th.XIII/21 Agustus 2015
88
Unika Soegijapranata
edisi elektronik
“Ugahari-Mandiri” Sederhana dan Mandiri Selama tiga hari (12-14 Agustus 2015) Universitas Katolik Soegijapranata akan menyambut dan mendampingi para mahasiswa baru angkatan 2015 dengan Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB) 2015 dari berbagai Program Studi, mereka akan mengikuti kegiatan yang ditujukan untuk mengenal Unika Soegijapranata dan program studi yang dipilih. Mahasiswa baru juga akan diajak memahami proses perkuliahan di universitas yang berbeda dengan saat di sekolah menengah.
baru dari kekerasan serta perpeloncoan. Selain telah diselenggarakan pelatihan untuk mendorong panitia Fakultas mendesain aktivitas yang simpatik, selama pelaksanaan PTMB juga diadakan lomba bagi panitia Fakultas yang menyelenggarakan acara PTMB secara kreatif dan informatif. Unika juga menyiapkan hotline pengaduan 24 jam di nomor 0813 90000 132. Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk mengantisipasi terjadinya tekanan kekerasan yang tidak perlu pada masa orientasi mahasiswa baru.
Kegiatan PTMB Unika Soegijapranata setiap tahun selalu dikembangkan searah dengan tema karya yang berganti setiap tahun, yang digali dari nilai-nilai universal yang diperjuangkan oleh Mgr. Soegijapranata, uskup pertama pribumi yang namanya diabadikan menjadi nama Universitas ini. Tahun 2015 ini tema PTMB adalah “UgahariMandiri”, yang berarti sederhana dan mandiri.
mengembangkan nilai-nilai kesederhanaan, rendah hati, tidak berlebihan, mau bekerja keras dan tidak tergantung orang lain Tema karya ini mengandung pesan agar mahasiswa baru sebagai bagian dari Unika mengembangkan nilai-nilai kesederhanaan, rendah hati, tidak berlebihan, mau bekerja keras dan tidak tergantung orang lain. Di samping tema yang disiapkan secara khusus oleh tim dari The Soegijapranata Institute, PTMB 2015 mencoba semakin menjauhkan proses orientasi mahasiswa
Pada Rabu, 12 Agustus 2015, di hari pertama PTMB seluruh peserta akan serentak diberi materi mengenai “UgahariMandiri” yang dikemas secara kontekstual sedekat mungkin dengan dunia mahasiswa. Kurang lebih 30 dosen yang dilatih secara khusus bertindak sebagai fasilitator, dibantu oleh co fasilitator yakni mahasiswa yang juga telah mendapat pelatihan khusus.
Pada hari kedua dan separuh hari ketiga mahasiswa baru diajak untuk mengenal lebih dekat tentang Program Studi/Fakultasnya. Menjelang sore Jumat 14 Agustus seluruh peserta akan melakukan upacara penutupan yang sederhana namun tidak mengurangi kegembiraan karena mahasiswa baru telah menjadi bagian dari sebagai keluarga besar Unika Soegijapranata. (lt/u3)
Kronik Edisi 88/Th.XIII
21 Agustus 2015
1
Bermodal ‘Goal Setting’ Sampai ke Norwegia Pembicara Diskusi Bulanan Fakultas Teknik kali ini, Selasa (14/7), tinggal di Norwegia. “Pembicara kali ini adalah kakak kelas Anda. Dia angkatan 1997 dan lulus 2002. Semoga Anda sekalian bisa belajar banyak dari pengalamannya,” tutur Widija Suseno ketika membuka acara. Benedicta Utami S. Kiplesund, begitu nama lengkapnya. Dibagian akhir namanya tersemat nama asing karena mantan dosen Unika Soegijapranata ini telah menikah dengan warga negara Norwegia. “Kali ini saya ingin bercerita mengenai pengalaman belajar dan bekerja di Norwegia,” tuturnya ketika mulai berbicara. Perjalanannya ke Norwegia diawali dengan perjuangannya mendapat beasiswa. “Selepas S1 saya diterima menjadi dosen untuk Program Studi Teknik Sipil. Tapi kan minimal harus S2. Waktu itu saya diterima di 3 program beasiswa, dan yang saya pilih yang di Norwegia,” kisah ibu dua anak yang gelar masternya didapat di bidang Hydropower Development ini. Pilihan ini membuatnya masuk ke ‘zona berani’. Keberaniannya ini muncul karena tantangan orang tua saya. “Waktu itu saya pengin banget kuliah lagi. Saya bilang sama orangtua saya dan mereka menjawab ‘kami hanya bisa membiayai sampai S1. Kalau mau kuliah lagi carilah beasiswa atau kerja dulu’,” ucapnya. Dia juga menceritakan bahwa semester pertama di Norwegia dia jalani dengan berat karena kendala bahasa. “Saya sudah kursus bahasa Inggris. Tapi ternyata bahasa Inggris untuk teknik berbeda dengan bahasa Inggris percakapan biasa. Karena kesulitan itu, dari 4 matakuliah yang saya ikuti, 2 matakuliah dapat nilai B dan dua yang lain C,” imbuhnya, “Lalu setiap malam saya terus belajar. Di semester berikutnya dari 4 mata kuliah, nilai A saya dapatkan untuk 3 matakuliah dan satu yang lain nilainya B.”
Segalanya Harus Ditarget “Mau meraih sesuatu, ya harus usaha!” tandas alumna Norges Teknisk-Naturvitenskapelige Universitet (NTNU) ini. Ia pun memberi tips, salah satunya adalah dengan mempunyai goal. “Segala sesuatunya harus ditarget, harus ada goal-nya,” ia mengimbuhkan. Ia menyadari untuk bisa kuliah di luar negeri harus bisa bahasa Inggris. Untuk itu sejak semester 1 ia mengikuti kuliah di CLT dengan serius. Selepas S1 pun ia masih melanjutkan kursusnya, “Itu karena saya mentargetkan sesudah S1 harus bisa bahasa Inggris.”
meyakinkan interviewer bahwa kelebihan saya akan membantu terselesaikannya proyek, yaitu bahasa. Orang Timor Timur masih menggunakan bahasa Indonesia, jadi ini akan sangat membantu.” Karena itu ia mengajak para peserta untuk berani, “Jadi jangan malu karena status kebangsaan Anda. Meskipun Anda orang Indonesia, kalau Anda yakin punya kemampuan, ya jangan malu. Kalau di luar negeri kita ini lho yang jadi bule.” (teodomina)
Ketika mencari beasiswa pun ia membuat target yang terukur, “Semuanya saya siapkan benar-benar. Saya membuat list universitas mana yang akan saya tuju, di Inggris ada universitas apa saja, di Norwegia mana saja yang bisa saya masukkan dalam daftar, dan syaratsyaratnya saya pahami juga.” Dengan memiliki target seperti ini ia kemudian tahu halhal apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut dan ia bisa memanfaatkan waktu dengan baik. “Sewaktu masih kuliah saya juga berusaha memanfaatkan waktu dengan baik. Saya pernah mengikuti summer job di sebuah perusahaan. Proyeknya dilakukan di Timor Timur,” tutur ibu dari Yohana dan Yacob ini. Peraih predikat thesis terbaik di NTNU ini juga menuturkan bahwa proyeknya di Timor Timur ini ia dapatkan karena ia menyadari kemampuan yang ia miliki,”Waktu itu yang membuat saya diterima adalah karena saya
2
21 Agustus 2015
Kronik Edisi 88/Th.XIII
Belajar itu Mengalami Secara Langsung Berbeda dengan mahasiswa tingkat sarjana (S1), selama proses perkuliahan mahasiswa pasca sarjana profesi psikologi Unika Soegijapranata lebih banyak melakukan praktikum dan praktik profesi yang didasarkan pada teori dan bukti-bukti ilmiah. Pendidikan magister profesi psikologi memang bertujuan meluluskan psikolog yang beretika dan mempunyai kompetensi untuk melakukan praktik psikologi sesuai dengan bidang mayor yang dipilih. Untuk itu, pada hari Kamis-Jumat (21-22/5) yang lalu Magister Profesi Psikologi Unika Soegijapranata yang mayor studinya Klinis Dewasa melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) ke Bogor. “Yang pertama kami mengunjungi Panti Rehabilitasi Narkoba milik Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lido, dan yang kedua di Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi,” tutur Gaby, salah satu mahasiswa magister profesi psikologi. Ia kemudian bercerita bahwa di Lido para peserta mendapat sharing profesional dan tour facility. “Kami juga berdinamika langsung dengan para residen, residen,” imbuhnya.
Mahasiswa Magister Profesi Psikologi berfoto bersama di depan panti rehabilitasi Badan Narkotika Nasional
Dengan mengalami langsung seperti ini ia semakin memahami bagaimana intervensi yang bisa dilakukan. “Kalau hanya di kelas kan cuma tau teorinya saja. Kalau seperti ini kami jadi tahu dan paham supportive group therapy itu kaya apa, dance movement therapy itu yang kaya apa,” bebernya. Kegiatan di Lido ini dilaksanakan pada hari pertama, dan pada hari kedua para peserta mengunjungi RSJ . “Di RSJ ini kami juga menemukan pengalaman menarik. Ternyata banyak juga yang pura-pura gila. Kebanyakan (berpurapura gila) karena ingin lari dari hukum,” ungkapnya. Mahasiswa memang perlu melihat langsung apa yang dipelajarinya di dalam kelas. Kegiatan KKL seperti ini merupakan pengejawantahan pepatah Jawa yang berbunyi ngelmu iku kelakone kanthi laku. Terjemahan bebasnya kira-kira seperti ini ‘belajar yang benar adalah melakukannya, sampai benar-benar berhasil’. (teodomina)
Program Doktoral Baru Diharap Bantu Optimalisasi Daya Saing Bangsa Dunia industri dan lembaga pendidikan di Indonesia seharusnya bisa saling menunjang untuk mengoptimalisasi kemajuan serta daya saing bangsa. Namun, potensi tersebut belum disinergikan dengan baik. Untuk itu dukungan universitas sangat diperlukan. Hal ini diungkapkan oleh Prof Dr Adang Suwandi Ahmad di Unika Soegijapranata pada hari Senin (27/7). Kronik Edisi 88/Th.XIII
21 Agustus 2015
3
Harapan pengajar di Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut ternyata ditangkap pula oleh Unika Soegijapranta yang mengusulkan pembukaan program studi baru. “Salah satu misi kami membuka program S3 Kepemimpinan Stratejik adalah menghasilkan ahli di bidang ilmu kepemimpinan secara multidisipliner dan interdisipliner untuk mendorong kesejahteraan masyarakat dengan menjunjung tinggi etika dan integritas,” tutur Dr Cecilia Titiek Murniati ketika menyampaikan presentasi.
Kehadiran Prof Adang ke Unika Soegijapranata adalah dalam rangka visitasi mewakili Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) karena sebelumnya Unika mengajukan proposal pengajuan program studi doktoral baru, yaitu S3 Strategi Kepemimpinan. “Dari 62 universitas yang mengajukan proposal pendirian program studi baru, Unika Soegijapranata termasuk 22 yang lolos dan kami visit,” imbuhnya.
Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa motivasi pengusulan program studi ini tak dapat dipisahkan pula dari kondisi faktual bangsa ini yang ditengarai mengalami krisis kepemimpinan. “Kerinduan akan pemimpin yang berpihak kepada rakyat, bebas korupsi atau berani mengambil keputusan yang adil harus dijawab oleh perguruan tinggi. Selain itu, kebetulan program studi ini belum ada di Indonesia walaupun universitas lain di luar negeri sudah banyak yang mempunyai program yang sama,” imbuh pengajar di Fakultas Bahasa dan Seni ini.
Ia juga menjelaskan bahwa tujuan timnya melakukan visitasi adalah untuk menyamakan persepsi. “Kami ke sini bukan untuk melakukan penilaian atas dokumen proposal yang diajukan, tetapi untuk menyamakan persepsi. Harapannya satgas lalu memperoleh inspirasi untuk melakukan revisi dokumen proposal pengajuan program studi baru,” tuturnya. Selain Prof Adang, visitor yang mewakili ialah Prof Dr Salengke dan Prof Dr Syamsul Rizal.(teo)
Rangkaian Acara Dies Natalis ke-33 Unika Soegijapranata
Soegijapranata ij Memorial i l Lecture IV
“Membangun Generasi Muda dengan Keteladanan” Soegijapranata Memorial Lecture Unika Soegijapranata telah diselenggarakan pada hari Senin dan Selasa, tanggal 27 dan 28 Juli 2015, bertempat di Pastoran Sanjaya Muntilan. Soegijapranata Memorial Lecture (SML) adalah pertemuan para pejabat struktural yang merupakan agenda tahunan The Soegijapranata Institute (TSI) yang bertujuan untuk mengumpulkan semua pejabat struktural di lingkungan Unika Soegijapranata dalam suatu kegiatan supaya lebih mendalami nilai-nilai Soegijapranata. Adapun tema SML tahun ini adalah “Membangun Keteladanan Bagi Generasi Muda”, artinya para pejabat struktural itu diharapkan nantinya dapat memberikan keteladanan dan contoh bagi staf dilingkungannya dan
4
21 Agustus 2015
para mahasiswa. Sedangkan wujud keteladanan itu salah satunya adalah keteladanan dalam pekerjaan, sikap dan pergaulan di lingkungan kampus Unika Soegijapranata. “Keteladanan tersebut harapannya muncul dari hati dan sikap kita apa adanya, yang terbaik, tidak dibuatbuat dan tanpa pamrih serta bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memupus sifatsifat egosentris dan sebaliknya justru menumbuhkan habit yang lebih baik dan humanis sesuai dengan nilainilai Soegijapranata” demikian dikatakan oleh Ibu Rikarda Ratih Saptaastuti, S.Sos sebagai ketua panitia Dies Natalis ke-33 Unika Soegijapranata. Dalam kegiatan SML selama dua hari tersebut diundang dua orang narasumber yaitu Prof Mulyatno dari Universitas Sanata Darma dan Dr Rudyanto Susilo dari TSI. Dalam materinya Prof Mulyatno menyampaikan tentang keteladanan dari perspektif filsafat dan teologi sementara Dr Rudyanto memberikan materi tentang nilai-nilai keteladanan yang bersumber pada Soegijapranata.
Kronik Edisi 88/Th.XIII
Keakraban
Dalam kegiatan di hari berikutnya adalah acara keakraban yang diselenggarakan pada hari Jumat, 30 Juli 2015. Acara keakraban diawali dengan penanaman pohon secara simbolis oleh Prof Budi Widianarko sebagai Rektor Unika Soegijapranata di area lapangan parkir baru Unika Soegijapranata. Hal ini mengingat di area parkir tersebut masih baru sehingga perlu ditanami tanaman yang nanti dapat membuat teduh di lingkungan sekitar area tersebut. Kegiatan keakraban tersebut melibatkan seluruh dosen dan tenaga kependidikan di lingkup Unika Soegijapranata dengan tujuan untuk lebih mengakrabkan dosen dan tenaga kependidikan Unika disela-sela kesibukan seharihari yang sudah semakin padat. (ags)
Misa Dies Unika di Cungkup Mgr. Soegijapranata t
Misa Konselebrasi dengan selebran utama VIKJEN KAS Romo Fx. Sukendar Pr, konselebran Romo Dodit Haryono Pr dan Romo Y. Gunawan Pr, telah diselenggarakan hari Senin, 3 Agustus 2015, pukul 08.00 di Cungkup Mgr. Soegijapranata, TMP Giri Tunggal Semarang. Misa konselebrasi tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Dies Natalis Unika Soegijapranata yang ke-33. Misa dihadiri oleh seluruh civitas akademika, dan beberapa wakil umat katolik di kota Semarang dan dimulai pukul 08.00 serta berakhir kurang lebih pukul 09.30 wib. “Unika Soegijapranata diharapkan dapat membangun kemanusiaan yang lebih nyata, mengantar atau mempersiapkan para mahasiswa dengan keterlibatan para dosen dan karyawan Unika Soegijapranata ditengahtengah negeri kita yang sedang membangun, terutama kota Semarang yang sedang membangun. Hal lain Unika Soegijapranata diharapkan juga bisa menjadi berkat bagi seluruh Indonesia, melalui dimanapun para alumni berada, supaya semakin nyatalah nilai-nilai kemanusiaan dan penghargaan akan martabat pribadi manusia itu diwartakan dan digelorakan dalam semangat yang
nyata. Supaya semangat itu diupayakan dalam dialog inter kultural, semoga dengan cara demikian, kehadiran Unika Soegijapranata menjadi berkat bagi sebanyak mungkin orang� demikian pesan Romo Fx. Sukendar Pr ketika ditanya tentang Dies Natalis Unika yang ke-33. Diakhir misa, sebelum misa ditutup dengan berkat oleh Romo, Prof. Budi Widianarko sebagai Rektor Unika Soegijapranata juga berkesempatan untuk menyampaikan pidato singkat yaitu untuk semakin meneguhkan dan mengingatkan kepada seluruh civitas akademika untuk menjawab ajakan yang muncul dari nilai-nilai Mgr. Soegijapranata. Salah satu bentuk wujud nyatanya adalah kegiatan yang baru saja direalisasi yaitu penyelenggaraan KKN Unika Soegijapranata bersama dengan Unika Parahiyangan di salah satu kabupaten termiskin di Jawa Tengah. Selain itu dengan spirit lima roti dan dua ikan, semoga Unika Soegijapranata dapat bertahan bersama-sama mengarungi tantangan masa depan, mengingat sudah 33 tahun Unika Soegijapranata melewati masa tersebut sehingga harapannya ke depan akan lebih semangat dan dapat memberikan pengaruh serta nilai tambah kepada masyarakat. (ags)
Kronik Edisi 88/Th.XIII
21 Agustus 2015
5
Romo Sastro Terima Penghargaan Dari Unika Tujuan pendidikan bukan kecerdasan individu, tetapi kecerdasan bangsa. Itulah salah satu pemikiran Prof Dr Michael Satrapratedja SJ yang akrab disapa Romo Sastra. Rektor Unika periode 1989-1993 itu dikenal mempunyai ide-ide kuat berkait kemanusiaan, khususnya dalam bidang pendidikan. Menurutnya, pendidikan yang humanis adalah pendidikan yang membuat manusia menjadi lebih manusiawi. Pendidikan selalu menghargai keunikan setiap peserta dan mengembangkan kelebihan yang dimiliki. Manusia dihargai dan berkembang semakin menjadi manusia setelah menjadi peserta pendidikan. Lantaran pemikiran yang kuat itu, namanya diusulkan oleh anggota Senat Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata sebagai salah satu nama yang dipandang layak menerima penghargaan dalam Dies Natalis Unika, bertema ”Membangun Kemanusiaan”. ”Penghargaan Unika Soegijapranata ini diberikan kepada Romo Sastra karena kepemimpinan, prestasi, dan pengabdiannya dalam dunia pendidikan,” kata Rektor Unika, Prof Budi Widianarko, kemarin. Selama mengabdi di Unika, Romo Sastra menekankan pendidikan yang memanusiakan mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat belajar memilih sesuatu dengan baik dan mampu beradaptasi. Baginya, universitas adalah komunitas belajar yang bertujuan melestarikan dan memajukan pengetahuan, mencari kebenaran, dan mengembangkan kekuatan intelektual manusia. Dengan demikian, sebuah universitas seharusnya merupakan tempat kebebasan mimbar yang kritis menggali dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Semangat tersebut ditanamkan Romo Sastrapratedja kepada Unika Soegijapranata dengan membentuk kegiatan untuk mahasiswa, yakni ”Awaken the Giant Within”.
Bimbingan Manusiawi Romo Sastra memberi contoh mengenai kedisiplinan, manajemen yang rapi, dan pembimbingan kepada mahasiswa secara manusiawi sesulit apa pun mahasiswa tersebut. Romo Sastra juga memotivasi dosen dan tenaga kependidikan untuk berani berkembang dan meninggalkan zona nyaman guna meraih prestasi yang lebih tinggi. Upacara penganugerahan penghargaan kepada Romo Sastra dilangsungkan Rabu (5/8) pada Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis Unika Soegijapranata yang ke-33. Selain pemberian penghargaan, disampaikan pula orasi ilmiah oleh Dr Y Bagus Wismanto bertema keluarga sebagai dasar segala pendidikan. Dr Y Bagus Wismanto pernah menjadi Rektor Unika pada 20042009.
6
21 Agustus 2015
Kronik Edisi 88/Th.XIII
Campus Ministry Unika Soegijapranata dan Widya Mandala Surabaya berziarah ke makam Mgr. Alb. Soegijapranata di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang, Kamis (30/7)
Bertemunya Dua ‘Campus Ministry’ “Saya rasa kunjungan ini bermakna penting karena jika dua campus ministry bertemu pasti membicarakan hal-hal yang baik,” pernyataan ini diucapkan Prof Budi Widianarko ketika menyambut kedatangan Campus Ministry Unika Widya Mandala (UWM) Surabaya yang terdiri dari satu romo, satu karyawan, dan 5 mahasiswa, pada hari Kamis (30/7). Lebih lanjut ia juga berharap bahwa dengan kunjungan ini, baik Unika Soegijapranata maupun Widya Mandala semakin meneguhkan langkah untuk menjadi universitas katolik sesuai harapan. “Harapan yang saya maksud tentu saja agar kita menjadi institusi pembawa kabar baik. Baik bagi masyarakat di sekitarnya, dan terlebih bagi mahasiswanya sendiri,” imbuhnya. Menanggapi sambutan dan harapan Prof Budi, pimpinan campus ministry UWM Surabaya, Rm. Yohanes Rudianada, Pr mengungkapkan bahwa tujuan kunjungan ini ialah untuk saling belajar dan berbagi pengalaman pengelolaan campus ministry. “Campus ministry di UWM itu baru jalan 6 tahun ini. Untuk itu kami merasa perlu belajar dari berbagai universitas, dan tahun ini gilirannya Unika Soegijapranata yang ilmunya kami serap,” tutur imam diosesan Keuskupan Surabaya ini. Campus ministry yang di Unika Soegijapranata disebut pula UPT Reksa Pastoral Kampus (RPK) merupakan unit pelayanan kampus yang dibentuk untuk melayani pembinaan kebutuhan dan pengembangan rohani di Universitas baik dosen, karyawan dan mahasiswa.
Mengejawantahkan Semangat Soegijapranata Selain pembinaan rohani, ketua campus ministry Unika Soegijapranata, Rm. Yohanes Gunawan, Pr menjelaskan bahwa unit ini berperan pula dalam mengaktualisasikan semangat patron universitas yang terletak di Bendan Dhuwur ini, yaitu Mgr. Soegijapranata. Untuk itu, dalam kesempatan ini, dihadirkan pula ketua The Soegijapranata Institute (TSI), Theodorus Sudimin. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini kemudian menceritakan bahwa pemilihan nama universitas ini bermakna dalam. “Pemilihan tokoh Soegijapranata ini bisa dibilang spesial, karena para pendiri memilihnya bukan karena beliau seorang uskup, tetapi karena Soegijapranata adalah pahlawan nasional,” tutur dosen yang sehari-hari disapa Theo ini. “Yang menarik lagi adalah pengangkatan beliau sebagai pahlawan nasional terbilang cukup cepat. Pada tanggal 22 Juli 1963 Mgr. Soegijapranata dinyatakan meninggal dunia di Belanda, empat hari kemudian pada tanggal 26 Juli 1963 presiden Soekarno mengangkatnya sebagai pahlawan nasional. Padahal jenazahnya baru sampai di Indonesia pada 28 Juli 1963,” imbuhnya, “Hal itu mensiratkan makna bahwa Soegijapranata sungguh berperan besar bagi bangsa Indonesia.” Kunjungan yang dilakukan sejak pukul 10.00 ini kemudian ditutup dengan ziarah ke makam Mgr. Albertus Soegijapranata di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal, Semarang. (teo)
Kronik Edisi 88/Th.XIII
21 Agustus 2015
7
Prodi Sistem Informasi Luncurkan Game Bersih-Bersih Wisata Jawa Tengah Lokasi yang diperkenalkan saat ini adalah wisata di daerah Semarang dan sekitarnya, antara lain Lawang Sewu, Candi Gedong Songo, dan Stasiun Ambarawa. Namun lokasi-lokasi ini masih akan bertambah dengan melihat adanya bagian yang masih dikosongkan di halaman depan permainan. Dukungan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo juga menjadi dorongan bagi program studinya untuk menarik banyak pihak ke dalam permainan ini.
Baru-baru ini program studi Sistem Informasi Unika meluncurkan satu lagi permainan berbasis Android di Google Play Store. Permainan digital yang dibuat oleh mahasiswa-mahasiswa konsentrasi Game Technology dan diberi nama Let’s Clean ini mengambil lokasi di beberapa lokasi wisata Jawa Tengah. Tujuan pembuatan game ini selain untuk menumbuhkan kesadaran kebersihan di lingkungan sekitar, juga untuk mengenalkan lokasi-lokasi wisata di Jawa Tengah dan menumbuhkan kebanggaan akan kekayaan wisata daerahnya. Sehingga tiga manfaat dapat tercapai sekaligus, kata ketua program studi Brenda Chandrawati, MT.
Unit Un nit
Nama
CLT T
MM. AYU DIAN KRI KRISTIANA RIIST RIST STIA T NA
Tanggal 01-Agust g
LPSDM
DIAN SUSANTI
02-Agust
MANAJEMEN
MY. DWI HAYU AGUSTINI
03-Agust
BAU
AGUS DARTO MIARSO
04-Agust
CLT
AGUSTINA RETNO WIDYONARTI
04-Agust
HUKUM
EMANUEL BOPUTRA
05-Agust
BAU - TEKNISI
SLAMET KOSIM
05-Agust
ARSITEKTUR
AM. SUBEKTI DARMAWAN
06-Agust
BAU
DWI PURNOMO
06-Agust
PSIKOLOGI
AUGUSTINA SULASTRI
06-Agust
PSIKOLOGI
EMMANUELA HADRIAMI
07-Agust
PSIKOLOGI
ALPHONSUS RACHMAD DJATI WINARNO
07-Agust
ILMU KOMPUTER
AGUST DARMAJI
07-Agust
LPSDM
AGUSTINA ALAM ANGGITASARI
07-Agust
SASTRA
EMILIA NINIK AYDAWATI
08-Agust
HUKUM
HOTMAULI SIDABALOK
08-Agust
EKONOMI
MUH. SAIFUDIN
08-Agust
EKONOMI
FE. DEWI RETNOWATI
09-Agust
AKUNTANSI
H. SRI SULISTYANTO
09-Agust
Pada awal puasa yang lalu, jurusan yang mendukung aliran edugame atau game berbasis edukasi ini juga meluncurkan game Berkah Ramadhan sebagai bentuk edukasi kepada anak-anak akan pentingnya puasa. Saat ini beberapa sekolah di Semarang, seperti Kebon Dalem, YSKI, dan Karangturi telah menjalin kerjasama dalam pelatihan pengembangan game edukasi untuk guru dan ekstrakurikuler untuk siswa-siswa di sana. Menurutnya, aliran edugame atau game edukasi yang dikembangkan di dalam program studinya merupakan bentuk perjuangan dalam menghasilkan permainanpermainan digital yang positif dan membantu banyak pihak terutama anak-anak dan sekolah.
Unit
Nama
PSIKOLOGI
ERNA AGUSTINA YUDIATI
Tanggal
ARSITEKTUR
IM. TRI HESTI MULYANI
11-Agust
AKUNTANSI
CLARA SUSILAWATI
12-Agust
10-Agust
ILMU KOMPUTER
ANTONIUS YULIANTO
13-Agust
BAU - PARKIR
AGUNG SUTRISNO
13-Agust
CLT
AGUSTIN HESTI PERTIWI
14-Agust
PASCA
WIWIEN VIERAGUSTIN MARIA
15-Agust
ARSITEKTUR
AGUSTINUS DICKY
15-Agust
MANAJEMEN
A. EVA MARIA SOEKESI
16-Agust
ELEKTRO
ANT. JUANG. SAKSONO
19-Agust
ILMU KOMPUTER
TECLA BRENDA CHANDRAWATI
19-Agust
YAYASAN SANJOYO
JOKO SUTRISNO
21-Agust
BAU
INANG SARBONO
22-Agust
BAU
ALOSIUS JUARDI
24-Agust
HUKUM
AGUSTINUS JOKO PURWOKO
25-Agust
PERPUSTAKAAN
JP. DIDIT
29-Agust
PASCA
SETYO ADI PUTRANTO
29-Agust
LPT
AGUS SRIYONO
29-Agust
BAU - DRIVER
YULIAWAN
30-Agust
SIDANG REDAKSI wakil rektor 1 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER teo, moli, boly, telis, andra jojo, tika LAYOUT e nanto KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433 email : kronik@unika.ac.id
®
8
21 Agustus 2015
Kronik Edisi 88/Th.XIII