TBM Bulletin: Nasib Energi Nuklir di Indonesia

Page 1

Nasib Energi Nuklir di Indonesia


M

enurut ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance, Faisal Bahri, Indonesia akan mengalami defisit energi mulai tahun 2021. Tahun 2018, ekspor batu bara mencapai 20,6 miliar dolar AS yang membuat transaksi energi secara keseluruhan masih surplus 8,2 miliar dolar AS. Akan tetapi, minyak mentah dan BBM sudah mengalami defisit sejak tahun 2003. Untuk mengatasi defisit energi yang diperkirakan akan dimulai dari tahun 2021, banyak pihak yang beranggapan energi baru dan terbarukan, terutama energi nuklir merupakan salah satu jalan keluarnya.

“Indonesia akan mengalami defisit energi mulai tahun 2021�

Pada awal tahun 2019, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat bahwa konsumsi listrik nasional sepanjang 2018 ada di angka 1.064 kWh per kapita. Sementara itu, ketidak-tersediaan energi listrik yang berasal dari pengolahan fosil sudah ada didepan mata. Data menunjukkan jika ketersediaan batu bara akan habis pada 2087 dan ketersediaan gas akan habis pada 2052. Berharap dari energi hasil pengolahan fosil tentu sudah tidak memungkinkan lagi. Akan tetapi, masyarakat Indonesia masih “alergi� terhadap energi nuklir, hal ini dikarenakan energi nuklir masih sering diidentikan dengan peristiwa pengeboman kota Hiroshima, Jepang pada tahun 1945. Mulai tahun 2011, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melakukan survei untuk melihat dukungan masyarakat terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang

dilaksanakan setiap tahun. Hasil survei menunjukan dukungan masyarakat berada di angka 49,5 persen dan terus meningkat tiap tahunnya hingga 77,53 persen pada tahun 2017. Hasil survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mempermasalahkan adanya PLTN di Indonesia.

Memiliki 3 (tiga) reaktor nuklir Tapi masyarakat Indonesia juga belum banyak tahu bahwa Indonesia sendiri sudah memiliki 3(tiga) reaktor nuklir, yakni reaktor Triga 2000 di Bandung, reaktor Kartini di Yogyakarta, dan Reaktor serbaguna GA Siwabessy di Serpong. Meskipun ketiga reaktor tersebut hanya untuk riset, tapi energi yang dihasilkan sudah cukup tinggi. Energi yang dihasilkan ketiga reaktor riset tersebut dibagi ke tiga sektor, dengan


Kiri ke kanan: ruang kendali reaktor nuklir TRIGA2000; tampak atas reaktor TRIGA2000

Menurut Staf Ahli Menristek Bidang Energi dan Material Maju, Dr. Agus R. Hoetman, tersedia untuk 3.600 tahun kedepan dengan proses recyle atau reprosessing. Di Indonesia sendiri, terdapat cadangan uranium sebanyak 7.000 ton yang tersebar di berbagai daerah, yang mana akan mendorong pemerataan energi di wilayah Indonesia. Selain itu, dengan ketersediaan PLTN yang masih sedikit dan hanya untuk riset dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah besar. Untuk masalah teknologi mengenai PLTN sendiri, Pemerintah Jepang melalui Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri, Hiroshige Seko, menawarkan kerja sama teknologi nuklir dengan Indonesia jika Indonesia tertarik untuk menggunakan energi nuklir. Kerja sama ini berupa pendampingan da Untuk bahan bakar lam pengembangan PLTN guna PLTN sendiri, yakni uranium. memperluas jangkauan pempembagian 50 persen untuk Perguruan Tinggi, 30 persen untuk kesehatan, dan sisanya untuk industri. Energi nuklir menghasilkan energi dalam jumlah besar dengan modal yang sangat minim. Sebagai perbandingan, untuk menghasilkan 1.000 MW selama 1 tahun PLTN membutuhkan 21 ton uranium. Ini setara dengan 970.000 ton gas, 1.310.000 ton BBM, dan 2.360.000 ton batu bara. Hal ini membuktikan, PLTN mampu memenuhi kebutuhan energi di Indonesia serta menjadikan energi nuklir energi yang paling murah diantara energi – energi pembangkit listrik lainnya

Energi besar dengan modal yang minim

bangkit listrik di Indonesia. Jepang sendiri sudah melakukan berbagai perbaikan pada teknologi nuklir mereka, mengingat insiden kerusakan PLTN di Fukushima, Jepang pada tahun 2016 lalu akibat gempa bumi yang disusul gelombang tsunami. Jika pemerintah Indonesia setuju untuk melakukan kerja sama dalam teknologi nuklir dengan Jepang, bukan suatu hal mustahil Indonesia dapat mengatasi masalah ketersediaan energi yang terjadi maupun yang akan terjadi kedepannya. Indonesia juga dapat mengatasi permasalahan ekonomi dan menekan angka pengangguran yang ada sekarang jika kerja sama ini terealisasikan. Hal ini juga dapat membuat Indonesia selangkah lebih maju dalam pemerataan ketersediaan listrik serta ekonomi ke seluruh wilayah Indonesia.


Tulisan

Photo credits Unsplash/Johannes Daleng Unsplash/Viktor Kiryanov Unsplash/Alex Baber Ayobandung/Danny Twitter/Humas BATAN

Yudho Wicaksono

Layout

M Naufal Ananda P

Oktober 2019


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.