4 minute read

PROFIL

Next Article
CURHAT

CURHAT

repro Internet

Pelatihan batik di Desa Kidal pada tahun 2021

Advertisement

K

Pelatihan Batik Jurusan Sejarah UM Berdayakan Desa Kidal

abupaten Malang merupakan wilayah yang cukup penting pada masa Hindu-Buddha, sehingga banyak jejak sejarah yang tertinggal di dalamnya. Desa Kidal termasuk salah satu desa di Kabupaten Malang yang memiliki situs peninggalan sejarah pada masa itu. Kekayaan peninggalan sejarah di wilayah ini sebenarnya telah banyak dimanfaatkan sebagai ikon pariwisata sejarah, seperti Candi Singosari, Candi Sumberawan, Candi Jago, dan lain sebagainya. Namun, pemanfaatan ini hanya sebatas pada kunjungan fisik yang dilakukan oleh siswa, masyarakat lokal, dan sesekali wisatawan asing.

Sementara itu, masyarakat Desa Kidal mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak dengan penghasilan yang tidak menentu. Pekerjaan tersebut biasa dikerjakan oleh kaum laki-laki, sehingga kaum perempuan di desa ini sebagian besar tidak bekerja dan tidak banyak berkontribusi dalam perekonomian keluarga.

“Sebelumnya, banyak warga Desa Kidal yang bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak pasti,” ujar Ulfa, Sekretaris Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang (UM). Padahal, lanjut Ulfa, wilayah di Desa Kidal sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah wisata. “Itu menjadi alasan dari tim dosen Sejarah mencoba mengembangkannya,” tuturnya.

Melihat keadaan tersebut, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang berinisiatif untuk mengadakan program pengabdian kepada masyarakat Desa Kidal. Program pengabdian ini dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan batik dengan motif relief yang ada di Candi Kidal. Hal tersebut dinilai dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan memanfaatkan potensi historis yang dimiliki Desa Kidal.

Program pelatihan batik ini merupakan program unggulan dari Jurusan Sejarah FIS UM yang diselenggarakan oleh tim Jurusan Sejarah, meliputi dosen Jurusan Sejarah, mahasiswa, alumni dari bidang Pendidikan maupun Ilmu Sejarah, serta arkeolog dari Jurusan Sejarah. Demi kelancaran dari kegiatan ini, tim Jurusan Sejarah juga bekerja sama dengan ahli batik dari Jurusan Seni Rupa UM dan pengusaha batik di daerah Malang. Sementara itu, pihak yang terlibat dari Desa Kidal di antaranya para perangkat desa, pemuka agama Hindu, dan perwakilan dari masyarakat.

Pelatihan batik ini mulai diadakan sejak tahun 2017 dan kemudian diagendakan menjadi program tahunan dari Jurusan Sejarah UM. Metode atau tahapan yang dilakukan pada kegiatan ini terdiri dari observasi, eksplorasi ide, perancangan, dan perwujudan karya. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung berbagai relief yang ada di Candi Kidal. Pada tahun 2017, fokus pada tahapan observasi adalah ornamentasi relief Garudeya, makhluk mitologi dalam agama Hindu yang merupakan wahana atau kendaraan Dewa Wisnu. Sementara pada tahun 2018, tahap observasi berfokus pada ornamentasi relief medalion, bunga, dan sulur.

Setelah melalui tahap observasi, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah eksplorasi. Eksplorasi ide dilakukan dengan cara mencermati relief yang dihasilkan dari tahap observasi. Relief yang dipilih adalah relief yang memiliki bentuk yang bagus dan kondisinya masih terbaca. Tahap berikutnya adalah membahas relief-relief tersebut dalam FGD (Focus Group Discussion) yang melibatkan arkeolog, pemangku adat, pemuka masyarakat, pemerintah Desa Kidal, serta para warga yang merupakan pengrajin batik. Hasil dari kegiatan FGD kemudian dituangkan dalam bentuk rancangan yang lebih baik. Pada tahun 2017,

kegiatan ini menghasilkan lima motif dari kegiatan FGD yang telah disepakati oleh berbagai pihak. Motif-motif tersebut di antaranya adalah Garudeya, Ayam Jago, Pelipit Kakak Tua, Tumpal, dan Lidah Api. Kemudian pada tahun 2018, kegiatan ini menghasilkan motif Padma Kidal, Sulur Padma Kidal, Medalion Wisnu Kencana, Singhapadma Kidal Kiri, Medalion Kidal, dan Singhapadma Kidal Kanan.

Tahap selanjutnya adalah perancangan yang dilakukan dengan menuangkan gambar relief ke dalam bentuk sketsa dua dimensi. Sketsa tersebut tidak sama persis dengan relief karena ada bagian yang distilasi, dihilangkan, ataupun ditambahkan. Hal ini dilakukan agar mendapatkan sketsa motif yang indah. Sketsa yang dihasilkan kemudian diserahkan kepada pengrajin untuk dibuatkan canting cap dari bahan tembaga. Canting cap tersebut digunakan untuk mewujudkan karya dalam bentuk batik.

Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah perwujudan karya. Langkah ini merupakan proses pembuatan kain batik dengan menerapkan desain motif dari hasil perancangan. Pada tahap ini, masyarakat Desa Kidal mulai melakukan praktik pembuatan batik pada media kain. Proses perwujudan karya diawali dengan penyediaan bahan dan alat, lalu dilanjutkan dengan proses pembuatan kain batik. Prosesnya dikerjakan dengan menggunakan teknik batik cap dan pewarnaan celup.

Proses pembuatan batik ini bertempat di Balai Desa Kidal dan diikuti oleh ibu-ibu PKK, anggota Koperasi Wanita (Kopwan) Melati, dan Karang Taruna Garudeya. Kegiatan ini diawali dengan menempelkan lilin pada kain menggunakan canting cap. Selanjutnya, kain yang telah dicap akan dicelupkan ke dalam pewarna dan waterglass. Kain itu kemudian dimasukkan ke dalam kresek dan didiamkan selama tiga jam. Setelah itu, kain dilorod, dicuci, dan dijemur. Kain yang telah kering kemudian disetrika dan siap untuk diperjualbelikan. Akan tetapi, tidak sedikit penduduk yang menjadikan kain tersebut sebagai produk yang siap pakai, seperti tas, baju, tempat tisu, dan sebagainya. Produk-produk inilah yang menjadi merchandise dari batik khas Desa Kidal.

Pada tahun 2021, pelatihan batik kembali dilakukan dengan inovasi baru, yaitu dengan mendesain kembali atau re-design motif batik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil penjualan merchandise. Dalam pemilihan motif dan pembuatan batik tahun ini, tim Jurusan Sejarah FIS UM berkolaborasi dengan dosen Jurusan Seni Rupa UM, Ibu Lisa Sedyawati, S.Pd., M.Pd. serta dengan perusahaan batik yang ada di Malang, Soendari Batik and Art. Elsya

Merchandise berupa tote bag

Beberapa motif yang dihasilkan dari pelatihan yang dilakukan pada tahun 2018

This article is from: