28 minute read
Perbandingan Lesson Learned
Analisis Perbandingan Perbandingan Sustainable Smart Cities and Society dan Technology Aspects of Smart City Application antara Amsterdam dan Indonesia
K
Advertisement
onsep Sustainable Smart Cities and Society sebagai salah satu gagasan yang muncul untuk menjadi solusi dari Isu keberlanjutan kota-kota dan wilayah dunia telah diimplementasikan baik oleh negara berkembang maupun maju. Tak terkecuali dengan Indonesia yang telah mencoba menerapkan gagasan Kota Cerdas. Faktanya, implementasi konsep belum menunjukkan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, dapat dipelajari contoh praktik terbaik yang ada di Amsterdam, Belanda. Smart City Amsterdam berhasil menghasilkan proyek peningkatan kesejahteraan dan keberlanjutan.
Hal tersebut melatarbelakangi analisis perbandingan, yaitu untuk memperkuat
pengetahuan lewat pengamatan terhadap
lokasi praktik terbaik. Diharapkan terjadi transfer pengetahuan yang memberi peluang replikasi model perencanaan sejenis di wilayah dan kota Indonesia.
Untuk membandingkan Amsterdam dan Indonesia, beberapa poin yang dibandingkan antara lain: ● analisis masa depan dan kesiapan Smart City, ● prosedur dan tahapan pembangunan Smart City, ● arah kebijakan pembangunan Smart City, ● prioritas pembangunan Smart City, ● quick win Smart City, dan ● evaluasi implementasi program Smart City. Terkait aspek teknologi cerdas untuk aplikasi dan mengukur Kota Cerdas, terdapat variabel yang bisa dibandingkan pula untuk melihat kesiapan Smart City terutama dalam aspek teknologinya, antara lain: ● ketersediaan infrastruktur TIK, ● kualitas broadband infrastruktur, ● keterjangkauan, ● penggunaan TIK, ● kapabilitas penggunaan TIK, ● integrasi layanan dengan TIK, dan ● keamanan informasi.
Dengan demikian, dapat diketahui secara menyeluruh terkait proses, prosedur, tahapan, sistem monitoring dan evaluasi, serta jenis program yang kemudian menghasilkan adopsi implementasi yang sesuai di Indonesia terkait sub tema.
Overview Penerapan Konsep Smart City Beberapa Kota Besar di Indonesia
Indonesia saat ini telah mengalami
urbanisasi pesat, yang memberikan berbagai dampak positif dan negatif, seperti pertumbuhan ekonomi, peningkatan konsumsi akibat peningkatan SDM, masalah sosial-ekonomi seperti kemacetan, masalah lingkungan seperti pencemaran, limbah, degradasi lahan, keterbatasan layanan, dan akses infrastruktur.
Dampak negatif membawa masalah timbulan seperti masalah kesehatan, penurunan kualitas SDM, dan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Sebagai solusi dampak tersebut, teknologi diadopsi dalam perencanaan kota-kota di Indonesia dalam konsep Smart City. Tujuan penerapan konsep ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk perkotaan dengan modal sumber daya manusia, sosial, dan integrasi teknologi informasi komunikasi.
Penerapan Kota Cerdas berbasis integrasi data, informasi, dan teknologi untuk mempermudah berbagai aspek di Indonesia dapat dijumpai pada beberapa kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Denpasar. Penerapan smart city Indonesia yang sudah berjalan kurang lebih 6 tahun mulai membuahkan hasil yang cukup baik. Beberapa kota yang menunjukkan hasil yang cukup baik yakni Kota Bandung dan Kota Surabaya. Dua kota ini merupakan pionir pembangunan smart city yang ada di Indonesia. Beragam penghargaan pun sudah diraih oleh kedua kota ini. Sehingga, di dalam implementasinya, Kota Surabaya dan Kota Bandung sudah memberikan kontribusi yang baik di pembangunan tata ruang kota dan manajemen kota yang sustainable di Indonesia.
Kesiapan dan Masa Depan Pembangunan Smart City
Amsterdam Indonesia
Amsterdam adalah pengadopsi awal strategi pembangunan Kota Cerdas Eropa (Smith, 2017). Pendekatan konsep dilakukan sejak 2008. ● Amsterdam menggunakan pendekatan holistik bermodel quadruple helix, yaitu kolaborasi pemerintah, bisnis, universitas, lembaga penelitian, warga negara untuk menciptakan kota cerdas. ● Metode bottom-up dengan tindakan bidang ekonomi cerdas, lingkungan cerdas, pemerintahan cerdas, kehidupan cerdas, mobilitas cerdas, dan orang cerdas. ● Awal inisiasi dimulai dengan database open access Proyek Data Kota Amsterdam, dan data yang tersedia meliputi: topografi, alamat, nilai tanah, informasi kepemilikan, data lalu lintas, dan sebagainya. Dalam penerapannya di Indonesia, para peneliti di Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKC) ITB menyampaikan bahwa kesiapan untuk transformasi menjadi Smart City terdapat dalam empat aspek, yaitu: people, process, technology, dan data management. ● Hal yang paling sulit adalah transformasi aspek people, mengubah masyarakat supaya memiliki digital literacy dan digital talent. ● Indonesia masih tidak siap, dimana sebagian masyarakat belum familiar dengan teknologi dan di sisi lain, internet atau teknologi yang baik juga belum merata di Indonesia, sehingga hal tersebut merupakan tantangan pembangunan Smart City. ● Sebagian besar kota di Indonesia memang sudah mampu menjangkau teknologi, namun bisa ditemukan adanya ketimpangan di daerah terpencil terkait kemudahan akses.
Amsterdam Indonesia
● Dengan bekal tersebut, masa depan
Amsterdam sebagai Kota Cerdas layak menjadi percontohan demi mewujudkan keberlanjutan. ● Namun, masa depan Kota Cerdas Amsterdam perlu beralih menjadi Kota Cerdas 3.0.
Konsep ini mengusung citizen co-creation, dimana teknologi dipimpin masyarakat. ● Supaya masa depan tetap terjamin, teknologi
perlu didukung infrastruktur broadband,
nirkabel, dan Internet-of-Things. Hal yang paling penting, data-data harus dijaga segi keamanan (Macpherson, 2017). ● Terkait data management, Indonesia menciptakan basis data melalui aplikasi.
Kelemahan ada pada seringnya error dan banyaknya aplikasi berbeda oleh penyedia layanan yang berbeda pula. ● Sehingga, tidak ada Big Data yang terintegrasi untuk menjadi dasar penelitian atau perencanaan pembangunan kota. ● Masa depan Smart City Indonesia akan sangat bergantung pada kolaborasi berbagai pihak.
Dalam menyelesaikan permasalahan kota, diperlukan kerja sama antara stakeholders.
Peran ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga proaktif dari komunitas, startup, swasta, hingga masyarakat itu sendiri.
Prosedur dan Tahapan Pembangunan Smart City
Amsterdam
Amsterdam memiliki 5 fase utama: a. Starting b. Planning c. Pengembangan Proyek d. Monitoring dan Evaluasi e. Komunikasi
The development process of the Amsterdam's smart city strategy
Source: Mora and Bolici, 2017 Kelebihan prosedur Amsterdam adalah adanya fase komunikasi, tahap yang masif melakukan penyebarluasan pengetahuan melalui teknologi, seperti konferensi, laman resmi, video-video, dll. Kelemahan terdapat pada perlunya kesadaran penduduk bahkan stakeholder yang terlibat, serta waktu dan dana untuk melakukan fase ini. Kota Denpasar mengalami tiga tahapan dalam mengembangkan smart city.
Pada setiap tahapan ini disertai oleh faktor kepemimpinan, kerja sama dengan pihak lain, inspirasi eksternal, dan inovasi serta komitmen Pemerintah Kota Denpasar.
Sedangkan pada Kota Surabaya mengalami empat fase saat mengembangkan smart city.
Indonesia
Pengembangan TIK
Pembangunan masyarakat dan hadirnya PRO Denpasar
Inovasi berorientasi smart city
Tahapan Smart City Denpasar, Indonesia
Pembenahan internal pemerintahan
Penguatan modal sosial
pengembangan layanan eksternal pemerintahan
pengembangan layanan kota berbasis teknologi tinggi
Arah Kebijakan Pembangunan Smart City
Amsterdam Indonesia
Proyek-proyek Kota Cerdas menguji teknologi cerdas untuk membantu efisiensi energi demi keberlanjutan di Amsterdam. Tujuan lebih besar diarahkan supaya inisiatif Kota Cerdas dapat mengurangi emisi CO2 dan menumbuhkan perekonomian kota.
Hal ini sejalan dengan kebijakan iklim Uni Eropa 20-20-20, dimana dampak iklim kota harus netral sebelum 2015 dan emisi berkurang 40% pada 2025 (dibandingkan 1990). Kebijakan yang ada menciptakan program “Amsterdam Smart City” yang berhasil mengembangkan dan memvalidasi 12 proyek. Kebijakan yang ada juga membantu evaluasi dan pemantauan proyek (European Commission, 2011). Amsterdam memiliki kebijakan terkait “Sustainability and Energy” yang menjadi arahan pembangunan Smart City-nya. Kota Cerdas menjadikan energi digunakan secara hemat, dihasilkan secara berkelanjutan, dan sumber daya tanpa batas. Penggunaan gas alam dihentikan sebelum 2040, dan dalam 10 tahun Amsterdam sepenuhnya memiliki moda transportasi bebas emisi baik pada jalur darat maupun air.
Sehingga pada 2050, Amsterdam dapat menjadi kota sirkuler dan berhasil berkontribusi dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Target lain sebagai motivasi Kota Cerdas adalah dihasilkannya 80% listrik rumah tangga dengan energi surya dan angin (City of Amsterdam, 2021). Arah kebijakan pembangunan Smart City Indonesia diutamakan pada tiga dimensi utama, antara lain:
TIK sebagai “Enabler”, dengan komponen dasar non teknologi: ● Pemerintahan & Kelembagaan, ● Kebijakan Politik, ● Manajemen & Organisasi, dan ● Masyarakat. Pedoman Kota Cerdas Indonesia adalah sebagai berikut:
Amsterdam’s goal is to achieve a 55% reduction in emissions by 2030, and a 95% reduction of emissions by 2050.
-Carbon Neutral Cities Alliance
Institusional
Manusia
Teknologi
RPJMN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SMART CITY (roadmap smart city Indonesia)
Memuat:
SDG’s, 6 urusan wajib pelayanan dasar, dan urusan penunjang daya saing daerah
Standar Nasional Indonesia (SNI)
RPJMD
Rencana Induk Smart City Daerah (roadmap smart city)
Amsterdam Transportation Emissions Target
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SMART CITY KEMENTERIAN DALAM NEGERI Source: MALIK, 2020
Kebijakan Pengembangan Smart City di Indonesia diawali oleh konsep Green City - Liveable City. Pencapaian Kota Hijau diinisiasi melalui program P2KH (Program Pengembangan Kota Hijau) Kementerian Pekerjaan Umum. Program tersebut diharapkan dapat mewujudkan kota hijau di Indonesia yang mampu menjaga dan memupuk sumberdaya alam, lingkungan, dan kualitas prasarana kota untuk menjawab isu perubahan iklim melalui tindakan mitigasi dan adaptasi.
Prioritas Pembangunan Smart City
Amsterdam Indonesia
Hal yang menjadi prioritas pembangunan Kota Cerdas Amsterdam terletak pada City Data yang terbuka. Hal inilah membedakan Amsterdam dengan lokasi lain.
Interface Website Gemeente Amsterdam
Source: https://data.amsterdam.nl/ Setiap orang dapat mengakses dan menambahkan data ke koleksi data. City Data
tersedia daring dan mudah dicari, diunduh,
atau ditautkan ke sistem masing-masing perorangan. Data yang disajikan lengkap. Hal tersebut memudahkan pengambil keputusan dan planner menentukan lokasi prioritas pembangunan supaya lebih optimal. Kekurangan adalah perlunya jaminan bahwa data penduduk kota aman dalam City Data, karena keterbukaan informasi bahkan memungkinkan bagi orang di seluruh dunia untuk menggunakan data tersebut. Sedangkan di Indonesia, pembangunan Kota Cerdas diprioritaskan untuk pelaksanaan urusan
wajib pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum-penataan ruang, perumahan rakyat kawasan permukiman, trantiblinmas dan
sosial) (Pasal 12 UU No.23 Tahun 2014), dengan urusan tambahan sesuai daya saing Pemerintah Daerah. Konsep kota cerdas yang dirancang berkesinambungan dan berkembang ditujukan guna:
Membantu dan memudahkan berbagai kegiatan masyarakat.
Mengelola sumber daya yang ada dengan efisien. Memberikan peningkatan pelayanan publik yang menunjang peningkatan kualitas hidup seluruh warga masyarakat.
Hingga dapat mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.
Keseluruhan proses penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaporkan dalam LPPD.
Prioritas Tujuan Pembangunan Smart City Indonesia Source: MALIK, 2020
Namun, dalam penciptaan “smart”, Indonesia lebih banyak berorientasi pada pembuatan aplikasi, dan belum tersedia City Data yang open access. Memang terdapat basis data, sayangnya basis data tersebut masih sulit ditemukan, diunduh, dan ditautkan ke sistem masing-masing perorangan sehingga sifatnya sangat tertutup.
Quick Win Pembangunan Smart City
Amsterdam Indonesia
Hal yang menjadi Quick Win Kota Cerdas Amsterdam adalah, meskipun Big Data telah tersedia, data mikro tetap diutamakan karena sangat membantu dalam hal identifikasi area dan untuk dukungan kegiatan atau tahapan yang lebih lanjut (Harmsen dalam Ernst, 2019). Sedangkan di Indonesia, program Quick Win percepatan pembangunan Kota Cerdas bervariasi, tergantung masing-masing kota. Seperti misalnya, untuk kasus Smart City Manado, terdapat 4 program, antara lain: ● Cerdas Command Center (C3), ● Portal Analisis Data Berbasis Peta (PANADA), ● Pajak Online Terpadu (PONTER), dan ● Manado Siaga 112 (MS112).
Indonesia
● Kota Ambon dikenal dengan wisatanya, maka terdapat aplikasi Ambon Access yang menginformasikan lokasi wisata dan informasi tambahan. ● Kota Depok memiliki program Depok Kota Sehat sebagai sistem pendaftaran online dan sistem antar obat di lingkungan Dinas Kesehatan dan RSUD. Terdapat pula Depok Single Window sebagai portal untuk berbagai bentuk layanan publik. ● Di Jawa, misalnya di Kota Kediri, terdapat aplikasi Pecut yang membantu urusan perizinan, surat keterangan, dan pajak. Terdapat pula Smart Branding berupa Kampung Keren untuk mendorong sektor pariwisata (Rizal, 2019). ● Selain beberapa kota yang disebutkan, masih terdapat banyak Kota Cerdas di Indonesia yang memiliki Quick Win-nya masing-masing sesuai prioritas.
Amsterdam
Dalam penelitian dan proyek yang dilakukan, perubahan ingin diamati dengan baik supaya tujuan inisiasi Kota Cerdas dapat dicapai. Dutch Knowledge Institute (lembaga peneliti publik yang independen, TNO) mengawasi jalannya proyek, memantau, dan mengevaluasi secara menyeluruh. Pemantauan kemajuan dan evaluasi hasil dilakukan secara berkala, berkat kerjasama antara Amsterdam Smart City Foundation dan mitra proyek. Sedangkan di Indonesia, evaluasi implementasi kebijakan Smart City berbeda setiap kota. ● Di Semarang, Smart City dievaluasi melalui pengkajian dokumen dan wawancara dengan triangulasi sumber. ● Di Kabupaten Sleman, evaluasi
dilakukan secara rutin oleh Kemenkominfo dan Dinas Kominfo
Sleman sesuai program Gerakan Menuju 100 Smart City. Diberlakukan manajemen risiko melalui form excel manajemen risiko supaya Pemerintah Daerah dapat melakukan identifikasi dan mitigasi risiko. Selain itu, evaluasi juga dilakukan per dimensi Kota Cerdas dan diwakili oleh pihak yang mengurusi setiap dimensinya (Kusnadi, 2021). ● Menggunakan kertas kerja evaluasi. Terdapat tiga mata analisis yang perlu dilihat, yaitu: 1. Hal yang sudah berjalan dengan baik (what’s works); 2. Hal yang belum berjalan dengan baik (what doesn’t work); dan 3. Inisiatif perbaikan yang perlu dilakukan (what should be improved
MONITORING AND EVALUATION
Activity 1:
Progress monitor dan hasil dievaluasi.
Activity 2: Strategi ditujukan untuk kontinuitas proses review dan peningkatan
Aktivitas Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan Smart City Amsterdam Source: Mora and Bolici, 2017
Pemantauan berfokus dengan melihat perilaku pelanggan dalam menilai efek display energi dan ketika data mereka dijadikan umpan balik, bahkan efek “peer-pressure” juga dianalisis supaya ditemukan cara yang berbeda dalam hal pendekatan pada pelanggan (European Commission, 2011).
Indonesia
Perbandingan Technology Aspects of Smart City Application Amsterdam dengan Indonesia
Berikut adalah perbandingan aspek teknologi antara Amsterdam dan Indonesia dalam mewujudkan Kota Cerdas berbasis teknologi cerdas:
Ketersediaan Infrastruktur TIK
Amsterdam
● Amsterdam memiliki infrastruktur TI. ● Terdapat 578 perusahaan TIK asing di Amsterdam yang menciptakan proyek kolaborasi teknologi dan peningkatan kualitas hidup penduduk kota. ● Program Palapa Ring membangun infrastruktur TIK dan menghubungkan 100% telekomunikasi Kabupaten/Kota. ● Ada PR untuk menghubungkan desa, dengan target 2023 12.548 desa dijangkau sinyal 4G. ● Terdapat gap terkait keberadaan infrastruktur TIK demi mendukung Kota Cerdas (Yusuf, 2021b).
Indonesia
Kualitas Broadband Infrastruktur TIK
Amsterdam
● Pada 2022, Belanda peringkat ke-7 internet global. Download mobile broadband 104.46 Mbps, upload 15.87 Mbps. ● Fixed broadband peringkat 22, download speed 105.45 Mbps dan upload speed 32.25 Mbps. ● Kecepatan internet melebihi rata-rata performance global. Hal ini mendukung teknologi untuk aplikasi Smart City. ● Mobile broadband Indonesia ranking 100 dunia, download 17.96 Mbps dan upload 10.22 Mbps. ● Fixed broadband peringkat 114 dunia, download 21.43 Mbps dan upload 9.88 Mbps.
Gap ini menunjukkan kesiapan kualitas broadband untuk mendukung Smart City Indonesia masih perlu ditingkatkan. Semakin baik kualitas internet, makin mudah penggunaan TIK diterapkan dalam kehidupan.
Netherlands Median Speeds April 2022
Sumber: speedtest.net
Indonesia
Indonesia Median Speeds April 2022
Sumber: speedtest.net
Keterjangkauan Teknologi
Amsterdam
● Berdasarkan Asosiasi Konsumen Belanda dan Belgia, harga internet Belanda terus meningkat, kedua tertinggi di Benua Eropa. ● Rata-rata harga paket internet Belanda adalah 42 euro (sekitar Rp 656.322), sedangkan untuk Prancis 27 euro, Inggris 37 euro, Belgia 48 euro, dan Portugal 26 euro. ● Dikhawatirkan pelanggan mengeluarkan nominal besar untuk menjangkau biaya internet, karena tidak bisa dihindari internet adalah kebutuhan yang sejalan dengan teknologi. ● Masalah lain adalah sedikitnya kompetisi dari penyedia internet dan jaringan (Seveno, 2021)
Penggunaan TIK
Amsterdam
● Amsterdam menggunakan TIK pada berbagai bidang kehidupan sehari-hari penduduk kota. ● Hal tersebut menjadikan Kota Amsterdam sebagai pusat transportasi data terbesar di dunia. ● Penggunaan TIK yang sedemikian rupa menjadikan Amsterdam sebagai tempat terbaik untuk tinggal dan bekerja di Eropa. ● Penggunaan TIK masih berbasis proyek-proyek kecil. ● Berdasarkan data BPS, IP-TIK sub indeks penggunaan TIK mencapai 5.34/10 pada 2020.
Semakin tinggi nilai indeks, penggunaan TIK semakin baik. ● Angka ini meningkat dibandingkan 2019, sebesar 4.85. Sub indeks penggunaan diukur dari persentase individu pengguna dan pelanggan fixed/mobile broadband internet per 100 penduduk. ● Angka tersebut menunjukkan penggunaan TIK yang optimal masih jauh dari harapan.
What Makes Amsterdam Different
Sumber: Macpherson, 2017
Indonesia
● Berdasarkan Katadata Insight Center (KIC) dan
Kominfo 2021, rata-rata akses internet
individu per bulan di Indonesia berkisar
pada Rp 50.000-Rp 100.000 (62%). ● 1.9% responden mengeluarkan biaya tertinggi sebesar Rp 300.000-Rp 500.000 per bulan (Annur & Mutia, 2022). ● Penyedia layanan internet di Indonesia beragam dengan harga yang berbeda-beda pula, sehingga masyarakat memiliki pilihan. ● Data ini menunjukkan gap harga dan kemampuan finansial untuk mengakses TIK. ● Ada kualitas kecepatan dan teknologi yang lebih baik yang disajikan oleh penyedia layanan dengan harga yang lebih tinggi.
Indonesia
Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia 2019–2020
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS, 2021
Kapabilitas Penggunaan TIK
Amsterdam
● Amsterdam memiliki konsentrasi besar terhadap akses keahlian TIK, dimana 250.000 orang merupakan tenaga kerja TIK. Sekitar 55%-nya merupakan sarjana dan magister. ● Keberadaan empat universitas membantu keaktifan di bidang penelitian dan pengembangan TIK.
● Hal ini menjadikan orang-orang Belanda semakin terdepan dalam hal revolusi digital. ● TIK bahkan diterapkan dalam hal asuransi dan keuangan perbankan. Kualitas hidup yang sangat memadai terus menarik bakat dan keahlian ke kota tersebut. ● Berdasarkan BPS, IP-TIK di Indonesia pada sub indeks keahlian TIK mencapai 5.92/10 pada 2020. Semakin tinggi indeks, keahlian
TIK semakin baik. ● Angka ini meningkat dibandingkan 2019, sebesar 5.84. Sub indeks keahlian diukur dari lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas dan APK sekunder (SMP-SMA) dan tersier (D1-S1). ● Sub indeks keahlian hanya menyumbang 21.11% terhadap IP-TIK Indonesia. Akses dan infrastruktur berkontribusi sebesar 40.61% dan penggunaan 38.28%.
Hal ini menunjukkan infrastruktur TIK saat ini belum diimbangi dengan keahlian/kapabilitas penggunaan TIK oleh masyarakat. Hal ini merupakan tantangan kesiapan dan masa depan pembangunan TIK di Indonesia (BPS, 2021).
View of Amsterdam University
Sumber: IStock, 2019
Integrasi Layanan dengan TIK
Amsterdam
● Amsterdam memiliki 3 fokus pengembangan
Kota Cerdas, yaitu mobilitas, energi, dan
kota sirkuler.
● Proyek energi atlas: data-data energi penduduk pada basis data, dipetakan untuk melihat prioritas proyek berkelanjutan dan optimalisasi sumber daya. ● Mokum Mariteam: kanal sebagai pengangkut barang, mengurangi transportasi darat dan kanal sebagai selain rekreasi. Teknologi diintegrasikan pada energi listrik operasi kapal kargo, sehingga tidak ada bahan bakar fosil dan dampak emisi yang dihasilkan. ● Indonesia mengupayakan platform Satu Data
Indonesia yang mengintegrasikan teknologi dan regulasi untuk menyatukan data-data. ● Tantangan: perlindungan data yang ketat sehingga sulit menciptakan open access data. ● Data terpisah oleh penyedia layanan yang berbeda, sehingga data terduplikasi atau berbeda. Perbedaan aplikasi tidak efisien baik waktu dan biaya (Yusuf, 2021a). ● Perlu harmonisasi yang didukung kemauan instansi untuk diatur dan kebijakan supaya instansi dapat saling berbagi data. ● Indonesia menerapkan teknologi dalam aplikasi tata kelola (e-government), keuangan (e-money), belanja (eshopping), bahkan jasa pemesanan wisata/liburan/reservasi hotel dan restoran.
Indonesia
Kontribusi Subindeks terhadap IP-TIK Indonesia, 2020
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS, 2021
Indonesia
Keamanan Informasi
Amsterdam
● Belanda memiliki hukum General Data
Protection Regulation (GDPR), The Dutch
GDPR Implementation Act (DGIA), dan penggunaan cookie. TA memberlakukan persyaratan sehubungan dengan pemrosesan data pribadi. ● Terdapat Otoritas Perlindungan Data
Belanda (AP) yang menindak penggunaan data pribadi ilegal. ● Sanksi administratif penyalahgunaan informasi adalah berupa denda. Petugas perlindungan data diisyaratkan menjaga kerahasiaan informasi, kecuali jika subjek data setuju untuk dipublikasikan.
The General Data Protection Regulation (GDPR) Stats
Source: Law Listings, 2019
Indonesia
● Indonesia memiliki Peraturan Menteri No. 20
Tahun 2016 tentang Perlindungan Data
Pribadi.
● Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik perlu menyusun peraturan internal untuk perlindungan Data Pribadi untuk menghindari kegagalan perlindungan Data
Pribadi yang dikelola. ● Data Pribadi dalam Sistem Elektronik harus diverifikasi keakuratannya. Lalu data yang disimpan dalam harus dalam bentuk data terenkripsi. ● Pemilik data berhak atas kerahasiaan datanya, mengajukan pengaduan, akses histori data pribadi, dan meminta pemusnahan data dalam sistem elektronik (Yovita, 2016).
Berdasarkan kajian terhadap literatur terkait Sustainable Smart Cities and Society dan Technology Aspects of Smart City Application serta kajian pada pada praktik terbaik Amsterdam, dapat diperoleh beberapa hal yang bisa dipelajari sebagai kunci keberhasilan penerapan Kota Cerdas berbasis teknologi di Amsterdam.
1
Diperlukan kemitraan yang menyesuaikan cakupan proyek dan terbuka pada masukan atau ide baru
Proyek Kota Cerdas Amsterdam melibatkan setidaknya: pemerintah, swasta,
penyedia utilitas, lembaga non pemerintah, lembaga pengetahuan, dan
penduduk. Kemitraan yang terbentuk sangat beragam dan memerlukan dukungan penuh dari peran tiap stakeholder yang terlibat. Kemitraan juga sebaiknya dapat terbuka menerima kerja sama baru supaya terjadi perluasan kemitraan dan berbagai inovasi baru.
3 2
Proyek yang diciptakan perlu fokus dan jelas sehingga dipahami oleh semua kemitraan yang terlibat Keterlibatan berbagai mitra perlu sejalan dalam tujuan,
harapan, visi, misi, dan ambisi dari proyek kerja sama. Hal ini memerlukan evaluasi kepentingan rutin. Fokus kegiatan dalam proyek menjaga keterlibatan pemangku kepentingan selama proyek berlangsung. Selain itu, fokus proyek membantu penyelesaian masalah lebih terarah dan jelas.
Diperlukan adanya kepemimpinan proyek yang berkomitmen Mitra yang terlibat harus mementingkan kepentingan bersama dan
berkomitmen atas kontribusi sumber daya yang sudah disepakati. Mitra yang terlibat memiliki insentif yang jelas sehingga ada rasa saling atas proyek. Dibutuhkan satu mitra sebagai pemimpin, biasanya mereka adalah pemilik proyek yang merasa bertanggung jawab atas keberlangsungan dan hasil proyek, juga ketika terjadi hambatan. Pemimpin proyek menjamin mitra terhubung dalam kepengurusan yang jelas supaya tujuan tercapai.
4
Keterlibatan pengguna adalah unsur yang berkelanjutan
Warga adalah titik fokus untuk pengembangan teknologi kota pintar. Warga perlu terlibat secara resmi dalam kemitraan. Pengguna dibedakan menjadi pengguna aktif (client) sedangkan pengguna pasif adalah orang yang tidak membeli produk, namun terpengaruh. Keterlibatan pengguna tergantung pada jenis dan tujuan dari proyek. Pengguna yang berbeda memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Bahkan, proses melibatkan pengguna adalah bagian kompleks yang memerlukan waktu dan usaha lebih besar daripada persiapan awal untuk proyek.
5
7
Diperlukan pertimbangan dan evaluasi yang tepat untuk menilai proyek
Menentukan nilai proyek membangun komitmen antar mitra ketika bekerja sama dalam mencapai tujuan. Nilai yang dimaksud adalah ekonomi, sosial, dan lingkungan sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan. Proyek yang baik memberikan nilai pada ketiga aspek tersebut. Selain itu, diperlukan pengukuran dampak. Meskipun sulit, pendekatan kualitatif dapat dilakukan. Bahkan ketika proyek gagal, nilai manfaat tetap diperoleh. Misalnya proyek REloadIT yang gagal dielaborasi dalam skala yang lebih besar.
6
Untuk meningkatkan skala proyek, model bisnis adalah kunci keberlanjutan yang nyata
Proyek terkadang bergantung pada pendanaan dan subsidi eksternal, yang pada akhirnya mengupayakan nilai dan pendapatan supaya berlanjut. Mitra yang bekerja sama tentu memikirkan manfaat apa yang bisa diperoleh selain dari hasil proyek itu sendiri. Maka, perlu diciptakan model bisnis agar pembiayaan proyek dapat berkelanjutan.
Teknologi adalah aspek penting, namun yang lebih penting adalah bagaimana dia diintegrasikan
Meskipun teknologi merupakan elemen penting kota cerdas, aspeknya perlu digabungkan dengan kemitraan supaya lebih inovatif. Ketersediaan teknologi bukan hambatan kota cerdas, yang penting adalah apakah akses pengetahuan teknologi bisa diperoleh dan diintegrasikan dalam proyek. Selain itu, data digunakan, dianalisis, dan dibagikan sehingga dipersiapkan dengan matang. Privasi dan visualisasi data perlu dipastikan supaya tidak terjadi pelacakan ilegal data individu.
8
Upaya peningkatan terjadi bertingkat dan tidak bisa dilakukan tanpa penyebaran informasi/pengetahuan
Bentuk dari peningkatan skala proyek (upscaling) dapat berupa peluncuran, perluasan, dan replikasi. Potensi peningkatan proyek memang berbeda-beda, tergantung tujuannya. Maka
pertimbangan upscaling perlu dilakukan sejak awal, bukan di
akhir proyek saja. Berbagi pengetahuan dan pengalaman pelaksanaan proyek antar wilayah juga dapat membantu keberhasilan inisiasi proyek-proyek smart city lain.
Adopsi Implementasi Hal yang Dapat Diimplementasikan
Smart City Conference Sumber: Smart City SEE, 2022
Adanya fase komunikasi dalam tahapan pengembangan Smart City
Pada Kota Amsterdam terdapat konferensi sebagai acara berkala yang membahas Smart City, terutama untuk menyebarkan pengetahuan dan mempromosikan proyek/program yang terbaru. Dalam konferensi, dijelaskan fitur- fitur strategi Smart City Amsterdam secara mendalam, tujuan, prioritas tindakan, prinsip-prinsip strategis, strategi keuangan, perencanaan kegiatan, pemangku kepentingan, dan hasil yang dicapai dengan proyek. Komunikasi di sisi lain juga untuk "mendapatkan publisitas gratis" dan mendorong penciptaan aliansi baru (Brinkman 2011). Yayasan Kota Cerdas Amsterdam, memang, telah berpartisipasi dalam lebih dari 50 konferensi nasional dan internasional.
Smart Apps Sumber: Smart City SEE, 2022
Kemkominfo RI Sumber: Kemkominfo RI, 2021
Peluang
Tahap komunikasi berpeluang diterapkan di Indonesia karena: 1. Pengetahuan masyarakat Indonesia sebagai Smart People dinilai masih kurang sehingga komunikasi akan mencerdaskan mereka. Hal ini disebabkan pula oleh belum meratanya akses TIK. 2. Embrio berupa kesadaran dan kapabilitas penggunaan TIK meski masih oleh sebagian kota-kota. 3. Dukungan program dan kebijakan Smart City dari pemerintah. 4. Indonesia sudah terhubung dengan berbagai aplikasi dan platform global yang dapat menghubungkan dan menjadi wadah penyebarluasan informasi.
Tantangan
1. Karakteristik masyarakat Indonesia yang beragam dan masih berkebudayaan sehingga perlu penyesuaian tentang cara komunikasi. 2. Perlunya pemerataan jaringan telekomunikasi untuk mendukung TIK bagi seluruh masyarakat. 3. Perlu effort berupa tenaga, waktu, juga budget untuk memastikan keberlanjutan fase ini.
Model Pendekatan Holistik Quadruple Helix
Model ini merupakan penggambaran kolaborasi pemerintah, bisnis, universitas, lembaga penelitian, warga negara untuk menciptakan kota cerdas. Jadi, terdapat inovasi teknologi dan sosial dihasilkan dari kerja sama dan sinergi antara empat kelompok pemangku kepentingan: administrasi, bisnis, sains
dan penduduk.
Tujuan utama sinergi:
untuk meningkatkan kualitas hidup warga dalam berbagai dimensi, baik dalam fungsi individu maupun sosial-profesional mereka.
Peluang
1. Banyaknya universitas di Indonesia dapat menjadi embrio lahirnya peneliti dan ide-ide inovasi baru yang relevan untuk pengembangan Kota Cerdas berbasis teknologi. 2. Sistem demokrasi di Indonesia, dimana warga dapat terlibat dalam pembangunan. 3. Kurang signifikannya hasil dapat diarahkan untuk menggunakan model kerja sama baru ini. 4. Keberadaan pihak swasta dapat membantu proyek/program.
Tantangan
1. Perlu diciptakan platform atau wadah yang efektif memastikan kolaborasi benar-benar terjalin. 2. Kecenderungan top down dalam kerja sama. 3. Keterlibatan swasta harus ditingkatkan, entah dengan dukungan kebijakan, insentif, dsb.
City Data sebagai Big Data yang Open Access
Penciptaan city data oleh Amsterdam adalah hal terbaik yang dapat diadopsi oleh Indonesia. Integrasi data satu kota dan teknologi serta akses yang terbuka, adalah kunci keberhasilan kota yang cerdas di Amsterdam.
Peluang
1. Embrio berupa adanya aplikasi-aplikasi yang secara tidak langsung menjadi database data dan informasi penduduk yang dapat dijadikan bahan perencanaan. 2. Dukungan kebijakan keamanan data dan informasi. 3. Keberadaan teknologi.
Tantangan
1. Sistem database tiap aplikasi perlu disatukan, hal ini melibatkan semua penyedia layanan dan kemauan mereka untuk diatur. 2. Adanya kebijakan yang menghambat sharing data oleh setiap penyedia layanan/aplikasi.
Amsterdam Time Machine
Sumber: amsterdamtimemachine.nl, 2022
Amsterdam
Sumber: Smart City Press, 2017
Upaya Peningkatan Infrastruktur TIK Secara Kontinyu
Pemerataan infrastruktur TIK di Indonesia perlu terus diupayakan demi mendukung teknologi dan Gerakan 100 Kota Cerdas Indonesia. Tanpa TIK, tujuan program tersebut akan sulit dicapai. Pemerataan infrastruktur juga dapat melibatkan perusahaan yang sesuai bidang tersebut.
Peluang
1. Kemajuan zaman yang menuntut teknologi dan internet untuk dapat saling terhubung. 2. Dukungan program dari Indonesia, Palapa Ring untuk target pemerataan infrastruktur TIK. 3. Kesadaran akan pentingnya penggunaan teknologi.
Tantangan
1. Indonesia luas, sehingga perlu upaya lebih dari pemerintah untuk memeratakan infrastruktur TIK ke seluruh daerah. 2. Perlunya kapabilitas untuk menggunakan, mengelola, dan memelihara infrastruktur TIK yang ada. 28
Penutup Kesimpulan
Berdasarkan kajian terhadap lokasi KKL yang dipilih, yaitu Amsterdam dari perspektif sustainable smart cities and society dan technology aspects of smart city application, juga setelah dilakukan analisis perbandingan, diperoleh kesimpulan bahwa Amsterdam merupakan praktik yang baik untuk dipelajari oleh Indonesia dalam pembangunan Kota Cerdasnya. Perjalanan panjang Amsterdam dan berbagai proyek yang dihasilkan menunjukkan bahwa Amsterdam telah berhasil menjadikan kotanya cerdas baik dari teknologi dan penduduknya. Dalam praktiknya, proses yang dilakukan antara Amsterdam dan Indonesia tidak jauh berbeda. Amsterdam memiliki 5 fase utama yang terdiri dari starting (tahap persiapan dan kemunculan ide), planning (perencanaan proyek-proyek yang cerdas), pengembangan proyek (implementasi dan realisasi proyek yang direncanakan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk), monitoring dan evaluasi (pemantauan dan penilaian kelayakan proyek), dan komunikasi (penyebarluasan pengetahuan dan informasi, pencerdasan terkait Smart City Amsterdam). Yang menjadi poin penting perbedaan antara Amsterdam dan Indonesia terletak pada aspek teknologinya, dimana Amsterdam banyak mengupayakan proyek cerdas yang mengimplementasikan teknologi, sehingga penduduk secara terus menerus menggunakan teknologi tersebut dalam bentuk yang nyata. Selain itu, kemajuan teknologi dan pendidikan yang dimiliki Amsterdam tentu lebih menjamin bahwa penduduk dapat menggunakan dan menjangkau teknologi tersebut, dalam artian lebih berkapabilitas. Sedangkan di Indonesia, penyediaan infrastruktur TIK sendiri masih dalam proses pemerataan. Hanya kota-kota besar dan kawasan perkotaan saja yang secara nyata merasakan manfaat dari teknologi. Hal ini tentu akan menciptakan gap atau kesenjangan yang besar dalam penciptaan Kota Cerdas. Namun, jika dibandingkan dengan kota seperti Jakarta, penerapan Kota Cerdas dengan teknologi berbeda pada cara yang dilakukan untuk mengintegrasikan teknologi. Amsterdam banyak mengaplikasikan teknologi dalam infrastruktur mereka, terutama dalam hal transportasi seperti mobil listrik, cargo air dengan bahan bakar ramah lingkungan, sistem parkir sepeda, kartu untuk pembayaran transportasi umum, dan masih banyak yang lain. Sedangkan Indonesia mengaplikasikannya lebih kepada bentuk aplikasi yang bisa digunakan dari smartphone saja, seperti aplikasi belanja, pengantrian tiket, pemesanan reservasi, dsb. Hal tersebut tentu bukan hal buruk, namun yang sayangkan adalah fasilitas tersebut hanya bisa diakses oleh penduduk yang tinggal dekat perkotaan dan mampu menjangkau/menggunakan teknologi saja sehingga manfaatnya kurang nyata untuk menjadi solusi dari isu keberlanjutan.Perbedaan lain yang menonjol adalah pada integrasi data. Indonesia dikenal memiliki banyak aplikasi, yang menyebabkan adanya banyak sistem database pula. Berbeda dengan Amsterdam yang berhasil menyatukan seluruh data dari berbagai stakeholder menjadi satu basis data yang bisa digunakan bersama untuk merencanakan pembangunan kota yang lebih berkelanjutan. Sedangkan persamaan dalam konteks teknologi untuk mewujudkan Kota Cerdas dapat ditemukan dalam adanya keinginan untuk berubah dan adanya kebijakan yang bisa dijadikan pedoman untuk mengupayakan pembangunan kota-kota yang cerdas di Indonesia. Bahkan, Indonesia sudah sangat baik dalam memastikan dan menjamin bahwa data-data pribadi penduduk bisa digunakan dengan aman dan tidak disalahgunakan. Hal tersebut menjadi sebuah persamaan dan awal yang baik untuk Indonesia dalam upayanya membangun kota yang lebih berkelanjutan, dengan memanfaatkan teknologi dan data penduduk sebagai modal perencanaan melalui konsep Kota Cerdas yang aman.
Referensi Daftar Pustaka
Annur, C. M., & Mutia, A. (2022, January 20). Berapa Pengeluaran Internet Masyarakat Indonesia Per Bulan? | Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/ 2022/01/20/berapa-pengeluaran-internetma syarakat-indonesia-per-bulan Banerjee, S., & Parrey, A. A. (2017). Gurugram: The making of a sustainable city. In S. Banerjee & A. A. Parrey (Eds.), GURUGRAM: A FRAMEWORK FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT (pp. 7–12). Centre for Science and Environment. https://www.jstor.org/stable/resrep37992.3 BPS. (2021). Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) 2020 (No. 63/08/). Badan Pusat Statistik. Cicea, C., Marinescu, C., & Pintilie, N. (2019). Smart Cities Using Smart Choices for Energy: Integrating Modern Bioenergy In Consumption. Theoretical and Empirical Researches in Urban Management, 14(04), 22–34. City of Amsterdam. (2021). Policy: Urban development - City of Amsterdam. Policy. https://www.amsterdam.nl/en/policy/urbandevelopment/ DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. (2019). Buku III EXECUTIVE SUMMARY MASTERPLAN KOTA CERDAS KOTA DEPOK. Pemerintah Kota Depok. Ernst. (2019, April 29). Five lessons in digital transformation from a smart city | EY - Global. EY Global. https://www.ey.com/en_gl/digital/digital-tran sformation-smart-city-amsterdam European Commission. (2011, April 28). Amsterdam Smart City - Regional Policy - European Commission. https://ec.europa.eu/regional_policy/en/proj ects/best-practices/netherlands/2115 Gowling, A. (2014, February 1). The Netherlands has the fastest internet in Europe | Dutch News. Expat Info News. https://www.iamexpat.nl/expat-info/dutch-e xpat-news/netherlands-has-fastest-interneteurope Graha, I. M. S. (2021). Proses kota Denpasar menuju smart city. Jurnal Litbang Sukowati: Media Penelitian Dan Pengembangan, 4(2), 1-13. Joga, N., Mulyono, Indra Yoga, D. N., & Indrajoga, D. N. (2017). Kota Cerdas Berkelanjutan. PT Gramedia Pustaka Utama. Kuzior, Aleksandra & Kuzior, Paulina. (2020). The Quadruple Helix Model as a Smart City Design Principle. Virtual Economics. 3. 39-57. 10.34021/ve.2020.03.01(2). Macpherson, L. (2017, September 8). 8 Years On, Amsterdam is Still Leading the Way as a Smart City | by Lauren Macpherson | Towards Data Science. Towards Data Science. https://towardsdatascience.com/8- years-on-amsterdam-is-still-leading-the-wa y-as-a-smart-city-79bd91c7ac13 Mora, Luca & Bolici, Roberto. (2017). How to Become a Smart City: Learning from Amsterdam. 10.1007/978-3-319-44899-2_15. Pramesti, D. R., Kasiwi, A. N., & Purnomo, E. P. (2020). Perbandingan Implementasi Smart City di Indonesia: Studi Kasus: Perbandingan Smart People di Kota Surabaya dan Kota Malang. International Journal Of Demos, 2(2), 163-173. Ramaswami, A., Russell, A. G., Culligan, P. J., Rahul, K., & Kumar, S. and E. (2016). Meta Principles for developing smart, sustainable, and healthy cities. Science, 352(6288), 930–943. https://www.jstor.org/stable/24744606 Sutrisno, B., & Akbar, I. (2018). E-partisipasi dalam pembangunan lokal (Studi implementasi smart city di Kota Bandung). Bandung Institute of Technology.Wibowo, H. (2018). MODEL OF ACADEMIC ROLE IN SUPPORTING SMART CITY IMPLEMENTATION IN SERANG CITY. Jurnal Kebijakan Pembangunan Daerah, 2(1), 29-42. https://doi.org/https://doi.org/10.37950/jkp d.v2i1.32 Winden, Willem & Oskam, Inge & Schrama, Wieke & van Dijck, Egbert-Jan & van den Buuse, Daniel. (2016). Organising Smart City Projects: Lessons learned from Amsterdam.
Widiyastuti, I., Nupikso, D., Putra, N. A., & Intanny, V. A. (2021). Smart Sustainable City Framework: Usulan Model Kota Cerdas Yang Berkelanjutan dan Integratif. Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan), 22(1), 13-30. Rizal, A. (2019, November 4). Ini Program Unggulan Quick Win Smart City 25 kota di Indonesia - Semua Halaman - Info Komputer. Berita. https://infokomputer.grid.id/read/121907511/i ni-program-unggulanquick-win-smart-city-25 -kota-di-indonesia?page=all Seveno, V. (2021, August 1). Internet prices in the Netherlands are one of the highest in Europe. Expat Info News. https://www.iamexpat.nl/expat-info/dutch-ex pat-news/internet-prices-netherlands-are-on e-highesteurope Smith, L. (2017). Amsterdam Smart City: A World Leader in Smart City Development. Bee Smart City. https://hub.beesmart.city/city-portraits/smart -city-portrait-amsterdam Syalianda, S. I., & Kusumastuti, R. D. (2021). Implementation of smart city concept: A case of Jakarta Smart City, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 716(1). https://doi.org/https://doi.org/10.1088/17551315/716/1/012128 Yovita. (2016, December 29). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sorotan Media. https://kominfo.go.id/content/detail/8621/ind onesia-sudah-miliki-aturan-soal-perlindungan -datapribadi/0/sorotan_media Yusuf. (2021a, January 14). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Berita Kominfo. https://www.kominfo.go.id/content/detail/320 75/wujudkan-satu-data-indonesia-perlu-integ rasiregulasi/0/berita_satker Yusuf. (2021b, April 7). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Berita Kominfo. https://www.kominfo.go.id/content/detail/337 42/percepat-digitalisasi-daerah-kominfo-perk uatinfrastruktur-tik/0/berita_satke