kabar sumatera

Page 1

INI BARU KORAN

Waktu Palembang Shubuh 04:49 WIB | Dzuhur 12:15 WIB | Ashar 15:38 WIB | Maghrib 18:23 WIB | Isya’ 19:34 WIB

KORBAN BANJIR TAKUTKAN ULAR

MENABUR PRODUK OUTDOOR

Sebagian warga Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati Palembang yang rumahnya terendam banjir, akibat meluapnya Sungai Musi mengkhawatirkan ular dan lintah.

Lagi, Satu hektar ladang Khat

NO.52 / TAHUN 1

Rupa-rupa koleksi tas dan sepatu beragam ukuran berjejer rapi di sebuah ruko berlantai dua di Puncak Sekuning.

Halaman..2

2

klik!

kabarsumatera com

BUKA HALAMAN

TERBIT 16 HALAMAN

9

Halaman..5

KAMIS, 17 RABIUL AKHIR 1434 H 28 FEBRUARI 2013 M Rp. 2.500/EKSEMPLAR (LUAR KOTA TAMBAH ONGKOS KIRIM)

PALEMBANG|KS

Perburuan cathinone hingga kini terus dilakukan pihak kepolisian. Mengingat cathinone yang sering disebut sebagai 'teh arab' ini masuk diketahui dapat menimbulkan beberapa efek samping, misalnya euforia dan kesegaran. Karena efeknya itulah, dalam konsensus psikotropika Internasional tahun 1971, dinyatakan sebagai zat terlarang. Bahkan, zat ini dipastikan bisa menjadi mesin pembunuh massal.

CATHINONE PEMBUNUH MASSAL

Chatinone : ladang khat

JAKARTA|KS Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menemukan sekitar satu hektare ladang tanaman k hat mengandung zat cathinone yang terdapat di luar Pulau Jawa. "Berdasarkan laporan pada hari ini ditemukan tanaman k hat dengan luasnya sekitar satu hektare yang berada di wilayah luar Pulau Jawa," kata Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Benny Mamoto. Namun, Benny tidak merinci lebih jelas di daerah mana ditemukan ladang khat yang saat ini sudah dilarang tersebut, karena terkait dengan pemeriksaan selanjutnya. Sebelumnya BNN menemukan tanaman khat atau chata edulis, bahan dasar chathinone zat narkotika golongan I, ditemukan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Di daerah tersebut, tanaman k hat menjadi mata pencaharian utama warga. Tanaman ini daunnya berwarna hijau yang berbentuk oval agak lancip, dengan bagian atas daun agak kasar permukaannya. Pucuk daun yang muda biasa dipetik dan dan dikunyah rasanya agak getir dan sepet. Di kawasan Bogor ditemukan 55 titik lahan yang ditanam tumbuhan khat yang total luasnya sekitar tujuh hektar yang tersebar di kawasan Cisarua Utara, Cisarua Selatan dan Puncak. Di kawasan tersebut langsung dipasang spanduk sebagai bentuk sosialisasi larangan untuk menanam tanaman khat dengan ancaman Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Te r p i s a h , D i r e k t u r N a r k o b a Kepolisian Daerah Jawa Barat mengatakan, pihaknya telah menyita pohon-pohon di kampung Inpres Pasir Tugu, Desa Cibiru, Cisarua, Kabupaten Bogor. “Saya dan jajaran Direktorat Narkoba Polda Jabar menemukan dan kami cek ternyata memang mengandung zat itu dan segera kami musnahkan. Sementara ini, yang baru kami temukan ada 50 pohon dan selanjutnya masih kami cek yang lain-lain untuk kami musnahkan. Kita menyita pohon tersebut kemudian diambil contohnya untuk diteliti di Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri,” ujar Hafriono. “Dari hasil laboratorium, hasilnya positif mengandung zat katinona yang masuk dalam nartkotika golongan I. Kami pastikan tanaman itu bukan dari Indonesia tapi dibawa dari luar yang sengaja ditanam.” l

K

alam. “Di daerah ini tumbuh dan ditanam masyarakat di halaman rumah sudah sejak lama,” tegasnya.

epolisian Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) akhirnya tak mau memberi ampun terhadap daun khat atau cathinone yang tergolong narkoba golongan I. Hal ini dibuktikan dengan aksi pemusnahan dilakukan daun khat atau cathinone di halaman markas Polda Sumsel, Rabu (27/2).

Terkait dengan itu, Kapolda Sumsel Iskandar Hasan menegaskan, pihaknya akan melakukan pencarian tanaman itu, baik di Pagaralam atau pun di daerah sekitarnya.

Selain pemusnahan daun khat tersebut, ikut juga dimusnahkan 160 batang tanaman ganja siap panen, bibit ganja, dan satu kilogram sabu-sabu. Bahkan, sebanyak 2000 liter minuman keras jenis tuak juga dibuang ke parit. Pemusnahan dilakukan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin dan Kapolda Sumsel, Irjen Pol Iskandar Hasan bersama tokoh masyarakat lainnya.

Berdasarkan penelusuran, cathinone berasal dari tanaman catha edulis atau Khat. Tanaman ini tumbuh di Afrika dan sebagian wilayah Arab. Di daerah asalnya, tanaman ini dikonsumsi langsung dengan cara dikunyah dan bukan diekstrak kandungan aktifnya yakni cathinone. Cathinone tidak jauh berbeda dibanding narkoba yang lebih populer di Indonesia yakni amphetamine. Meski tidak termasuk golongan amphetamine, cathinone memiliki efek yang kurang lebih sama yakni mampu membangkitkan stamina.

Seperti diberitakan sebelumnya di Harian ini edisi Minggu (24/2), disebutkan, hasil uji labaratorium forensik (Labfor) Polda Sumsel pohon jenis khat ini tumbuh subur di kawasan Dusun Rimba Candi, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pagaralam, Sudran Gafar S.Sos, Sabtu (23/2) menegaskan pohon khat positif mengandung chatinone. “Sehingga keberadaan pohon ini harus segera dimusnahkan,” tegasnya.

Dalam situs www.pharmacy.vcu, cathinone dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti euforia dan kesegaran. Karena efeknya itu, dalam konsensus psikotropika internasional pada 1971, dinyatakan sebagai zat terlarang. Bahkan, sejak tahun 1993, badan pemberantasan penyelundupan narkoba di negara federal Amerika Serikat (DEA) menyatakan cathinone sebagai salah satu zat terlarang dan keberadaannya memerlukan pengaturan khusus.

Disebutkan, keberadaan pohon khat ini banyak tumbuh subur di areal perkebunan kopi warga, kurang lebih seluas satu hektare, dengan pola penanaman yang teratur dengan jarak tanam sekitar seperempat meter hingga 1 meter. Sementara bibit pohon lainnya ada yang masih di dalam polibek dan siap tanam.

Sejumlah negara masih memperbolehkan peredaran cathinone secara bebas. Namun, ada juga yang melarang secara keras. Untuk AS, DEA dalam peryataannya, menyatakan chatinone bisa dikonsumsi, tetapi harus menggunakan izin medis.

Terpisah, Kepala Badan Narkotika Negara (BNN) Provinsi Sumsel, Brigjen Pol Bontor Hutapea mengakui banyak ditemukan tanaman k hat yang cukup luas di Pagaralam di antaranya ada yang tumbuh dengan lahan perkebunan teh, juga di tempat lain di daerah itu.

Negara yang melarang peredaran dan pengonsumsian chatinone secara bebas antara lain AS, Kanada, Australia, Polandia, Norwegia, Belanda, Jerman, Irlandia, dan Prancis. Namun, Inggris merupakan negara di Eropa yang menyatakan cathinone legal untuk diperdagangkan secara bebas. l

Bahkan Gubernur Sumsel menyebutkan, tanaman jenis khat ini memang tumbuh dan berkembang di Sumsel, salah satunya di Kota Pagar

Teks : Antar.news

TEKS : REDAKSI | MODEL : IWAN CRISTIAWAN | EDITOR : IMRON SUPRIYADI

Struktur DNA Ditemukan James Watson dari Amerika, Francis Crick dari Inggris, dan Maurice Wilkins dari Inggris, pada 28 Februari mengumumkan menemukan struktur kimia DNA. Namun secara resminya disampaikan pada 25 April setelah penerbitan hasilnya di majalah Nature. artikel ilmiah itu berjudul “Molecular Structure of Nucleic Acids: A Structure for Deoxyribose Nucleic Acid”, memakai satu ilustrasi, dan enam daftar pustaka—sebuah artikel yang terkesan sederhana untuk suatu terobosan besar dalam bidang biologi dan kimia. DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher, di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein, berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namun, penelitian terhadap peran DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan ditemukannya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut.l

DNA

Cathinone Siap Membunuh Manusia

S

taf Ahli Kimia Farmasi Badan Narkotika Nasional (BNN), Mufti Djusnir mengatakan, efek samping menggunakan cathinone lebih berbahaya dari sabu-sabu maupun ekstasi sehingga perlu diwaspadai peredarannya. “Efek samping menggunakan cathinone lebih dahsyat dari sabu-sabu maupun ekstasi yang struktur dasarnya adalah MDMA yakni 3,4 methylene dioxy methacathinone," kata Mufti di Jakarta, Kamis. Cathinone sebenarnya bukan barang baru dan jauh lebih awal diketemukan oleh ahli di Eropa. Namun, karena bahaya daripada golongan cathinone lebih besar, sehingga orang beralih dan keluar zat baru amphetamin derivat, katanya. “Jadi kalau cathinone dari alam kemudian diisolasi, misalnya kita lihat kalau disubstitusi senyawa dasar cathinone itu gugusnya dengan gugus methil maka cathinone berubah menjadi metcathinone. Bahaya dari zat tersebut mengalami psikoaktif, siapapun yang menggunakan tanpa takaran jelas menyebabkan overdosis menyebabkan kejang, keram dan berakhir dengan kematian,” katanya.l

Sudah lama dan berbahaya

A

l Bachri Husein, pengajar di Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, yang dihubungi pada Selasa, di ruangan kerjanya menyatakan, sejak tiga tahun atau empat tahun lalu ia sudah menangani gejala klinis akibat cathinone. Artinya, zat itu sudah lama ada di Indonesia. Dalam situs National Institute on Drug Abuse dilaporkan, efek cathinone mirip amfetamin dan kokain. Zat itu merangsang peningkatan kadar neurotransmitter (zat pengantar impuls saraf) dopamin yang menimbulkan rasa gembira dan meningkatkan tenaga. Efek lain adalah peningkatan kadar norepinefrin meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Namun, pengguna bisa mengalami halusinasi akibat peningkatan kadar serotonin. Akibat buruk lain adalah dehidrasi, kerusakan jaringan otot, dan gagal ginjal yang berujung pada kematian. ”Penggunaan cathinone dalam jangka lama dan berlebihan menyebabkan kerusakan sel otak. Akibatnya, orang menjadi paranoid dan berhalusinasi. Gejala yang lebih ringan, pengguna merasa lemas jika tidak mengonsumsi,” kata Al Bachri. l


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.