@KoranMadura
RABU
KORAN MADURA RABU 05 DESEMBER 2012 NO.0008 | TAHUN I
Satu Hati untuk Bangsa
05 DESEMBER 2012
NASIB ACENG KIAN DI UJUNG TANDUK
ICAL TERKESAN LEPAS TANGAN SOAL LAPINDO
Rapat panitia khusus DPRD Garut telah mengeluarkan rekomendasi kepada Kementerian Dalam Negeri guna melakukan “pemecatan”
Aburizal Bakrie terkesan lepas tangan terkait pelunasan utang PT Lapindo Brantas terhadap korban lumpur di Sidoarjo.
>> halaman 02
1
Koran Madura
Harga Eceran Rp 2500,- Langganan Rp 50.000,-
MENGEBOR SUMUR, KELUAR GAS Sebuah sumur yang dibor warga di Desa Angsoka Kecamatan Omben Sampang digali untuk mendapatkan air bersih, namun yang keluar dari lubang bor justeru semburan gas.
>> halaman 02
>> halaman 06
PAMANGGI Madura 2045 Oleh : Oleh: Nur Rahmad Akhirullah, SE Jurnalis dan Ketua PA GMNI Bangkalan
B
s.bachri/koranmadura
KARAPAN SAPI
- Hingga saat ini budaya karapan sapi di Pulau Madura masih terus digemari oleh masyarakat setempat. Bahkan setiap kali digelar even Piala Presiden, wisatawan mancanegara pun selalu tampak hadir untuk menyaksikan kebudayaan khas Madura ini.
Dermaga
Pelabuhan Raas Diperkirakan Beroperasi 2013 SUMENEP – Pelabuhan Raas di Kecamatan Raas, Pulau Raas, yang proses pembangunannya telah selesai pada tahun ini, diperkirakan akan beroperasi pada 2013 mendatang. Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep M Choyroni Argoto mengatakan, saat ini, pihaknya tinggal menunggu penyerahan secara resmi pengelolaan Pelabuhan Raas dan semua fasilitasnya itu dari Kementerian Perhubungan ke pemerintah daerah. “Semua fasilitasnya sudah lengkap. Kalau sudah ada penyerahan pengelolaan dari Kementerian Perhubungan ke pemerintah daerah, tentunya kami akan berusaha mengoperasikan secepatnya dan itu bisa direalisasikan pada awal 2013,” katanya, kemarin. Setelah dioperasikan, kata dia, pihaknya berencana membuka jalur RaasJangkar, Situbondo dan juga Raas-Gilimanuk, Bali. “Sebagian warga Raas bekerja di luar daerah, di antaranya di Situbondo dan Bali. Sehingga, kami menilai di dua jalur tersebut terdapat potensi calon jumlah penumpang,” ujarnya. Ia menjelaskan, pemerintah daerah sebenarnya ingin Pelabuhan Raas itu secepatnya bisa beroperasi, karena akan membuat tersedianya akses baru di bidang pelayanan transportasi laut. “Selama ini, warga Raas yang ingin ke Situbondo maupu Bali biasanya naik perahu. Kalau nantinya pelabuhan tersebut beroperasi, kami yakin ada perusahaan pelayaran yang bersedia dan akan mengoperasikan kapalnya untuk melayani jalur ke Situbondo maupun Bali,” kata Argoto. Pembangunan Pelabuhan Raas merupakan kegiatan atau program Kementerian Perhubungan. (rif/abe)
Pemilihan Umum 2014 Terancam Gagal JAKARTA- Putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang memerintahkan 18 partai politik yang tak lolos verifikasi administrasi agar diikutkan dalam verifikasi faktual di KPU mengganggu proses dan tahap-tahap penyelenggaraan Pemilu Legislatif April 2014 mendatang. DKPP telah bertindak melampaui kewenangan yang diatur undang-undang (UU). “Putusan DKPP, bagai buah simalah-kama bagi KPU, dan dapat mengancam tahapan pemilu selanjutnya,” ujar Kordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Sebastian Salang di Jakarta, Selasa (4/12). Menurut dia, keputusan DKPP tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian hukum, serta hancurnya wibawa penyelenggara pemilu di hadapan peserta pemilu. Apalagi, DKPP tidak punya kewenangan untuk menentukan partai politik mana yang boleh dan tidak boleh untuk mengikuti proses verifikasi faktual oleh KPU. “Munculnya fenomena-fenomena tersebut di atas sungguh sangat mengkhawatirkan bahwa Pemilu legislative 2014 yang dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia, justru sebaliknya bisa lebih parah dari pemilu sebelumnya,” jelas dia. Dia mengatakan keputusan DKPP yang membolehkan 18 parpol mengikuti proses verifikasi faktual oleh KPU berarti membatalkan (ketetapan) keputusan KPU yang menyatakan 18 partai politik
tidak lolos berdasarkan verifikasi administrasi oleh KPU. Pertanyaannya, apakah DKPP memiliki kewenangan membatalkan keputusan atau ketetapan KPU. “Jika DKPP dibiarkan membuat keputusan seperti ini maka akan menimbulkan kekacauan dalam tahapan maupun pelaksaan pemilu ke depan,” tegas dia. Dia menilai, alasan DKPP mengikutsertakan 18 Partai politik dalam proses verifikasi factual adalah karena ada pembangkangan, pemboikotan, dan ketidaktaatan jajaran Sekretariat Jenderal yang merupakan dissimilar process sebagaimana disebutkan pada (poin 3.11 Putusan DKPP) sangat tidak masuk akal. Justru keputusan DKPP ini mengakibatkan proses pendaftaran dan verifikasi administrasi partai politik peserta pemilu 2014 menjadi terhambat bahkan merusak proses verifikasi administrasi partai politik peserta pemilu 2014. “Jika logika DKPP ini diterima an pertimbangannya sebagai dasar keputusan, maka bukan tidak mungkin, kecurigaan, keraguan dan ketidakpercayaan peserta pemilu dan atau masyarakat terhadap hasil pemilu dan mengadukan kepada DKPP, maka DKPP dapat membatalkan hasil pemilu dan memerintahkan untuk pemungutan suara ulang. Bukankah hal seperti ini justru bisa menimbulkan kekacauan?,” tanya Karus. Menyalahi Senada dengan Salang, Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Ganjar Pranowo menilai DKPP menyalahi kewenangan. “Keputusan DKPP menyalahi UU karena melebihi kewenangan lembaga yang harusnya hanya memutuskan perkara etik,” tegas dia. Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga menyayangkan KPU tidak
mengeluarkan surat keputusan bagi parpol calon peserta pemilu 2014, pasca verifikasi administrasi. Ganjar mengaku, komisi II DPR akan mengundang KPU, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), dan DKPP, untuk menyelesaikan kisruh verifikasi parpol. Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB), Malik Haramain menilai Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie telah melakukan tindakan yang blunder dan overacting, karena memberikan keputusan yang melampaui tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang dimiliki lembaga. “Dalam Tupoksi, DKPP hanya melakukan penyelidikan terkait pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu,” kata dia. Karenanya Malik meminta KPU tidak melakukan verifikasi faktual terhadap 18 parpol yang sudah gagal dalam verifikasi administrasi. “Saya ingatkan KPU untuk tahan diri dan tidak gegabah atau takut untuk cepat-cepat memverifikasi 18 parpol tersebut. Kami akan memanggil DKPP dan mempertanyakan hal ini,” katanya. Namun Juru bicara DKPP Nur Hidayat Sardini, mempersilakan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) melakukan eksaminasi atau peninjauan kembali atas putusan sidang perkara dugaan pelanggaran kode etik KPU Pusat. “Setiap warga negara punya hak menyatakan pendapat baik lisan maupun tulisan, tentu kita hargai dengan apa pun latar belakang mereka,” kata juru bicara DKPP Nur Hidayat Sardini, di Jakarta, Selasa (4/12). Menurut Nur, DKPP menunggu dan menghargai langkah-langkah eksaminasi, dengan pandangan positif. Perihal adanya sejumlah pihak yang menyatakan bahwa putusan DKPP kontroversial, Nur mengatakan bahwa putusan harus dilihat dalam konteks yang lebih besar dan utuh. (gam/abe)
LA BHEDE BHEI
Bisa Hari Ini “Oke pak, saya pesan kursi model ini. Uang muka saya transfer ke rekening bapak,” kata seorang anggota DPR pada pedagang meubel, Surawi, dari Madura. Dalam perjalanan, selesai mentranfer, anggota DPR itu menelpon Surawi. “Uang muka sudah ditransfer pak. Kapan kira-kira selesainya?” “Eh, sekarang tanggal empat, ditambah dua minggu. Ya sekitar tanggal 19 lah,” jawab Surawi. “Waduh, lama yah.” “Memang begitu pak. Hari ini sebenarnya bisa selesai, kalau bapak pesan dua minggu lalu,”papar Surawi, santai. Anggota DPR: ???
Cak Munali
Kongres Kebudayaan Madura
Akan Bahas Soal Perempuan SUMENEP – Kongres Kebudayan Madura (KKM) jilid II yang digelar minggu ketiga Desember ini antara lain akan membahasa soal perempuan, selain masalah Suramadu, bahasa, kesenian, dan tradisi. Tim perumus memandang perempuan harus dibicarakan agar kelangsungan hidupnya semakin berdaya. Panitia KKM jilid II Januar Herwanto mengatakan, perempuan adalah ibu semua bangsa. Tetapi dalam realisasinya, banyak pihak yang kurang membuat perempuan berdaya. Antara lain, perempuan dianggap hanya layak di dapur, sumur, dan
dapur. Padahal, perempuan berhak lebih berdaya dan berada di ruang publik. Karena itu, laki-laki yang lahir dari ibu berhak menempatkan perempuan di posisi yang berdaya, setara, dan proporsional. Sehingga, kaum ibu itu tidak terkungkung meski tidak harus merasa bebas-sebebasnya. Misalnya, Januar mengatakan perempuan sebagai ibu tak bisa tergantikan dengan alasan apapun. “Soal perempuan itu hanya satu hal yang akan dibahas disamping tema lainnya di dalam kongres kebudayaan 21 Desember mendatang,” katanya. (abe)
elum terbayang kemajuan apa saja yang akan dicapai pada 2045 mendatang. Kita yang hidup pada masa sekarang setidaknya hanya bisa berandai-andai. Dalam sebuah diskusi yang diadakan Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS) dan Universitas Trunojoyo (Unijoyo) Madura pertengahan Oktober 2012 lalu, gambaran tentang 2045 tergambar jelas. Pada 2045, misalnya anda orang Madura, Anda tidak lagi bersaing dengan tenaga kerja asal Surabaya atau Malang. Tapi, Anda juga harus bersaing dengan tenaga kerja asal Amerika, Australia dan Mesir. ”Lapangan kerja terbuka dan ditawarkan ke seluruh dunia,” kata Djoko Santoso, Direktur Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang hadir dalam acara tersebut. Apa yang disampaikan Djoko Santoso itu merujuk pada keniscayaan kemajuan sepanjang 33 tahun ini. Bukankah sejak lama kita tahu bahwa sejak era perdagangan bebas, dunia dan negara-negara seakan tanpa batas. Nah, dalam 33 tahun berjalan ini, era perdagangan bebas juga akan berlaku pada tenaga kerja. Maka, kondisi masyarakat akan semakin hetereogen di suatu wilayah. Kelak, kita tidak hanya bertetangga dengan warga asal Sumatera. Kita sudah harus terbiasa bertetangga dengan orang dari negara lain yang sedang mencari nafkah di Indonesia. Hal yang sama harus dibiasakan bagi warga Indonesia yang bekerja di luar negeri. Tidak dalam hal bekerja, tapi juga berwirausaha. Paparan Djoko Santoso itu sesungguhnya memberikan gambaran bagaimana pemerintah mengantisipasi kondisi 33 tahun mendatang itu. Setidaknya itu yang direncanakan. Sebab, jika tidak diantisipasi, Indonesia hanya akan ”mengimpor” tenaga kerja tanpa ”ekspor.” Pemerintah merencanakan meningkatkan jumlah lulusan Perguruan Tinggi (PT). Yang selama ini ternyata jumlahnya terlalu kecil untuk mengimbangi pasar tenaga kerja dunia. Berdasarkan data sensus penduduk 2010, di Indonesia ada sebanyak 19.844.485 jiwa penduduk berusia 19-23 tahun (usia kuliah). Dari jumlah tersebut hanya ada 5.226.450 jiwa penduduk usia kuliah yang menuntut ilmu di PT. Dalam persentase angka partisipasi kasar (APK) hanya ada 26,34 persen yang kuliah. Negara pantas khawatir dengan minimnya jumlah lulusan PT. Sebab, secara logis berdampak sistemik pada Produk Domistik Bruto (PDB) sebagai salah satu metode menghitung pendapatan negara. Mengaca ke negara lain, semakin banyak lulusan PT, semakin tinggi PDB-nya. Itu berarti semakin tinggi pendapatan negara yang punya lulusan PT banyak. PDB terdiri dari unsur pendapatan negara dari sektor pertanian, industri dan jasa. Kalangan pelaku dan pengamat ekonomi percaya, PDB negara berkualitas adalah negara yang sumber pendapatannya bersumber dari sektor jasa. Sebab, sektor jasa tidak dibatasi keterbatasan sumber daya, melainkan muncul dari kreativitas seseorang. Di dalam semua itu di mana anak-anak Madura akan mengambil atau mendapat bagian. Kenyataannya, masih banyak anak Madura yang kesulitan mendapatkan pendidikan. Jangan kan pendidikan di perguruan tinggi, pendidikan dasar di bangku sekolah masih banyak yang belum mampu mendapatkannya. Seorang aktivis pendidikan Madura yang juga dosen Uijoyo, Abdul Azis mengungkapkan sekitar 65 persen tenaga kerja di Madura hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). Lulusan PT diprediksi hanya berjumlah 15 persen. Sisa 20 persen lainnya adalah lulusan SMP dan SMA. Di sisi lain, banyak anak-anak tidak mampu membentuk antrean menunggu bantuan agar bisa mengakses bangku sekolah. Ancaman putus sekolah di Madura masih tinggi. Lalu di mana anak- anak Madura akan mengambil dan mendapat tempat dengan bekal pendidikannya jika kondisinya masih seperti sekarang. Jika 2045 persaingan ketenagakerjaan sudah tak terbatas negara, maka setidaknya masih ada waktu 20 tahun untuk memerbaiki sistem pendidikan. Jika tidak, bahkan di tempatnya sendiri mereka tak bisa duduk atau berdiri. Bisakah satu generasi siap bersaing di 2045 mendatang? (*)
Caca Colo Pemilu terancam batal Alamat eksekutif dan legislatif tanpa akhir masa jabatan dong..! Harga daging beranjak naik Naik mulu, kapan turunnya...?
KKM II
- Banyaknya persoalan seputar perempuan membuat Tim Perumus Materi KKM II merasa perlu membentuk devisi khusus perempuan.
Soal Lapindo Ical lepas tangan Tapi tetep buka koper kan...?!