Presented by: Redaksi Majalah IMAGE 2018
Edisi 3 September - Oktober
.DWG
DWG
Desas-Desus Warta Gunadharma Edisi 3
TITLE TEXT
DWG ini merupakan sebuah dokumentasi visual dari acara-acara yang pernah berlangsung, khususnya di IMA-G. Selamat membaca, readers!
2
Ketua Biro Kominfo Zahra Dhia Imtinan Kepala Redaksi IMAGE Shazkia Aulia Shafira Dewi Tim Penulis Raden Cecylia Permata Khana Kanun Kusumawedana Muhammad Arif Nafsi Ajani Raushanfikra Muhammad Irsyad Alfaridzi
DAFTAR ISI 4 5 6 8 10 11 12 14 15 16 18 21 22
WorGshop 3.0 Huntin-G EPILOGUE Wisuda Oktober HBG NukanG: Sekre Baru! Gaung Bandung 2018: BIT OSAMA: Cisoka Forum PSDA LKO TKIMAI Architalkture Architectour
3
WORGSHOP 3.0:
ADOBE AFTER EFFECT Untuk mewadahi pengembangan hardskill anggotanya, IMA-G menyelenggarakan WorGshop3.0: Adobe After Effect pada Jumat, 24 Agustus 2018 di Ruang 6106 Gedung Arsitektur. Materi WorGshop diberikan oleh Thoriq dan Karin (kru LFM). Kegiatan worGshop 3.0 ini tidak memungut biaya, Massa-G hanya perlu mendaftar dan membawa laptopnya masing-masing. Jika tidak memiliki software Adobe After Effects,
4
peserta worGshop juga tidak perlu khawatir karena panitia memiliki installer program tersebut. WorGshop 3.0 diawali pada pukul 16.00 WIB, serta diikuti oleh 30 Massa-G. Diantara mereka, banyak yang baru pertama kali mencoba program Adobe After Effect. Maka materi diawali dari yang paling dasar yaitu pengenalan Keyframe. Keyframe merupakan kunci utama dari pengaturan gerak animasi dalam After effects. Setelah
peserta mengetahui tools keyframe, peserta belajar membuat bentuk yang dapat bergerak dan berubah ukuran, serta fade in dan fade out tulisan. Pemberian materi diberikan oleh pembicara dengan cara mencontohkan, setelah memaparkan definisi, pembicara menunjukkan contoh video animasi sederhana. Kemudian menjelaskan bagaimana cara membuatnya, kemudian meminta peserta membuat animasi yang serupa. (AR)
HUNTIN-G Pada Sabtu, 18 Agustus 2018, Divisi BKM IMA Gunadharma mengadakan acara HUNTIN-G. Di acara ini, dengan hanya membayar 80k, massa G akan mengikuti acara hunting foto ke Padalarang dan Lembang, khususnya ke Stone Garden Padalarang, Orchid Forest Cikole dan Lereng Anteng. Massa Gunadharma yang ikut bervariasi dari G-16 sampai G-18. Konvoi berangkat pukul 07.00 dengan transport masing2. Sesampainya di Stone Garden, beberapa Massa G yang memiliki kecintaan akan fotografi tersebut sibuk terhanyut dengan kegiatannya mengabadikan Sunrise diantara bebatuan.
Pemberhentian selanjutnya pada sore hari ke Orchid Forest. Massa G menikmati sentuhan cahaya matahari sore diantara tingginya pohon-pohon
pinus yang tinggi sambil mengabadikan tiap momennya. Pemberhentian terakhir di Lereng Anteng, ditutup dengan makan malam. (RCP)
5
EPI LO
GUE Tugas akhir merupakan tugas yang harus diselesaikan setiap mahasiswa untuk menutup jenjang perkuliahan sebelum akhirnya menjadi wisudawan. Tugas akhir mahasiswa arsitektur ITB adalah merancang suatu proyek dengan tipologi pilihan masing-masing. Setiap tahun, Arsitektur ITB bekerja sama dengan IMA-Gunadharma menggelar Epilogue, sebuah ajang pameran yang menampilkan Tugas Akhir wisudawan untuk mengapresiasi kerja keras para wisudawan. Epilogue dilaksanakan pada tanggal 15 – 19 Oktober 2018, bertempat di Galeri Arsitektur ITB. Tema
6
yang diambil oleh Epilogue kali ini ialah tema “Pop of Color”, dan menggunakan color pallete utama berwarna hitam putih dan jingga. Sebanyak 70 karya wisudawan S1 ITB yang dipamerkan terbagi dalam 11 tipologi yakni kultural, tempat hunian/ residensial, komersial, kesehatan, pendidikan, transportasi, mixed use, rekreasi dan olahraga, industrial, eksplorasi bambu, serta religius. Epilogue dibuka dengan sambutan dari perwakilan Program Studi Arsitektur, Bapak Dr.Ing. Ir. Heru Wibowo Poerbo, MURP., ketua Epilogue, Ajibayu Triantoro, serta Ketua Himpunan IMA-Gunadharma, Guntur M.I.M Damanik.
“Warna utama yang dipilih dalam tema Pop of Color adalah Jingga, karena Jingga merepresentasikan Senja, yaitu persembahan terakhir wisudawan sebelum menutup hari, sebelum menutup pendidikannya di ITB”, ungkap Ajibayu saat pembukaan Epilogue. Selama 5 hari digelar, Epilogue berhasil menarik lebih dari 1300 pengunjung, yang terdiri atas mahasiswa ITB, maupun masyarakat umum. Selamat untuk para wisudawan! Semoga sukses selalu, dan tidak akan lupa untuk terus berkarya. (AR)
7
SYUKWIS 8
OKTOBER 2018
Tidak terasa Syukuran Wisuda Oktober 2018 telah berakhir. Walaupun telah berakhir, Event tahunan yang berlangsung selama satu minggu ini masih menyisakan momen-momen berkesan yang dapat dikenang. Seperti biasa, rangkaian acara syukwis di IMA-G dibuka oleh EPILOGUE pada tanggal 15 Oktober 2018. EPILOGUE ini sendiri dilaksanakan di galery gedung Arsitektur, Labtek IXB. EPILOGUE
dibuka selama 5 hari sampai tanggal 19 Oktober dari pukul 09.00 WIB s/d 17.00 WIB. Rangkaian acara syukwis tentunya tidak hanya dilaksanakan pada pagi hari. Setiap malam mulai dari hari Senin, 15 Oktober 2018, sampai dengan hari Rabu, 17 Oktober 2018 diadakan acara Foolish Story. Seperti yang kita semua tau, acara Foolish Story ini bertujuan untuk menceritakan kisahkisah yang menarik
dari kakak-kakak wisudawan kita yang belum pernah diungkapkan didepan publik. Kemudian rangkaian acara Syukwis Oktober IMA-G dilanjutkan pada hari Jumat 19 Oktober 2018. Pada hari itu merupakan hari berlangsungnya sidang kelulusan bagi kakakkakak wisudawan kita. Sidang kelulusan sendiri berakhir pada pukul 12.00 WIB, lalu dilanjutkan dengan Acara Prodi yang dilaksanakan di
Amphiteater gedung Arsitektur pada pukul 14.00 WIB. Pada acara prodi ini diumumkan bahwa 28 orang wisadawan kita lulus dengan predikat cumlaude. Juga diumumkan wisudawan yang mendapatkan penghargaan TA terfavorit berdasarkan jumlah vote terbanyak dalam acara EPILOGUE, yaitu kak Josephine Amalia, dan TA terbaik yang diraih oleh kak Clara Christy Tavis. Keesokan harinya pada
Sabtu, 20 Oktober 2018 kakak-kakak wisudawan diarak dari Saraga menuju ke gedung Arsitektur. Acara arak-arakan berlangsung sangat lancar tanpa hambatan dikarenakan IMA-G mendapatkan urutan pertama. Sesampainya di gedung Arsitektur, acara dilanjutkan dengan pedansah, sebuah acara perang air yang diikuti oleh kakak-kakak wisudawan dan massa g. Kemudian rangkaian acara syukwis IMA-G
ditutup dengan pelantikan kakakkakak wisudawan menjadi anggota Madya. Suasana haru menyelimuti acara pelantikan kakakkakak wisudawan. Isak tangis tak dapat ditahan ketika acara salam-salaman berlangsung. Selamat menempuh hidup baru sebagai sarjana Arsitektur kakakkakakku, semoga kita dapat bertemu lagi dilain kesempatan. (KKK)
9
HBG Sorak meriah massa G memenuhi Amphitheater sebelah Gedung Labtek IXB. Kamis, 30 Agustus 2018 adalah hari ulangtahun Himpunan IMA-Gunadharma yang ke-67. Dalam rangka merayakan hari ulangtahun tersebut, Divisi Kekeluargaan IMA-G mengadakan HBG (Happy Birthday Massa-G). HBG dimulai tepat pukul 17.00 di Amphitheater Arsitektur. HBG kali ini, Divisi Kekeluargaan bekerjasama dengan Divisi Minat dan Bakat, yaitu Cookin-G dan Kunci-G sehingga ada acara Musor (Musik Sore) dan acara masak-masak. Tak lagi, HBG kali ini makin ramai karena dibarengi dengan perayaan 17 Agustusan, sehingga disertai dengan banyak perlombaan. Acara HBG ini pertama
10
diikuti oleh G-18 dan antusiasmenya sangat terlihat. HBG dibuka oleh Ketua Divisi Kekeluargaan, Debora Meciho (G16) dan dilanjuti oleh pembagian kado untuk massa G yang ulang tahunnya periode bulan Mei sampai September. Dimeriahkan oleh penampilan massa G, yaitu Ayyash, Calvin, Boni, Amara, Faza, Prabu, Dimas, Debo, Apri. Selain yang terjadwal, massa G lain yang ingin langsung tampil juga diperbolehkan. Lomba 17 Agustusan yang diadakan ada lomba makan kerupuk menggunakan kaki, makan oreo dari dahi, dan rally games. Acara ditutup dengan kebanggaan Massa G telah menjadi bagian dari IMA-Gunadharma. (RCP)
NUKAN-G X BEDAH RUMAH
September kemarin, Divisi DRT bersama Divisi Karsa kembali berkolaborasi dalam kegiatan Nukan-G X Bedah Rumah. Kegiatan Nukan-G X Bedah Rumah ini bertujuan untuk mempercantik dan memperindah sekre kita tercinta. Dalam kegiatan ini, mading kominfo yang berada dikolom frame nya telah diganti dengan pvc agar lebih kuat dan tahan lama. Bahkan sekarang terdapat penambahan mading, yaitu mading DRT, yang dimana konten dari mading tersebut nantinya akan diisi oleh divisi-divisi pada bidang internal. Selain penambahan mading, kegiatan ini juga menciptakan sebuah rak khusus
untuk bahan maket sisa yang mau kalian sumbangkan lho. Bahan maket yang terdapat dalam rak ini nantinya dapat bebas dipakai oleh siapa saja secara cumacuma, alias gratis. Juga sekarang sekre kita sudah menjadi coworkin-G place yang lebih mantap dari sebelumnya karena sekarang setiap dua meja kayu yang berada diluar sekre sudah ditambahkan colokan listrik, jadi kalian udah gaperlu bingung lagi kalau mau nge-charge gadget kalian masingmasing. Semoga dengan perubahanperubahan yang dilakukan pada sekre kita tercinta dapat menarik minat masa G untuk lebih sering berkunjung ke sekre. (KKK)
11
BANDUNG
INCLUSIVE TRIP
Sabtu, 22 September merupakan hari berlangsungnya Pre Event Gaung Bandung 2018 bernama Bandung Inclusive Trip (BIT). Bandung Inclusive Trip yang diketuai oleh Nurul Azizah Hatami (G-16) merupakan acara yang mengajak mahasiswa dan praktisi di bidang arsitektur dan keilmuan terkait serta masyarakat umum untuk mengunjungi ruang-ruang publik sambil berinteraksi dengan masyarakat tereksklusifkan (wanita, manula, dan difabel) dipandu oleh seorang aktivis dalam bidang inklusivitas dan berdiskusi dengan ahli-ahli di bidang
12
arsitektur. Para peserta ditantang untuk peka terhadap permasalahan inklusivitas pada ruang publik tersebut sehingga mencoba berpikir secara kreatif untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut berupa desain arsitektural dalam bentuk lokakarya yang dipandu oleh seorang narasumber yang berlatar belakang arsitek. Karya terbaik nantinya akan diwujudkan dalam bentuk prototipe dan diuji coba pada acara Pameran Tanpa Batas. Dibuka pada pukul 08.00 pagi hari di Selasar depan Kantor
Walikota oleh MC; Deva (G-18) dan Laras (G-18). Acara pertama merupakan Bincang 1 berupa talkshow mengenai desain inklusif dari perspektif masyarakat tereksklusifkan. Bincang 1 ini diisi oleh narasumber Norman Yulian selaku Ketua DPP PPDI Jawa Barat dan Rachmita Maun Harahap selaku Dosen UMB dan Praktisi Desain Universal yang dimoderatori oleh Gita Nofieka dari Strategic Partnership Tune Map. Dilanjutkan dengan sesi survey kelayakan desain universal pada fasilitas jalan para pengguna difabel
di sekitar taman Balaikota. Survey dilakukan dengan membagi kelompok dengan masing-masing kelompok didampingi dengan difabel dari Teman Tanpa Batas dan BiLic. Setelah berkeliling Taman Balaikota, survey dilanjutkan ke Taman Inklusi dan Taman Maluku. FGD diadakan di Saparua yang membahas hasil survey tiap kelompok. Setelah istirahat makan siang, acara dilanjutkan dengan Bincang 2 di Saparua yang membahas desain universal pada aspek desain. Diisi oleh narasumber Rachmita
Maun Harahap bersama Agus Soeriaatmadja selaku Dosen Unpar dan Arsitek Praktisi dimoderatori oleh Gita Nofieka. Lokakarya didampingi oleh 1 Fasilitator untuk tiap kelompok. Fasilitator menjelaskan terlebih dahulu TOR Lokakarya, kemudian kelompok bersamasama mencari permasalahan dan solusi yang dituangkan ke dalam lingkup desain. Setelah karya dikumpulkan, juri, Agus Soeriaatmadja, beserta para fasilitator berunding untuk menentukan lima karya terbaik yang akan dipresentasikan.
Setelah kelompokkelompok terbaik mempresentasikan hasil karyanya, juri dan fasilitator kembali berunding untuk menentukan pemenang dari Lokakarya BIT. Hasil karya terbaik dimenangkan oleh Kelompok yang diwakilkan oleh Dini (G-12) menerima hadiah sebesar Rp. 500.000,00. Juara 2 menerima hadiah sebesar Rp. 300.00,00, sedangkan juara 3 menerima hadiah sebesar Rp. 250.000,00. Setelah pengumuman pemenang, acara Pre Event Gaung Bandung 2018: BIT ditutup oleh Juri dengan wajah ceria dari tiap peserta. (RCP)
13
OSAMA: CISOKA 14
Ada yang tahu ada apa di 28 Agustus 2018 kemarin? Yup benar sekali ada kegiatan OSAMA yang ditunggu-tunggu. Kali ini OSAMA membahas pemberdayaan masyarakat di Cisoka sekaligus mengenalkan desa Cisoka kepada G-18. Acara dimulai seperti pada OSAMA sebelumnya yakni pukul 17:30. Berbeda dengan OSAMA sebelumnya yang cenderung menjadi kegiatan terbuka dengan kedatangan mahasiswa UNPAR, OSAMA kali ini hanya mengfokuskan untuk internal IMA-G saja. Narasumber yang didatangkan untuk topik pembahasan kali ini tidak lain dan tidak bukan yakni Galuh Kriswantoro G-15 yang pernah menjabat selaku ketua divisi pengabdian masyarakat pada kepengurusan IMA-G 2017/2018. Karena topik pembahasan yang bersifat internal ini maka OSAMA kali ini lebih kepada pemaparan kondisi dari desa Cisoka itu sendiri dan keberlangsungannya
selama ini. Hal lain yang juga dibahas yakni hal positif dan negatif dari keberlangsungan tersebut. Selain pemaparan kepada massa-g, OSAMA juga menarik aspirasi dan saran-saran dari massa-g yang datang sehingga dapat mengurangi perihal negatif dalam keberlangsungan pemberdayaan
masyarakat di desa Cisoka ini. Kegiatan berakhir sekitar pukul 19.15, beberapa menit setelah azan Isya berkumandang, dengan kesimpulan agar kegiatan pemberdayaan desa Cisoka ini dapat terus berlangsung pada tahun-tahun selanjutnya. (MAN)
FORUM PSDA
Forum Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) adalah sebuah program kerja yang dilaksanakan oleh Biro PSDA Badan Pengurus (BP) IMA-G periode 2018/2019. Forum ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Agustus 2018, pukul 19.00 WIB di studio lantai 5 dan merupakan forum pertama yang diikuti oleh G-18 usai perubahan statusnya dari anggota mula ke anggota bina.. Forum ini dipimpin oleh
Christopher Toby, G-16, selaku Kepala Divisi Manajemen Pengembangan BP IMA-G periode ini. Dalam forum ini, Toby menjelaskan hal-hal terkait sistem kaderisasi aktif yang ada di IMA-G, di mana
massa G diharapkan untuk memiliki perannya masing-masing dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh berbagai aspek internal yang ada di IMA-G; baik itu BP, Badan Perwakilan Anggota (BPA), maupun Tim Senator. Selain itu, hal-hal terkait kepanitiaan syukuran wisuda, Gaung Bandung, tim pemilu dan GBHP, dan nilai-nilai BP juga dibahas dalam forum ini. (IA)
15
LKO: LATIHAN Yuk mampir bentar di pojok LKO, yap LKO. Jadi LKO itu sebenarnya apa?, LKO tidak lain dan tidak bukan yakni Latihan Kepemimpinan Organisasi. Kapan diadakannya?, LKO diadakan 3 kali mulai dari tanggal 1 September 2018 kemarin sampai tanggal 5 September 2018. LKO kali ini sekaligus menjadi PBB bagi G-17 karena lebih kurang sudah satu tahun berada di IMA-G. Pada LKO pertama yang dimulai pukul 7.00 diberikan pemaparan tentang hak serta kewajiban dari anggota biasa oleh beberapa badan pengurus yang kemudian dilanjutkan dengan pemaparan
16
N KEPEMIMPINAN ORGANISASI materi oleh narasumber yakni Kak Bohok, buat yg belum kenal kak Bohok, jadi kak Bohok ini lulusan ITB dengan jurusan planologi. LKO pertama ini berakhir lebih kurang pada jam 11.00 dengan tambahan pemberikan beberapa tugas untuk G-17 guna memenuhi kriteria persyaratan. Di pertemuan kedua LKO pada tanggal 3 September 2018, yang dilaksanakan dimalam harinya setelah melaksanakan shalat maghrib. Sesi pertama LKO ini yakni masih membahas tentang perihal tanggung jawab dan kepemimpinan dengan mendatangkan narasumber kak Atika yang pernah menjabat sebagai ketua
himpunan IMA-G. Selain pemaparan dari narasumber, G-17 juga diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan. Setelah berlangsungnya sesi pemaparan materi ini LKO dilanjutkan dengan tugas perencanaan suatu organisasi kedepannya, G-17 dibagi menjadi 3 kelompok besar yang kemudian mereka harus membuat sebuah organisasi yang akan beroperasi dalam waktu dengan beserta dengan kepanitiaan dan sekaga rincian yang dibutuhkan. Nah, abis itu kembali ada pemaparan dari panitia berupa langkah-langkah
dalam memahami dan menyelesaikan masalah. Pada pertemuan LKO yang ketiga pada tanggal 5 September 2018 sekaligus menjadi pertemuan LKO terakhir yang wajib diikuti oleh G-17 yang ingin melanjutkan jenjangnya ketahap bina, pertemuan terakhir ini sekaligus menjadi pertemuan dimana G-17 yang datang dan memenuhi kriteria dan persyaratan untuk dapat lanjut sebagai anggota bina dilantik. (MAN)
17
TKIMAI GOES TO PALU
Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Indonesia atau yang disingkat dengan TKI MAI merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh seluruh mahasiswa arsitektur di Indonesia setiap tahunnya dan IMA-G mewakili arsitektur ITB pada kegiatan ini. TKI MAI ke 34 ini mengambil tema Arsitektur Nusantara karena seperti yang kita tahu tidak ada yang namanya arsitektur Indonesia karena arsitektur di Indonesia itu sendiri sangatlah beragam dan bermacam-macam. Jika tahun lalu TKI MAI yang ke 33 mengambil tempat
18
di Jakarta, pada tahun ini kita akan sedikit terbang jauh ke daerah di utara Indonesia yakni Sulawesi. TKI MAI 34 kali ini berlangsung dari tanggal 25 Agustus sampai dengan 4 September 2018. Siapa saja yang mewakili IMA-G pada kegiatan ini?, terdapat empat orang yang mewakili kegiatan kali ini yakni Dekav G-16, Fara G-16, Vinsen G-16 dan Sasqi G-16. Pada hari pertama yang merupakan hari keberangkatan empat orang yang mewakili IMA-G tadi beserta mahasiswa lainnya dari FIMA JABAR berangkat
dari Bandung menuju Sulawesi tepatnya ke kota Palu. Sesampainya di Palu para peserta TKI MAI ke 34 kali ini diberikan pengarahan dan petunjuk tentang apa saja yang akan dilakukan setelahnya. Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok besar dengan tugasnya masingmasing yakni studi ekskursi, pengabdian masyarakat dan juga workshop yang dilakukan di tiga tempat yang berbeda namun masih berada di dekat kota Palu. Nah, kita intip masingmasing kegiatan yang dilaksanakan,
yang pertama adalah studi ekskursi. Para peserta studi ekskursi melakukan perjalanan ke sebuah desa di Lore tengah, Poso, yang bernama desa doda. Sesampainya para peserta di tempat ini mereka langsung disambut dengan tarian khas daerah suku tambi yakni goyang dero dan beberapa seserahan. Setelah disambut oleh warga suku tambi, esoknya para peserta TKI MAI melihat dan menambah pengetahuan mereka mengenai arsitektur yang ada di desa ini dengan pergi ke rumah-rumah adat
suku tambi yang berada disekitar kampung. Bentuk rumah adat disini sangatlah unik yakni berbentuk panggung yang terbuat dari beberapa jenis kayu yang disusun bersilangan, kayu yang berada paling bawah memiliki ukuran yang besar untuk menompang bebanbeban dan gaya berat diatasnya. Rumah Adat ini diberipenutup atap sekaligus dinding dari dari bahan sirap yang berbentuk limas. Sambungansambungan pada struktur di rumah adat ini hanya berupa substraksi dan tali
sebagai pengikat antara kayu dengan kayu lainnya. Beberapa hari kemudian setelah meneliti dan memahami arsitektur dari rumah adat suku Tambi ini, para peserta studi ekskursi diajak untuk berkeliling dan melihat-lihat peninggalan sejarah di Lembah Besoa. Peninggalan yang terdapat di Lembah Besoa ini berupa situs Megalitikum yakni berupa patung-patung dari batu yang tidak diketahui pembuatnya. Beberapa patung batu disini ada yang berbentuk seperti mangkuk, kuali ,
19
manusia, monyet yang tehampar dibentangan lembah Besoa ini. Sebelum meninggalkan desa doda ini para peserta meninggalkan maket rumah adat yang diletakkan didesa sebagai kenangkenangan dari peserta TKI MAI ke 34. Untuk Pengabdian masyarakat, peserta yang mendapatkan tugas ini dituntut untuk dapat berenang karena mereka akan dimobilisasi ke sebuah pulau yang memakan perjalanan 16 jam dari kota Palu. Terdapat beberapa tugas diantaranya Pelestarian terumbu karang
20
yang dilakukan oleh Vinsen G-16. Meski kegiatan pengabdian masyarakat di pulau ini tidak terlalu berhubungan dengan arstiektur tetapi itu termasuk kedalam rangkaian kegiatan pada TKI MAI kali ini. Pembagian tugas terakhir yakni Workshop kesebuah pulau yang berbeda dari pengabdian masyarakat dengan output majalah ataupun bulletin tentang daerah disana. Serangkaian kegiatan TKI MAI ke 34 ini berakhir dengan dikumpulkannya seluruh peserta
kembali di kota Palu sekaligus menjadi hari kepulangan untuk semua peserta. Diharapkan dengan adanya TKI MAI ke 34 kali ini dapat menambah pengetahuan dari para peserta tentang bagaimana luasnya arsitektur di Indonesia dan segala keberagamannya. Sampai jumpa di TKI MAI ke 35. (MAN)
ARCHITALKTURE Architalkture 2.0 adalah suatu kegiatan yang diadakan oleh divisi Diskusi Massa Badan Pengurus IMA Gunadharma periode 2018/2019. Architalkture 2.0 diadakan pada hari Jumat, 5 Oktober 2018 pukul 14.00 s.d. 16.00 di ruang 6101. Architalkture 2.0 kali ini bertemakan “Alternatif Keprofesian dan Implementasi Keterampilan dari Perhimpunan di Dunia Kerja�. Terdapat lima alumni Arsitektur ITB, yang juga merupakan massa G, yang diundang untuk menjadi pembicara, yaitu Wildan Nurmana
(G-04), Adam Nurilman (G-12), Reza Ambadi (G-10), Ridwan Fauzi (G-10), dan Achmad Syaiful (G-02). Wildan Nurmana, yang dulunya adalah seorang Ketua IMA-G, berprofesi sebagai seorang arsitek di SAB Indonesia. Pembicara selanjutnya adalah Adam Nurilman, ketua IMA-G pada zamannya, merupakan seorang Wakil Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenpar. Sementara itu, Reza Ambardi, yang merupakan dulunya merupakan seorang Kabid Internal, memilih untuk lebih
berfokus kepada ilmu perencanaan dengan menjadi seorang urban designer di CPG Consultants PTE LTD Singapore. Serupa dengan pembicara sebelumnya, Achmad Syaiful, yang dulunya adalah Sekretaris Umum, juga berprofesi sebagai urban designer; selain itu, beliau juga berprofesi sebagai community facilitator dan dosen ITB. Yang terakhir adalah Ridwan Fauzi, massa G yang menjabat sebagai Kabid Kominfo dulunya. Beliau adalah seorang arsitek di East 9 Architects and Planner Singapore. (IA)
21
ARCHI TEC
TOUR
Pada hari Sabtu tanggal 8 September 2018 kemarin kembali diadakan acara Architectour oleh divisi Keliprof. Kali ini Architectour mengunjungi biro yang dimiliki oleh bapak Tan Tiek Lam. Sebelum mengunjungi biro tersebut, kami diajak berkunjung ke sebuah proyek rumah yang didesain oleh Tan Tiek Lam di daerah Ciburial. Proyek rumah ini bisa dibilang sangat menarik karena terletak
pada lahan yang sangat curam. Sangat banyak ilmu yang kami dapat ketika mengunjungi proyek rumah ini, mulai dari material yang digunakan, penyelesaian pertemuan antara dua material, dan lain-lain. Setelah puas mengamati proyek rumah tersebut, kami langsung berangkat menuju kantor biro arsitektur yang dimiliki oleh Tan Tik Lam. Disana kami bertemu langsung
dengan bapak Tan Tik Lam. Beliau banyak sekali menceritakan tantangan yang harus dihadapi oleh seorang arsitek dan juga kiatkiat dalam mendesain. (KKK)
SARVAABHYUDAYA