelompok gamelan dari University of California (UC) Davis, UC Berkeley, Bamboo Bali, penari Jawa, beberapa mahasiswa Indonesia dan dari negara lain. Bukan hanya itu, hadir juga beberapa profesor dan pengajar Department of Music dan Department of South & Southeast Asia Studies di UC Berkeley dan UC Davis. Tujuannya, tentu meningkatkan hubungan baik dan kedekatan antara KJRI San Francisco dan para pecinta seni budaya Indonesia. Juga bagi “Friends of Indonesia” dari kalangan masyarakat AS dan masyarakat/mahasiswa asing lainnya yang berada di San Francisco-Bay Area. Acara juga bertujuan meningkatkan pemahaman positif masyarakat AS atau masyarakat dari negara lain terhadap Indonesia. Tujuan yang tak kalah pentingnya adalah peluang kerjasama dalam promosi seni budaya Indonesia di wilayah kerja KJRI San Francisco dengan mitra kerja. Acara yang diwarnai dengan suguhan makanan

KELUARGA besar Sulawesi Utara yang tergabung dalam BOSAMI-USA di California Utara baru saja memilih “Godfather” baru. Pemilihan dilakukan dengan semangat kebersamaan pada 7 April 2007 di kediaman keluarga Marthen Walangitan di Sacramento. Mempersiapkan pemilu penting organisasi besar ini memang bukan tugas ringan. Tapi itu dapat diatasi berkat kerja keras tim formatur handal pimpinan Orville Manariangkuba. Membantu beliau adalah Frangky Lumowa, Constance Turangan, Elisabeth Luntungan, dan Henriete Pangau yang semuanya adalah senior di BOSAMI-USA.. Ada dua calon yang tersaring ketat untuk pemilihan President BOSAMI-USA 2006-2010 ini. Mereka adalah Tony Rudolf Lolong dan Rudy Wauran. Proses pencalonan cukup mendebarkan.

khas Indonesia tersebut dibuka dengan sumbangan penampilan kelompok gamelan Bamboo Bali. Musik tradisional Bali yang terdiri dari gamelan bambu dan puguh ini dimainkan tiga warga AS dan langsung memperoleh sambutan meriah. Kemudian Konjen RI San Francisco memberikan sepatah dua patah kata, yang antara lain menekankan pentingnya pemahaman budaya sebagai alat meningkatkan rasa toleransi dan pemahaman nilai-nilai yang dimiliki bangsa lain. Dikatakannya juga, KJRI San Francisco bersedia bekerjasama dengan para pecinta seni budaya Indonesia dan mitra kerja lainnya untuk meningkatkan hubungan baik Indonesia-AS dan pemahaman positif masyarakat AS terhadap Indonesia melalui jalur seni budaya. Konjen RI juga mengundang partisipasi pencinta seni budaya Indonesia di AS dalam kegiatan tahunan “Indonesian Day 2007” yang direncanakan diadakan pada 11 Agustus 2007. Mewakili para tamu, Benjamin Brinner, PhD, Associate Professor-Musik Ethnic, Department of Music, UC Berkeley menyampaikan terima kasih dan menghargai upaya Konjen RI dalam meningkatkan persahabatan antar bangsa. Khususnya Indonesia-AS melalui jalur seni budaya. Brinner juga menyambut baik tawaran kerjasama promosi seni budaya Indonesia dengan KJRI San Francisco. Dia juga mengundang Konjen RI dan staf untuk melihat kembali pertunjukan gamelan Sari Raras UC Berkeley pada musim gugur mendatang. Benjamin Brinner dan istrinya, Lisa Gold, pada kesempatan tersebut memberikan dua buku, “Music in Central Java” dan “Music in Bali” untuk Konjen RI. Bukan hanya itu, Brinner juga memberikan CD berisi gending-gending Jawa yang dibawakan oleh Gamelan Sari Raras UC Berkeley. (andi rahadian, Staf KJRI San Francisco)

“Godfather” Baru BOSAMI-USA Berkat penjelasan simpatik Taty Manariangkuba Sael selaku “pemantau pemilu” yang melegakan semua pihak, pemilu berjalan mulus. Berbeda dengan film Godfather, alur cerita BOSAMI-USA berakhir “happy ending”. Akhirnya terpilihlah Oom Tony, begitu sapaan akrab beliau, menjadi Presiden warga Bolaang MongondowSangihe Talaud-Minahasa di California Utara. Dalam ajang pemilu demokratis ini, dalam ibadah singkat, Pdt Dr Deetje Tiwa Rotinsulu sempat mengingatkan warga BOSAMI-USA untuk turut membantu warga Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara. Untuk mewujudkan misi mulia tersebut Tony memberikan dukungan melalui sambutan singkat. Selamat berkarya, Kabinet Matuari BOSAMI USA, Hidup BOSAMI-USA! (Melkior LumentutSacramento, CA)

kabari: #4, june 2007 | 51


kabari: jakarta

SELAMA ini masyarakat Betawi identik dengan Muslim, bahasa sederhananya kalau Betawi ya pasti Muslim. Ternyata identifikasi ini

keliru, paling tidak kalau kita pergi ke Kampung Sawah, di kawasan perbatasan Jakarta Timur-Selatan (Tenggara) dan Bekasi, Jawa Barat. Di situ ada masyarakat Betawi yang menganut keyakinan Katolik. Mereka punya gereja bernama St Servasius. Keberadaan penganut Katolik di Kampung Sawah berawal dari dibaptisnya 18 orang warga di situ oleh Pastor Bernadus Schweitz pada 6 Oktober 1896, lebih dari satu abad lampau. Sebelum itu, enam orang yang dibaptis, yakni Nathanael, Tayub Noron, Markus Ibrahim Kaiin dan Sem Napiun yang semuanya asli Betawi. Melihat semakin berkembangnya umat Katolik, dan berbagai macam cobaan, Pastor Schweitz mengajak umat untuk membangun sebuah gereja kecil yang dilengkapi sebuah menara, di tanah persawahan, di lokasi gereja sekarang. Bukan hal yang aneh di Kampung Sawah, dalam satu keluarga besar bisa ada yang Kristen (Katolik) dan ada yang Muslim. Di sini jelas ada pertalian saudara. Maka bagi orangorang Kampung Sawah pertalian saudara lebih penting daripada sekadar perbedaan agama. Sampai saat ini pun kerukunan beragamanya masih kental dan sangat bisa dirasakan. Nah, pada 13 Mei 2007 lalu adalah momentum tersendiri untuk Gereja Katolik St Servasius, di Kampung Sawah, Pondok Gede, Jakarta

52 | kabari:

Sedekah Bumi di Kampung Sawah, Musisi Jazz Pun Ikut Beraksi Timur. Karena pada tanggal ini ada dua peringatan yang di rayakan secara bersamaan, yakni Pesta Sedekah Bumi dan Pesta Nama Pelindung Paroki (St. Servasius). Acara ini bertujuan untuk selalu mengucap syukur atas panenan, syukur atas rezeki dan yang terpenting syukur dalam segala hal. Pada Sedekah Bumi kali ini, sekaligus juga syukuran atas selesainya pembangunan “Rumah Betawi” dengan lumbung padi di dalamnya. Dikatakan Pastor Paroki Hani Rudi Hartoko, SJ lumbung padi ini adalah kearifan lokal bahwa masyarakat dan gereja memiliki mekanisme jaring sosial, dan selalu ingat perlunya menabung. Perayaan begitu meriah dan dihadiri 3000-an umat dari paroki setempat, di samping dari paroki lain. Dalam misa meriah Pesta Sedekah Bumi kali ini, gabungan separoki, sepenuhnya diiringi oleh orkestra dari seminar Wacana Bhakti dan didukung tiga musisi beken. Ireng Maulana, Toni Suwandi dan Didik SSS. Selesai misa semua umat diusung untuk menyaksikan “Pesta Umat atau Pesta Rakyat” yakni menikmati macam-macam hidangan khas yang disediakan di beberapa tenda dan terdiri dari macam-macam makanan. Ada nasi uduk, dodol, dan macam-macam jajanan pasar khas Kampung Sawah. Ada rebus-

rebusan (kacang tanah, pisang, ubi, singkong, jagung). Acara ini makin meriah dengan tampilan orkestra yang diiringi sajian “Goncang Lumpang” (tumbuk lesung berirama) oleh ibu-ibu Kampung Sawah dan “Gambang Kromong”. Kemeriahan menjadi sangat luar biasa karena bukan hanya orang muda dan anak-anak yang bergoyang pinggul. Kakek dan nenek-nenek yang saat muda biasa dengan Gambang Kromong, seakan bernostalgia. “Dari segi jumlah yang disediakan, saya tidak menghitung persis berapa banyaknya makanan yang disediakan panitia, yang pasti sekitar 3.000 umat hadir dan undangan. Saya pikir semuanya ikut makan bersama, tetapi pada akhir acara ternyata masih banyak makanan yang belum tersentuh. Kenapa demikian? Saya hanya merenung sambil bertanya dalam hati. Barangkali inilah bukti dari apa yang di katakan Tuhan Yesus dalam kisah Lima Roti dan Dua Ikan,” ujar Yacob Napiun, Ketua Kesekretariatan Gereja.(pipit)


Taman Menteng, Asyik Buat Nongkrong Sabtu, 28 April 2007 taman yang terletak di kawasan Menteng, di Jalan HOS Cokroaminoto resmi dibuka untuk umum oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Pembukaan taman yang berlangsung sore hari dengan konsep pesta taman tersebut juga melibatkan warga seputar Menteng. Acara ini juga dimeriahkan artis ibukota, seperti Titiek Puspa, Wulan Guritno, Glen Fredly, Touriq, Bedu, dan Reni Sutiyoso. Taman Menteng dibangun tahun lalu di atas tanah seluas tiga hektare. Dulunya, taman ini adalah stadion dan lapangan sepakbola yang dipakai Persija sejak 1960an. Proyek pembangunan ini sempat terjadi kontroversial. Sekarang Taman Menteng sudah menjadi tempat hiburan yang sering dikunjungi oleh semua kalangan, terlihat ramai pada malam minggu. Taman ini cocok juga untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain enak dilihat mata ada pula penambahan fasilitas dan suasana yang baru. Sekarang liburan tidak harus ke mal lho. (kiky)

kabari: tawa

Seat Belt Kiai Ketika awal-awal duduk di kursi kepresidenan, Gus Dur pernah diwawancara Jaya Suprana di sebuah stasiun televisi swasta. Kali ini memang yang dibahas seputar humor-humor yang dimiliki Gus Dur. Kontan saja Gus Dur nyerocos, mengeluarkan semua koleksi humor yang dimilikinya. Salah satunya ia bercerita tentang kekonyolan seorang kiai. Kala itu sang kiai kebetulan mendapat undangan ke Jakarta. Karena mendadak, sang kiai disuruh terbang naik pesawat jurusan Surabaya-Jakarta. Ini merupakan pertama kali ia naik pesawat seumur hidupnya. Dengan sedikit bengong dan gugup, sang kiai pun naik

pesawat. Ia pun duduk dengan anteng. Seperti biasa, pramugari mengumumkan agar penumpang segera mengenakan sabuk pengaman (seat belt). Salah satu pramugari terlihat lalu lalang mengecek apakah penumpang sudah mengenakan sabuk pengaman atau belum. Ternyata dari penumpang yang ada kiai satusatunya yang belum mengenakannya. “Maaf Pak. Tolong sabuknya dipasang. Ini peraturan penerbangan,” kata pramugari

mengingatkan. “Saya sudah punya sabuk pengaman sendiri,” jawab sang kiai sambil menunjuk sabuk tebal yang dipakainya. “Tapi ini peraturan pak,” kata pramugari itu lagi. Sambil berbisik kiai itu bilang. “Ini sabuk sudah saya isi jimat.”

kabari: #4, june 2007 | 53


kabari: sana sini

Daiso,

Pernak Pernik Gaya Hemat Biaya PERNAHKAH anda berbelanja di dollar store di Amerika? Karena menjamur di seluruh pelosok Amerika, banyak orang sudah tidak melirik lagi keberadaan toko jenis ini. Namun demikian, tahukah anda bahwa tanpa publikasi besar hadir toko hemat unik ala Jepang di Bay Area? Tidak salah lagi, Daiso, jaringan ritel hyaku en shop ini menghadirkan tokonya yang paling besar di USA. Tepatnya, di Daly

Toko Daiso

Everything is Rp 17.000,“Irashaimaseee… Daiso all item in one price. Hanya tujuh belas rupiaaaaaahhhh…” itulah salah satu katakata yang sering diteriakkan oleh pegawai-pegawai toko Daiso. Toko Daiso yang merupakan lisensi dari Jepang ini menjual berbagai macam peralatan rumah tangga hingga barang-barang unik bin ajaib yang jarang ditemukan di toko-toko di Indonesia. Patokan harga di toko ini adalah Rp 17.000,- yang notabene barang-barangnya merupakan peralatan yang biasa dipakai di Jepang. Seperti alat membuat sushi, peralatan dapur di Jepang, pencetak kue, alat-alat masak, celemek, dan masih banyak lagi pernak-pernik lainnya yang berbau Jepang. Tidak hanya peralatan memasak, di Daiso juga dijual alatalat makan, alat-alat rumah tangga, pernak-pernik, pajangan, perhiasan, tas-tas unik, peralatan sekolah, hingga CD. Harganya pun tetap seragam.

54 | kabari:

City, pemukiman penuh orang Asia di selatan San Francisco sejak Desember lalu. Dari etalase depan dan sejumlah sign dalam toko, ada terpampang info semua barang cuma $1.50 saja, kecuali bertanda lain! Apa saja yang ditawarkan Daiso? Kebutuhan sehari-hari orang modern. Lokasi Daly City menyimpan sedikitnya 30.000 dari 90.000 koleksi barang network ritel yang mengiklankan diri sebagai pemasok livingware nomor satu di negeri sakura ini. Pernak pernik cantik di toko ini diperuntukkan segala usia. Mulai dari mainan anak, snack, souvenir, barang pecah belah, stationary, peralatan dapur, tetek bengek housekeeping dan gardening, dekorasi rumah, sampai rompi buat si doggy atau si kitty. Sesuai dengan namanya yang berarti “Kreasi Hebat”, Daiso konon menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari dan mengembangkan setiap produknya yang lain dari yang lain. Kebanyakan masih berlabel Jepang dan berukuran metrik ala Jepang. Bagaimana mungkin harga pernak-pernik Daiso bisa tetap miring? Ini bukan karena menjual barang “cuci gudang” dari toko lain. Yang pasti semua knick knack Daiso tampil imutimut dan bikin gemes mata yang melihatnya. (pitamagenta) Daiso Daly City (seberang Target Store) 146 Serramonte Center, Daly City, CA 94015 (650) 992-7462 Artikel lengkap klik www.KabariNews.com/?1746

Toko Daiso bisa ditemukan di Mal Artha Gading dan di Melawai, Jakarta. Di Jepang sendiri, toko Daiso biasa disebut Daiso Hyakuen Shop alias Toko Cepek Daiso, karena semua harga barangnya seharga seratus yen. Murah bukan? Namun kita harus jeli dalam memilih barang, dan tentunya membeli yang hanya kita butuhkan. Keunikan barang-barang yang dijual membuat kita ingin membeli semuanya dalam jumlah banyak. Memang harga di toko ini termasuk murah. Karena murah itulah pengunjung banyak yang membeli barang-barang di Daiso. Keunikan lainnya adalah ketika memasuki toko, terasa atmosfir toko Jepang. Begitupula dengan karyawan Daiso yang senantiasa meneriakkan kata-kata dalam bahasa Jepang. Barang-barang yang ditawarkan pun benar-benar mengundang hasrat ingin memiliki barangbarang tersebut. Mulai dari barang-barang remeh seperti alat pencetak kue, kertas ucapan, plastik untuk memasak, jepit rambut, sampai dengan barang-barang berat seperti piring dan gelas, alat-alat perkantoran, semua ada disini. Cukup lengkap deh! Tertarik untuk mampir? (chika)


Why Advertise at ?

Entering Los Angeles NOW!

KABARI FEATURES

Distribution Centers Bridging Information between U.S. and Indonesia Indonesian Distribution Centers Office Staff in Jakarta, San Francisco and Los Angeles No Copy and Paste from Internet and Other Magazines Creative Professional Indonesian Reporters and Editorial All Articles are written by our own Reporters Encourage readers to get more detailed articles at Kabarinews.com Integration Magazines and Website Our own website and graphic designers High quality of papers for the magazine High quality of pictures Longer Shelf time Focus on Indonesian Articles ONLY Website Present Community Board at website Back and Current Issues available at website Owners managed other businesses more than 20 years Good Ratio between Articles and Advertisement Competitive Introductory Price

Your Benefit

Expanding to Indonesia and United States gives you More Marketing Exposures. No Copy & Paste (No Copy Right Infringement= No Problem Distributing in Indonesia). Articles are written to interest Readers, thus Readers keep longer. Your ad is more Exposed. Articles of Long Shelf Time ONLY, Not Daily News that expire daily. Your ad has longer lifetime. Double Exposures with your Ads in Magazine & Website (digitized magazine). Another Benefit. Quality Color Papers, Fotos & Contents, Your Ad stays longer and looks GREAT. Get leads on your back issues ads at KabariNews.com. KabariNews.com is Interactive. More visitors will read your ad at Kabari Digitized Magazines. We are here to stay and Founders have been in business since 1984. Peace of Mind. Easier to Read , and not bombarded by lots of Ads. So your ad looks more focus. Founders advertise at Kabari. More distribution, Better Exposures for all of us. New! Free Business Listing (Standard Plus) at KabariNews.com. Another Benefit for You. New! Free Classified Ad (Basic). Another benefit for visitors to visit your ad at KabariNews.com. New! Free Dating Service. Another way to get your Ad exposed. New! Kabari Community Board. Bring your expertise to your community. New! Free Calender for you. You can announce Your Seminar. Coming Soon! Bloggers from Experts. Another benefit to visit KabariNews.com. Coming Soon! E-zines for Indonesians only and invite to KabariNews.com.

Kabari

INDONESIAN ONE DAY SUMMER CAMP

High Quality of Magazine + High Quality of Content + High Distribution Centers + High Quality Website = More Readership = More Exposures to Your Ad = More Leads to You. For Limited Time Only Give us a call how we can make your ad investment even more attractive.

CALL KABARI NOW AT 800 281 4134 OR INFO@KABARINEWS.COM

Introducting the First Indonesian Magazine in the U.S. with Highest Quality of Idealism. If you are interested in selling your product and services to Indonesians in United States and Indonesia, this is the only Indonesian magazine that does both.

for Your Kids to Great Opportunities lture and Art. learn Indonesian Cu

Presented in English

in San Francisco

Interested? Click www.KabariNews.com or Email to Info@KabariNews.com

www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 55


kabari: gosip

Jeremy Thomas,

Enjoy di Bisnis Cornelia Agatha,

Pemeran Utama Wanita terbaik Indonesian Movie Award 2007 Kemampuan akting Cornelia Agatha di dunia perfilman nampaknya membuahkan prestasi yang membanggakan untuk dirinya. Ya 12 Mei 2007 lalu aktris yang baru melahirkan sepasang anak kembarnya ini terpilih menjadi pemeran utama wanita terbaik versi Indonesian Movie Award yang diadakan oleh salah satu TV swasta (RCTI). Cornelia dinobatkan sebagai pemeran utama wanita terbaik lewat filmya “Detik Terakhir”. Lia begitu sapaan akrabnya mengalahkan beberapa nama aktris lainnya yang masuk dalam nominasi seperti, Jajang C Noer, Luna Maya, Nirina Zubir, dan Rachel Maryam. Alasan yang paling tepat kenapa Lia terpilih, tentu karena kemampuan akting yang dimilikinya patut dihargai dengan sebuah piala kemenangan. “Puji Tuhan, terima kasih banyak buat keluarga besar Detik Terakhir. Saya tidak mengalahkan siapa-siapa, karena akting merupakan take and give,” akunya dengan kegembiraan saat menerima award. Ketika ditanya tentang rencana hidupnya ke depan, istri dari Sony M Lalwani ini lebih berkonsentrasi untuk mengurus kedua anaknya Kayla dan Kristen. Niatnya untuk mementingkan keluarga dan menjadi seorang ibu dan istri yang baik diwujudkan dengan lebih sering meluangkan waktu kedua buah hatinya. Lia nampaknya enjoy dengan statusnya sekarang ini. Lebih daripada penghargaan yang diraihnya, kedua anak kembarnya ini merupakan suatu award yang paling berharga yang diberikan Tuhan buatnya. “Seneng banget deh, kayaknya hidup saya lebih berwarna dan rame aja setelah adanya Kayla dan Kristen, sekarang waktu saya kebanyakan buat mereka,” tutur Lia saat ditemui seusai acara di Tennis Indoor Senayan. (kiky)

56 | kabari:

Bagi artis sinetron Jeremy Thomas, nampaknya sekarang bisnis merupakan salah satu yang penting. Jemmy, begitu dia biasa disapa, memilih untuk tidak eksis lagi di dunia sinetron lantaran sudah bosan dengan dunia show biz yang sudah digelutinya selama 12 tahun. Jeremy mengaku lebih enjoy dengan pekerjaannya sekarang, yaitu berhubungan dengan bisnis. “Syuting bukan menjadi prioritas utama saya, saat ini saya lebih enjoy berhubungan dengan global market, meskipun saya bukan marketer tapi saya ingin tahu bagaimana cara memarketkan sesuatu,” tuturnya dengan bersemangat saat ditemui sedang berlibur bersama Ina, istrinya. Menurut artis kelahiran Pekanbaru, 31 Juli, 36 tahun silam itu, ada beberapa proyek bisnis bersama relasinya di Singapura dan Hongkong. “Kayaknya untuk sekarang saya enakan aktif di belakang layar” ujarnya. Menurut bintang iklan ini sangat efektif jika artis-artis mulai menggeluti ilmu bisnis dan marketing dalam persaingan di dunia hiburan. Tidak hanya itu, aktor yang menerima Anugerah Celebrity Fitness Award 2006 lalu juga sedang menjalankan bisnis rumah produksinya. Kedua proyek ini sedang ia jalankan bersamaan “Sudah dua tahun lebih bisnis yang di Singapura dan Hongkong ini saya jalankan, proyek ini lebih ke private line advisory untuk klien yang lokal,” katanya. (kiky)


Wulan Guritno

Jadi Duta Taman Menteng “Seneng banget” merupakan kalimat yang diucapkan Wulan Guritno perihal terpilihnya ibu dari Shaloom Syah ini sebagai salah satu duta Taman Menteng. “Saya bangga dan seneng sekali ya tentunya, soalnya satu per satu ada taman di Jakarta, saya juga jadi ada kegiatan lain,” tuturnya saat ditemui kabari di Taman Menteng beberapa waktu lalu. Jabatan sebagai salah satu duta nampaknya membuat Wulan tertarik dengan lingkungan, dibuktikan dengan imbauannya kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan Taman Menteng. “Imbauan saya sih kepada masyarakat jangan buang sampah sembarangan, ayo sama-sama kita menghijaukan Taman Menteng, toh ini buat kita juga,” katanya. Terpilihnya single parent ini sebagai duta Taman Menteng ternyata bermanfaat juga untuk putri semata wayangnya Shaloom Syah. Karena menurutnya Taman Menteng merupakan salah satu sarana untuk anakanak bermain. Selain itu Wulan mengaku kalau anak-anak sekarang sudah terbiasa dengan mal. “Mungkin fasilitas yang ada di taman dulunya kurang memadai, tetapi sekarang sudah ada sarana jadi kayaknya nggak ada salahnya ajak anak ke sini,” ujar Wulan yang datang ditemani kekasihnya, Adilia Dimitri. Bicara soal kedekatannya dengan pemuda bernama Adilia Dimitri, Wulan mengaku bahwa hubungannya akan dibawa santai saja. Untuk sekarang Wulan belum memikirkan tentang pernikahannya. Nampaknya Shaloom sang putri pun sudah merasa dekat dengan kekasih mamanya tersebut. Bukan tidak mungkin mereka bertiga bisa menjadi keluarga yang harmonis nantinya dengan menghabiskan waktu bersama dengan jalan-jalan ke Taman. “Aku nggak mau janjiin apa-apa dulu, toh kalo jodoh nggak ke mana,” katanya. (kiky)

www.KabariNews.com

kabari: #4, june 2007 | 57


kedai kabari: Majalah Kabari bisa didapatkan secara Cuma-Cuma di kantor-kantor perwakilan R.I., restoran-restoran Indonesia dan gereja-gereja diseluruh Amerika .

INDONESIA RESTAURANT • 1529 Morris St, Philadelphia, Pa 19145 BALI NUSA INDAH • 651 9th Ave, New York, NY 10036

Bila Anda ingin menjadi pick up point dari majalah Kabari hubungi kami di sales@KabariNews.com

KANTOR PERWAKILAN R.I KEDUTAAN BESAR R.I DI US • 2020 Massachussetts Ave N.W, Washington, DC 20036 KONSULAT JENDRAL R.I • 3457 Wilshire Blvd, Los Angeles, Ca 90010 KONSULAT JENDRAL R.I • 5 East 68th St, New York, NY 10021 KONSULAT JENDRAL R.I • 211 West Wacker Drive, Chicago, IL 60606 KONSULAT JENDRAL R.I • 10900 Richmond Ave, Houston, TX 77042 KONSULAT JENDRAL R.I • 1111 Columbus Ave, San Francisco, Ca 94133 KONSULAT JENDRAL R.I • 1630 Alberni St, Vancouver B.C, Canada, V6G1A6 KONSULAT JENDRAL R.I • 129 Jarvis St Toronto, Ontario, Canada, M5C2H6 KEDUTAAN BESAR R.I DI CANADA • 55 Parkdale Ave, Ottawa,Ontario Canada, KIYIE5

UNITED STATES ORIDELI RESTAURANT • 5479 Snell Ave, San Jose, Ca 95123 BAY LEAF RESTAURANT • 122 S. Sunnyvale Ave, Sunnyvale, Ca 94086 BOROBUDUR RESTAURANT • 700 Post St, San Francisco, Ca 94109 RESTAURANT INDONESIA • 678 Post St, San Francisco, Ca 94109 LIME TREE RESTAURANT • 450 Irving St, San Francisco, Ca 94122 JAYAKARTA RESTAURANT • 2026 UNIVERSITY AVE, BERKELEY, CA 94704 INDO CAFÉ, 1100 Front St, ste 150, Sacramento, Ca 95314 INDO KITCHEN • 5 North 4th St, Alhambra, Ca 91801 PONDOK SALERO • 2105 Foothill Blvd, ste B, La Verne, Ca 91750 SIMPANG ASIA • 10433 National Blvd, Los Angeles, Ca 90034 SIMPANG ASIA • 989 S.Glendora Ave, Los Angeles, Ca 91790 RAMAYANI RESTAURANT • 1777 Westwood Blvd, Los Angeles, Ca 90024 INDO CAFÉ • 10428 1/2 National Blvd, Los Angeles, Ca 90034 SURABAYA RESTAURANT • 843 S.Glendora Ave, West Covina, Ca 91790 SATAY FONG •989 S. Glendora Ave, ste 18, West Covina, Ca 91790 JANTY’S NOODLE • 989 S. Glendora Ave, West Covina, Ca 91790 INDO MART • 25608 Barton Rd, Loma Linda, Ca 92534 CAFÉ PENDAWA • 1529 Morris St, Philadelphia, Pa 19145 FAN’S CAFÉ • 1835 Snyder Ave, Philadelphia, Pa 19145 RAMAYANA STORE • 1547 S.7th St, Philadelphia, Pa 19148 CITRA STORE • 1801 S. Chadwick St, Philadelphia, Pa 19145 SRIKANDI MARKET • 608 Snyder Ave, Philadelphia, Pa 19148 INDONESIA STORE • 1701 Bancroft St, Philadelphia, Pa 19145

rta, Gus Pada perayaan hari raya Imlek di Jaka , yang Dur bercerita tentang Neil Armstrong ma yang disebut-sebut sebagai “manusia perta ata, kata menginjakkan kakinya di bulan.” Terny r. bena tidak itu ikat pred Dur, Gus a Mas Lho kok? Buktinya, kata Gus Dur, ketik an Armstrong sedang berjalan-jalan deng an seorang bangganya di bulan, dia bertemu deng sudah anya Kedu esia. China dan seorang Indon . sana di a berad lu dahu lebih jauh dengan Neil Armstrong yang terbang ke bulan pada orang pesawat Apollo 11, kaget dan bertanya . bulan di ai samp bisa dia a iman China baga pundak “Kami bekerja sama dengan saling naik saya di seluruh penduduk, akhirnya sampailah ya. ditan sini,” jawab yang . Rupanya Armstrong bengong dan berpikir keras satu miliar apai menc yang a Chin uduk jumlah pend

58 | kabari:

INDONESIA HOTEL GRAND MELIA • Jl. H.R Rasuna Said Kav. X – 0, Jakarta 12950 SARI PAN PACIFIC HOTEL • Jl. M.H. Thamrin 6, Jakarta 10340 HOTEL MERCURE CONVENTION CENTER • Taman Impian Jaya Ancol LOKANANTA • Jl. Panglima Polim II – 2, Jakarta Selatan BOROBUDUR HOTEL • Jl. Lapangan Banteng Selatan, Jakarta 10710 SECRET RECIPE • Plaza Indonesia Basement Unit 42,43,44A, Jakarta Pusat PURA INDAH FIRST & BUSINESS CLASS LOUNGE • Soekarno Hatta International Departure Hall D, Cengkareng, Jakarta 19101 AUTUMN BISTRO & LOUNGE • Gedung Setiabudi One, Unit B201, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Jakarta Selatan

Orang Indonesia ke Bulan bisa untuk bisa ditumpuk-tumpuk dan akhirnya tangga naik ke bulan. “Kalau Anda,” tanya Armstrong ke orang Indonesia. seminar...” “Saya sih naik tumpukan kertas-kertas


kartun jakarta bulan ini

kabari: #4, june 2007 | 59


60 | kabari:


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.