News Letter LPM KJB Edisi 03/2014 : Demokrasi Tanpa Kendali

Page 1

ISSN 0853/8298

Newsletter

Newsletter Mahasiswa Usakti Edisi 03/2014

DEMOKRAsI TANPA KENDALI


DAFTAR ISI

EDITORIAL DAFTAR ISI 2 EDITORIAL 2 LAPORAN UTAMA 3 TIPS & TRICK 13 LIPUTAN KHUSUS 10 SUDUT PANDANG 12 OPINI MAHASISWA 14 TEKNO 16 SOSOK 17 UKM 18 ADVERTORIAL 19

Pemilu Raya selalu dibalut dengan euforia sesaat. Ramai saat para calon memperdebatkan visi-misi mereka, saat para calon menjual janji manis mereka untuk Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti. Setelah mendapatkan kursi panas yang diperebutkan, euforia itu hilang. Selain itu beberapa bentuk ketidakdisiplinan para calon terhadap peraturan menjadi hal yang lumrah, perlahan-lahan menjadi budaya. Budaya Demokrasi yang seharusnya diwarnai dengan sikap saling menghargai; menghargai kebebasan untuk memilih, menghargai perbedaan pendapat dan visi-misi, serta menghargai peraturan yang dibuat. Tapi aturan hanya aturan, menjadi pudar saat diabaikan. Memasuki bulan Maret ini, banyak orang membicarakan tentang pemilu. Baik pemilu legislatif maupun pemilihan umum untuk Presiden Mahasiswa. Yang menjadi tolak ukur kesuksesan pemilu raya adalah pemira tersebut berlangsung secara aman dan damai. Fakta di lapangan menunjukkan etika berpolitik yang tidak baik masih saja menjadi bumbu pahit di balik acara pemilihan raya tersebut. Pemainnya tak hanya kader partai atau para calon bahkan lembaga setingkat semi yudikatif-pun masih belum tahu menempatkan etika politik tersebut. KJB kembali menerbitkan Newsletter Edisi ke-3 yang kali ini lebih menggambarkan budaya politik di balik Pemilihan Umum Raya. Melihat lebih jauh bentuk-bentuk ketidaktertiban yang menjadi budaya Pemira Trisakti. Selain itu akan dibahas juga mengenai bentuk kepedulian Mahasiswa Trisakti terhadap korban bencana Gunung Kelud. Semoga dapat menyuguhkan informasi yang terkini (up to date) untuk MMUT. Semoga menjadi bacaan yang inspiratif dan mencerdaskan MMUT. Menjadi media yang menjembatani para calon presma dan MMUT. Lantas mari mengenal siapa calon pemimpin kita untuk satu tahun ke depan. Selanjutnya pilihan di tangan Anda!

ISSN 0853/8298 PENERBIT LPM KJB Universitas Trisakti PENANGGUNG JAWAB Rektor Universitas Trisakti PEMBIMBING Warek III Universitas Trisakti, Ka.BAMA Universitas Trisakti PEMBINA Dewan Redaksi PEMIMPIN UMUM Raymond Pratama PEMIMPIN REDAKSI Ardhy Agung Trytama PEMIMPIN BIRO FOTO Imam Ilmi BENDAHARA Diva E. Prameswari LITBANG Pacian Priya SEKRETARIS Riviani Kusumawardani DANA USAHA Edi Mulyadi HUMAS Paramita Ika Ardisty PRA-CETAK & SIRKULASI Masluchi REDAKTUR PELAKSANA Zefri Dermansyah REDAKTUR ARTISTIK Brahmantyo Azhar Jihad EDITOR Hanni Yubetri KETUA HARIAN BIRO FOTO Akhmad Nurcholish STAF FOTOGRAFER Prasetyo Mangun Raharjo, Sugi Prasetyo.

2

| KJB | Edisi III - 2014


LAPORAN UTAMA

Kala Etika Tak jadi Asas Entah apa yang ada di benak Komisi Pemilihan Umum (KPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan Kongres Usakti, bahkan Kepresidenan Mahasiswa (K epresma) Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti (MMUT) dalam menyelenggarakan dan mengawasi Pemilihan Raya (Pemira) kali ini. KPU, sebagai pelaksana pemilihan umum tampaknya tidak memperhatikan etika politik dalam berorganisasi. KPU yang sebelumnya dibentuk pada Desember 2013, membuka pendaftaran calon Presiden Mahasiswa secara manual pada awal Maret 2014.

Namun, KPU tidak membuka pendaftaran dan pengembalian formulir calon presiden mahasiswa MMUT, di Kongres Mahasiswa Trisakti. Disatu pihak, KPU sebagai lembaga independen penyelenggara pemilihan pemimpin lembaga eksekutif, menyelenggarakan pemilihan pemimpin eksekutif, namun ternyata pelaksanaan pendaftaran juga dilakukan di sekretariat lembaga eksekutif. Sedangkan lembaga eksekutif tersebut berkepentingan dalam hal kaderisasi. Akuntabilitas penyelenggaraan Pemira ini patut dipertanyakan, bagaimana konsep penyelenggaraan rangkaian Pemira ini dapat mencampuradukkan dua lembaga yang memiliki fungsi yang berbeda dalam pelaksanaannya.

Edisi III - 2014 | KJB|

3


LAPORAN UTAMA

Pengumuman yang terpampang di pintu masuk ruang Kepresma MMUT.

Menjawab hal ini, Dylan, Ketua KPU 2014, menyampaikan bahwa, “Seketariat Kongres kotor karena kebanjiran, sehingga tidak dapat digunakan. Lagipula, sekretariat Kepresma lebih besar dan Kepresma sudah dalam masa demisioner”, Dylan juga menambahkan bahwa Ia juga sudah meminta izin ke Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa. Senada dengan Dylan, Rizka, Ketua Kongres MMUT 2013-2014, berpendapat bahwa hal terjadi karena suatu alasan teknis. Sebagaimana yang dikutip dalam pernyatannya kepada KJB, “Kongres tidak memadai untuk dijadikan

4

| KJB | Edisi III - 2014

sekretariat KPU, dikarenakan kondisi pasca banjir. Toh Presma sudah demisioner sekarang, tempatnya di Presma ataupun di Kongres, itu hanya perkara ruangan.” Menanggapi hal ini, Riadhil Munira, Ketua BEM Fakultas Hukum Trisakti mencoba untuk tetap berpikir positif, “Gue mengharapkan KPU tetap menjaga independensinya, meski bersekretariat di Kepresma. Namun, untuk orang-orang yang masuk ke sana harus dibatasi.” Masih terkait dengan Sekretariat KPU yang kali ini bertempat di Kepresma Usakti, Bambang Sucondro,S.H.,M.H, Wakil Dekan III Universitas Trisakti, turut memberikan pendapatnya, “Pembentukan sekretariat KPU di Presma

jangan sampai terjadi. Karena secara psikologis, tidak baik. Permasalahan teknis seharusnya bisa diatasi dengan teknis lagi. Kalau memang permasalahannya bekas banjir, seharusnya diperbaiki sebelum pembentukan KPU.” Mangkirnya Para Calon Presma Calon Pemimpin yang tadinya bersembunyi dibelakang Tim Sukses dan junior-juniornya diharapkan unjuk gigi pada tanggal 5 hingga 7 Maret 2014. Hingga Jumat (7/3) tengah malam, tidak ada satupun calon yang mengembalikan formulir pendaftaran calon Presiden Mahasiswa (Presma) ke sekretariat KPU, yang bertempat di ruangan


LAPORAN UTAMA

sekretariat Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti (Kepresma MMUT). Padahal menurut Anjas, Wakil Ketua KPU, hingga hari Selasa (4/3) terdapat 6 formulir pendaftaran yang sudah diambil secara manual oleh para calon dari Fak. Lansekap & Teknik Lingkungan (FALTL), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Fakultas Ekonomi (FE) dan terdapat beberapa calon lain yang melakukan pendaftaran secara online, namun tidak diketahui jumlah pastinya. Melihat kondisi ini KPU memberikan penambahan waktu bagi para calon yang ingin mengembalikan formulir. Namun hingga selesainya perpanjangan waktu belum ada satupun calon yang mengembalikan nya.“Untuk pengembalian formulir, sekarang telah ditutup, karena

sampai batas jam 12 dan ditambah 3 x 10 menit tidak ada yang mengembalikan formulir. Untuk pembukaan lagi, akan kita rapatkan bersama Kongres. Ada kemungkinan buka lagi, tapi untuk kapannya akan menyusul.” ujar Dylan, Ketua KPU. Rencananya hari ini (Senin, 10/3) akan diadakan rapat untuk menentukan pembukaan kembali pengembalian formulir. Namun, agenda ternyata berubah menjadi pembahasan tentang perubahan mekanisme Pemilu Raya (Pemira). “Untuk mencegah aklamasi, kita ingin menawarkan kepada kongres besok terkait mekanisme pencalonan yang hanya mencalonkan presiden mahasiswa saja. Karena hal ini terkait dengan perubahan mekanisme, maka harus diputuskan melalui rapat kongres.” Tambah Dylan. Ia juga menambahkan bahwa pengembalian formulir calon harus selesai pada minggu

Pasangan Prasetyo Wisnu bersama Ginda, berpose bersama, sesaat setelah menerahkan berkas kepada KPU, 17 Maret 2014 (setyomangun/KJB)

ini, mengingat perlunya pembentukan Presma baru dalam persiapannya untuk aksi 12 Mei, yang merupakan agenda rutin Kepresma MMUT. Tidak Tegas, Angin Segar Bagi Pelanggar Tidak hanya menilai akuntabilitas kinerja KPU berdasarkan kebijakannya memilih sekretariat. Kinerja KPU dalam membangun suatu sistem administrasi pendaftaran, juga patut diperhatikan. KPU membuka pendaftaran, dengan sistem pendaftaran on-line, pada tanggal 29 Maret hingga 2 Maret 2014. Model pendaftaran yang dibuat oleh KPU adalah hanya dengan mengunduh formulir, yang menurut Dylan, bahwa hal ini dilakukan untuk membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi pendaftar. Namun, pada akhirnya KPU tidak dapat melakukan

Pasangan Defri bersama Harris berpose bersama, sesaat setelah menerahkan berkas kepada KPU, 17 Maret 2014 (setyomangun/KJB)

Edisi III - 2014 | KJB|

5


LAPORAN UTAMA

Bambang Sucondro, S.H.,M.H, Wakil Dekan III, Fakultas Hukum Trisakti, saat ditemui Tim KJB di Fakultas Hukum. (mondemon/KJB)

pemantauan pengunduh

terhadap pengunduhformulir on-line tersebut.

Tidak hanya terkait formulir on-line, dalam praktiknya, KPU juga membiarkan seseorang yang tidak berkualifikasi dalam pencalonan untuk mengambil formulir (manual) pendaftaran Presma. Ada 6 pihak yang mengambil formulir pendaftaran, yaitu dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan (FALTL), Fakultas Hukum (FH), Jurusan Teknik Industri, Jurusan Teknik Informatika, dan Jurusan Manajemen. “Kami tidak tahu nama-nama para calon yang mendaftarkan diri. Semua formulir diambil oleh mahasiswa 2013, yang bersangkutan tidak mengambil langsung”, tutur Dylan, saat ditemui KJB di Sekretariat Kepresidenan Mahasiswa Trisakti, Rabu 5 Maret 2014. Berdasarkan telusuran KJB, sistem administrasi pendaftaran yang berantakan ini merupakan akibat dari spekulasi dari KPU sendiri, hal ini diperkuat dari pernyataan Anjas, Wakil Ketua KPU saat ditemui KJB, ”Disaat ada yang mengambil berkas, gua juga ga mau

6

| KJB | Edisi III - 2014

nanya itu untuk siapa, itu sudah merupakan masalah personal jurusan. Gue tidak mau ada sensitifitas disini (rangkaian pemira .red), takutnya tiba-tiba ada gesekan dan menjadi masalah.” Mendengar kebijakan administasi yang diambil oleh KPU ini, Bambang Sucondro juga memberikan komentarnya, ”KPU disini pelaksana sekaligus wasit (dalam Pemira ini), mereka seharusnya disiplin. Kalau wasit tidak ada ketegasan bagaimana sistem ini berjalan dengan baik?! Akan tidak ada lagi kewibawaan KPU”, tegasnya. Sistem administrasi yang tidak teratur, bukan merupakan satu-satunya ketidaktegasan KPU dalam menyelenggarakan Pemira kali ini. Tidak dikembalikannya berkas-berkas dan formulir pendaftaran Capres dan Cawapres, sebagai akibat tidak beresnya sistem administrasi, juga menuntut sikap KPU dalam menghadapi calon-calon yang mangkir. Melanjutkan komentarnya terhadap sistem administrasi yang dibentuk oleh KPU, Bambang Sucondro memberikan pendapat, “Seharusnya ada aturan yang jelas. Kalau perlu didiskualifikasi. Seharusnya yang mengambil formulir adalah calon, ka-


LAPORAN UTAMA

Suasana serah terima berkas dari Tim Sukses masing-masing pasangan kepada KPU, 17 Maret 2014 pukul 23.50 (setyomangun/KJB)

lau bukan calon yang mengambil akan kacau, administrasinya menjadi tidak jelas.” “Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa.” Mungkin kutipan Soe Hok Gie itu masih mewakili dinamika kehidupan mahasiswa masa kini. Calon Pemimpin Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti tidak berani dengan jantan menunjukkan diri sebagai calon pemimpin. Mahasiswa baru dijadikan alat kekuasaan senior untuk bersembunyi. Mungkin mahasiswa dengan mental seperti ini yang tersisa untuk menjadi pemimpin MMUT, entah kemana mahasiswa mahasiswa yang masih berjiwa besar itu. Melihat situasi ini, Sentot Paku Alam, mahasiswa D4 Keuangan Trisakti menanggapi calon pemimpinnya, “Seharusnya mereka mempersiapkan hal ini jauh-jauh hari, dalam hal pengembalian formulir saja mereka meremehkan apalagi kalau sudah jadi presma nanti.” Hal ini diperkuat dengan pendapat Dylan, “Kalau memang niat untuk men-

calonkan diri, seharusnya lebih mempersiapkan diri dari awal, jadi sama-sama enak.” Gagalnya agenda pengembalian formulir ini mengakibatkan kerugian tenaga, pikiran, dan materi. Hingga acara pengembalian formulir ini, total biaya yang telah dikeluarkan oleh KPU adalah sekitar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), “Total pengeluaran sampai hari ini, kira-kira Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), itu sudah termasuk biaya kotak suara, yang merupakan pengeluaran terbesar.” ungkap Dylan. Menutup malam yang berujung nihil, Mahesa, yang akrab disapa Eca, Wakil Presiden Mahasiswa Kabinet Sigap, menyampaikan kekecewaannya, “Ini yang Gue sayangkan, takutnya ini menjadi budaya yang jelek. Seakan-akan, batas waktu pengembalian formulir hanya sekedar formalitas. Gua sampai tengah malam disini, ingin melihat penerus-penerus gua dan Iwang, tapi gak ada, Gue kecewa.” Eca menambahkan, “Banyaknya kader, atau minimnya kader tidak menjadi indikator organisasi ini dapat berjalan lebih baik. Ini masalah mental seorang kader untuk menjadi pemimpin.”

Edisi III - 2014 | KJB|

7


LAPORAN UTAMA

Akhirnya Unjuk Gigi Senin, 17 Maret 2014, ini adalah kali ketiga dibukanya sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk pengembalian formulir. Menurut pantauan KJB hingga pukul 23.00 belum ada tanda-tanda adanya calon presiden (capres) mahasiswa yang akan mengembalikan formulir capres dan calon wakil presiden (cawapres). Tidak ada keseriusan dari para calon untuk menaati jadwal yang telah dibuat oleh KPU. Pengembalian formulir yang awalnya direncanakan pada tanggal 7 Maret 2014, tertunda dan tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh KPU. Berikut tanggapan dari Dylan selaku ketua KPU mengenai perihal tersebut, “Yang Gue kecewain, kenapa MMUT (Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti) nih mahasiswanya seperti ini, bisa dibilang mempermainkan (KPU .red) lah. Soalnya Gue sebagai KPU sendiri hanya bisa ngelaksanakan, tidak bisa maksa-maksa calonnya juga (pengembalian formulir) (red). Seharusnya ada iktikad baik kalo mau naik jadi Presiden.” KPU berencana menambah waktu pengembalian formulir 1x24 jam, bila hanya ada satu calon yang mengumpulkan formulir, untuk menghindari aklamasi. Tetapi jika terjadi kembali hal yang sama, tidak ada calon yang mengumpulkan formulir maka KPU akan terus memperpanjang waktu pengembalian formulir hingga adanya calon presma yang mengumpulkan. Namun ternyata diluar dugaan, tepat pukul 23.50, akhirnya KPU mendapatkan daftar nama capres dan cawapres, setelah kurang dari 2 minggu berlalu tanpa kepastian. Pengembalian formulir diserahkan kepada Anjas selaku wakil ketua KPU melalui tim sukses dari masing-masing capres dan cawapres. Hal ini disaksikan oleh Ketua KPU dan para anggota KPU dalam melihat kelengkapan berkas para calon. Terdapat dua pasang calon yang mengembalikan formulir. Mereka diantaranya, Harris Naga Putra sebagai capres dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) serta pasangannya Defri Tri Hendra dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) sebagai cawapres. Pasangan lainnya adalah Prasetyo Wisnu wakil dari Fakultas Arsitektur Lansekap

8

| KJB | Edisi III - 2014

dan Teknologi Lingkungan (FALTL) sebagai Capres serta Ginda Purnama dari Fakultas Teknologi Industri sebagai cawapres. Berikut pernyataan dari kedua pasang calon mengenai kesiapan mereka dalam memimpin MMUT. “Kami siap secara rohani dan jasmani memimpin MMUT, serta siap bersaing secara sehat” menurut Haris. Sedangkan pasangan lainnya menyatakan, “Kami berdua siap menjalankan amanah dan perintah serta terpanggil untuk menjadi pemimpin Kepresidenan Mahasiswa periode 2014-2015” menurut Prasetyo . Walaupun mereka, para calon presiden MMUT telah melakukan ketidaksiplinan, masih ada harapan dari MM Universitas Trisakti dan Civitas Akademika. Harapan ini di sampaikan oleh Bambang Sucondro, “Semoga ketidakdisiplinan dari para calon sebatas hanya pada pengembalian formulir saja, kedepannya disiplinlah jadi pemimpin” Harapan yang saya buat yang menang, buatlah program kerja yang baik, membawa citra Trisakti menjadi lebih baik, berikanlah contoh berorganisasi dengan baik kepada penerus-penerusnya, serta bertanggung jawab akan program kerjanya.” Selain dari Civitas Akademika, MMUT yang disampaikan oleh Sentot berharap pada Calon Presiden Mahasiswa, “Gue sih masih berharap jauh lebih baik dari yang sebelum-sebelumnya walaupun biasanya mereka cuma janji dan nanti juga lupa. Presmanya jauh lebih merhatiin MMUTnya, bikin kegiatan yang lebih positif lagi.” Semoga ini tidak sekedar menjadi pesta demokrasi sesaat, melainkan dapat membawa perubahan yang dapat dirasakan oleh MMUT. Sehingga MMUT dapat merasakan fungsi dari Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti. (Tim Laput/KJB).

Bagi teman-teman yang ingin berbagi *** inspirasi, sudut pandang, celotehan, bahkan ilmunya, melalui tulisan, silakan kirimkan tulisan kalian ke surel LPM KJB, redaksi.kjb@hotmail.com. Maksimal 400 kata.

Tim Laput: TryAT, ZefD, setyomangun, & mondemon


TIPS & TRICK

“ Bagaimana Mengurus KTM yang Hilang ?? � Bagi teman-teman yang pernah mengalami kehilangan Kartu Mahasiswa, s emoga tulisan ini dapat membantu kamu mengurus Kartu Mahasiswa yang baru. Juga, bagi teman-teman yang belum pernah mengalami kehilangan Kartu Mahasiswa, mungkin tulisan ini dapat berguna bagi kamu ataupun temanteman kamu dikemudian hari. Mari kita simak! Kartu Mahasiswa memiliki fungsi yang cukup penting bagi kita sebagai mahasiswa. Selain sebagai identitas kamu sebagai mahasiswa Universitas Trisakti, Kartu Mahasiswa membantu kemudahan proses adminstrasi perkuliahan, sebagai syarat pengambilan kartu ujian, dan juga dapat digunakan sebagai rekening pribadi kamu di Bank BNI 46. Nah, bila kehilangan Kartu Mahasiswa, tentunya urusan administrasi kamu akan juga menjadi terhambat. Bila dilihat dari betapa pentingnya fungsi Kartu Mahasiswa, selayaknya wajib dijaga baik-baik. Namun, sebagai manusia tentunya kita pernah mengalami musibah ataupun keteledoran, sehingga membuat Kartu Mahasiswa kita hilang. Bila hal ini terjadi, untuk mengurusi pembuatan KTM yang baru, kamu bisa mengikuti tahapan – tahapan ini : 1.Buat surat kehilangan Hal paling pertama yang perlu kamu lakukan yaitu membuat surat kehilangan. Surat ini bisa kamu urus di kantor polisi terdekat. Bila kamu kehilangan di luar kampus, kami merekomendasikan untuk mengurus ini di kantor polisi. Opsi lain yang bisa kamu lakukan, Buat surat kehilangan di UPT Otorita di Gedung L, Kampus A USAKTI, dekat dengan sekretariat LPM KJB. 2. Isi Form pembuatan KTM baru di Bank BNI Setelah kamu mengurus surat kehilangan, isi formulir pembuatan KTM baru di Customer Service Bank BNI cabang Harmoni, di Gedung I Kampus A, Universitas Trisakti, Grogol. Setelah itu, kamu ikuti prosedur selanjutnya di teller.

3. Mengurus administrasi di Biro Administrasi Mahasiswa Setelah menyiapkan form dan surat kehilangan, siapkan dua buah pas foto ukuran 2x3 atau 3x4, lalu bawa ke Biro Administrasi Mahasiswa - Akademik, di lantai 7 Gedung M, dan sampaikan maksudmu untuk membuat Kartu Mahasiswa yang baru.

Kartu Mahasiswa Universitas Trisakti (mondemon/KJB) 4.

Urus ke kantor BNI kampus A Setelah selesai dari Biro Administrasi, kamu akan mendapatkan dokumen administrasi, yang harus kamu serahkanke Bank BNI di Gedung I. Hal-hal yang perlu kamu bawa yakni, Surat Kehilangan, Surat dokumen administrasi, formulirpembuataan KTM dari BNI, dan buku tabungan Bank BNI. Jangan lupa untuk mengambil nomor antrian ya. Setelah melalui semua proses itu, Petugas Bank akan memberikan sesi foto Kartu Mahasiswa, dan Kartu Mahasiswa yang baru akan segera jadi. Demikian tahapan tahapan untuk mengurus Kartu Mahasiswa Univeritas Trisakti yang baru bila kamu mengalami kehilangan. Lakukan sesuai prosedur, kamu hanya perlu kesabaran. Jaga Kartu Mahasiswamu baikbaik ya. Salam Mahasiswa! (Jihad/KJB)

Edisi III - 2014 | KJB|

9


LIPUTAN KHUSUS

AKSI SOSIAL MM USAKTI

BENCANA ERUPSI GUNUNG KELUD

B

encana alam meletusnya Gunung Kelud menyebabkan dampak bagi para korban yang menyebabkan hilangnya harta benda, dan bahkan nyawa dari sanak keluarga para korban bencana gunung Kelud. Hal ini mendorong tergeraknya Mahasiswa Pecinta Alam dari Trisakti Aranyacala, TBMT (Tim Bantuan Medis Trisakti), serta KEPRESMA MMUT untuk mengadakan kegiatan aksi sosial. “ Keberangkatan dari Tim Aranyacala sendiri diperkirakan 7 hari, disana kita akan menempati posko induk yang menjadi pusat informasi dan akan bekerjasama dengan Consina, BNPD (Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah), serta dokter dari alumni Trisakti yaitu Dokter Herlan,” tutur Desi ketua Aranyacala.

Rapat Koordinasi antara Kepresma Usakti, MPA Aranyacala, dan TBMT, sebelum berangkat menuju Kelud. (Akhmad/KJB)

Perencanaan

Bentuk koordinasi yang dilakukan dari ketiga ormawa tersebut ialah; dari Aranyacala memiliki peran dalam hal operasional, terutama dalam hal mengevakuasi para korban. TBMT tentunya akan berperan dalam hal medis, fokus mereka ialah pengadaan obatobatan untuk para korban bencana alam, memperhatikan kesehatan dan keselamatan dari para korban bencana Kelud serta keselamatan para panitianya. “Persiapannya sih untuk menghindari bahaya dari abu vulkanik, kita menyediakan masker dengan jenis yang berbeda dari biasanya serta Goggle

10 | KJB | Edisi III - 2014

(kacamata khusus). Karena abu vulkanik membahayakan bagi yang menghirupnya serta berbahaya juga untuk kesehatan mata.” Menurut Diva, Koordinator Lapangan TBMT. Sedangkan peran dari Presma ialah pengadaan logistik untuk para korban bencana alam; berupa uang tunai, konsumsi serta pakaian bekas layak pakai. “Sejauh ini kami telah melakukan pengumpulan uang tunai dari ‘Gerakan Untuk Kelud’ melalui broadcast message.” Jelas Mahesa atau yang akrab disapa Eca, Wakil KEPRESMA MMUT. Presma juga akan membuka posko di sembilan Fakultas pada hari Jumat (21/02) yang berkoordinasi. Keberangkatan misi kemanusiaan ini terbagi dalam dua gelombang yaitu Tim Aranyacala yg terdiri dari 2 orang Tim Advance, TBMT 3-4 orang, serta Presma 2 orang yang berangkat terlebih dahulu pada hari Sabtu (22/02) untuk menentukan lokasi serta mensurvey kondisi disana. Pada gelombang yang kedua, tim yang akan berangkat pada hari Senin (24/02) yang terdiri dari ketiga ormawa tersebut akan memenuhi kebutuhan logistik disana, baik uang tunai, konsumsi, obat-obatan serta pakaian bekas layak pakai, dimana jumlah kebutuhan tersebut telah diketahui dari data-data yang diperoleh melalui tim yang berangkat pada gelombang satu.

Jalannya Aksi

Dari pihak Aranyacala sendiri tidak ada target yang hendak dicapai dari aksi sosial ini, kegiatan ini

Seorang Tim Medis TBMT menel kepada pasien (setyomangun/KJB)


murni untuk membantu korban bencana alam Gunung Kelud. Baik dari Aranyacala, TBMT, maupun KEPRESMA MMUT membuka kesempatan bagi mahasiswa atau masyarakat kampus yang ingin menyumbang dalam bentuk apapun Setelah rapat koordinasi yang dilakukan ketiga organisasi tersebut, akhirnya Senin (24 Februari 2014), rombongan berangkat menuju Kediri. Setibanya di Balai Desa Kebonrejo yang berjarak 7 Km dari Gunung Kelud, Tim sukarelawan dari Trisakti langsung bersiap mendirikan tenda posko untuk pengobatan medis. Karena masih banyak abu-abu vulkanik yang bertebaran di jalan, tim harus terlebih dahulu membersihkan abu-abu tersebut. Sebelum tiba di lokasi, Jupriadi, Wakil Komando Posko 1 dari PMI berpesan kepada Tim Sukarelawan dari Trisakti agar bertindak adil, “Apa yang disumbangkan harus dibagi merata, agar tidak terjadi kecemburuan diantara warga dan agar membuat warga merasa nyaman atas kedatangan adik-adik dari Trisakti”. Setelah tenda didirikan, Tim langung bergerak memberikan pengobatan medis. Fokus keberangkatan Tim Sukarelawan ini adalah untuk memberikan pengobatan bagi warga, baik dari segi fisik maupun psikis. Selain melakukan pengobatan fisik, TBMT bersama Tim Aranyacala dan Kepresma Usakti, juga melakukan kegiatan psikososial kepada anakanak yang menjadi korban bencana alam ini. Tim memberikan kegiatan-kegiatan untuk menghibur anak tersebut. Kegiatan tersebut diantaranya, mewarnai, membentuk malam (lilin), memberikan pengetahuan mengenai kebersihan diri (personal hygiene), bermain bola, dan membagikan makan ringan. Selain pengobatan di Posko Utama yang bertempat di laskan cara penggunaan obat Balai Desa, Tim TBMT dan Aranyacala juga melakukan pengobatan keliling ke

LIPUTAN KHUSUS

Iwang (Presiden MM USAKTI 2012-2013) secara simbolis memberikan sumbangan 1000 buah genteng kepada (Setyomangun / KJB)

rumah-rumah warga yang berada jauh dari Balai Desa. Hal ini disambut baik oleh warga, seperti yang disampaikan oleh Sukimi, seorang wanita paruh baya yang berobat di Posko keliling TBMT, “Terima kasih banyak atas kedatangan adik-adik dari Trisakti, karena selain Puskesmas, belum ada pengobatan keliling seperti ini.” Untuk membantu warga yang rumahnya rusak akibat bencana ini, Kepresma Usakti memberikan sumbangan 1000 genteng melalui Kepala Desa Kebon rejo. Sebagai informasi, kerusakan paling parah terjadi di ring 1, di daerah-daerah yang berada pada radius 5-7 Km dari Gunung Kelud. Kerusakan yang terlihat parah adalah kerusakan pada bangunan –bangunan diwilayah tersebut. Bangunan-bangunan rusak tertimpa material-material yang keluar dari Gunung Kelud. Pada radius 1-4 Km, kerusakan terjadi pada tanah pertanian. “Kerugian pada lahan pertanian warga akibat bencana ini adalah sekitar 3 milyar rupiah.” Ujar Haryono, Camat Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. (Ardhy, Akhmad, setyomangun/KJB)

Edisi III - 2014 | KJB| 11


SUDUT PANDANG

Membiasakan yang Benar, Bukan Membenarkan yang Biasa Oleh: Mahesa Sutadini Husain Mantan Wakil Presiden Mahasiswa Usakti Periode 2013 -2014 Di bulan Maret ini lembaga eksekutif dan legislatif tingkat universitas akan segera berganti. Dengan masuknya 2 pasang calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti maka berbunyilah gong kompetisi untuk memperebutkan kursi tertinggi tingkat eksekutif di Universitas Trisakti. Menjadi lucu hari ini dalam mekanisme pemilihan Ketua Kongres MMUT bahwa sudah dua kali pemilihan Ketua Kongres MMUT terpilih tidak berada di wilayah kampus. Banyak alasan yang mengatakan bahwa ketika pemilihan diadakan didalam kampus akan sangat tidak kondusif mengingat yang punya hak pilih hanya Senator Kongres tersebut, tetapi bukankah Ketua Kongres MMUT ini ditunjuk untuk menjalankan fungsinya untuk MMUT atau hanya untuk sekelompok golongan yang eksklusif ? Apakah pernah pemilihan ketua DPR/MPR RI diadakan di Singapura ? Adakah jaminan bahwa ketika diadakan di luar kampus benar benar steril dan bisa disaksikan oleh Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti ? Memang betul bahwa aturan tempat penyelenggaraan pemilihan tidak diatur dalam konstitusi MMUT. Tetapi ketika “kondusifitas kampus” ini dijadikan alasan untuk diadakannya pemilihan Ketua Kongres MMUT yang hanya senator memilih, bandingkan dengan kondisi pemilu raya dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden MMUT yang melibatkan beribu-ribu mahasiswa. Bukankah potensi untuk chaos lebih tinggi pada pemilihan eksekutif

12 | KJB | Edisi III - 2014

dibandingkan legislatif? Kalau begitu, dengan alasan “kondusifitas kampus” yang mengikuti logika diatas, seharusnya pemilu raya diadakan dikampus sebelah saja agar “kondusif”. Bukankah permasalahan tersebut bisa diatasi ketika Kongres MMUT lebih menjalankan fungsinya sebagai legislatif dengan membuat RUU Keamanan Kampus ? Kalau kejadian ini baru terjadi sekali mungkin masih bisa ditolerir, tetapi ini sudah kedua kalinya terjadi dan masih belum ada aturan mengenai pengamanan “kondisifitas kampus”? Kongres MMUT nantinya menjalankan fungsinya dilingkungan kampus, kalo dari awal saja Kongres MMUT sudah tidak nyaman dengan lingkungan kampus sendiri, bagaimana mungkin akan membuat MMUT lebih baik ketika yang ingin mengatur sudah tidak nyaman dengan lingkungan yang akan diatur nantinya ? Sangat miris MMUT melupakan salah satu pilar yaitu “Berkepribadian dalam Budaya”, dimana hari ini kader secara gampang menerima budaya baru tanpa melihat esensial apa yang telah dihilangkan dengan adanya budaya baru tersebut. Kita sadar bahwa hari ini semangat untuk berormawa telah luntur. Ketika kita paham dengan kondisi ini maka kembalikanlah pemilihan Kongres MMUT didalam kampus agar Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti merasakan euforia berormawa. Mari menjadi mahasiswa yang bersikap membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa.


SUDUT PANDANG

PARADIGMA APOLITIK MAHASISWA Oleh : Pratomo Adi -MENSOSPOLT. Perminyakan 2010

Bila kita mendengar suatu wacana atau pembicaraan yang berbau politik, terbesit di kepala kebanyakan orang bahwa politik itu kotor, licik, dan sebagainya. Tanpa terkecuali kita sebagai mahasiswa, coba saja Anda tanyakan tentang suatu hal yang berbau politik kepada teman Anda sebagai sesama mahasiswa dapat dihitung dengan jari dari sekian banyak kepala yang akan merespon positif pembicaraan anda tersebut.. Tanpa kita sadari kehidupan sehari-hari kita diwarnai oleh politik. Loh, kok gitu? Memang kenapa kalo “APOLITIK”? Bukannya politik hanya buat orang berkuasa? Politik kan hanya buat parpol? Kalau sempat terbesit pertanyaan seperti itu , maka Anda akan segera membuangnya setelah melihat bahasan ini. PARADIGMA POLITIK Merupakan suatu landasan berpikir,menilai,menafsirkan,dan bertindak dalam menyikapi permasalahan interraksi antar individu atau kelompok dengan konteks setiap individu atau kelompok memiliki kepentingan berbeda.Pembagian jenis paradigma politik dapat terurai menjadi beberapa kelompok,tapi saya hanya akan membahas paradigma politik dalam konteks apresiasi,”APOLITIK” dan MADANI.Dari survey yang telah saya lakukan dengan objek survey mahasiswa Trisakti berjumlah dua ratus koresponden dari sembilan falkutas dengan subjek pertanyaan tentang pengetahuan politik situasi nasional dan situasi kampus terkini,80% mahasiswa Trisakti tidak bisa menjawab subjek pertanyaan yang saya berikan dan sisanya mampu dan mayoritas salah menjawab.

Dari sini saya tidak bisa mendiskreditkan mayoritas mahasiswa tersebut dan perlu kita pahami fenomena ini secepatnya harus diberantas yang menurut saya akan menjadi bahaya laten.Kenapa bisa dibilang bahaya laten? mari kita bandingkan dari dua sudut pandang. Sisi positif “APOLITIK” Ya,bisa dibilang orientasi individu dalam menilai,menafsirkan,dan menyikapi segala sesuatu yang berhubungan dengan politik itu pilihan pribadi.Toh,konsentrasi individu dalam kehidupan sehari-harinya berbeda dan mempunyai tingkat persoalan kehidupan beragam. Apalagi dengan “APOLITIK” setiap individu dapat fokus dengan tujuan hidupnya dan mampu membangun kehidupannya menjadi lebih baik.Lain cerita bila individu tersebut memang ingin terjun di kancah pemerintahan atau parpol.Dengan setiap individu dapat fokus dengan passion hidupnya,mungkin individu-individu tersebut dapat menjadi profesional handal yang mungkin akan membangun NKRI secara maksimal. Sisi negatif “APOLITIK” “APOLITIK” itu berarti apatis politik. Otomatis segala yang bersentuhan dengan dunia politik cenderung keinginantahuan individu pasif. Dengan paradigma “APOLITIK”, secara perlahan akan membentuk potensi separatism.Kenapa? karena dengan paradigma “APOLITIK” ini secara tak sadar akan membentuk pola pikir individu semakin apatis dengan perkembangan NKRI .Toh,yang berhubungan dengan kehidupan Tata Negara adalah pemerintahan dan pemerintahan tidak akan pernah lepas dari politik.Sebagai contoh,masyarakat kita saat ini hanya bisa menghujat dan berteriak bila rumusan kebijakan politik yang dihasilkan tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat. Ayolah kawan-kawan Mahasiswa Trisakti,isu “APOLITIK” ini bersifat serius dan menjadi potensi bahaya laten yang akan mengancurkan Negara ini.Patut segera disadari terutama kita sebagai Mahasiswa Trisakti yang menganut asas TRI DHARMA pendidikan perguruan tinggi yang terkonversi pada lambang Trisakti di dada sebelah kiri almamater kita.Ini tugas pokok kita mengamalkannya terutama dalam hal “BERDAULAT DIBIDANG BERPOLITIK”,sekarang saatnya kawan kita lawan paradigma “APOLITIK” ini.

Edisi III - 2014 | KJB| 13


OPINI MAHASISWA

Kinerja PRESMA menurut BEM Menurut gua Presma jarang melakukan kegiatan di kampus B, terutama di pertengahan periode. Seharusnya Presma lebih peduli dengan MMUT di Kampus B. Program-program nyata yang dibuat Presma sedikit dan sangat biasa seperti aksos dan aksi 12 Mei yang merupakan kegiatan rutin dengan format yang sama saja. Harapan gue buat Presma selanjutnya agar lebih terlihat dari mahasiswa yang ikut ormawa dan yang non ormawa, sehingga pemilih merasa tidak jera untuk Pemira (pemilu raya) selanjutnya karena merasa yang dipilihnya bermanfaat bagi kampus ini. Presma harus memiliki kaderisasi yang lebih baik dan presma harus mewadahi kita agar setiap fakultas memiliki kader-kader penerus yang bisa menjadi calon presma berikutnya. Adrianus Rajasa, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (Kabem) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) 2013-2014.

Kinerja Presma sebelumnya menurut gue baik. Ketika saat ini semangat berormawa di Trisakti rendah, masih ada Iwang dan Eca yang masih aktif dalam dinamika politik kampus. Gue rasa ketika berbicara kinerja sudah optimal, tapi masih ada yg belum maksimal. Kelebihan kinerja mereka adalah cukup merangkul beberapa bagian MM Usakti terutama yang berorganisasi. Kekurangannya adalah ketika mereka naik secara aklamasi itu menurut gua adalah sesuatu tidak bagus. Harapan gua untuk Presma yang akan datang adalah karena tahun ini tahun politik,gue berharap jangan pernah menjual harga diri Mahasiswa Universitas Trisakti. Septian Dwi Putra, Kabem Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FTKE) 2012-2013.

Waktu Pemira kemarin, gue ikut berpartisipasi. Menurut gue selama kuliah di Trisakti sampai sekarang,Kinerja Presma cenderung statis tidak jauh beda dari sebelumnya, baik dari segi kreatifitas acara, pengkaderan, dll. Hampir disetiap periode acaranya tidak jauh berbeda. Menurut gue hal itu yang bikin perkembangan organisasi di Trisakti menurun, karena minat anak-anak baru untuk mencoba organisasi kurang dan hanya orang tertentu. Misalnya gue nanya junior kenapa malas ikut organisasi karena menurut mereka organisasi membosankan, dan sebagainya isinya rapat politik ga jelas. Tapi sebenarnya bukan itu makna untuk organisasi, tetapi bagaimana memiliki citra yang baik dimata anak-anak baru supaya ada minat juga. Dengan adanya hal itu harapan gue kedepan lupakan hal-hal yang berbau politik dan yang terlalu serius banget dan jangan hanya heboh rapat pada saat 12 Mei, gue senang dengan adanya 12 Mei tapi lebih kembangkan kreatifitas , organisasi lebih kekinian dan modern. Andhika Andaru Pratama, Kabem Fakultas Arsitek Lansekap dan Teknologi Lingkungan (FALTL) 2013-2014. Kalau untuk kinerja, gue kurang mengetahui. Menurut gua Presma (Presiden Mahasiswa) ini bukanlah wadah untuk proker (program kerja) maupun EO (Event Organizer), masih banyak seharusnya pekerjaan yang kita kerjakan. Tidak hanya duduk, seminar, mendatangkan pembicara. Sebagai pemimpin seharusnya tahu skala prioritasnya. Soal agenda 12 Mei kemarin sebenarnya ada agenda yang merpertemukan Ibu Ani Yudhoyono dengan bunda-bunda (Ibu-ibu korban Tragedi Trisakti) namun Presma tidak mem�follow up�nya. Malah Presma malah membuat taman yang menurut gue bukan prioritas. Kalau mereka memang di awal punya cita-cita untuk fokus internal, ingin membangun hubungan dengan MMUT gue rasa itu masih belum tercapai sepenuhnya. Harapan gue buat Presma selanjutnya adalah kapasitas calon Presma dan visi-misi yang kuat. Dengan visi-misi yang jelas, Gue rasa itu cukup untuk menangkis kepentingan-kepentingan yang gak sesuai yang akan masuk di tahun 2014. Derry Adirama, Kabem Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) 2013-2014.

14 | KJB | Edisi III - 2014


OPINI MAHASISWA

Kinerja Presma sendiri gua kurang tahu karena informasi dari presma tidak langsung ke Masyarakat Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Mungkin karena kampusnya terpisah, sehingga informasi dari kampus A tidak sampai ke kampus B. Hampir 50% mahasiswa di Fakultas Kedokteran pasti tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Ormawa. Harapan gue buat Pesma berikutnya adalah yang pertama, sosialisasi mereka harus lebih intensif ke kampus B karena dua Fakultas ada di kampus B, dan jika sekali-kali buat kegiatan di kampus B jangan fokus di kampus A saja. Kedua, membuat bakti sosial yang mengajak semua fakultas. Dan ketiga, kegiatan 12 mei jangan hanya anarki di jalan-jalan, lebih tonjolkan sisi positifnya. Ria Maharani Ramadina, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (Wakabem) Fakultas Kedokteran (FK) 2013-2014.

Berbicara tentang presma periode lalu, gue turut berpartisipasi dalam pemilihan presma kemarin. Menurut gue kinerja mereka kemarin sangat dirasakan, apalagi saat aksi 12 Mei kemarin. Harapan kedepannya untuk para calon Presiden dan Wapres ketika sudah terpilih nanti di harapkan mencoba menyelesaikan masalah yang ada di Trisakti seperti kasus antara Yayasan dan Rektorat meskipun itu adalah masalah kampus, karena kampus merupakan bagian dari kita juga dan tidak bisa menghindar dari masalah itu. Faiz Dwi Hajrian, Kabem Fakultas Ekonomi (FE) 2013-2014.

Gua memandang kinerja Presma kemarin agak sedikit kurang keliatan, kurang dirasakan sama masyarakat. Jadi apa sih dampak yang dibuat dari proker-proker Presma ke Masyarakat Mahasiswa Usakti (MMUT). Program Kerja yang gue tahu dan gue rasakan selalu tentang aksi 12 Mei, hanya aksi 12 Mei. Untuk kedepannya yang gue harapkan, presma membuat proker yang dapat dirasakan oleh MMUT. Jadi presma lebih merangkul dan merakyat, sehingga mahasiswa non ormawa pun dapat merasakan fungsi dari Presma. Dari situ juga dapat menambahkan kecintaan terhadap kampus Trisakti Riadhil Munira, Kabem Fakultas Hukum (FH) 2013-2014.

Tidak ada perubahan kinerja yang signifikan, dalam artian sama aja sama yang sebelumnya, gak jauh berbeda. Kinerja yang gue lihat secara keseluruhan sih oke, cuma tidak ada perubahan yang siginifikan. Paulus, Kabem Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) 2012-2013.

Sulit untuk mengukur kinerja Kepresma, karena kita bekerja masing-masing, namun gue bersyukur dengan cara M. Irwan (Iwang) menjalin relasi dan kerjasama dengan BEMBEM untuk mendukung program-program yang ada. Gue melihat bahwa harapan Iwang dan Eca untuk membuat Presma menjadi partisipatif, sudah bagus. Gue berharap, untuk kedepannya, Presiden Mahasiswa Trisakti bisa dikenal oleh seluruh mahasiswa Trisakti. Untuk menjalin hubungan dengan ormawa, mungkin akan lebih mudah dilakukan, namun untuk menjalin hubungan dengan seluruh mahasiswa, masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama. Nur Akbar, Kabem Fakultas Teknik Industri (FTI) 2013-2014.

Edisi III - 2014 | KJB| 15


TEKNO

5 Aplikasi Messenger Android Terpopuler Di era smartphone saat ini, aplikasi messenger menjadi aplikasi yang wajib yang harus diinstal di gadget kita. Aplikasi messenger ini mampu meruntuhkan kepopuleran Short Messaging Service (SMS), sehingga operator telekomunikasi di Indonesia sekarang ini lebih mempromosikan layanan data daripada layanan telpon dan sms.

Aplikasi messenger adalah aplikasi pengantar pesan instan yang penyalurannya melalui data koneksi. Secara umum aplikasi messenger berisi layanan chatting privat ataupun grup namun ada beberapa aplikasi yang menambahkan layanan telepon dan video call. Ini adalah 5 aplikasi messenger Android terpopuler yang diunduh di Playstore hingga Maret 2014.

Aplikasi messenger asal Jepang

1

ini, sangat populer dengan penggunaan stickernya yang lucu-lucu. Pengguna LINE di seluruh dunia hampir mencapai 500 juta pengguna. Di Indonesia mereka sangat intens berpromosi di media terutama media televisi. Line memberikan layanan messenger yang lengkap seperti chatting, group chatting, voice call dan video call. Pengguna LINE di seluruh dunia saat ini

2

E ada. Pada ikasi terpopuler sebelum LIN apl kan upa mer ini u sat g lintas platform. Aplikasi messenger yan gga akhirnya dibuat untuk hin iOS rm tfo pla uk unt ngannya waktu awalnya Whatsapp dibuat i identitas penggunanya. Sai aga seb n epo tel or nom an beda dengan Messenger ini menggunak rm Blackberry OS - BBOS. Ber tfo pla di sif klu eks itu tu tama yang mereitu adalah BBM yang wak iap tahun setelah tahun per set 99 $0, k ari men pp tsa messenger yang lain wha ka berikan secara gratis.

3

WeChat adalah mesenger pertama yang memiliki fitur videocall di dalam layanannya. Messenger asal negeri tirai bambu ini memiliki pengguna hampir 300 juta di seluruh dunia. Namun banyak orang-orang menganggap bahwa WeChat meniru LINE dalam fiturnya. Untuk promosinya WeChat memilih Lionel Messi sebagai brand ambassadornya.

4

lebih dari 130 juta pengguna di seluruh

t ini memiliki Messenger yang bertema kuning-coklapata ing dan n pengiriman pesannya yang tanpa pend

dunia. Kakaotalk mengunggulkan kece a dengan ada yang di dunia. Untuk layanannya hampir sam mengklaim sebagai mesenger tercepat n dan voucher gunanya, Kakaotalk menawarkan kupo tersedia di LINE. Untuk menggaet peng ya. nt jika kita me“like� ofisial accountn yang berasal dari kerjasama para tena

5

Blackberry Messenger- BBM dulunya hanya tersedia untuk handset yang berplatform BB OS saja. Namun seiring menurunnya pengguna Blackberry di dunia, akhirnya BBM dirilis untuk lintas platfrom. Namun peluncurannya diwarnai situasi yang tidak mengenakkan, installer tidak resmi yang banyak diunduh, mengakibatkan server BBM down. Hingga saat ini pengguna BBM di Android mengeluhkan pesan yang sering pending. Pada versi BBM 2.0 Blackberry menambahkan fitur voice call. ZefD/KJB

16 | KJB | Edisi III - 2014


SOSOK

Pencetak Rekor Baru Aranyacala di Aconcagua Menuju ke-50 tahun berdirinya UKM MPA Aranyacala Trisakti (Satu Aranyacala Menuju Emas), mengadakan Misi Ekspedisi menuju Puncak Gunung Aconcagua. Aconcagua adalah gunung tertinggi (6.962 meter dari permukaan laut/mdpl) di Benua Amerika, yang termasuk dalam jajaran Seven Summits (Tujuh Puncak Dunia). Gunung ini terletak di jajaran Pegunungan Andes, tepatnya di wilayah Provinsi Mendoza, Argentina. Tim pendaki dari Aranyacala ke Aconcagua ini beranggotakan tiga orang, yakni Ronie Ibrahim (manager tim), Berry Permana, serta

Japra (kiri), salah Satu Pendaki Tim Ekspedisi Indonesia Bangkit Expedition (IBE) 2014 yang Berhasil Mencapai Ketinggian 6690 Mdpl. (Foto: Dokumentasi Aranyacala)

Muhammad Fajar Rizki (Japra). Mereka mulai berangkat ke Argentina dari Jakarta pada 11 Januari silam, dalam ekspedisi yang diberi nama “Indonesia Bangkit Expedition” (IBE) 2014. Pendakian diawali dari pintu masuk (Arcones) menuju ke Confluencia untuk menyesuaikan suhu (Aklimatisasi), setelah itu menuju Plaza Francia. Keesokan harinya menuju Plaza de Mulas, dalam pendakian tersebut mengalami kendala cuaca yang tidak menentu, yang mengakibatkan tertundanya perjalanan Ekspedisi. “Pada saat pendakian kecepatan angin 60-80 km/jam, suhu bisa mencapai -10 ◦ C dan sempat terkena badai pada saat perjalanan dari camp1 ke camp2 sehingga kami harus turun lagi ke basecamp Plaza de Mulas dan tidak melanjutkan perjalanan.” tutur Japra. Keesokan harinya Tim Ekspedisi memutuskan untuk melanjutkan pendakian, namun pada ketinggian +5000 mdpl Ronie dan Berry tidak dapat melanjutkan pendakian. Perjalanan diteruskan oleh Japra untuk mencapai puncak namun pada saat ketinggian 6690 mdpl lagi-lagi cuaca buruk menghadang yang mengakibatkan terhentinya pendakiannya. “Pada pendakian yang kedua sebenarnya sudah mau mendekati puncak, tapi karena angin yang cukup kencang disertai badai gue terpaksa menghentikan ekspedisi ini, dan turun menuju Base camp,” tutur Japra. Walaupun gagal mendaki sampai ke puncak Aconcagua, Japra memecahkan rekor untuk pendakian tertinggi sepanjang sejarah Aranyacala (6690 mdpl). Persiapan yang dilakukan untuk bisa mencapai pendaki tertinggi, ia dikarantina selama 1 bulan, dimulai dari latihan fisik hingga latihan mental. “Harapan Gue sih buat anak-anak Ary sendiri bisa melebihi prestasi yang udah gue capai, dan pasti gue dukung.” tutur Japra. Japra juga berharap suatu saat dapat menaklukkan gunung-gunung tertinggi yang ada di Indonesia. Dalam suatu Ekspedisi cuaca merupakan hal yang berpengaruh dalam menentukan proses pendakian, sehingga harus dipertimbangkan secara matang. (Akhmad, Edi/KJB)

Edisi III - 2014 | KJB| 17


UKM

Kateda,

Karate Ala Indonesia

Universitas Trisakti memperkenalkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru. UKM baru ini adalah UKM Kateda, suatu UKM yang mempelajari seni bela diri Kateda, yaitu suatu seni bela diri yang ditemukan oleh seorang Petapa di Himalaya dalam Sebuah Kitab. Kateda merupakan aliran yang mengombinasikan gerakan fisik/jurus dengan ilmu pernafasan tenaga murni . Senam kesehatan yang dikombinasikan dengan ilmu pernafasan dimanfaatkan untuk membela diri. Seperti yang dijelaskan oleh Bhakti, pelopor UKM Kateda di Trisakti, “Kateda merupakan seni bela diri pertahanan. Seni bela diri Kateda mengandalkan pernafasan sebagai pertahanan utama. Dalam seni bela diri Kateda, kita diajarkan untuk mengolah nafas agar otot-otot kita berkontraksi, yang membuat pertahanan kita menjadi lebih kuat.” Banyaknya manfaat mempelajari ilmu bela diri Kateda ini, seperti membuat tubuh dan sistem imun menjadi sehat dan kuat, melatih inner vision (penglihatan batin .red), melatih konsentrasi, hingga memperluas pertemanan, membuat Bhakti dan Fadil ingin memperkenalkan Kateda kepada Mahasiswa Trisakti. “Saya memperkenalkan Seni Bela Diri Kateda ini kepada mahasiswa Trisakti, karena ilmu ini tidak akan bermanfaat apabila hanya saya yang tahu.”, ujar Bhakti. Bhakti bersama Fadil, Mahasiswa FTKE Jurusan Teknik Perminyakan 2011, mulai memperkenalkan Seni Bela Diri Kateda sejak Oktober 2012. Hingga saat ini, UKM Kateda

18 | KJB | Edisi III - 2014

Bhakti (kanan), salah seorang pelopor UKM Kateda sedang melakukan demonstrasi pertahanan diri dalam kegiatan Trisakti Martial Art Festival 6 Juli 2013 (Sugi/KJB)

sudah beranggotakan 25 orang. Kegiatan latihan UKM ini, dilakukan dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Selasa dan Jumat, pukul 19.00 WIB, bertempat di depan Gedung M (Parkiran Jungle). Rutinnya, setiap 3 hingga 4 bulan sekali, UKM Kateda mengadakan ujian kenaikan sabuk bagi para anggotanya. Bagi teman-teman mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti dan mempelajari seni bela diri kateda ini, teman-teman dapat langsung menghubungi Bhakti – 081219316584. (Edi/KJB)

Anggota UKM Kateda Universitas Trisakti berfoto bersama pelatih dan panitia Trisakti Martial Arts Festival 2013 (Setyomangun/KJB)


ADVERTORIAL

a l i G e d I n a l i da ran o e m b r Ke Be n a d Menjadi mahasiswa tidaklah sekedar belajar akademik dikampus, tetapi bagaimana mahasiswa menggali ide kreatif dan melihat peluang yang ada untuk hal-hal positif. Seperti halnya yang dilakukan oleh Muhammad Imam Ilmi, mahasiswa FTKE Jurusan Pertambangan ini, melihat peluang bisnis yang dapat dilakukan mahasiswa dengan tidak perlu repot banyak menghabiskan waktu dan biaya. Dia mencoba melirik bisnis dibidang pakaian yaitu dengan menjual kemeja flanel second high quality. Usaha tersebut dibangun dengan nama Garage Corner ID yang didirikan bersama empat orang temannya yaitu Ali, Randa, Dede, dan Juniman. “Ide ini muncul karena melihat anak muda khususnya mahasiswa sering memakai kemeja, sehingga saya berinisiatif untuk menjual kemeja dengan harga yang lebih murah dari merek- merek yang terkenal.” ujar Imam. Pria yang biasa dipanggil Imam ini memulai bisnis kemeja flanel second ini pada awal tahun 2014. Kemeja yang dijual merupakan kemeja branded seperti Uniqlo, Polo, Zara, Converse, Wrangler, dan masih banyak lagi dengan kondisi barang 90%. Harga yang ditawarkan pun bervarian sesuai dengan ukuran mulai dari harga Rp 80.000 hingga Rp 110.000, cukup terjangkau untuk kantong mahasiswa. Tidak berbeda jauh dengan sistem promosi bisnis yang banyak dilakukan oleh pemasar, produk ini dapat dilihat melalui media sosial seperti facebook (Garage Corner) dan Instagram (Garagecornerid) atau bagi konsumen yang tertarik dapat melihat langsung dan memilih kemeja yang diinginkan di distro

“Mahasiswa sebagai masa depan bangsa seharusnya membuat lapangan pekerjaan, bukan sebagai pencari kerja.”

Imam dengan baju-baju yang ia jual. (DIVA / KJB)

mini yang bertempat di sekitar Trisakti tepatnya di Jalan Permata Ujung 12 kamar 108, Grogol Jakarta Barat. Atau selain itu, bagi teman-teman yang tertarik dapat melihat akun instagram Garage Corner (@garagecornerid) Mahasiswa harus mulai berbisnis karena untuk turut membangun bangsa ini, kita sebagai mahasiswa harus menciptakan lapangan kerja, tidak hanya menjadi angkatan kerja. “Keluarkanlah ide gila, lo…jangan takut akan kegagalan. Karena disetiap kegagalan pasti disana ada kesuksesan.” Semangat Imam. (Diva & ZefD/KJB)

Edisi III - 2014 | KJB| 19


Untuk Iklan, Silakan hubungi: 0857 9747 4567 (Edi M.)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.